• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PERBANDINGAN DAN SKALA: Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PERBANDINGAN DAN SKALA: Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PERBANDINGAN DAN SKALA

( Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V SDN Barunagri Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Ana Nurwahyu

0904052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Ana Nurwahyu, 2013

2013

PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PERBANDINGAN DAN SKALA

Oleh

Ana Nurwahyu

0904052

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ana Nurwahyu 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

(3)

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

i Ana Nurwahyu, 2013

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang fokusnya perhatian siswa pada penjelasan guru, akibatnya hasil belajar siswa pun tidak semuanya mencapai KKM yaitu 66. Oleh karena itu penulis mencoba menerapkan metode Quantum Teaching sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa SD pada materi pokok perbandingan dan skala. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Barunagri kelurahan Sukajaya kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 47 orang.. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga siklus. Instrumen yang digunakan adalah soal evaluasi, lembar observasi dan catatan lapangan. Berdasarkan data yang dianalisis secara keseluruhan, diperoleh kesimpulan bahwa skor rata-rata pada setipa siklus meningkat, namun skor rata-rata pada non siklus ke siklus I menurun. Pada siklus I skor rata-rata mengalami penurunan sebesar 18,1 % dari skor awal non siklus yaitu 56,8 menjadi 46,5. Pada siklus II skor rata-rata mengalami kenaikan sebesar 43,6 % dari skor awal siklus I yaitu 46,5 menjadi 66,8. Pada siklus III skor rata-rata ini mengalami kenaikan sebesar 20% dari skor siklus II yaitu 66,8 menjadi 80,1.

Kata kunci: Metode Quantum Teaching dan Hasil Belajar

ABSTRACT

(5)

ii Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

(6)

v Ana Nurwahyu, 2013

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….. i

ABSTRAK……….. ii

KATA PENGANTAR ………... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ………. iv

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ………. vii

DAFTAR GAMBAR ………. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional... 4

BAB II KAJIAN TEORI A. Metode Quantum Teaching ... 6

1. Definisi Quantum Teaching ... 6

2. Karakteristik Quantum Teaching ... 7

3. Asas Utama Quantum Teaching ... 7

4. Prinsip Quantum Teaching ... 8

5. Rancangan Belajar Quantum Teaching ... 9

6. Kategori Quantum Teaching ... 12

B. Pembelajaran Matematika di SD ... 13

C. Penerapan Metode Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas V SD pada Materi Perbandingan dan Skala dalam Pembelajaran Matematika ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 20

(7)

vi Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 22

D. Prosedur Penelitian... 22

E. Intrumen Penelitian ... 24

F. Analisis dan Pengolahan Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27

1.Siklus I ... 27

2.Siklus II ... 35

3.Siklus III ... 42

B. Pembahasan ... 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52

B. Rekomendasi ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

(8)

vii Ana Nurwahyu, 2013

DAFTAR TABEL

(9)

viii Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan siklus PTK Kemmis dan Taggart ..…... 21

Gambar 4.1 Diagram Kenaikan Skor Rata –rata Siklus I ... 32

Gambar 4.2 Diagram Persentase Ketuntasan KKM Siklus I... 32

Gambar 4.3 Diagram Kenaikan Skor Rata –rata Siklus II ... 39

Gambar 4.4 Diagram Persentase Ketuntasan KKM Siklus II ... 40

Gambar 4.5 Diagram Kenaikan Skor Rata –rata Siklus III ... 45

Gambar 4.6 Diagram Persentase Ketuntasan KKM Siklus III ... 46

Gambar 4.7 Diagram Kenaikan Skor Rata –rata Setiap Siklus ... 50

(10)

ix Ana Nurwahyu, 2013

(11)

1 Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Matematika adalah ilmu yang mempunyai peran penting dalam memajukan

daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua

peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan

kemampuan bepikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan

bekerjasama (Permen No. 22 Tahun 2006). Mata pelajaran Matematika di Sekolah

Dasar meliputi materi pokok tentang bilangan, geometri, pengukuran dan

pengolahan data.

Dewasa ini, pembelajaran matematika berpedoman kepada KTSP (Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan), yaitu kurikulum operasional yang dilaksanakan di

masing-masing satuan pendidikan yang berlandasakan pada UU No. 20 Tahun

2003 dan PP No. 19 Tahun 2005. KTSP adalah kurikulum operasional yang

disusun dan dilaksanakan dimasing-masing tingkat satuan pendidikan. KTSP

memuat beberapa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang nantinya akan

menjadi patokan standar kemampuan siswa ditingkat kelasnya. Pembelajaran

yang ideal menurut KTSP adalah pembelajaran yang memposisikan peserta didik

sebagai pusat dalam pembelajaran. Artinya bahwa siswa memiliki posisi sentral

dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga dapat mencapai hasil

belajar paling tidak diatas atau sama dengan KKM.

Diketahui bawa ada 13 orang siswa yang memenuhi KKM, sedangkan 35

orang lainnya tidak memenuhi KKM. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal

misalnya motivasi belajar kurang, metode pembelajaran yang kurang tepat, serta

kondisi lingkungan yang tidak mendukung siswa untuk menerima pelajaran

(12)

2

Ana Nurwahyu, 2013

Keadaan tersebut akan dapat diatasi dengan metode pembelajaran yang

membuat siswa termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu pendidik dituntut

menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik

agar peserta didik lebih termotivasi dan tujuan pembelajaran dengan mudah dapat

tercapai. Metode pembelajaran sangat beragam baik metode pembelajaran secara

berkelompok maupun individual. Dari berbagai metode tersebut, ada satu motode

pembelajaran yang disebut Quantum teaching.

“Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar”. (Deporter, 2000:5). Interaksi-interaksi itu

adalah hal-hal yang dapat membuat siswa mendapat pembelajaran yang efektif

yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Diharapkan dengan Quantum Teaching,

guru dapat mengatasi hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan

cara sengaja menggunakan musik, meawarnai lingkungan sekeliling, menyusun

cara pengajaran yang sesuai, dan keterlibatan aktif dari siswa.

Asas utama dalam Quantum Teaching yaitu Bawalah dunia Mereka ke Dunia

Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Adapun prinsip-prinsip dari

Quantum Teaching yaitu

1. segalanya bicara,

2. segalanya bertujuan

3. pengalaman sebelum pemberian nama

4. akui setiap usaha

5. jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

Unsur-unsur dalam Quantum Teaching terbagi menjadi dua kategori yaitu

konteks dan isi. Konteks adalah latar untuk pembelajaran. Sedangkan isi adalah

bahan-bahan untuk pembelajaran itu sendiri.

Hipotesis penelitian ini penerapan model Quantum Teaching dalam

pembelajaran Matematika materi Perbandingan dan Skala dapat meningkatkan

(13)

3

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan paparan diatas maka penulis tertarik melaksanakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Model Quantum Teaching untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siwa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok

Perbandingan dan Skala di Kelas V SDN Barunagri Lembang”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah penerapan model Quantum Teaching

untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN barunagri Lembang pada

mata pelajaran matematika materi pokok perbandingan dan skala”. Masalah

penelitian ini dijadikan de dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum

Teaching dalam pembelajaran Matematika materi perbandingan dan skala

untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum

Teaching dalam pembelajaran Matematika materi perbandingan dan skala

untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang?

3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri

Lembang terhadap materi perbandingan dan skala setelah memperoleh

pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode Quantum Teaching?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi tentang

“Penerapan Metode Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok

Perbandingan dan Skala”

(14)

4

Ana Nurwahyu, 2013

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum Teaching

dalam pembelajaran Matematika materi perbandingan dan skala untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum Teaching

dalam pembelajaran Matematika materi perbandingan dan skala untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang.

3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang terhadap

materi perbandingan dan skala setelah memperoleh pembelajaran Matematika

dengan menerapkan metode Quantum Teaching.

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN 1. Bagi Guru

Untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar

siswa dalam materi Perbandingan dan skala sehingga dapat dijadikan

alternatif pembelajaran matematika di kelas.

2. Bagi Siswa

Melatih siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran metematika serta

diharapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata

pelajaran matematika.

3. Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini, sekolah diharapkan akan

menjadi satuan pendidikan yang terbiasa melakukan penelitian, sehingga akan

bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran.

E. DEFINISI OPERASIONAL

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam dalam suatu istilah, maka untuk

(15)

5

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penulis memberi batasan untuk istilah-istilah tersebut. Secara operasional, penulis

mendefinisikan istilah-istilah tersebut sebagai berikut:

1. Metode Quantum Teaching adalah metode pembelajaran dalam membantu

siswa untuk memahami konsep perbandingan dan skala, dimana siswa

sebagai subjek dan objek dalam pembelajaran dan guru sebagai fasilitator

yang mengubah suasana belajar secara sengaja agar tujuan pembelajaran

menjadi mudah tercapai.

2. Perbandingan dan skala merupakan materi pelajaran matematika kelas V yang

dituturkan dari Standar Kompetensi “Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah” dan Kompetesi Dasar “Menggunakan pecahan dalam

masalah per-bandingan dan skala”. Ruang lingkup materinya yaitu:  Menuliskan perbandingan

 Menunjukan perbandingan satu benda dengan benda lain

 Menunjukan perbandingan satu benda dengan total benda seluruhnya  Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan

 Menghitung skala

 Menghitung jarak pada peta terhadap jarak sebenarnya  Menghitung jarak sebenarnya terhadap jarak pada peta

3. Hasil belajar adalah hasil yang diukur berupa aspek kognitif berupa soal

evaluasi secara tertulis setelah siswa melakukan pembelajaran dengan metode

Quantum Teaching pada standar kompetensi 5. Menggunakan pecahan dalam

pemecahan masalah dan kompetensi dasar 5.4 Menggunakan pecahan dalam

(16)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk melaksanakan

penelitian dengan alur tertentu sehingga tujuan dari penelitian tercapai. Dalam

penelitian ini, metode penelitian yang dikembangkan adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). PTK memiliki peranan penting dalam rangka meningkatkan mutu

pembelajaran apabila bisa dilaksanakan dengan baik dan benar, menurut Kemmis

dalam Wiriaatmadja (2005:12)

„Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi spasial tertentu (termasuk

pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan

praktek sosial b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek

pendidikan ini, dan c) situasi yang menungkinkan terlaksananya kegiatan

praktek ini‟

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan sebuah Sedangkan Arikunto

(2006:2) menjabarkan tiga kata yang membentuk pengertian tersebut.

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara

dan aturan atau metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi

yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat

dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan

(17)

21

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tertentu yang membentuk rangkaian siklus kegiatan untuk sekelompok siswa yang

sama, yang menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. PTK bertujuan

untuk memperbaiki kinerja guru yang dikhususkan dalam pembelajaran di kelas.

PTK merupakan salah satu bagian dari penelitian tindakan dengan tujuan yang

spesifik yang berkaitan dengan kelas. Tujuan dari peneltian tindakan kelas adalah

untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam suatu kelas dengan cara memperbaiki

cara kerja guru dalam membelajarkan siswa.

B. MODEL PENELITIAN

Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis melaksanakan model PTK dari

Kemmis dan Taggart dengan 3 siklus. PTK dari Kemmis dan Taggart adalah

model spiral yang dimulai dari perencanaan (plan), kemudian pelaksanaan (act)

dan pengamatan (observe) dan terakhir refleksi (reflect). Pada siklus berikutnya,

perencanaan direvisi berdasarkan refleksi yang telah dianalisis pada siklus

sebelumnya, setelah perencanaan revisi, kemudian pelaksanaan dan observasi dan

kembali lagi ke refleksi, begitu seterusnya sampai 3 siklus. Berikut adalah bagan

model spiral dari Kemmis dan Taggart (1988).

(18)

22

3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas diadaptasi dari Kemmis dan Taggart (Wiriatmadja, 2005:66)

C. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN

Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Barunagri yang berjumlah 48 orang

dengan jumlah laki-laki 25 orang dan 23 perempuan orang. Namun karena

seorang siswa termasuk anak luar biasa yang harus diberikan penanganan khusus,

maka subjek penelitian menjadi 47 orang dengan jumlah laki-laki 25 orang dan

jumlah perempuan 22 orang.

Adapun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri

Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, yang terletak Kp.

Barunagri Desa Sukajaya.

D. PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam

penelitian secara rinci, konkret dan operasional. Sejalan dengan model Penelitian

Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Kunandar,

2008:70) bahwa „penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis

dan komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial‟ yaitu sebagai

berikut:

1. Planing (perencanaan)

Perencanaan merupakan tahap mengembangkan rencana tindakan yang secara

kritis untuk meningkatkan mutu apa yang menjadi sebuah masalah. Rencana ini

hendaknya disusun berdasarkan hasil pengamatan awal yang refleksif, karena dari

sini guru akan mendapat gambaran umum tentang masalah yang ada. “Dalam

tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa,

dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan” (Arikunto, 2006:17). Kegiatan dalam

perencaan penelitian diantaranya:

a. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Penyusunan bahan ajar

(19)

23

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Pembuatan soal evaluasi

e. Pembuatan lembar observasi

2. Acting (tindakan)

“Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan

terkendali, dan merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana” (Kunandar,

2008:72). Dalam tindakan peneliti mengacu pada permasalahan sebagai sasaran

dalam penelitian yang terdiri dari proses kegiatan pembelajaran, evaluasi dan

refleksi dengan mempertimbangan kondisi siswa dan proses lainnya yang

dikaitkan dengan penelitian.

3. Observing (observasi)

Tahap obsevasi bertujuan untuk mendokumentasikan apa yang terjadi pada

saat tindakan berlangsung. “Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang,

memberikan dasar bagi refleksi sekarang” (Kunandar, 2008:73). Tahap observasi

ini, akan menjadi dasar dalam melakukan refleksi, karena kelebihan dan

kekurangan penelitain akan terlihat pada tahap ini. Tahap observasi dilakukan

bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan pengamatan

dan mencatat semua hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan

tindakan berlangsung. Observer dapat dilakukan oleh rekan peneliti.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format yang telah dibuat yaitu

lembar observasi.

4. Reflecting (refleksi)

“Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti

yang telah dicatat dalam observasi” (Kunandar, 2008:75). Refleksi bertujuan

untuk menemukan, menganalisis, dan merenungkan kembali kegiatan yang telah

dilakukan berdasarkan catatan observasi. Hambatan dan permasalahan apa yang

terjadi ketika pelaksanaan berlangsung dan harus diperbaiki. Kegiatan refleksi

adalah menelaah kegiatan guru siswa dan lingkungan pembelajaran sangat penting

untuk melakukan suatu tindakan. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara

peneliti dan observer untuk merevisi rencana dan pelaksanaan tindakan pada

(20)

24

Langkah-langkah diatas disebut dengan satu siklus kegiatan. Apabila satu

siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan,penelitian

dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya sampai peneliti merasa puas.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian memiliki peranan penting dalam memperoleh atau

mengumpulkan data yang akurat. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya RPP, soal evaluasi, lembar observasi dan catatan lapangan. Adapun

penggunaan LKS dalam pembelajaran bukanlah untuk mengukur hasil belajar

siswa, akan tetapi untuk membangun pengetahuan siswa secara bertahap. LKS

selengkapnya terlampir. Adapun rincian instrumen penelitian yang digunakan

sebagai berikut:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan pedoman metode dan langkah-langkah yang akan

dilaksanakan dalam setiap kali pertemuan di kelas. RPP dipersiapkan sebelum

mengajar yang di dalamnya tersusun secara sistematis yang terperinci sehingga

tujuan yang diinginkan untuk menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran

sudah terumuskan dengan jelas. Peneliti melakukan penelitian berdaur siklus

dengan merencanakan 3 siklus. Penyususnan RPP disesuaikan dengan model

Quantum Teaching. Format RPP selengkapnya terlampir.

2. Soal Tes Evaluasi

Tes evaluasi tertulis ialah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik

dengan memberikan jawaban tertulis pada akhir pembelajaran. Soal-soal berupa

soal isian yang dirumuskan berdasarkan indikator yang akan diukur sehingga

dapat melihat sejauh mana kemampuan siswa. Format soal tes evaluasi

selengkapnya terlampir.

3. Lembar Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan saat pembelajaran

berlangsung. Lembar observasi yang digunakan bersifat terbuka, sehingga dapat

(21)

25

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

guru. Lembar observasi memuat aspek-aspek yang penting dalam proses

pembelajran yang dilaksanakan peneliti untuk memperoleh gambaran yang

berkenaan dengan aspek-aspek proses pembelajaran yang dilaksananakan. Format

lembar observasi selengkapnya terlampir.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah temuan selama pembelajaran berlangsung yang

diperoleh guru dalam mengamati situasi kelas saat pembelajaran berlangsung.

Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data, apabila ada hal-hal yang

tidak teramati dalam lembar observasi. Bentuk temuan ini berupa aktifitas siswa

dan permasalahannya yang dihadapi selama pembelajaran. Format catatan

lapangan selengkapnya terlampir.

F. ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 1. Analisis Data

Dalam menganalisis data yang kompleks peneliti menggunakan teknis

analisis kualitatif yang salah satu modelnya adalah teknik analisis interaktis yang

dikembangkan oleh Miles dan Huberman dalam Kunandar (2008 : 102). Analisis

interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan, yaitu:

a. Reduksi Data

“reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data” (Kunandar,

2008:102). Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan

data yang tidak terlalu penting, dan meyusunnya hingga dapat ditarik

kesimpulan. Dalam pembelajaran data yang direduksi adalah perlakuan guru

yang diberikan kepada siswa mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan penutup. Dalam mereduksi data dipilih hal-hal apa saja yang penting

yang harus diperhatikan, setelah itu, data kemudian di klasifikasikan mana

yang merupakan data hasil belajar, hasil observasi dan catatan lapangan.

(22)

26

Setelah di reduksi, data siap dibeberkan. Display data merupakan

pendeskripsian data atau menyajikan data secara rapi dalam bentuk narasi,

diagram atau grafik, kemudian data dibandingkan dengan kegiatan

sebelumnya. Misalnya perbandingan siklus I dan siklus II, mana yang lebih

baik. Pembeberan data yang sistematis dan interaktif akan memudahkan

pemahaman terhadap apa yang telah terjadi.

c. Penarikan Kesimpulan

Pembeberan data yang sistematis memudahkan dalan menarik kesimpulan.

Penarikan kesimpulan tentang peningkatan dan perubahan yang terjadi

dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang disimpulkan

pada akhir siklus satu sampai kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan

seterusnya sampai siklus terakhir.

2. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan lebih bermakna dan dapat

memberikan gambaran nyata mengenai masalah yang diteliti apabila diolah

terlebih dahulu sehingga dapat memberikan gambaran untuk menganalisis lebih

lanjut dan mengetahui peningkatan kemampuan dan pemahaman siswa dalam

pembelajaran. Langkah-langkah untuk pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Menghitung nilai rata-rata

Nilai rata-rata dihitung dengan cara sebagai berikut

Rata Kelas = � � � �� � ℎ �� � � ℎ ��

b. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus:

Ketuntasan belajar = � ℎ � �� ≥ 66

(23)

52 Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan

merupakan jawaban dari rumusan masalah, sedangkan rekomendasi adalah apa

yang sebaiknya dilakukan agar perbaiki pada penelitian selanjutnya. Adapun lebih

jelasnya sebagai berikut:

A. KESIMPULAN

Perencanaan pembelajaran yang pada metode Quantum Teaching dirancang

berdasarkan rancangan belajar Quantum Teaching yaitu TANDUR (Tumbuhkan,

Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Urutan dalam RPP

dirancang berurutan dan sistematis.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa memiliki keterlibatan aktif dalam

mengikuti pembelajaran, serta antusiasme yang tinggi setiap kali guru meminta

untuk maju ke depan kelas. Hal ini membuktikan keefektifan metode ini dalam

pembelajaran matematika, terutama materi perbandingan dan skala.

Hasil belajar mengalami peningkatan, walaupun tidak terlalu besar serta

sempat mengalami penurunan dari nilai non-siklus ke siklus I. Pada siklus I skor

rata-rata mengalami penurunan sebesar 18,1 % dari skor awal non siklus yaitu

56,8 menjadi 46,5. Pada siklus II skor rata-rata mengalami kenaikan sebesar 43,6

% dari skor awal siklus I yaitu 46,5 menjadi 66,8. Pada siklus III skor rata-rata ini

mengalami kenaikan sebesar 20% dari skor siklus II yaitu 66,8 menjadi 80,1.

B. REKOMENDASI 1. Untuk Guru

Berdasarkan hasil penelitian diatas, penerapan metode Quantum

Teaching dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran matematika, maka guru sebaiknya mencari informasi mengenai

(24)

53

Ana Nurwahyu, 2013

alternatif dalam melaksanakan pembelajaran baik matematika maupun mata

pelajaran lain.

2. Untuk Kepala Sekolah

Penyediaan fasilitas yang menunjang pembelajaran lebih diperbanyak

dan difungsikan secara optimal, selain untuk membantu kemudahan dalam

pembelajaran serta tidak menyia-nyiakan yang telah ada, namun untuk

fasilitas yang belum tersedia diharapkan segera ada agar pembelajaran yang

lebih efektif dapat diwujudkan.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Mendalami teori mengenai metode quantum teaching sangatlah penting,

pemahaman teori harus dimiliki sebelum melakukan tindakan dilapangan, hal

ini ditujukan agar kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir.

Alokasi waktu yang digunakan lebih diperpanjang, karena dalam

pembelajaran matematika mendalami sebuah materi membutuhkan waktu

yang tidak sedikit.

Pemilihan media penunjang seperti musik dan poster lebih disesuaikan

dengan keadaan siswa agar penggunaannya menjadi lebih efektif.

Selain diterapkan dalam mata pelajaran matematika, metode Quantum

Teaching ini tidak hanya dapat diterapkan pada mata pelajaran matematika,

maka tidak ada salahnya untuk mencoba penerapan metode Quantum

(25)

54 Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

DePorter, Bobbi. (2007). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa

Fiilliana, Tarra. (2009). Quantum Teaching. [online]. Tersedia: http://teachink7.blogspot.com/2009/05/quantum-teaching.html. [06 Juli 2013]

Hernawan, Asep Herry. dkk. (2008). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press

Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Rosda

Hidayah, Rahmi. (2012). Penerapan Model Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 145 Pekanbaru. Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas Riau: Tidak diterbitkan.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Grafindo

Mahfudz, Asep. (2012). Cara Cerdas Mendidik yang Menyenangkan Berbasis

Super Quantum Teaching. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Saepudin, Aep. (2009). Gemar Belajar Matematika 5. Jakarta: Depdiknas

Sudjana, N. & Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Sunaryo, R.J. (2007). Matematika 5. Jakarta: Depdiknas

Syamsudin, Abin Makmun. (2003). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Cet-6. Bandung; Rosda Karya.

Tim Penyusun. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Wenger, Win. (2008). Beyond Teaching and Learning : Memadukan Quantum

(26)

55 Ana Nurwahyu, 2013

Gambar

Tabel 2.1 Rancangan belajar dengan metode TANDUR ............................ 17
Gambar 3.1  Bagan siklus PTK Kemmis dan Taggart ..…..............................

Referensi

Dokumen terkait

Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup akibat dari kelainan sistem imun tubuh yang menghancurkan sel penghasil insulin atau juga

Begitu pentingnya pembelajaran bahasa Arab, maka penelitian ini menggunakan judul Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta yang mengajarkan bahasa

Media berkualitas rendah disamping akan cepat rusak, mengancam kesehatan, keamanan, juga bisa menyesatkan siswa.. 20 menggunakan dengan bahan berbahaya untuk

Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.494 yang berarti 49,4% faktor-faktor keputusan pembelian secara online pada ibu muda kelas menengah di Perumahan Johor Indah Permai 1

Penetapan kadar triklosan yang di lakukan secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) memperoleh hasil bahwa triklosan yang terdapat dalam pasta gigi ini memenuhi

Oleh karena itu, hipotesis tindakan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut “Apabila pembelajaran IPA mengenai pesawat sederhana dilakukan dengan menerapkan

wewenangnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 pada tanggal 8 Oktober 1997 ditetapkan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah sebagaimana dimaksud dalam

Untuk itu dalam penulisan ilmiah ini penulis membuat website yang dapat memberikan informasi kepada khalayak ramai yang berhubungan dengan dunia bisnis (e-commerce) yaitu