• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODELPEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME:PTK Di Kelas V SDN Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODELPEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME:PTK Di Kelas V SDN Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP

SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

(PTK Di Kelas V SDN Sobang 2 Kecamatan Sobang

Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Windy Widyaningsih

0903787

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

(2)

Windy Widyaningsih, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP

SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

(PTK Di Kelas V SDN Sobang 2 Kecamatan Sobang

Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Windy Widyaningsih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Windy Widyaningsih2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Windy Widyaningsih, 2013

ABSTRAK

Windy Widyaningsih, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep

Sumber Daya Alam Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Konstruktivisme (PTK di Kelas V SD Negeri Sobang 2 Kecamatan Sobang

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

PERNYATAAN ………..……… ii

ABSTRAK ……….……… iii

KATA PENGANTAR………..……… iv

UCAPAN TERIMA KASIH..………... v

DAFTAR ISI ………..……….. vii

DAFTAR TABEL ……… ix

DAFTAR GAMBAR ………... x

DAFTAR DIAGRAM..………... xi

DAFTAR LAMPIRAN ……….. .. xii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ...………... 1

B. Rumusan Masalah ……..……….………. 4

C. Tujuan penelitian ………... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian….……….. 5

E. Definisi Oprasional………..……… 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU DAN HIPOTESIS TINDAKAN…..………...………. 7

A.Kajian Teori ……….……….. 7

(6)

ii

Windy Widyaningsih, 2013

BAB III METEODE PENELITIAN……..………. 20

A. Metode Penelitian………..……….. 20

B. Prosedur Penelitian .……….. 21

C.Subjek dan Lokasi Penelitian ……… 25

D.Teknik Pengumpulan Data ……….……… 25

E. Pengolahan Data dan Analisis Data ………. 29

F. Tehnik Validitas dan Reliabilitas Penelitian ……….. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 33

A. Hasil Penelitian………... 33

B. Pembahasan ………...………. 47

C. Jawaban Hipotesis Tindakan……..……… 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….…….……….. 54

A. Simpulan ..……...……… 54

B. Saran……..……..………. 56 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

4.1 Penilian Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus …..………... 35 4.2 Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I .……… 37 4.3 Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Siklus I……….. 39 4.4 Penilaian Observasi Aktivita Siswa pada Siklus II …...………..…….... 42 4.5 Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Siklus II……….………….……… 43 4.7 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan II…. 45 4.9 Rekapitulasi Penilian Hasil Belajar Siswa pada Prasiklus, Siklus I

(8)

iv

Windy Widyaningsih, 2013

DAFTAR GAMBAR

(9)

DAFTAR DIAGRAM

4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

dan Siklus II ……….. 46 4.2 Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Prasiklus, Siklus I

(10)

vi

Windy Widyaningsih, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Serang

2. Surat Permohonan Ijin Mengadakan Penelitian UPI Kampus Serang 3. Surat Pernyataan Ijin Penelitian Dari Kepala Sekolah SDN Sobang 2 4. Kisi-kisi Soal

5. Soal Tes Prasiklus

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 7. Lembar Kerja Siswa Siklus I

8. Soal Tes Siklus I

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 10.Lembar Kerja Siswa Siklus II

11.Soal Tes Siklus II

12.Lembar Pedoman Wawancara Guru Mengenai Proses Pembelajaran di SD Negeri Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013

13.Lembar Transkip Wawancara Guru Mengenai Proses Pembelajaran di SD Negeri Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013

(11)
(12)

1

Windy Widyaningsih, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran yang terjadi ditingkat sekolah merupakan implementasi dari dokumen kurikulum yang tertulis dalam kurikulum yang berlaku disetiap tingkatan sekolah. Semua bahan ajar yang tersaji pada setiap mata pelajaran tersebut akan mencapai tujuan pembelajaran dengan baik apabila guru mampu memilih dan menentukan model pembelajaran yang tepat. Pemilihan model pembelajaran yang tepat juga dapat meningkatkan berbagai potensi sebagaimana diharapkan ( Yulianti,2008).

(13)

2

lebih jelasnya diharapkan dapat menjadikan generasi baru bangsa Indonesia yang melek sains dan teknologi.

Oleh sebab itu, dengan adanya program pengajaran sains di sekolah dasar, paling tidak menjadikan anak-anak sekolah dasar dapat memecahkan masalah dengan mudah, efektif dan efisien, menggunakan keterampilan secara sistematik dan mudah dalam proses pemecahan masalah-masalah yang ada, mengembangkan sikap ilmiah yang positif, meningkatkan kemampuan pemahaman tentang prinsip-prinsip sains.

Pendidikan serta pembelajaran sains memang benar-benar mempunyai peranan penting. Sebab selain manfaat seperti yang disebutkan diatas, pendidikan serta pembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Sains sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan kemanusiaan dan teknologi (Effendy dan Malihah, 2007 : 120).

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, guru harus memilih dan menggunakan metode atau pendekatan yang efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran sains. Selain itu, keterampilan guru dalam mengembangkan proses pembelajaran mempunyai peranan penting didalam menentukan keberhasilan pencapaian tersebut.

(14)

3

Windy Widyaningsih, 2013

beberapa faktor dalam pembelajaran IPA yaitu, metode yang digunakan kurang bervariasi, kurang memperhatikan konsepsi awal, tidak menggunkan lingkungan sebagai sumber belajar, dan kurang memaksimalkan penggunaan alat peraga. Guru seringkali menggunakan metode ceramah. Hal tersebut, menyebabkan hasil belajar siswa kurang dari niali KKM. Nilai KKM di sekolah dasar sobang yaitu 6,00. Tetapi pada kenyataannya siswa di SDN Sobang 2 nilai ulangan harian siswa mendapatkan nilai yang masih rendah yaitu nilai rata-rata mencapai 4,9.

Selain melakukan observasi awal, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas V mengenai pembelajaran IPA di SD Negeri Sobang 2 kecamatan sobang kabupaten pandeglang dengan konsep sumber daya alam. Guru tersebut menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran IPA biasanya kendala yang ditemukan anak itu kurang begitu memahami, atau tidak bersemangat karena pelajaran IPA itu dianggap sulit.

Dari data di atas menunjukan kemampuan siswa dalam memahami konsep sumber daya alam yang bertujuan mengetahui, menganalisis, mendeskripsikan dan meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam mengalami kesulitan, hal ini disebakan guru dominan menggunakan metode ceramah pada proses pembelajaran.

(15)

4

karena model ini berpusat pada aktivitas siswa serta cara berpikir anak. Siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuan yang dimiliki.

Terkadang seorang pendidik lupa bahwa seorang anak mempunyai pengalaman hidup dalam dirinya sebagai konsepsi awal siswa. Apabila kita ungkap konsep awal mereka maka dengan mudah siswa tersebut dapat menerima pengetahuan/materi baru karena siswa tersebut secara tidak langsung membangun pengetahuannya sendiri.

Untuk mengatasi hal tersebut penulis memberikan suatu cara atau teknik dengan menggunakan model pembelajaran kontruktivisme dalam pembelajaran IPA tentang konsep sumber daya alam. Diharapkan dapat menjadi alternatif model yang tepat dalam peningkatan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam di kelas V (lima) sekolah dasar negeri sobang 2 kecamatan sobang kabupaten pandeglang tahun ajaran 2012/2013.

(16)

5

Windy Widyaningsih, 2013

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini akan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian seperti yang tertera di bawah ini:

1. Apakah model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada konsep sumber daya alam di SDN Sobang 2, tahun ajaran 2012/2013 ?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme di SDN Sobang 2, tahun ajaran 2012/2013 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini untuk mengetahui, menganalisi, dan mendeskripsikan :

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajran konstruktivisme di kelas V SDN Sobang 2 tahun ajaran 2012/2013 .

(17)

6

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dengan konsep sumber daya alam.

1. Bagi Guru

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru kelas dalam upaya membantu siswa terhadap mata pelajaran IPA terutama pada konsep sumber daya alam.

b. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan efektivitas mengembangkan kemampuan professional untuk mengadakan perubahan, perbaikan dalam pembelajaran IPA (sains) melalui model pembelajaran kontruktivisme.

2. Bagi Siswa

a. Meningkatkan pengetahuan dan penguasaan materi pada konsep sumber daya alam.

b. Memberikan pengalaman baru dalam memahami konsep yang diawali dengan terjadinya konflik kognitif.

3. Bagi Peneliti

a. Dapat memberikan sumbangan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas.

(18)

7

Windy Widyaningsih, 2013

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran kontruktivisme (PTK di kelas V sekolah dasar negeri sobang 2 kecamatan sobang kabupaten pandeglang tahun ajaran 2012/2013)”. Secara operasional judul tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif. 2. Menurut Azmitawati (2008: 30), Sumber daya alam adalah sumber daya yang terbentuk oleh kekuatan alamiah. Dampak pengambilan sumber daya alam Pengambilan sumber daya alam tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan akan berdampak buruk bagi makhluk hidup.

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Tindakan Kelas

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun alasan penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman guru tentang proses kegiatan belajar mengajar serta dapat mengatasi masalah yang dihadapi.

Menurut Arikunto (2009 : 2), Istilah dalam bahasa Inggris PTK diartikan dengan Classroom Action Research. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Singkatnya, penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan dikelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada.

(20)

21

Windy Widyaningsih, 2013

Dalam peneltian ini peneliti menggunakan model penelitian tinadakan kelas menurut Kemmis dan Teggart sebagai berikut:

Gambar 3.1

Model Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis Dan Mc. Taggart 1981) dalam

Arikunto, 2012 :16)

B. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

(21)

22

pada tahap prasiklus, selanjutnya untuk dapat memecahkan permasalahan sekaligus untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA tentang konsep sumber daya alam. Peneliti mengambil tindakan perbaikan berdasarkan PTK model Kemmis dan Mc Taggart yang peneliti rancang kedalam siklus-siklus tindakan perbaikan di bawah ini.

1. Prasiklus

a. Observasi

Pada tahap ini penulis melakukan serangkaian pengamatan terhadap siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sobang 2 dalam pembelajaran sains konsep sumber daya alam. Kegiatan ini dimaksud untuk mengamati kegiatan pembelajaran Sains (IPA) yang asli atau beradasarkan kondisi nyata.

b. Refleksi

(22)

23

Windy Widyaningsih, 2013

2. Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan ini dilakukan untuk merencanakan tindakan yang didasarkan pada masalah-masalah yang ditemui berdasarkan refleksi dari prasiklus.

b. Pelaksanaan

Kegiatan ini dilakukan dalam proses belajar dan sesuai dengan apa yang direncanakan berdasarkan hasil refleksi pada prasiklus dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme.

c. Observasi

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data dan mencatat setiap aktivitas siswa pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer bertugas mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar pedoman observasi aktivitas belajar siswa.

d. Refleksi

(23)

24

selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Dari hasil refleksi pada siklus I, dilakukan refisi untuk perbaikan dan dijadikan perencanaan pada siklus II.

b. Pelaksanaan

Kegiatan ini dimaksdukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA berdasarkan refleksi pada siklus I.

c. Observasi

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme.

d. Refleksi

(24)

25

Windy Widyaningsih, 2013

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013, yang berjumlah 22 orang siswa, terdiri dari 13 putri, dan 9 putra.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sobang 2, Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang. Karena lokasinya strategis dan dekat dengan tempat tinggal peneliti. Selain itu juga peneliti memilih SD tersebut karena selama penelitian kuliah, peneliti sering memilih SD tersebut untuk tempat observasi apabila ada tugas kuliah, sehingga kepala sekolah, staf guru dan beberapa siswa sudah mengenal peneliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kelas ini teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengupulkan data adalah : wawancara, observasi dan tes tertulis. Untuk lebih jelasnya maka penelitian akan menjelaskan masing-masing instrument tersebut yaitu:

1. Wawancara

(25)

26

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Yang di wawancarai disini adalah Guru kelas V Sekolah Dasar Negeri Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013. Dan wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon. (Sugiyono, 2011 : 188) (Lembar Pedoman Wawancara Terlampir)

2. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap objek dalam proses pembelajaran. Melalui kegiatan observasi dapat diketahui hal-hal yang harus diperbaiki, atau ditingkatkan pada pembelajaran selanjutnya.

Menurut Sudjana (2011:84) “Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau pun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

(26)

27

Windy Widyaningsih, 2013

proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat. Observasi yang digunakan penelitian terutama difokuskan pada kegiatan belajar siswa dalam pembelajaran sains dalam kegiatan pembelajaran proses sumber daya alam melalui model pembelajaran konstruktivisme. Guru dan pengamat akan mempelajari bersama hasil observasi, menyepakati hasil pengamatan yang berbentuk kekurangan atau keberhasilan untuk dijadikan catatan lapangan, dan mendiskusikan langkah-langkah berikutnya. (Lembar Pedoman Observasi Terlampir) Pengolahan data observasi

Pengolahan data observasi sangat bergantung pada pedoman observasinya, terutama dalam mencatat hasil observasi. Observasi yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan-pernyataan sebagaimana adanya tampak dari perilaku yang diobservasi, diolah dengan melakukan analisis dan interepretasi seluruh hasil pengamatan tersebut dengan menggunakan analisis kualitatif. Adapan ketentuan penghitungan nilai menurut Ditjen Pendidikan Depdikbud (Rakhmat dan Solehuddin 2006) sebagai berikut:

Nilai = � � �� �

� � � x 10

Rerata = � � ��

� ℎ � ��

Skala nilai yang digunakan 0-10 dengan rincian sebagai berikut : Keterangan nilai akhir :

9,0 – 10,0 = Sangat Baik 8,0 – 9,0 = Baik

(27)

28

Dibawah 5,5 = Sangat Kurang 3. Tes

Menurut (Sudjana, 2011 :35), “ Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).”

Dalam penelitian ini digunakan tes akhir pada setiap siklus untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan guru, tes ini dilakukan pada setiap akhir siklus. Bentuk tes yang digunakan oleh peneliti, yaitu: pilihan ganda dengan jumlah 10 soal.

(28)

29

Windy Widyaningsih, 2013

D. Pengolahan Data dan Analisis Data

Setelah data diperoleh hasil pengumpulan data maka data perlu segera diolah. Data di tafsir dari evaluasi pada setiap siklus. Secara garis besar pengolahan data mencakup beberapa tahap antara lain: Data dalam penelitian ini meliputi:

1. Tahap Persiapan

a. Mengecek kelengkapan seluruh data, dengan memeriksa isi dokumen. b. Mengecek macam isian data.

2. Tahap Pentabulasi

Dalam tahap ini peneliti mengklasifikasikan data melalui tabulasi data. Kegiatan tabulasi data meliputi:

a. Penelitian skor pada hasil observasi.

b. Menjumlahkan daftar nilai untuk dibuat prosentase.

c. Pemberian skor terhadap soal-soal tes dan menjumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa, skor setiap siswa dikumpulkan untuk dibuat rata-rata pada setiap siklus.

3. Mengambil Keputusan

(29)

30

E. Teknik Validitas dan Reliabilitas Penelitian

Validitas data penelitian ini untuk mendapatkan data yang valid, reliabel dan objektif, maka penelitan ini menggunakan teknik pengumpulan data yang valid dan reliabel (Sugiyono, 2011: 365).

Dalam penelitian kualitatif data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dengan kata lain, validitas akan dinilai dengan keadaan yang terlihat secara baik dan pengamatan secara tepat data yang dikumpulkan. Reliabilitas lebih menekankan pada metode yang digunakan peneliti dapat digunakan kembali secara konsisten. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih dipengaruhi objek yang akan diteliti, dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu peneliti harus mampu mengendalikan obyek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan dan menggunakan instrumen untuk mengukur variabel yang diteliti. Dalam pengujian keabsahan data, yang digunakan peneliti antara lain:

1. Perpanjangan Pengamatan

(30)

31

Windy Widyaningsih, 2013

data yang diperoleh tersebut setelah di cek kembali ke lapangan benar, berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan diakhiri. Tetapi jika data dicek kelapangan belum kredibel maka diadakan perpanjangan pengamatan.

2. Peningkatan ketekunan

Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang ditemukan tersebut salah atau tidak. Demikian pula dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis mengenai apa yang di amati.

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi tekhnik pengumpulan data. Pada triangulasi teknik pengumpulan data ini terdiri dari wawancara, observasi dan tes. Triangulasi teknik dalam penelitian ini digunakan sebagai berikut:

Wawancara Observasi

Tes

(31)

32

Pada triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi kemudian di cek kembali dengan tes.

4. Menggunakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang di peroleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data di peroleh sesuai dengan apa yang di berikan oleh pemberi data. Apabila data yang di temukan di sepakati oleh pemberi data berarti data tersebut valid. Sehingga semakin kredibel/dapat di percaya. 5. Analisis Kasus Negatif

(32)

54

Windy Widyaningsih, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUMBER DAYA ALAM DENGAN

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme (PTK Di Kelas V SDN Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013), maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

(33)

55

2. Hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada tahap prasiklus ini dapat diketahui dari hasil belajar siswa sebelum tindakan, siswa memperoleh rerata 51,81 artinya siswa belum sepenuhnya memahami konsep sumber daya alam. Kemudian peneliti melakukan siklus I. Pada tahap ini dilakukan tindakan pembelajaran yang memunculkan konsepsi awal siswa dan guru sudah menggunakan model pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dan pada tahap siklus I, siswa mendapatkan hasil rerata 74,54. Peneliti melakukan siklus selanjutnya, yaitu siklus II untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan yang cukup segnifikan karena siswa sudah mulai memahami sehingga memperoleh nilai rerata 86,36. Hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam mengalami peningkatan yang cukup baik.

(34)

56

Windy Widyaningsih, 2013

B. Rekomendasi

Ada beberapa rekomendasi yang perlu disampaikan dalam penelitian ini berkaitan dengan meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Rekomendasi ini disampaikan kepada:

1. Guru

Kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hendaknya terus ditingkatkan untuk mengatasi kesulitan belajar. Perlu dicoba memperbaiki model pembelajaran. Keterbatasan rekomendasi dan prarekomendasi di sekolah hendaknya jangan dijadikan alasan untuk tidak mencoba model pembelajaran yang baru. Pembelajaran dengan menggunakan model Konstrutivisme dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Dan untuk meningkatkan kinerja guru yang merupakan jabatan profesional, sebaiknya guru terus berusaha untuk memperlajari model-model pembelajaran. Khususnya model pembelajaran konstruktivisme, karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa di sekolah dasar secara efektif dan efesien. 2. Kepala Sekolah

(35)

57

kepada guru yang berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan diajarkan.

3. Pengawas

Pengawas dinas kecamatan hendaknya turut memberikan dukungan dan penghargaan terhadap prestasi guru. Dan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru sebaiknya pengembangan model pembelajaran konstruktivisme dan mensosialisasikan model pembelajaran konstruktivisme ini agar guru yang lain dapat memahami dan mempraktekkan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran IPA disekolahnya.

4. Peneliti Selanjutnya

(36)

Windy Widyaningsih, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Arisetyawan, A. (2010). Penggunaan Model Konstruktivis Dalam Upaya

Meningkatkan Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Dasar: UPI Kampus Serang.

Azmiyawati C, dkk. (2008). IPA Untuk SD Kelas V. Jakarta: CV Arya Duta. Barlia, L. (2010). Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Disekolah

Dasar. Subang: Royyan Press.

Basrowi Dan Suwandi. (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

Effendi, R Dan Malihah, E. (2007). Pendidikan Sosial Budaya Dan Teknologi. Bandung: CV Maulana Media Grafika.

Hadiat, dkk. (2003). Alam Sekitar Kita Untuk SD Kelas V. Jakarta: Balai Pustaka. Handayani, Y. (2010). Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Struktur Tumbuhan Pada SD Kelas IV. Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak Diterbitkan.

Karli, H Dan Yuliartiningsih, S. (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: CV. Bina Media Informasi.

Kenneth, T. (1993). The Partice of Constructivisim In Science Education. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Assocation.

Peristiwati. (2005). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: UPI Press. PT. Remaja Rosdakarya.

Rahmat, C dan Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(37)

Suyono Dan Hariyanto. (2011). Belajar Dan Pembelajaran. Surabaya: PT. Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis Dan Mc. Taggart 1981) dalam
Gambar 3.1 Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa p-value sebesar 0,52 yang berarti tidak terdapat perbedaanlama in- volusio uteri pada ibu nifas yang mengguna- kan IUD post placenta

Tri Prartono, Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, Bogor Agricultural University, Dramaga, Bogor 16680, Indonesia,

Pada ruang dalam, bagian dinding dan langit-langit umumnya dilapisi ukiran (stucco) yang obyeknya seputar flora, sosok dan perilaku dari fauna dan manusia,

Pengaruh Tipe Kepribadian Konvensional Dan Enterprising Terhadap Minat Kerja Karyawan Bank Rakyat Indonesia (Bri) Cabang Majalaya.. Universitas Pendidikan Indonesia

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul

Setelah proses sintesa bahan dilakukan karakterisasi menggunakan X-ray Diffractometer (XRD) dan Brunauer, Emmet, Teller (BET).. Hasil identifikasi menggunakan XRD menunjukkan

Dengan adanya macam-macam salon, justru mendorong persaingan antar salon agar memberikan suatu ketertarikan bagi masyarakat untuk memilih salon yang tepat bagi mereka. Dimana

MODEL PEMBINAAN AKHLAK MULIA DALAM MENINGKATKAN DAN MENJAGA DISIPLIN KEBERSIHAN DI PONDOK PESANTREN AL-BASYARIYAH BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |