• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG HUBUNGAN MANAJEMEN STRATEGIK DAN PEMBERDAYAAN TENAGA EDUKATIF YAYASAN DENGAN MUTU PENDIDIKAN DI AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) SERANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG HUBUNGAN MANAJEMEN STRATEGIK DAN PEMBERDAYAAN TENAGA EDUKATIF YAYASAN DENGAN MUTU PENDIDIKAN DI AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) SERANG."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI TENTANG HUBUNGAN MANAJEMEN STRATEGIK DAN PEMBERDAYAAN TENAGA EDUKATIF YAYASAN DENGAN MUTU

PENDIDIKAN Dl AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) SERANG

TESIS

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis PPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Untuk memenuhi sebagian dari persyaratan program S-2

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

RIZQl MULYANA

MM. 989543

aT

^ •z

o

o

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan judul : "Studi tentang

Hubungan Manajemen Strategik dan Pemberdayaan Tenaga Edukatif Yayasan

dengan Mutu Pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

(AMIK) Serang" ini beserta seluruh isinya adaiah benar-benar karya saya sendiri, dan

saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etikayang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan

dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 4 Nopember2000

Yang membuat pernyataan,

(3)

STUDI TENTANG HUBUNGAN MANAJEMEN STRATEGIK DAN

PEMBERDAYAAN TENAGA EDUKATIF YAYASAN DENGAN MUTU

PENDIDIKAN Dl AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA

DAN KOMPUTER (AMIK) SERANG

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis

PPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Untuk memenuhi sebagian dari persyaratan program S-2

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

DISFTUJUI DAN DISAHKAN TIM PEMBIMBING,

Prof. Dr. H. MOTH, IDQCHI ANWAR

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Tb. ABWSYAMSUDIN MA'MUN, MA

Perfit5imbing II

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(4)

ABSTRAK

Manajemen strategi merupakan salah satu teknik manajemen yang terencana dan terkendali serta berorientasi pada peningkatan kemampuan organisasi dalam

menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Bagi AMIK Serang, perubahan

lingkungan dimaksud adalah mengenai pemberlakuan pasar bebas tahun 2003 dan

2020. Dalam kondisi seperti itu dituntut sumberdaya manusia yang berkualitas.

Salah satu upaya untuk mengantisipasi kondisi tersebut adalah melalui

pemberdayaan tenaga edukatifyayasan. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan

mutu pendidikan, sehingga pada gilirannya AMIK Serang mampu menghasilkan

lulusan yang berkualitas

Hasil analisis data menunjukkan bahwa : terdapat hubungan positif dan

signifikan antara variabel manajemen strategi dengan variabel pemberdayaan tenaga

edukatif yayasan dengan tingkat keeratan hubungan "agak rendah"; terdapat

hubungan positif dan signifikan antara variabel manajemen strategi dengan variabel

mutu pendidikan dengan tingkat keeratan "cukup"; terdapat hubungan positif dan

signifikan antara variabel pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan variabel

mutu pendidikan dengan tingkat keeratan "agak rendah", serta secara bersama-sama

terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel manajemen stratejik dan

pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan mutu pendidikan di AMIK Serang.

Sejalan dengan hasil penelitian, maka direkomendasikan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Sebaiknya diupayakan peningkatan penggalian teknologi-teknologi informatika

baru melalui seminar, internet, brosur-brosur atau informasi lainnya sehingga

teknologi yang diajarkan tidak terlalu ketinggalan dibandingkan dengan

kemampuan mahasiswa yang mempunyai pengalaman praktek.

2. Dalam rangka meningkatkan materi pelajaran yang berkaitan dengan teknologi

baru, sebaiknya dilakukan penambahan muatan lokal, sehingga para mahasiswa

dapat memperoleh pengetahuan tersebut.

3. Secara bertahap dosen non-yayasan ditertibkan sesuai dengan standar yang

berlaku. Bilamemungkinkan mereka bekerjasepenuhnya di AMIK Serang.

4. Disarankan agar AMIK Serang menyelenggarakan kerjasama dengan praktisi

(perusahana-perusahaan) dan akademisi (lembaga-lembaga pendidikan tinggi)

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK »

KATA PENGANTAR »

DAFTAR ISI 1V

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9

D. Kerangka Pemikiran 1°

E. Hipotesis 18

F. Definisi Operasional Variabel 19

G. Pendekatan Masalah 23

H. Sistematika Tesis 25

BAB II MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PEMBERDAYAAN

TENAGA EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN MUTU

PENDIDIKAN 27

A. Konsep Manajemen Strategik 27

B. Konsep Pemberdayaan 34

C. Konsep Mutu Pendidikan 38

D. Telaahan Terhadap Karya Penelitian Terdahulu yang Relevan. . 40

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 43

A. Metode Penelitian 43

B. Teknik Pengumpulan Data 43

C. Populasi dan Sampel 44

D. SumberData 44

(6)

E. Metode Analisis 45

F. Teknik Analisis Data 46

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 50

A. Data Responden 50

B. Data Hasil Penelitian 53

C. Pengujian Hipotesis 84

D. Interpretasi Data 89

BABV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 94

A. Manajemen Strategik 94

B. Pemberdayaan Tenaga Edukatif 96

C. Mutu Pendidikan 97

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 99

A. Kesimpulan 99

B. Implikasi 101

C. Rekomendasi 101

KEPUSTAKAAN 103

(7)

DAFTAR GAM BAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Berpikir 12

2. Peran Visi dalam Jalinan Unsur-unsur dan Faktor-faktor Manajemen

Strategik 14

3. Lima Kegiatan Utama dalam Manajemen Strategik 15

4. Kerangka Teoritis 18

5. Implikasi Korelasi Sederhana dan Ganda Antara Manajemen Strategik,

Pemberdayaan Tenaga Edukatif Yayasan, serta Mutu Pendidikan 88

c

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jadwal Penelitian 25

2. Interpretasi Nilai "r" 49

3. Data Responden Berdasarkan Usia 50

4. Data Responden Berdasarkan Status Pekerjaan 51

5. Data Responden Berdasarkan Status Keluarga 52

(9)

BAB I

P E N D A H I L I A N

A. Later Beiakang Masalah

Secara formal dan konsepsional, pendidikan merupakan suatu sistem dan

sekaligus sebagai suatu usaha sadar, meskipun bukan selalu berkonotasi dan

bermakna bisnis. Menurut Wardiman Djojonegoro (1996), paling tidak terdapat tiga

fungsi utama dari sistem pendidikan nasional, yaitu (1) mencerdaskan seluruh

rakyat; (2) menyiapkan tenaga kerja; (3) membina dan mengembangkan IPTEK dan

melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Implikasinya, indikator dan kriteria

penilaian keberhasilan manajemen sistem pendidikan nasional bukan semata-mata

berorientasi pada ptofit making (monetary rate of run), melainkan juga nilai-nilai

keuntungan sosial dan kultural.

Nilai-nilai sosial dan kultural yang diperoleh dari pendidikan nasional suatu

bangsa merupakan salah satu modal dasar dalam membangun dan mengembangkan

kehidupan masyakarat yang lebih baik. Melalui sistem pendidikan tersebut dapat

diperoleh nilai tambah bagi sumberdaya manusia yang ada dalam rangka

pemberdayaan kemampuannya. Kondisi ini akan semakin terasa tatkala masyarakat

tadi dihadapkan pada persaingan dengan bangsa-bangsa lain untuk meraih

kehidupan yang lebih baik.

Persaingan global yang semakin ketat dewasa ini sangat menuntut kualitas

(10)

perlu dipupuk dan dikembangkan, sehingga pada gilirannya mereka mampu mengantisipasi dan memenangkan persaingan, paling tidak mampu bertahan dalam

persaingan tersebut. Upaya ini tentu tidaklah mudah, melainkan melalui suatu proses

panjang dan sistematis. Salah satu upaya ke arah itu adalah melalui implementasi sistem pendidikan nasional secara optimal, khususnya melalui perguruan tinggi.

Perguruan tinggi adalah lembaga ilmiah, lembaga pendidikan tinggi, dan

komunitas ilmiah sebagai agent of change yang mengemban misi sosial budaya, misi nasional dan modernisasi. Perguruan tinggi juga merupakan sub sistem dari

sistem pendidikan nasional di dalam masyarakat dan kebudayaan yang senantiasa mengalami perubahan. Perguruan tinggi di Indonesia sebagai lembaga ilmiah

memiliki sifat universal. Namun demikian juga memiliki ciri-ciri khas nasional

berdasarkan falsafah Pancasila, UUD 1945, UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tersebut antara lain

dinyatakan bahwatujuan pendidikan tinggi adalah :

1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik, dan / atau profesional yang dapat menerapkan,

mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi

(11)

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau

keseman serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf

kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. (pasal 2 ayat 1).

Sejalan dengan perubahan global, tantangan yang dihadapi pendidikan tinggi

sejak tahun 1970 adalah peningkatan : (1) pemerataan atau daya tampung dan

asimetris penyebaran; (2) mutu dan relevansi; (3) manajemen penyelenggaraan pendidikan tinggi. Dalam menghadapi tantangan tersebut perlu dipacu upaya

peningkatan mutu sumberdaya manusia karena sumberdaya manusia semakin

penting perannya. Memasuki abad ke-21, Indonesia membutuhkan lulusan perguruan tinggi yang mampu mengikuti setiap pembahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sangat cepat, mampu menghadapi persaingan yang ketat untuk mendapatkan peluang kerja dalam tingkat intemasional. Dalam

konferensi APEC di Bogor tahun 1994 telah direncanakan bahwa pada tahun 2003

Indonesia mulai mengikuti sistem pasar terbuka antar negara ASEAN (AFTA) dan pada tahun 2020 akan sepenuhnya mengikuti sistem pasar terbuka antar negara

anggota APEC.

Sehubungan dengan itu pendidikan tinggi di Indonesia harus segera dibenahi untuk meningkatkan mutu lulusannya sehingga mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja dan atau profesional di dalam negeri. Sejalan dengan itu perguruan tinggi juga

dituntut mampu mandiri dalam pertumbuhan maupun operasinya. Dengan demikian

(12)

4

kemampuan, kemandirian dan kerjasama, serta persaingan secara sehat dalam era

global isasi.

Makna yang tersirat dalam rumusan tujuan pendidikan tinggi menunjukkan

bahwa pendidikantinggi dituntut untukmenghasilkan manusia terdidik yang mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam konteks itulah perguruan tinggi diasumsikan mempunyai kedudukan dan peranan penting dalam pembangunan nasional. Dalam hubungan ini Kerr (1982) menggambarkan bahwa perguran tinggi sebagai institusi yang di dalamnya terdiri atas masyarakat ilmuwan, masyarakat humanis, masyarakat profesional, masyarakat profesional non-akademik dan masyarakat administrator. Berbagai kegiatan akan terdapat dalam institusi tersebut mulai dari pengajaran, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian dan pengembangan, perluasan kesadaran nasional, dan intemasional hingga pengabdian

dan pelayanan sosial kepada masyarakat

Peranan perguruan tinggi dalam pembangunan nasional sekurang-kurangnya

dapat dilihat dari tiga sudut yaitu :

1. Sebagai penghasil agen-agen perubahan yang mampu merancang, mendorong,

dan memelopori perubahan dalam berbagai aspeknya menuju masyarakat modem. 2. Pencipta dan pendukung ide-ide baru yang selalu hidup, dan

3. Pemberi sumbangan bagi kemajuan intelektualdan sosial di masyarakat. (Sonhaji,

1990).

(13)

mutu terpadu lulusan program perguruan tinggi. Upaya ini dinilai sangat mendesak

mengingat tantangan yang dihadapi tahun 2020 mendatang ialah pasar terbuka antar

negara Asia - Pasifik. Jawaban atas tantangan seperti ini sangat diperlukan agar

pembinaan lembaga-lembaga kependidikan yang kini sedang digalakkan mampu

mencapai tingkat stabilitas dan tingkat mutu pendidikan yang diharapkan. Para

peserta didik di perguruan tinggi dengan demikian dibekali pengetahuan yang

memiliki keunggulan komparatif

Sesungguhya setiap pendidikan merupakan proses penyerapan pengetahuan

dan keterampilan aplikatif melalui dinamika kegiatan yang diselenggarakan secara

formal (sekolah) atau non formal (penyuluhan), guna mendukung kemampuan

dalam menghadapi tuntutan dan tantangan di kemudian hari. Oleh karena itu

peranan perguruan tinggi dalam menyelenggarakan proses pendidikan tersebut

sangat dituntut untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Para

lulusan yang dihasilkan diharapkan benar-benar mampu bersaing dengan berbagai

pihak untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Ketiga peran perguruan tinggi sebagaimana dikemukakan di atas

mengisyaratkan perannya sebagai pusat pengembangan sumberdaya manusia, ilmu

pengetahuan dan teknologi serta perwujudan dinamika masyarakat sehinggga

memberikan sumbangan yang berarti bagi keberhasilan pembangunan nasional.

Sebagai konsekuensinya perguman tinggi dituntut mampu menyelenggarakan

pendidikan, melakukan penelitian dan pengkajian di bidang ilmu pengetahuan dan

(14)

kemanusiaan dan sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Untuk itu upaya

meningkatkan mutu pendidikan tinggi hendaknya ditelusuri dari keteladanan

perguruan tinggi dalam melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam kaitannya

dengan tujuan pembangunan nasional.

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Misalnya

kebijakan tentang pendidikan, partisipasi masyarakat dan dunia usaha, manajemen

pendidikan, metode belajar mengajar, dan sumberdaya manusia. Dengan demikian

salah satu faktor dominan yang mempengaruhi mutu pendidikan tinggi terletak pada

pemberdayaan sumberdaya manusia terutama tenaga edukatif atau tenaga

profesional. Oleh sebab itu peningkatan mutu, relevansi dan produktivitas tenaga

edukatif di perguman tinggi perlu dikembangkan secara terencana, terpola dan

terpadu dalamsatu sistem pengelolaan perguruan tinggi.

Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu tenaga edukatif di perguruan

tinggi telah banyak dilakukan. Upaya tersebut antara lain berupa penataran dan

lokakarya, program pencangkokan, pendidikan lanjutan ke S2 dan S3 baik di dalam

maupun di luar negeri, akta mengajar, applied approach dan pusat antar universitas

untuk sistem instruksional. Demikian pula halnya dengan Akademi Manajemen

Informatika dan Komputer (AMIK) Serang telah bempaya meningkatkan mutu

pendidikan melalui pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan konsep

pengembangan manajemen strategik.

Sejak didirikan tahun 1992, Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

(15)

para lulusan tersebut sudah bekerja baik di instansi pemerintah maupun swasta.

Walaupun belum diperoleh data secara kuantitatif, diperoleh keterangan bahwa

mereka antara lain bekerja di Pemda Kabupaten Serang, Rumah Sakit Umum

Serang, Bank Mandin, Bank Danamon, Bank BCA, Bank BII, PLTU, Krakatau

Steel, PT Indah Kiat PT Sumi Magnet, PT Sanyu, PT Ganesha, PT Peni, PT

Chandra Asri, PT Ricad Basali, PT Pan Brother, dan PT Sinar Duma. Pekerjaan

tersebut tentunya berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan lulusan di bidang

manajemen informatika dan komputer.

Bagi AMIK Serang, hal ini mempakan suatu prestasi tersendiri karena

lulusannya mampu memasuki pasar kerja. Proses belajar mengajar yang telah

berjalan selama ini dinilai cukup mampu mempersiapkan peserta didik dengan

pengetahuan dan keterampilan yang relatif cukup memadai. Secara akademis,

lembaga pendidikan tinggi ini didukung dengan 12 tenaga edukatif yayasan dan 10

tenaga edukatif yang berasal dari luar yayasan. Tetapi apakah para lulusan yang

mampu diserap pasar kerja ini mempakan produk pendidikan yang bennutu dengan

dukungan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan, atau justru sebaliknya para

lulusan tadi mempakan produk pendidikan tinggi yang kurang bermutu, adalah

pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini. Pertanyaan dinilai sangat

penting untuk menindaklanjuti kondisi ini, khususnya dalam rangka

(16)

Sejalan dengan pertanyaan tersebut penulis tertarik untuk menelitinya lebih

jauh dalam bentuk tesis dengan judul : "STUDI TENTANG HUBUNGAN

MANAJEMEN STRATEGIK DAN PEMBERDAYAAN TENAGA

EDUKATIF YAYASAN DENGAN MUTU PENDIDIKAN DI AKADEMI

MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) SERANG".

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah sebagaimana dikemukakan tadi,

pokok masalah penelitian ini dirumuskan dalam rumusan masalah sebagai berikut:

1. Adakah hubungan yang positifdan signifikan antara manajemen strategik dengan

pemberdayaan tenaga edukatif yayasan pada Akademi Manajemen Informatika

dan Komputer (AMIK) Serang?

2. Adakah hubungan yang positifdan signifikan antara manajemen strategik dengan

mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)

Serang?

3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara pemberdayaan tenaga

edukatif yayasan dengan mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika

dan Komputer (AMIK) Serang?

4. Sejauhmana hubungan antara manajemen strategi dan pemberdayaan tenaga

edukatif yayasan dengan mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika

(17)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan fungsional antara manajemen strategik dengan pemberdayaan tenaga edukatif, hubungan antara manajemen strategik dengan mutu pendidikan, serta hubungan antara pemberdayaan tenaga edukatif dengan mutu pendidikan pada Akademi

Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang. Secara khusus penelitian ini

bertujuan :

a. Memperoleh gambaran tentang hubungan antara manajemen strategik dengan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan pada Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang.

b. Mengkaji hubungan manajemen strategik dengan mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang.

c. Menelaah hubungan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang. d. Menganalisis hubungan antara manajemen strategi dan pemberdayaan tenaga

edukatif yayasan dengan mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika

dan Komputer (AMIK) Serang.

2. Manfaat Penelitian

(18)

10

a. Dapat menjelaskan hubungan fungsional antara manajemen strategik dengan

pemberdayaan tenaga edukatif, hubungan antara manajemen strategik dengan

mutu pendidikan, serta hubungan antara pemberdayaan tenaga edukatif dengan

mutu pendidikan pada Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)

Serang.

b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan manajemen strategik dan

pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan pada Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)

Serang.

c. Hasil ini dapat dijadikan rujukan bagi peneliti lain yang berminat pada obyek

yang sama dengan kajian yang berbeda.

D. Kerangka Pemikiran

Dalam melakukan penelitian, kerangka acuan penelitian ini berdasarkan pada

konsep teoritis yang berkaitan dengan obyek penelitian yang dalam hal ini

manajemen secara umum, manajemen strategik, pemberdayaan masyarakat

(empowering people), dan mutu pendidikan.

Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan tinggi, AMIK

Serang mempunyai landasan filosofis yang terungkap dalam visi organisasi. Visi

tersebut kemudian dijabarkan dalam misi yang diorientasikan pada pencapaian

tujuan organisasi. AMIK Serang sendiri mempunyai dua sisi lingkungan, yaitu

(19)

Lingkungan internal terdiri atas sumberdaya manusia (tenaga edukatif dan administratif), anggaran, metode-metode, material, dan mesin-mesin. Sedangkan lingkungan luar antara lain mencakup praktisi yang bergerak dalam bidang manajemen informatika dan komputer, akademisi, orang tua mahasiswa dan calon mahasiswa, serta dunia usaha.

Salah satu aspek penting dalam meningkatkan mutu pendidikan AMIK Serang adalah melalui pemberdayaan sumberdaya manusia, yang dalam hal ini para tenaga edukatif yayasan. Pemberdayaan ini dimaksudkan agar para tenaga edukatif

yayasan mampu mclaksanakan tugasnya secara optimal, sehingga para gilirannya

dapat menunjang terwujudnya pendidikan yang bermutu. Upaya pemberdayaan tenaga edukatif yayasan tersebut antara lain dilakukan melalui pemanfaatan potensi,

learning to be, semakin mengenal terhadap visi dan misi organisasi, serta senantiasa berpikir untuk kepentingan masa depan.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan gambar pada halaman berikut.

1. Pengertian Manajemen Strategik

Para ahli mendefmisikan manajemen secara berbeda, tetapi secara esensial definisi-definisi tersebut mempunyai makna yang sama. Misalnya Terry (1964)

mengemukakan bahwa management is distinc process consisting of planing,

organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish the

objectives. Sedangkan Komaruddin (1994) mengemukakan bahwa manajemen

(20)
[image:20.595.75.514.67.497.2]

Gambar 1 : Kerangka Berpihir

a. Suatu ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mencapai tujuan yang telah

dikalkulasikan dengan bantuan sejumlah sumber dengan cara yang efisien dan

efektif.

b. Pengorganisasian dan pengawasan terhadap usaha manusia untuk mencapai

tujuan tertentu.

(21)

d. Para pemimpin, pengawas dan eksekutif yang mengendalikan urusan bersama

secara kolektif.

e. Pemilik atau direktur suatu organisasi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas terlihat bahwa manajemen mempakan

suatu ilmu, proses kegiatan, dan status bagi penyelenggaranya. Sebagai suatu proses,

manajemen mempunyai ruang lingkup yang relatif luas mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian.

Salah satu teknik manajemen adalah manajemen strategik (strategic

management). Dalam hubungan ini Samuel C. Certo dan J. Paul Peter (1995)

mengemukakan bahwa strategic management is continuous, iterative,

cross-functional process aimed at keeping an organization as a whole appropriately

matched to its environment. Dengan demikian tampak bahwa manajemen strategik

adalah suatu proses yang berulang dan berkelanjutan yang bertujuan agar dapat

memeliharaorganisasi senantiasa sepadan dengan lingkungannya.

Manajemen strategik dapat dikatakan sebagai ilmu dan kiat tentang

pemmusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan-keputusan strategik antar

fungsi-fungsi manajemen yang memungkinkan organiasi mencapai tujuan masa depan

secara efektif dan efisien. Unsur-unsur dasar yang berisi faktor-faktor penting dalam

proses manajemen strategik adalah : (1) analisis lingkungan internal dan eksternal

organisasi; (2) pemmusan strategi, baik visi, misi tujuan dan sasaran serta strategi

(22)

u

prosedur; (4) evaluasi dan pengendalian terhadap kinerja dan hasil pelaksanaan

program (Hunger dan Wheelen, 1996).

Peran visi dalam jalinan unsur-unsur dan faktor-faktor manajemen strategik

[image:22.595.155.462.200.533.2]

dapat dijelaskan pada gambar 2 sebagai berikut.

Gambar 2: Peran visi dalam jalinan unsur-unsur dan faktor-faktor manajemen

strategik

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa manajemen

strategik adalah :

1 Manajemen strategik mempakan model pengelolaan yang bempaya menciptakan

(23)

2. Menciptakan keputusan yang akurat dan tindakan manajerial yang tepat untuk

memperoleh kinerja jangka panjang yang memuaskan.

3. Unsur-unsur dasar yang dikembangkan adalah perekaman lingkungan,

perencanaan strategi, implementasi strategi serta evaluasi dan pengendalian

kinerja organisasi.

4. Fokus pengkajiannya diarahkan pada pemantauan dan evaluasi peluang dan

ancaman yang dihadapi dikaitkan dengan kekuatan dan kelemahan yang melekat

pada organisasi.

5. Faktor-faktor yang menjadi fokus pengkajian tersebut disebut faktor strategik

sedangkan model analisisnya disebut analisis SWOT.

[image:23.595.70.515.306.552.2]

Lima kegiatan utama dalam manajemen strategik dapat dijelaskan pada

gambar berikut:

Kegiatan 1 Pengembangan visi dan misi organisasi

Re visi jika

diperiukan — a Kegiatan 2 Penentuan sasaran (tujuan) Revisijika diperiukan

y

Kegiatan 3 Permnusan strategi pencapaian sasaran Ubah dan/atau tingkatkan jika diperiukan Umpan balik

K

Kegiatan 4 Penerapan dan pelaksanaan strategi Ubah dan/atau tingkatkan jika diperiukan

Gambar 3 : LimaKegiatan Utamadalam Manajemen Strategik

Kegiatan 5

Pengevaluasian pengendalian penyesuaian kinerja j

Kriteria kinerja yang diinginkan

(dinamis)

Dalam penelitian ini manajemen strategik yang diterapkan dalam pemberdayaan tenaga edukatif dipandang sebagai faktor penting dan determinan

(24)

2. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah cara yang amat praktis dan produktif untuk

mendapatkan yang terbaik dan diri kita sendiri dan dari staf kita (Aileen Mitchell

Stewart, 1998). Dalam konteks yang lebih luas, Ginanjar Kartasasmita (1996)

mengemukakan bahwa keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan

individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan

masyarakat yang bersangkutan. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat adalah

upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam

kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan.

Dengan demikian pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep

pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini

mencerminkan paradigma bam pembangunan, yakni yang bersifat people centered,

participatory, empowering, and substansiable.

Mengacu kepada pemikiran-pemikiran tadi dapat disimpulkan bahwa

pemberdayaan adalah suatu upaya menggali potensi baik yang bersifat individu

maupun kolektif, untuk dikembangkan sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna

bagi mereka.

Aileen Mitchell Stewart (1998) mengemukakan delapan langkah

pemberdayaan, yaitu : (1) mengembangkan visi bersama, (2) mendidik, (3)

menyingkirkan rintangan-rintangan, (4) mengungkapkan, (5) menyemangati, (6)

(25)

17

merupakan satu kesatuan (integrated) yang dijalankan oleh manajer guna

mewujudkan kinerja organisasi yang optimal.

3. Pengertian Mutu Pendidikan

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 pasal 2 ayat 1 antara lain

dinyatakan bahwa tujuan pendidikan tinggi adalah menyiapkan peserta didik

menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik, dan / atau

profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengembangkan dan

menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta

mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat

dan memperkaya kebudayaan nasional.

Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa output dari pendidikan tinggi

adalah : (1) menerapkan pengetahuan, (2) mengembangkan ilmu pengetahuan, (3)

memperkaya pengetahuan, dan (4) menyebarluaskan pengetahuan. Batasan atau

tolok ukur atas output pendidikan tinggi ini sangat relatif. Oleh karenanya cukup sulit untuk menilai pendidikan yang bermutu (berkualitas) dengan pendidikan yang

kurang atau tidak bermutu.

Pengertian mutu atau kualitas dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

(Poerwadarminta, 1987) adalah : (1) ukuran ketulenan emas, (2) karat; baik buruk

sesuatu, kualitas; taraf atau derajat. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa mutu

(26)

18

tujuannya. Sebagaimana dikemukakan di atas, mutu pendidikan diukur dengan

kemampuan alumni institusi pendidikan dalam : menerapkan, mengembangkan,

memperkaya, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan*

Berdasarkan konsep teoritis tadi, dapat digambarkan kerangka teoritis dalam

penelitian ini sebagai berikut:

MANAJEMEN STRATEGIK

1.Analisis lingkungan

2.Pemmusan strategi 3.Pelaksanaan strategi 4.Evalusai dan pengendalian

PEMBERDAYAAN

1.Mengembangkan visi

2.Mendidik

3.Menyingkirkan rintangan

4. Mengungkapkan 5.Menyemangati

6.Memperlengkapi

7 .Menilai

[image:26.595.97.496.224.578.2]

8 .Mengungkapkan

Gambar 4 : Kerangka Teoritis

E. Hipotesis

MUTU PENDIDIKAN

1. Menerapkan pengetahuan

2. Mengembangkan penge

tahuan

3. Memperkaya pengetahuan 4. Menyebarluaskan

pengetahuan

Bertitik tolak dari kerangka pemikiran di atas, penulis mengajukan hipotesis

sebagai dugaan sementara dalam penelitian ini. Adapun hipotesis yang diajukan

(27)

1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara manajemen strategik dengan

pemberdayaan tenaga edukatif yayasan pada Akademi Manajemen Informatika

dan Komputer (AMIK) Serang.

2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara manajemen strategik dengan

mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)

Serang.

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pemberdayaan tenaga edukatif

yayasan dengan mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan

Komputer (AMIK) Serang.

4. Secara bersama-sama terdapat hubungan positif dan signifikan antara manajemen

strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan mutu pendidikan di

Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang.

F. Definisi Operasional Variabel

Mengacu pada kerangka pemikiran dan hipotesis tersebut di atas, penulis

menetapkan definisi operasional variabel sebagai berikut:

1. Manajemen strategik adalah satu teknik manajemen melalui proses yang berulang

dan berkelanjutan yang bertujuan agar dapat memelihara organisasi sehingga

mampu mengantisipasi perubahan lingkungan, dengan indikatomya:

a. Analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi, yang diukurdengan :

(28)

20

2) Penilaian dan pengkajian terhadap calon mahasiswa 3) Penilaian dan pengkajian terhadap pasar kerja

b. Perumusan strategi, baik visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi dan

kebijakan, yang diukur dengan : 1) Penetapan strategi jangka panjang 2) Penetapan strategi jangka pendek 3) Penetapan visi organisasi

4) Penetapan misi organisasi 5) Penetapan tujuan organisasi 6) Penetapan sasaran organisasi 7) Penetapan strategi organisasi

8) Penetapan kebijakan umum organisasi

c. Pelaksanaan strategi yang mencakup program, sumberdaya dan prosedur, yang

diukur dengan:

1) Penetapan program kerja

2) Pendayagunaan sumberdaya manusia 3) Pendayagunaan material

4) Penetapan prosedur kerja

d. Evaluasi dan pengendalian terhadap kinerja dan hasil pelaksanaan program,

yang diukur dengan: 1) Penetapan standar kerja

(29)

?!

3) Pengukuran hasil kerja

4) Penetapan tindakan koreksi terhadap penyimpangan atas standar kerja.

2. Pemberdayaan adalah cara yang amat praktis dan produktif untuk mendapatkan

yang terbaik dari seorang pimpinan dan para tenaga edukatif pada Akademi

Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang, dengan indikatornya :

a. Mengembangkan visi bersama, yang diukur dengan : 1) Identifikasi visi individu

2) Identifikasi visi kolektif

b. Mendidik, yang diukur dengan :

1) Proses on thejob training

2) Proses pelatihan fungsional

3) Perubahan sikap tenaga edukatif

c. Menyingkirkan rintangan-rintangan, yang diukur dengan : 1) Meminimalisasikan rintangan-rintangan individu 2) Meminimalisasikan rintangan-rintangan kolektif

d. Mengungkapkan, yang diukur dengan :

1) Proses komunikasi formal/impersonal 2) Proses komunikasi informal/personal

e. Menyemangati, yang diukur dengan :

1) Penerapan reward bagi tenaga edukatif yang berprestasi

2) Penerapan sanksi bagi tenaga edukatifyang tidak sesuai standar

(30)

22

1) Pemenuhan kebutuhan kelengkapan/fasilitas kerja

2) Pemenuhan imbalan yang layak bagi tenaga edukatif

g. Menilai, yang diukur dengan :

1) Penetapan kewajiban membuat laporan bagi tenaga edukatif

2) Penilaian terhadap prestasi kerja tenaga edukatif

h. Mengharapkan, yang diukur dengan :

1)Penetapan kewajiban membuat program kerja bagi tenaga edukatif

2) Harapan atas kinerja yang berprestasi

3. Mutu Pendidikan adalah penyelenggaraan pendidikan tinggi yang berkualitas di

Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang, dengan

indikatornya:

a. Menerapkan pengetahuan, yang diukur dengan :

1) Pemahaman pengetahuan yang telah diperoleh alumni.

2) Penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Mengembangkan ilmu pengetahuan, yang diukur dengan :

1) Kemampuan untuk memberitahu orang lain 2) Kemampuan mengajarkan kepada orang lain 3) Kemampuan untuk menggali pengetahuan c. Memperkaya pengetahuan, yang diukur dengan :

1)Aktivitas membaca pengetahuan tentang yang sesuai dengan bidangnya.

2) Aktivitas pengkajian dan pengembangan pengetahuan

(31)

23

1) Aktivitas dalam kelompok-kelompok ilmiah

2) Menerbitkan/membuat karya ilmiah

3) Membantu pihak lain dalam rangka pemanfaatan pengetahuan.

G. Pendekatan Masalah

Kajian tentang mutu pendidikan bagi suatu lembaga pendidikan tinggi merupakan obyek yang mempunyai dimensi relatif luas. la bisa dilihat dari berbagai

sudut pandang. Tetapi semua pemikiran cendemng mengarah pada output atau lulusan yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Bagaimanapun, pendidikan yang bermutu pada umumnya menghasilkan lulusan yang berguna atau

dapat digunakan lingkungan.

Upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu, khususnya bagi AMIK Serang

tentunya melibatkan banyak variabel yang relevan. Variabel tersebut antara lain adalah manajemen strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan. Variabel manajemen strategik secara garis besar merupakan suatu upaya berkesinambungan untuk memelihara organisasi sehingga mampu mengantisipasi perubahan lingkungan. Melalui teknik manajemen ini dilakukan analisis terhadap lingkungan internal dan ekstemal, perumusan strategi, pelaksanaan strategi, serta evaluasi dan

(32)

24

cukup penting untuk mendukung terselenggaranya proses transformasi pengetahuan

(kegiatan belajar mengajar) sesuai dengan standar yang ditetapkan serta kebutuhan

lingkungan yang selalu berubah-ubah. Kedua variabel ini mempunyai kaitan satu

sama lain, sehingga menjadi salah satu faktor penentu bagi terwujudnya pendidikan

yang bermutu di AMIK Serang.

Guna mengkaji masing-masing variabel yang diamati, diperiukan profil

sumber data (responden) yang mempunyai kompetensi terhadap variabel-variabel

tersebut. Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 240 lulusan

(alumni) AMIK Serang yang didirikan sejak tahun 1992. Namun mengingat

perhitungan waktu, biaya, dan tenaga, maka ditetapkan sampel sebanyak 148 orang

dengan teknik simple random sampling. Sikap dan pendapat sampel tersebut

diharapkan dapat mewakili kondisi populasi secara keseluruhan.

Sikap dan pendapat responden tersebut dijaring dengan instrumen penelitian

yang disusun secara sistematis. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mempakan

indikator atau sub indikator dari masing-masing variabel yang diamati. Sedangkan

jenis instmmen bersifat tertutup, dalam arti responden tidak diberi kesempatan

memberikan jawaban lain selain alternatifjawaban yang telah disediakan.

Datayangdiperoleh dari masing-masing variabel kemudian dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis korelasi Pearson Product Moment. Teknik analisis ini

digunakan untuk mencari hubungan antara masing-masing variabel yang diamati.

(33)

25

(derajat keterikatan). sehingga dapat diperoleh gambaran kontribusi satu variabel

terhadap variabel yang lainnya.

Tahapan proses penelitian dan penyusunan hasil penelitian, dapat dijelaskan

[image:33.595.88.514.209.547.2]

pada tabel berikut:

Tabel 1 JADWAL PENELITIAN No KEGIATAN Tahun 2000 P E B M A R A P R

M j J

E I U

I i N

J u L A G T S E P 0 K T N 0 P 1 2 3 4 5 STUDI PENDAHULUAN STUDI KEPUSTAKAAN STUDI LAPANGAN PENGOLAHAN DATA PENULISAN TESIS i 1 i I i i 1 t i

H. Sistematika Tesis

Guna memudahkan pembahasan serta alur pikir penelitian, tesis ini

diorganisasikan dalam beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, merupakan penjelasan latar belakang penulisan tesis

ini yang kemudian dirangkum dalam rumusan masalah. Pada bab mi

(34)

26

hipotesis, definisi operasional variabel, pendekatan masalah, serta

sistematika tesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, merupakan kajian teoritis atas variabel-variabel

yang diamati. Pembahasan berkisar pada konsep manajemen strategik,

konsep pemberdayaan, konsep mutu pendidikan, serta telaahan terhadap

karya penelitian terdahulu.

BAB ffl PROSEDUR PENELITIAN, menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh

dalam melakukan penelitian. Penjelasan pada bab ini antara lain meliputi :

metode penelitia, teknik pengumpulan data, penetapan populasi dan

sampel, sumber data, metode analisis, serta teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN, menggambarkan kondisi data responden, data hasil

penelitian, pengujian hipotesis, dan interpretasi data.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN, menjelaskan analisis terhadap

data hasil penelitian dengan mengacu kepada teori-teori sebagaimana

dikemukakan pada Bab II.

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI, menjelaskan

tentang kesimpulan hasil penelitian, implikasi, serta rekomendasi sebagai

(35)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Menumt Winamo Surakhmad (1994) metode ini tertuju pada pemecahan

masalah yang ada pada masa sekarang, dengan ciri-ciri:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis

(karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik).

B. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang diigunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Observasi, yaitu dengan cara pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk

memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian.

2. Wawancara mendalam terhadap sejumlah informan yaitu dengan mengajukan

pertanyaan untuk memperoleh infirmasi yang aktual berkaitan dengan masalah

(36)

44

3. Wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner terhadap sejumlah

responden.

4. Teknik dokumentasi, yaitu dengan mengkaji dokumen-dokumen yang ada

relevansinya dengan masalah yang diteliti.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Polulasi dalam penelitian ini adalah

alumni Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang sebanyak

240 orang. Sedangkan sampel ditetapkan sebanyak 148 orang yang ditentukan

berdasarkan tabel ukuran sampel terlampir (Sugiyono, 2000). Adapun teknik

sampling yang digunakan adalah simple random sampling, karena cara pengambilan

sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam anggota populasi itu karena anggota populasi relatifhomogen.

D. Sumber Data

Data primer diperoleh dari responden yang dalam hal ini para alumni

Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang yang ditetapkan

sebagai sampel sebanyak 148 orang, serta dari informan yang dalam hal ini tenaga

(37)

45

Data sekunder diperoleh dari berbagai catatan dan laporan yang telah diolah pihak lain khususnya Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang. Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif

E. Metode Analisis

Untuk menguji hipotesis digunakan metode analisis naturalistik. Metode

analisis dimaksudkan sebagai proses pemikiran dan telaahan terhadap data

penelitian. Menumt Nasution (1996), metode analisis ini dilakukan dalam situasi yang wajar dan data yang dikumpulkan bersifat kualitatif Namun demikian Noeng Muhadjir (1996) berpendapat bahwa paradigma naturalistik menggunakan konsep

grounded research dan ethnometodologi yang tidak mengabaikan kerangka pikir

kuantitatif.

Menumt Nasution, penelitian kualitatif pada hakekatnya mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berintreaksi dengan mereka, berusaha memahami

bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitamya. Penelitian ini bukanlah mencari "kebenaran" mutlak, karena hal itu mempakan pekerjaan ahli filsafat atau

teologi. Paling tidak, hasil yang didapat dari penelitian ini akan mendekati

(38)

46

F. Teknik Analisis Data

Menumt Nasution (1996), analisis adalah proses menyusun data agar dapat

ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola, tema atau

katagori. Tanpa katagorisasi atau klasifikasi akan terjadi chaos. Tafsiran atau

interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau

katagori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Interpretasi menggambarkan

perspektif atau pandangan peneliti bukan kebenaran. Kebenaran hasil penelitian

masih hams dinilai oleh orang lain dan diuji dalam berbagai situasi.

Berkaitan dengan penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah

induksi analitik. Noeng Muhadjoir (1996) mengatakan bahwa : " induksi analitik

merupakan suatu pendekatan untuk mengumpulkan dan menganalisis data baik

untuk mengembangkan maupun untuk menguji teori". Teknik ini bertolak dari

problem atau pertanyaan atau isu spesifik yang dijadikan fokus penelitian. Data

dikumpulkan dikumpulkan dengan wawancara bebas, observasi partisipan dan

analisis dokumentasi.

Langkah yang ditempuh dalam pengelolaan data adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan data, artinya memeriksa setiap jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan

2. Klasifikasi data, artinya menggolongkan setiap jawaban responden terhadap

(39)

47

3. Tabulasi dan interpretasi data sebagaimana adanya berasarkan kepentingan

penelitian.

4. Analisis dan interpretasi data sebagaimana adaniya berdasarkan kepentingan

penelitian

5. Merumuskan hasil-hasil atau temuan penelitian disesuaikan dan atau didasarkan kepada masalah dan tujuan penelitian.

Dalam kaitannya dengan analisis statistik, maka data yang digunakan adalah

berdasarkan angket yang disebarkan kepada responden. Hasil jawaban angket

tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan nilai (skor) atasjawaban yangtelah diberikan oleh responden. Sesuai

dengan jenis skala Likert yang menunjukkan gradasi altematifjawabanresponden

dari yang paling ideal kepada yang paling tidak ideal, maka data yang diperoleh

adalah jenis data interval atau ratio. Data tersebut masing-masing mempunyai

jarak yang sama. Karena itu kriteria pemberian skor tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

SS (Sangat Setuju) = 5

S (Setuju) = 4

R (Ragu-ragu) = 3

TS (Tidak Setuju) = 2 STS (Sangat Tidak Setuju) = 1

b. Mentabulasikan data jawaban responden, yakni memindahkan jawaban responden

(40)

48

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu untuk mencari hubungan antar

variabel, dalam menganalisis data penulis menggunakan analisis statistik Korelasi

Ganda (Multiple Correlation) dengan rumus

,, _ ,. . . _rxiX2

Ryxtx2 = V

' ! _ r^x;x2"

(Sugiyono, 2000 : 148)

Ryxjx2 =

Koerlasi ganda antara Xi dan X2 secara bersama-sama dengan

variabel Y.

ryxi = Korelasi sederhana antaraXi dengan Y

ryx2 = Korelasi sederhana antara X2 dengan Y

rx2 - Korelasi sederhana antara Xi dengan X2

Untuk menguji koefisien korelasi ganda dihitung dengan rumus :

aJ rVxi +rV2 - 2ryxi ryx2

* 1 - r2x,x2

R2

k F=

O-R2)

(n-k-l)

R2 = koefisien korelasi ganda yang telah ditemukan

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah sampel

(41)

49

Untuk mencari nilai r, digunakan rumus

Sxy rXv

V(Ix2)( Ly2)

Sedangkan untuk menguji koefisien determinasinya (derajat keterikatan)

digunakan rumus :

kd =r2xl00%

kd = koefisien determinasi (derajat keterikatan)

r = koefisien korelasi

Selanjutnya untuk penetapan standar penilaian terhadap koefisien korelasi (nilai r),

digunakan skala interpretasi nilai r sebagaimana dikemukakan Suharsimi Arikunto

[image:41.595.75.520.233.665.2]

pada tabel berikut:

Tabel 2

INTERPRETASI NILAI "r"

BESARNYA NILAU'r" INTERPRETASI

Antara 0,800 sampai dengan 1,000

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Sangat Tinggi

Cukup

Agak Rendah

Rendah

Sangat Rendah

(42)

BAB XT

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Bern* tolak dan pembahasan has,, penelitian dapatlah kiranya d.simpulkan

beberapa hal sebagai berikut ini:

,. Manajemen strategik merupakan sa.ah satu tenkik manajemen yangterencana dan

terkendati serta beronentasi pada peningkatan kemampuan organisasi dalam

menyesuaikan din dengan perubahan Hngkungan. Dalam hubungannya dengan

peranan organisas, AMIK Serang, perubahan lingkungan dunaksud adalah

tentang penerapan pasar bebas tahun 2003 dan 2020 yang sangat menuntut

sumberdaya manusia yang berkualitas

2. Salah satu upaya yang d.laksanakan berkaitan dengan manajemen strategic

tersebut adalah melalui pemberdayaan tenaga edukat.f yayasan. Upaya ini antara

Wn dilakukan dengan memanfaatkan potensi tenaga edukat.f yayasan secara

maksunal melalui program kerja yang jelas, pemlaian, pengendalian dan evaluasi,

serta pembenan fastl.tas yang cukup senmgga diharapkan dapat berperan sebagai

faktor pendorong peningkatan kmerjanya. Pada gilirannya d.harapkan mereka

mampu mendukung program pendidikan yang bermutu.

3. Hasil analisis data menunjukkan bahwa

(43)

100

a. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel manajemen strategik

dengan variabel pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan tingkat

keeratan hubungan "agak rendah". Hal itu berarti bahwa hipotesis pertama

diterima, sehingga atau menurunnya variabel pemberdayaan tenaga edukatif

yayasan sebagian di antaranya ditentukan oleh variabel manajemen strategik.

b. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel manajemen strategik

dengan variabel mutu pendidikan dengan tingkat keeratan "cukup". Hal mi

berarti bahwa hipotesis kedua diterima, sehingga meningkat atau menurunnya

variabel mutu pendidikan sebgian di antaranya ditentukan oleh variabel

manajemen strategik.

c. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel pemberdayaan tenaga

edukatif yayasan dengan variabel mutu pendidikan dengan tingkat keeratan

"agak rendah". Hal ini berarti hipotesis ketiga diterima, sehingga meningkat

atau menumnnya variabel mutu pendidikan sebagian di antaranya ditentukan

oleh variabel pemberdayaan tenaga edukatifyayasan.

d. Secara bersama-sama terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel

manajemen strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan

variabel mutu pendidikan di AMIK Serang. Hal ini berarti hipotesis ke empat

diterima, sehingga meningkat atau menumnnya variabel mutu pendidikan,

sebagian di antaranya secara bersama-sama ditentukan oleh variabel

(44)

101

B. Implikasi

Hasil penelitian ini memunculkan implikasi bahwa semakin optimal

penerapan manajemen strategik, semakin meningkatkan efektivitas pemberdayaan

tenaga edukatif yayasan dan sekaligus mutu pendidikan di AMIK Serang. Dengan

perkataan lain, mutu pendidikan di AMIK Serang sebagian di antaranya ditentukan

oleh manajemen strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan, baik secara

tunggal (sederhana atau parsial), maupun secara bersama-sama (multiple

correlation). Temuan penelitian ini dapat direfleksikan bagi perguman tinggi

lainnya guna meningkatkan mutu pendidikan tinggi, yakni melalui teknik

manajemen strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif.

C. Rekomendasi

Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka penulis merekomendasikan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebaiknya diupayakan peningkatan penggalian teknologi-teknologi informatika

bam melalui seminar, internet, brosur-brosur atau informasi lainnya sehingga

teknologi yang diajarkan tidak terlalu ketinggalan dibandingkan dengan

kemampuan mahasiswa yang mempunyai pengalaman praktek.

2. Dalam rangka meningkatkan materi pelajaran yang berkaitan dengan teknologi

bam, sebaiknya dilakukan penambahan muatan lokal, sehingga para mahasiswa

(45)

102

3. Secara bertahap dosen non-yayasan ditertibkan sesuai dengan standar yang

berlaku. Bila memungkinkan mereka bekerja sepenuhnya di AMIK Serang.

4. Disarankan agar AMIK Serang menyelenggarakan kerjasama dengan praktisi

(pemsahana-pemsahaan) dan akademisi (lembaga-lembaga pendidikan tinggi)

(46)

KEPUSTAKAAN

Boyan, Norman J. (1988). Handbook of Research of Educational Administration.

Longman, New York.

Bogdan C. Robert, Biklen C. Knop (1982). Qualitative Research for Education : an

Introduction to Theory and Methods. Boston : Allyn and Sons, Inc.

Certo, Samuel C. and Peter, J. Paul, (1995). Strategikc Management, Concepts and

Applications, Homewood Illionis, Richard D. Irwin Inc.

Djodjonegoro, Wardiman (1996). Visi dan Strategik Pembangunan Pendidikan

untuk Tahun 2020: Tuntutan Kualitas. Jakarta : Departemen Pendidikan

dan Kabudayaan.

Eckhardt, Kenneth W. and Ermann, M. David. (1977). Social Research Methods,

Perspective, Theory, and Analysis. New York : Random House.

Engkoswara (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta : Proyek

Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Glenn L, Immegart, Fransis J. Pilecki (1984). An Introduction to System for The

Educational Administration. Mc.Graw Hill Book Inc. New York.

Hanson, Mark. (1991). Educational Administration ad Organizational Behavior.

Allyn and Bachon, Massachussets.

Hunger, J. David and Wheelen, Thomas L. (1996), Strategic Management, Fifth

Edition, New York : Addison-Wesley Publishing Company.

Indanoe, Suwandi, dkk. (1995). Perencana Strategik Perguruan Tinggi. Universitas

Gajah Mada. Yogyakarta

Ismaun, (1999), Manajemen Stratejik Dalam Pengembangan Mutu Terpadu

Program Pendidikan di Preguruan Tinggi (Studi Kasus Kebijakan

Pengelolaan Program Pendidikan pada ITB dan IKIP Bandung Tahun

1996/1997 - 2005/2006). Disertasi. Program Pascasarjana Institut

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung.

Jauch, Laurence R. dan Glueck, William F, (1994), Manajemen Strategik Kebijakan

Perusahaan, Jakarta: Erlangga.

(47)

104

Kartasasmita, Ginandjar. Et.al.(1996). Pembaruan dan Pemberdayaan. Jakarta :

Ikatan Alumni ITB.

Kartasasmita, Ginandjar.(1996). Pembangunan untuk Rakyat. Jakarta : PT Pustaka

CIDESINDO.

Keriinger, Fred N. (1973). Foundations ofBehavioral Research. New York : Holt

Rinehart and Winston Inc.

Koentjaraningrat. (1997). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Makmun, Abin Syamsudin. (1996). Analisis Posisi Pendidikan. Jakarta : Biro

Perencanaan Pendidikan, Depdikbud.

-. (1986). Efektivitas Proses Belajar Mengajar dengan

Menggunakan Tiga Model Strategi Pendekatan Manajemen Sistem

Instruksional dan Mengindahkan Tiga Katagori Kemampuan Belajar

Siswa. Disertasi PPS IKIP Bandung.

Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. (1992). Analisis Data Kualitatif

(Pen.Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta : Ul Press.

Muhadjir, Noeng. (1996). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rakesarasin.

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.

Peterson, Marvin W. and Mets, Lisa A. (1987). Key Resources on Higher

Educational Governance, Management and Leadership. Jossey Bass Publisher. San Fransisco

Poerwadarminta, W.J.S. (1987). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta . PN Balai Pustaka.

Prijono, Onny S. dan Pranaka, A.M.W., (1996), Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan

dan Implementasi. Jakarta : Center for Strategic and International

Studies.
(48)

105

Rangkuti, Freddy Rangkuti, (1999), Analisis SWOT; Reorientasi Konsep^

Perencanaan Strategik untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Soehendro, Bambang. (1996). Kerangka Pengembangan Perguruan Tinggi Jangka

Panjang. Depdikbud.

Sher, Laurence A. dan Teer, Doboreah. (1992). Total Quality Management in

Higher Education, New Direction for Institutional Research.

Jossey-Basse Publisher.

Singarimbun, Masrie, dan Effendi, Sofyan. (1989). Metode Penelitian Survai.

Jakarta: LP3ES.

Sjarief, Djohan. (1996). Strategik Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Akademik

Perguruan Tinggi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Tinggi (Studi

Kasus di Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta). Tesis. Program

Pascasarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung.

Stewart, Aileen Mitchell. (1998). Empowering People. Yogyakarta : Kanisius.

Sudjana, Nana dan Susanto, Edi. (1989). Pendekatan Sistem bagi Administrator

Pendidikan. PT Sinar Baru. Bandung.

Sugiyono. (2000). Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung.

Surakhmad, Winamo. (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metoda dan

Teknik Bandung: Tarsito.

Terry, Georege R. (1964). Principles ofManagement. Homewood Illionis : Richard

D. Irwin Inc.

Tilaar, H.A.R. (1994). Manajemen Pendidikan Nasional, Kajian Pendidikan Masa

Depan. PT RemajaRosdakarya. Bandung.

Tme, June Audrey. (1992). Finding Out Conducting and Evaluating Social

Research. California : Wadsworth Publishing Company.

Wahab, Azis. (1992). Beberapa Hal Pokok tentang Pengelolaan Pendidikan

Menurut PP No. 28 Tahun 1990. Medan : Makalah pada Konvensi

Gambar

Gambar 1 : Kerangka Berpihir
Gambar 2: Peran visi dalam jalinan unsur-unsur danfaktor-faktor manajemenstrategik
gambar berikut:
Gambar 4 : Kerangka Teoritis
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jika hasil penelitian dibandingkan dengan penelitian Siregar (2007) pada tegakan pinus umur 11 tahun dengan kerapatan 1250 N/ha memiliki nilai biomassa sebesar

2) Selanjutnya pilih bahasa instalasi yang diinginkan. Pilih English lalu Continue.. 3) Kemudian dipilih menu Date & Time terlebih dahulu untuk mengatur agar waktu server

❑ Kasus SDMK Kalsel yang terpapar Covid-19 sangat tinggi, mencakup 12% dari total kasus konfirmasi provinsi per 8 Februari atau sekitar 2.247 dengan Tingkat Keterpaparan

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Teknologi P ertan ian IPB, penulis melakukan pene1itian dengan judul "Pengaruh Penambahan

 MJO pada bulan April berada pada fase 1 hingga 8 dengan sifat lemah hingga kuat. Dimana MJO melewati wilayah Indonesia dengan sifat kuat sehingga pada bulan April MJO

Kao ravnatelji Gradske knjižnice „Juraj Šižgorić” Šibenik Zora Karmanski i Milivoj Zenić pridonijeli su osnutku Ogranka Hrvatskog bibliotekarskog društva (Zora

Untuk perancangan aplikasi pendeteksi keberadaan manusia dengan panas tubuh ini diperlukan databook serta petujuk lain yang dapat membentu dalam mengetahui

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa tepung terigu dan gaplek dapat digunakan sebagai ekstender pada perekat urea foraialdehida dan fenol formaldehida dalam pembuatan