Ana Nurwahyu, 2013
Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PERBANDINGAN DAN SKALA
( Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V SDN Barunagri Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Ana Nurwahyu
0904052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Ana Nurwahyu, 2013
2013
PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PERBANDINGAN DAN SKALA
Oleh
Ana Nurwahyu
0904052
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ana Nurwahyu 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Ana Nurwahyu, 2013
Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
i Ana Nurwahyu, 2013
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang fokusnya perhatian siswa pada penjelasan guru, akibatnya hasil belajar siswa pun tidak semuanya mencapai KKM yaitu 66. Oleh karena itu penulis mencoba menerapkan metode Quantum Teaching sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa SD pada materi pokok perbandingan dan skala. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Barunagri kelurahan Sukajaya kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 47 orang.. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga siklus. Instrumen yang digunakan adalah soal evaluasi, lembar observasi dan catatan lapangan. Berdasarkan data yang dianalisis secara keseluruhan, diperoleh kesimpulan bahwa skor rata-rata pada setipa siklus meningkat, namun skor rata-rata pada non siklus ke siklus I menurun. Pada siklus I skor rata-rata mengalami penurunan sebesar 18,1 % dari skor awal non siklus yaitu 56,8 menjadi 46,5. Pada siklus II skor rata-rata mengalami kenaikan sebesar 43,6 % dari skor awal siklus I yaitu 46,5 menjadi 66,8. Pada siklus III skor rata-rata ini mengalami kenaikan sebesar 20% dari skor siklus II yaitu 66,8 menjadi 80,1.
Kata kunci: Metode Quantum Teaching dan Hasil Belajar
ABSTRACT
ii Ana Nurwahyu, 2013
Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala
v Ana Nurwahyu, 2013
DAFTAR ISI
PERNYATAAN……….. i
ABSTRAK……….. ii
KATA PENGANTAR ………... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ………. iv
DAFTAR ISI ……….. v
DAFTAR TABEL ………. vii
DAFTAR GAMBAR ………. viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional... 4
BAB II KAJIAN TEORI A. Metode Quantum Teaching ... 6
1. Definisi Quantum Teaching ... 6
2. Karakteristik Quantum Teaching ... 7
3. Asas Utama Quantum Teaching ... 7
4. Prinsip Quantum Teaching ... 8
5. Rancangan Belajar Quantum Teaching ... 9
6. Kategori Quantum Teaching ... 12
B. Pembelajaran Matematika di SD ... 13
C. Penerapan Metode Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas V SD pada Materi Perbandingan dan Skala dalam Pembelajaran Matematika ... 18
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 20
vi Ana Nurwahyu, 2013
Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 22
D. Prosedur Penelitian... 22
E. Intrumen Penelitian ... 24
F. Analisis dan Pengolahan Data ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27
1.Siklus I ... 27
2.Siklus II ... 35
3.Siklus III ... 42
B. Pembahasan ... 47
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52
B. Rekomendasi ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
vii Ana Nurwahyu, 2013
DAFTAR TABEL
viii Ana Nurwahyu, 2013
Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan siklus PTK Kemmis dan Taggart ..…... 21
Gambar 4.1 Diagram Kenaikan Skor Rata –rata Siklus I ... 32
Gambar 4.2 Diagram Persentase Ketuntasan KKM Siklus I... 32
Gambar 4.3 Diagram Kenaikan Skor Rata –rata Siklus II ... 39
Gambar 4.4 Diagram Persentase Ketuntasan KKM Siklus II ... 40
Gambar 4.5 Diagram Kenaikan Skor Rata –rata Siklus III ... 45
Gambar 4.6 Diagram Persentase Ketuntasan KKM Siklus III ... 46
Gambar 4.7 Diagram Kenaikan Skor Rata –rata Setiap Siklus ... 50
ix Ana Nurwahyu, 2013
1 Ana Nurwahyu, 2013
Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Matematika adalah ilmu yang mempunyai peran penting dalam memajukan
daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan bepikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama (Permen No. 22 Tahun 2006). Mata pelajaran Matematika di Sekolah
Dasar meliputi materi pokok tentang bilangan, geometri, pengukuran dan
pengolahan data.
Dewasa ini, pembelajaran matematika berpedoman kepada KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan), yaitu kurikulum operasional yang dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan yang berlandasakan pada UU No. 20 Tahun
2003 dan PP No. 19 Tahun 2005. KTSP adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan dimasing-masing tingkat satuan pendidikan. KTSP
memuat beberapa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang nantinya akan
menjadi patokan standar kemampuan siswa ditingkat kelasnya. Pembelajaran
yang ideal menurut KTSP adalah pembelajaran yang memposisikan peserta didik
sebagai pusat dalam pembelajaran. Artinya bahwa siswa memiliki posisi sentral
dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga dapat mencapai hasil
belajar paling tidak diatas atau sama dengan KKM.
Diketahui bawa ada 13 orang siswa yang memenuhi KKM, sedangkan 35
orang lainnya tidak memenuhi KKM. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal
misalnya motivasi belajar kurang, metode pembelajaran yang kurang tepat, serta
kondisi lingkungan yang tidak mendukung siswa untuk menerima pelajaran
2
Ana Nurwahyu, 2013
Keadaan tersebut akan dapat diatasi dengan metode pembelajaran yang
membuat siswa termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu pendidik dituntut
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik
agar peserta didik lebih termotivasi dan tujuan pembelajaran dengan mudah dapat
tercapai. Metode pembelajaran sangat beragam baik metode pembelajaran secara
berkelompok maupun individual. Dari berbagai metode tersebut, ada satu motode
pembelajaran yang disebut Quantum teaching.
“Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar”. (Deporter, 2000:5). Interaksi-interaksi itu
adalah hal-hal yang dapat membuat siswa mendapat pembelajaran yang efektif
yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Diharapkan dengan Quantum Teaching,
guru dapat mengatasi hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan
cara sengaja menggunakan musik, meawarnai lingkungan sekeliling, menyusun
cara pengajaran yang sesuai, dan keterlibatan aktif dari siswa.
Asas utama dalam Quantum Teaching yaitu Bawalah dunia Mereka ke Dunia
Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Adapun prinsip-prinsip dari
Quantum Teaching yaitu
1. segalanya bicara,
2. segalanya bertujuan
3. pengalaman sebelum pemberian nama
4. akui setiap usaha
5. jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
Unsur-unsur dalam Quantum Teaching terbagi menjadi dua kategori yaitu
konteks dan isi. Konteks adalah latar untuk pembelajaran. Sedangkan isi adalah
bahan-bahan untuk pembelajaran itu sendiri.
Hipotesis penelitian ini penerapan model Quantum Teaching dalam
pembelajaran Matematika materi Perbandingan dan Skala dapat meningkatkan
3
Ana Nurwahyu, 2013
Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan paparan diatas maka penulis tertarik melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Model Quantum Teaching untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siwa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok
Perbandingan dan Skala di Kelas V SDN Barunagri Lembang”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah penerapan model Quantum Teaching
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN barunagri Lembang pada
mata pelajaran matematika materi pokok perbandingan dan skala”. Masalah
penelitian ini dijadikan de dalam pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum
Teaching dalam pembelajaran Matematika materi perbandingan dan skala
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum
Teaching dalam pembelajaran Matematika materi perbandingan dan skala
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang?
3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri
Lembang terhadap materi perbandingan dan skala setelah memperoleh
pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode Quantum Teaching?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi tentang
“Penerapan Metode Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok
Perbandingan dan Skala”
4
Ana Nurwahyu, 2013
1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum Teaching
dalam pembelajaran Matematika materi perbandingan dan skala untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum Teaching
dalam pembelajaran Matematika materi perbandingan dan skala untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang.
3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang terhadap
materi perbandingan dan skala setelah memperoleh pembelajaran Matematika
dengan menerapkan metode Quantum Teaching.
D. MANFAAT HASIL PENELITIAN 1. Bagi Guru
Untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam materi Perbandingan dan skala sehingga dapat dijadikan
alternatif pembelajaran matematika di kelas.
2. Bagi Siswa
Melatih siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran metematika serta
diharapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata
pelajaran matematika.
3. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini, sekolah diharapkan akan
menjadi satuan pendidikan yang terbiasa melakukan penelitian, sehingga akan
bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran.
E. DEFINISI OPERASIONAL
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam dalam suatu istilah, maka untuk
5
Ana Nurwahyu, 2013
Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penulis memberi batasan untuk istilah-istilah tersebut. Secara operasional, penulis
mendefinisikan istilah-istilah tersebut sebagai berikut:
1. Metode Quantum Teaching adalah metode pembelajaran dalam membantu
siswa untuk memahami konsep perbandingan dan skala, dimana siswa
sebagai subjek dan objek dalam pembelajaran dan guru sebagai fasilitator
yang mengubah suasana belajar secara sengaja agar tujuan pembelajaran
menjadi mudah tercapai.
2. Perbandingan dan skala merupakan materi pelajaran matematika kelas V yang
dituturkan dari Standar Kompetensi “Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah” dan Kompetesi Dasar “Menggunakan pecahan dalam
masalah per-bandingan dan skala”. Ruang lingkup materinya yaitu: Menuliskan perbandingan
Menunjukan perbandingan satu benda dengan benda lain
Menunjukan perbandingan satu benda dengan total benda seluruhnya Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan
Menghitung skala
Menghitung jarak pada peta terhadap jarak sebenarnya Menghitung jarak sebenarnya terhadap jarak pada peta
3. Hasil belajar adalah hasil yang diukur berupa aspek kognitif berupa soal
evaluasi secara tertulis setelah siswa melakukan pembelajaran dengan metode
Quantum Teaching pada standar kompetensi 5. Menggunakan pecahan dalam
pemecahan masalah dan kompetensi dasar 5.4 Menggunakan pecahan dalam
20 BAB III
METODE PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk melaksanakan
penelitian dengan alur tertentu sehingga tujuan dari penelitian tercapai. Dalam
penelitian ini, metode penelitian yang dikembangkan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). PTK memiliki peranan penting dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajaran apabila bisa dilaksanakan dengan baik dan benar, menurut Kemmis
dalam Wiriaatmadja (2005:12)
„Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi spasial tertentu (termasuk
pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan
praktek sosial b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek
pendidikan ini, dan c) situasi yang menungkinkan terlaksananya kegiatan
praktek ini‟
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan sebuah Sedangkan Arikunto
(2006:2) menjabarkan tiga kata yang membentuk pengertian tersebut.
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara
dan aturan atau metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan
21
Ana Nurwahyu, 2013
Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tertentu yang membentuk rangkaian siklus kegiatan untuk sekelompok siswa yang
sama, yang menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. PTK bertujuan
untuk memperbaiki kinerja guru yang dikhususkan dalam pembelajaran di kelas.
PTK merupakan salah satu bagian dari penelitian tindakan dengan tujuan yang
spesifik yang berkaitan dengan kelas. Tujuan dari peneltian tindakan kelas adalah
untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam suatu kelas dengan cara memperbaiki
cara kerja guru dalam membelajarkan siswa.
B. MODEL PENELITIAN
Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis melaksanakan model PTK dari
Kemmis dan Taggart dengan 3 siklus. PTK dari Kemmis dan Taggart adalah
model spiral yang dimulai dari perencanaan (plan), kemudian pelaksanaan (act)
dan pengamatan (observe) dan terakhir refleksi (reflect). Pada siklus berikutnya,
perencanaan direvisi berdasarkan refleksi yang telah dianalisis pada siklus
sebelumnya, setelah perencanaan revisi, kemudian pelaksanaan dan observasi dan
kembali lagi ke refleksi, begitu seterusnya sampai 3 siklus. Berikut adalah bagan
model spiral dari Kemmis dan Taggart (1988).
22
3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas diadaptasi dari Kemmis dan Taggart (Wiriatmadja, 2005:66)
C. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN
Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Barunagri yang berjumlah 48 orang
dengan jumlah laki-laki 25 orang dan 23 perempuan orang. Namun karena
seorang siswa termasuk anak luar biasa yang harus diberikan penanganan khusus,
maka subjek penelitian menjadi 47 orang dengan jumlah laki-laki 25 orang dan
jumlah perempuan 22 orang.
Adapun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri
Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, yang terletak Kp.
Barunagri Desa Sukajaya.
D. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam
penelitian secara rinci, konkret dan operasional. Sejalan dengan model Penelitian
Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Kunandar,
2008:70) bahwa „penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis
dan komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial‟ yaitu sebagai
berikut:
1. Planing (perencanaan)
Perencanaan merupakan tahap mengembangkan rencana tindakan yang secara
kritis untuk meningkatkan mutu apa yang menjadi sebuah masalah. Rencana ini
hendaknya disusun berdasarkan hasil pengamatan awal yang refleksif, karena dari
sini guru akan mendapat gambaran umum tentang masalah yang ada. “Dalam
tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa,
dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan” (Arikunto, 2006:17). Kegiatan dalam
perencaan penelitian diantaranya:
a. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Penyusunan bahan ajar
23
Ana Nurwahyu, 2013
Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Pembuatan soal evaluasi
e. Pembuatan lembar observasi
2. Acting (tindakan)
“Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan
terkendali, dan merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana” (Kunandar,
2008:72). Dalam tindakan peneliti mengacu pada permasalahan sebagai sasaran
dalam penelitian yang terdiri dari proses kegiatan pembelajaran, evaluasi dan
refleksi dengan mempertimbangan kondisi siswa dan proses lainnya yang
dikaitkan dengan penelitian.
3. Observing (observasi)
Tahap obsevasi bertujuan untuk mendokumentasikan apa yang terjadi pada
saat tindakan berlangsung. “Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang,
memberikan dasar bagi refleksi sekarang” (Kunandar, 2008:73). Tahap observasi
ini, akan menjadi dasar dalam melakukan refleksi, karena kelebihan dan
kekurangan penelitain akan terlihat pada tahap ini. Tahap observasi dilakukan
bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan pengamatan
dan mencatat semua hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan
tindakan berlangsung. Observer dapat dilakukan oleh rekan peneliti.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format yang telah dibuat yaitu
lembar observasi.
4. Reflecting (refleksi)
“Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti
yang telah dicatat dalam observasi” (Kunandar, 2008:75). Refleksi bertujuan
untuk menemukan, menganalisis, dan merenungkan kembali kegiatan yang telah
dilakukan berdasarkan catatan observasi. Hambatan dan permasalahan apa yang
terjadi ketika pelaksanaan berlangsung dan harus diperbaiki. Kegiatan refleksi
adalah menelaah kegiatan guru siswa dan lingkungan pembelajaran sangat penting
untuk melakukan suatu tindakan. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara
peneliti dan observer untuk merevisi rencana dan pelaksanaan tindakan pada
24
Langkah-langkah diatas disebut dengan satu siklus kegiatan. Apabila satu
siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan,penelitian
dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya sampai peneliti merasa puas.
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian memiliki peranan penting dalam memperoleh atau
mengumpulkan data yang akurat. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya RPP, soal evaluasi, lembar observasi dan catatan lapangan. Adapun
penggunaan LKS dalam pembelajaran bukanlah untuk mengukur hasil belajar
siswa, akan tetapi untuk membangun pengetahuan siswa secara bertahap. LKS
selengkapnya terlampir. Adapun rincian instrumen penelitian yang digunakan
sebagai berikut:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan pedoman metode dan langkah-langkah yang akan
dilaksanakan dalam setiap kali pertemuan di kelas. RPP dipersiapkan sebelum
mengajar yang di dalamnya tersusun secara sistematis yang terperinci sehingga
tujuan yang diinginkan untuk menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran
sudah terumuskan dengan jelas. Peneliti melakukan penelitian berdaur siklus
dengan merencanakan 3 siklus. Penyususnan RPP disesuaikan dengan model
Quantum Teaching. Format RPP selengkapnya terlampir.
2. Soal Tes Evaluasi
Tes evaluasi tertulis ialah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik
dengan memberikan jawaban tertulis pada akhir pembelajaran. Soal-soal berupa
soal isian yang dirumuskan berdasarkan indikator yang akan diukur sehingga
dapat melihat sejauh mana kemampuan siswa. Format soal tes evaluasi
selengkapnya terlampir.
3. Lembar Observasi
Pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan saat pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi yang digunakan bersifat terbuka, sehingga dapat
25
Ana Nurwahyu, 2013
Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
guru. Lembar observasi memuat aspek-aspek yang penting dalam proses
pembelajran yang dilaksanakan peneliti untuk memperoleh gambaran yang
berkenaan dengan aspek-aspek proses pembelajaran yang dilaksananakan. Format
lembar observasi selengkapnya terlampir.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah temuan selama pembelajaran berlangsung yang
diperoleh guru dalam mengamati situasi kelas saat pembelajaran berlangsung.
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data, apabila ada hal-hal yang
tidak teramati dalam lembar observasi. Bentuk temuan ini berupa aktifitas siswa
dan permasalahannya yang dihadapi selama pembelajaran. Format catatan
lapangan selengkapnya terlampir.
F. ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 1. Analisis Data
Dalam menganalisis data yang kompleks peneliti menggunakan teknis
analisis kualitatif yang salah satu modelnya adalah teknik analisis interaktis yang
dikembangkan oleh Miles dan Huberman dalam Kunandar (2008 : 102). Analisis
interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan, yaitu:
a. Reduksi Data
“reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,
menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data” (Kunandar,
2008:102). Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan
data yang tidak terlalu penting, dan meyusunnya hingga dapat ditarik
kesimpulan. Dalam pembelajaran data yang direduksi adalah perlakuan guru
yang diberikan kepada siswa mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Dalam mereduksi data dipilih hal-hal apa saja yang penting
yang harus diperhatikan, setelah itu, data kemudian di klasifikasikan mana
yang merupakan data hasil belajar, hasil observasi dan catatan lapangan.
26
Setelah di reduksi, data siap dibeberkan. Display data merupakan
pendeskripsian data atau menyajikan data secara rapi dalam bentuk narasi,
diagram atau grafik, kemudian data dibandingkan dengan kegiatan
sebelumnya. Misalnya perbandingan siklus I dan siklus II, mana yang lebih
baik. Pembeberan data yang sistematis dan interaktif akan memudahkan
pemahaman terhadap apa yang telah terjadi.
c. Penarikan Kesimpulan
Pembeberan data yang sistematis memudahkan dalan menarik kesimpulan.
Penarikan kesimpulan tentang peningkatan dan perubahan yang terjadi
dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang disimpulkan
pada akhir siklus satu sampai kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan
seterusnya sampai siklus terakhir.
2. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan lebih bermakna dan dapat
memberikan gambaran nyata mengenai masalah yang diteliti apabila diolah
terlebih dahulu sehingga dapat memberikan gambaran untuk menganalisis lebih
lanjut dan mengetahui peningkatan kemampuan dan pemahaman siswa dalam
pembelajaran. Langkah-langkah untuk pengolahan data adalah sebagai berikut:
a. Menghitung nilai rata-rata
Nilai rata-rata dihitung dengan cara sebagai berikut
Rata Kelas = � � � �� � ℎ �� � � ℎ ��
b. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus:
Ketuntasan belajar = � ℎ � �� ≥ 66
52 Ana Nurwahyu, 2013
Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan
merupakan jawaban dari rumusan masalah, sedangkan rekomendasi adalah apa
yang sebaiknya dilakukan agar perbaiki pada penelitian selanjutnya. Adapun lebih
jelasnya sebagai berikut:
A. KESIMPULAN
Perencanaan pembelajaran yang pada metode Quantum Teaching dirancang
berdasarkan rancangan belajar Quantum Teaching yaitu TANDUR (Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Urutan dalam RPP
dirancang berurutan dan sistematis.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa memiliki keterlibatan aktif dalam
mengikuti pembelajaran, serta antusiasme yang tinggi setiap kali guru meminta
untuk maju ke depan kelas. Hal ini membuktikan keefektifan metode ini dalam
pembelajaran matematika, terutama materi perbandingan dan skala.
Hasil belajar mengalami peningkatan, walaupun tidak terlalu besar serta
sempat mengalami penurunan dari nilai non-siklus ke siklus I. Pada siklus I skor
rata-rata mengalami penurunan sebesar 18,1 % dari skor awal non siklus yaitu
56,8 menjadi 46,5. Pada siklus II skor rata-rata mengalami kenaikan sebesar 43,6
% dari skor awal siklus I yaitu 46,5 menjadi 66,8. Pada siklus III skor rata-rata ini
mengalami kenaikan sebesar 20% dari skor siklus II yaitu 66,8 menjadi 80,1.
B. REKOMENDASI 1. Untuk Guru
Berdasarkan hasil penelitian diatas, penerapan metode Quantum
Teaching dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika, maka guru sebaiknya mencari informasi mengenai
53
Ana Nurwahyu, 2013
alternatif dalam melaksanakan pembelajaran baik matematika maupun mata
pelajaran lain.
2. Untuk Kepala Sekolah
Penyediaan fasilitas yang menunjang pembelajaran lebih diperbanyak
dan difungsikan secara optimal, selain untuk membantu kemudahan dalam
pembelajaran serta tidak menyia-nyiakan yang telah ada, namun untuk
fasilitas yang belum tersedia diharapkan segera ada agar pembelajaran yang
lebih efektif dapat diwujudkan.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Mendalami teori mengenai metode quantum teaching sangatlah penting,
pemahaman teori harus dimiliki sebelum melakukan tindakan dilapangan, hal
ini ditujukan agar kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir.
Alokasi waktu yang digunakan lebih diperpanjang, karena dalam
pembelajaran matematika mendalami sebuah materi membutuhkan waktu
yang tidak sedikit.
Pemilihan media penunjang seperti musik dan poster lebih disesuaikan
dengan keadaan siswa agar penggunaannya menjadi lebih efektif.
Selain diterapkan dalam mata pelajaran matematika, metode Quantum
Teaching ini tidak hanya dapat diterapkan pada mata pelajaran matematika,
maka tidak ada salahnya untuk mencoba penerapan metode Quantum
54 Ana Nurwahyu, 2013
Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
DePorter, Bobbi. (2007). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa
Fiilliana, Tarra. (2009). Quantum Teaching. [online]. Tersedia: http://teachink7.blogspot.com/2009/05/quantum-teaching.html. [06 Juli 2013]
Hernawan, Asep Herry. dkk. (2008). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press
Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Rosda
Hidayah, Rahmi. (2012). Penerapan Model Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 145 Pekanbaru. Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas Riau: Tidak diterbitkan.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Grafindo
Mahfudz, Asep. (2012). Cara Cerdas Mendidik yang Menyenangkan Berbasis
Super Quantum Teaching. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Saepudin, Aep. (2009). Gemar Belajar Matematika 5. Jakarta: Depdiknas
Sudjana, N. & Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Sunaryo, R.J. (2007). Matematika 5. Jakarta: Depdiknas
Syamsudin, Abin Makmun. (2003). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Cet-6. Bandung; Rosda Karya.
Tim Penyusun. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Wenger, Win. (2008). Beyond Teaching and Learning : Memadukan Quantum
55 Ana Nurwahyu, 2013