• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI BISNIS DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI PENERBANGAN PADA PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI BISNIS DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI PENERBANGAN PADA PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Bisnis, Jurnal Management Strategic, Feb 2015

STRATEGI BISNIS DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI PENERBANGAN PADA PT. GARUDA INDONESIA

(PERSERO) TBK

INTHANNIA ELVARETHA WIJAYA, PRISCILIA MASRUROH, S.E., M.M.

School of Business Management Bina Nusantara University

Jakarta Abstract

Airline industry is a mean of transportation which makes it the first choice in terms of the speed of time. Garuda Indonesia is one of the airlines which provides full service facilities and give priority to customers. The flight business has been growing rapidly along with the new airlines that offer various services have draw the attention of passengers. The purpose of the company competitive quality. This research conduct in March 2014 to January 2015. The techniques of collecting data which are used in a company management are as follows interviews, survey, and questionnaire. The following analysis techniques are used in this research: IFE Matrix, EFE Matrix, CPM Matriks. SWOT Matrix and IE Matrix are used in the input level. Meanwhile, Big Strategy Matrix shows the alternative strategy which can be applied by company, the are Market penetration strategy, Product development strategy and market development strategy. In the end, QSPM produces priority strategy that can be applied by the company and it is called market penetration strategy.

Keyword: Airlines, Business strategy, Analysis SWOT, Competition

Abstrak

Industri penerbangan merupakan sarana transportasi yang menjadikannya pilihan pertama dalam hal kecepatan waktu.Garuda Indonesia adalah salah satu maskapai yang memberikan layanan jasa penerbangan full service dengan fasilitas pelayanan yang mengutamakan pelanggannya.Saat ini bisnis penerbangan telah bertumbuh pesat seiring dengan terus meningkatnya jumlah penumpang disetiap tahunnya.Banyaknya maskapai baru yang menawarkan jasa transportasi udara bersaing mengambil hati konsumen.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor eksternal dan internal perusahaan dan merekomendasikan alternatif strategi guna memperoleh keunggulan bersaing perusahaan.Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 sampai dengan Januari 2015.Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, survei dan kuesioner yang dilakukan terhadap pihak manajemen organisasi dalam perusahaan. Teknik analisis yang digunakan antara lain Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks CPM, pada Tahap Input Matriks SWOT, Matriks IE, Matriks Strategi Besar pada Tahap Pencocokan dan QSPM pada Tahap Keputusan. Hasil analisis dari Matriks SWOT, Matriks IE, dan Matriks Strategi Besar menunjukkan alternatif strategi yang dapat diterapkan perusahaan yaitu Strategi Penetrasi Pasar, Strategi Pengembangan Produk, dan Strategi Pengembangan Pasar. Pada akhirnya, QSPM menghasilkan prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan.Prioritas strategi tersebut adalah Strategi Penetrasi Pasar.

(2)

Kata kunci: maskapai penerbangan, strategi bisnis, analisis SWOT, persaingan

PENDAHULUAN

Tidak hanya produk berupa barang yang banyak memberikan manfaat untuk kelangsungan hidup manusia. Di era modern dan perkembangan teknologi serta meningkatnya kebutuhan akan pelayanan jasa yang dapat memberikan manfaat lebih untuk penggunanya, membuat transportasi sebagai salah satu jasa terpenting saat ini. Peran angkutan udara secara umum adalah memperkokoh kehidupan politik, pengembangan ekonomi, sosial dan budaya serta keamanan dan pertahanan. Di bidang pengembangan ekonomi, sosial dan budaya, angkutan udara memberikan kontribusi yang cukup besar antara lain, di bidang transportasi, pengembangan ekonomi daerah, pertumbuhan pariwisata dan ketenaga kerjaan. Kontribusi angkutan udara di bidang transportasi adalah memberikan layanan pengangkutan baik orang maupun barang melalui jalur udara yang menawarkan nilai tambah berupa efisiensi waktu dan kecepatan yang lebih baik dibandingkan model transportasi lainnya.

Dengan adanya faktor kecepatan tersebut disamping mampu menekan biaya produksi, mobilitas orang dan penyampaian kebutuhan barang atau jasa pun menjadi lebih cepat dan lebih baik. Kontribusi angkutan udara di bidang pengembangan ekonomi daerah adalah melakukan kegiatan lalu lintas orang maupun barang untuk membantu membuka akses, menghubungkan dan mengembangkan potensi ekonomi daerah yang pertumbuhan ekonominya masih rendah serta menghidupkan dan mendorong pembangunan wilayah khususnya daerah-daerah yang masih terpencil, sehingga penyebaran penduduk, pemerataan pembangunan dan distribusi ekonomi dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline maskapai dengan pelayanan penuh. Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda). Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang keselamatan dan keamanan.

Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan baru yang disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan konsep yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek.

Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai “Four Star Airline” dan sebagai “The World's Most Best Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012, Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai “World's Best Regional Airline” dan

“Maskapai Regional Terbaik di Dunia”. Sebuah lembaga konsultasi penerbangan bernama Centre for Asia Aviation (CAPA).

Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006 hingga 2010. Setelah melalui masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal dengan nama ‘Quantum Leap’.

Program ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.

Untuk bertahan dan tetap bersaing, perusahaan harus memiliki kemampuan membaca dan bertindak terhadap perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan dapat dianalisis secara eksternal maupun internal. Kemampuan internal merupakan sumber kekuatan (strengths) atau suatu kelemahan (weakness) yang dimiliki. Dikatakan kekuatan apa bila hal itu dapat mendorong tercapainya tujuan strategi, sebaliknya dikatakan sebagai kelemahan apabila hal itu mendorong menjauhi tercapainya tujuan strategi. Sedangkan eksternal merupakan

(3)

ancaman dari luar perusahaan (threat) dan peluang (opportunities) yang harus cakap perusahaan manfaatkan.

Persaingan dalam industri penerbangan telah berkembang pesat. Tinggal bagaimana perusahaan menyikapinya. Apakah akan dijadikan sebagai sebuah tantangan dan segera berbenah diri untuk menghadapi persaingan, atau dianggap sebagai sebuah ancaman.

Sejak tahun 2000, peraturan pemerintah mengenai penerbangan di Indonesia mulai dilonggarkan. Hal ini memunculkan banyak maskapai penerbangan baru di Indonesia. Tahun ini Kementerian Perhubungan mengeluarkan izin bagi empat maskapai, yakni Batik Air, Nam Air, Jatayu, dan Kartika Airlines untuk beroperasi. Data Kementerian Perhubungan menunjukkan ada 22 maskapai penerbangan komersial yang aktif saat ini, tidak termasuk kargo dan pesawat carter. Maskapai yang dinilai paling cepat tumbuh dan juga paling kompetitif di dunia adalah Lion Air, AirAsia Bhd dari Malaysia, Garuda Indonesia dan Mandala Airlines (sebagian dimiliki Tiger Airways Ltd dari Singapura).

Pertumbuhan penumpang pesawat tahun ini dan tahun depan diprediksi berada dikisaran 15% sampai 18%. Tahun 2012, Kementerian Perhubungan memperkirakan total penumpang yang diangkut maskapai penerbangan nasional berjadwal sebanyak 72.472.054.

Dari jumlah tersebut, 63.625.129 merupakan penumpang domestik dan 8.846.925 penumpang internasional.

Lion Air tercatat mengangkut jumlah penumpang paling tinggi, yakni 23,93 juta.

Disusul Garuda Indonesia 14,07 juta penumpang, Sriwijaya Air 8,1 juta penumpang, Batavia Air 6,01 juta penumpang, dan Merpati Nusantara Airlines 2,11 juta penumpang. Garuda Indonesia yang mengambil pangsa pasar kelas menengah ke atas dan tidak mempunyai saingan di Full Service airline, maka nampaknya tahun 2012 Garuda tidak akan sendirian lagi, Pacific Royal airline telah mengantongi AOC (Airline Operator of Certificate) jauh hari telah mencanangkan akan head to head dengan maskapai Garuda Indonesia untuk berebut pangsa pasar kelas atas. Lion Air tahun 2013 juga akan berencana membuat adik kelasnya memasuki pasar kelas atas. Maskapai bentukan Lion untuk pasar kelas atas ini akan dinamakan maskapai “Space Jet”, semakin ramai saja dan tambah menarik persaingan di market high yield yang selama ini hanya dinikmati oleh Garuda Indonesia.

Melihat dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas membuat organisasi dalam perusahaan harus memiliki strategi-strategi yang bisa diterapkan untuk menghadapi persaingan saat ini dan persaingan jangka panjang. Membuat formulasi yang tepat dengan melakukan analisis. Menempatkan posisi masa depan (visi) dengan melihat threats ataupun opportunities hanya sebagai peluang semata lalu melihat weaknesses dan strengths kondisi saat ini untuk kemudian menarik garis usaha dengan menghubungkan antara visi dan kondisi saat ini.

METODE PENELITIAN

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan penelitian ini, penulis melakukan teknik pengumpulan data melalui :

1. Studi Pustaka

Studi Pustaka merupakan satu teknik pengumpulan data sekunder dan penganalisisan fakta-fakta yang merupakan pendapat, hasil kerja dan karya-karya para ahli, yang terdapat dalam jurnal serta buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data yang sifatnya teoritis dan sekunder sebagai acuan dalam menganalisis objek penelitian serta pemecahan masalah.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumulan data yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada pihak yang bersangkutan mengenai variable yang akan diteliti guna mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan.

3. Kuisioner

(4)

Kuisioner merupakan tehnik pengumpulan data dengan penyebaran angket daftar pertanyaan yang disusun secara berjenjang mengenai permasalahan yang diteliti.

Daftar pertanyaan mengenai pokok permasalahan ditunjukan kepada pihak yang berwenang di perusahaan.

Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk strategi SWOT yaitu antara lain:

Metode analisis yang digunakan untuk melakukan penelitian menggenai strategi bisnis pada PT. Garuda Indonesia adalah dengan menganalisis dan mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman dari lingkungannya.

Teknik penyusunan strategi bisnis dimasukan ke dalam hasil matriks SWOT, matriks IE dan matriks Grand Strategi yang selanjutnya ke dalam matriks QSPM. Untuk melakukan pembobotan pada matriks IFE, matriks EFE, dipergunakan software Expert Choise. Expert Choise menggunakan metode pairwise comparison (perbandingan berpasangan) untuk pembobotan.

Untuk menganalisis persaingan industri adalah dengan menganalisis faktor penentu keberhasilan perusahaan dan pesaing, hasil yang didapat dimasukan ke dalam matriks CPM, dan kemudian dihitung menggunakan skala prioritas sehingga menghasilkan peta pemosisisan perusahaan dalam industri.

Teknik penyusunan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi suatu kerangka kerja pembuatan keputusan yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap input, tahap pencocokan dan tahap keputusan.

Tabel 1. Metode Analisis

TAHAP INPUT

Matriks EFE Matriks CPM Matriks IFE

TAHAP PENCOCOKAN

Matriks SWOT Matriks IE Matriks Grand Strategy

TAHAP KEPUTUSAN

Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Sumber: David, 2013

HASIL DAN BAHASAN

Model Lima Kekuatan Porter PT. Garuda Indonesia

(5)

Gambar 1. Model Lima Kekuatan Porter PT. Garuda Indonesia Sumber: Hasil Penelitian 2015

Matriks IFE, Matriks EFE, dan Matriks CPM

Matriks IFE

Hasil Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) PT. Garuda Indonesia adalah sebesar 3,2536. Karena nilai yang diperoleh berada diatas rata-rata yaitu 2,5

menunjukan bahwa perusahaan telah mampu memanfaatkan kekuatan yang ada dan dapat meminimalkan kelemahannya.

Matriks EFE

Hasil Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) PT. Garuda Indonesia adalah sebesar 3,15448. Karena nilai yang diperoleh berada diatas rata-rata yaitu 2,5 memberikan respon baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industri penerbangan.

Matriks CPM

Skor bobot total PT. Garuda Indonesia adalah 3,5454, skor bobot total PT.

Batik Airlines adalah sebesar 2,5376 sedangkan skor bobot total PT. Thai Airlines adalah sebesar 2,5376. Hal ini menunjukan bahwa PT. Garuda Indonesia telah memiliki faktor keberhasilan yang mampu bersaing dengan pesaingnya.

Matriks SWOT

STRATEGI SO

S4, O3 Memberikan kemudahan akses pelayanan kepada konsumen dalam pembelian ticketing dan promosi harga Strategi Penetrasi Pasar

S8, O2 Memasuki pangsa pasar baru dengan maskapai Citilink yang merupakan layanan yang disediakan untuk menangkap segmen budget traveller di pasar domestik Strategi Pengembangan Produk dan Strategi Pengembangan Pasar

S9, O5 Meningkatkan layanan yang menempatkan pelanggan sebagai yang utama Strategi Penetrasi Pasar.

STRATEGI WO

W1, O2 Perusahaan bekerja sama (merger atau akuisisi) dengan sekolah penerbangan untuk mendapatkan cabin crew terbaik yang akan bekerja di perusahaan (W1,O2) Strategi Integrasi Horizontal.

W4, O1 Perusahaan mengembangkan jasa pelayanan visa di atas pesawat untuk mempermudah konsumen (W4,O1) Product Development.

(6)

STRATEGI ST

S2, S6, T5 Garuda Indonesia memiliki brand yang sudah dikenal di masyarakat jadi perusahaan harus fokus meningkatkan

pelayanan, fasilitas, kemudahan informasi, bagi para konsumen agar tidak beralih ke maskapai lain Strategi Penetrasi Pasar.

STRATEGI WT

W5, T1 Berfokus pada promosi dan terus mengembangkan relationship dengan konsumen contohnya dengan memberikan paket liburan dengan harga dan fasilitas dan memuaskan, memberikan gift.

(W5,T1) Strategi Penetrasi Pasar.

Matriks IE (Internal – Eksternal)

Gambar 2. Matriks IE (Internal – Eksternal) PT. Garuda Indonesia Sumber: Hasil Penelitian 2015

Berdasarkan hasil dari hasil matriks EFE dan tabel matriks IFE diketahui bahwa skor bobot total IFE adalah 3,2504 dan skor bobot EFE adalah 3,15448 dengan demikian dapat dilihat bahwa PT.Garuda Indonesia berada dalam kuadran I yaitu pada divisi tumbuh dan membangun, di mana dalam divisi ini beberapa alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh PT.Garuda Indonesia adalah:

a. Strategi Intensif (Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, dan Pengembangan Produk).

b. Strategi Integratif (Integrasi Horizontal).

Beberapa alternatif strategi ini dapat diketahui berdasarkan posisi perusahaan yang relatif baik dan disertai daya tarik industri penerbangan yang saat ini bertumbuh pesat.

(7)

Matriks Grand Strategi

Gambar 3. Matriks Grand Strategi PT. Garuda Indonesia Sumber: Hasil Penelitian 2015

Berdasarkan Matriks Strategi Besar diatas dapat diketahui posisi PT. Garuda Indonesia berada di kuadran I dimana pada kuadran tersebut terdapat alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan tersebut adalah: pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi horizontal.

Posisi kompetitif dapat dilihat dari hasil analisis Matriks Profil Kompetitif (CPM), bahwa daya saing PT. Garuda Indonesia memiliki total skor bobot sebesar 3,5454 (lebih tinggi dari skor rata-rata yakni 2,5). PT. Garuda Indonesia memiliki daya saing yang kuat dibandingkan pesaingnya. Sedangkan untuk posisi pertumbuhan pasar, terlihat dari peningkatan jumlah penumpang dari tahun sebesar 15% sampai 18%.

Matriks QSPM

Pada PT. Garuda Indonesia diatas bahwa strategi penetrasi pasar memiliki Total Skor Daya Tarik sebesar 6,5464 Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan Skor Daya Tarik dua alternatif strategi lainnya yaitu pengembangan pasar sebesar 6,2336 dan pengembangan produk sebesar 5,6298 angka ini mengindikasikan bahwa strategi Penetrasi Pasar memiliki daya tarik yang lebih besar untuk diterapkan dalam perusahaan dibandingkan dengan dua strategi yaitu Pengembangan Pasar dan Pengembangan Produk.

Positioning Maps

Berdasarkan perhitungan skala prioritas, dapat ditentukan dua faktor yang paling kuat sehingga sebagai faktor penentu keberhasilan PT. Garuda Indonesia, kedua faktor tersebut adalah brand yang sudah dikenal sebagai X, kualitas pelayanan sebagai Y. Dengan strategi penetrasi pasar agar dapat bergerak untuk lebih baik untuk mencapai titik ideal industri.

Garuda Indonesia memiliki keunggulan lebih besar dibandingkan kedua pesaingnya yaitu Thai Airlines dan Batik Air. Melalui strategi penetrasi pasar perusahaan bisa terus meningkatkan posisi idealnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

(8)

1. Dapat diketahui faktor eksternal dan faktor internal PT. Garuda Indonesia adalah:

a. Faktor Internal Kekuatan:

Brand dan citra yang sudah terkenal di masyarakat, Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia, Adanya pelayanan immigration on board, Memiliki sistem informasi dan penjualan ticketing secara online, Garuda Indonesia banyak melakukan program CSR, Konsep layanan yang menempatkan pelanggan sebagai yang utama, Memiliki team serta sdm yang handal, professional, kompeten, berdaya saing,

Garuda Indonesia membuat unit binis yaitu Citilink, Ketepatan waktu penerbangan Garuda Indonesia berada di peringkat pertama data kementrian perhubungan udara, Profesionalitas keamanan, ketersediaan GMF (Garuda Maintenance Facilities) sebagai bengkel pesawat.

b. Faktor Internal Kelemahan:

Keterbatasan faktor teknis dan flight operation, Kurangnya kemampuan dan knowledge yang dimiliki oleh human capital di divisi marketing, Garuda bergantung pada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis, Jasa kargo udara, Garuda bersaing dengan perusahaan layanan kargo udara yang terintegrasi seperti DHL dan UPS yang memiliki ground transport sendiri, Garuda bersaing dengan Singapore Airlines, Malaysia Airlines, Cathay Pasific, Korean Air dan China Airlines yang mengoperasikan armada yang lebih besar dengan pesawat berbadan lebar dibandingkan dengan Garuda yang memiliki kapasitas kargo yang terbatas.

c. Faktor Eksternal Peluang:

Bergabungnya Garuda Indonesia sebagai anggota aliansi global dalam maskapai penerbangan SkyTeam, Bertambahnya jumlah bandara yang dibuka di setiap kota di dalam negeri, Adanya layanan booking tiket pesawat secara online, Mobilitas masyarakat semakin meningkat, Dengan menggunakan transportasi udara dapat mempersingkat waktu,

Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.

d. Faktor Eksternal Ancaman:

Maskapai penerbangan asing yang memasuki pasar penerbangan dalam negeri, Faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol, Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari pertamina, Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute penerbangan yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain, ASEAN Open Sky (AOS) pada 2015, Faktor musim dan faktor cuaca yang mempengaruhi penerbangan udara mempengaruhi keberangkatan dan kedatangan pesawat.

2. Untuk merumuskan strategi bisnis bagi PT. Garuda Indonesia terdapat tiga tahap yang harus dilakukan, yaitu Tahap Input (Input Stage), Tahap Pencocokan (Matching Stage) dan Tahap Keputusan (Decision Stage).

a. Tahap Input (Input Stage) terdiri dari Matriks EFE, Matriks IFE, dan CPM.

• Berdasarkan dari hasil Matriks EFE, jumlah skor bobot PT. Garuda Indonesia adalah sebesar 3,15448. Nilai ini menunjukkan bahwa PT.

Garuda Indonesia telah mampu memanfaatkan peluang yang ada dan dapat mengantisipasi ancaman yang ada karena nilai yang diperoleh berada diatas rata-rata 2,5.

• Berdasarkan hasil Matriks IFE, jumlah skor bobot PT. Garuda Indonesia adalah sebesar 3,2536. Nilai ini menunjukkan bahwa PT. Garuda Indonesia telah mampu memanfaatkan kekuatan yang ada dan dapat

(9)

meminimalkan kelemahannya karna nilai yang diperoleh berada diatas rata-rata 2,5.

• Berdasarkan hasil CPM, hasil olahan menunjukkan bahwa PT. Garuda Indonesia berada dalam urutan pertama dengan jumlah skor bobot sebesar 3,5454. Dan pada urutan kedua serta ketiga diperoleh PT. Batik Air dan PT. Thai Airline yang berbagi jumlah skor bobot yang sama yaitu sebesar 2,5376. Hal ini membuktikan PT. Garuda Indonesia telah memiliki faktor keberhasilan untuk mampu bersaing dengan kedua perusahaan penerbangan sejenis.

b. Tahap Pencocokan (Matching Stage) terdiri dari Matriks SWOT, Matriks IE dan Matriks Strategi Besar.

• Berdasarkan hasil dari matriks SWOT diperoleh alternatif strategi yaitu Strategi Penetrasi Pasar, Strategi Pengembangan Pasar, dan Strategi Pengembangan Produk.

• Berdasarkan hasil Matriks IE diperoleh alternatif strategi yaitu Strategi Intensif (Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar dan Pengembangan Produk). Strategi Integratif (Integrasi Horizontal).

• Berdasarkan hasil dari Matriks Strategi Besar, diperoleh alternatif strategi yaitu: Strategi Penetrasi Pasar, Strategi Pengembangan Produk, Strategi Pengembangan Pasar dan Strategi Integrasi Horizontal.

c. Tahap Keputusan (Decision Stage) terdiri dari QSPM. Alternatif strategi pada QSPM didapat dari alternatif-alternatif strategi dengan frekuensi terbanyak dari hasil tahap pencocokan, yaitu Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar dan Pengembangan Produk. Berdasarkan hasil QSPM diketahui bahwa Strategi Penetrasi Pasar memperoleh Total Skor Daya Tarik sebesar 6,5464. Sedangkan Total Skor Daya Tarik dua alternatif strategi lainnya yaitu Pengembangan Pasar sebesar 6,2336 dan Pengembangan Produk sebesar 5,6298.

3. Dilihat dari hasil Matriks QSPM, rekomendasi strategi yang tepat dalam meningkatkan daya saing adalah Strategi Penetrasi Pasar. Sedangkan, dilihat dari daya saing yang dimiliki PT. Garuda Indonesia dalam menghadapi persaingan saat ini dalam posisi kuat. Dari analisis CPM diperoleh hasil bahwa PT. Garuda Indonesia memiliki posisi bersaing yang cukup kuat di industri penerbangan disbanding dengan pesaingnya PT. Batik Air dan PT. Thai Airline. Dari hasil analisis Positioning Maps, diperoleh kesimpulan bahwa PT. Garuda Indonesia sudah memiliki keunggulan dalam brand yang sudah dikenal masyarakat dan kualitas pelayanan yang baik.

DAFTAR REFERENSI

Buku:

Chuck Williams (2011). Principles of Management. 6th Edition. International Edition.

Fred R. David (2013). Strategic Management. 14th Edition. Pearson.

Fred R. David (2009). Analisis SWOT: Tehnik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan ke16. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Fredrick Hacklin & Maria Wallnofer (2012). The Business Model in The Practice of Strategic Decision Making: Insights From a Case Study. Managemen Decision Vol. 50 No. 2, 2012 pp 166-188.

(10)

Juliandi, A. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Bisnis.

Medan : Percetakan M2000.

Kotler, Philip and Keller. (2009). Marketing Management. Pearson Education, New Jersey.

Nickels, W.G. dan Mchugh, J.M. dan Mchugh, S.M. (2009). Pengantar Bisnis (edisi 8). Jakarta: Salemba Empat.

Pearce, J.A. & R.B. Robinson (2009). Formulation, Implementation, and Control of Competitive Strategy. McGraw Hill Irvin, New York.

Robbins, Stephen. P., dan Coulter Mery. K. (2009). Manajemen Jilid 1 (edisi 10).

Jakarta “Penerbit Erlangga”

Sekaran, Uma. (2009). Research Method for Business : Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Edisi 4. Salemba

Wijayanto, Dian. (2012). Pengantar Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama (GPU).

Jurnal:

Bogdan Daraban, Shenandoah University, USA (2012). The Low Cost Carrier Revolution Continues: Evidence From The US Airline Industry. Journal of Business & Economic Research – January 2012. Vol 10 No. 1

Chan, Michelle (2014). Politics In The American Airlines-U.S. Airways Merger and Antitrust Settlement. Fordham Journal of Corporate & Financial Law; 2014;

20, 1; ABI/INFORM Research pg. 175

saghaei Maryam, Fazeyeli Leila & Shojaee Mohammad R. 2012. Strategic Planning For a Lubricant Manufacturing Company. Australian Journal of Business and Management Research, 1(10), 18-24.

Wibowo Kuntjoroadi, Nurul Safitri (2009). Analisis Strategi Bersaing dalam Persaingan Usaha Penerbangan Komersial. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan-Apr 2009, hlm 45-52.

William T. Jackson & Mary Jo Jackson (2009). Southwest Airlines: The Next Fight Begins. SWOT. Journal of the International Academy of Case Studies,Volume 15, Number 8, 2009.

Gambar

Tabel 1. Metode Analisis
Gambar 1. Model Lima Kekuatan Porter PT. Garuda Indonesia  Sumber: Hasil Penelitian 2015
Gambar 2. Matriks IE (Internal – Eksternal) PT. Garuda Indonesia  Sumber: Hasil Penelitian 2015
Gambar 3. Matriks Grand Strategi PT. Garuda Indonesia  Sumber: Hasil Penelitian 2015

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan penelitian ini bahwa terdapat hubungan bermakna antara GPPH dengan status gizi (p= 0,028), dimana prevalensi anak dengan status gizi tidak normal pada kelompok

Berdasarkan dari hasil analisis terhadap seluruh data tentang bagaimana proses dari kegiatan pengembangan Tahfidzul Qur’an bagi guru di Lajnah Pendidikan dan Pengajaran

Dalam menyelenggarakan pelatihan, BBPLK menghadapi berbagai ancaman baik dari dalam maupun dari luar seperti kebijakan pemerintah pusat yang sering berubah-ubah dalam

Strategi visualisasi yang digunakan agar dapat menarik perhatian anak-anak usia dini untuk menyaksikan media interaktif tata cara shalat fardhu yang dirancang adalah

buku dan/atau kartu lisensi dan/atau rating asli (bagi yang rusak atau habis lembar perpanjangan);. surat keterangan kehilangan dari

 Melakukan analisis kajian habitat dan manfaat anggota Chordata Kelas Amphibia  Jurnal Belajar 11/22 3 4 5 Mengkomuni- kasikan hasil penerapan kla- sifikasi hewan

20 Bass Performance Berbuat baiklah kita Medium Shoot 1 detik 21 Iwan menjalankan shalat posisi sujud Berbuat Baiklah kita Medium Shoot 1 detik 22 Bassist

Persaingan tinggi di industri jasa penerbangan terutama antar maskapai penerbangan di Indonesia, seperti perusahaan maskapai penerbangan milik pemerintah maupun