• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Keseimbangan Keuangan Pusat-Daerah dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Outline

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Keseimbangan Keuangan Pusat-Daerah dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Outline"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Keseimbangan Keuangan Pusat-Daerah dalam

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Jakarta, 28 Mei 2013

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

 Hubungan Keuangan Pusat-Daerah

 Reformasi Birokrasi, Kendala dan Tantangan Pengelolaan Keuangan Daerah

 Pokok-pokok Pikiran Keuangan Daerah dan Kaitannya dengan Reformasi Birokrasi

Outline

(2)

3

Hubungan Keuangan Pusat-Daerah

Tren Transfer ke Daerah Tahun 2008-2013

Dalam Triliun Rupiah

Keterangan: Tahun 2008 – 2010 data diambil berdasarkan LKPP Tahun 2011 data realisasi unaudited

Tahun 2012-2013 data pagu APBN

Komponen Transfer 2008 2009 2010 2011 2012 2013

DAU 179.5 186.4 203.6 225.5 273.8 311.1

DAK 20.8 24.7 21 24.8 25.7 31.7

DBH 78.4 76.1 92.2 96.9 112.4 101.9

Dana Otsus 7.5 9.5 9.1 10.4 75 13.4

dana Penyesuaian 6.2 11.8 18.9 53.7 83.4 70.4

Total 292.4 308.6 344.7 411.3 482.3 528.6

0 50 100 150 200 250 300 350

2008 2009 2010 2011 2012 2013

DalamTriliunRupiah DAU

DAK DBH Dana Otsus dana Penyesuaian

(3)

5

Desentralisasi di sisi pengeluaran kewenangan daerah yang didanai terutama melalui transfer ke daerah dan

disertai dengan diskresi untuk

menggunakannya serta didukung dengan upaya penguatan local taxing power Titik Berat Desentralisasi Fiskal

6

Kebijakan desentralisasi fiskal pada dasarnya mengikuti prinsip money

follows function, dimana penyerahan beban kewenangan kepada daerah

harus diikuti dengan penyerahan sumber-sumber pendanaan kepada daerah.

Penyerahan sumber pendanaan terutama dilakukan melalui:

1. Penyerahan kewenangan untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah, dan

2. Penyerahan pendanaan melalui transfer ke daerah.

Desentralisasi fiskal di Indonesia menitikberatkan pada desentralisasi di sisi pengeluaran, sehingga pemberian kewenangan pungutan perpajakan daerah dan retribusi daerah relatif terbatas, namun kepada daerah diberikan kewenangan yang luas untuk melakukan pengeluaran sesuai prioritas dan kebutuhan daerah.

Sebagian besar dana transfer ke daerah bersifat block grant (dapat digunakan secara bebas oleh daerah dan dipertanggungjawabkan sepenuhnya di level daerah, yaitu kepada DPRD).

Prinsip Money Follows Functions dalam Kebijakan

Desentralisasi Fiskal (1)

(4)

7

Untuk mendukung pencapaian prioritas nasional, kepada daerah juga diberikan transfer yang bersifat specific grant (diarahkan penggunaannya oleh Pusat), antara lain melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sehingga dapat menjaga keterkaitan antara program di Pusat dan daerah. Termasuk juga pemberian hibah yang telah diarahkan penggunaannya.

Untuk mendorong ekspansi pembangunan daerah guna mendorong perekonomian, daerah dapat melakukan pinjaman daerah

Untuk menjaga governance penggunaan dana publik, maka pengelolaan APBD harus mengacu kepada prinsip dasar pengelolaan keuangan Negara yang diatur dalam paket UU Keuangan Negara.

Prinsip Money Follows Functions Dalam Kebijakan Desentralisasi Fiskal (2)

Reformasi Birokrasi, Kendala dan Tantangan

Pengelolaan Keuangan Daerah

(5)

• Jumlah PNS yang proporsional

• Pemerintahan bersih dan bebas KKN

• Peningkatan kualitas pelayanan publik

• Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

• Peningkatan profesionalisme SDM aparatur

• Peningkatan mobilitas aparatur antardaerah, antarpusat, dan antara pusat dengan daerah

• Peningkatan gaji dan jaminan kesejahteraan

2014

Telah terwujud tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi pemerintah yang profesional, berintegritas tinggi, menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara

2025

Memberikan kondisi nyata pada capaian kinerja pemerintah dan pembangunan

nasional dan daerah

9

Kondisi Birokrasi Yang Diinginkan

(Perpres 81/2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025)

Area Hasil yang diharapkan

Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing) Tatalaksana Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,

terstruktur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governnance

Peraturan Perundang- undangan

Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif

Sumber daya manusia aparatur

SDM aparatur yang berintegeritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera

Pengawasan Meningkatkan penyelenggaraaan pemerintah yang bersih dan bebas KKN

Akuntabilitas Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Pelayanan Publik Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat Pola pikir (mind set) dan

Budaya Kerja (culture set) Aparatur

Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi

10

Area Perubahan dan Hasil Yang Diharapkan

(Perpres 81/2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025)

(6)

11

Kendala & Tantangan (1)

(Area Perubahan: Organisasi, Tatalaksana, Pelayanan Publik)

BELANJA 2008 2009 2010 2011 2012

B. Pegawai 153,822,662 180,439,136 198,562,069 229,080,973 255,541,906 B. Modal 112,133,863 114,598,429 96,178,746 113,523,311 134,511,452 B. Barang&Jasa 72,509,686 79,600,076 82,006,656 104,221,364 120,189,098 B. Lainnya 39,935,010 40,584,305 50,109,770 48,448,835 70,673,805 Total 378,401,221 415,221,947 426,857,241 495,274,483 580,916,261 Data berdasarkan Perda APBD

* Data Konsolidasi non reciprocal account

Dalam Jutaan Rupiah

Proporsi terbesar belanja daerah adalah belanja pegawai, dengan proporsi diatas 40% (untuk provinsi di kisaran 25% dan untuk Kab/Kota di kisaran 51%)

Proporsi belanja modal relatif kecil, meskipun mengalami peningkatan di tahun 2011 dan 2012.

.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00

2007 2008 2009 2010 2011 2012

39.8 40.7 43.5 46.5 46.3

44.0

32.0 29.6 27.6

22.5 22.9 23.2

18.4 19.2 19.2 19.2 21.0 20.7

9.8 10.6 9.8 11.7 9.8

12.2

%

B. Pegawai B. Modal B. Barang&Jasa B. Lainnya

11 STRUKTUR BELANJA APBD YANG KURANG IDEAL

Belanja Pegawai Agregat Nasional (Pemda Provinsi, Kabupaten, Kota)

Terdapat tren peningkatan jumlah daerah yang alokasi belanja pegawainya lebih dari 50%.

Pada tahun 2013, meskipun secara rata-rata dari agregat nasional porsi belanja pegawai masih di bawah 50%, namun masih terdapat lebih dari separuh jumlah daerah yang mengalokasikan APBD mereka lebih dari 50%

untuk belanja pegawai.

Grafik jumlah daerah yang mempunyai anggaran belanja pegawai di atas 50%

232

290 297 300

276

200 220 240 260 280 300 320

2009 2010 2011 2012 2013

(7)

13

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4

B. Pegawai 21.35 43.39 74.97 99.59

B. Barang&Jasa 10.06 30.47 49.76 90.41

B. Modal 2.73 10.26 26.61 97.34

B. Lainnya 14.56 44.09 77.86 118.83

Total Belanja 14.04 33.15 58.86 99.02

(Tahun 2011 Dalam %) .000

20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4

B. Pegawai B. Barang&Jasa B. Modal B. Lainnya Total Belanja

 Gambaran penyerapan belanja daerah th 2010 dan 2011 relatif hampir sama per triwulan

 Penyerapan Belanja Modal di Tw I-III sangat rendah, namun melonjak tinggi di akhir November-Desember

Belanja Modal PENYERAPAN APBD RELATIF LAMBAT

Kendala & Tantangan (2)

(Area Perubahan: Peraturan Perundang-undangan, SDM Aparatur)

14

• Tren dana pemda di perbankan per bulannya mengalami fluktuasi dan mempunyai tren yang hampir sama pada setiap tahunnya.

• Terjadi peningkatan sampai dengan bulan juni lalu mulai menurun sampai dengan bulan agustus  disebabkan mulai dilakukannya proses pembayaran oleh pemda

• Posisi pada akhir Desember 2012 menunjukkan jumlah dana pemda yang idle di bank umum mencapai Rp99 triliun

• Bentuk dana pemda di Perbankan terdiri dari simpanan berjangka, Giro dan Tabungan.

• Giro lebih banyak digunakan untuk transaksi sehari-hari Pemda (bagian terbesar dana Pemda di Bank)

Ternyata besaran dana dalam bentuk simpanan berjangka mengalami tren yg meningkat secara signifikan

dalam miliar Rupiah

0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Miliar Rupiah

Simpanan Berjangka Giro Tabungan 4,000

54,000 104,000 154,000 204,000 254,000

Jan feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

2008 2009 2010 2011 2012

DANA IDLE YG CUKUP BESAR

Kendala dan Tantangan (3)

(Area Perubahan: SDM Aparatur, Akuntabilitas)

(8)

15

 Masih banyak daerah yang mendapatkan opini disclaimer dan tidak wajar atas LKPD mereka. Untuk LKPD tahun 2011, BPK telah menyelesaikan pemeriksaan/audit terhdap daerah dengan opini WTP diberikan kepada 67 daerah, lalu sebanyak 316 LKPD diberikan opini WDP, 38 disclaimer dan 5 tidak wajar.

 Terdapat peningkatan jumlah daerah yang mendapatkan WTP. Meskipun demikian masih terdapat banyak daerah yang mendapat disclaimer bahkan dinyatakan Tidak Wajar.

BELUM OPTIMALNYA KUALITAS PENGELOLAAN ADMINISTRATIF

0 50 100 150 200 250 300 350

WTP WDP TMP TW

4

283

123

59 13

323

118

15 31

331

111

33 48

321

76

24 67

316

38

5

2007 2008 2009 2010 2011

Kendala dan Tantangan (4)

(Area Perubahan: Pengawasan, Akuntabilitas, Pola Pikir & Budaya Kerja)

Pokok-pokok Pikiran Keuangan Daerah

dan Kaitannya dengan Reformasi Birokrasi

(9)

17

• Desentralisasi adalah “alat” untuk mencapai tujuan politik tertentu dan sekaligus “alat” untuk meningkatkan layanan publik dan kesejahteraan masyarakat

• Pembagian fungsi/tugas/kewenangan antar level pemerintahan adalah hal paling substansial dalam implementasi desentralisasi

Pembagian sumber pendanaan harus didahului oleh kejelasan pembagian tugas belanja publik (expenditure assignment), sehingga tidak terjadi mismatch antara kebutuhan dana dengan ketersediaan dana.

Konsepsi money follows function adalah prinsip dasar pola hubungan antara pembagian urusan dengan pembagian sumber pendanaan

Pokok Pikiran (1)

18

• Reformasi birokrasi harus melalui:

– Kejelasan pembagian urusan antar level pemerintahan – Kejelasan dan ketepatan penataan kelembagaan sesuai

dengan beban urusan yang menjadi tanggung jawab setiap level pemerintahan

– Kejelasan dan ketepatan penataan SDM sesuai dengan beban kerja dari setiap organisasi yang mengacu pada penataan kelembagaan

– Kejelasan dan ketepatan pembebanan pendanaan antar level pemerintahan

– Kejelasan pengelolaan akuntabilitas keuangan maupun penilaian kinerja penyelenggara pemerintahan

Pokok Pikiran (2)

(10)

19

• Dalam rangka mewujudkan peningkatan layanan publik dan kesejahteraan masyarakat sebagaimana menjadi tujuan otonomi daerah, maka harus diikuti dengan perbaikan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pengelolaan keuangan

• Reformasi birokrasi adalah alat untuk memperbaiki kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pengelolaan keuangan

• Peningkatan kualitas birokrasi diharapkan dapat

meningkatkan kualitas pengelolaan dana perimbangan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dimana dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat

• Penyusunan/revisi berbagai UU yang terkait harus sangat terkoordinasi dan selaras dengan peraturan lainnya (Revisi UU 32/2004 ttg Pemerintahan Daerah, Revisi UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan, RUU Aparatur Sipil Negara, dll)

Pokok Pikiran (3)

Gambar

Grafik jumlah daerah yang mempunyai anggaran belanja pegawai di atas 50%

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan alat yang digunakan adalah Automatic Water Level Recorder (AWLR), Automatic Rainfall Recorder (ARR), Currentmeter, Turbidity meter , Logger tipe GL 500 dan

Secara umum organisasi belum memiliki standar pengelolaan yang terorganisir dan terdokumentasi dengan baik, sehingga perlu ada pendekatan yang dilakukan untuk tiap

Hasil uji statistik diperoleh mean jenis kelamin laki-laki lebih besar dari pada jenis kelamin perempuan yang artinya remaja laki-laki di Pekanbaru yang diteliti

Penempatan Keterwakilan Perempuan Dinyatakan Memenuhi Syarat Penempatan Keterwakilan Perempuan Dinyatakan Memenuhi Syarat Jumlah Bakal Calon Untuk Seluruh Daerah Pemilihan Sebanyak

Produk yang dihasilkan PT Aneka Dharna Persada adalahbeton tipe dry mixed yaitu hasil pencampuran semua bahan-bahan pembuat beton sesuai dengan mix design  sesuai dengan

Dari ketiga definisi iklan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa iklan merupakan bagian dari komunikasi yang terdiri dari berbagai kegiatan untuk memberikan informasi dari

Apa faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya sengketa antara Masyarakat Nagari Sungai Tanang dengan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jam Gadang Kota