• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN CD INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN CD INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

viii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pernyataan... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Abstrak ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi... viii

Daftar Lampiran ... xi

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Permasalahan ... 12

C. Pertanyaan Penelitian ... 12

D. Tujuan Penelitian ... 13

E. Manfaat Penelitian ... 13

F. Definisi Operasional... 14

BAB II MEDIA PEMBELAJARAN CD INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA A. Hakikat Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran ... 17

2. Kedudukan Media dalam Pembelajaran... 21

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 28

4. Ciri-ciri Media Pembelajaran ... 30

5. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 33

a. Fungsi Media Pembelajaran ... 33

(2)

6. Prosedur Pemilihan Media ... 40

7. Komputer sebagai Media Pembelajaran CD Interaktif ... 52

a. Pengertian Komputer ... 52

b. Kelebihan dan Kekurangan Komputer dalam Pembelajaran ... 55

c. Media Pembelajaran CD Interaktif Berbasis Komputer ... 61

d. Media Pembelajaran Interaktif Model Tutorial... 73

e. Landasan Pembelajaran Berbasis Komputer ... 75

B. Hakikat Matematika 1. Pengertian Matematika... 79

2. Karakteristik Matematika di Sekolah Dasar ... 80

3. Tujuan Pembelajaran Matematika... 84

4. Pemahaman Konsep Matematika ... 86

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 90

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 93

B. Desain Penelitian ... 94

C. Variabel dan Hipotesis Penelitian ... 97

D. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 99

E. Instrumen Penelitian... 100

1. Bentuk Instrumen ... 100

2. Uji Coba Instrumen tes ... 101

F. Teknik Pengumpulan Data ... 106

G. Teknik Pengolahan Data ... 109

H. Prosedur Penelitian... 110

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ... 115

1. Studi Pendahuluan ... 115

(3)

B. Pembahasan ... 150 1. Peningkatan Aspek-Aspek Pemahaman Konsep ... 150 2. Efektivitas Media Pembelajaran CD Interaktif Berbasis Komputer

dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika ... 157 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Penggunaan Media Pembelajaran CD

Interaktif Berbasis Komputer ... 162 a. Faktor Pendukung ... 162 b. Faktor Penghambat ... 168

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ... 171 B. Rekomendasi ... 173 Daftar Pustaka ... 175 Lampiran-Lampiran

Surat Permohonan mengadakan Studi lapangan/Observasi Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua masalah pokok, yakni 1) bagaimana mengadaptasikan dengan benar kurikulum dan metode pendidikan dengan kebutuhan siswa dalam belajar yang realitasnya berbeda-beda; dan 2) bagaimana memperbaharui, memperkuat dan meningkatkan efektivitas guru dalam mengajar.

Kedua hal tersebut ujungnya bermuara pada mutu atau kualitas pendidikan yang dihasilkan. Karena memang mutu atau kualitas pendidikan inilah yang menjadi bagian utama dari seluruh rangkaian proses pembelajaran.

Dalam konteks pertama tantangan pendidikan dalam pembenahan kurikulum, ini erat kaitannya dengan peran kurikulum dalam mengatur strategi dan penyempurnaan sistem pendidikan, kurikulum memiliki keterkaitan secara konseptual dengan pendidikan, karena memang kurikulum merupakan rencana konkret penerapan teori pendidikan, di mana pikiran-pikiran tentang teori pendidikan terangkum dalam kurikulum.

(5)

pendidikan sangat penting dalam memperbaiki kondisi manusia; dan pembelajaran berkualitas turut membantu menyelesaikan persoalan pendidikan tersebut.

Banyak faktor yang harus dipenuhi agar penyelenggaraan pendidikan berjalan dengan baik dan berpengaruh secara signifikan terhadap mutu. Asumsi bahwa mutu pendidikan dapat ditentukan oleh baik tidaknya faktor-faktor yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan; dan salah satu di antaranya adalah faktor proses pembelajaran yang di dalamnya melibatkan dua unsur utama yang saling berinteraksi, yakni guru dan peserta didik.

(6)

merupakan proses pembelajaran. Tugas guru adalah menciptakan situasi siswa belajar.

Tujuan utama penyelenggaraan proses belajar mengajar adalah pencapaian tujuan pembelajaran. Guru memegang peranan penting untuk pencapaian tujuan tersebut, termasuk di dalamnya dengan segala macam metode yang dikembangkannya. Maka yang berperan sebagai pengajar berfungsi sebagai pemimpin belajar dengan ilmu manajemennya, sedangkan siswa berperan sebagai pelajar atau individu yang belajar. Usaha guru dalam mengatur dan memanej kelas serta menggunakan berbagai variabel pengajaran merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan. Karena itu pemilihan metode dan strategi pembelajaran yang berlandaskan upaya memberikan bimbingan kepada siswa. Dari sini terefleksi bahwa belajar tidak semata-mata berorientasi kepada hasil, melainkan juga berorientasi kepada proses. Dengan proses yang berkualitas akan memperoleh hasil yang berkualitas pula.

(7)

lingkungan yang diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimilikinya.

Pembelajaran sendiri merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi pembelajaran melibatkan tiga komponen yaitu (1) komponen pengirim pesan (guru), (2) komponen penerima pesan, dan (3) komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Dalam proses pembelajaran ini sering terjadi kegagalan, ini bisa terjadi dikarenakan materi pelajaran atau pesan yang disampaikan pengirim pesan (guru) tidak optimal, artinya seluruh materi pelajaran tidak dapat dipahami dengan baik oleh siswa, terkadang pula siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Diduga kuat, rendahnya hasil belajar siswa juga terkait erat dengan persoalan penyampaian komunikasi pembelajaran yang kurang baik, memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tidak tepat, penggunaan metode pembelajaran yang monoton, ataupun dalam penggunaan media pembelajaran yang sering diabaikan.

(8)

badan, ucapan dan bentuk tertulis. Hal ini dilakukan sebagai respon positif terhadap tindakan yang dilakukan oleh siswa.

Dalam mengelola aktivitas pembelajaran, guru harus bisa mengembangkan

materi, media, metode, sumber, dan berbagai faktor pendukung. Guru harus

melakukan aktivitas strategis, yang meliputi: memberi penjelasan, ide,

mendemonstrasikan, mendefinisikan, membandingkan, memotivasi,

membimbing, mendisiplinkan, bertanya dan memberikan penguatan.

Dalam penggunaan metode pembelajaran, berdasarkan pengamatan penulis di lapangan masih banyak guru yang belum menguasai berbagai metode pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi monoton dan membosankan. Dalam pembelajaran matematika saja, guru hanya menggunakan satu buku untuk dibahas bersama-sama peserta didiknya. Jarang sekali guru menggunakan metode-metode lain yang telah banyak dilakukan melalui berbagai penelitian para ahli.

Proses pembelajaran seperti itu dalam pengamatan penulis, masih belum terorganisasi secara optimal. Guru masih sebatas membuka buku yang tersedia kemudian membahas bersama-sama dengan siswa dan ketika pembelajaran hampir selesai memberikan tugas yang ada pada buku tersebut.

(9)

membeli komputer. Masalahnya, sampai saat ini masih ada guru yang belum memahami dan menguasai untuk menggunakan media dalam mengajar. Berdasarkan pengalaman dan diskusi dalam berbagai kesempatan dengan para guru, sekurang-kurangnya ada enam penyebab guru tidak menggunakan media. Keenam alasan tersebut adalah: (1) menggunakan media itu tidak bersifat praktis, (2) kurang kemampuan meyediakan media yang lebih baik, (3) belum menguasai teknik penggunaan media itu sendiri, (4) media itu hiburan sedangkan belajar itu serius, (5) tidak tersedia media di sekolah, (6) kebiasaan menikmati bicara.

Belajar juga tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya, dan berada di balik realitas. Karena itu media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Ketidak jelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi siswa. Meski media cukup penting dalam pembelajaran, tetap tidak bisa menggeser peran guru, karena media hanya berupa alat bantu yang memfasilitasi guru dalam pengajaran.

(10)

melatihnya terlebih dahulu sebagai persiapan mengajar di depan anak-anak sebelum memperkenalkan media-media yang dapat digunakan, tujuannya untuk mempersiapkan konsep yang jelas, dapat dimengerti dan dipahami secara mudah oleh anak-anak awal sekolah dan tentunya keberhasilan penggunaan media sangat tergantung dari kemampuan guru dalam mengolah media-media tersebut secara baik dan tepat.

Mengingat bahwa mutu pendidikan sangat ditentukan oleh mutu kegiatan pembelajaran di dalam kelas, perlu ada upaya-upaya untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Di antara langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan media komputer dalam kegiatan pembelajaran dan mendorong guru untuk selalu melakukan refleksi diri agar dapat melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada kegiatan pembelajarannya dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan yang dialami di dalam kelas. Bahkan salah satu kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagogik, mensyaratkan kemampuan guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

(11)

Dari berbagai hasil penelitian secara khusus dengan penggunaan media pembelajaran komputer di ruang kelas dalam memotivasi belajar siswa, menunjukkan kontribusi peningkatan motivasi belajar. Mevarech (1988) menunjukkan bahwa pemanfaatan CAL untuk studi matematika berkontribusi dalam peningkatan motivasi belajar intrinsik (Exploring a New Partnership: Children, Teachers and Technology, 1994:2). Fey (1989) juga memberikan

gambaran dan analisis kemajuan dalam menerapkan teknologi elektronik pada penciptaan lingkungan baru untuk belajar matematika. Temuan menunjukkan bahwa salah satu tugas yang paling penting dalam pendidikan matematika adalah revisi kurikulum dan pengajaran untuk memanfaatkan teknologi.

Penelitian yang dilakukan di Indonesia juga tidak kalah menggembirakan tentang kemajuan siswa dari penggunaan media pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh Yendra Eka Putra (2008) dalam tesisnya berjudul Efektivitas Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MTs Negeri Pematangsiantar bahwa penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis komputer lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dari pada penggunaan media pembelajaran biasa (konvensional).

(12)

dalam proses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

Pembelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa. Saat ini masih banyak siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran matematika sulit dipahami, bersifat abstrak, menjemukan dan membosankan, sehingga tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam memahaminya.

Pada dasarnya belajar matematika merupakan belajar konsep. Konsep-konsep pada matematika menjadi kesatuan yang bulat dan berkesinambungan. Untuk itu dalam proses pembelajaran guru harus dapat menyampaikan konsep tersebut kepada siswa dan bagaimana siswa dapat memahaminya. Pengajaran pada matematika dilakukan dengan memperhatikan urutan konsep dimulai dari yang paling sederhana sampai ke tingkat yang paling sukar.

(13)

Kemampuan memahami konsep matematika merupakan salah satu ide dari beberapa ide yang diterima di komunitas pendidikan matematika di mana dalam ide ini siswa harus memahami matematika, bahkan hampir semua teori belajar menjadikan pemahaman sebagai tujuan dari pembelajaran.

Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. Namun dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa sampai saat ini prestasi belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah.

Berdasarkan pengalaman penulis ketika di kelas, di mana minat untuk mempelajari matematika itu tinggi ketika apa yang diajarkan dianggap ”mudah”. Mudah dalam artian tidak perlu berfikir lama untuk menyelesaikan soal matematika. Contohnya: ada soal penjumlahan: 5.400 + 1.675 + 1.888, anak akan lebih cepat menyelesaikan jika soal itu dihitung langsung. Akan tetapi ketika harus dipergunakan cara panjang (5.400 + 1.675) kemudian hasilnya ditambahkan dengan 1.888 baru didapatkan hasilnya, maka disinilah banyak kesalahan terjadi. Hal yang sama terjadi pada soal perkalian, ketika kita tanyakan langsung perkalian dari 1 s/d 10 maka akan cepat dijawab dengan baik. Tetapi ketika hasil perkalian kita balik menjadi pembagian, maka kesalahan pun lebih sering terjadi.

(14)

untuk memecahkannya. Meskipun memang kecerdasan matematika seseorang itu berbeda dengan lainnya. Untuk mengasah hal tersebut perlu cara pengajaran yang terkonsep dengan baik, sehingga apa yang kita harapkan akan tercapai pada anak didik kita.

Dalam pengamatan penulis, juga dari kesulitan siswa mempelajari matematika, terlihat bahwa pelajaran itu sangat bergantung bagaimana cara guru mengajarkan mata pelajaran yang bersangkutan kepada siswa. Di sini guru sangat berperan untuk mengubah rasa takut anak terhadap pelajaran matematika, dengan mengusahakan dalam penyampaian materi pelajaran membuat siswa senang, sehingga membangkitkan motivasi siswa, keaktifan serta keterampilan proses siswa dalam mengikuti pelajaran. Sebenarnya banyak cara bagi seorang guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang akan membuat siswa merasa senang, diantaranya adalah dengan menggunakan pendekatan yang tepat dan dibantu dengan adanya media yang mendukung kegiatan belajar mengajar.

Menurut asumsi penulis, salah satu cara supaya proses belajar mengajar matematika dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi setiap siswa adalah dengan menggunakan media yang telah dirancang dan dibuat dengan memanfaatkan teknologi komputer, kemudian dijadikan dalam bentuk compact disk (CD) biasanya berupa CD pembelajaran sehingga dalam penyampaian materi

(15)

memotivasi siswa untuk belajar, karena dapat menampilkan penyajian materi secara menarik dan informatif. Selain itu dalam mempelajari materi dan berlatih soal-soal matematika menggunakan CD, memungkinkan siswa untuk dapat belajar dan berlatih dalam suasana menyenangkan (fun) tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Dengan menggunakan media CD interaktif berbasis komputer, pembelajaran ini diharapkan proses pembelajaran jadi lebih aktif dan siswa lebih terampil dalam menghadapi masalah yang dihadapi.

Media komputer bukan hanya sebagai alat untuk membantu siswa menyelesaikan soal-soal matematika, seperti halnya penggunaan kalkulator untuk mempercepat proses perhitungan. Penggunaan komputer juga untuk membantu siswa dalam memahami konsep matematika, dimana penyelesaian soal tetap diserahkan pada kemampuan siswa.

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai masalah yang diteliti, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana efektivitas penggunaan media pembelajaran CD Interaktif Berbasis komputer

dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika?”

C. Pertanyaan Penelitian

(16)

1. Bagaimana kondisi pembelajaran matematika saat ini, di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten? 2. Bagaimana efektivitas penggunaan media pembelajaran CD interaktif dalam

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak?

3. Bagaimana dukungan dan hambatan penggunaan media pembelajaran CD interaktif, di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan kondisi pembelajaran matematika selama ini, terutama dalam penggunaan media pembelajaran berbasis komputer di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak.

2. Untuk memperoleh bukti empiris terhadap efektivitas penggunaan media pembelajaran CD interaktif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak.

3. Untuk mendeskripsikan dukungan dan hambatan penggunaan media pembelajaran CD interaktif berbasis komputer di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

(17)

dalam mengembangkan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis komputer, dan juga dapat menemukan berbagai hal faktor pendukung dan penghambat pembelajaran berbasis komputer, yang nantinya mampu memberikan sumbangan di dalam penentuan strategi penggunaan pembelajaran berbasis komputer.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu digunakan oleh pihak-pihak terkait, terutama guru, instansi sekolah maupun bagi pengambil kebijakan. - Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk

mengembangkan proses pembelajaran serta memberikan wawasan tentang model-model desain dalam pembelajaran berbasis komputer (computer based instruction).

- Bagi sekolah, dapat bermanfaat sebagai masukan di dalam mengembangkan program pembelajaran, maupun pembelajaran berbasis komputer (computer based instruction).

- Bagi pengambil kebijakan, mendorong Kepala Sekolah untuk memfasilitasi guru dalam rangka penggunaan media pembelajaran CD Interaktif.

F. Definisi Operasional

1. Media Pembelajaran CD Interaktif

(18)

2. Pemahaman Konsep Matematika

Pemahaman konsep matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu upaya untuk memberikan kemudahan kepada siswa dalam mengidentifikasi, menemukan dan mengartikan rancangan-rancangan/sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dalam pelajaran matematika.

Dengan kata lain media pembelajaran CD interaktif dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika adalah sebuah sistem penyimpanan informasi

(19)

93 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan Media Pembelajaran CD interaktif dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika di kelas 5 (lima) Sekolah Dasar. Dilihat dari tujuan penelitian di atas, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu percobaan sistematis dan berencana untuk membuktikan suatu teori dan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Setelah diujicobakan kemudian tingkat perubahan pemahaman diukur dengan menggunakan olah statistik. Diterima atau ditolaknya suatu hipotesis tergantung pada hasil hubungan antara variabel yang dieksperimenkan/diujicobakan.

(20)

selalu dapat dilaksanakan secara ketat. Bahkan lebih lanjut Sudjana dan Ibrahim mengatakan bahwa situasi kelas sebagai tempat mengkondisikan perlakuan tidak memungkinkan melakukan pengontrolan yang sedemikian ketat seperti apa yang dikehendaki dalam penelitian eksperimen murni. Oleh karena itu, penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan menggunakan metode eksperimen semu (Quasi Experimental), dengan melalui uji coba perlakuan pendekatan dalam pembelajaran matematika di dalam kelas. Menurut Sukmadinata (2006:59) “Eksperimen semu pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel yang hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang paling dominan”. Dalam penelitian ini, pengontrolan hanya dilakukan pada variabel hasil belajar aspek kognitif pemahaman (pemahaman konsep matematika) yaitu me-matchingkan (menyamakan) nilai hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

B. Desain Penelitian

(21)

sedangkan variabel yang dipengaruhinya/variabel terikat (dependent variables) adalah pemahaman konsep matematika.

[image:21.595.115.510.247.601.2]

Desain penelitian yang digunakan adalah The Matching Only Pretest-Postest Control Group (Fraenkel & Wallen, 1993 : 243). Desain penelitian ini digambarkan Fraenkel & Wallen seperti diagram berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

O1 : Pengukuran awal (pre test) O2 : Pengukuran akhir (post test)

M : Matching subjects untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen

X1 : Perlakuan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran CD interaktif

X2 : Perlakuan pembelajaran di kelas kontrol

Dalam penelitian eksperimen ini, ditentukan dua kelompok objek penelitian yaitu anggota kelompok eksperimen dan anggota kelompok kontrol. Penentuan kedua kelompok tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik sample random sampling. Dalam teknik ini, setiap kelas yang menjadi populasi

mempunyai peluang sama dan bebas dipilih sebagai anggota sampel. Teknik simple random sampling ini dilakukan dengan undian.

Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Melakukan kajian secara induktif yang terkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. (2) Merumuskan masalah, merumuskan pertanyaan

Treatment group O1 M X1 O2

(22)

penelitian, mengidentifikasi tujuan penelitian, mengidentifikasi manfaat penelitian, merumuskan definisi operasional (3) Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan. (4) Membuat rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan: a) Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen; b) menentukan cara mengontrol; c) memilih rancangan penelitian yang tepat; d) memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, e) menentukan populasi, memilih sampel (contoh yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian; f) membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen; g) membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan; h) mengidentifikasi prosedur pengumpulan data, dan menentukan hipotesis. (5) Melaksanakan eksperimen, (6) mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen. (7) mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. (8) Menganalisis data dan melakukan tes signifikasi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya. (9) menginterpretasikan hasil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.

(23)

pemahaman konsep matematika. Hasil belajar yang diperoleh dari penerapan kedua model pembelajaran tersebut akan diolah dengan statistik. Adapun pengolahan data tersebut meliputi: a) deskripsi hasil pretes dan postes, b) uji normalitas pretes dan postes, c) homogenitas varians dan beda rata-rata, d) Gain perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest.

C. Variabel dan Hipotesis Penelitian

Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi, dikontrol dan diobservasi dalam suatu penelitian (Achmadi dan Narbuka, 2005:118). Dari variabel penelitian tersebut, akan menjelaskan faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Berdasarkan pengertian di atas, maka dalam penelitian ini variabel yang akan dimanipulasi, dikontrol adalah (1) media pembelajaran CD interaktif berbasis komputer, (2) pemahaman konsep matematika. Adapun penjelasan mengenai variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1) Media Pembelajaran CD Interaktif Berbasis Komputer

Media pembelajaran CD Interaktif Berbasis Komputer dalam penelitian ini adalah bentuk media pembelajaran berupa piringan (CD) sebagai tempat penyimpanan informasi berbagai instruksi materi pembelajaran dan penggunaannya dilakukan melalui bantuan komputer dengan tujuan supaya siswa dapat berinteraksi dalam pembelajaran.

(24)

Sofware programnya menyajikan materi, animasi, gambar, video, dan pengalaman

yang membutuhkan respon siswa, ujian materi serta latihan soal yang dikemas dalam delapan tahapan, yaitu (1) Pengenalan, (2) Penyajian informasi (3) pertanyaan dan respon, (4) Penilaian respon, (5) Pemberian feedback tentang respon, (6) Pembetulan, (7) Segmen pengaturan pengajaran, dan (8) Penutup. 2) Pemahaman konsep matematika

Pemahaman konsep dalam variabel penelitian ini, merupakan variabel yang dipengaruhi oleh media pembelajaran yang digunakan adalah dalam bentuk tes. Tes tersebut disusun mengacu pada teori pemahaman konsep oleh Bloom dalam Alo seperti yang telah diuraikan pada bab II hal 91-92. Penyusunan tes pemahaman konsep matematika yang dijadikan standar penelitian kemudian diidentifikasi dan diuraikan dalam kisi-kisi soal. Hasil belajar berupa pemahaman konsep matematika merupakan kemampuan siswa dalam menjawab tes pilihan ganda (multiple choice) pada soal-soal pretest dan ponstest yang ditunjukkan dengan skor nilai. Soal yang digunakan sebagai dasar pemberian skor nilai, terdiri dari 15 soal dengan bobot nilai sebesar 100, sehingga skor nilai berskala 0 – 100.

(25)

Adapun hipotesis yang dinyatakan adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis nol (H0): Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara penggunaan media pembelajaran CD interaktif berbasis komputer

dengan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran

matematika di SD Negeri Kecamatan Rangkasbitung.

2) Hipotesis kerja (H1): Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara penggunaan media pembelajaran CD interaktif berbasis komputer dengan

model pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran matematika di

SD Negeri Kecamatan Rangkasbitung.

Kedua hipotesis di atas, secara hipotesis dapat ditulis: H0 : X1 = X2

H1 : X1 ≠ X2

D. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Sesuai dengan judul dan pemasalahan dalam penelitian ini, yang menjadi lokasi penelitian ini adalah SD Negeri di Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak, sedangkan populasi adalah seluruh siswa SD Negeri se-Kecamatan Rangkasbitung dengan mengambil sampel pada SDN 05 Cijoro Pasir di Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten dan SDN 02 Cijoro Pasir di Kecamatan Rangkasbitung.

(26)

E. Instrumen Penelitian 1. Bentuk Instrumen

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data peneltian. Instrumen penelitian menjelaskan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data di lapangan. Mengingat data utama yang diperlukan dalam penelitian ini berkaitan dengan pemahaman konsep matematika yang dituangkan dalam tes hasil belajar sebagai patokan efektivitas pembelajaran, maka bentuk instrumen utama adalah berupa tes. Tes diberikan sebelum diberikan perlakuan pembelajaran (pretest) dan sesudah terjadinya interaksi pembelajaran (posttest), baik pada kelompok eksperimen ataupun pada kelompok kontrol. Jenis tes yang dijadikan alat untuk mengetahui hasil pembelajaran (pemahaman konsep matematika) adalah tes objektif pilihan ganda (multiple choice) dengan empat alternatif jawaban dan skor nilai 10 poin per item soal, sehingga skala skor hasil belajar adalah antara 0 – 100. Konsep penyusunan jenis tes ini mengacu pada Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, juga dengan memperhatikan pengembangan pemahaman konsep matematika yang disusun dalam kisi-kisi soal, seperti yang telah dijelaskan di atas. Untuk melengkapi program pembelajaran dalam penelitian ini, maka dibuatkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(27)

sebelum digunakan media pembelajaran CD interaktif berbasis komputer yang dijadikan sebagai studi pendahulan, sedangkan angket kedua untuk mengetahui respon terhadap penggunaan media pembelajaran CD interaktif berbasis komputer, melalui pandangan guru dan siswa. Kedua angket tersebut bersifat tertutup. Pedoman observasi digunakan untuk melihat realisasi dari hasil angket mengenai kondisi pembelajaran sebelum penggunaan media pembelajaran CD interaktif berbasis komputer, juga untuk mengetahui kondisi sekolah yang menjadi objek penelitian.

2. Uji Coba Instrumen Tes

(28)

a. Validitas

Valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2006:173). Validitas dalam penelitian ini terdiri dari validitas konstruk dan validitas butir soal tes. Validitas konstruk instrumen dilakukan melalui pendapat dari ahli (Judgement expert), yang terdiri dari dosen pembimbing, dosen ahli dan guru mata pelajaran. Para ahli diminta pendapatmya tentang instrumen yang telah disusun dan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan. (Sugiyono, 2006:177). Validitas butir soal tes dilakukan untuk menganalisis faktor butir/item soal tes dengan cara mengkorelasikan jumlah skor butir soal dengan skor total. Bila korelasi tiap skor butir/item soal tersebut positif dan besarnya diatas 0.30, maka item soal tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jadi berdasarkan analisis item soal tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang kuat. (Sugiyono, 2006:178)

Untuk menganalisis validitas faktor atau item soat tes yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini menggunakan fasilitas Function (formula rumus) yang terdapat pada Microsoft Exel yaitu Funtions (Formula rumus); CORREL(array1,array2)

Array1 is a cell range of values. Array2 is a second cell range of values

Jika ditelusuri formula correl pada MS EXEL tersebut maka rumus dasar function (formula rumus) tersebut adalah ;

(29)

Dengan menggukan fasilitas MS EXEL cukup hanya memasukkan data yang dianalisis dalam formula dan secara otomatis koefisien korelasi dari item akan dapat, untuk item yang lain cukup mengcopy paste formula dan hasil korelasi semua item akan di dapat. Berdasar analisis peneliti, ternyata formula rumus Correl tersebut merupakan korelasi product moment Pearson

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N ri Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ =

Arikunto (2002 : 146)

Validitas setiap butir soal ditentukan dengan menggunakan kriteria sebagai

berikut:

ri = 0,00 sampai 0,20 : Soal memiliki validitas sangat rendah ri = 0,21 sampai 0,40 : Soal memiliki validitas rendah ri = 0,41 sampai 0,60 : Soal memiliki validitas cukup ri = 0,61 sampai 0,80 : Soal memiliki validitas tinggi ri = 0,81 sampai 1,00 : Soal memiliki validitas sangat tinggi (Arikunto, 2007 : 75)

Bila koefisien Korelasinya > 0.3, maka butir instrumen valid, Bila

koefisien Korelasinya < 0.3, maka butir instrumen tidak valid, di revisi atau di

buang (Sugiyono, 2006:179). Hasil analisis validas item soal dapat dilihat pada

lampiran.

b. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ketetapan suatu tes apabila diteskan pada sabjek

yang sama. Untuk mengukur atau menguji reliabilitas soal pilihan ganda/objektiv

menggunakan rumus KR-21, sebagai berikut:

(30)

r11 = Reliabilitas soal k = Jumlah item soal Μ = Skor rata-rata Vt = variansi total

Arikunto (2002: 165) c. Tingkat kesukaran

Indeks kesukaran menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal, harganya dihitung dengan rumus (Suherman dan Sukjaya, 1990: 213). Tingkat kesukaran soal diuji dengan menggunakan rumus:

IK = A B A JS JB JB 2 +

atau IK =

B B A JS JB JB 2 + Keterangan: IK : indeks kesukaran

JBA : jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok atas.

JBB : jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok bawah. JSA : jumlah siswa kelompok atas

JSB : jumlah siswa kelompok bawah

Kriteria tingkat kesukaran soal, menurut Suherman dan Sukjaya (1990: 213) adalah:

IK < 0.00 : terlalu sukar 0,00 < IK ≤ 0,30 : sukar 0,30 < IK ≤ 0,70 : sedang 0,70 < IK < 1,00 : mudah IK = 1 : terlalu mudah

(31)

d. Daya pembeda

Sebelum menentukan daya pembeda soal, terlebih dahulu dilakukan perhitungan proporsi jawaban benar untuk kelompok atas dan kelompok bawah dengan menggunakan rumus:

b a b b a a P P J B J B

D= − = −

D = Daya pembeda soal. J = Jumlah peserta.

Ja = Banyaknya peserta kelompok atas. Jb = Banyaknya peserta kelompok bawah.

Ba = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar. Bb = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.

a a a

J B

P = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

b b b

J B

P = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2007 : 218) adalah:

D = 0,00 – 0,20 : Jelek D = 0,21 – 0,40 : Cukup D = 0,41 – 0,70 : Baik D = 0,71 – 1,00 : baik sekali

D = Negatif, semua (pertanyaan dan alternatif jawaban) tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya diganti (dibuang saja).

Butir soal yang baik adalah butir soal yang mempunyai indek diskriminasi atau daya beda 0,4 – 0,7. (Arikunto, 2007:218)

(32)

50% kelompok bawah. (Arikunto, 2007:212) Hasil analisis daya beda dan tingkat kesukaran item soal dapat dilihat pada halaman lampiran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada studi pendahuluan dilakukan dengan kuesioner pada dua sekolah yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian. Adapun yang menjadi obyek penelitian pada studi pendahuluan adalah guru. Penelitian tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi pembelajaran yang sedang berlangsung dan untuk mendapatkan gambaran penerapan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran CD interaktif berbasis komputer.

Untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi yang tengah berlangsung tentang pembelajaran saat ini, dilakukan studi pendahuluan. Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui angket, observasi, studi dokumentasi dan wawancara.

Kuesioner dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran secara tertulis dari responden mengenai kondisi-kondisi pembelajaran yang tengah berlangsung, terutama mengenai perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran berbasis komputer, dan evaluasi pembelajaran yang biasa dilaksanakan. Hasil kuesioner dilengkapi dengan observasi dan studi dokumentasi.

(33)

lapangan. Observasi lingkungan sekolah dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian.

Studi dokumentasi dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang perencanaan yang dilakukan guru-guru tentang perencanaan pembelajaran. Dari hasil dokumentasi ini diharapkan dapat diperoleh data-data mengenai; perencanaan pembelajaran berupa program tahunan, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang mendalam, sebagai tindak lanjut metode angket dan observasi. Teknik wawancara digunakan dengan berbagai alasan, yaitu: 1) peneliti dapat menjelaskan pertanyaan yang tidak dimengerti responden; 2) peneliti dapat mengajukan pertanyaan susulan; 3) responden cenderung menjawab jika diberi pertanyaan; dan 4) responden dapat menceritakan lebih terbuka.

(34)

Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data mengenai hasil tes awal siswa sebelum diberi perlakuan pembelajaran, data pelaksanaan perlakuan, dan data hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan.

Kemampuan awal siswa didapat dengan memberikan tes awal atau pretest sebelum pembelajaran dilaksanakan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan pada ranah kognitif pada tingkat pemahaman konsep matematika dengan variasi tingkatannya. Instrumen yang digunakan berupa butir-butir soal pilihan ganda. Butir-butir soal yang sama diberikan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemberian tes awal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebagai titik tolak pembelajaran.

Data pelaksanaan perlakuan diperlukan untuk memonitor perbedaan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada kelompok kontrol dan pembelajaran pada kelompok eksperimen. Hal ini penting untuk membuktikan perbedaan yang signifikan antara proses dua pembelajaran yang berbeda. Instrumen pengumpulan datanya melalui observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran, pemberian angket pada guru sebelum dan sesudah pelaksanaan, serta angket siswa.

Data kemampuan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan berupa posttest dengan soal yang sama digunakan pada pretest. Pengumpulan data

dilakukan setelah proses pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen selesai dilaksanakan. Pengumpulan data hasil belajar siswa setelah perlakuan belajar dimaksudkan untuk mendapatkan perbedaan pencapaian nilai titik awal mereka mulai pada saat pretest.

(35)

kuesioner. Teknik ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor pengdukung dan hambatan dalam eksperimen media pembelajaran CD interaktif berbasis komputer.

G. Teknik Pengolahan Data 1. Data Hasil Tes

Data hasil tes yang diperoleh dianalisis dengan teknik statistik menggunakan program SPSS 16. Adapun pengolahan data dilakukan dengan menempuh berbagai prosedur pengolahan yang meliputi:

a. Mengumpulkan lembar jawaban siswa baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol;

b. Menskor lembar jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban dan skor nilai yang telah dipersiapkan;

c. Mendeskripsikan data pretest dan postest

d. Melakukan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk juga dengan menggunakan Normal Probability Plot Posttest.

e. Menguji homogenitas dengan test lavene.

f. Menguji hipotesis dengan cara menentukan signifikasi hasil perbedaan rata-rata pretest dengan posttest (gain) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol melalui uji Independent t test dengan tingkat kepercayaan 0,05.

(36)

2. Data hasil observasi dan angket

Dalam penelitian ini, data hasil angket, studi dokumentasi, dan observasi, diolah dengan analisis deskriptif. Hasil analisis data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi pembelajaran sebelum pelaksanaan dengan menggunakan media pembelajaran, kondisi faktor pendukung dan faktor penghambat penggunaan media pembelajaran CD interaktif berbasis komputer. Dari hasil deskriptif tersebut kemudian untuk mengetahui posisi serta strategi penggunaan media pembelajaran CD interaktif berbasis komputer di SD Negeri Kecamatan Rangkasbitung.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terbagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap pendahuluan, tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Ketiga tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Pendahuluan

Sebelum melaksanakan penelitian, dilakukan persiapan-persiapan sebagai berikut:

a) Melaksanakan seminar proposal dan perbaikan hasil seminar.

b) Mengadakan observasi ke sekolah yang ditunjuk sebagai tempat penelitian. c) Mengurus surat izin penelitian.

2. Tahap Persiapan

(37)

c) Menyusun format observasi dan angket,

d) Validasi Instrumen, untuk validasi konstruk dilakukan Judgment expert (pendapat ahli) dan selanjutnya dilakukan ujicoba instrumen. Judgment expert dilakukan oleh dua orang dosen pembimbing, dosen ahli media dan guru mata pelajaran.

e) Setelah instrumen di judgment oleh dosen pembimbing, dosen ahli dan guru mata pelajaran, dilakukan ujicoba pada kelompok lain dalam populasi.

f) Melakukan analisis item yang terdiri dari: pengujian tingkat kesukaran, daya pembeda soal, indeks validitas dan reliabilitas instrumen.

3. Tahap Pelaksanaan

Berdasarkan desain penelitian, langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:

a) Melaksanakan survei penelitian untuk mengetahui kondisi saat itu mengenai pembelajaran matematika dan penggunaan media pembelajaran yang biasa digunakan.

b) Melaksanakan pretest, untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.

c) Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran interaktif yang dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran untuk kelas eksperimen dan pembelajaran biasa (konvensional) untuk kelas kontrol.

(38)

e) Menyebarkan angket siswa dan guru untuk mendapatkan tanggapan terhadap penggunaan media pembelajaran CD interaktif sehingga dapat diketahui dukungan dan hambatan media yang diteliti.

f) Selanjutnya dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data-data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian, sehingga masalah dan pertanyaan penelitian terjawab dan diperoleh kesimpulan.

(39)

Memahami Sifat-Sifat Bangun dan Hubungan Antar Bangun

! "

# " $

%

[image:39.595.131.494.133.613.2]

Posttest

(40)

171 BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di kelas V SD Negeri di Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak tentang media pembelajaran CD interaktif berbasis komputer dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika, dapat disimpulkan sebagai berikut:

(41)

2. Efektifvitas Penggunaan Media Pembelajaran CD Interaktif Berbasis Komputer. Pembelajaran menggunakan media pembelajaran CD interaktif berbasis komputer lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan media konvensional (buku paket, gambar-gambar).

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran dengan Media CD Interaktif Berbasis Komputer.

a. Faktor Pendukung. Dalam penggunaan media pembelajaran CD interaktif berbasis komputer terdapat beberapa faktor pendukung di antaranya adalah tingginya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, adanya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa dapat berlatih dalam suasana menyenangkan (fun) tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran, proses pembelajaran lebih mandiri, timbulnya respon dan timbal balik dalam pembelajaran, memberikan ketuntasan pembelajaran (mastery learning), memberikan kemudahan guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran, peran guru semakin berubah ke arah positif (sebagai pembimbing dan pengarah), timbulnya motivasi guru dalam mengembangkan kemampuan dasar menggunakan media pembelajaran. b. Faktor Penghambat. Dalam penggunaan media pembelajaran CD interaktif

(42)

guru masih belum mahir menguasai komputer, guru tidak dapat memberikan pembelajaran tentang sikap dan etika hidup karena pembelajaran lebih didominasi komputer.

B. Rekomendasi

Dari kesimpulan di atas, maka perlu diajukan beberapa rekomendasi yang dapat menunjang terhadap penyempurnaan penggunaan pembelajaran berbasis komputer pada khususnya, proses pembelajaran pada umumnya. Rekomendasi ini disampaikan kepada pihak guru, sekolah, dan peneliti berikutnya.

1. Kepada guru;

Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, maka hendaknya guru melakukan upaya-upaya yang bersifat membangun motivasi belajar siswa serta memperbaiki kualitas pembelajaran, antara lain:

- Pembelajaran berbasis komputer dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika yang pada ujungnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

- Setiap pembelajaran hendaknya diarahkan untuk mampu mengakomodir tipe-tipe interest siswa, baik yang bersifat auditif, visual maupun kinestik.

2. Kepada sekolah;

Untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, sewajarnya sekolah memberikan motivasi kepada guru melalui berbagai penghargaan, mempunyai interest yang tinggi untuk memasyarakatkan pembelajaran berbasis komputer

(43)

mengembangkannya, baik secara moral maupun material (biaya). Sekolah juga penting menyediakan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran berbasis komputer sesuai dengan kondisi siswa.

3. Kepada peneliti selanjutnya;

Mengacu hasil penelitian yang dilakukan, penulis merekomendasikan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya, yaitu: - Perlu diadakannya penelitian lanjutan dengan metodologi yang sama dan

(44)

175

DAFTAR PUSTAKA

Allo, E.L. (2005). Model Pembelajaran Zat Radioaktif Berbasis Komputer dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep, Keterampilan Berfikir dan Sikap Positif Siswa SMA. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Amiarti, N (2004). Pengembagan Model Pembelajaran Matematika Dengan Media Interaktif Sekolah Dasar. Tesis Magister Pada PPS UPI bandung:tidak diterbitkan.

Anderson, R. H. (1987). Selecting and Developing Media for Instructional. Jakarta. CV Rajawali

Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia UPI.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Reneka Cipta.

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi . Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arsyad, N. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Bates, A. W. T. (1995). Technology Open Learning and Distance Education, New York; TJ Press Ltd.

Bonwell, C.; Eison, J. (1991). Active Learning: Creating Excitement in the Classroom AEHE-ERIC Higher Education Report No.1. Washington, D.C.: Jossey-Bass. ISBN1-87838-00-87.

Brown, Lewis dan Harcleroad. (1977). AV Instruction Technology, Media, and Methods McGraw-Hill, Inc All Right Reserved. Fifth Edition.

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

DePorter, B, & Hernacki. M, . (2000). Quantum Teaching (Terjemahan), Bandung: Kaifa-Mizan.

Fraenkel, R.J, & Wallen, N.C. (1990), How To Design and Evaluate Research in Education. London: Mc Graw Hill, Inc.

(45)

Hana’, N.M. (2005). Alternatif Pengajaran Sistem periodic unsure menggunakan media computer untuk Meningkatkan keterampilan berfikir kreatif siswa. Tesis Magister Pada PPS UPI bandung:tidak diterbitkan

Handoyo, B., dan Suharto, Y. (2003). Aplikasi Media Untuk Pembelajaran Geografi. Malang: Geo Spektrum

Heinich, Molenda, Russel. (1996). Instructional Media and New Technologies of Instruction, Englewood Cliffs, N.J. : Prentice-Hall.

Hermawan, A.H. et al. (2004). Pengembangan Model Pembelajaran Teori dan Praktek. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.

Hinduan, A. (1989). Pengajaran Komputer Untuk Calon Guru Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam. Makalah Pada Seminar FPMIPA Dalam Rangka Hari Jadi IKIP Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP Bandung.

Hofstetter, F.T. (2001). Multimedia Literacy. New York: McGraw-Hill Companies.

Januszewski A. and Molenda M. 2008. Educational Technology A Definition with Commentary. Lawrence Erlbaum Associates Taylor & Francis Group 270 Madison Avenue New York, NY 10016.

Johnson dan Myklebust (1967). Learning Disabilities; Educational Principles And Practices, New York Grune and Stratton.

Karso. (1991). Alat Peraga dalam Pengajaran Matematika dalam Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Universitas Terbuka.

Kemp dan Smellie. 1989. Planning, Producing, and Using Instructional Media. Harper & Row, Publishers, New York. Sixth Edition.

Latuheru, J.D. (1988). Media Pembelajaran. Jakarta:P2LPTK

McClintock, R. (1992:10), Power and Pedagogy: Transforming Education Through Information Technology. New York: Institute for Teaching Technologies.

Merrill. (1996). Computer In Education. A Simon & Schuster Company Nedham Heights, Mass. 02194

(46)

Munggaranti, (2007). Penerapan Model Pembelajaran Berprograma Tipe Bercabang Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMK. Skripsi pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston, VA.: NCTM.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 20 tentang Standar Proses.

Poerwadarminta, W. J. S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Paramata, Y. (1996). Computer – Aided Instruction (CAI) dalam Pembelajaran IPA-Fisika.Tesis pada PPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Puskur. (2002). Kurikulum dan Hasil Belajar: Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Balitbang Depdiknas.

Putra, Y.E. (2008). Efektivitas Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MTs Negeri Pematangsiantar. Tesis Magister Pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rahardjo, R. (1986). Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Ruseffendi, E.T. (1988). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, E.T. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa Khususnya dalam Pengajaran Matematika. Bandung:

Ruseffendi, E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Ruseffendi, E.T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksata Lainnya. Bandung: Tarsito.

(47)

Rusman. (2007a). ”Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika di SMK”. Disertasi PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rusman. (2007b). ”Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa di SMK”. Jurnal Teknologi Pendidikan.,2,(2),72-93.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sadiman, dkk. (1986). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: IKIP Alfabeta. Salmiyati. (2007). Implementasi Teknologi Multimedia Interaktif Dalam

Pembelajaran Konsep Sistem Saraf Untuk Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung:tidak diterbitkan

Sanjaya. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran (Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Skemp, R. (1971). The psychology of mathematics. Baltimore, MD: Penguin Books.

Smaldino, E. Sharon dkk. (2008). Instructional Technology and Media for Learning. Upper Saddle River, New Jersey Columbus, Ohio. Ninth Edition.

Soedjadi, R. (2004). PMRI dan KBK dalam Era Otonomi Pendidikan. Buletin PMRI. Edisi III, Jan 2004. Bandung: KPPMT ITB Bandung.

Soedjadi, R. (1995). Hand-Out Dasar-Dasar Matematika. Surabaya: PPs IKIP Surabaya.

Soedjadi, R. (2001a). “Pemanfaatan Realitas Lingkungan dalam Pembelajaran Matematika”. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Realistic Mathematics Education (RME) di Jurusan Matematika FPMIPA UNESA, 24 Februari 2001.

(48)

Sudjana, N. (1996). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suherman, E & Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika untuk Guru dan Calon Guru Matematika, Bandung: Wijayakesuma 157.

Sukmadinata, N.S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumarmo, U. (2005). ”Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Tahun 2002 Sekolah Menengah”,. Makalah Disajikan pada Seminar Pendidikan Matematika di FPMIPA Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.

Suwarna, I.P. (2005). Model Pembelajaran Hipermedia listrik Dinamis untuk meningkatkan keterampilan Berfikir kreatif dan keterampilan Proses Sain Siswa SLTP. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung:tidak diterbitkan

Suzana, Yenny. (2003). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metakognitif. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Teguh, H. (2002). Sistem Informasi Manajemen (Jilid 1). Jakarta: PT. Prenhallindo.

Winkel, (2007). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Wright J. and Benzie D. (1994), Exploring a New Partnership: Children, Teachers and Technology, Philadelphia, PA, USA.

Yulaelawati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi, Teori dan Aplikasi. Bandung. Pakar Raya

http://encyclopedia2.thefreedictionary.com/computer-assisted+instruction.

Diambil tanggal 15 Pebruari 2009

http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1453/1214. Diambil

tanggal 16 Pebruari 2009

http://searchwinit.techtarget.com/sDefinition/0,,sid1_gci211829,00.html. Diambil

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.3. Alur Penelitian Pengujian Efektivitas Media Pembelajaran CD Interaktif Berbasis Komputer

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi tentang perubahan hematologi ikan mas komet (carassius

Diharapkan dengan adanya aplikasi e-examination ini membantu admin dalam melakukan penilaian, memanfaatkan teknologi internet untuk menseleksi calon mahasiswa berhubungan

Selain karena adanya kesalahan dalam pengisian formulir SSP pemindahbukuan dapat dilakukan juga jika terdapat kesalahan pengisian data pembayaran pajak melalui

Pencarian pinjaman ini dilakukan setelah perseroan melakukan penawaran umum terbatas (rights issue) pada Mei 2015 dengan total dana yang dikumpulkan mencapai Rp5,3 triliun, dimana

Referensi [15] dalam tulisannya Barbie: The Image of Us All mengatakan, “banyak ibu yang memandang Barbie sebagai sebuah pengaruh buruk; mereka tidak ingin mengajarkan

a) Melakukan penyiangan sebanyak 4 kali dan memberikan air sawah pada saat penyiangan. Penyiangan pada usaha tani padi khususnya pola SRI bertujuan untuk mencabut dan

Mata kuliah ini mempelajari berbagai konsep dasar manajemen, perkembangan pemikiran manajemen, prinsip tugas dan tanggung jawab manajemen, sistem dan proses

Analisis kajian yang dijalankan adalah analisis faktor-faktor yang menyebabkan pengurusan projek pembinaan tidak mengikut spesifikasi kerja oleh Pejabat Daerah Johor Bahru