• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUANAAN LOGIKA METEMATIKA DAN TEORI HIMPUNAN DALAM MENGKONSTRUKSI SISTEM INFORMASI BIMBINGAN STUDI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUANAAN LOGIKA METEMATIKA DAN TEORI HIMPUNAN DALAM MENGKONSTRUKSI SISTEM INFORMASI BIMBINGAN STUDI."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dosen Pembimbing Akademik (DPA) memberikan bimbingan studi secara intensif kepada mahasiswa bimbingannya, dengan harapan bahwa mahasiswa dapat menyelesaikan studi tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. Dalam Pedoman Akademik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) (2006: 43) dinyatakan bahwa:

Bimbingan studi adalah segala kegiatan yang berfungsi membantu mahasiswa dalam penyelesaian studinya, antara lain:

a. Perencanaan Studi secara efektif dan efisien dari awal sampai selesai.

b. Bimbingan dalam pengambilan rencana studi semester (kontrak kredit) pada setiap awal semester.

c. Bimbingan dalam memecahkan masalah yang dihadapi mahasiswa. d. Bimbingan dalam kegiatan-kegiatan lain yang dipandang perlu.

Selain memberikan bimbingan yang intensif, DPA wajib memiliki data lengkap dari mahasiswa yang dibimbingnya. Data mahasiswa yang dikumpulkan berkaitan dengan data pribadinya, data akademiknya, data kegiatan organisasi kemahasiswaan yang diikutinya dan data lainnya yang dianggap perlu.

Pengumpulan data oleh DPA diperoleh dari kegiatan bimbingan studi yang dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan bantuan panduan wawancara terstruktur (questionnaire) atau konsultasi pribadi (private consultation) antara seorang mahasiswa bimbingan dengan DPA. Setelah

(2)

2

menggunakan Microsoft Excel 2003 sebagai alat untuk menyimpan dan mengelola data tersebut.

Matematika mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dewasa ini dilandasi oleh ilmu matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Perkembangan teknologi baru yang pesat membuat pengetahuan tentang teknologi informasi, khususnya sistem basisdata memberikan inspirasi bagi penulis untuk menyimpan dan mengelola data mahasiswa dengan alat yang baru dan berbeda dari sebelumnya, yaitu menggunakan Microsoft Access 2007. Dengan demikian, dapat diklaim bahwa kegiatan bimbingan studi berkaitan

dengan teknologi informasi, khususnya sistem basisdata.

(3)

Dengan melakukan pengindraan (atau pencerapan) terhadap kegiatan bimbingan studi dan menghubungkan (atau mengaitkan) antara hasil dari pencerapan terhadap realitas dengan dua disiplin ilmu (matematika dan teknologi informasi), maka dapat diklaim bahwa kegiatan tersebut berkaitan dengan dua disiplin ilmu matematika, yaitu logika matematika dan teori himpunan, juga berkaitan dengan disiplin ilmu teknologi informasi, khususnya sistem basisdata. Di mana logika matematika, teori himpunan, dan sistem basisdata masing-masing memiliki hubungan tersendiri, khususnya dalam mengkonstruksi Sistem Informasi Bimbingan Studi.

Hubungan antara sistem basisdata dengan sistem informasi dinyatakan oleh Fathansyah (2004: 32) bahwa “Sistem basisdata merupakan kompoen dari sistem informasi.” Adanya hubungan yang terjadi di antara logika matematika, teori himpunan, dan sistem basisdata dinyatakan oleh Williams dan Sawyer (2007: 416) bahwa:

Basisdata elektronik bukan sekadar basisdata berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan semua yang ada dalam folder (kertas) dan lemari arsip. Basisdata adalah kumpulan data yang saling berhubungan, yang diatur secara logis, yang dirancang dan dibangun untuk tujuan khusus; sebuah teknologi untuk mengumpulkan banyak fakta yang memungkinkan Anda memotong dan membuang, dan menggabungkan serta memasangkan data dengan beragam cara.

Hal yang serupa juga dinyatakan oleh Hariyanto (2004: 28) bahwa:

(4)

4

Untuk mengkonstruksi basisdata menjadi suatu aplikasi basisdata (Sistem Informasi Bimbingan Studi), lazimnya melalui tiga tahapan. Sebagaimana dinyatakan oleh Kroenke (2005) bahwa “Proses pembuatan sistem basisdata pada pokoknya sama dengan proses pembuatan sistem informasi lainnya. Ada tiga fase dasar, yaitu requirement, desain, dan implementasi.” Oleh kerena itu, penulis menggunakan tiga tahap (yang sama) dalam mengkonstruksi Sistem Informasi Bimbingan Studi.

Berdasarkan pemikiran di atas, penulis terinspirasi dan termotivasi untuk membuat aplikasi basisdata (Sistem Informasi Bimbingan Studi) sebagai media kegiatan bimbingan studi. Penelitian ini difokuskan pada penyelidikan terhadap penggunaan logika matematika dan teori himpunan, juga penggunaan dari kalkulus relasional, aljabar relasional, dan operator-operator relasional dalam mengkonstruksi Sistem Informasi Bimbingan Studi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah penggunaan logika matematika dan teori himpunan, serta kalkulus relasional, aljabar relasional, dan operator-opertator relasional dalam mengkonstruksi Sistem Informasi Bimbingan Studi?”. Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam dua pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(5)

pada sistem basisdata dalam mengkonstruksi Sistem Informasi Bimbingan Studi?

2. Bagaimanakah membuat aplikasi basisdata?

1.3. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut:

1. Database Management System (DBMS; satu set program yang digunakan

untuk mendefinisikan, mengatur, dan memproses basisdata serta aplikasi-aplikasinya) yang dipilih dalam mengkonstruksi Sistem Informasi Bimbingan Studi ialah Microsoft Access 2007.

2. Aplikasi basisdata untuk kegiatan bimbingan studi ini dirancang berdasarkan kegiatan bimbingan studi di Jurusan Pendidikan Matematika UPI.

3. Record-based model (atau model data) yang dipilih ialah relational model (model relasional).

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk:

(6)

6

observasi terhadap Kegiatan

Bimbingan Studi

Dihubungkan/dikaitkan dengan

Membuat konsep aplikasi basisdata, dengan

Mengkonstruksi aplikasi basisdata, dengan

2. Membuat alat bantu (aplikasi basisdata) untuk DPA dalam menyimpan dan mengelola data mahasiswa bimbingannya.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu untuk memperkaya khazanah penelitian di bidang matematika, serta terapan matematika pada sistem informasi di Jurusan Pendidikan Matematika UPI. Sistem Informasi Bimbingan Studi yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh DPA sebagai media dalam kegiatan bimbingan studi di suatu jurusan tertentu, khususnya di Jurusan Pendidikan Matematika UPI.

1.6. Metode Penelitian

Semua prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai persiapan hingga penelitian berakhir dijelaskan melalui flow chart (diagram alir) berikut:

Studi Literatur

Perancangan Basisdata

Pembuatan Aplikasi Basisdata Uji Coba dan

Perbaikan

(7)

1.7. Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini disusun menjadi lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:

A. BAB I (Pendahuluan) membicarakan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan tugas akhir.

B. BAB II (Kajian Pustaka) membicarakan tentang teori-teori yang berkaitan dan menunjang dalam penyelesaian masalah dalam penelitian.

C. BAB III (Desain dan Implementasi Sistem Informasi Bimbingan studi) membicarakan tentang proses mendesain basisdata dan mengimplementasikannya sedemikian sehingga terbentuk Sistem Informasi Bimbingan Studi. Serta menyelidiki penggunaan logika matematika dan teori himpunan juga kalkulus relasional, aljabar relasional, dan operator-operator relasional dalam mengkonstruksi aplikasi basisdata tersebut.

D. BAB IV (Hasil Implementasi dan Uji Coba Sistem Informasi Bimbingan Studi) membicarakan tentang hasil yang diperoleh dari perancangan basisdata sampai tahap pengujian Sistem Informasi Bimbingan Studi. E. BAB V (Kesimpulan dan Saran) menyajikan penafsiran atau pemaknaan

(8)

50 BAB III

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI BIMBINGAN STUDI

3.1. Fase Requirement

Fase ini merupakan bagian dari proses perancangan basisdata di dalam metode penelitian. Ada tiga teknik yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data atau mendapatkan daftar kebutuhan, yaitu:

1. Pencerapan secara cermat (observasi) terhadap kegiatan bimbingan studi. 2. Wawancara kepada beberapa DPA.

3. Workshop Software Sistem Perwalian Akademik.

Hasil dari teknik pengumpulan data (berupa daftar kebutuhan) dapat dilihat secara rinci di dalam daftar lampiran (Lampiran 3.1: Daftar Kebutuhan) pada tugas akhir ini. Dari daftar kebutuhan, dapat disimpulkan bahwa:

A. Stake holder dari Sistem Informasi Bimbingan Studi ini ialah DPA.

B. Sistem ini dirancang sebagai media dalam kegiatan bimbingan studi, bukan sebagai media pembelajaran.

(9)

D. Fitur-fitur yang ada di dalam sistem ialah:

1. Data mahasiswa, baik individu (lengkap) atau dikelompokkan berdasarkan DPA, minat akademik, perolehan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

2. Data mahasiswa yang mendapatkan beasiswa.

3. Data mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan. 4. Catatan konsultasi mahasiswa.

5. Riwayat studi, transkip nilai, dan Indeks Prestasi (IP) mahasiswa.

(10)

52

Gambar 3.1. Diagram Extended E-R (entity-relationship).

Kelas entitas dilambangkan dengan segi empat, hubungan dilambangkan dengan ketupat atau wajik, dan kardinalitas maksimum atau minimum diperlihatkan dalam ketupat. Nama kelas entitas ditulis di dalam segi empat, dan nama hubungan ditulis di dalam wajik (bagian bawah). MAHASISWA dan KONSULTASIMAHASISWA, misalnya, masing-masing merupakan kelas entitas dan dihubungkan oleh lambang wajik dengan kardinalitas 1:N. Artinya bahwa seorang mahasiswa dapat melakukan konsultasi lebih dari satu kali. Kelas entitas dan hubungannya dapat dilihat secara rinci di dalam daftar lampiran (Lampiran 3.2: Deskripsi Entitas dan Hubungnnya) pada tugas akhir ini.

(11)

ditentukan dengan alasan bahwa kolom tersebut dapat mewakili baris di dalam kelas entitas (tabel) tersebut. Perhatikan tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1. Identifer atau Primary Key.

Entitas Identifer atau primary key

MAHASISWA NIM

BEASISWA KodeBeasiswa

ORGANISASI KodeOrganisasi

MATAKULIAH KodeMatakuliah

DOSEN NIP dan KodeDosen

PRODI KodeProdi

KONSULTASIMAHASISWA NIM, WaktuKonsultasi, dan PrihalKonsultasi

ORANGTUA/WALI NIM

BEASISWAMAHASISWA NIM, KodeBeasiswa, dan TanggalTerima

ORGANISASIMAHASISWA NIM dan KodeOrganisasi

MAHASISWAKONTRAKKULIAH ID, NIM, KodeMataKuliah dan Semester

MAHASISWADOSENPA NIM

Dua langkah selanjutnya, menetapkan atribut dan domain dari masing-masing entitas. Atribut diperoleh dari daftar kebutuhan dan hasil penentuan entitas, sedangkan domain diperoleh setelah menentukan atribut (menyesuaikan dengan atribut). Misal dalam kelas entitas mahasiswa, penulis menentukan nama mahasiswa sebagai suatu atribut dengan domain berupa text.

Namun apabila nama beasiswa dijadikan atribut di dalam kelas entitas mahasiswa, maka penentuan entitas ini absurd. Karena tidak tepat apabila hal yang tidak berkaitan dengan identitas mahasiswa dimasukan ke dalam kelas entitas mahasiswa. Seharusnya atribut nama beasiswa dimasukan ke dalam Kelas entitas beasiswa. Jadi, dalam menentukan atribut harus menyesuaikan dengan kelas entitas. Hasilnya dapat dilihat di dalam daftar lampiran (Lampiran 3.3: Kelas Entitas, Atribut, dan Domain) pada tugas akhir ini.

(12)

54

3.2. Fase Desain

Hasil dari proses mentransformasi model entity-relationship (E-R) ke dalam desain basisdata relasional sebagai berikut:

1. Kelas Entitas Mahasiswa ke dalam tabel MAHASISWA

Di bagian atas dalam tabel (sebelah kiri, yang merepresentasikan kelas entitas mahasiswa), yaitu NIM merupakan calon dari identifer atau primary key (ditandai dengan gambar sebuah kunci) dari tabel MAHASISWA. Null pada tabel MAHASISWA memiliki arti bahwa kolom yang diberi identitas null boleh tidak diisi, sedangkan kolom dengan identitas not null tidak boleh tidak, harus diisi. Kelas Entitas Mahasiswa Tabel MAHASISWA

Transformasi

2. Kelas Entitas Konsultasi Mahasiswa ke dalam tabel KONSULTASIMAHASISWA

Di bagian atas dalam tabel (sebelah kiri, yang merepresentasikan kelas entitas konsultasi mahasiswa), yaitu NIM, Waktu Konsultasi, dan Prihal Konsultasi merupakan calon dari identifer atau primary key (ditandai dengan gambar sebuah kunci) dari tabel KONSULTASIMAHASISWA. Not null pada tabel

NIM : Not Null

NamaMahasiswa: Not Null TempatLahir: Not Null TanggalLahir: Not Null Sex: Not Null

Agama: Not Null AlamatEmail: Null Alamat: Not Null KodePos: Null Kota: Null Telepon: Null

HandphoneMahasiswa: Not Null Attachments: Not Null

KodeProdi: Not Null Angkatan: Not Null Kelas: Not Null

(13)

KONSULTASIMAHASISWA memiliki arti bahwa kolom yang diberi identitas not null tidak boleh tidak, harus diisi.

Kelas Entitas Konsultasi Mahasiswa Tabel KONSULTASIMAHASISWA

Transformasi

3. Kelas Entitas Orangtua atau Wali ke dalam tabel ORANGTUA/WALI Di bagian atas dalam tabel (sebelah kiri, yang merepresentasikan kelas entitas orangtua atau wali), yaitu NIM merupakan calon dari identifer atau primary key (ditandai dengan gambar sebuah kunci) dari tabel ORANGTUA/WALI. Null pada tabel ORANGTUA/WALI memiliki arti bahwa kolom yang diberi identitas null boleh tidak diisi, sedangkan kolom dengan identitas not null tidak boleh tidak,

harus diisi.

Kelas Entitas Orangtua atau Wali Tabel ORANGTUA/WALI

Transformasi

4. Kelas Entitas Beasiswa ke dalam tabel BEASISWA

Di bagian atas dalam tabel (sebelah kiri, yang merepresentasikan kelas entitas Beasiswa), yaitu Kode Beasiswa merupakan calon dari identifer atau primary key (ditandai dengan gambar sebuah kunci) dari tabel BEASISWA. Not null pada tabel BEASISWA memiliki arti bahwa kolom yang diberi identitas not

null tidak boleh tidak, harus diisi.

Kelas Entitas Beasiswa Tabel BEASISWA Transformasi

NIM : Not Null

WaktuKonsultasi: Not Null PrihalKonsultasi: Not Null IsiKonsultasi: Not Null NIM

Waktu Konsultasi Prihal Konsultasi Isi Konsultasi

NIM: Not Null

NamaOrangtua: Not Null AlamatOrangtua: Not Null PekerjaanOrangtua: Null GajiPokokOrangtua: Not Null TeleponOrangtua: Null

HandphoneOrangtua: Not Null NIM

Nama Orangtua Alamat Orangtua Pekerjaan Orangtua Gaji Pokok Orangtua Telepon Orangtua Handphone Orangtua

KodeBeasiswa: Not Null NamaBeasiswa: Not Null Kode Beasiswa

(14)

56

5. Kelas Entitas Organisasi ke dalam tabel ORGANISASI

Di bagian atas dalam tabel (sebelah kiri, yang merepresentasikan kelas entitas organisasi), yaitu Kode Organisasi merupakan calon dari identifer atau

primary key (ditandai dengan gambar sebuah kunci) dari tabel ORGANISASI. Not

null pada tabel ORGANISASI memiliki arti bahwa kolom yang diberi identitas not

null tidak boleh tidak, harus diisi.

Kelas Entitas Organisasi Tabel ORGANISASI Transformasi

6. Kelas Entitas Matakuliah ke dalam tabel MATAKULIAH

Di bagian atas dalam tabel (sebelah kiri, yang merepresentasikan kelas entitas matakuliah), yaitu Kode Matakuliah merupakan calon dari identifer atau primary key (ditandai dengan gambar sebuah kunci) dari tabel MATAKULIAH. Not null pada tabel MATAKULIAH memiliki arti bahwa kolom yang diberi

identitas not null tidak boleh tidak, harus diisi.

Kelas Entitas Matakuliah Tabel MATAKULIAH Transformasi

7. Kelas Entitas Prodi ke dalam tabel PRODI

Di bagian atas dalam tabel (sebelah kiri, yang merepresentasikan kelas entitas Prodi), yaitu Kode Prodi merupakan calon dari identifer atau primary key (ditandai dengan gambar sebuah kunci) dari tabel PRODI. Not null pada tabel PRODI memiliki arti bahwa kolom yang diberi identitas not null tidak boleh tidak, harus diisi.

Kelas Entitas Prodi Tabel PRODI Transformasi

KodeOrganisasi: Not Null NamaOrganisasi: Not Null Kode Organisasi

Nama Organisasi

KodeMatakuliah: Not Null NamaMatakuliah: Not Null SKS: Not Null

Kode Matakuliah Nama Matakuliah SKS

KodeProdi: Not Null NamaProdi: Not Null Kode Prodi

(15)

8. Kelas Entitas Dosen ke dalam tabel DOSEN

Di bagian atas dalam tabel (sebelah kiri, yang merepresentasikan kelas entitas dosen), yaitu Kode Dosen dan NIP merupakan calon dari identifer atau primary key (ditandai dengan gambar sebuah kunci) dari tabel DOSEN. Not null pada tabel DOSEN memiliki arti bahwa kolom yang diberi identitas not null tidak boleh tidak, harus diisi. Kelas Entitas Dosen Tabel DOSEN

Transformasi

9. Kelas Entitas BeasiswaMahasiswa ke dalam tabel BEASISWAMAHASISWA

Di bagian atas dalam tabel (sebelah kiri, yang merepresentasikan kelas entitas beasiswa mahasiswa), yaitu NIM, Kode Beasiswa, dan Tanggal Terima merupakan calon dari identifer atau primary key (ditandai dengan gambar sebuah kunci) dari tabel BEASISWAMAHASISWA. Null pada tabel BEASISWAMAHASISWA memiliki arti bahwa kolom yang diberi identitas null boleh tidak diisi, sedangkan kolom dengan identitas not null tidak boleh tidak, harus diisi.

Kelas Entitas Beasiswa Mahasiswa Tabel BEASISWAMAHASISWA

Transformasi

10. Entitas Organisasi Mahasiswa ke dalam tabel ORGANISASIMAHASISWA

Di bagian atas dalam tabel (sebelah kiri, yang merepresentasikan kelas entitas Organisasi Mahasiswa), yaitu NIM dan Kode Organisasi merupakan calon dari identifer atau primary key (ditandai dengan gambar sebuah kunci) dari tabel ORGANISASIMAHASISWA. Not null pada tabel ORGANISASIMAHASISWA

KodeDosen: Not Null NIP: Not Null

Gelar1: Not Null NamaDosen: Not Null Gelar2: Not Null Kode Dosen NIP Gelar1 Nama Dosen Gelar2 NIM Kode Beasiswa Tanggal Terima Tanggal Pelunasan Besar Beasiswa

NIM: Not Null

(16)

58

memiliki arti bahwa kolom yang diberi identitas not null tidak boleh tidak, harus diisi.

Kelas Entitas OrganisasiMahasiswa Tabel ORGANISASIMAHASISWA Transformasi

11. Kelas Entitas Mahasiswa Kontrak Kuliah ke dalam tabel MAHASISWAKONTRAKKULIAH

Di bagian atas dalam tabel (sebelah kiri, yang merepresentasikan kelas entitas mahasiswa kontrak kuliah), yaitu ID, NIM, Kode Matakuliah dan Semester merupakan calon dari identifer atau primary key (ditandai dengan gambar sebuah kunci) dari tabel MAHASISWAKONTRAKKULIAH. Not null pada tabel MAHASISWAKONTRAKKULIAH memiliki arti bahwa kolom yang diberi identitas not null tidak boleh tidak, harus diisi.

KelasEntitasMahasiswaKontrakKuliah TabelMAHASISWAKONTRAKKULIAH

Transformasi

12. Kelas Entitas Mahasiswa DPA ke dalam tabel MAHASISWADOSENPA Di bagian atas dalam tabel (sebelah kiri, yang merepresentasikan kelas entitas DPA), yaitu NIM merupakan calon dari identifer atau primary key (ditandai dengan gambar sebuah kunci) dari tabel DOSENPA. Not null pada tabel DOSENPA memiliki arti bahwa kolom yang diberi identitas not null tidak boleh tidak, harus diisi.

Kelas Entitas Mahasiswa DPA Tabel MAHASISWADOSENPA Transformasi

NIM: Not Null

KodeOrganisasi: Not Null TanggalGabung: Not Null NIM

Kode Organisasi Tanggal Gabung

ID: Not Null NIM: Not Null

KodeMatakulia: Not Null Semester: Not Null TahunAkademik: Not Null HurufMutu: Not Null TanggalLulus: Not Null ID NIM Kode Matakuliah Semester Tahun Akademik Huruf Mutu Tanggal Lulus

NIM: Not Null KodeDosen: Not Null NIM

(17)

Selanjuntnya, melakukan elaborasi dari sebuah contoh struktur data Sistem Informasi Bimbingan Studi, yaitu diagram yang digunakan untuk memperlihatkan tabel dan hubungannya. Berikut adalah penjelasan lebih rinci dari gambar 3.2 mengenai representasi dari garis dan cabang (fork).

(18)

60

1. Hubungan di antara tabel MAHASISWA dengan tabel MATAKULIAH Tabel MAHASISWAKONTRAKKULIAH menjadi relasi (tabel khusus) yang menghubungkan antara tabel MAHASISWA dengan tabel MATAKULIAH. Hubungan di antara tabel MAHASISWA dengan tabel

MAHASISWAKONTRAKKULIAH dan tabel

MAHASISWAKONTRAKKULIAH dengan tabel MATAKULIAH masing-masing pada atribut NIM dan KodeMatakuliah berarti bahwa sebuah baris pada tabel MAHASISWA dapat berkaitan dengan banyak baris di tabel MAHASISWAKONTRAKKULIAH (karena cabang berada di tabel MAHASISWAKONTRAKKULIAH) dan sebuah baris pada tabel MATAKULIAH dapat berkaitan dengan banyak baris di tabel MAHASISWAKONTRAKKULIAH. Dengan kata lain, seorang mahasiswa dapat mengkontrak lebih dari satu matakuliah dan sebuah matakuliah dapat di kontrak banyak mahasiswa.

(19)

lain, seorang mahasiswa dapat bergabung atau mengikuti lebih dari satu organisasi dan sebuah organisasi dapat diikuti banyak mahasiswa.

3. Hubungan di antara tabel MAHASISWA dengan tabel BEASISWA

Tabel BEASISWAMAHASISWA menjadi relasi (tabel khusus) yang menghubungkan antara tabel MAHASISWA dengan tabel BEASISWA. Hubungan di antara tabel MAHASISWA dengan tabel BEASISWAMAHASISWA dan tabel BEASISWAMAHASISWA dengan tabel BEASISWA masing-masing pada atribut NIM dan KodeBeasiswa berarti bahwa sebuah baris pada tabel MAHASISWA dapat berkaitan dengan banyak baris di tabel BEASISWAMAHASISWA (karena cabang berada di tabel BEASISWAMAHASISWA) dan sebuah baris pada tabel BEASISWA dapat berkaitan dengan banyak baris di tabel BEASISWAMAHASISWA. Dengan kata lain, seorang mahasiswa dapat memperoleh lebih dari satu beasiswa dan satu beasiswa dapat diperoleh banyak mahasiswa.

4. Hubungan di antara tabel MAHASISWA dengan tabel KONSULTASIMAHASISWA

(20)

62

5. Hubungan di antara tabel MAHASISWA dengan tabel ORANGTUA/WALI

Hubungan di antara tabel MAHASISWA dengan tabel ORANGTUA/WALI pada atribut NIM berarti bahwa sebuah baris di tabel MAHASISWA berikatan dengan tepat satu baris pada tabel ORANGTUA/WALI. Dengan kata lain, seorang mahasiswa memiliki tepat satu orangtua atau wali.

6. Hubungan di antara tabel MAHASISWA dengan tabel DOSEN

Tabel MAHASISWADOSENPA menjadi relasi (tabel khusus) yang menghubungkan antara tabel MAHASISWA dengan tabel DOSEN. Hubungan di antara tabel MAHASISWA dengan tabel MAHASISWADOSENPA dan tabel MAHASISWADOSENPA dengan tabel DOSEN masing-masing pada atribut NIM dan KodeDosen berarti bahwa sebuah baris pada tabel MAHASISWA dapat berkaitan dengan banyak baris di tabel MAHASISWADOSENPA (karena cabang berada di tabel MAHASISWADOSENPA) dan sebuah baris pada tabel DOSEN dapat berkaitan dengan banyak baris di tabel MAHASISWADOSENPA. Dengan kata lain, lebih dari satu orang (banyak) mahasiswa memiliki satu DPA dan satu DPA dapat memiliki lebih dari satu mahasiswa bimbingan.

7. Hubungan di antara tabel MAHASISWA dengan tabel PRODI

(21)

3.3. Fase Implementasi

Tabel dan hubungannya dibuat selama fase ini menggunakan access 2007. Langkah-langkah dalam membuat tabel dan hubungan yang ada di dalam Sistem Informasi Bimbingan Studi dapat dilihat di dalam daftar lampiran (Lampiran 3.4: Membuat Tabel dan Hubungannya) pada tugas akhir ini.

Selanjutnya setelah tabel dan hubungannya terbentuk, penulis menggunakan SQL yang dilandasi oleh kalkulus relasional, aljabar relasional, dan operator-operator relasional dalam memanipulasi data untuk memperoleh informasi dan membuat fitur-fitur. Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan aljabar relasional dan kalkulus relasional dalam fase implementasi, membuat query.

Contoh 3.1

SELECT DISTINCT MAHASISWAKONTRAKKULIAH.NIM, MAHASISWA.NamaMahasiswa, MAHASISWA.Angkatan, MAHASISWA.KodeProdi, PRODI.NamaProdi,

MAHASISWAKONTRAKKULIAH.KodeMatakuliah, MATAKULIAH.NamaMatakuliah, MATAKULIAH.SKS, MAHASISWAKONTRAKKULIAH.TahunAkademik, MAHASISWAKONTRAKKULIAH.Semester,

MAHASISWAKONTRAKKULIAH.HurufMutu,

IIf([HurufMutu]="A",4,IIf([HurufMutu]="B",3,IIf([HurufMutu]="C",2,IIf([Huruf Mutu]="D",1,0)))) AS NilaiMutu,

MAHASISWAKONTRAKKULIAH.TanggalLulus

FROM MATAKULIAH RIGHT JOIN ((PRODI RIGHT JOIN MAHASISWA ON PRODI.KodeProdi=MAHASISWA.KodeProdi) LEFT JOIN

MAHASISWAKONTRAKKULIAH ON

MAHASISWA.NIM=MAHASISWAKONTRAKKULIAH.NIM) ON

MATAKULIAH.KodeMatakuliah=MAHASISWAKONTRAKKULIAH.KodeMat akuliah

WHERE (MAHASISWAKONTRAKKULIAH.ID IN(SELECT

(22)

64

MAHASISWAKONTRAKKULIAH ON MAHASISWA.NIM =

MAHASISWAKONTRAKKULIAH.NIM) ON MATAKULIAH.KodeMatakuliah = MAHASISWAKONTRAKKULIAH.KodeMatakuliah) ON PRODI.KodeProdi = MAHASISWA.KodeProdi GROUP BY MATAKULIAH.KodeMatakuliah,

MAHASISWA.NIM));

Penggunaan kalkulus relasional, aljabar relasional, dan operator relasional di atas berfungsi untuk memanipulasi data dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang hasil studi mahasiswa. Kolom-kolom yang dimunculkan ialah NIM, nama mahasiswa, angkatan, kode prodi, nama prodi, kode matakuliah, nama matakuliah, SKS, tahun akademik, semester, huruf mutu, nilai mutu dan tanggal lulus. Informasi di atas diperoleh dengan menggabung (join) empat tabel, yaitu MAHASISWA, MATAKULIAH, MAHASISWAKONTRAKKULIAH dan PRODI.

kalkulus relasional, aljabar relasional, dan operator relasional tidak digunakan dalam membuat form, akan tetapi digunakan dalam pembuatan report. Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan aljabar relasional dan kalkulus relasional dalam fase implementasi, membuat report.

Contoh 3.2

SELECT MAHASISWADOSENPA.NIM, MAHASISWA.NamaMahasiswa, MAHASISWA.Angkatan, MAHASISWA.KodeProdi, PRODI.NamaProdi, MAHASISWADOSENPA.KodeDosen, DOSEN.Gelar1, DOSEN.NamaDosen, DOSEN.Gelar2, MAHASISWA.AsalSekolah, MAHASISWA.Kelas,

MAHASISWA.TempatLahir, MAHASISWA.TanggalLahir, MAHASISWA.Sex, MAHASISWA.Agama, MAHASISWA.AlamatEmail, MAHASISWA.Alamat, MAHASISWA.KodePos, MAHASISWA.Kota, MAHASISWA.Telepon, MAHASISWA.HandphoneMahasiswa, MAHASISWA.Attachments, MAHASISWA.MinatAkademik

(23)

MAHASISWADOSENPA.KodeDosen) ON MAHASISWA.NIM = MAHASISWADOSENPA.NIM) ON PRODI.KodeProdi =

MAHASISWA.KodeProdi

WHERE (((MAHASISWADOSENPA.KodeDosen)=[Masukan kode dosen])) ORDER BY MAHASISWADOSENPA.NIM,

MAHASISWADOSENPA.KodeDosen;

Penggunaan kalkulus relasional, aljabar relasional, dan operator relasional pada report di atas bertujuan untuk menampilkan informasi dan mencetak data dengan lengkap) semua mahasiswa bimbingan, seperti kode prodi, nama prodi, kode DPA, nama DPA, NIM, angkatan, kelas, minat akademik, asal sekolah, foto mahasiswa, nama mahasiswa, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, agama, email, alamat, kota, kode pos, telepon dan handphone.

(24)

74 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis fakta dan pembahasan yang telah dikemukakan dari awal hingga pada bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Teori himpunan dan logika matematika masing-masing digunakan dalam menentukan kelas entitas dan hubungan (relationship)nya, dalam membuat diagram entity-relationship (E-R) serta menentukan tabel yang layak dan hubungan di antara tabel-tabel tersebut.

2. Aljabar relasional, kalkulus relasional, dan operator-operator relasional masing-masing digunakan dalam memanipulasi tabel untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dan membuat fitur-fitur di dalam Sistem Informasi Bimbingan Studi.

(25)

5.2. Saran

1. Sistem Informasi Bimbingan Studi perlu dikembangkan lagi, terutama pada fitur-fiturnya. Karena memungkinkan terdapat permasalahan (atau kebutuhan) baru yang muncul dalam kegiatan bimbingan studi.

(26)

76

DAFTAR PUSTAKA

An-Nabhani, T. (2003). Hakekat Berpikir. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah.

Badriyah, T. (2005). Aljabar Relasional. [online]. Tersedia: http:www. Google.com/aljabar relasional/tessy badriyah.ppt (28 Maret 2010).

Carnap, R. (1958). Inttroduction To Symbolic Logic And Its Aplications. New York: Dover Publications Inc.

Fathansyah, K. (2007). Konsep dan Perancangan Database .Yogyakarta:Andi. Hariyanto, B. (2004). Sistem Manajemen Basisdata. Bandung: Informatika

Bandung.

K. Williams, K dan C. Sawyer, S. (2007). Using Information Technology (seventh ed.). Yogyakarta: Andi.

Kusrini. (2007). Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta: Andi.

Kusumah, Y.S. (1986). Logika Matematika Elementer. Bandung: Tarsito.

Lee. (2005). The Worlds of Database System, File System, and Database. Tersedia: http:www. Google.com/file system/ 27FCS157AL1.ppt (28 Februari 2011).

Linda, M. (2007). Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi.

M. Kroenke, D. (2005). Database Processing (nineth ed.). Jakarta: Erlangga. Muhammad, A.(1996). Pengantar Logika Matematika Elementer Univeritas.

Jakarta: Erlangga.

White, M dan Marklyn, B. (2003). Seluk Beluk Database (second ed.). Jakarta: Erlangga.

Gambar

Gambar 3.1. Diagram Extended E-R (entity-relationship).

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya pemahaman ini, maka diperoleh kesimpulan bahwa sistem pengen- dalian internal BRI Syariah sama saja dengan BRI Konvensional, yang membedakan disini hanyalah

$esuai dengan standard “American Society for Testing and Materials”,  pengukuran kadar air agregat halus dan kasar dalam keadaan $$ maupun keadaan asli

Kewaspadaan standar (standard precaution) merupakan tindakan perlindungan terhadap  pajanan pada petugas kesehatan dan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi.. tetapi,

Model pembelajaran Quantum Learning merupakan model pengajaran yang lebih efektif diterapkan di sekolah, karena dengan adanya penggunaan model ini, siswa yang

Model terbaik jaringan Artificial Neural Network backpropagation dalam memprediksi volume penyaluran air Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Dharma Kota Malang yaitu model ANN

Oleh karena itu petani harus jeli dalam sistem mengelola usahatani cabai merah, karena sistem pengelolaan sangat mempengaruhi hasil produksi dan pendapatan petani.Penelitian

Fase Requirements Planning, pada fase ini yang dilakukan Peneliti dalam melakukan penelitian adalah mengidentifikasi latar belakang masalah, membuat rumusan

10.1 The purchaser shall open the quotation received before the deadline indicated in the request for Quotation at the same time in the date specified in the