Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN
(STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012)
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh :
ISNA MACHMUDIN
NIM. 0906767
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN
(STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012)
Oleh Isna Machmudin
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Isna Machmudin 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
IsnI Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN
(STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012)
Pembimbing I : Dr. Arim, SE.,M.Si.,Ak
Pembimbing II : Elis Mediawati, S.Pd.,SE.,M.Si
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi risiko pembiayaan dan kinerja perusahaan Bank Umum Syariah (BUS) pada periode 2010-2012 selain itu tujuan penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh risiko pembiayaan terhadap kinerja perusahaan pada Bank Umum Syariah pada tahun 2010-2012. Indikator yang dipakai untuk menjelaskan risiko pembiayaan adalah Non Performing
Financing (NPF) sedangkan untuk indikator yang digunakan untuk mengukur
kinerja perusahaan adalah Return on Asset (ROA).
Yang dijadikan subjek penelitian adalah seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia (BI). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi dari laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah selama tiga tahun yaitu tahun 2010-2012. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi Bank Umum Syariah untuk periode 2010-2012 maka, Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi deskriptif dan analisis regresi data panel.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa risiko pembiayaan di Bank Umum Syariah pada 2010-2012 relatif stabil dan dibawah batas maksimum 5% BI. Sedangkan ROA Bank Umum Syariah masih relatif kecil yaitu dibawah 2%. Risiko pembiayaan dengan proksi NPF memiliki pengaruh negatif dan memilki kriteria pengaruh yang sangat rendah terhadap kinerja perusahaan dengan proksi ROA. Sesuai dengan hasil penelitian ini maka hipotesis yang diajukan diterima. Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Dwi Kumala Ratih (2012) dan Anisa Nursetyani (2009) yaitu menunjukan NPF berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan.
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Supervisor I : Dr. Arim, SE.,M.Si.,Ak
Supervisor II : Elis Mediawati, S.Pd.,SE.,M.Si
ABSTRACT
The aims of this research are to determine the condition of financial risk and the performance of General Islamic Banks in the period of 2010 – 2012. The purpose of this study is also to find out how the financial risk influences its performance at those periods. The indicator which is used to explain the financial risk is NPF (Non Performing Financing). While to measure the company’s performance, ROA (Return on Asset) is used.
General Islamic Banks which are listed in Indonesian Bank (BI) become the target research. Data is collected from the documentation of financial reports in three years from 2010 until 2012. Determining the condition of General Islamic Banks is the purpose of this research. So that, Analysis techniques used for the study are descriptive analysis and pool data regression analysis.
The result of the study showed that the financial risk in General Islamic Banks at 2010 until 2012 is relatively stable. It is under 5%, the maximum limit of BI. While ROA is relatively small, that is under 2%. The financial risk with NPF proxy has negative influence and low impact criterion for the company’s performance with ROA proxy. The hypothesis of the research is accepted. The result of this study has same suggestion with the research done by Dwi Kumala Ratih (2012) and Anisa Nursetyani (2009). They show that NPF influence the ROA negatively.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 12
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 12
1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Risiko Pembiayaan ... 13
2.1.2 Kinerja Perusahaan... 20
2.1.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 21
2.1.4 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan ... 21
2.1.5 Rasio Profitabilitas / Rentabilitas ... 22
2.1.5.1 Return on Assets (ROA) ... 23
2.2 Penelitian Terdahulu ... 24
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
2.4 Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian ... 31
3.2 Metode Penelitian... 31
3.2.1 Desain Penelitian ... 31
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 32
3.2.2.1 Variabel Independen ... 32
3.2.2.2 Variabel Dependen ... 32
3.2.3 Populasi dan Sampel ... 34
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.2.5 Teknik Analisis Data ... 35
3.2.5.1 Analisis Deskriptif ... 35
3.2.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 36
3.2.5.2.1 Uji Normalitas ... 36
3.2.5.2.2 Uji Autokorelasi ... 37
3.2.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 37
3.2.5.3 Regresi Data Panel ... 38
3.2.5.4 Metode Pemilihan Data ... 42
3.2.5.5 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 44
3.2.5.6 Menghitung Koefisien Determinasi dan Pengujian Kriteria ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 46
vii
4.1.2 Dekripsi Hasil Penelitian... 49
4.1.2.1 Deskripsi Risiko Pembiayaan pada Bank Umum Syariah ... 51
4.1.2.2 Deskripsi Kinerja Bank Umum Syariah ... 56
4.1.3 Analisis Data Statistik dan Pengujian Hipotesis ... 60
4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 60
4.1.3.1.1 Uji Normalitas ... 60
4.1.3.1.2 Uji Heteroskedastisitas ... 62
4.1.3.1.3 Uji Autokorelasi ... 63
4.1.3.1.4 Uji Linieritas ... 64
4.1.3.2 Pemilihan Model ... 65
4.1.3.2.1 Uji Chow ... 65
4.1.3.3 Pengujian Hipotesis Hasil Penelitian ... 66
4.1.3.4 Pengujian Kriteria Koefisien ... 68
4.1.3.5 Koefisien Determinasi ... 69
4.2 Pembahasan ... 70
4.2.1 Risiko Pembiayaan Bank Umum Syariah pada tahun 2010-2012 ... 70
4.2.2 Kinerja Bank Umum Syariah pada tahun 2010-2012 ... 72
4.2.3 Pengaruh Risiko Pembiayaan terhadap Kinerja Perusahaan ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 77
5.2 Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 24
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 31
Tabel 3.2 Bank Umum Syariah di Indonesia ... 34
Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 45
Tabel 4.1 Bank Umum Syariah di Indonesia ... 47
Tabel 4.2 Risiko Pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia pada 2010 ... 52
Tabel 4.3 Risiko Pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia pada 2011 ... 53
Tabel 4.4 Risiko Pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia pada 2012 ... 54
Tabel 4.5 Tingkat Pengembalian Asset (ROA) Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012 ... 57
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data ... 61
Tabel 4.7 Uji Glejser ... 62
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi ... 64
Tabel 4.9 Uji Linieritas ... 65
Tabel 4.10 Uji Chow ... 66
Tabel 4.11 Analisis Regresi Data Panel ... 67
Tabel 4.12 Koefisien Korelasi... 68
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pertumbuhan Aset, DPK dan Pembiayaan Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah 2010-2012 ... 2
Gambar 1.2 Proyeksi Growth Asset, DPK dan Pembiayaan Perbankan Syariah Tahun 2012 ... 3
Gambar 1.3 Perbandingan Return on Asset Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional 2010-2012 ... 6
Gambar 1.4 Pertumbuhan Laba Bersih Bank Umum Syariah dan Bank Umum 2010-2012 ... 6
Gambar 1.5 Non Performing Finance 2010-2012 ... 7
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 30
Gambar 2.2 Skema Hubungan Variabel ... 30
Gambar 4.1 Pertumbuhan Laba Bersih Bank Umum Syariah 2010-2012 ... 59
Gambar 4.2 Kurva Normalitas ... 61
Gambar 4.3 Scatterplot... 63
Gambar 4.4 Perbandingan Risiko Pembiayaan BUS dan Bank Konvensional ... 70
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Penelitian
Lampiran 2 : Hasil Perhitungan SPSS 19 dan EViews 7
Lampiran 3 : SK Pembimbing, Formulir Bimbingan dan Formulir Revisi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan semakin banyak bermunculannya Perbankan syariah ataupun
Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia saat ini, yaitu seiring dengan
diberlakukannya undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan
Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa Bank Syariah
adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Selain itu dalam undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan
Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan dalam menjalankan
aktivitasnya, Bank Syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut : Prinsip
Keadilan, Prinsip Kesederajatan, Prinsip Ketentraman. Maka seharusnya setiap
Perbankan Syariah maupun Lembaga Keuangan Syariah sangat memperhatikan
bisnis mereka dimana Prinsip Syariahlah yang harus mereka perhatikan karena hal
tersebut yang merupakan perbedaan ataupun merupakan keunggulan Bank
Syariah ataupun Lembaga Keuangan Syariah dibandingkan dengan Bank
Konvensional maupun Lembaga Keuangan Lainnya.
Berdasarkan data dari Statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia., Bank Umum Syariah pada akhir Desember 2012 berjumlah 11
Bank dan memiliki 1.745 kantor di Indonesia dalam data tersebut menunjukan ada
penambahan bank umum syariah dan juga jaringan kantornya, pada tahun 2009
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
kantor. Hal tersebut menunjukan bahwa bank syariah mengalami pertumbuhan
yang sangat cepat karena dalam 3 tahun ada penambahan jaringan kantor yang
sangat signifikan lebih dari 1000 jaringan kantor bertambah dan tersebar di
seluruh Indonesia. Selain itu, cepatnya pertumbuhan bank syariah pun ditunjukan
dengan semakin meningkatnya aset bank syariah. Total Aset yang dimiliki oleh
Bank Umum Syariah dari tahun 2010-2012 terus mengalami peningkatan yang
cukup signifikan yaitu dari tahun 2010 ke 2012 pertumbuhan aset Bank Umum
Syariah mencapai angka 100%.
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (Bank Indonesia) diolah
Gambar 1.1
Pertumbuhan Aset, DPK dan Pembiayaan Bank Umum Syariah 2010-2012
Dalam proyeksi pertumbuhan bank syariah, pada tahun 2012 pertumbuhan
aktual aset Bank Umum Syariah berada dikisaran proyeksi pertumbuhan moderat
yaitu sekitar 34%, Menurut Bank Indonesia Pertumbuhan moderat adalah ketika
akselerasi perbankan syariah saat ini terus berlanjut dan tidak banyak mengalami
tekanan atau tetap didukung oleh faktor-faktor organik. Ekspansi pembiayaan
Rp-3
terus berlanjut dan peningkatan DPK terus meningkat untuk mengimbangi sisi
aset. Tahun 2013 Kementerian Agama disinyalir akan kembali menempatkan dana
haji di perbankan syariah sebesar 30% bahkan berpotensi lebih besar dari
persentase tersebut. Selain itu, penerapan ketentuan multiple license industri
perbankan nasional dapat membawa konsekuensi peningkatan kewajiban modal
pemilik di bank-bank umum termasuk di bank syariah. Hal ini tentunya
mendukung ekspansi perbankan syariah ke depan. Hal tersebut bisa dilihat dalam
tabel proyeksi growth asset, DPK dan pembiayaan perbankan syariah.
Sumber : Outlook perbankan syariah 2012 (Bank Indonesia)
Gambar 1.2
Perbandingan Proyeksi Pertumbuhan dan Realisasi Aset, DPK dan
Pembiayaan Perbankan Syariah Tahun 2012
Terjadinya penurunan pertumbuhan bank syariah pada tahun 2012
dibandingkan tahun sebelumnya disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan bank
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Berharga Syariah Negara (SBSN) atau biasa disebut Sukuk. Data di Bank
Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan industri perbankan syariah pada semester
I-2012 cenderung melambat dibandingkan pertumbuhan pada akhir Desember
2011. Menurut Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah BI, Edy
Setiadi, perlambatan pertumbuhan perbankan syariah, salah satunya bisa dilihat
dari pertumbuhan aset yang hanya sebesar 7,04 persen pada periode Januari-Juli
2012 (year to date/ytd). Hal itu berarti selama paruh pertama 2012,
pertumbuhannya belum mencapai setengah dari total pertumbuhan aset tahun lalu,
sebesar 48,6 persen (ytd) selama setahunan. Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK)
perbankan syariah hingga Juni 2012 (ytd) tercatat meningkat sebesar 3,62 persen,
atau masih belum mencapai setengahnya dari total pertumbuhan tahun lalu
sebesar 51,4 persen (ytd) selama setahunan. Dari sisi pembiayaan,
pertumbuhannya baru mencapai 14,7 persen (ytd) selama semester I-2012.
Sedangkan, pada akhir Desember 2011, pertumbuhan pembiayaan bisa mencapai
50 persen.“Jadi kalau kita lihat pertumbuhan enam bulanan terakhir itu masih jauh
dibandingkan gambaran pertumbuhan tahun lalu, jelas Edy. (kabarbisnis.com)
Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah walaupun
mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya, akan
tetapi pertumbuhan tersebut melebihi pertumbuhan keuangan syariah global yang
hanya 15% - 20% per tahun. Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah,
mengatakan melejitnya perbankan syariah kita disebabkan dorongan dari akar
rumput seperti bank dan asosiasi masyarakat terkait, bukan dari atas atau
5
banknya sendiri tapi pihak otoritas dan asosiasi terkait," kata Halim. Lama-lama,
produk yang dikembangkan lebih inovatif yang mendekati kebutuhan masyarakat.
"Ini makin mengakselerasi pertumbuhan bank syariah," ungkapnya.. Dan untuk
tahun ini kinerja perbankan syariah Indonesia kini berada di posisi kelima
perbankan syariah global. Pada tahun lalu, perbankan syariah nasional menempati
posisi ketujuh. (metrotvnews.com)
Bank syariah sendiri dalam kinerjanya menunjukan peningkatan atau pun
perbaikan dari tahun – tahun sebelumnya dengan ditunjukan oleh tingkat
pengembalian aset (Return on Asset) yang terus meningkat. Atau dengan kata lain
kinerja bank syariah dalam menghasilkan laba melalui asset dari masyarakat dan
modal sendiri cukuplah baik karena terus mengalami peningkatan. Semakin besar
ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset
(Dendawijaya, 2005:118).
Kinerja Bank umum syariah dibandingkan dengan bank konvensional
tidak terlalu berbeda hal tersebut bisa dilihat dari peningkatan ROA dari
masing-masing perbankan, tetapi dari segi pertumbuhan kinerja bank syariah lebih unggul
karena mengalami peningkatan yang lebih baik dari tahun ke tahun dan juga
keberadaan bank syariah yang masih baru, selain itu market share perbankan
syariah yang hanya berkisar diangka kurang dari 5%. Bank Indonesia juga
mencatat laba bersih perbankan syariah tahun 2012 melonjak 71% menjadi Rp 2,4
triliun dari setahun sebelumnya yang sekitar Rp 1,4 triliun. Dalam tiga tahun
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
2010 2011 2012
signifikan, hal tersebut ditunjukan dengan peningkatan laba bersih dari tahun
2010 – 2012 yang mencapai 140% dibandingkan dengan bank konvensional yang
masih relatif stabil dan mengalami penurunan di tahun 2012 yaitu sebesar 24%
dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai pertumbuhan laba sekitar 31%.
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (Bank Indonesia) diolah
Gambar 1.3
Perbandingan Return on Asset Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional
2010-2012
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (Bank Indonesia) diolah
Gambar 1.4
Pertumbuhan Laba Bersih Bank Umum Syariah dan Bank Umum 2010-2012
7
Dan berdasarkan tingkat resiko pembiayaan dengan alat ukur Non
Performing Finance (NPF), dari tahun 2010 ke 2012 kredit bermasalah pada bank
umum syariah cenderung stabil dan tidak terjadi kenaikan ataupun penurunan
yang cukup signifikan. Walaupun pada tahun 2012 terjadi kenaikan pembiayaan
bermasalah pada Bank Umum Syariah, akan tetapi kenaikan tersebut tidak terlalu
berarti karena pertumbuhan pembiayaan pada BUS juga meningkat dan bahkan
peningkatannya cukup besar.
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (Bank Indonesia) diolah
Gambar 1.5
Non Performing Finance Bank Umum Syariah 2010-2012
Ketika sebuah perusahaan dikelola dengan baik, maka perusahaan tersebut
cenderung memiliki kinerja yang baik dan pengelolaan resiko yang baik pula.
Sebaliknya ketika perusahaan tidak dikelola dengan baik maka resiko yang timbul
akan semakin besar dan bisa mengakibatkan penurunan kinerja ataupun lebih
parah lagi perusahaan tersebut bisa bankrut dan ditutup. Pada bulan April 2009,
BI menutup salah satu bank, yakni Bank IFI (Indonesia Finance of Investment
Company). Bank tersebut ditutup karena tidak memiliki kecukupan modal dalam
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
usahanya. Sebelum ditutup bank tersebut memiliki rasio kecukupan modal di
bawah 8%, yang berarti angka tersebut di bawah angka kecukupan modal yang
ditentukan oleh BI yaitu 8%, selain karena kekurangan modal PT. Bank IFI pun
menunjukan besarnya kredit bermasalah ditunjukan dengan besarnya NPL (Non
Performing Loan) yaitu sebesar 24%. (suaramerdeka.com) Hal tersebut
menunjukan bahwa perbankan memiliki risiko yang sangat tinggi karena modal
yang digunakan selain dari modal inti perusahaan merupakan dana dari
masyarakat karena sesuai dengan fungsi bank yaitu sebagai intermediasi dan dana
yang diapakai untuk menyalurkan kredit/pembiayaan pada masyarakat adalah
dana dari simpanan masyarakat itu sendiri. Sehingga ketika terjadi kredit macet,
maka bank pun akan mengalami risiko yang sangat tinggi pula ketika para
nasabah yang menyimpan dananya secara tiba-tiba menarik dana tersebut.
Walaupun setiap bank diwajibkan memiliki pencadangan penghapusan aktiva
produktif tetapi ketika ada penarikan besar-besaran oleh nasabah, maka pihak
bank akan mengalami kesulitan karena dana dari nasabah disalurkan ke nasabah
lainnya, sehingga pihak bank akan menggunakan modalnya sebagai alat likuiditas.
Risiko sendiri menurut Jorion dan Khoury (Tariqullah dan Habib, 2008)
adalah perubahan atau perbedaan hasil yang tidak diharapkan. Menurut Tariqullah
dan Habib (2008) dalam Bank Syariah risiko yang dapat timbul diantaranya
adalah 1. Risiko Kredit/Pembiayaan 2. Risiko Benchmark 3. Risiko Likuiditas 4.
Risiko Operasional 5. Risiko Hukum 6. Risiko Penarikan Dana 7. Risiko Fidusia
dan 8. Displace Commercial Risk. Dari risiko yang disebutkan, risiko
9
karena risiko tersebut timbul karena fungsi dari perbankan syariah itu sendiri yaitu
menyalurkan dana. Menurut Karim (2003) Risiko pembiayaan adalah risiko yang
disebabkan oleh adanya kegagalan pihak lawan transaksi dalam memenuhi
kewajibannya. Untuk bank syariah sendiri memiliki resiko yang cukup besar
dalam risiko kredit atau dalam bank syariah disebut risiko pembiayaan, karena di
dalam bank syariah terdapat akad musyarakah dan juga mudharabah yaitu akad
pembiayaan dengan prinsip profit and loss sharing atau disebut dengan istilah
bagi hasil. Prinsip tersebut merupakan prinsip yang memiliki risiko tinggi karena
pihak bank berbagi risiko dengan nasabah ketika nasabah tidak mendapatkan
keuntungan dan mendapatkan kerugian. Ketika nasabah mengalami kerugian
maka pihak bank tidak akan mendapatkan keuntungan apapun, dan hal tersebut
bisa menurunkan laba perusahaan karena pos pendapatan bank berkurang.
Menurut Masyhud Ali (2006) risiko kredit/pembiayaan merupakan risiko yang
menyumbang porsi kerugian terbesar karena margin yang diterima dari kegiatan
lending relatif kecil. Dengan demikian, risiko kredit/pembiayaan merupakan unsur
yang paling memiliki potensi tercepat dalam mengurangi modal bank. Selain itu
penambahan jaringan kantor yang cukup banyak dan juga cepat akan
menimbulkan risiko yang lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Dalam Pedoman good corporate governance yang di terbitkan oleh
KNKG (2004) dalam tindakan pelaksanaan good corporate governance,
perbankan salah satunya harus membentuk corporate structure yang didalamnya
tercermin risk management, internal control dan compliance. Struktur – struktur
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
meminimalkan risiko kerugian yang timbul dari kegiatan operasional dan juga non
operasional. Hal diatas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Herman Darmawi
(2005) manajemen risiko bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan juga
efisiensi usaha. Herman Darmawi (2005:11) menyebutkan manfaat manajemen
risiko bagi perusahaan yaitu dapat mengurangi risiko kerugian dan artinya dapat
mengurangi pengeluaran dan juga akan menunjang peningkatan laba.
Selain teori-teori yang menunjukan bahwa kinerja perusahaan yang diukur
dengan laba perusahaan dipengaruhi risiko kredit/pembiayaan, adapun hasil
penelitian-penelitian tentang pengaruh risiko kredit/pembiayaan terhadap kinerja
perusahaan diantaranya : penelitian yang dilakukan oleh Anisa Nursetyani (2009)
yang dilakukan terhadap Bank Domestik dan menunjukan bahwa NPL
berpengaruh negatif dan signifikan pada kinerja perusahaan (ROA). Penelitian
yang dilakukan oleh Dhika Rahma Dewi (2010) menunjukan bahwa Non
Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Dhian Dayinta pratiwi pada tahun 2012
yang dilakukan terhadap tiga Bank Umum Syariah yaitu Muamalat, Mandiri dan
Bank Mega syariah menunjukan bahwa NPF memiliki pengaruh negatif terhadap
ROA Dengan demikian kenaikan NPL/NPF mengakibatkan laba menurun
sehingga ROE/ROA menjadi semakin kecil. Dengan kata lain semakin tinggi
NPL/NPF maka kinerja bank menurun dan sebaliknya.
Akan tetapi terdapat juga penelitian yang menunjukan hasil yang berbeda
seperti penelitian yang dilakukan oleh Ponttie Prasnanugraha P (2007)
11
adalah positif, hasil tersebut sejalan dengan penelitian Anisa Nursetyani (2009)
yang menunjukan bahwa NPL berpengaruh positif dan tidak signifikan pada Bank
Asing. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai NPL perusahaan
maka mengakibatkan semakin tinggi ROA perusahaan tersebut. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Ponttie terdapat perbedaan arah hasil dimana jika semakin
tinggi NPL maka ROA semaki tinggi pula.
Berdasarkan dari latar belakang yang penulis paparkan yaitu tingkat risiko
kredit/pembiayaan yang dimilki oleh perbankan syariah yang lebih tinggi dan
dengan adanya fenomena yang terjadi pada saat ini yaitu pertumbuhan kinerja
perbankan syariah yang sangat cepat dibandingkan bank konvensional, selain itu
terdapat perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka
penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Risiko
Pembiayaan terhadap Kinerja Perusahaan (studi pada Bank Umum Syariah
di Indonesia pada tahun 2010-2012)”
1.2. Rumusan Masalah
Dengan cukup tingginya risiko pembiayaan yang dimiliki oleh bank umum
syariah dibandingkan dengan bank konvensional, akan tetapi bank umum syariah
memiliki kinerja yang sangat baik. Ada pun rumusan masalah yang akan di gali
oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Kondisi risiko pembiayaan pada Bank Umum Syariah pada periode
2010-2012
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
3. Pengaruh risiko pembiayaan terhadap kinerja perusahaan pada Bank
Umum Syariah
1.3. Tujuan dan kegunaan penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Dengan latar belakang penelitian yang sudah dipaparkan diatas, maka
tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui kondisi risiko pembiayaan yang dihadapi oleh Bank
Umum Syariah pada periode 2010-2012.
2. Mengetahui kinerja Bank Umum Syariah pada periode 2010-2012.
3. Mengetahui pengaruh risiko pembiayaan terhadap kinerja
perusahaan pada bank umum syariah.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Menambah kajian-kajian tentang faktor yang mempengaruhi kinerja
perusahaan pada bank umum syariah di Indonesia.
2. Kegunaan Praktis
Menambah pengetahuan peneliti tentang pengaruh resiko
pembiayaan terhadap kinerja perusahaan pada bank umum syariah.
Selain itu peneliti berharap hasil penelitian dapat bermanfaat bagi
bank umum syariah agar dapat mengkaji tentang risiko pembiayaan
yang dihadapi oleh bank umum syariah dan juga tentang kinerja
BAB III
OBYEK & METODE PENELITIAN
3.1. Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data.
Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38)
bahwa “ Obyek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya ”. Obyek penelitian dalam
penelitian ini yaitu Risiko Pembiayaan yang diproksi dengan Non Performing
Financing (NPF) dan Kinerja Perusahaan yang diproksi dengan Return On Asset
(ROA).
3.2. Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian mengenai
“pengaruh risiko pembiayaan dengan implikasinya terhadap kinerja
perusahaan pada Bank Umum Syariah” adalah metode asosiatif dengan
pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan
hubungan kausal dan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian
hipotesis (Sugiyono, (2010:56). Pelaksanaan metode ini dilakukan dengan
teknik pengambilan data melalui dokumentasi dari masing-masing website
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai variabel-variabel yang akan
digunakan dalam penelitian beserta definisi operasionalnya. Dalam penelitian
ini terdapat dua variabel yaitu dua variabel dependen, dan satu variabel
independen.
3.2.2.1 Variabel Independen
Variabel Independen dalam bahasa Indonesia sering disebut
variable bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable dependen
(terikat). (Sugiyono:2012:59) Yang dijadikan sebagai variabel
independen dalam penelitian ini adalah Risiko Pembiayaan (Non
Performing Financing).
NPF merupakan persentase jumlah pembiayaan bermasalah
(kriteria kurang lancar, diragukan dan macet) terhadap total pembiayaan
yang disalurkan bank. Pengukuran NPF pada tahun 2010-2012 dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
3.2.2.2 Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai variable output,
kriteria, konsukuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel
33
menjadi akibat, karena adanya variable bebas atau disebut variabel
independen. (Sugiyono, 2012:59). Yang dijadikan sebagai variable
dependen dalam penelitian ini Kinerja Perusahaan dengan alat ukur
profitabilitas yaitu Return on Asset (ROA).
Pengukuran ROA digunakan untuk mengukur seberapa besar
aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin besar
ROA maka semakin baik pula optimalisasi aktiva. Pengukuran ROA pada
tahun 2010-2012 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator yang Dianalisis Skala
Variabel
laba bersih setelah pajak, total aktiva dengan rumus:
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
3.2.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah
(BUS) yang beroperasi di Indonesia pada tahun 2010-2012 yaitu berjumlah 11
BUS. Dan dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah semua populasi
yaitu 11 BUS atau biasa disebut dengan sampel jenuh.
Tabel 3.2
Daftar Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2010-2012
No Nama Bank Umum Syariah
1 PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia 2 PT. Bank Syariah Mandiri
3 PT. Bank Mega Syariah Indonesia 4 PT. BRI Syariah
5 PT. Bank Syariah Bukopin 6 PT. Bank Victoria Syariah 7 PT. Bank Panin Syariah 8 PT. BCA Syariah 9 PT. BNI Syariah
10 PT. Bank Jabar Banten Syariah 11 PT. Maybank Indonesia Syariah Sumber : Bank Indonesia (diolah)
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat
oleh pihak lain). Data sekunder yang digunakan berupa bukti, catatan, atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
35
Sumber data diambil dari website resmi masing-masing Bank Umum Syariah
di Indonesia.
3.2.5 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2012:206) Dalam penelitian kuantitatif, analisis
data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul.
Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan data panel (pooled data) sehingga regresi dengan
menggunakan data panel disebut model regresi data panel (Yana Rohmana,
2010:229). Sedangkan pengertian data panel, yaitu gabungan dari data time
series (antar waktu) dan data cross section (antar individu atau ruang)
(Gujarati, 2003:637). Dan alat pengolah data dalam penelitian ini
menggunakan software Microsoft Excel, SPSS 19 dan Eviews 7.
3.2.5.1Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi tentang
suatu data yang dilihat melalui nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(Ghozali, 2009). Standar deviasi kecil menunjukan nilai sampel atau
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
disebabkan nilainya hampir sama dengan nilai rata-rata. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa setiap anggota sampel atau populasi mempunyai
kesamaan. Sebaliknya, apabila nilai deviasi besar, maka penyebaran dari
rata-rata juga besar.
3.2.5.2Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebagai syarat sebelum melakukan
regresi agar menghasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik. Adapun
tahapan dalam pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini yaitu, uji
normalitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
3.2.5.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
agar uji statistik untuk jumlah sampel kecil hasilnya tetap valid
(Ghozali, 2009). Uji normalitas ini untuk mengetahui apakah data
bersifat distribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal
berarti teknik analisis yang digunakan adalah statistika parametrik,
sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka teknik analisis
data yang akan digunakan adalah statistika nonparametrik.
Hal ini dapat diketahui model regresi yang baik jika distribusi
datanya normal dan mendekati normal. Distribusi normal ini terlihat
dengan penyebaran data disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonalnya. Uji normalitas dapat dilihat dengan memperhatikan
37
Residual dan juga melalui uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 19 dengan pedoman
sebagai berikut :
Kriteria Uji dalam One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test :
a. Jika angka signifikansi (SIG) > 0.05, maka Ho diterima
b. Jika angka signifikansi (SIG) < 0.05, maka Ho ditolak
3.2.5.2.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain (Ghozali, 2009). Dalam penelitian ini,
untuk menguji autokorelasi dilakukan dengan melakukan Uji Durbin
Watson. (Ghozali, 2009). Menurut Makridakis dalam Wahid Sulaiman
(2004:89), kriteria pengujian terhadap nilai D-W sebagai berikut :
1. 1,65 < DW <2,35 maka tidak terjadi autokorelasi
2. 1,21<DW<1,65 atau 2,35<DW<2,79 maka tidakdapat
disimpulkan
3. DW<1,21 atau DW>2,79 maka terjadi autokorelasi
3.2.5.2.3 Uji Heteroskedisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
homoskedastisitas, yaitu keadaan ketika variance dari residual satu
pengamatan kepengamatan lain tetap (Ghozali, 2009). Uji
Heteroskedastisitas yang akan dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan grafik Scatterplot dan uji Glejser . Uji grafik dan uji
glejser dilakukan dengan membaca pola Scatterplot dengan
menggunakan SPSS 19. Apabila titik-titik membentuk pola tertentu
pada Scatterplot, maka dapat disimpulkan terdapat heteroskedastisitas
dan model regresi harus diperbaiki. Sedangkan pedoman untuk uji
glejser adalah :
a. sig > 0,05 (α) maka tidak terjadi heteroskedastisitas
b. sig < 0,05 (α) maka terjadi heteroskedastisitas
3.2.5.3Analisis Regresi Data Panel
Metode Analisis Data penelitian ini menggunakan analisis panel
data sebagai alat pengolahan data dengan menggunakan software Eviews
7. Analisis dengan menggunakan panel data adalah kombinasi dari data
time series dan cross section. Dengan mengakomodasi Dalam model
informasi baik yang terkait variabel-variabel cross section maupun time
series, data panel secara substansial mampu menurunkan masalah omitted
variables, model yang mengabaikan variabel yang relevan (Wibisono
dalam Ajija et.,al, 2011). persamaan model dengan menggunakan data
cross-section dapat ditulis sebagai berikut :
39
dimana N adalah banyaknya data cross-section. Sedangkan persamaan
model dengan time-series adalah :
Yt = β0 + β1 Xt + εt ; t = 1, 2, ..., T
dimana T adalah banyaknya data time-series
Mengingat data panel merupakan gabungan dari time-series dan
cross-section, maka model dapat ditulis dengan :
Yit = β0 + β1 Xit + εit i = 1, 2, ..., N ; t = 1, 2, ..., T
dimana :
N = banyaknya observasi
T = banyaknya waktu
N × T = banyaknya data panel
Menurut Gujarati (2003), keunggulan penggunaan data panel
memberikan banyak keuntungan diantaranya sebagai berikut:
1. Data panel mampu menyediakan data yang lebih banyak, sehingga
dapat memberikan informasi yang lebih lengkap. Sehingga diperoleh
degree of freedom (df) yang lebih besar sehingga estimasi yang
dihasilkan lebih baik.
2. Dengan menggabungkan informasi dari data time series dan cross
section dapat mengatasi masalah yang timbul karena ada masalah
penghilangan variabel (omitted variable).
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
4. Data panel lebih baik dalam mendeteksi dan mengukur efek yang
secara sederhana tidak mampu dilakukan oleh data time series murni
dan cross section murni.
5. Dapat menguji dan membangun model perilaku yang lebih kompleks.
Sebagai contoh, fenomena seperti skala ekonomi dan perubahan
teknologi.
6. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregat
individu, karena data yang diobservasi lebih banyak.
Dalam Rohmana (2010:241), bahwa dalam pembahasan teknik
estimasi model regresi data panel ada 3 teknik yang dapat digunakan yaitu:
1) Model dengan metode OLS (common)
2) Model Fixed effect.
3) Model Random Effect
1. Common Effect Model
Model Common Effect merupakan model sederhana yaitu
menggabungkan seluruh data time series dengan cross section, selanjutnya
dilakukan estimasi model dengan menggunakan OLS (Ordinary Least
Square). Model ini menganggap bahwa intersep dan slop dari setiap
variabel sama untuk setiap obyek observasi. Dengan kata lain, hasil regresi
ini dianggap berlaku untuk semua kabupaten/kota pada semua waktu.
Kelemahan model ini adalah ketidakseuaian model dengan keadaan
41
satu waktu dengan waktu yang lain dapat berbeda. Model Common Effect
dapat diformulasikan sebagai berikut :
Dimana :
= variabel dependen di waktu t untuk unit cross section i
= intersep
= parameter untuk variabel ke-j
= variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i
= komponen error di waktu t untuk unit cross section i
= urutan perusahaan yang di observasi
= Time series (urutan waktu)
= urutan variabel
2. Fixed Effect Model
Pendekatan efek tetap (Fixed effect). Salah satu kesulitan prosedur
panel data adalah bahwa asumsi intersep dan slope yang konsisten sulit
terpenuhi. Untuk mengatasi hal tersebut, yang dilakukan dalam panel data
adalah dengan memasukkan variabel boneka (dummy variable) untuk
mengizinkan terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik
lintas unit (cross section) maupun antar waktu (time-series). Pendekatan
dengan memasukkan variabel boneka ini dikenal dengan sebutan model
efek tetap (fixed effect) atau Least Square Dummy Variable (LSDV).
∑
Dimana :
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
= intersep yang berubah-ubah antar cross section
= parameter untuk variabel ke-j
= variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i
= komponen error di waktu t untuk unit cross section i
= Dummy Variable
3. Random Effect Model (REM)
Random Effect Model (REM) digunakan untuk mengatasi
kelemahan model efek tetap yang menggunakan dummy variable, sehingga
model mengalami ketidakpastian. Penggunaan dummy variable akan
mengurangi derajat bebas (degree of freedom) yang pada akhirnya akan
mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. REM menggunakan
residual yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan antarindividu.
Sehingga REM mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki perbedaan
intersep yang merupakan variabel random. Model REM secara umum
dituliskan sebagai berikut:
̂
Dimana :
= merupakan komponen cross-section error
= merupakan komponen time series error
43
3.2.5.4Metode Pemilihan Data
Pertama yang harus dilakukan adalah melakukan uji F untuk
memilih model mana yang terbaik diantara ketiga model tersebut
dilakukan uji Chow dan uji Hausman. Uji Chow dilakukan untuk menguji
antara model commont effect dan fixed effect. sedangkan uji Hausman
dilakukan untuk menguji apakah data dianalisis dengan menggunakan
fixed effect atau random effect, pengujian tersebut dilakukan dengan
Eviews 7. Dalam melakukan uji Chow, data diregresikan dengan
menggunakan model common effect dan fixed effect terlebih dahulu
kemudian dibuat hipotesis untuk diuji. Hipotesis tersebut adalah sebagai
berikut:
Ho : maka digunakan model common effect (model pool)
Ha : maka digunakan model fixed effects dan lanjut uji Hausman
Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji
Chow adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai probability F ≥ 0,05 artinya Ho diterima ; maka model
common effect.
2. Jika nilai probability F< 0,05 artinya Ho ditolak; maka model fixed
effect, dan dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah
menggunakan model fixed effect atau metode random effect.
Selanjutnya untuk menguji Hausman Test data juga diregresikan
dengan model random effect, kemudian dibandingkan antara fixed effect
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Ho : maka, Model Random effect
Ha : maka, Model fixed effect,
Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji
Hausman adalah sebagai berikut:
1. Jika Nilai probability Chi-Square ≥ 0,05, maka Ho diterima, yang
artinya model random effect.
2. Jika Nilai probability Chi-Square < 0,05, maka Ho diterima, yang
artinya model fixed effect.
3.2.5.5Rancangan Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dimaksudkan untuk melihat bagaimana hubungan
kedua variabel, dimana hipotesis nol (Ho) umumnya diformulasikan untuk
ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) merupakan hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini. Hipotesis dalam bentuk kalimat adalah
sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh negatif antara risiko pembiayaan terhadap
kinerja perusahaan
Ha : Terdapat pengaruh yang negatif antara risiko pembiayaan terhadap
kinerja perusahaan
3.2.5.6Menghitung Koefisien Determinasi dan Pengujian Kriteria
Setelah menghitung koefisien korelasi maka selanjutnya dilakukan
pengujian kriteria. Kriteria pengujian yang dipakai dalam penelitian ini
45
korelasi menurut Sugiyono. Adapun pedoman tersebut adalah sebagai
berikut:
Setelah diketahui nilai koefisien korelasi (r) yang memperlihatkan
derajat atau kekuatan korelasi antara variabel maka akan dihitung
koefisien determinasi (kd) yang dapat memperlihatkan berapa persen
variasi variabel X akan mempengaruhi variabel Y dengan rumus:
Kd = r2 x 100%
Keterangan:
Kd =Koefisien determinasi
r = nilai koefisien korelasi
(Sudjana, 2004: 246)
nilai Kd berada antara 0 sampai 1 (0 <= Kd <=1)
jika nilai Kd = 0 berarti tidak ada pengaruh variabel X terhadap
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
jika nilai Kd = 1 berarti variasi (naik turunnya) variabel dependen
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan di Bab sebelumnya, peneliti
dapat menarik beberapa kesimpulan tentang penelitian yang dilakukan tentang
pengaruh risiko pembiayaan terhadap kinerja perusahaan pada Bank Umum
Syariah dalam kurun waktu 2010-2012, diantaranya sebagai berikut :
1. Kondisi risiko pembiayaan yang dihadapi oleh Bank Umum Syariah
(BUS) pada tahun 2010-2012 cenderung stabil pada angka sekitar
1-2%. Risiko pembiayaan yang rendah pada BUS dapat menggambarkan
bahwa penanganan risiko pembiayaan yang dilakukan oleh BUS di
Indonesia cukup baik.
2. Kondisi kinerja perusahaan Bank Umum Syariah (BUS) yang diproksi
dengan Return On Asset (ROA) cenderung mengalami peningkatan
dalam kurun waktu 2010-2012 akan tetapi masih dibawah bank
konvensional. Kecilnya Rasio ROA pada BUS dikarenakan pengelolaan
aset yang dilakukan oleh bank kurang optimal.
3. Berdasarkan hasil analisis statistik risiko pembiayaan yang diproksi oleh
Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif
terhadap Kinerja Perusahaan yang diproksi dengan Return On Asset.
(ROA). Dengan demikian ketika risiko pembiayaan tinggi maka kinerja
perusahaan pun akan menurun, sedangkan ketika risiko pembiayaan
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memiliki
beberapa saran diantaranya :
1. Bank Umum Syariah (BUS) sudah memiliki sistem yang baik dalam
penangan risiko pembiayaan sehingga masih berada cukup jauh di batas
maksimal risiko pembiayaan yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 5%,
dan hal tersebut juga dapat mengurangi kerugian yang diterima oleh
BUS sehingga dapat meningkatkan laba BUS. Akan tetapi bank syariah
perlu meningkatkan kinerjanya terutama dalam pengelolaan aset
sehingga aset yang dimiliki oleh BUS dapat menghasilkan laba yang
besar dan rasio ROA pun meningkat. Besarnya rasio ROA dapat
menjadi alat ukur dalam penilaian kinerja perusahaan dan juga dapat
mengundang investor dan nasabah untuk berinvestasi pada BUS
tersebut sehingga nilai dari BUS tersebut akan meningkat.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian yang
hampir serupa, sebaiknya menambahkan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi dan juga dapat menjelaskan kinerja perusahaan, karena
faktor risiko pembiayaan memiliki pengaruh yang kecil dan kurang
dapat menjelaskan kinerja perusahaan. Selain itu peneliti menyarankan
untuk membandingkan Bank Umum Syariah dengan Bank
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Salim (2007). Asuransi & Manajemen Risiko. Jakarta : Rajawali Pers
Ajija et al. (2011). Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, (2009). Dasar-dasar Manajemen
Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.
Gujarati, D. 2003. Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga, Jakarta
Halsey., et. Al. (2005). Analisa Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Harmono (2009) Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan
Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta : Bumi Aksara
Herman Darmawi. (2005). Manajemen Risiko. Jakarta : Bumi Aksara.
Imam Ghozali, (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
James C. Van Horne., & John M. Wachowicz. (2005). Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
James C. Van Horne., & John M. Wachowicz. (2009). Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Karim, A. (2003). Analisis Fiqih dan Keuangan Bank Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada,
Lukman Dendawijaya, (2005). Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia,
Lukman Dendawijaya, (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia,
Lukman Syamsuddin. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Masyhud Ali. (2006). Manajemen Risiko : Jakarta : Raja Grafindo Persada,
Muhammad Syakir Sula, (2004), Asuransi syariah: life and general : konsep dan
sistem operasional. Jakarta : Gema Insani Press.
Isna Machmudin, 2013
PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 - 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Sudjana (2004). Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Tariqullah Khan & Habib Ahmed (2008). Manejemen Risiko Lembaga Keuangan
Syariah. Jakarta : Bumi Aksara
Wahid Sulaiman (2004). Analisis regresi menggunakan SPSS. Yogyakarta:
Yana Rohmana, (2010). Ekonometrika : Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung.
Z. Dunil. (2005). Bank Auditing Risk-Based Audit Dalam Pemeriksaan Perkreditan
Bank Umum. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Karya Ilmiah
Anisa Nursatyani. (2009). “Analisis pengaruh Efisiensi Operasi, Risiko Kredit,
Risiko Pasar, dan Modal Terhadap Kinerja” ._____._____
Dhian Dayinta Pratiwi. (2012). “Pengaruh CAR, BOPO, NPF dan FDR terhadap
Return On Asset Bank Umum Syariah (2012)”. Semarang : Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Dhika Rahma Dewi (2010). “Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank
syariah di Indonesia”. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Muh. Sabir et al. (2012). “Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional”. Jurnal Analisis. Vol.1 No.1
Ni Made Dwi Kumala Ratih, (2012). “Pengaruh Risiko Kredit pada Kinerja
Perusahaan dengan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi”. Bali : Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Ponttie Prasnanugraha P. (2007). “Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia”. Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Wisnu Mawardi. (2005). “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan
81
Sumber Lain
______, (2012). Kinerja perbankan syariah tergencet dana haji [online]. Tersedia : http://www.kabarbisnis.com/read/2832511 [10 juni 2013]
Budi Nugraha. (2009). Siapa Menyusul setelah Bank IFI dan Bank Century?. [online], Tersedia:
http://www.suaramerdeka.com/v2/index.php/read/cetak/2009/04/23/60649/Siap
a-Menyusul-setelah-Bank-IFI-dan-Bank-Century- [10 juni 2013].
Sharia Economic Forum. (2013). Kinerja Perbankan Syariah: Laba Bersih Melonjak
70,14% Jadi Rp 2,57 Triliun [online] Tersedia :
http://shariaeconomicforum.wordpress.com/2013/02/07/kinerja-perbankan-syariah-laba-bersih-melonjak-7014-jadi-rp257-triliun/ [10 juni 2013]
Edwin Tirani. (2013). Pertumbuhan Perbankan Syariah Nasional Lampaui Global [online] Tersedia :
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/05/30/2/157839/-Pertumbuhan-Perbankan-Syariah-Nasional-Lampaui-Global [10 Juni 2013]
Sri Wiyanti. (2012). Kinerja Bank Syariah Terkendala SDM [online] Tersedia : http://www.merdeka.com/uang/kinerja-bank-syariah-terkendala-sdm.html [21
Bank Indonesia. (2013). Statistik Perbankan Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia
Bank Indonesia. (2013). Statistik Perbankan Syariah. Jakarta: Bank Indonesia
Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP
Undang-undang Negara Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.