DAFTAR ISI
Hal.
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GRAFIK ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6
1. Batasan Masalah ... 6
2. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
1. Manfaat Teoretis ... 7
2. Manfaat Praktis ... 8
E. Hipotesis ... 8
F. Definisi Operasional ... 9
BAB II LANDASAN TEORETIS PENELITIAN ... 12
A. Menulis ... 12
1. Pengertian Menulis ... 12
Asep Samsudin, 2012
3. Tahapan Menulis ... 17
4. Langkah-langkah Menulis ... 21
5. Syarat-syarat Menulis ... 30
B. Karangan Eksposisi ... 32
1. Jenis-jenis Karangan ... 32
2. Pengertian Karangan Eksposisi ... 46
3. Pentingnya Karangan Eksposisi ... 48
4. Ciri-ciri Karangan Eksposisi ... 51
5. Langkah-langkah Menulis Karangan Eksposisi ... 53
6. Syarat Menulis Karangan Eksposisi ... 57
7. Metode Karangan Eksposisi ... 66
C. Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis ... 70
1. Dasar Pemikiran ... 71
2. Unsur-Unsur Program Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis ... 77
BAB III. METODE PENELITIAN ... 83
A. Metode Penelitian ... 83
B. Desain Penelitian ... 84
C. Populasi dan Sampel ... 85
D. Teknik Pengumpulan Data ... 85
E. Instrumen Penelitian ... 87
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 96 A. Hasil Penelitian ... 96
1. Gambaran Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan
Eksposisi Ilsutrasi Sebelum dan Setelah Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan
Menulis ... 96
2. Gambaran Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan
Eksposisi Ilustrasi Kelas Kontrol ... 103
3. Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran
Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis ... 110
4. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu
Membaca dan Menulis dalam Peningkatan
Kemampuan Menulis Eksposisi Berita Siswa ... 112
5. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu
Membaca dan Menulis Dalam Meningkatkan
Kemampuan Menulis Eksposisi Ilustrasi Siswa ... 115
B. Pembahasan ... 116
1. Gambaran Umum Kemampuan Menulis Eksposisi
Berita dan Menulis Eksposisi Ilustrasi pada Siswa
Kelas Eksperimen di SDN Sukagalih 1 Kota Bandung
Asep Samsudin, 2012
2. Gambaran Umum Kemampuan Menulis Eksposisi
Berita dan Menulis Eksposisi Ilustrasi pada Siswa
Kelas Kontrol ... 125
3. Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis di SDN Sukagalih 1 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2011- 2012 ... 128
4. Analisis Karangan Eksposisi Berita dan Eksposisi Ilustrasi pada siswa Kelas Eksperimen ... 141
5. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis dalam Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan Ekspsosisi Ilsutrasi Siswa Kelas V SDN Sukagalih 1 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2011 - 2012 ... 141
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 142
A. Simpulan ... 142
B. Saran ... 143
DAFTAR PUSTAKA ... 151 LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut
pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas
dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.
Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan
pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan narasi, eksposisi,
deskripsi, dan argumentasi.
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan
yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran
yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha
memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan
interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat
dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap.
Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan
uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat
kabar atau majalah. Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak
bola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis tulisan
eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan atau
Parera (1993 : 5) mengemukakan bahwa “Seorang pengarang eksposisi akan mengatakan, Saya akan menceritakan kepada kalian semua kejadian dan peristiwa ini dan menjelaskan agar Anda dapat memahaminya.”
Menulis merupakan kegiatan manusia ketika hendak mengekspresikan atau
menuangkan pikirannya ke dalam kalimat, keterampilan berbahasa yang berupa
kegiatan produktif dan ekspresif yang membutuhkan kesabaran, keuletan, dan
kejelian tersendiri. Produk dari kegiatan menulis itu bermacam-macam. Mulai dari
buku, skrip film, iklan, berita, features hingga puisi dan sebagainya. Dalam
kegiatan menulis ini seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat,
merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi
pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh
para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan
mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif.
Untuk itu kurikulum ideal negeri ini telah menetapkan pembelajaran menulis
sebagai salah satu komponen penting untuk diberikan kepada warganya sebagai
muatan penting pendidikan sekolah dasar yang dikenal dengan istilah “calistung”.
Materi pembelajaran menulis diberikan sejak dini dengan tujuan agar sekolah
mampu memberikan bekal yang cukup untuk kemajuan siswanya dimasa yang
akan datang. Berbagai metode pembelajaran sengaja diciptakan untuk mendukung
keberhasilan pembelajar dalam keterampilan menulis ini.
Beberapa sumber informasi menyimpulkan bahwa keterampilan menulis
siswa masih rendah dibandingkan dengan keterampilan bahasa lainnya. Alwasilah
Indonesia di sekolah-sekolah lebih mengajarkan keterampilan menyimak,
membaca, dan berbicara.
Salah satu hambatan yang menjadikan rendahnya keterampilan siswa
menulis di sekolah dasar adalah menulis eksposisi. Kegiatan menulis eksposisi
menjadi suatu kegiatan pembelajaran yang sulit karena belum tersedianya bahan
ajar tentang keterampilan menulis siap pakai yang dapat memenuhi kebutuhan
pembelajaran serta minimnya pelatihan menulis eksposisi bagi siswa. Padahal
kegiatan menulis ini merupakan suatu wadah yang bisa dijadikan siswa sebagai
sarana pencurahan gagasan. Tarigan (1995:22) berpendapat bahwa keterampilan
menulis dapat dikuasai dan diperoleh dengan jalan praktek dan latihan yang
tersistematis.
Hambatan lainnya adalah kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan
berbagai model pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran yang dilaksanakan
bersifat monoton karena hanya bertumpu pada model pembelajaran yang itu-itu
saja dan keterlibatan siswa dalam prosesnya sangat minim. Prinsip pembelajaran
yang disarankan oleh Kurikulum KTSP yang terkenal dengan akronim PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) belum bisa
dilaksanakan secara maksimal oleh guru dalam aktifitas pembelajar sehari-hari.
Atas dasar realita yang terjadi di atas perlu kiranya ditanggapi dan
diperhatikan, yaitu dengan mencari dan menemukan solusi yang tepat sehingga
mal praktek pendidikan bisa dihindari. Kita harus memperhatikan visi misi masa
depan pendidikan yang lebih menitikberatkan pada penggalian potensi siswa.
membina, mengembangkan apa-apa dari orang lain kepada membelajarkan orang lain mendorong orang lain aktif sendiri. Titik berat bergeser dari memberdayakan orang lain ke memberdayakan semua potensi diri.“
Guru merupakan aktor utama yang menjadi kunci keberhasilan pembelajaran
di lapangan. Kamampuan guru untuk merencanakan dan memilih pendekatan dan
model pembelajaran keterampilan menulis yang sesuai dengan teks dan konteks
siswa menjadi sebuah keharusan.
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran
yang dianggap mampu untuk meningkatkan kreatifitas pembelajaran siswa.
Falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif atau gotong royong ini
adalah pendidikan adalah falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa
manusia adalah mahluk sosial. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat
penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tidak akan ada
individu, keluarga, organisasi. Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk
melakukan yang terbaik sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Salah satu alasan
terpenting mengapa pembelajaran kooperatif dikembangkan adalah karena para
pendidik dan ilmuwan sosial telah lama mengetahui tentang pengaruh persaingan
di kelas yang dapat merusak suasana kelas. Hal ini bukan berarti pesaingan di
kelas salah, jika diatur dengan baik, persaingan di dalam kelas yang sesuai dapat
menjadi sarana yang efektif dan tidak tidak berbahaya untuk memotivasi orang
melakukan yang terbaik.
Salah satu model pembelajaran kooperatif ini adalah model pembelajaran
Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Model pembelajaran ini merupakan
dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah (Madden,
Slavin, dan Steven, 1986); Para siswa belajar dalam kelompoknya untuk
menguasai gagasan utama dan kemampuan komprehensif lainnya. Selama periode
seni berbahasa ini siswa terlibat dalam pelatihan penulisan, saling merevisi dan
menyunting karya yang satu dengan yang lainnya, dan mempersiapkan hasil kerja
kelompok.
Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti merasa sangat perlu untuk
menuangkan gagasan dan pemikiran tentang peningkatan menulis secara spesifik
dengan menggunakan model Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis ini dalam
sebuah penelitian. Peneliti melakukan ini dalam usaha untuk mengetahui
keberhasilan atau pun kendala yang diperoleh bila model ini diterapkan dalam
pembelajaran menulis, yang secara khusus pada pembelajaran menulis eksposisi.
Oleh karena itu peneliti mencoba untuk merumuskan sebuah judul penelitian,
yaitu “Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi Siswa Kelas V Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Penelitian ini dilakukan
di SDN Sukagalih 1 Bandung dengan menggunakan metode penelitian
eksperimen.
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pengamatan terhadap model
pembelajaran untuk pembelajaran menulis eksposisi dalam bahasa Indonesia,
penulis membatasi masalah dalam penelitian ini pada model Kooperatif
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis eksposisi berita dan
menulis eksposisi ilustrasi sebelum dan setelah penerapan model
pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis pada siswa
yang mengikuti pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan
menulis di SDN Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012?
2) Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis
eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi antara siswa yang mengikuti
pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan
siswa yang mengikuti pembelajaran model konvensional di SDN
Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012?
3) Bagaimanakah tanggapan siswa yang mengikuti pembelajaran model
kooperatif terpadu membaca dan menulis terhadap model
pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis di SDN
Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, penelitian ini secara rinci
mempunyai tujuan:
1) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis eksposisi berita
pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis di SDN
Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012.
2) untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan menulis
eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi antara siswa yang mengikuti
pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional di
SDN Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012.
3) untuk mengetahui tanggapan siswa yang mengikuti pembelajaran
model kooperatif terpadu membaca dan menulis terhadap model
pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis di SDN
Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif bagi dunia
pendidikan umumnya dan khususnya bermanfaat bagi siswa, guru, dan praktisi
pendidikan terutama guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Manfaat
penelitian ini dibagi dalam dua kategori, yaitu manfaat teoritis dan manfaat
praktis.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian mengenai pembelajaran menulis eksposisi melalui pendekatan
model Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis diharapkan dapat bermanfaat
untuk menemukan pendekatan yang cocok dalam pembelajaran menulis eksposisi
2. Manfaat Praktis
a. memperbaiki persepsi siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia
khususnya menulis.
b. memanfaatkan hasil penelitian mengenai pembelajaran menulis
eksposisi melalui pendekatan model Kooperatif Terpadu Membaca dan
Menulis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
c. meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia khususnya
kemampuan menulis eksposisi di SDN Sukagalih 1 Bandung.
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan landasan berpijak bagi suatu penelitian. Oleh karena
itu, sebelum melaksanakan penelitian harus merumuskan terlebih dahulu
hipotesis. Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:
1. H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis eksposisi
berita yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran
model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan model konvensional
H1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis eksposisi berita
yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran model
kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.
2. H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis eksposisi
ilustrasi yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran
model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan siswa yang
H1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis eksposisi
ilustrasi yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran
model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional ini dimaksudkan utuk menjelaskan pokok-pokok
penting yang merupakan kata kunci dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
1. Kemampuan menulis eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi merupakan
serangkaian kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif menyampaikan
tulisan secara informatif, Objektif, sistematis pada situasi spesifik.
2. Model Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis, memiliki tahapan
pembelajaran, yaitu dimulai dengan proses awal membaca teks kemudian
tahap akhir proses menulis dengan tahapan sebagai berikut:
a.guru membentuk kelompok beranggotakan empat orang siswa yang secara
heterogen;
b.guru memberikan teks sesuai dengan bahan pembelajaran;
c.murid saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan
tanggapan terhadap teks yang ditulis pada lembar jawaban;
d.murid membacakan hasil kerja kelompok;
e.guru membuat kesimpulan bersama murid;
Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan pembelajaran yang
digunakan dalam menentukan maksud dan tujuan setiap pokok bahasan,
menganalisis karakteristik warga belajar, menyusun instruksional khusus, memilih
isi pembelajaran, melakukan pra tes, melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
mengadakan dukungan pelayanan, melaksanakan evaluasi, dan membuat revisi
belajar mengajar.
3. Menulis Eksposisi
Eksposisi berasal dari kata Latin yang berarti memberitahukan,
memaparkan, menguraikan. Ini berarti bahwa tujuan utama wacana eksposisi itu
adalah untuk memberitahukan, memaparkan, menguraikan atau menerangkan
sesuatu kepada audiens tertentu. Di dalam eksposisi, bahan yang akan
dikomunikasikan adalah semata-mata informasi. Informasi ini mungkin berupa
data faktual; misalnya tentang kejadian sejarah, tentang bagaimana sesuatu
bekerja; tentang bagaimana suatu operasi atau proses suatu pekerjaan
dilaksanakan.
Jadi pada dasarnya, eksposisi adalah tulisan yang berusaha untuk
menjelaskan suatu prosedur atau proses, memberikan definisi, menerangkan,
menjelaskan, menafsirkan gagasan, menerangkan bagan atau tabel, mengulas
sesuatu. Eksposisi juga merupakan karangan yang menyajikan sejumlah
pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau
informasi yang sejelas – jelasnya.
a. Eksposisi berita adalah tulisan yang berisi pemberitaan mengenai suatu
b. Eksposisi ilustrasi adalah tulisan yang pengembangannya menggunakan
gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan
sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan
sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung “seperti ilustrasi berikut ini,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen kuasi (quasi eksperimen) dengan pendekatan kuantitatif untuk
memperoleh tingkat perbedaan kemampuan menulis eksposisi berita dan eksposisi
ilustrasi.
Metode eksperimen kuasi dalam penelitian ini digunakan untuk
menyelidiki sebab akibat dari adanya pemberian perlakuan terhadap kelompok
eksperimen, penelitian kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang
menggunakan model Koperatif Terpadu Membaca dan Menulis dalam pengajaran
menulis eksposisi, sedangkan kelompok kontrol siswa yang tidak menggunakan
model Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Kedua kelompok melaksanakan
pretes dan postes.
Penelitian eksperimen dilaksanakan atau dirancang untuk menguji suatu
hipotesis. Setelah dilakukan perlakuan, kemudian diukur tingkat perubahannya,
hipotesis diterima atau mungkin ditolak. Diterima atau ditolaknya suatu hipotesis
tergantung kepada hasil observasi terhadap hubungan antara variabel yang
dieksperimen. Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan
karakteristik objek yang diteliti, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan pendekatan eksperimen melalui teknik dengan menggunakan kelas kontrol
B. Desain Penelitian
Campbell and Stanly (1966), membagi jenis-jenis desain berdasarkan baik
buruknya eksperimen, atau sempurna tidaknya eksperimen. Jenis-jenis eksperimen
dianggap baik kalau memenuhi persyaratan. Yang dimaksud persyaratan dalam
eksperimen adanya kelompok lain yang tidak dikenai eksperimen dan ikut
mendapatkan pengamatan. Dengan adanya kelompok lain yaitu disebut kelompok
kontrol sebagai pembanding dari kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan,
karena penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, maka penelitian ini
melakukan percobaan atau penyelidikan dengan syarat tersebut di atas dengan
rancangan penelitian seperti tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Tes Kontrol dan Eksperimen
Kelas Eksperimen O1 T1 O2
Kelas Kontrol O3 T2 O4
Keterangan :
O1-O3 : Pemberian tes awal (pretes), O2-O4 : Pemberian tes akhir (postes), Ti : Perlakuan dengan model pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis, T2 : Perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sedapat mungkin mempunyai
ciri-ciri yang sama. Pada kelompok eksperimen diberi pengaruh atau perlakuan
tertentu, sedangkan kelompok kontrol tidak. Kelompok eksperimen menggunakan
model pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis sedangkan
kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Kedua kelompok
tersebut diberi tes awal (pretes) dan menghitung rata-rata skor masing-masing untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum melaksanakan pembelajaran. Setelah
melaksanakan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif
kelompok tersebut untuk menentukan rata-rata skor dari masing-masing kelompok
yang mendapat perlakuan dan yang tidak mendapat perlakuan. Kemudian
diobservasi untuk melihat atau menentukan perbedaan serta perubahan yang terjadi
pada kelompok eksperimen. Perbedaan tersebut merupakan hasil bandingan yang
terjadi pada kedua kelompok tersebut. Setelah mengetahui perbedaan hasil yang
dapat diperoleh dari kedua kelompok tersebut, kemudian peneliti melakukan
penghitungan statistik dengan menggunakan uji t, dengan terlebih dahulu melakukan
penghitungan normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah ada perbedaan
hasil tersebut antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.
C. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sukagalih 1 Bandung. SD ini beralamat
di jalan Sukagalih Bandung. Populasi penelitian ini adalah kemampuan menulis
eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi siswa kelas lima SDN Sukagalih 1 Bandung.
Sampel dari penelitian ini sebanyak dua kelas dengan jumlah siswa 60 orang yang
dibagi dua kelas, yakni kelas V.A dan kelas V.B. Jumlah siswa siswa kelas V.A
sebanyak 30 orang dan kelas V.B sebanyak 30 orang.
Peneliti memutuskan kedua kelas ini sebagai kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kelas V.A ditentukan untuk menjadi kelas eksperimen dan kelas V.B
sebagai kelas Kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan empat macam cara pengumpulan data yaitu: Tes
pengumpulan data ini dapat memperoleh data yang relevan dan sesuai dengan
kebutuhan sebagai alat ukur dalam melaksanakan suatu penelitian.
1. Tes Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan Eksposisi Ilustrasi
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis
Eksposisi Berita dan Eksposisi Ilustrasi. Pemberian prates untuk melihat kemampuan
siswa sebelum mereka mendapat perlakuan model pembelajaran model kooperatif
Terpadu Membaca dan Menulis dan model pembelajaran konvensional, sedangkan
pascates adalah untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah mendapatkan
perlakuan.
2. Observasi
Lembaran Observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model
pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis dalam pembelajaran menulis
eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi pada kelas eksperimen. Skenario model
pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis mencakup enam tahap: 1)
Guru membentuk kelompok beranggotakan empat orang siswa secara heterogen, 2)
Guru memberikan teks sesuai dengan bahan pembelajaran, 3) murid saling
membacakan dan menentukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap teks
yang ditulis pada lembar jawaban, 4) murid membacakan hasil kerja kelompok, 5)
guru membuat kesimpulan bersama murid, 6) guru membacakan kesimpulan.
Menurut Surakhmad (1980:162) observasi langsung adalah "Pengamatan secara
langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan
di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus
diadakan."
Studi dokumentasi digunakan peneliti untuk mendapatkan data-data
penelitian yang berhubungan dengan karangan ekspoisisi untuk menentukan
pengambilan keputusan dalam penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Membaca
dan Menulis.
4. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat para
siswa pada kelas eksperimen terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif
terpadu membaca dan menulis. Sesuai dengan effendi (1999:130) kuesioner adalah
"Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui".
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang peneliti gunakan dengan tujuan untuk mengumpulkan data
yang relevan dengan rumusan masalah, tujuan dan hipotesis yang telah ditentukan
dalam penelitian ini. Instrumen penelitian menjelaskan teknik yang digunakan dalam
mengumpulkan data di lapangan dengan menggunakan tes, observasi, dan kuesioner.
Sesuai dengan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
isntrumen penelitian yang peneliti gunakan adalah seperti diuraikan di bawah ini.
1. Tes Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan Eksposisi Ilustrasi
a. Penyusunan soal uraian disertai gambar tentang menulis karangan eksposisi
berita dan menulis eksposisi ilustrasi sesuai petunjuk cara mengerjakannya
serta aspek-aspek yang dinilai. Soal ini diujicobakan dalam bentuk pretes dan
postes.
b. Menyusun pedoman penilaian menulis karangan eksposisi cara penilaiannya
Tabel 3.2
Pedoman Penilaian Karangan
No Aspek yang Dinilai Indikator Skor
0 1 2 3
1 Menentukan Topik yang akan di sajikan
3 Membuat kerangka yang lengkap dan sistematis
Kerapihan bentuk karangan dan tulisan
4 Isi Kerangka karangan sesuai dengan tujuan
Ketepatan isi dan tema pada karangan siswa dalam menulis
6 Paparan disertai contoh, gambar yang dianggap perlu
Kompleksitas
Catatan:
0 = Kurang, 1 = Cukup, 2 = Baik, 3 = Amat Baik
Sumber : Burhanuddin Tola (Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis
Eksposisi Berita dan Eksposisi Ilustrasi. Pemberian prates untuk melihat kemampuan
siswa sebelum mereka mendapat perlakuan model pembelajaran model kooperatif
Terpadu Membaca dan Menulis dan model pembelajaran konvensional, sedangkan
pascates adalah untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah mendapatkan
perlakuan.
2. Observasi
Lembaran Observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model
pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis dalam pembelajaran menulis
eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi pada kelas eksperimen. Skenario model
pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis mencakup enam tahap: 1)
Guru membentuk kelompok beranggotakan empat orang siswa secara heterogen, 2)
Guru memberikan teks sesuai dengan bahan pembelajaran, 3) murid saling
membacakan dan menentukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap teks
yang ditulis pada lembar jawaban, 4) murid membacakan hasil kerja kelompok, 5)
guru membuat kesimpulan bersama murid, 6) guru membacakan kesimpulan.
3. Dokumentasi
Studi dokumentasi digunakan peneliti untuk mendapatkan data-data
penelitian yang berhubungan dengan karangan ekspoisisi untuk menentukan
pengambilan keputusan dalam penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Membaca
dan Menulis.
4. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat para
siswa pada kelas eksperimen terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data data kuantitatif. Data
penelitian kuantitatif dilakukan menggunakan teknik statistik sesuai dengan masalah
dan tujuan penelitian peneliti. Statistik digunakan sebagai alat bantu dalam
memahami data penelitian bukan sebagai pengganti kemampuan dalam kearifan
peneliti. Langkah-langkah analisis data dijabarkan sebagai berikut.
a. Uji Validitas Item
Uji validitas item dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
1) Menghitung koefisien korelasi product moment/ r hitung (rxy), dengan
menggunakan rumus seperti berikut:
rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = Item soal yang dicari validitasnya
Y = Skor total yang diperoleh sampel
2) Proses pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria sebagai berikut:
Jika r hitung positif, dan r hitung ≥ 0,3, maka butir soal valid
Jika r hitung negatif, dan r hitung < 0,3, maka butir soal tidak valid
Menurut Masrun dalam Sugiyono (2008 : 133-134) menyatakan bahwa Item
sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian derajat konsistensi (keajegan)
instrument pengumpul data. Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat ketetapan setiap item yang digunakan.
Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (
) melaluitahapan sebagai berikut.
r = Reliabilitas tes yang dicari
2i
Jumlah varians skor tiap-tiap item2 t
= Varians total n = banyaknya soalKedua, mencari varians semua item menggunakan rumus berikut.
Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi
dari Arikunto (2002:245) yang disajikan pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Proses pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan bantuan perangkat
lunak MS Excel 2007. Hasil pengujian didapatkan :
Tabel 3.6
Kriteria Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen Nilai
Reliabilitas Kriteria
Kemampuan Menulis Eksposisi Berita 0.94 Sangat Tinggi
Kemampuan Menulis Eksposisi Ilustrasi 0.91 Sangat Tinggi
Merujuk pada pedoman koefisien korelasi dari Arikunto (2002:245), dapat
ditarik kesimpulan bahwa reliabilitas instrumen pengungkap Kemampuan menulis
eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi berada pada kategori sangat tinggi. Artinya,
instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.
c. Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis
Profil pendapat siswa tentang model pembelajaran kooperatif terpadu
1. Menentukan Skor maksimal ideal yang diperoleh sampel:
Skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi
= 20 x 3 = 60
2. Menentukan Skor terendah ideal yang diperoleh sampel:
Skor minimal ideal = jumlah soal x skor terendah
= 20 x 1 = 20
3. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel:
Rentang skor = Skor maksimal ideal – skor minimal ideal
= 60 – 20 = 40
4. Mencari interval skor:
Interval skor = Rentang skor / 3
= 40/3 = 13,3
Dari langkah langkah diatas, kemudian didapat kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis
No Kriteria Rentang
1 Setuju 48 - 60
2 Kurang Setuju 34 - 47
3 Tidak Setuju 20 - 33
d. Uji Statistik
Tujuan uji ini adalah untuk diperoleh fakta empirik tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis terhadap kemampuan
menulis eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi siswa tersebut dibandingkan dengan
dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistical product and service
solutions (SPSS) versi 18.0.
Prosedur pengujian model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan
menulis tersebut adalah sebagai berikut. Pertama menghitung data normalized gain
(N-Gain) dengan rumus sebagai berikut (Coletta, V.P., Phillips, J.A., & Steinert, J.J.,
2007).
postest-pretest g =
skor maksimal-pretest
Kedua, menguji normalitas data gains kedua kelompok. Pengujian normalitas
data gains dilakukan dengan dengan statistik uji Z Kolmogrov-Smirnov (p>0,05)
dengan menggunakan bantuan SPSS 18.0.
Ketiga, menguji homogenitas varians data gains kedua kelompok (p>0,05)
dengan bantuan SPSS 18.0.
Keempat, uji perbedaan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan
menulis untuk meningkatkan kemampuan menulis eksposisi berita dan eksposisi
ilustrasi anak menggunakan uji t independent (Independent sample t test) dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut.
a. Hipotesis
H0 : µ eksperimen = µ kontrol
Tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan kemampuan menulis eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi anak antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
H1 : µ eksperimen > µ kontrol
b. Dasar pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara, yaitu membandingkan
nilai t hitung dengan t tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas yang
diperoleh dengan α=0,05.
Jika pengambilan keputusan berdasarkan nilai t hitung, maka kriterianya
adalah terima H0 jika – t 1- ½
< t hitung < t 1- ½
, dimana t 1- ½
didapat daridaftar tabel t dengan dk = ( n1 + n2 – 1) dan peluang 1- ½
. Untuk harga-harga tlainnya H0 ditolak.
Jika pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas (nilai p), maka
kriterianya adalah:
Jika nilai p < 0,05, maka H0 ditolak
Jika nilai p > 0,05, maka H0 diterima
c. Mencari nilai t hitung dengan rumus
1 2
Y = rata-rata data kelas kontrol
2
Y = rata-rata data kelas eksperimen n1 = banyak sampel kelas kontrol
n2 = banyak sampel kelas eksperimen
s12 = varians kelas kontrol
s22 = varians kelas eksperimen
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penjelasan hasil temuan penelitian berdasarkan rumusan
masalah sebagai acuan penelitian. Adapun pembahasan disajikan berupa
kesimpulan dan saran berkaitan dengan peningkatan kemampuan menulis
eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi melalui model pembelajaran kooperatif
terpadu membaca dan menulis.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis
eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi melalui model pembelajran kooperatif
terpadu membaca dan menulis, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan siswa dalam menulis eksposisi berita sebelum penerapan model
pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis memiliki rata-rata
15,97 dan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca
dan menulis memiliki rata-rata 24,57. Kemampuan siswa dalam menulis
eksposisi ilustrasi sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif terpadu
membaca dan menulis memiliki rata-rata 16,63 dan setelah penerapan model
pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis memiliki rata-rata
25,00.
2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi
berita dan eksposisi ilustrasi antara siswa yang belajar menggunakan model
dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional (kelas kontrol).
Siswa pada kelas model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan
menulis (kelas eksperimen) mengalami peningkatan keterampilan menulis
eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi yang lebih tinggi (signifikan) daripada
siswa pada kelas konvensional (kelas kontrol).
3. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif terpadu membaca
dan menulis pada keterampilan menng berartulis eksposisi berita dan eksposisi
ilustrasi sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan tanggapan siswa pada
interval 48-60 yang berarti siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif
terpadu membaca dan menulis setuju terhadap penerapan model pembelajaran
kooperatif terpadu membaca dan menulis.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis lebih
baik dalam meningkatkan kemampuan menulis eksposisi berita dan
eksposisi ilustrasi siswa di Sekolah Dasar. Oleh karena itu, bagi para guru
yang mengajarkan pelajaran membaca dan menulis di Sekolah Dasar,
Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis adalah
strategi alternatif yang bisa digunakan dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan terutama menulis sebuah karangan. Sebelum strategi ini
diimplementasikan, terlebih dahulu perlu dipersiapkan kemampuan guru
Menulis dan mengembangkan materi dan teknik Model Pembelajaran
Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis, serta kesiapan mental guru
untuk melaksanakan strategi ini.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis dapat
diimplementasikan di semua mata pelajaran. Oleh karena itu, hendaknya
para guru yang siswanya mengalami kesulitan dalam memahami suatu
pelajaran dapat menjadikan Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu
Membaca dan Menulis sebagai strategi alternatif dalam proses
pembelajaran.
3. Keberhasilan siswa dalam suatu proses pembelajaran tidak cukup diukur
hanya melalui tes tertulis saja. Akan tetapi penilaian dilakukan secara
menyeluruh terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Oleh
karena itu, dalam pengimplementasian strategi ini bukanlah berapa hasil
skor siswa yang menjadi tujuan, melainkan bagaimana siswa memperoleh
hasil tersebut. Artinya, proses yang dilalui oleh siswa dalam memamahi
materi pelajaran adalah hal yang diutamakan.
4. Keterbatasan Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan
Menulis adalah sering terjadi kevakuman siswa pada tahap merencanakan
dan menulis karangan. Pada tahap ini anak sering kali tidak tahu apa yang
harus ditulis dalam membuat kerangka karangan dan bagaimana memulai
menulis dalam membuat karangan. Bagi guru yang kurang kreatif akan
mengalami kesulitan dalam tahap ini. Oleh karena itu, untuk mengatasi
dalam mengelola Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan
Menulis, mengembangkan materi, teknik penyampaian, dan kesiapan
mental guru untuk melaksanakan strategi ini.
5. Rekomendasi yang dapat dilaksanakan untuk penelitian mendatang. Di
antaranya dengan memunculkan beberapa tema, baik yang berkaitan
dengan pengembangan tema lebih lanjut dengan cakupan penelitian yang
lebih luas ataupun yang berkenaan dengan beberapa tema lanjutan model
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa
Indonesia, Jakarta. Depdikbud.
Akdon. 2008. Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan
Manajemen, Bandung. Dewa Ruci
Alwasilah, A.C. dan Alwasilah, S.S. 2005. Pokoknya Menulis, Bandung : PT. Kiblat Buku Utama.
Alwasilah, A.C. 1992. Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung : Angkasa.
Ali, Muhamad. 1983. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.
A.R, Syamsudin. 1997. Studi Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.
A.R, Syamsudin dan Damaianti, Vismaia. 2007. Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa, Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Badudu, J.S. 1985. Membina Bahasa Baku Seri 1 dan 2. Bandung : Pustaka Prima.
Badudu, J.S. 1995. Bahasa Indonesia. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar : Kurikulum 1994.
Badudu, J.S. 1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta. Gramedia.
Beth, S.Newman. 1983. Writing Effectively. Colombus Ohio ; A. Bell and Howel Company.
Byrne, Donn. 1995. Teaching Writing Skill. Longman London And New York.
Cahyani, Isah dan Hodijah. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah
Dasar, Bandung. UPI Press.
Calkins, Lucy, Mc Cormick. 1989. The Art Of Teaching Writing. Columbia University : Teacher College.
Donovan, Thimothy and Mc Celland Ben W. 1980. Eight Approaches to Teaching
Composition. National Council Of Teacher Of English.
Ernest, Panusuk. 1982. Proses Kreatif. Jakarta : Gramedia.
Haerudin, Dingdig. 1998. Hubungan Sikap Berbahasa Dalam Kemampuan
Menulis. Sps UPI, Tesis : Tidak Dipublikasikan.
Huch, Charlote. 1990. Children’s Literature In Elementary School. New York. : Holt, Hinerhart and Winson.
Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan, Jakarta. Erlangga.
Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung. Remaja Rosdakarya.
Jarolimek, John. 1986. Sosial Studies In Elementary Education.
Jurnal Hasil Penelitian Guru dan Tenaga Kependidikan. Forum Ilmiah Guru
Kota Cirebon.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1998. Jakarta. Depdikbud.
Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores : Nusa Indah.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Depdiknas RI.
Mc Crimmon, James M. 1967. Writing With a Purpose. Boston : Houghton.
Muhaimin, Ismail. 1994. Menulis Secara Populer. Jakarta : Pustaka Jaya.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta. BPPF Yogyakarta.
Rahman. 2007. Model Mengajar dan Bahan Pembelajaran, Jatinangor. Alqo Prisma Interdelta.
Resmini, Novi. dkk. 2006. Membaca dan Menulis di SD, Teori dan
Pengajarannya, Bandung. UPI Press.
Rusyana, Yus. 1986. Keterampilan Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka.
Santosa, Puji. dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta. Universitas Terbuka.
Sugiono. 2000. Metode Penelitian Administrasi, Bandung. Afabeta.
Sunarto. 1990. Berbagai Pendekatan Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Syaodih, S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Tarigan, Djago. 1994. Penerapan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, SLTP,
dan SMU berdasarkan Kurikulum 1994.
Tarigan, H.G. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa.
Tola (Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas)
Tompkins, Gaile and Haskinsson, Kenneth. 1991. Language Art, Content and