• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Data

2.1.1 Koresponden

Dalam pengambilan data yang dapat menunjang penulis untuk tugas akhir ini maka dilakukanlah penelitian wawancara terhadap beberapa koresponden dengan memberi pertanyaan apakah yang ada di benak mereka tentang Dunkin’ Donuts dan adakah pengalaman menarik dengan Dunkin’ Donuts. Jawabannya sebagai berikut:

Nama : Tri Suryaningsih

Umur : 55th

Pekerjaan : Swasta

Ibu Tri Suryaningsih mengutarakan bahwa Dunkin’ Donuts adalah donat yang sudah lama ada dan melegenda. Dahulu Dunkin’ Donuts satu-satunya tempat untuk membeli donat yang mewah. Dunkin’ Donuts sebagai tempat dan bahan makanan ringan keluarga.

Nama : Nico

Umur : 32th

Pekerjaan : Swasta

Bapak Nico mengutarakan bahwa Dunkin’ Donuts sebagai tempat berkumpul beliau bersama teman-temannya di masa sekolah dengan sekumpulan komunitas dari luar kota. Dunkin’ Donuts tempat terbesar dan ternyaman menurut beliau dan teman-temannya di masa itu.

Nama : Mulyono

Umur : 40th

(2)

Bapak Mulyono mengutarakan bahwa Dunkin’ Donuts adalah makanan oleh-oleh yang mudah dibawa dari stasiun dan mayoritas keluarga beliau menyukai rasa donat Dunkin’ Donuts.

2.1.2 Data Penyelenggara

Dunkin’ Donuts adalah perusahaan internasional dalam bidang makanan dan minuman. Dunkin’ Donuts didirikan pada tahun 1950 oleh William Rosenberg di Quincy, Massachusetts sebagai restoran favorit harian rakyat Amerika yang menyajikan kopi dan beberapa sajian roti terutama donat..

Dunkin’ Donuts berhasil meraih peringkat pertama untuk loyalitas pelanggan pada kategori kopi yang dirangkum oleh Brand Keys selama tujuh tahun berturut-turut (http://www.antaranews.com/berita/377434/dunkin-donuts-mengumumkan-penawaran-donat-gratis-di-seluruh-dunia-untuk-tanggal-7-juni).

Dunkin’ Donuts memiliki lebih dari 10.500 restoran di 31 negara seluruh dunia. Dunkin’ Donuts, yang berpusat di Canton, Massachussets., merupakan bagian dari Dunkin' Brands Group, Inc.

Dunkin’ Donuts Hadir di Indonesia sejak tahun 1985 berlokasi di Jalan Hayam Wuruk No. 9 Jakarta Pusat dan menjadi pelopor pertama perusahaan donat dengan bermacam-macam rasa dan warna di Indonesia. Perusahaan yang membeli franchise Dunkin’ Donuts adalah PT. DUNKINDO LESTARI. Perusahaan ini merupakan badan usaha swasta nasional yang bergerak di bidang makanan siap saji.

2.1.3 SWOT

Dunkin Donut’s Indonesia adalah salah satu perusahaan donat asli amerika yang telah masuk pasar Indonesia sejak 1985. Restoran spesialis donat ini menjadi populer hingga sekarang. Sebagai perusahaan besar yang bergerak di bidang kuliner, Dunkin Donuts memiliki analisa SWOT untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan serta memprediksi peluang dan kesempatan usaha yang dikelola.

Strategi pemasaran dalam bisnis merupakan suatu cara untuk memperoleh hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi dan struktur yang berlaku. Strategi ini berguna untuk mengantisipasi masalah-masalah dan kesempatan masa depan dalam kondisi yang tepat secara sistematis, rasional, kritis, komprehensif dan integrative (Pearce and

(3)

Robinson,1997:27). Analisis SWOT merupakan metode perencanaaan strategis yang wajib dimiliki setiap perusahaan. Dengan menggunakan kerangka ini, perusahaan akan lebih mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, sehingga perusahaan juga akan mengetahui kesempatan yang datang dari eksternal dan internal, dan juga perusahaan dapat siap mengantisipasi ancaman yang datang.

Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.

Strength : Sebagai perusahaan donat multinasional pertama yang mempunyai banyak macam dan rasa yang sukses bertahan di Indonesia dalam waktu 30 tahun.

Weakness : Kurang mengikuti perkembangan trend baru di Indonesia.

Opportunities : Menjadi perusahaan donat terbaik di masyarakat.

Threats : Banyaknya pesaing yang mengembangkan inovasi lebih dari Dunkin’ Donuts.

2.1.4 Hasil Observasi

Di era 80 dan 90an Dunkin’ Donuts di Indonesia sangat terkenal dan laku keras. Masyarakat memiliki kebanggan tersendiri saat mengkonsumsi Dunkin’ Donuts (www.ecampindonesia.com/j-co-dan-dunkin-donuts-mana-yang-anda-pilih/). Situasi ini berjalan cukup lama hingga tahun 2000an yang membuat konsumen merasa bosan dengan produk Dunkin’ Donuts. Ditambah dengan munculnya kompetitor di tahun 2005, Dunkin’ Donuts tersaingi dari segala sisi yaitu bentuk, rasa, harga, pelayanan, tempat (swa.co.id/listed-articles/melalui-positioning-dekat-konsumen-perkembangan-j-co-melesat)

(4)

Jika dari sisi rasa, kompetitor memiliki rasa yang lebih legit dan harga yang ditawarkan Dunkin’ Donuts untuk minuman tidak sebanding dengan kualitas yang diberikan. Dari sisi pelayanan, Dunkin’ Donuts tidak memahami apa yang diinginkan konsumen disertai adanya ketidakjujuran dalam penjualan produknya.

Sejak Oktober 2006, Dunkin’ Donuts memiliki konsep self service pada outletnya dimana konsumen dapat memilih langsung produk yang diinginkan tanpa harus menunjuk dan meminta ke pelayan. Konsep ini melepas batas antara konsumen dengan produk sehingga konsumen meiliki pengalaman tersendiri. Konsep ini ada dengan tujuan meningkatkan penjualan yang merata ke seluruh produk Dunkin’ Donuts. Dunkin memiliki fasilitas hot spot untuk konsumen yang berkunjung ke outletnya.

Pada tahun 2010 dan 2011, Dunkin’ Donuts mengalami penurunan pangsa pasar. Perbandingan persentase antara kompetitor dengan Dunkin’ Donuts yaitu 95% dengan 78% (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42539/5/Chapter%20I.pdf). Adanya kejenuhan serta ketidakpuasan konsumen pada Dunkin’ Donuts mengakibatkan perpindahan ke

kompetitor.

Dari sisi tempat, konsumen usia remaja memilih kompetitor dengan alasan tempat yang lebih bergengsi dibanding Dunkin’ Donuts. Tempat kompetitor terbilang lebih baru dan modern dibanding Dunkin’ Donuts.

Dari sisi promosi, Dunkin’ Donuts sudah melewati masa-masa peran penting iklan akibat sudah meluasnya outlet mereka di seluruh Indonesia. Saat ini Dunkin’ Donuts hanya membuat acara-acara sebagai ajang promosi mereka.

2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Landasan Teori

2.2.1.1 Kampanye

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kampanye adalah suatu usaha yang dilakukan serentak untuk melakukan gerakan. Dan Glossary Grafis menyatakan bahwa kampanye dapat diartikan sebagai sebuah rangkaian iklan yang berhubungan dengan usaha perancangan untuk menampilkan dan memperkenalkan suatu ide penjualan maupun jasa.

(5)

Kampanye dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang disusun dan diatur sedemikian rupa guna menarik perhatian komunikan atau pelanggan terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Roger dan Storey (1987), yang mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terancana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu (Venus, 2004:7).

“Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan.” (Pfau dan Parrot,1993)

Kampanye Nostalgia Dunkin bertujuan untuk membangunkan emosional akan pengalaman pelanggan bersama produk Dunkin’ Donuts sehingga memori mengantar pelanggan selalu kembali ke Dunkin’ Donuts.

2.2.1.2 Periklanan

Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Sedangkan periklanan (advertising) adalah segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa (Kotler and Amstrong, 2002:153).

Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasive yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya (Jefkins, 1997:5). Sedangkan iklan adalah promosi barang, jasa, perusahaan, dan ide yang harus dibayar oleh sponsor (Supriyanto, 2008:19). Sponsor dalam hal ini merupakan perusahaan tertentu yang nantinya menjadi klien penyedia jasa promosi.

Menurut Peter, Olson (2000: 181) iklan (advertising) adalah penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Menurut Kotler (2008: 244) iklan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Iklan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan iklan (Fandy Tjiptono, 1997: 229).

(6)

Dari ketiga definisi iklan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa iklan merupakan bagian dari komunikasi yang terdiri dari berbagai kegiatan untuk memberikan informasi dari komunikasi kepada pasar sasaran akan adanya suatu produk baik berupa barang, jasa dan ide. Berhasil tidaknya iklan yang dilakukan tergantung dari media mana yang digunakan untuk mencapai sasaran, oleh karenanya masalah pemilihan media iklan tidak hanya didasarkan pada perkiraan saja, melainkan harus diperhatikan sifat-sifat iklan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kegiatan iklan yang dilakukan.

Sekarang ini media yang digunakan untuk periklanan dibagi kedalam dua jenis, yaitu:

A. Above The Line: Media berupa Tv, radio, majalah, koran, billboard, dan sebagainya. ATL mempunyai audience yang lebih luas dan tidak adanya interaksi langsung dengan audience.

B. Below The Line: Media yang digunakan berupa sebuah event, sponsorship, brosur, katalog, dan sebagainya. BTL mempunyai audience yang lebih terbatas dan adanya interaksi langsung dengan audience.

Dalam bukunya Contemporary Advertising, Courtland L. Bovee dan Paul N. Bloom, suatu pesan periklanan yang baik adalah pesan yang meliputi kaidah AIDA, yaitu:

• Attention

Iklan harus dapat menarik perhatian target audience. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hal-hal yang menunjang iklan menjadi lebih menarik, misalnya ukuran kertas, penggunaan warna, layout dan sebagainya. Dalam hal ini, melalui strategi perancangan komunikasi visual kampanye Nostalgia Dunkin Donuts diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat.

• Interest

Setelah iklan berhasil menarik perhatian target audience, maka ditingkatkan menjadi tahap minat sehingga timbul rasa ingin tahu. Target audience harus bisa diransang untuk melihat pesan yang terdapat pada iklan tersebut.

• Desire

Iklan harus mampu membuat target audience berkeinginan untuk membeli, melakukan, menggunakan sesuatu setelah membaca isi pesan.

(7)

• Action

Setelah menimbulkan keinginan pada target audience, maka usaha terakhir adalah membujuk mereka untuk melakukan tindakan yang diharapkan.

2.2.1.3 Desain Komunikasi Visual

Keberadaan desain komunikasi visual sangat lekat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Ia tak bisa lepas dari sejarah manusia. Karena ia merupakan salah satu usaha manusia untuk meningkatkan kualitas hidup. Desain komunikasi visual sangat akrab dengan kehidupan manusia. Itu karena ia representasi sosial budaya masyarakat dan salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud produk dari nilai-nilai yang berlaku pada waktu tertentu. Ia merupakan kebudayaan yang benar-benar dihayati, bukan kebudayaan dalam arti sekumpulan sisa bentuk, warna, dan gerak masa lalu yang kini dikagumi sebagai benda asing terlepas dari diri manusia yang mengamatinya.

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf, warna, komposisi dan layout. Semuanya itu dilakukan guna menyampaikan pesan secara visual, audio, dan audio visual kepada target sasaran yang dituju. Desain komunikasi visual sebagai salah satu bagian dari seni terap yang mempelajari tentang perencanaan dan perancangan erbagai bentuk informasi komunikasi visual. Perjalanan kreatifnya diawali dari menemukenali permasalahan komunikasi visual, mencari data verbal dan visual, menyusun konsep kreatif yang berlandaskan pada karakteristik target sasaran, sampai dengan penentuan visualisasi final desain untuk mendukung tercapainya sebuah komunikasi verbal-visual yang fungsional, persuasif, artistik, estetis, dan komunikatif.

Artinya, menurut Sumbo Tinarbuko desain komunikasi visual dapat dipahami sebagai salah satu upaya pemecahan masalah (komunikasi, komunikasi visual) untuk menghasilkan suatu desain yang paling baru di antara desain yang baru (Tinarbuko, 1998:66)

Bagi Widagdo (1993:31) desain komunikasi visual dalam pengertian modern adalah desain yang dihasilkan dari rasionalitas. Dilandasi pengetahuan, bersifat rasional, dan pragmatis. Jagat desain komunikasi visual senantiasa dinamis, penuh gerak, dan perubahan. Hal itu karena peradaban dan ilmu pengetahuan modern memungkinkan lahirnya industrialisasi. Sebagai produk kebudayaan yang terkait dengan sistem sosial dan ekonomi,

(8)

desain komunikasi visual juga berhadapan pada konsekuensi sebagai produk massal dan konsumsi massa.

Terkait dengan itu, T. Sutanto (2005:15-16) menyatakan, desain komunikasi visual senantiasa berhubungan dengan penampilan rupa yang dapat dicerap orang banyak dengan pikiran maupun perasaannya; rupa yang mengandung pengertian atau makna, karakter serta suasana, yang mampu dipahami (diraba dan dirasakan) oleh khalayak umum atau terbatas.

Komunikasi visual, yang dalam bentuk kehadirannya seringkali perlu ditunjang dengan suara, menurut A.D. Pirous (1989), pada hakikatnya adalah suatu bahasa. Tugas utamanya adalah membawakan pesan dari seseorang, lembaga, atau kelompok masyarakat tertentu kepada orang lain. Sebagai bahasa, maka efektivitas penyampaian pesan tersebut menjadi pemikiran utama seorang desainer komunikasi visual. Untuk itu, seorang desainer haruslah, pertama-tama, memahami betul seluk beluk bentuk pesan yang ingin disampaikan. Dengan memahami bentuk pesan yang ingin disampaikan, maka seorang desainer akan dengan mudah ‘’mengendalikan’’ target sasaran untuk masuk ke dalam jejaring komunikasi visual yang ditawarkan oleh sang komunikator (desainer komunikasi visual). Sebab sejatinya, karya desain komunikasi visual mengandung dua bentuk pesan sekaligus, yaitu pesan verbal dan pesan visual. Tetapi dalam konteks desain komunikasi visual, bahasa visual mempunyai kesempatan untuk merobek konsentrasi target sasaran, karena pesannya lebih cepat dan sangat mudah dipahami oleh parapihak.

2.2.1.4 Fotografi

Jika kita menyampaikan pesan melalui foto, banyak hal yang harus diperhatikan agar pesan dapat tersampaikan. Sebisa mungkin konsep foto didukung dengan properti dan warna yang mendukung agar pesan dapat tersampaikan.

“Foto yang bagus merupakan hasil dari konsep yang matang dan team work”

(Heret Frastyo,’Fotografer Pilihan Nikonia 2006 Edisi#6/Juli-September 2006)

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos": Cahaya dan "Grafo": Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk

(9)

menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure). Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.

2.2.1.5 Copywriting

Copywriting adalah kegiatan penulisan kreatif yang dibuat oleh seorang copywriter. Kegiatan copywriting ini bermaksud untuk memberikan tulisan-tulisan yang baik dan mudah dipahami serta dapat menarik perhatian dari publik yang membacanya. Copywriting biasa digunakan dalam dunia advertising yang mengharuskan iklaniklannya memiliki daya tarik lebih. Sebab tidak hanya visualisasi saja yang penting dalam sebuah kemasan iklan tetapi juga kata-kata yang menjadi penegasan untuk bentuk visualisasi tersebut. Dan menjadi tugas copywriter untuk menyusun kata-kata yang akan digunakan (Sandra Moriarty dkk, 2011:473 ).

Agustrijanto mengatakan Copywriting harus mampu untuk menggugah, menarik, memindahkan, mengidentifikasi, menggalang kebersamaan, dan juga mengkomunikasikan pesan dengan nilai komparatif pada masyarakat (2006:19). Arti secara ringkas dari Copywriting menurutnya adalah karya tulis atau salinan Copywriter (2006: 21).

Masih menurut Agustrijanto dalam buku ”Copywriting; Seni Mengasah Kreativitas dan Memahami Bahasa Iklan (2006:33)”, ia mengutip pengertian Copywriting dari Frank Jefkins bahwa Copywriting adalah seni penulisan pesan penjualan yang paling persuasif dan kuat, yang dilatarbelakangi oleh kewiraniagaan melalui media cetak. Pengertian lain dalam buku Agustrijanto tersebut adalah bahwa Copywriting merupakan tulisan dengan ragam gaya

(10)

dan pendekatan yang dihasilkan dengan cara kerja keras melalui perencanaan dan kerjasama dengan klien, staf legal, account executive, peneliti, dan juga direktur seni.

Jika copywriting hendak dilakukan melalui media sosial online seperti twitter misalnya, ada baiknya sebelum memulai, kita mencari topik yang sedang populer saat itu. Contohnya saat ini yang sedang populer adalah topik tentang ipad 3 yang kabarnya akan segera dirilis oleh Apple. Copywriter dapat memanfaatkan momen ini dengan menyusun copywriting yang berhubungan atau menyinggung persoalan hadirnya generasi ketiga dari produk tablet milik Apple tersebut. Hal ini akan mengundang perhatian banyak orang bukan hanya dari topik tentang produk tablet itu, tetapi juga oleh penyusunan kalimat yang menarik. Secara singkat dalam buku ”Jurus Sakti Copywriting di Twitter, Facebook, dan Blog”, disebutkan bahwa Copywriting merupakan teknik memilih kata-kata untuk mempromosikan seseorang, ide/ gagasan yang dimiliki, perusahaan, produk, jasa, dan lainnya supaya orang yang membaca tulisan copywriting mau membeli atau setuju untuk melakukan sesuatu yang kita minta (2011: 1)

2.2.1.6 Social Media

Setiap orang dalam kesehariannya membutuhkan waktu untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ia harus melakukan kegiatan itu karena dituntut oleh statusnya sebagai makhluk sosial. Komunikasi ini dibangun dengan pertemuan-pertemuan atau sekedar pergi bersama untuk menjalin hubungan yang baik. Tetapi komunikasi dengan cara tersebut tampaknya sudah menjadi cara tradisional yang kini telah berubah. Masyarakat kini sudah bergeser perilakunya. Penyebab pergeseran ini karena munculnya social media (Rex Marindo dkk, 2011:5) .

Semenjak hadirnya teknologi internet di tengah masyarakat luas, kemudahankemudahan dalam memperoleh informasi pun turut menyertainya. Penulis melihat bahwa teknologi internet dapat membantu efisiensi waktu yang biasanya terbuang banyak jika individu bertemu langsung dengan individu lain. Dan era ini semakin kuat saat media sosial online muncul sebagai bagian dari teknologi internet. Social media memiliki karakteristik yang berbeda dari media lainnya karena sifat penyebarluasan informasinya yang sangat cepat dan ter-update dalam hitungan menit bahkan detik. Jangkauan dari media yang satu ini juga sangat luas. Kalau media cetak terbatas pada area-area pemasarannya, tidak begitu adanya dengan social media secara online. Social media mampu menyebarkan informasi ke seluruh dunia kapan saja, ke mana saja, oleh siapa saja. Kelebihan ini yang

(11)

akhirnya membuat perubahan perilaku dari masyarakat dewasa ini. Setiap orang kini terbiasa dengan aktivitas social media yang tidak kenal waktu. Setiap saat mereka ingin memperbaharui statusnya di twitter, mereka bisa langsung menggunakan ponselnya.

Kemudahan ini berubah menjadi perilaku individu yang seketika ingin selalu tampil. Mereka seperti punya kebutuhan untuk online setiap waktu. Ditambah lagi dengan bertambahnya media-media sosial baru yang tipe penggunaannya tidak jauh berbeda tetapi tampilannya saja yang lebih baik. Selain itu, social media pun memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan customers secara lebih dekat (Rex Marindo dkk, 2011:21). Penulis setuju dengan mendapat ini karena penulis melihat social media sebagai medium teranyar untuk melakukan publisitas.

Menurut Rex Marindo dan kawan-kawan dalam buku ”Menciptakan Penjualan Melalui Social Media” (2011:5), social media memiliki manfaat-manfaat berikut dalam kehidupan sehari-hari:

- Personal branding is not only public figure’s, it’s for everyone

- Fantastic marketing result through social media

2.3 Target Market

Dari website Dunkin’ Donuts Indonesia menunjukkan bahwa kriteria target market dari Dunkin’ Donuts adalah seperti berikut:

Gender : Pria dan Wanita

Usia : Universal

Golongan Sosial : A, B, dan C

Geografis : Perkotaan di Indonesia

(12)

2.4 Analisa 4P

Telah dianalisa dari data bahwa Dunkin’ Donuts memiliki aspek product, price, place, promotion sebagai berikut:

Product : Dunkin’ Donuts menyediakan bermacam-macam donat dengan berbagai bentuk dan rasa, burger, roti lapis, minuman kopi, teh, dan jus jeruk.

Price : Harga yang ditawarkan oleh Dunkin’ Donuts berkisar dari Rp 9000 hingga Rp 72.000. Cukup sebanding dengan pasaran di Indonesia.

Place : Dunkin’ Donuts memiliki lebih dari 200 outlet cabang yang tersebar di seluruh kota di Indonesia. Tempat yang dipilih oleh Dunkin’ Donuts adalah tempat baru yang menguntungkan serta tempat yang nyaman di sudut perkotaan.

Promotion : Dunkin’ Donuts membuat acara-acara sebagai alat promosi mereka secara langsung.

2.5 Kompetitor

J.CO Donuts & Coffee

(13)

Dari sisi segmentasi pasar dan harga yang J.CO Donuts & Coffee berikan, hampir sama dengan Dunkin Donuts. Hanya saja J.CO memiliki inovasi produk yang lebih modern dan cocok untuk anak muda masa kini. Sehingga J.CO termasuk salah satu ancaman dari kompetitor Dunkin’ Donuts. Dari sumber facebook dan instagram J.CO Donuts & Coffee, konten visual yang ditampilkan J.CO adalah ungkapan-ungkapan quotes dengan background foto ataupun ilustrasi. J.CO Donuts & Coffee bermaksud memberi sapaan di setiap harinya kepada konsumen dengan menampilkan foto-foto yang diambil oleh konsumennya. J.CO mengambil pendekatan emosional kepada konsumennya.

Krispy Kreme Doughnuts

Gambar 2.2. Logo Krispy Kreme

Dari sisi segmentasi pasar dan harga yang Krispy Kreme berikan, hampir sama dengan Dunkin Donuts. Hanya saja bentuk donat Krispy Kreme terkadang unik dan khas. Sehingga Krispy Kreme termasuk salah satu ancaman dari kompetitor Dunkin’ Donuts. Dari sumber facebook Krispy Kreme Indonesia, konten visual yang ditujukan dari mereka ke konsumennya adalah pendekatan yang mengakibatkan interaksi. Jadi Krispy Kreme memanfaatkan facebook untuk interaksi langsung dengan konsumen sembari mengadakan promosi produknya.

Referensi

Dokumen terkait

MANGGARAI

Perubahan dapat dilihat dari tingkat pendapatan kusir, jam kerja kusir dalam beroperasi menggunakan delman, serta manajemen pemeliharaan kuda yang diterapkan meliputi

Adla Nur Shofa: Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha yaitu: Merintis usaha baru, Membeli Perusahaan yang sudah

a. Poliklinik yang buka pelayanan selama 24 jam setiap hari Senin sampai Sabtu.. Tenaga kesehatan terdiri dari 2 dokter dan 7 tenaga paramedis. Dokter perusahaan

Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan Adanya peningkatan pengetahuan tentang SDIDTK dan bagaimana cara menggunakan Instrumen yang valid dan yang relatif mudah

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat, petunjuk, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir

d) Menurut ulama Hanafiyah, apabila harta yang dihibahkan itu berbentuk rumah harus bersifat utuh, sekalipun rumah itu boleh dibagi. Akan tetapi ulama Malikiyah,

Selain dari staff, kami juga meminta bantuan dari para pengajar LTC untuk menjadi pembawa acara sekaligus juga ada yang menjadi pembuka dalam berdoa dan juga ada