x
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ...
UCAPAN TERIMAKSIH ... ABSTRACT ... ABATRAK ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...
I v viii
ix x xiv xxiii xxiv
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 12
C. Tujuan Penelitian ... 15
D. Kegunaan Penelitian ... 16
E. Metode Penelitian ... 17
F. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 18
G. Penjelasan Istilah ... 19
H. Sistematika Penulisan ... 25
xi
C. Konsep Manajemen Mutu ... 1. Mutu menurut Malcolm Baldrige ... 2. ISO 9001:2008 ...
37 44 53
D. Manajemen Mutu Perguruan Tinggi ... 1. Konsep tentang Perguruan Tinggi ... 2. Konsep Manajemen Mutu Perguruan Tinggi ... 3. Mutu Perguruan Tinggi menurut Dikti ... 4. Atribut-atribut Mutu Perguruan Tinggi ...
56 56 59 66 82
E. Konsep tentang Kepemimpinan ... 1. Teori dan Pendekatan Kepemimpinan ... 2. Gaya Kepemimpinan Partisipatif ... 3. Kepemimpinan Transformasional ...
101 107 130 136 F. Kepemimpinan Visioner ...
1. Penentu Arah ... 2. Agen Perubahan ... 3. Juru Bicara ... 4. Pelatih ...
146 151 153 154 155
G. Kinerja Dosen ... 1. Kompetensi Dosen ... 2. Motif Berprestasi ... 3. Lingkungan Kerja ...
156 164 172 175
H. Hasil Penelitian Terdahulu ... 177
I. Kesimpulan Kajian Pustaka ... 192
J. Kerangka Pemikiran ... 197
K. Asumsi Dasar ... 215
L. Hipotesis Penelitian ... 217
BAB III : METODE PENELITIAN ... 220
xii
B. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 222
C. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Peneli-tian ... 226
D. Desain Penelitian ………... 256
E. Instrumen dan Uji Coba Instrumen Penelitian ……….. 257
F. Proses Pengembangan Instrumen…………... 257
G. Teknik Pengumpulan Data ………... 260
H. Prosedur Penelitian ... 261
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 268
A. Hasil Penelitian ... 1. Analisis Deskriptif Ketua Program Studi ... 2. Analisis Deskriptif Dosen... 3. Analisis Data Penelitian Variabel Kontrol terhadap Kinerja Dosen ... 4. Analisis Jalur untuk Mencari Hubungan Kausal / Pengaruh Variabel Penelitian(Kaprodi) ... 5. Analisis Jalur untuk Mencari Hubungan Kausal/
Pengaruh Variabel Penelitian(Dosen) ... 6. Analisis Jalur untuk Mencari Hubungan Kausal /
Pengaruh Variabel Penelitian(Kaprodi dan Dosen)..
268 269 295 318 321 339 357 B. Pembahasan ...
1. Kepemimpinan Visioner Berpengaruh Kuat dan Signifikan terhadap Kinerja Dosen di PTS Kota Bandung ... 2. Kepemimpinan Visioner Berpengaruh Kuat dan Sig-nifikan terhadap Mutu PTS di Kota Bandung.. 3. Kinerja Dosen Berpengaruh Secara Kuat dan
Sig-nifikan terhadap Mutu PTS di Kota Bandung ... 4. Kepemimpinan Visioner dan Kinerja Dosen Ber-pengaruh Kuat dan Signifikan terhadap Mutu PTS di Kota Bandung ...
374
374
376
377
xiii
5. Kepemimpinan Visioner dalam Kapasitasnya se-bagai Penentu Arah Berpengaruh Kuat dan Signifikan terhadap Kinerja Dosen PTS di Kota Bandung ... 6. Kepemimpinan Visioner dalam Kapasitasnya se-bagai Agen Perubahan Berpengaruh Kuat dan Signifikan terhadap Kinerja Dosen PTS di Kota Bandung ... 7. Kepemimpinan Visioner dalam Kapasitasnya se-bagai Juru Bicara Berpengaruh Kuat dan Signifikan terhadap Kinerja Dosen PTS di Kota Bandung ...
8. Kepemimpinan Visioner dalam Kapasitasnya se-bagai Pelatih Berpengaruh Kuat dan Signifikan terhadap Kinerja Dosen PTS di Kota Bandung ... 9. Kepemimpinan Visioner dalam Kapasitasnya
sebagai Penentu Arah Berpengaruh Kuat dan Signifikan terhadap Mutu PTS di Kota Bandung .. 10. Kepemimpinan Visioner dalam Kapasitasnya
se-bagai Agen Perubahan Berpengaruh Kuat dan Signifikan terhadap Mutu PTS di Kota Bandung .. 11. Kepemimpinan Visioner dalam Kapasitasnya se-bagai Juru Bicara Berpengaruh Kuat dan Signifikan terhadap Mutu PTS di Kota Bandung .. 12. Kepemimpinan Visioner dalam Kapasitasnya
se-bagai Pelatih Berpengaruh Kuat dan Signifikan terhadap Mutu PTS di Kota Bandung ...
381 388 394 395 497 498 401 402 C. Temuan Penelitian ... 410
BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... A. Kesimpulan ...
B. Rekomendasi ...
414 414
419
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Universities in Indonesia by 2011 University Web Ranking
khusus untuk wilayah Bandung ... 3
Tabel 1.2 Data Status Akreditasi Program Studi Universitas Swasta di Bandung ………..
4
Tabel 1.3 Daftar Universitas Kota Bandung yang dilakukan Site Verfication serta Technical Assistance (Berdasarkan skor
tertinggi) ……….. 5
Tabel 1.4
Tabel 1.5
Tabel 1.6
Daftar Perguruan Tinggi Terbaik berdasarkan evaluasi implementasi SPMI tahun 2010 ...
Kondisi Dosen Universitas Swasta Ditinjau dari Kualifikasi Akademik ...
Kondisi Dosen Universitas Swasta Ditinjau dari Jabatan Akademik ...
5
10
11
Tabel 2.1 Rangkuman Beberapa Pendapat tentang Konsep Mutu
Perguruan Tinggi ………. 84
Tabel 2.2 Perbedeen entere Kepemimpinen Trenseksionel dengen Kepemimpinen Trensformesionel ... 141
Tabel 2.3 Rangkuman tentang Konsep Kepemimpinan Parsisipatif, Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan
Visioner ………... 149
Tabel 2.4 Rangkuman Beberapa Pendapat tentang Konsep Kinerja
Dosen ………... 163
Tabel 2.5 Kondisi Dosen Universitas Swasta Ditinjau dari Kualifikasi Akademik ... 199
Tabel 2.6 Kondisi Dosen Universitas Swasta Ditinjau dari Jabatan Akademik ... 199
xv Tabel 3.2
Tabel 3.3
Daftar Universitas di Kota Bandung yang dilakukan Site verification assistence (berdasarkan skor tertinggi) ...
Operasionalisasi Variabel Bebas dan Variabel Terikat ...
224
242
Tabel 3.4 Penjabaran Konsep Teori ke dalam Konsep-konsep Empiris
dan Analisis ... 245
Tabel 3.5 Skor dan Alternatif Jawaban Kuesioner ... 261
Tabel 3.6 Skala Penafsiran Rata-rata Skor Jawaban ………... 262
Tabel 4.1 Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 269
Tabel 4.2 Frekuensi Berdasarkan Usia ... 271
Tabel 4.3 Frekuensi Berdasarkan Lamanya Menduduki Jabatan ... 272
Tabel 4.4 Frekuensi Berdeserken Jebeten Fungsionel ... 273
Tabel 4.5 Frekuensi Berdeserken Ijezeh Terekhir yeng Dimiliki ... 273
Tabel 4.6 Nilei Rete-Rete Untuk Veriebel Kepemimpinen Visioner .... 274
Tabel 4.7 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Penentu Areh (X1) ... 275
Tabel 4.8 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Agen Perubehen (X2) ... 276
Tabel 4.9 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Juru Bicere (X3) ... 277
Tabel 4.10 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Peletih (X4) ... 277
xvi
Tabel 4.12 Hesil Rekepitulesi Untuk Veriebel Kepemimpinen Visioner (X) ... 278
Tabel 4.13 Nilei Rete-Rete Untuk Veriebel Kinerje Dosen ... 280
Tabel 4.14 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Kompetensi ... 281
Tabel 4.15 Tabel Standar Nilai Rata-Rata Untuk Sub Variabel Motif Berprestasi ... 282
Tabel 4.16 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Lingkungen Kerje ... 282
Tabel 4.17 Tabel Standar Nilai Rata-Rata Untuk Variabel Kinerja Dosen (Y) ... 283
Tabel 4.18 Hesil Rekepitulesi Untuk Veriebel Kinerje Dosen (Y) ... 283
Tabel 4.19 Nilei Rete-Rete Untuk Veriebel Mutu Universites ... 285
Tabel 4.20 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Relevensi 286
Tabel 4.21 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Efisiensi 287
Tabel 4.22 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Efektivites ... 287
Tabel 4.23 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Akuntebilites
... 288
Tabel 4.24 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Kreetivites ... 288
xvii
... 289
Tabel 4.26 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Empeti 290
Tabel 4.27 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Ketenggepen ...
290
Tabel 4.28 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Produktivites ...
291
Tabel 4.29 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Veriebel Mutu Universites (Z) ...
291
Tabel 4.30 Hesil Rekepitulesi Untuk Veriebel Mutu Universites (Z) ... 292
Tabel 4.31 Frekuensi Berdeserken Jenis Kelemin ... 295
Tabel 4.32 Frekuensi Berdeserken Usie ... 295
Tabel 4.33 Frekuensi Berdasarkan Lamanya Bekerja Sebagai Dosen .... 296
Tabel 4.34 Frekuensi Berdeserken Jebeten Fungsionel ... 296
Tabel 4.35 Frekuensi Berdeserken Ijezeh Terekhir yeng Dimiliki ... 297
Tabel 4.36 Nilei Rete-Rete Untuk Veriebel Kepemimpinen Visioner ... 297
Tabel 4.37 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Penentu Areh (X1) ... 299
Tabel 4.38 Tabel Standar Nilai Rata-Rata Untuk Sub Variabel Agen Perubahan (X) ... 299
xviii
Tabel 4.40 Tabel Standar Nilai Rata-Rata Untuk Sub Variabel Pelatih (X4) ... 300
Tabel 4.41 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Veriebel Kepemimpinen
Visioner (X) ... 301
Tabel 4.42 Hesil Rekepitulesi Untuk Veriebel Kepemimpinen Visioner (X) ... 301
Tabel 4.43 Nilei Rete-Rete Untuk Veriebel Kinerje Dosen ... 303
Tabel 4.44 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Kompetensi ... 304
Tabel 4.45 Tabel Standar Nilai Rata-Rata Untuk Sub Variabel Motif Berprestasi ... 305
Tabel 4.46 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Lingkungen Kerje ... 306
Tabel 4.47 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Veriebel Kinerje Dosen (Y)
... 306
Tabel 4.48 Hesil Rekepitulesi Untuk Veriebel Kinerje Dosen (Y) ... 307
Tabel 4.49 Nilei Rete-Rete Untuk Veriebel Mutu Universites ... 308
Tabel 4.50 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Relevensi 310
Tabel 4.51 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Efisiensi 310
Tabel 4.52 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Efektivites ... 311
xix
... 311
Tabel 4.54 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Kreetivites ... 312
Tabel 4.55 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Penempilen
... 312
Tabel 4.56 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Empeti ... 313
Tabel 4.57 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Ketenggepen ... 313
Tabel 4.58 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Sub Veriebel Produktivites
... 314
Tabel 4.59 Tebel Stender Nilei Rete-Rete Untuk Veriebel Mutu Universites (Z) ... 314
Tabel 4.60 Hesil Rekepitulesi Untuk Veriebel Mutu Universites (Z) ... 315
Tabel 4.61 Tabulasi Silang antara Kinerja Dosen dengan Lama Bekerja Dosen ... 318
Tabel 4.62 Tabulasi Silang antara Kinerja Dosen Dengan Jabatan Fungsional ... 319
Tabel 4.63 Tabulasi Silang antara Kinerja Dosen dengan Ijazah Terakhir ... 320
Tabel 4.64 Matriks Korelasi antar Variabel Sub Struktur Pertama ... 321
xx
Tabel 4.66 Invers Matriks Korelasi Substruktur Pertama Kaprodi ... 322
Tabel 4.67 Besernye Koefisien Jelur Substruktur Perteme Keprodi ... 323
Tabel 4.68 Pengujien Persiel Sub Struktur Perteme Keprodi ... 323
Tabel 4.69 Matriks Korelasi Antar Variabel Substruktur Kedua Kaprodi 324
Tabel 4.70 Matriks Korelasi Antar Variabel Bebas Sub Struktur Kedua Kaprodi ... 324
Tabel 4.71 Invers Matriks Korelasi Substruktur Kedua Kaprodi ... 324
Tabel 4.72 Besernye Koefisien Jelur Substruktur Kedue Keprodi ... 325
Tabel 4.73 Pengujien Secere Simulten Substruktur Kedue Keprodi ... 326
Tabel 4.74 Pengujien Persiel Substruktur Kedue Keprodi ... 327
Tabel 4.75 Matriks Korelasi Antar Variabel Substruktur Ketiga Kaprodi 328 Tabel 4.76 Matriks Korelasi Antar Variabel Bebas Substruktur Ketiga Kaprodi ... 328
Tabel 4.77 Invers Matriks Korelasi Substruktur Ketiga Kaprodi ... 328
Tabel 4.78 Besarnya Koefisien Jalur Substruktur Ketiga Kaprodi ... 330
Tabel 4.79 Pengujien Secere Simulten Sub Struktur Ketige Keprodi ... 331
Tabel 4.80 Pengujien Persiel Substruktur Ketige Keprodi ... 332
Tabel 4.81 Besernye Koefisien Jelur Substruktur Keempet Keprodi ... 334
xxi
Tabel 4.83 Pengujien Persiel Sub Struktur Keempet Keprodi ... 336
Tabel 4.84
Pengeruh Kepemimpinen Visioner den Kinerje Dosen terhedep Mutu Universites Sweste di Kote Bendung ...
337
Tabel 4.85 Pengaruh Langsung dan Tak Langsung Kepemimpinan Visioner dan Kinerja Dosen Terhadap Mutu Universitas Swasta Di Kota Bandung ... 338
Tabel 4.86 Matriks Korelasi Antar Variabel Substruktur Pertama Dosen 339
Tabel 4.87 Matriks Korelasi Antar Variabel Bebas Substruktur Pertama Dosen ... 339
Tabel 4.88
Invers Metriks Korelesi Substruktur Perteme Dosen ...
340
Tabel 4.89
Besernye Koefisien Jelur Substruktur Perteme Dosen ...
341
Tabel 4.90 Pengujien Persiel Substruktur Perteme Dosen ... 341
Tabel 4.91 Matriks Korelasi Antar Variabel Substruktur Kedua Dosen .. 342
Tabel 4.92 Matrik Korelasi Antar Variabel Bebas Sub Struktur Kedua Dosen ... 342
Tabel 4.93 Invers Matriks Korelasi Substruktur Kedua Dosen ... 342
Tabel 4.94
Besernye Koefisien Jelur Substruktur Kedue Dosen ...
343
Tabel 4.95 Pengujien Secere Simulten Substruktur Kedue Dosen ... 344
Tabel 4.96 Pengujian Parsial Substruktur Pertama Dosen ... 345
Tabel 4.97 Matriks Korelasi Antar Variabel Substruktur Ketiga Dosen .. 346
xxii
Dosen ...
Tabel 4.99 Invers Matriks Korelasi Substruktur Ketiga Dosen ... 346
Tabel 4.100 Besernye Koefisien Jelur Substruktur Ketige Dosen ... 348
Tabel 4.101
Tabel 4.102
Pengujien Secere Simulten Substruktur Ketige Dosen ...
Pengujian Secara Parsial Substruktu Ketiga Dosen ...
349
350
Tabel 4.103
Besernye Koefisien Jelur Substruktur Keempet Dosen ... 352
Tabel 4.104
Pengujien Secere Simulten Substruktur Keempet Dosen ...
353
Tabel 4.105 Pengujien Persiel Substruktur Keempet Dosen ... 355
Tabel 4.106
Pengeruh Kepemimpinen Visioner den Kinerje Dosen Terhedep Mutu Universites Sweste di Kote Bendung ...
356
Tabel 4.107
Pengeruh Lengsung den Tek Lengsung Kepemimpinen Visioner den Kinerje Dosen Terhedep Mutu Universites Sweste Di Kote Bendung ...
356
Tabel 4.108
Besernye Koefisien Jelur X terhedep Y (Keprodi den Dosen)
357
Tabel 4.109 Pengujien Secere Persiel X terhedep Y (Keprodi den Dosen) 358 Tabel 4.110 Besernye Koefisien Jelur X terhedep Z (Keprodi den Dosen) 358 Tabel 4.111
Tabel 4.112
Tabel 4.113
Pengujien Secere Persiel X terhedep Y (Keprodi den Dosen)
Beseren Koefisien Jelur X den Y terhedep Z (Keprodi den Dosen
359
xxiii Tabel 4.114
Tabel 4.115
Tabel 4.116
Tabel 4.117
Tabel 4.118
...
Pengujien Secere Simulten X den Y terhedep Z (Keprodi den Dosen ...
Pengujien Secere Persiel X den Y terhedep Z (Keprodi den Dosen ...
Pengeruh Lengsung den Tidek Lengsung X terhedep Y (Keprodi den Dosen) ...
Pengeruh Lengsung den Tidek Lengsung X terhedep Y (Keprodi den Dosen) ...
Beseren Koefisien Jelur Y den X terhedep Z (Keprodi den Dosen ...
Pengujien Secere Persiel X terhedep Y (Keprodi den Dosen)
360
362
362
363
363
364
Tabel 4.119
Tabel 4.120
Tabel 4.121
Tabel 4.122
Tabel 4.123
Besernye Koefisien Jelur X1, X2, X3, X4 terhedep Y (Keprodi den Dosen) ...
Pengujien Secere Simulten X1, X2, X3, X4 terhedep Y (Keprodi den Dosen) ...
Pengujien Secere Persiel X1, X2, X3, X4 terhedep Y (Keprodi den Dosen) ...
364
365
366
367
xxiv Tabel 4.124
Tabel 4.125
Tabel 4.126
Tabel 4.127
Tabel 4.128
Tabel 4.129
Tabel 4.130
Tabel 4.131
Tabel 4.132
Pengeruh Lengsung den Tidek Lengsung X1 terhedep Y (Keprodi den Dosen) ...
Pengeruh Lengsung den Tidek Lengsung X2 terhedep Y (Keprodi den Dosen) ...
Pengeruh Lengsung den Tidek Lengsung X3 terhedep Y (Keprodi den Dosen) ...
Pengeruh Lengsung den Tidek Lengsung X4 terhedep Y (Keprodi den Dosen) ...
Besernye Koefisien Jelur X1, X2, X3, X4 terhedep Z (Keprodi den Dosen) ...
Pengujien Secere Simulten X1, X2, X3, X4 terhedep Z (Keprodi den Dosen) ...
Pengujien Secere Persiel X1, X2, X3, X4 terhedep Z (Keprodi den Dosen) ...
Pengeruh Lengsung den Tidek Lengsung X1 terhedep Z (Keprodi den Dosen) ...
Pengeruh Lengsung den Tidek Lengsung X2 terhedep Z (Keprodi den Dosen) ...
Pengeruh Lengsung den Tidek Lengsung X3 terhedep Z (Keprodi den Dosen) ...
367
367
369
370
371
371
372
373
xxv
Pengeruh Lengsung den Tidek Lengsung X4 terhedep Z (Keprodi den Dosen) ...
xxvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Penilain Konsumen terhadap Kualitas Jasa ……… 42
Gambar 2.2 Baldrige Education Criteria for Performance Excellence Framwork A System Perspective ... 46
Gambar 2.3 Paradigma Baru Manajemen Perguruan Tinggi ……... 66
Gambar 2.4 The Ohio State Leadership Quadrant ………... 116
Gambar 2.5 The Leadrship Grid ………. 119
Gambar 2.6 The Path – Goal Leadership Process ………. 125
Gambar 2.7 Continum of Follower Reading ………. 127
Gambar 2.8 Situasional Leadership Model ……….... 129
Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 217
Gambar 2.10 Model Paradigma Pengujian Hipotesis ... 221
Gambar 3.1 Desain Penelitian ……… 259
Gambar 4.1 Diagram Jalur Kaprodi ... 340
Gambar 4.2 Diagram Jalur Dosen ... 359
Gambar 4.3 Diagram Jalur Gabungan (Kaprodi dan Dosen) ... 377
xxvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK DOSEN ... 3. 438
LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK DOSEN ... 3. 448
LAMPIRAN 3 REKAP UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS .... 3.460
LAMPIRAN 4 REKAP VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...
3.464
LAMPIRAN 5 DATA RESPONDEN KETUA PROGRAM STUDI 4. 470
LAMPIRAN 6 DATA RESPONDEN DOSEN ... 4. 502
LAMPIRAN 7 REKAPITULASI DATA KAPRODI YANG
TELAH DITRANSFORMASIKAN ... 4. 533
LAMPIRAN 8 REKAPITULASI DATA DOSEN YANG TELAH
DITRANSFORMASIKAN ... 4. 543
LAMPIRAN 9 TRANSFORMASI DATA ORDINAL KE
INTER-VAL KAPRODI ... 4. 555
LAMPIRAN 10 TRANSFORMASI DATA ORDINAL KE
INTER-VAL DOSEN ... ... 4. 587
LAMPIRAN 11 DATA JALUR KAPRODI ... 4. 619
LAMPIRAN 12 DATA JALUR DOSEN ... 4. 626
LAMPIRAN 13 OUTPUT SPSS ANALISIS JALUR (KAPRODI) .... 4. 633
LAMPIRAN 14 OUTPUT SPSS ANALISIS JALUR (DOSEN) ... 4. 640
LAMPIRAN 15 OUTPUT SPSS ANALISIS JALUR GABUNGAN
(KAPRODI DAN DOSEN) ... 4. 647
LAMPIRAN 16 KEPUTUSAN DIREKTUR SPS UPI TENTANG
xxviii
LAMPIRAN 17 SURAT PERMIHONAN IJIN MELAKUKAN
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan tinggi mempunyai fungsi strategis yaitu sebagai pusat
kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sebagai
kekuatan moral. Keadaan tersebut dapat terwujud apabila terkelola dengan baik
dan sehat dalam artian mampu memperlihatkan akuntabilitas, tanggung jawab
sosial yang kuat, dan kualitas perguruan tinggi yang semakin bermutu dan
relevan.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi menjadi kian penting dalam
rangka menjawab berbagai kebutuhan masyarakat modern. Mengapa demikian?
Karena perguruan tinggi adalah lembaga pengembangan ilmu yang bertujuan
melahirkan masyarakat berpengetahuan, berkeahlian, kompeten, dan terampil.
Dikemukakan dalam Renstra Kepmendiknas (2010-2014) bahwa :
Program pendidikan tinggi dilakukan untuk mendukung tujuan tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan tinggi bermutu, relevan, berdaya saing internasional, dan berkesataraan di semua provinsi.
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan
penyelenggara pendidikan tinggi. Batasan tersebut sesuai dengan pasal 6 PP N0.
60 tahun 1999 sebagai berikut :
2
(2) Akademi menyelenggarakan program pendidikan profesional dalam satucabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/ataukesenian tertentu.
(3) Politeknik menyelenggarakan program pendidikan profesional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.
(4) Sekolah Tinggi menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/ atau profesional dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu.
(5) Institut menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atauprofesional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologidan/atau kesenian yang sejenis.
(6) Universitas menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian tertentu.
Berdasarkan bentuknya maka peneliti lebih memilih Universitas karena
apabila diperhatikan dari kutipan tersebut universitas mempunyai kriteria yang
lebih luas yaitu mencakup sejumlah disiplin ilmu pengetahuan. Sementara ditinjau
dari jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi dua yaitu, perguruan tinggi negeri
(PTN) adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh
negara dan perguruan tinggi swasta (PTS) adalah perguruan tinggi yang
pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta. Dalam penelitian ini peneliti
lebih memilih PTS khususnya di kota Bandung karena berbagai bermasalahan
antara lain seperti diuraikan brikut ini.
Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI) Depdiknas, menilai bahwa :
Sebagian besar PerguruanTinggi Swasta (PTS) di Indonesia tidak memenuhi persyaratan sebuah perguruantinggi. Di Pulau Jawa, mencapai 70 %, sedangkan di luar Pulau Jawa mencapai 90 %. Yang memenuhi syarat minimal sebuah perguruantinggi, di Pulau Jawa mencapai 30 %, sedangkan PTS di luar Pulau Jawa yang sudah layak hanya 10%. (Kartiwa, 2009, http://educare.efkipunla.net/indek2.php?option=-comconten&do_pdf=1&-id=42).
Di pihak lain masyarakat beranggapan seolah-olah mutu lulusan PTS tidak sebaik
3
Informasi lengkap menurut Peringkat Web Universitas tahun2011 yang
dirilis oleh 4ICU meliputi 151 web Universitas se-Indonesia, yang mendapatkan
rangking secara berurutan khususnya di wilayah Bandung adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Universities in Indonesiaby 2011 University Web Ranking Khusus untuk Wilayah Bandung
No. Universitas Peringkat di Indonesia
1. Institut Teknologi Bandung 1
2. Universitas Pendidikan Indonesia 9
3. Universitas Padjadjaran 13
4. Universitas Komputer Indonesia 30
5. Universitas Katolik Parahyangan 34
6. Universitas Kristen Maranatha 58
7. Universitas Pasundan 62
8. Universitas Islam Bandung 70
9. Institut Teknologi Nasional 78
10. Universitas Widyatama 87
11. Universitas Islam Nusantara 95
12. Universitas Adven Indonesia 137
Sumber : http://www.4icu.org/id/
Melihat tabel tersebut ternyata apa yang menjadi anggapan masyarakat
terbukti kebenarannya. Artinya PTS di kotan Bandung masih memiliki mutu di
bawah PTN. Sementara Universitas Komputer Indonesia menduduki posisi teratas
diantara PTS di kota Bandung.
Ditinjau dari data status akreditasi program studi di universitas swasta
kota Bandung keadaan bulan September 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.2.
4
Tabel 1.2
Data Status Akreditasi Program Studi Universitas Swasta di Kota Bandung
Sumber: Direktori PTS Kopertis Wil.IV Jawa Barat & Banten, Edisi Sepetember 2010
Berdasarkan tabel tersebut dapat dikemukakan bahwa rata-rata program
studi di universitas swasta kota Bandung yang berstatus terakreditasi A 10% , B
34%, C 16%, terakreditasi D 0%, sementara yang belum terakreditasi sebesar
40%. Kenyataan ini tentunya tidak bisa dibiarkan. Artinya perlu ada
langkah-langkah progresif bagi PTS untuk mendongkrak status tersebut sehingga
persentasi status terakreditasi A dapat ditingkatkan. Status akreditasi mempunyai
arti penting bagi perguruan tingi yang bersangkutan karena tujuan akreditasi
adalah untuk :
1. Melindungi masyarakat
2. Membantu PT melakukan penjaminan mutu 3. Pertanggung jawaban publik perguruan tinggi 4. Dasar sertifikasi/lisensi
5. Bahan pertimbangan pemberian dan alokasi dana
No. Perguruan Tinggi Peringkat Akreditasi
A (%) B (%) C (%) D (%) Tdk/ Belum
1. Universitas Islam Bandung - 45 55 - -
2. Universitas Islam Nusantara 25 40 10 - 25
3. Universitas Katolik Parahyangan 43 36 - - 21
4. Universitas Kristen Maranatha 22 41 8 - 29
5. Universitas Pasundan 44 29 9 - 18
6. Universitas Langlang Buana - 94 - - 6
7. Universitas Bandung Raya 45 55 - -
8. Universitas Nurtanio 6 56 31 - 7
9. Universitas Komputer Indonesia 3 61 7 - 29
10. Universitas BSI - 6 13 - 81
11. Universitas Nasional Pasim - 27 18 - 55
12. Universitas Widyatama 8 54 15 - 23
13. Universitas Kebangsaan - 11 33 - 56
14. Universitas Al-Gifari - 14 - - 86
15. Universitas Sangga Buana 15 23 15 - 47
16. Universitas Informatika Dan Bisnis Indonesia
- - - - 100
17. Universitas Wanita Internasional - - - - 100
5
6. Bahan pertimbangan penerimaan pegawai 7. Pengakuan Internasional ijazah/kompetensi
8. Bahan masukan evaluasi kualitas pendidikan tinggi (Bahan Penataran Akreditasi Perguruan Tinggi, 2010)
Pengukuran mutu berikutnya adalah penjaminan mutu (quality assurance)
yaitu peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan secara internal. Untuk yang
terakhir ini Direktorat Akademik Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (DIKTI)
talah melaksnakan program evaluasi implementasi sistem penjaminan mutu
internal (SPMI).
Berdasarkan hasil evaluasi ditetapkan dan diumumkan perguruan tinggi
yang mengimplementasikan SPMI dengan baik, sehingga dapat memberikan
inspirasi tentang praktek SPMI yang baik bagi perguruan tinggi lainnya. Urutan
skor tertinngi tentang implementasi SPMI tersebut dapat dilihat dari tabel sebegai
berikut :
Tabel 1.3
Daftar Universitas Swasta di Kota Bandung yang Dilakukan Site Verification sertaTechnical Assistance (Berdasarkan Skor Tertinggi)
No. Nama Universitas Peringkat
1. Universitas Katolik Parahyangan 8
2. Universitas Kristen Maranatha 41
3. Universitas Widyatama 48
4. Universitas Pasundan 62
Sumber : DIKTI, 2008
Sementara ditinjau dari site verification serta technical assistance
penjaminan mutu yang dilakukan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) tahu 2010
peringkat perguruan tinggi adalah sebagai berikut :
Tabel 1.4
Daftar Perguruan Tinggi Terbaik Berdasarkan Evaluasi Implementasi SPMI Tahun 2010
N0. Perguruan Tinggi Kota
1 2 3
1 Akademi Kebidanan Panti Wilasa Semarang Semarang
2 Akademi Kebidanan Ummi Khasanah Yogyakarta
6
Lanjutan....
1 2 3
3 Akademi Kebidanan YLP Prada Purwokerto Purwokerto
4 Akademi Kimia Industri Santo Paulus Semarang Semarang
5 Akademi Maritim Indonesia Medan Medan
6 Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta Jakarta
7 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Surabaya
8 Politeknik Batam Batam
9 Politeknik Terpikat Sambas Sambas
10 Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika Jakarta
11 Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta
12 Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu Cepu
13 STIE Kesatuan Bogor Bogor
14 STIE Kesatuan Malang Malang
15 STIE Muhammadiyah Pekalongan Pekalongan
16 STIKES Kuningan Garawangi Kuningan
17 STIKES Muhammadiyah Banjarmasin Banjarmasin
18 Universitas Bunda Mulia Jakarta
19 Universitas Dian Nuswantoro Semarang
20 Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta
21 Universitas Komputer Indonesia Bandung
22 Universitas Muhammadiyah Surakarta Surakarta
23 Universitas Pancasila Jakarta
24 Universitas Surabaya Surabaya
Sumber : Dikti, 2010
Memperhatikan tabel tersebut terrnyata perguruan tinggi swasta di kota
Bandung yang masuk ke dalam daftar perguruan tinggi terbaik berdasarkan
evaluasi implementasi SPMI tahun 2010 hanya Universitas Komputer Indonesia
(Unikom).
Apa yang diuraikan di atas tentunya merupakan tantangan bagi PTS.
PTS-PTS yang hanya mengandalkan dana dari masyarakat akan terkendala manakala
dihadapkan pada minimnya jumlah mahasiswa yang berdampak kepada
pendanaan dan fasilitas perkuliahan. Agar tetap sustanable akan lebih baik kalau
PTS menyikapinya dengan kemauan dan kerja keras termasuk sikap mau berubah,
dan mengadakan perbaikan secara terus menerus sehingga dapat mencapai standar
7
PTS yang berbentuk Universitas di kota Bandung antara lain adalah
Universitas Islam Bandung (Unisba), Universitas Islam Nusantara (Uninus),
Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Universitas Kristen Maranatha
(UKM), Universitas Pasundan (Unpas), Universitas Langlangbuana (Unla),
Universitas Bandung Raya (Unbar), Universitas Nurtanio (Unnur), Universitas
Komputer Indonesia (Unikom), Universitas Bina Sarana Informatika (BSI),
Universitas Nasional Pasim, Universitas Widyatama (Utama), Universitas
Kebangsaan (UK), Universitas Al-Ghifari, Universitas Sanggabuana (USB), dan
Universitas Informatika, dan Bisnis Indonesia (Unibi), Universitas Wanita
Internasional.
Jumlah universitas swasta yang tidak sedikit tersebut tentunya
memberikan lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk memilih universitas
bermutu yang produknya dapat bersaing baik pada tingkat lokal, nasional,
regional, maupun global. Untuk itu perguruan tinggi dalam hal ini adalah
universitas swasta yang ada di kota Bandung sudah selayaknya menerapkan
penjaminan mutu dan selalu meningkatkan mutu yang berkelanjutan.
PTS yang bermutu tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
kepemimpinan, rencama strategis, sumber daya manusia (Dosen), mahasiswa,
sarana dan prasarana, fasilitas, sistem informasi manajemen, mahasiswa, hasil
penelitian, hasil pengabdian pada masyarakat, keuangan, proses manajemen dan
sebagainya. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi mutu tersebut penelitian ini
difokuskan pada kepemimpinan dalam hal ini adalah kepemimpinan visioner dan
kinerja dosen. Keputusan ini dilakukan atas pertimbangan bahwa secara
8
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hradesky (1995 : 194) : ”Leadership is a
crucial component to the success of TQM.” Sallis (1993:86) :“Leadership is essential inngredient in TQM. Leader must have vition and be able it into clear policies and specific goals.“ Tampubolon (2001: 100) mengemukakan lima ciri pokok kepemimpinan PT bermutu yang salah satu cirinya adalah visioner.
Baldrige (2007) menyatakan, kriteria mutu dibangun berdasarkan serangkaian dan
keterpaduan dari berbagai nilai inti dan konsep yang meliputi, Kepemimpinan
Visioner (Leadership Visionary). Visioner mengandunng pengertian mempunyai
wawasan yang luas dan matang sehingga mampu memperkirakan masa depan.
Pengertian ini mengimplikasikan adanya kemampuan merumuskan visi dan misi
perguruan tinggi (PT), serta bertindak dan bersikap proaktif. (Tampubolon, 2001:
101). Sallis (1993:86) : “Leadership is essential inngredient in TQM. Leader must
have vition and be able it into clear policies and specific goals.” Komariah dan Triatna (2006:81-82) menyatakan bahwa : Kepemimpinan yang relevan dengan
tuntutan school based management dan didambakan bagi peningkatan kualitas
pendidikan adalah kepemimpinan yang memiliki visi (visionary leadership), yaitu
kepemimpinan yang kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan yang
penuh tantangan. Lantas menjadi agen perubahan yang unggul dan menjadi
penentu arah organisasi yang memahami prioritas menjadi pelatih yang
profesional, serta dapat membimbing personel lainnya ke arah profesionalisme
kerja yang diharapkan.
Pierce (1997) dalam sebuah jurnal internasional menyimpulkan hasil
9
dalam mewujudkan visinya dengan jelas dari yang bersifat abstrak menjadi real
dan bisa dijalankan dalam tataran implementasi.
Berdasarkan pengamatan peneliti, pimpinan PTS sebagai penentu arah
hampir sebagaian besar atau sekitar 95% dalam menetapkan visi tidak
mencantumkan kurun waktu tertentu tentang sesuatu yang ingin dicapai di masa
depan. Padahal visi dapat diartikan sebagai gambaran mental tentang sesuatu
yang ingin dicapai di masa depan. Visi adalah cita-cita. Visi adalah wawasan ke
dapan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu. Visi bersifat kearifan
intuitif yang menyentuh hati dan menggerakkan jiwa untuk berbuat. (Tap. MPR
RI No.VII/MPR/2001 tanggal 9 November 2001).
Beberapa pimpinan PTS sebagai agen perubahan kurang memperhatikan
jangka waktu untuk memangku jabatan struktural akademik dalam artian bahwa
jabatan tertentu dijabat oleh orang tertentu secara terus-menerus tanpa ada
pergantian. Kenyataan ini tentunya kurang menguntungkan karena hasil penelitian
Harsiwi (2001) menyatakan bahwa semakin lama pemimpin bekerja dan menjabat
pada jabatan tertentu maka semakin nyaman pemimpin tersebut menduduki
jabatan/posisinya, sehingga pemimpin lebih bersifat status quo, menolak
perubahan dan tidak transformasional. Pemimpin cenderung mempertahankan
posisinya dengan cara menghambat terjadinya perubahan.
Hanafiah (1994) mengemukakan bahwa : “Tercapai tidaknya mutu
pendidikan tinggi yang diharapkan ditentukan oleh mutu para dosen di setiap
bidang ilmu yang dibinanya”. Hendrajaya (1999) berpendapat bahwa :
“Perguruan tinggi yang inovatif, bermutu dan tanggap terhadap perkembangan
10
dan pembina penggerak utama pertumbuhan yaitu para dosen perguruan tinggi.”
Dikemukan dalam sebuah jurnal anonim bahwa: “...dosen memiliki posisi
strategis dalam menentukan mutu lulusan maupun mutu kelembagaan secara
umum. ”(http://jurnal-kopertis4.tripod.com/8-02.html).
Sementara kondisi dosen PTS di kota Bandung dilihat dari kompetensinya
masih belum sesuai dengan kualifikasi. Kenyataan tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1.5
Kondisi Dosen Universitas Swasta Ditinjau dari Kualifikasi Akademik
No. Jenjang pendidikan Persentase (%)
1. Program Sarjana (S1) 51.65
2. Program Magister (S2) 35.85
3. Program Doktor (S3) 12.50
Jumlah 100
Sumber : Data sekunder 2010
Melihat data tersebut yang memiliki jenjang pendidikan program sarjana
mencapai 51.65% sementara untuk program doktor hanya mencapai 12.50%.
Kenyataan tersebut tentunya memerlukan perhatian yang serius dari pimpinan
universitas untuk selalu berupaya mendorong para dosennya melalui berbagai
kebijakan dan fasilitas sehingga mereka termotivasi untuk melanjutkan
pendididkan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan kualifikasinya. Sementara
UU No. 14 tahun 2005 telah mengatur bahwa dosen memiliki kualifikasi
akademik minimum :
a. lulusan program magister untuk progran diploma dan program sarjana; dan
b. lulusan program doktor untuk progran pascasarjana.
11
Tabel 1.6
Kondisi Dosen Universitas Swasta Ditinjau dari Jabatan Akademik
No. Jabatan fungsional Persentase (%)
1. Tenaga Pengajar (TP) 51.36
2. Asisiten ahli (AA) 25.60
3. Lektor ( L ) 12.05
4. Lektor Kepala (LK) 7.38
5. Guru besar (GB) 3.61
Jumlah 100
Sumber : Data sekunder 2010
Memperhatikan data tersebut yang belum memiliki jabatan fungsional yaitu
51.36%. Ini adalah jumlah yang cukup besar dan memerlukan kerja keras dari
pimpinan universitas untuk mengupayakan para dosennya memperoleh jabatan
fungsional, sehingga mereka dapat memperoleh sertifikasi pendidikan. Perlu
dipahami bahwa untuk memperoleh sertifikasi pendidikan salah satu syarat yang
harus dipenuhi adalah memiliki jabatan akedemik sekurang-kurangnya asisten
ahli (PP No. 37 Th. 2009 tentang Dosen).
Berdasarkan berbagai masalah tersebut dapat dikemukakan bahwa untuk
menciptakan mutu yang berkelanjutan di PTS (dalam hal ini adalah universitas
swasta) diperlukan seorang pemimpin yang mempunyai visi yang lazim disebut
kepemimpinan visioner dan kinerja dosen yang optimal. Kepemimpinan
merupakan kajian administrasi pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hoy
dan Miskel, (2001) bahwa ruang lingkup administrasi pendidikan meliputi
kepemimpinan, individu (dosen) dan mutu sekolah termasuk perguruan tinggi
swasta. Dengan demikian sistem manajemen mutu pergururan tinggi (studi
tentang kepemimpinan visioner dan kinerja dosen terhadap mutu di kota
12
B. Rumusan Masalah
Persoalan mutu perguruan tinggi cukup kompleks. Artinya apabila
berbicara tentang mutu perguruan tinggi maka banyak hal yang mempengaruhinya
seperti sarana dan prasarana, dosen, siswa, staf administrasi, kurikulum, sistem
informasi, stakeholders, kepemimpinan dan sebagainya. Atas dasar kenyataan
tersebut maka dalam penelitian ini dibatasai pada pengaruh kepemimpinan
visioner dan kinerja dosen. Dengan demikian masalah pokok dalam penelitian ini
adalah, manajemen mutu perguruan tinggi (studi tentang pengaruh
kepemimpinan visioner dan kinerja dosen terhadap mutu perguruan tinggi swasta
di kota Bandung).
Memperhatikan masalah pokok tersebut maka dapat dikemukakan bahwa
penelitian ini melibatkan tiga variabel yaitu kepemimpinan visioner, kinerja dosen
dan mutu perguruan tinggi. Konsep kepemimpinan visioner dalam penelitian ini
menggunakan pendapat dari Nanus (1992) yang menyatakan bahwa peran
kepemimpinan visioner adalah sebagi penentu arah, agen perubahan, juru bicara,
dan pelatih. Konsep kinerja dosen mengacu pada pendapat Timpe (1991) yang
menyatakan bahwa : “Prestasi karyawan di bawah standar mungkin disebabkan
sejumlah faktor mulai dari keterampilan kerja yang buruk hingga hingga motivasi
yang tidak cukup dan lingkungan kerja yang buruk.” Sementara itu Michael
(1997:343)) menyatakan dimensi kinerja diistilahkan dengan sebuah area of
13
untuk mengukur kinerja dosen peneliti menggunakan : 1) Kompetensi, 2) Motif
berprestasi, 3) lingkungan kerja.
Adapun untuk mutu perguruan tinggi didasarkan pada berbagai konsep
dari Lovelock, Jeniver, dan Tampubolon. Lovelock (2002:225) menyatakan
perlunya diperhatikan lima prinsip untuk menyiapkan kualitas jasa terdiri dari :
1. Tangibels. The appearance of physical facilities, equipment, and communication materials.
2. Reliability. The ability to perfom the promised service dependably and accurately.
3. Responsiveness. The willingness to help customers and provide prompt service.
4. Assurance. The knowledge an courtesy of employees and their ability to convey trust and confidence.
5. Empathy. He provision of caring, individ ualized attention to customers.
Jeniver (2008) menyatakan: “Defining Quality in Higer Education The American
Sosiety for Quality identifies four dimentions of quality in education: accountability, curricular aligment, assessment, and student satisfaction. “
Tampubolon (2001; 122-126) mengemukakan atribut-atribut mutu
Perguruan Tinggi sebagai berikut :
1. Relevansi 2. Efisiensi 3. Efektivitas 4. Akuntabilitas 5. Kreativitas 6. Situasi M-M
7. Penampilan (Tangibel) 8. Empati
9. Ketanggapan (Responsiveness) 10. Produktivitas
11. Kemampuan Akademik
Mengacu pada ketiga konstruk tersebut peneliti membuat rekonstruk
14
berada pada posisi keluaran (output) sehingga menghasilkan sembilan
dimensimutu PTS yaitu, relevansi, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas. Kreativitas,
penampilan, empati, ketanggapan dan produktivitas.
Berdasarkan fokus kajian dan batasan masalah, penulis merumuskan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Seberapa kuat dan signifikan
pengaruh kepemimpinan visioner dan kinerja dosen terhadap mutu PTS di kota
Bandung .
Rumusan masalah tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Seberapa kuat dan signifikan pengaruh kepemimpinan visioner terhadap
kinerja dosen PTS di kota Bandung?
2. Seberapa kuat dan signifikan pengaruh kepemiminan visioner terhadap mutu
PTS di Kota Bandung?
3. Seberapa kuat dan signifikan pengaruh kinerja dosen terhadap mutu PTS di
kota Bandung ?
4. Seberapa kuat dan signifikan pengaruh kepemimpinan visioner dan kinerja
dosen secara bersama-sama terhadap mutu PTS di kota Bandung ?
5. Seberapa kuat dan signifikan pengaruh kepemimpinan visioner dalam
kapasitasnya sebagai penentu arah terhadap kinerja dosen PTS di kota
Bandung ?
6. Seberapa kuat dan signifikan pengaruh kepemimpinan visioner dalam
kapasitasnya sebagai agen perubahan terhadap kinerja dosen PTS di kota
15
7. Seberapa kuat dan signifikan pengaruh kepemimpinan visioner dalam
kapasitasnya sebagai juru bicara terhadap kinerja dosen PTS di kota
Bandung?
8. Seberapa kuat dan signifikan pengaruh kepemimpinan visioner dalam
kapasitasnya sebagai pelatih terhadap kinerja dosenPTS di kota Bandung?
9. Seberapa kuat dan signifikan pengaruh kepemimpinan visioner dalam
kapasitasnya sebagai penentu arah terhadap mutu PTS di kota Bandung ?
10.Seberapa kuat dan signifikan pengaruh kepemimpinan visioner dalam
kapasitasnya sebagai agen perubahan terhadap mutu PTS di kota Bandung ?
11.Seberapa kuat dan signifikan pengaruh kepemimpinan visioner dalam
kapasitasnya sebagai juru bicara terhadap mutu PTS di kota Bandung ?
12.Seberapa kuat dan signifikan pengaruh kepemimpinan visioner dalam
kapasitasnya sebagai pelatih terhadap mutu PTS di kota Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kepemimpinan visioner dan kinerja dosen terhadap mutu PTS di kota Bandung.
Sementara itu tujuan khusus dari penelitian ini untuk mengetahui :
1. Pengaruh kepemimpinan visioner terhadap kinerja dosen PTS di kota
Bandung.
2. Pengaruh kepemimpinan visioner terhadap mutu PTS di Kota Bandung.
3. Pengaruh kinerja dosen terhadap mutu PTS di kota Bandung.
4. Pengaruh kepemimpinan visioner dan kinerja dosen secara bersama-sama
16
5. Pengaruh kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah
terhadap kinerja dosen PTS di kota Bandung.
6. Pengaruh kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai agen
perubahan terhadap kinerja dosen PTS di kota Bandung.
7. Pengaruh kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai juru bicara
terhadap kinerja dosen PTS di kota Bandung.
8. Pengaruh kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai pelatih
terhadap kinerja dosenPTS di kota Bandung.
9. Pengaruh kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah
terhadap mutu PTS di kota Bandung.
10. Pengaruh kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai agen
perubahan terhadap mutu PTS di kota Bandung.
11. Pengaruh kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai juru bicara
terhadap mutu PTS di kota Bandung.
12. Pengaruh kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai pelatih
terhadap mutu PTS di kota Bandung.
D. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan tersebut, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
berikut :
1. Bagi aspek keilmuan, hasil penelitian ini berguna untuk memperkaya temuan
empirik mengenai isu mutu perguruan tinggi selain itu, melalui penelitian ini
17
implikasi metodologis bagi studi tentang masalahmutu PTS serta
variabel-variabel yang terkait dengan itu.
2. Bagi keperluan praktis, hasil penelitian ini berguna untuk bahan informasi
sebagai landasan dalam merumuskan kebijakan, khususnya dalam rangka
peningkatan mutu perguruan tinggi melalui kepemimpinan visioner dan kinerja
dosen.
3. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini menstimulasi beberapa variabel
yang diduga terkait dengan mutu perguruan tinggi, yang masih terbuka untuk
direplikasi dalam rangka menguji validitas hasil penelitian ini.
E. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang
digunakan adalah explanatory survey karena penelitian ini diarahkan untuk
menguji hipotesis. Sebagai konsekuensinya maka variabel-variabel penelitian
perlu dioperasionalkan ke dalam indikator-indikator yang dapat diukur sehingga
menggambarkan jenis data dan informasi yang diperlukan untuk menguji
hipotesis tersebut. Berdasarkan karakteristik data tersebut selanjutnya dirancang
model uji statistik untuk menguji hipotesis yang dirumuskan.
Populasi dalam penelitian ini adalah PTS yang berbentuk universitas di
kota Bandung. Mengingat ukuran populasi itu cukup besar, maka diambil sampel
untuk mewakili populasi.
Ukuran sampel minimal, ditetapkan berdasarkan atas model hipotesis
yang diuji. Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan pengaruh beberapa variabel
18
Berhubung analisis jalur pada hakekatnya didasarkan atas korelasi, maka ukuran
sampel di dalam penelitian ini menggunakan ukuran sampel untuk uji korelasi
yang ditetapkan secara interaktif.
Data penelitian diungkap dengan menggunakan koesioner sebagai teknik
dalam pengumpulan data yang berbentuk angket tertutup yaitu responden diberi
kesempatan untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan.
F. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Bandung.
Mencakup universitas swasta yang ada di kota Bandung yaitu : Universitas Islam
Bandung (Unisba), Universitas Islam Nusantara (Uninus), Universitas Katolik
Parahyangan (Unpar), Universitas Kristen Maranatha (UKM), Universitas
Pasundan (Unpas), Universitas Langlangbuana (Unla), Universitas Bandung Raya
(Unbar), Universitas Nurtanio (Unnur), Universitas Komputer Indonesia
(Unikom), Universitas Bina Sarana Informatika (BSI), Universitas Nasional
Pasim, Universitas Widyatama Utama), Universitas Kebangsaan (UK),
Universitas Al-Ghifari, Universitas Sanggabuana (USB), dan Universitas
Informatika dan Bisnis Indonesia (Unibi), Universitas Wanita Internasional.
Subyek dalam penelitian ini adalah dosen yang telah memperoleh jabatan
fungsional minimal Asisten Ahli , dan ketua program studi Universitas swasta
yang ada di kota Bandung. Data yang diperlukan adalah data primer yang
19
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan stratified
propotioned random sampling sehingga terpilih tiga perguruan tinggi swasta yaitu Unikom, Utama, dan Universitas Nasional Pasim sebagai sampel.
G. Penjelasan Istilah
Tema sentral dalam penelitian ini adalah manajemen mutu perguruan
tinggi yang lebih difokuskan pada studi tentang pengaruh kepemimpinan visioner
dan kinerja dosen terhadap mutu perguruan tinggi swasta di Kota Bandung.
Manajemen adalah usaha yang dilakuan untuk mencapai tujuan melalui kegiatan
orang lain. Sementara mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan
(stakeholders).Jadi yang dimaksud manajemen mutu perguruan tinggi dalam penelitian ini adalah suatu usaha yang dilakukan perguruan tinggi untuk mencapai
tujuan melalui kegiatan orang lain sehinggan menghasilkan produk yang sesuai
dengan kebutuhan pelanggan (stakeholders).
Berikut ini dijelaskan konsep-konsep serta variabel yang digunakan dalam
penelitian :
1. Kepemimpinan visioner.
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain yang dilakukan bukan dengan melalui paksaan melainkan persuasi. Demikian
kira-kira salah satu pendapat Stogdil (1974) tentang kepemimpinan. Sementara
Davisdan Newstrom ( 1 9 9 3 : 222) memberi batasan kepemimpinan sebagai berikut:
20
untuk mencapai tujuan. Dengan demikian kepemimpinan adalah suatu
kemamapuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga yang
bersangkutan bersedia melakukan kegiatan sesuai dengan tujuan organisasi.
Kepemimpinan visioner adalah kemampuan seorang pemimpin dalam
membangun, menciptakan dan mengkomunikasikan visi serta berfikir startegis
untuk dapat mengarahkan dan merubah organisasi kearah yang lebih baik
sehingga dapat meraih keunggulan dan keberhasilan di masa depan.
Ada empat peran yang harus dimainkan oleh seorang pemimpin yang
visioner yaitu, peran sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan
pelatih. Sebagai penentu arah seorang pemimpin menetapkan visi, misi, tujuan
dan strategi untuk mencapai sasaran yang menjadi tujuan organisasi di masa
depan. Artinya sang pemimpin berkomitmen kepada visi besar organisasi dan
bersama dengan seluruh anggota berusaha untuk mewujudkan visi tersebut
melalui misi, tujuan dan strategi pencapainnya.
Sebagai agen perubahan seorang pemimpin dituntut untuk mampu
memposisikan diri dengan lingkungannya baik secara internal maupun eksternal.
Bahkan ukuran kapasitas kepemimpinan seseorang salah satu diantaranya adalah
kemampuannya dalam mengelola perubahan. Kemampuan ini penting sebab pada
masa kini pemimpin akan selalu dihadapkan pada perubahan-perubahan, sehingga
pemimpin dituntut untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan.
Dengan demikian secara eksternal seorang pemimpin sebagai agen perubahan
berusaha untuk mengikuti perkembangan teknologi, membuat kebijakan baru
21
mengembangkan diri, membuka program studi baru, dan secara internal
mangadakan pergantian jabatan, mengadakan rotasi pegawai dan sebagainya.
Sebagai juru bicara seorang pemimpin yang bervisi adalah juga seseorang
yang mengetahui dan menghargai segala bentuk komunikasi tersedia, guna
menjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masa depan. Visi
tersebut kemudian ditindaklanjuti ke dalam misi, tujuan serta strategi yang
kemudian dijabarkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan tersebut kemudian
disosialisasikan secara internal maupun eksternal. Ketika menjadi juru bicara,
sang pemimpin juga harus bertindak sebagai negosiator dalam berhubungan
dengan pihak lain serta membangun kerja sama dan membentuk jaringan
eksternal.
Sebagai pelatih seorang pemimpin menjaga pegawai untuk memusatkan
pada realisasi visi dengan pengarahan, memberi harapan, dan membangun
kepercayaan di antara orang-orang yang penting bagi organisasi dan visinya untuk
masa depan. Artinya seorang pemimpin yang visioner sikap dan perilakunya akan
menjadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya, ide-ide atau gagasannya menjadi
inspirasi para bawahannya, keberadaan pemimpin dapat memberikan semangat
bekerja, keberadaan pemimpin dapat memberikan semangat untuk tumbuh, sikap
dan perilaku pemimpin membangun percaya diri, memberi penghargaan atau
promosi ketika bawahannya berprestasi, dan selalu memberi masukan sehingga
para bawahannya dapat meningkatkan diri.
2. Kinerja dosen.
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
22
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. (UU No. 14 th 2005).
George dan Jones (1999 : 144) memberikan batasan tetngan kinerja
(performace) sebagai : “An evaluation of the result of a person behavior. It involves determining how well or poorly aperson has accomplished a taks or done a job.” Kinerja merupakan penilaian atas hasil perilaku pegawai yang menyangkut baik buruknya seseorang melaksanakan tugas atau pekerjaan.
Kinerja Dosen dapat diartikan sebagai perilaku yang menunjukkan hasil
kerja dosen atas pelaksanaan suatu pekerjaan. Ada tiga komponen yang dapat
mengukur kinerja dosen yaitu kompetensi, motif berprestasi, dan lingkungan
kerja.
Kompetensi adalah kemampuan seorang dosen dalam melaksanakan
kewajibannya secara bertanggung jawab. Kompetensi dosen meliputi :
kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi sosial, dan
kompetensi kepribadian.
Kompetensi pedagogik adalah kemamapuan merancang pembelajaran,
kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan menilai proses dan
hasil pembelajaran, dan kemampuan memanfaatkan hasil penelitian untuk
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.
Kompetensi profesionaladalah suatu kemampuan yang tumbuh secara
terpadu dari pengetahuan yang dimiliki tentang bidang ilmu tertentu,
keterampilan menerapkan pengetahuan yang dikuasai maupun sikap positif yang
23
berkelanjutan, dan disertai tekad kuat untuk mewujudkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Kompetensi sosial merupakan kemampuan melakukan hubungan sosial
dengan mahasiswa, teman sejawat, karyawan dan masyarakat untuk menunjang
pendidikan.
Kompetensi kepribadian adalah sejumlah nilai, komitmen, dan etika
professional yang mempengaruhi semua bentuk perilaku dosen terhadap
mahasiswa, teman sekerja, keluarga dan masyarakat, serta mempengaruhi
motivasi belajar mahasiswa, termasuk pengembangan diri secara professional.
Motif berprestasi. Menurut McClalland motif berprestasi adalah …”doing
something well or doing something better than in had been done before more efficiently, more quickly with labor, with a better result”. Artinya mengerjakan sesuatu dengan baik atau lebih baik dari sebelumnya, lebih efisien, lebih cepat
dengan hasil yang lebih baik. Lebih lanjut dalam rumusannya McClelland
(1953:111) menyatakan : “… success in competition with some standard of
exellece”. Yaitu bersaing untuk mencapai keberhasilan dengan beberapa standar keunggulan.
Mengacu pada pendapat tentang motif berprestasi tersebut dapat
dikemukakan bahwa motif berprestasi adalah dorongan untuk melakukan suatu
tindakan atau aktivitas dalam rangka menyelesaikan tugas dengan sempurna
sehingga diperoleh hasil yang unggul atau melebihi standar yang ditentukan.
Lingkungan kerja.“Lingkungan kerja yang menyenangkan akan menjadi
kunci pendorong bagi para karyawan Anda untuk menghasilkan kinerja puncak…
24
aman dan memungkinkan para dosen untuk dapat berkerja optimal. Lingkungan
kerja dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika dosen menyenangi lingkungan
kerja ditempat dia bekerja, maka dosen tersebut akan betah di tempat kerjanya
untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan
optimal menuju kinerja yang tinggi.
Sedarmayati (2001:1) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut :
Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.
Lingkungan kerja dosen merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
dosen pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik maupun non fisik, yang dapat
mempengaruhi kinerjanya.
Lingkungan kerja fisik adalah tersedianya fasilitas yang dapat mendukung
kinerja dosen seperti, fasilitas untuk kegiatan belajar mengajar ( komputer/laptop,
in focus, whitebord dan sebagainya), ruang dosen yang myaman, ruang kelas yang memadai, buku perpustakaan yang memadai, internet, ruang rapat dan seminar
yang representatif, dan sebagainya.
Lingkungan kerja non fisik meliputi terbangunnya suatu iklim dan suasana
organisasi yang bisa membangkitkan kinerja dosen, seperti peluang untuk studi
lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tugas mengajar maksimal 12 sks,
sebagai pembimbing utama atau pendamping, menguji, fasilitas untuk membuat
bahan ajar, peluang untuk melakukan penelitian, tersedia jurnal untuk memuat
25
masyarakat, peluang untuk mengikuti seminar nasional dan internasional,
kesempatanan untuk menjadi pengurus atau anggota kepanitiaan dan sebagainya.
3. Mutu Perguruan Tinggi Swasta
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Perguruan tinggi (PT) adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi. Perguruan tinggi negeri (PTN) adalah perguruan tinggi yang
pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh negara. Perguruan tinggi swasta
(PTS) adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh
swasta. Universitas menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau
profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian tertentu.
Mutu pergururan tingi swasta dipahami sebagai lembaga pendidikan
swasta yang dikelola berdasarkan peraturan yang berlaku sehingga mampu
menghasilkan jasa pendidikan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan para
pelanggan. Dimensi-dimenai mutu PTS melipuiti relevansi, efisiensi, efektivitas,
akuntabilitas, kreativitas, penampilan, empati, ketanggapan, produktivitas.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika disertasi ini terbagi ke dalam lima bab. Bab I adalah
pendahuluan yang memuat latar belakang masalah. Latar belakang masalah
diawali dengan ungkapan peneliti tentang fenomena yang berkaitan dengan mutu
PTS di kota Bandung dalam hal ini adalah universitas swsata. Seperti diketahui
26
diharapkan (salah satu contoh, baru 10% dari seluruh universitas di kota Bandung
yang berstatus terakreditasi A). Kenyataan ini patut diteliti untuk memperoleh
solusi dan solusi ini dapat dijadikan pertimbangan bagi PTS yang ingin
meningkatkan mutunya. Berikutnya adalah rumusan masalah yang
mengemukakan konsep serta teori yang dijadikan variabel dalam penelitian ini.
Rumusan maslah ini kemudian ditindaklanjuti dalam tujuan penelitian. Atas dasar
tujuan penelitian dikemukakan kegunaan penelitian. Pada bab ini dikemukakan
juga tentang metode penelitian, lokasi dan sampel penelitian. Selanjutnya adalah
penjelasan istilah. Penjelasan istilah ini berisi tentang penjelasan konsep
manajemen mutu perguruan tinggi dan penjelasan tentang konsep kepemimpinan
visioner dan kinerja dosen serta mutu PTS di kota Bandung, dan diakhiri dengan
sistematika penulisan.
Bab II adalah kajian pustaka, kerangka pemikiran. Kajian pustaka
dimaksudkan sebagai landasan dalam analisis temuan yang memuat teori-teori
utama yaitu mencakup konsep administrasi pendidikan, manajemen, konsep
manajemen mutu, mutu menurut Malcolm Baldrige, ISO 9001:2008, manajemen
mutu perguruan tinggi, konsep kepemimpinan, teori dan pendekatan
kepemimpinan, gaya kepemimpinan partisipatif, kepemimpinan transformasional,
kepemimpinan visioner yang mencakup penentu arah, agen perubahan, juru
bicara, dan pelatih, kinerja dosen, dan hasil penelitian terdahulu, serta kesimpulan
kajian pustaka. Pada bab ini dikemukakan juga tentang asumsi dasar, hipotesis,
dan kerangka pemikiran.
Bab III adalah metode penelitian. Dalam bab ini diungkap pendekatan
27
metode yang digunakan adalah explanatory survey. Lokasi penelitian adalah PTS
dalam hal ini adalah Universitas swasta yang ada di kota Bandung, yang sekaligus
dijadikan populasi dengan sasaran Kaprodi dan Dosen. Sampel dalam penelitian
ini adalah Unikom, Utama, dan Universitas Nasional Pasim dengan menggunakan
stratified propotioned random sampling (sampel acak proporsional berdasarkan strata). Teknik penarikan sampel untuk dosen Proportionate random sampling
(sampel acak secara proporsional). Sementara untuk Ketua Program Studi pada
ketiga Universitas tersebut dijadikan responden semua. Jumlah Ketua program
studi sebanyak 52 orang. Selanjutnya dikemukakan tentang definisi konseptual
dan definisi operasional penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen dan uji
instrumen. Uji instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Terakhir adalah
prosedur penelitian yang mengupas tentang tahap-tahap penelitian mulai dari
persiapan hingga penyusunan laporan akhir.
Bab IV adalah hasil penilitian dan pembahasan yang memuat pengolahan
data atau analisis data yang berkaitan dengan variabel kepemimpinan visioner,
variabel kinerja dosen dan variabel mutu perguruan tinggi swasta di kota
Bandung. Setelah diolah dan dianalisis kemudian dibahas. Dalam pembahasan ini
dikemukakan tentang temua-temuan yang terkait dengan hipotesis dan berbagai
teori dan konsep yang telah menjadi rujukan untuk memperoleh suatu
kesimpulan.
Bab V menyajikan kesimpulan dan rekomendasi. Pada bab ini disajikan
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.
Kesimpulan yang dikemukakan selanjutnya dijadikan dasar untuk menetapkan
28
tinggi swasta atau lembaga lainnya yang berkepantingan, para pengguna hasil
penelitian, dan para peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian.
Setelah bab V diikuti daftar pustaka yang memuat berbagai sumber yang
dijadikan rujukan dalam penelitian ini. Sumber-sumber tersebut dikelompokan
berdasarkan buku, artikel jurnal, dokumen resmi, atau sumber lain dari internet
yang telah dikutip dan digunakan dalam karya ilmiah yang berbentuk disertasi ini,
serta berbagai sumber yang tidak dipublikasikan.
Terakhir adalah lampiran-lampiran yang berisi berbagai dokumen yang
220
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu
suatu penelitian ilmiah yang sistematis mengenai bagian-bagian dan fenomena
serta hubungan-hubungannya. Tujuannya adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang
berkaitan dengan fenomena. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam
penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental
antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan
kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam
maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme.
Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari
pendidikan.
Sementara itu penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam kualifikasi
ilmu non-eksak. Oleh karenanya metoda yang digunakan adalah explanatory
survey. Yaitu memberi gambaran secara cermat dan utuh, serta apa adanya tentang suatu obyek studi. Survei adalah penelitian yang diadakan untuk memproleh fakta
dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual.
Survey penelitian dan kuesioner penelitian bukanlah hal yang sama.
Walaupun sebuah kuesioner sering digunakan didalam survey. Berkaitan dengan
dengan ini McMillan dan Schumacher (2001:304) menyatakan :
221
on variabels of interest. The data that are gathered are used to describe characteristics of a certain population. Survey are use to learn about people’s attitudes, beliefs, values, demographics, behavior, opinions, habits, desires, ideas, and other types of information.
Batasan tersebut menyiratkan bahwa dalam penelitian survey penyelidik
memilih sebuah sampel responden dan membuat sebuah kuesioner atau
melakukan interviu untuk mengumpulkan informasi mengenai variabel yang
diteliti. Data yang dikumpulkan digunakan untuk menggambarkan karakteristik
populasi tertentu. Survey digunakan untuk mempelajari sikap, keyakinan, nilai
demografik, perilaku, pendapat, kebiasaan, keinginan, gagasan, dan informasi
lainnya yang berkenaan dengan manusia.
Salah satu jenis survei adalah explanatory survey yaitu survey yang
bersifat menjelaskan suatu fenomena yang digambarkan. Seperti :
a. Mengapa lingkungan kerja dosen lebih berpengaruh terhadap mutu PTS di
bandingkan dengan kompetensi dosen?
b. Mengapa pengaruh langsung kepemimpinan visioner terhadap mutu PTS lebih
kecil dibandingkan pengaruh kepemimpinan visioner terhadap mutu PTS
melalui kinerja dosen ?
Teori yang ada dalam explanatory survey memerlukan pengujian dan perancangan
survey, sehingga data yang dikumpulkan diperlukan penelitian untuk
mendapatkan penjelasan.
Tujuan explanatory survey adalah untuk menguji pengaruh antara dua
variabel atau lebih. Dalam hal ini adalah pengaruh antara kepemimpinan visioner
sebagai variabel (X) dan kinerja dosen sebagai variabel (Y) terhadap mutu
222
setiap variabel pen