• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI BERITA DAN EKSPOSISI ILUSTRASI SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI BERITA DAN EKSPOSISI ILUSTRASI SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Hal.

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

1. Batasan Masalah ... 6

2. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoretis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 8

E. Hipotesis ... 8

F. Definisi Operasional ... 9

BAB II LANDASAN TEORETIS PENELITIAN ... 12

A. Menulis ... 12

1. Pengertian Menulis ... 12

(2)

Asep Samsudin, 2012

3. Tahapan Menulis ... 17

4. Langkah-langkah Menulis ... 21

5. Syarat-syarat Menulis ... 30

B. Karangan Eksposisi ... 32

1. Jenis-jenis Karangan ... 32

2. Pengertian Karangan Eksposisi ... 46

3. Pentingnya Karangan Eksposisi ... 48

4. Ciri-ciri Karangan Eksposisi ... 51

5. Langkah-langkah Menulis Karangan Eksposisi ... 53

6. Syarat Menulis Karangan Eksposisi ... 57

7. Metode Karangan Eksposisi ... 66

C. Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis ... 70

1. Dasar Pemikiran ... 71

2. Unsur-Unsur Program Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis ... 77

BAB III. METODE PENELITIAN ... 83

A. Metode Penelitian ... 83

B. Desain Penelitian ... 84

C. Populasi dan Sampel ... 85

D. Teknik Pengumpulan Data ... 85

E. Instrumen Penelitian ... 87

(3)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 96 A. Hasil Penelitian ... 96

1. Gambaran Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan

Eksposisi Ilsutrasi Sebelum dan Setelah Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan

Menulis ... 96

2. Gambaran Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan

Eksposisi Ilustrasi Kelas Kontrol ... 103

3. Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran

Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis ... 110

4. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu

Membaca dan Menulis dalam Peningkatan

Kemampuan Menulis Eksposisi Berita Siswa ... 112

5. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu

Membaca dan Menulis Dalam Meningkatkan

Kemampuan Menulis Eksposisi Ilustrasi Siswa ... 115

B. Pembahasan ... 116

1. Gambaran Umum Kemampuan Menulis Eksposisi

Berita dan Menulis Eksposisi Ilustrasi pada Siswa

Kelas Eksperimen di SDN Sukagalih 1 Kota Bandung

(4)

Asep Samsudin, 2012

2. Gambaran Umum Kemampuan Menulis Eksposisi

Berita dan Menulis Eksposisi Ilustrasi pada Siswa

Kelas Kontrol ... 125

3. Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis di SDN Sukagalih 1 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2011- 2012 ... 128

4. Analisis Karangan Eksposisi Berita dan Eksposisi Ilustrasi pada siswa Kelas Eksperimen ... 141

5. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis dalam Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan Ekspsosisi Ilsutrasi Siswa Kelas V SDN Sukagalih 1 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2011 - 2012 ... 141

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 142

A. Simpulan ... 142

B. Saran ... 143

DAFTAR PUSTAKA ... 151 LAMPIRAN

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan

pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan narasi, eksposisi,

deskripsi, dan argumentasi.

Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan

yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran

yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha

memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan

interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat

dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap.

Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan

uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat

kabar atau majalah. Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak

bola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis tulisan

eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan atau

(6)

Parera (1993 : 5) mengemukakan bahwa “Seorang pengarang eksposisi akan mengatakan, Saya akan menceritakan kepada kalian semua kejadian dan peristiwa ini dan menjelaskan agar Anda dapat memahaminya.”

Menulis merupakan kegiatan manusia ketika hendak mengekspresikan atau

menuangkan pikirannya ke dalam kalimat, keterampilan berbahasa yang berupa

kegiatan produktif dan ekspresif yang membutuhkan kesabaran, keuletan, dan

kejelian tersendiri. Produk dari kegiatan menulis itu bermacam-macam. Mulai dari

buku, skrip film, iklan, berita, features hingga puisi dan sebagainya. Dalam

kegiatan menulis ini seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi,

struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat,

merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi

pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh

para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan

mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif.

Untuk itu kurikulum ideal negeri ini telah menetapkan pembelajaran menulis

sebagai salah satu komponen penting untuk diberikan kepada warganya sebagai

muatan penting pendidikan sekolah dasar yang dikenal dengan istilah “calistung”.

Materi pembelajaran menulis diberikan sejak dini dengan tujuan agar sekolah

mampu memberikan bekal yang cukup untuk kemajuan siswanya dimasa yang

akan datang. Berbagai metode pembelajaran sengaja diciptakan untuk mendukung

keberhasilan pembelajar dalam keterampilan menulis ini.

Beberapa sumber informasi menyimpulkan bahwa keterampilan menulis

siswa masih rendah dibandingkan dengan keterampilan bahasa lainnya. Alwasilah

(7)

Indonesia di sekolah-sekolah lebih mengajarkan keterampilan menyimak,

membaca, dan berbicara.

Salah satu hambatan yang menjadikan rendahnya keterampilan siswa

menulis di sekolah dasar adalah menulis eksposisi. Kegiatan menulis eksposisi

menjadi suatu kegiatan pembelajaran yang sulit karena belum tersedianya bahan

ajar tentang keterampilan menulis siap pakai yang dapat memenuhi kebutuhan

pembelajaran serta minimnya pelatihan menulis eksposisi bagi siswa. Padahal

kegiatan menulis ini merupakan suatu wadah yang bisa dijadikan siswa sebagai

sarana pencurahan gagasan. Tarigan (1995:22) berpendapat bahwa keterampilan

menulis dapat dikuasai dan diperoleh dengan jalan praktek dan latihan yang

tersistematis.

Hambatan lainnya adalah kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan

berbagai model pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran yang dilaksanakan

bersifat monoton karena hanya bertumpu pada model pembelajaran yang itu-itu

saja dan keterlibatan siswa dalam prosesnya sangat minim. Prinsip pembelajaran

yang disarankan oleh Kurikulum KTSP yang terkenal dengan akronim PAIKEM

(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) belum bisa

dilaksanakan secara maksimal oleh guru dalam aktifitas pembelajar sehari-hari.

Atas dasar realita yang terjadi di atas perlu kiranya ditanggapi dan

diperhatikan, yaitu dengan mencari dan menemukan solusi yang tepat sehingga

mal praktek pendidikan bisa dihindari. Kita harus memperhatikan visi misi masa

depan pendidikan yang lebih menitikberatkan pada penggalian potensi siswa.

(8)

membina, mengembangkan apa-apa dari orang lain kepada membelajarkan orang lain mendorong orang lain aktif sendiri. Titik berat bergeser dari memberdayakan orang lain ke memberdayakan semua potensi diri.“

Guru merupakan aktor utama yang menjadi kunci keberhasilan pembelajaran

di lapangan. Kamampuan guru untuk merencanakan dan memilih pendekatan dan

model pembelajaran keterampilan menulis yang sesuai dengan teks dan konteks

siswa menjadi sebuah keharusan.

Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran

yang dianggap mampu untuk meningkatkan kreatifitas pembelajaran siswa.

Falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif atau gotong royong ini

adalah pendidikan adalah falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa

manusia adalah mahluk sosial. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat

penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tidak akan ada

individu, keluarga, organisasi. Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk

melakukan yang terbaik sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Salah satu alasan

terpenting mengapa pembelajaran kooperatif dikembangkan adalah karena para

pendidik dan ilmuwan sosial telah lama mengetahui tentang pengaruh persaingan

di kelas yang dapat merusak suasana kelas. Hal ini bukan berarti pesaingan di

kelas salah, jika diatur dengan baik, persaingan di dalam kelas yang sesuai dapat

menjadi sarana yang efektif dan tidak tidak berbahaya untuk memotivasi orang

melakukan yang terbaik.

Salah satu model pembelajaran kooperatif ini adalah model pembelajaran

Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Model pembelajaran ini merupakan

(9)

dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah (Madden,

Slavin, dan Steven, 1986); Para siswa belajar dalam kelompoknya untuk

menguasai gagasan utama dan kemampuan komprehensif lainnya. Selama periode

seni berbahasa ini siswa terlibat dalam pelatihan penulisan, saling merevisi dan

menyunting karya yang satu dengan yang lainnya, dan mempersiapkan hasil kerja

kelompok.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti merasa sangat perlu untuk

menuangkan gagasan dan pemikiran tentang peningkatan menulis secara spesifik

dengan menggunakan model Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis ini dalam

sebuah penelitian. Peneliti melakukan ini dalam usaha untuk mengetahui

keberhasilan atau pun kendala yang diperoleh bila model ini diterapkan dalam

pembelajaran menulis, yang secara khusus pada pembelajaran menulis eksposisi.

Oleh karena itu peneliti mencoba untuk merumuskan sebuah judul penelitian,

yaitu “Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi Siswa Kelas V Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Penelitian ini dilakukan

di SDN Sukagalih 1 Bandung dengan menggunakan metode penelitian

eksperimen.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pengamatan terhadap model

pembelajaran untuk pembelajaran menulis eksposisi dalam bahasa Indonesia,

penulis membatasi masalah dalam penelitian ini pada model Kooperatif

(10)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis eksposisi berita dan

menulis eksposisi ilustrasi sebelum dan setelah penerapan model

pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis pada siswa

yang mengikuti pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan

menulis di SDN Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012?

2) Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis

eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi antara siswa yang mengikuti

pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan

siswa yang mengikuti pembelajaran model konvensional di SDN

Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012?

3) Bagaimanakah tanggapan siswa yang mengikuti pembelajaran model

kooperatif terpadu membaca dan menulis terhadap model

pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis di SDN

Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, penelitian ini secara rinci

mempunyai tujuan:

1) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis eksposisi berita

(11)

pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis di SDN

Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012.

2) untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan menulis

eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi antara siswa yang mengikuti

pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan

siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional di

SDN Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012.

3) untuk mengetahui tanggapan siswa yang mengikuti pembelajaran

model kooperatif terpadu membaca dan menulis terhadap model

pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis di SDN

Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif bagi dunia

pendidikan umumnya dan khususnya bermanfaat bagi siswa, guru, dan praktisi

pendidikan terutama guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Manfaat

penelitian ini dibagi dalam dua kategori, yaitu manfaat teoritis dan manfaat

praktis.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian mengenai pembelajaran menulis eksposisi melalui pendekatan

model Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis diharapkan dapat bermanfaat

untuk menemukan pendekatan yang cocok dalam pembelajaran menulis eksposisi

(12)

2. Manfaat Praktis

a. memperbaiki persepsi siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia

khususnya menulis.

b. memanfaatkan hasil penelitian mengenai pembelajaran menulis

eksposisi melalui pendekatan model Kooperatif Terpadu Membaca dan

Menulis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

c. meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia khususnya

kemampuan menulis eksposisi di SDN Sukagalih 1 Bandung.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan landasan berpijak bagi suatu penelitian. Oleh karena

itu, sebelum melaksanakan penelitian harus merumuskan terlebih dahulu

hipotesis. Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis eksposisi

berita yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran

model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan model konvensional

H1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis eksposisi berita

yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran model

kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.

2. H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis eksposisi

ilustrasi yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran

model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan siswa yang

(13)

H1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis eksposisi

ilustrasi yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran

model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional ini dimaksudkan utuk menjelaskan pokok-pokok

penting yang merupakan kata kunci dalam penelitian ini antara lain sebagai

berikut:

1. Kemampuan menulis eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi merupakan

serangkaian kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif menyampaikan

tulisan secara informatif, Objektif, sistematis pada situasi spesifik.

2. Model Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis, memiliki tahapan

pembelajaran, yaitu dimulai dengan proses awal membaca teks kemudian

tahap akhir proses menulis dengan tahapan sebagai berikut:

a.guru membentuk kelompok beranggotakan empat orang siswa yang secara

heterogen;

b.guru memberikan teks sesuai dengan bahan pembelajaran;

c.murid saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan

tanggapan terhadap teks yang ditulis pada lembar jawaban;

d.murid membacakan hasil kerja kelompok;

e.guru membuat kesimpulan bersama murid;

(14)

Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan pembelajaran yang

digunakan dalam menentukan maksud dan tujuan setiap pokok bahasan,

menganalisis karakteristik warga belajar, menyusun instruksional khusus, memilih

isi pembelajaran, melakukan pra tes, melaksanakan kegiatan belajar mengajar,

mengadakan dukungan pelayanan, melaksanakan evaluasi, dan membuat revisi

belajar mengajar.

3. Menulis Eksposisi

Eksposisi berasal dari kata Latin yang berarti memberitahukan,

memaparkan, menguraikan. Ini berarti bahwa tujuan utama wacana eksposisi itu

adalah untuk memberitahukan, memaparkan, menguraikan atau menerangkan

sesuatu kepada audiens tertentu. Di dalam eksposisi, bahan yang akan

dikomunikasikan adalah semata-mata informasi. Informasi ini mungkin berupa

data faktual; misalnya tentang kejadian sejarah, tentang bagaimana sesuatu

bekerja; tentang bagaimana suatu operasi atau proses suatu pekerjaan

dilaksanakan.

Jadi pada dasarnya, eksposisi adalah tulisan yang berusaha untuk

menjelaskan suatu prosedur atau proses, memberikan definisi, menerangkan,

menjelaskan, menafsirkan gagasan, menerangkan bagan atau tabel, mengulas

sesuatu. Eksposisi juga merupakan karangan yang menyajikan sejumlah

pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau

informasi yang sejelas – jelasnya.

a. Eksposisi berita adalah tulisan yang berisi pemberitaan mengenai suatu

(15)

b. Eksposisi ilustrasi adalah tulisan yang pengembangannya menggunakan

gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan

sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan

sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung “seperti ilustrasi berikut ini,

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen kuasi (quasi eksperimen) dengan pendekatan kuantitatif untuk

memperoleh tingkat perbedaan kemampuan menulis eksposisi berita dan eksposisi

ilustrasi.

Metode eksperimen kuasi dalam penelitian ini digunakan untuk

menyelidiki sebab akibat dari adanya pemberian perlakuan terhadap kelompok

eksperimen, penelitian kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang

menggunakan model Koperatif Terpadu Membaca dan Menulis dalam pengajaran

menulis eksposisi, sedangkan kelompok kontrol siswa yang tidak menggunakan

model Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Kedua kelompok melaksanakan

pretes dan postes.

Penelitian eksperimen dilaksanakan atau dirancang untuk menguji suatu

hipotesis. Setelah dilakukan perlakuan, kemudian diukur tingkat perubahannya,

hipotesis diterima atau mungkin ditolak. Diterima atau ditolaknya suatu hipotesis

tergantung kepada hasil observasi terhadap hubungan antara variabel yang

dieksperimen. Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan

karakteristik objek yang diteliti, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

dengan pendekatan eksperimen melalui teknik dengan menggunakan kelas kontrol

(17)

B. Desain Penelitian

Campbell and Stanly (1966), membagi jenis-jenis desain berdasarkan baik

buruknya eksperimen, atau sempurna tidaknya eksperimen. Jenis-jenis eksperimen

dianggap baik kalau memenuhi persyaratan. Yang dimaksud persyaratan dalam

eksperimen adanya kelompok lain yang tidak dikenai eksperimen dan ikut

mendapatkan pengamatan. Dengan adanya kelompok lain yaitu disebut kelompok

kontrol sebagai pembanding dari kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan,

karena penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, maka penelitian ini

melakukan percobaan atau penyelidikan dengan syarat tersebut di atas dengan

rancangan penelitian seperti tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Tes Kontrol dan Eksperimen

Kelas Eksperimen O1 T1 O2

Kelas Kontrol O3 T2 O4

Keterangan :

O1-O3 : Pemberian tes awal (pretes), O2-O4 : Pemberian tes akhir (postes), Ti : Perlakuan dengan model pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis, T2 : Perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sedapat mungkin mempunyai

ciri-ciri yang sama. Pada kelompok eksperimen diberi pengaruh atau perlakuan

tertentu, sedangkan kelompok kontrol tidak. Kelompok eksperimen menggunakan

model pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis sedangkan

kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Kedua kelompok

tersebut diberi tes awal (pretes) dan menghitung rata-rata skor masing-masing untuk

mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum melaksanakan pembelajaran. Setelah

melaksanakan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif

(18)

kelompok tersebut untuk menentukan rata-rata skor dari masing-masing kelompok

yang mendapat perlakuan dan yang tidak mendapat perlakuan. Kemudian

diobservasi untuk melihat atau menentukan perbedaan serta perubahan yang terjadi

pada kelompok eksperimen. Perbedaan tersebut merupakan hasil bandingan yang

terjadi pada kedua kelompok tersebut. Setelah mengetahui perbedaan hasil yang

dapat diperoleh dari kedua kelompok tersebut, kemudian peneliti melakukan

penghitungan statistik dengan menggunakan uji t, dengan terlebih dahulu melakukan

penghitungan normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah ada perbedaan

hasil tersebut antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

C. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sukagalih 1 Bandung. SD ini beralamat

di jalan Sukagalih Bandung. Populasi penelitian ini adalah kemampuan menulis

eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi siswa kelas lima SDN Sukagalih 1 Bandung.

Sampel dari penelitian ini sebanyak dua kelas dengan jumlah siswa 60 orang yang

dibagi dua kelas, yakni kelas V.A dan kelas V.B. Jumlah siswa siswa kelas V.A

sebanyak 30 orang dan kelas V.B sebanyak 30 orang.

Peneliti memutuskan kedua kelas ini sebagai kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Kelas V.A ditentukan untuk menjadi kelas eksperimen dan kelas V.B

sebagai kelas Kontrol.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan empat macam cara pengumpulan data yaitu: Tes

(19)

pengumpulan data ini dapat memperoleh data yang relevan dan sesuai dengan

kebutuhan sebagai alat ukur dalam melaksanakan suatu penelitian.

1. Tes Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan Eksposisi Ilustrasi

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis

Eksposisi Berita dan Eksposisi Ilustrasi. Pemberian prates untuk melihat kemampuan

siswa sebelum mereka mendapat perlakuan model pembelajaran model kooperatif

Terpadu Membaca dan Menulis dan model pembelajaran konvensional, sedangkan

pascates adalah untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah mendapatkan

perlakuan.

2. Observasi

Lembaran Observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model

pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis dalam pembelajaran menulis

eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi pada kelas eksperimen. Skenario model

pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis mencakup enam tahap: 1)

Guru membentuk kelompok beranggotakan empat orang siswa secara heterogen, 2)

Guru memberikan teks sesuai dengan bahan pembelajaran, 3) murid saling

membacakan dan menentukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap teks

yang ditulis pada lembar jawaban, 4) murid membacakan hasil kerja kelompok, 5)

guru membuat kesimpulan bersama murid, 6) guru membacakan kesimpulan.

Menurut Surakhmad (1980:162) observasi langsung adalah "Pengamatan secara

langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan

di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus

diadakan."

(20)

Studi dokumentasi digunakan peneliti untuk mendapatkan data-data

penelitian yang berhubungan dengan karangan ekspoisisi untuk menentukan

pengambilan keputusan dalam penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Membaca

dan Menulis.

4. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat para

siswa pada kelas eksperimen terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif

terpadu membaca dan menulis. Sesuai dengan effendi (1999:130) kuesioner adalah

"Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui".

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang peneliti gunakan dengan tujuan untuk mengumpulkan data

yang relevan dengan rumusan masalah, tujuan dan hipotesis yang telah ditentukan

dalam penelitian ini. Instrumen penelitian menjelaskan teknik yang digunakan dalam

mengumpulkan data di lapangan dengan menggunakan tes, observasi, dan kuesioner.

Sesuai dengan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

isntrumen penelitian yang peneliti gunakan adalah seperti diuraikan di bawah ini.

1. Tes Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan Eksposisi Ilustrasi

a. Penyusunan soal uraian disertai gambar tentang menulis karangan eksposisi

berita dan menulis eksposisi ilustrasi sesuai petunjuk cara mengerjakannya

serta aspek-aspek yang dinilai. Soal ini diujicobakan dalam bentuk pretes dan

postes.

b. Menyusun pedoman penilaian menulis karangan eksposisi cara penilaiannya

(21)

Tabel 3.2

Pedoman Penilaian Karangan

No Aspek yang Dinilai Indikator Skor

0 1 2 3

1 Menentukan Topik yang akan di sajikan

3 Membuat kerangka yang lengkap dan sistematis

Kerapihan bentuk karangan dan tulisan

4 Isi Kerangka karangan sesuai dengan tujuan

Ketepatan isi dan tema pada karangan siswa dalam menulis

6 Paparan disertai contoh, gambar yang dianggap perlu

Kompleksitas

Catatan:

0 = Kurang, 1 = Cukup, 2 = Baik, 3 = Amat Baik

Sumber : Burhanuddin Tola (Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang

(22)

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis

Eksposisi Berita dan Eksposisi Ilustrasi. Pemberian prates untuk melihat kemampuan

siswa sebelum mereka mendapat perlakuan model pembelajaran model kooperatif

Terpadu Membaca dan Menulis dan model pembelajaran konvensional, sedangkan

pascates adalah untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah mendapatkan

perlakuan.

2. Observasi

Lembaran Observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model

pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis dalam pembelajaran menulis

eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi pada kelas eksperimen. Skenario model

pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis mencakup enam tahap: 1)

Guru membentuk kelompok beranggotakan empat orang siswa secara heterogen, 2)

Guru memberikan teks sesuai dengan bahan pembelajaran, 3) murid saling

membacakan dan menentukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap teks

yang ditulis pada lembar jawaban, 4) murid membacakan hasil kerja kelompok, 5)

guru membuat kesimpulan bersama murid, 6) guru membacakan kesimpulan.

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan peneliti untuk mendapatkan data-data

penelitian yang berhubungan dengan karangan ekspoisisi untuk menentukan

pengambilan keputusan dalam penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Membaca

dan Menulis.

4. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat para

siswa pada kelas eksperimen terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif

(23)

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data data kuantitatif. Data

penelitian kuantitatif dilakukan menggunakan teknik statistik sesuai dengan masalah

dan tujuan penelitian peneliti. Statistik digunakan sebagai alat bantu dalam

memahami data penelitian bukan sebagai pengganti kemampuan dalam kearifan

peneliti. Langkah-langkah analisis data dijabarkan sebagai berikut.

a. Uji Validitas Item

Uji validitas item dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

1) Menghitung koefisien korelasi product moment/ r hitung (rxy), dengan

menggunakan rumus seperti berikut:

rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = Item soal yang dicari validitasnya

Y = Skor total yang diperoleh sampel

2) Proses pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

 Jika r hitung positif, dan r hitung ≥ 0,3, maka butir soal valid

 Jika r hitung negatif, dan r hitung < 0,3, maka butir soal tidak valid

Menurut Masrun dalam Sugiyono (2008 : 133-134) menyatakan bahwa Item

(24)

 

sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian derajat konsistensi (keajegan)

instrument pengumpul data. Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui

tingkat ketetapan setiap item yang digunakan.

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (

) melalui

tahapan sebagai berikut.

r = Reliabilitas tes yang dicari

2

i

Jumlah varians skor tiap-tiap item

2 t

= Varians total n = banyaknya soal

Kedua, mencari varians semua item menggunakan rumus berikut.

(25)

Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi

dari Arikunto (2002:245) yang disajikan pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Proses pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan bantuan perangkat

lunak MS Excel 2007. Hasil pengujian didapatkan :

Tabel 3.6

Kriteria Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen Nilai

Reliabilitas Kriteria

Kemampuan Menulis Eksposisi Berita 0.94 Sangat Tinggi

Kemampuan Menulis Eksposisi Ilustrasi 0.91 Sangat Tinggi

Merujuk pada pedoman koefisien korelasi dari Arikunto (2002:245), dapat

ditarik kesimpulan bahwa reliabilitas instrumen pengungkap Kemampuan menulis

eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi berada pada kategori sangat tinggi. Artinya,

instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.

c. Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis

Profil pendapat siswa tentang model pembelajaran kooperatif terpadu

(26)

1. Menentukan Skor maksimal ideal yang diperoleh sampel:

Skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi

= 20 x 3 = 60

2. Menentukan Skor terendah ideal yang diperoleh sampel:

Skor minimal ideal = jumlah soal x skor terendah

= 20 x 1 = 20

3. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel:

Rentang skor = Skor maksimal ideal – skor minimal ideal

= 60 – 20 = 40

4. Mencari interval skor:

Interval skor = Rentang skor / 3

= 40/3 = 13,3

Dari langkah langkah diatas, kemudian didapat kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis

No Kriteria Rentang

1 Setuju 48 - 60

2 Kurang Setuju 34 - 47

3 Tidak Setuju 20 - 33

d. Uji Statistik

Tujuan uji ini adalah untuk diperoleh fakta empirik tentang penerapan model

pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis terhadap kemampuan

menulis eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi siswa tersebut dibandingkan dengan

(27)

dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistical product and service

solutions (SPSS) versi 18.0.

Prosedur pengujian model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan

menulis tersebut adalah sebagai berikut. Pertama menghitung data normalized gain

(N-Gain) dengan rumus sebagai berikut (Coletta, V.P., Phillips, J.A., & Steinert, J.J.,

2007).

postest-pretest g =

skor maksimal-pretest

Kedua, menguji normalitas data gains kedua kelompok. Pengujian normalitas

data gains dilakukan dengan dengan statistik uji Z Kolmogrov-Smirnov (p>0,05)

dengan menggunakan bantuan SPSS 18.0.

Ketiga, menguji homogenitas varians data gains kedua kelompok (p>0,05)

dengan bantuan SPSS 18.0.

Keempat, uji perbedaan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan

menulis untuk meningkatkan kemampuan menulis eksposisi berita dan eksposisi

ilustrasi anak menggunakan uji t independent (Independent sample t test) dilakukan

dengan tahapan sebagai berikut.

a. Hipotesis

H0 : µ eksperimen = µ kontrol

Tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan kemampuan menulis eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi anak antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

H1 : µ eksperimen > µ kontrol

(28)

b. Dasar pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara, yaitu membandingkan

nilai t hitung dengan t tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas yang

diperoleh dengan α=0,05.

Jika pengambilan keputusan berdasarkan nilai t hitung, maka kriterianya

adalah terima H0 jika – t 1- ½

< t hitung < t 1- ½

, dimana t 1- ½

didapat dari

daftar tabel t dengan dk = ( n1 + n2 – 1) dan peluang 1- ½

. Untuk harga-harga t

lainnya H0 ditolak.

Jika pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas (nilai p), maka

kriterianya adalah:

 Jika nilai p < 0,05, maka H0 ditolak

 Jika nilai p > 0,05, maka H0 diterima

c. Mencari nilai t hitung dengan rumus

1 2

Y = rata-rata data kelas kontrol

2

Y = rata-rata data kelas eksperimen n1 = banyak sampel kelas kontrol

n2 = banyak sampel kelas eksperimen

s12 = varians kelas kontrol

s22 = varians kelas eksperimen

(29)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penjelasan hasil temuan penelitian berdasarkan rumusan

masalah sebagai acuan penelitian. Adapun pembahasan disajikan berupa

kesimpulan dan saran berkaitan dengan peningkatan kemampuan menulis

eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi melalui model pembelajaran kooperatif

terpadu membaca dan menulis.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis

eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi melalui model pembelajran kooperatif

terpadu membaca dan menulis, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam menulis eksposisi berita sebelum penerapan model

pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis memiliki rata-rata

15,97 dan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca

dan menulis memiliki rata-rata 24,57. Kemampuan siswa dalam menulis

eksposisi ilustrasi sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif terpadu

membaca dan menulis memiliki rata-rata 16,63 dan setelah penerapan model

pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis memiliki rata-rata

25,00.

2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi

berita dan eksposisi ilustrasi antara siswa yang belajar menggunakan model

(30)

dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional (kelas kontrol).

Siswa pada kelas model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan

menulis (kelas eksperimen) mengalami peningkatan keterampilan menulis

eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi yang lebih tinggi (signifikan) daripada

siswa pada kelas konvensional (kelas kontrol).

3. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif terpadu membaca

dan menulis pada keterampilan menng berartulis eksposisi berita dan eksposisi

ilustrasi sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan tanggapan siswa pada

interval 48-60 yang berarti siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif

terpadu membaca dan menulis setuju terhadap penerapan model pembelajaran

kooperatif terpadu membaca dan menulis.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis lebih

baik dalam meningkatkan kemampuan menulis eksposisi berita dan

eksposisi ilustrasi siswa di Sekolah Dasar. Oleh karena itu, bagi para guru

yang mengajarkan pelajaran membaca dan menulis di Sekolah Dasar,

Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis adalah

strategi alternatif yang bisa digunakan dalam upaya meningkatkan kualitas

pendidikan terutama menulis sebuah karangan. Sebelum strategi ini

diimplementasikan, terlebih dahulu perlu dipersiapkan kemampuan guru

(31)

Menulis dan mengembangkan materi dan teknik Model Pembelajaran

Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis, serta kesiapan mental guru

untuk melaksanakan strategi ini.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis dapat

diimplementasikan di semua mata pelajaran. Oleh karena itu, hendaknya

para guru yang siswanya mengalami kesulitan dalam memahami suatu

pelajaran dapat menjadikan Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu

Membaca dan Menulis sebagai strategi alternatif dalam proses

pembelajaran.

3. Keberhasilan siswa dalam suatu proses pembelajaran tidak cukup diukur

hanya melalui tes tertulis saja. Akan tetapi penilaian dilakukan secara

menyeluruh terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Oleh

karena itu, dalam pengimplementasian strategi ini bukanlah berapa hasil

skor siswa yang menjadi tujuan, melainkan bagaimana siswa memperoleh

hasil tersebut. Artinya, proses yang dilalui oleh siswa dalam memamahi

materi pelajaran adalah hal yang diutamakan.

4. Keterbatasan Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan

Menulis adalah sering terjadi kevakuman siswa pada tahap merencanakan

dan menulis karangan. Pada tahap ini anak sering kali tidak tahu apa yang

harus ditulis dalam membuat kerangka karangan dan bagaimana memulai

menulis dalam membuat karangan. Bagi guru yang kurang kreatif akan

mengalami kesulitan dalam tahap ini. Oleh karena itu, untuk mengatasi

(32)

dalam mengelola Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan

Menulis, mengembangkan materi, teknik penyampaian, dan kesiapan

mental guru untuk melaksanakan strategi ini.

5. Rekomendasi yang dapat dilaksanakan untuk penelitian mendatang. Di

antaranya dengan memunculkan beberapa tema, baik yang berkaitan

dengan pengembangan tema lebih lanjut dengan cakupan penelitian yang

lebih luas ataupun yang berkenaan dengan beberapa tema lanjutan model

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa

Indonesia, Jakarta. Depdikbud.

Akdon. 2008. Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan

Manajemen, Bandung. Dewa Ruci

Alwasilah, A.C. dan Alwasilah, S.S. 2005. Pokoknya Menulis, Bandung : PT. Kiblat Buku Utama.

Alwasilah, A.C. 1992. Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung : Angkasa.

Ali, Muhamad. 1983. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

A.R, Syamsudin. 1997. Studi Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.

A.R, Syamsudin dan Damaianti, Vismaia. 2007. Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa, Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Badudu, J.S. 1985. Membina Bahasa Baku Seri 1 dan 2. Bandung : Pustaka Prima.

Badudu, J.S. 1995. Bahasa Indonesia. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Dasar : Kurikulum 1994.

Badudu, J.S. 1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta. Gramedia.

Beth, S.Newman. 1983. Writing Effectively. Colombus Ohio ; A. Bell and Howel Company.

Byrne, Donn. 1995. Teaching Writing Skill. Longman London And New York.

Cahyani, Isah dan Hodijah. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah

Dasar, Bandung. UPI Press.

Calkins, Lucy, Mc Cormick. 1989. The Art Of Teaching Writing. Columbia University : Teacher College.

(34)

Donovan, Thimothy and Mc Celland Ben W. 1980. Eight Approaches to Teaching

Composition. National Council Of Teacher Of English.

Ernest, Panusuk. 1982. Proses Kreatif. Jakarta : Gramedia.

Haerudin, Dingdig. 1998. Hubungan Sikap Berbahasa Dalam Kemampuan

Menulis. Sps UPI, Tesis : Tidak Dipublikasikan.

Huch, Charlote. 1990. Children’s Literature In Elementary School. New York. : Holt, Hinerhart and Winson.

Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan, Jakarta. Erlangga.

Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung. Remaja Rosdakarya.

Jarolimek, John. 1986. Sosial Studies In Elementary Education.

Jurnal Hasil Penelitian Guru dan Tenaga Kependidikan. Forum Ilmiah Guru

Kota Cirebon.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1998. Jakarta. Depdikbud.

Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores : Nusa Indah.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Depdiknas RI.

Mc Crimmon, James M. 1967. Writing With a Purpose. Boston : Houghton.

Muhaimin, Ismail. 1994. Menulis Secara Populer. Jakarta : Pustaka Jaya.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta. BPPF Yogyakarta.

Rahman. 2007. Model Mengajar dan Bahan Pembelajaran, Jatinangor. Alqo Prisma Interdelta.

Resmini, Novi. dkk. 2006. Membaca dan Menulis di SD, Teori dan

Pengajarannya, Bandung. UPI Press.

Rusyana, Yus. 1986. Keterampilan Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka.

(35)

Santosa, Puji. dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta. Universitas Terbuka.

Sugiono. 2000. Metode Penelitian Administrasi, Bandung. Afabeta.

Sunarto. 1990. Berbagai Pendekatan Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Syaodih, S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Djago. 1994. Penerapan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, SLTP,

dan SMU berdasarkan Kurikulum 1994.

Tarigan, H.G. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa.

Tola (Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas)

Tompkins, Gaile and Haskinsson, Kenneth. 1991. Language Art, Content and

Gambar

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Karangan
Tabel 3.5 Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi
Tabel 3.7 Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Model Cooperative Integrated Reading and Composition (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis) terhadap Kemampuan Memparafrase Puisi Oleh Siswa Kelas XI SMK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis) terhadap

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis eksposisi melalui model pembelajaran

Rumusan hipotesis tindakan penelitian ini, “ Dengan pendekatan terpadu dan media gambar akan diperoleh peningkatan hasil pembelajaran keterampilan menulis berita pada siswa kelas

Meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Q.S At Tiin melalui model pembelajaran problem based learning ( pbl ) pada siswa kelas V SDN 017 Buluh kasap Dumai Timur, pada

Hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai pengaruh metode GIST terhadap kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan menulis eksposisi siswa sekolah dasar

Berdasarkan judul penelitian ini, yaitu Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Eksposisi dengan Metode Mind Mapping pada Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Berau, maka penelitian

Peningkatan Kemampuan Pembelajaran Membaca dan Menulis Awal pada dengan Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas I SDN Petemon XII/360 Surabaya Tahun Ajaran 2016/2017