PROFIL KETERAMPILAN BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMP RSBI Negeri 9 Palembang Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
DARA PRICELLY RAIS 0808367
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Dara Pricelly Rais, 0808367
(2013). Profil Keterampilan Belajar Siswa dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas VII SMPN RSBI 9
Palembang Tahun ajaran 2012/2013)
Penelitian ini berjudul “Profil Keterampilan Belajar Siswa dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling”.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil keterampilan belajar siswa dan merumuskan layanan bimbingan belajar dilihat dari hasil gambaran keterampilan belajar siswa kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan alat pengumpul data berupa angket keterampilan belajar. Populasi penelitian ini adalah siswa SMPN RSBI 9 Palembang. Subjek Penelitiannya adalah siswa kelas VII dengan sampel sebanyak 120 orang siswa kelas VII. Dari hasil penelitian dilakukan di SMPN RSBI 9 Palembang menunjukan adanya keberagaman tingkat keterampilan belajar siswa kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang, dan secara keseluruhan menunjukan bahwa 12,5% memiliki tingkat keterampilan belajar kategori tinggi, 67,5% memiliki tingkat keterampilan belajar yang berada pada kategori sedang, dan 20% memiliki tingkat keterampilan belajar yang berada pada kategori rendah. Bedasarkan hasil penelitian layanan bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa sesuai tingkat keterampilan belajar pada kategori tinggi untuk menstabilkan keterampilan belajar dan kategori sedang dan rendah untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan belajar secara optimal.
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah dan PertanyaanMasalah ... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
E. Metode Penelitian... 8
F. Sistematika Penelitian ... 10
BAB II PROFIL KETERAMPILAN BELAJAR SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNATIONAL A. Konsep Dasar Belajar ... 11
1. Pengertian Belajar ... 11
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar ... 12
B. Konsep Dasar Keterampilan Belajar ... 13
1. Definisi Keterampilan Belajar... 13
2. Aspek – aspek Keterampila Belajar ... 14
C. Konsep Rintisan Sekola Bertaraf International (RSBI) ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 31
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31
C. Devenisi Operasional Variabel ... 33
D. Pengembangan Instrumen dan Pengumpulan Data ... 35
E. Pengujian Alat Ukur ... 37
F. Teknik Analisis Data ... 42
G. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data ... 44
1. Gambaran Keterampilan Belajar Siswa Kelas VII SMPN RSBI 9
Palembang TahunAjaran 2012/2013 ... 48
2. Gambaran Aspek – aspek Keterampilan Belajar Siswa Kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang Tahun Ajaran 2012/2013 ... 48
3. Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Keterampilan Belajar Siswa Kelas
VII SMPN RSBI 9 Palembang TahunAjaran 2012/2013
... 57
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60
1. Pembahasan Gambaran Keterampilan Belajar Siswa Kelas VII SMPN
RSBI 9 Palembang tahun ajaran 2012/2013 ... 60
2. Pembahasan Gambaran Aspek Keterampilan Belajar Siswa Kelas VII
SMPN RSBI 9 Palembang tahun ajaran 2012/2013 ... 61
3. Gambaran Implikasi Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan
Keterampilan Belajar Siswa Kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang Tahun
Ajaran 2012/2013 ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... 71
B. Rekomendasi ... 71
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Anggota Populasi Siswa Kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang
Tahun Ajaran 2012/2013……...………... 32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Belajar (sebelum validasi)… 36 Tabel 3.3 Rumus Validitas Korelasi Product Momen…... 39
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Empiris... 39
Tabel 3.5 Rumus Realibilitas...……… 39
Tabel 3.6 Pedoman Interpretasi Koefisiensi Korelasi ...…... 40
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan belajar siswa (setelah validasi)... 40
Tabel 3.8 Ketentuan Pemberian Skor Angket Keterampilan Belajar ... 42
Tabel 3.9 Konversi Skor Mentah Menjadi Skor Matang Dengan Batas Aktual ... 43
Tabel 3.10 Interpretasi Skor Kategori Keterampilan Belajar... 43
Tabel 4.1 Gambaran Keterampilan Belajar Siswa Kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang Tahun Ajaran 2012/2013... 46
Tabel 4.2 Gambaran Aspek Manajemen Waktu ... 48
Tabel 4.3 Gambaran Aspek Ketrampilan membaca... 50 Tabel 4.4 Gambaran Aspek keterampilan mencatat... 51 Tabel 4.5 Gambaran aspek keterampilan mengingat... 53 Tabel 4.6 Gambaran aspek keterampilan konsentrasi... 54
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Persentase Tingkat Keterampilan Belajar Siswa Kelas VII
SMPN RSBI 9 Palembang Tahun Ajaran
2012/2013……...………. 47
Grafik 4.2 Persentase Tingkat Aspek Ketrampilan Manajemen Waktu
………...………….. 49
Grafik 4.3 Persentase Tingkat Aspek Keterampilan Membaca... 50 Grafik 4.4 Persentase Tingkat Aspek Keterampilan Mencatat
... 52 Grafik 4.5 Persentase Tingkat Aspek Keterampilan
mengingat... 53 Grafik 4.6 Persentase Tingkat Aspek Keterampilan
konsentrasi... 55 Grafik 4.7 Persentase Tingkat Aspek Keterampilan mempersiapkan
ujian... 55 Grafik 4.8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran-Lampiran
Lampiran 1 Administrasi Penelitian
Lampiran 2 Instrumen Penelitian
Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 4 Pengolahan Data
Lampiran 5 Program Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk
Meningkatkan Keterampilan Belajar Siswa Kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup
individu. Melalui pendidikan, individu memperoleh pengetahuan yang dapat
dipergunakan untuk mengembangkan diri sesuai dengan kemampuan yang ada
(Afrida, Y Fitri (2010).
Pendidikan merupakan investasi yang berharga bagi peningkatan kualitas
sebuah generasi maju dan bermutu. Pendidikan yang bermutu merupakan
pendidikan yang mengintegrasikan tiga komponen yaitu administratif,
kepemimpinan, bidang intruksional atau kurikuler, serta bidang bimbingan dan
konseling (Yusuf. LN, 2009:4).
Salah satu usaha pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan yang
bermutu untuk mewujudkan cita-cita bangsa dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 50 ayat 3 yang berbunyi “Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan yang bertaraf internasional.” Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) adalah Sekolah Standar
Nasional (SSN) Indonesia dan bertaraf Internasional sehingga diharapkan
lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. RSBI bertujuan
menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tercantum di dalam standar
kompetensi lulusan bercirikan internasional (Depdiknas, 2008). Kebijakan yang
dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional terkait dengan jenjang
pendidikan khususnya pendidikan formal ialah pendidikan menengah. Pendidikan
menengah adalah pendidikan yang diselanggarakan bagi lulusan pendidikan dasar,
dalam arti bahwa pendidikan menengah merupakan jenjang lanjutan bagi
Salah satunya ialah Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan institusi
pendidikan tingkat menengah yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber
daya manusia yang memiliki kemampuan, karakter, kecakapan, dan keterampilan
yang sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang ditetapkan (Depdiknas,
2007). Kemampuan, keterampilan, dan keahlian yang dikembangkan di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dirumuskan dalam kurikulum yang disesuaikan dengan
kompetensi lulusan yang dihasilkan melalui proses kegiatan belajar. Adapun
pencapaian indikator standar kurikulum RSBI sebagai berikut: 1) menerapkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), 2) menerapkan sistem satuan kredit
semester, 3) memenuhi standar isi, dan 4) memenuhi standar kompetensi lulusan.
Pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran RSBI menggunakan
asas-asas sebagai berikut : 1) menggunakan kurikulum yang berlaku secara nasional
dengan mengadaptasi kurikulum sekolah di negara lain, 2) mengajarkan bahasa
asing, terutama penggunaan bahasa inggris, secara terintegrasi dengan mata
pelajaran lainnya, 3) pengajaran dengan pendekatan dual language menekankan
perbedaan adanya bahasa akademis dan bahasa sosial yang pengaturan bahasa
pengantarnya dapat dialokasikan berdasarkan subjek maupun waktu, 4)
menekankan keseimbangan aspek perkembangan siswa meliputi aspek kognitif
(intelektual), aspek sosial dan emosional, dan aspek fisik, 5) mengintegrasikan
kecerdasan majemuk (multiple intelligence) termasuk emotional intelligence dan
spiritual intelligence ke dalam kurikulum, 6) mengembangkan kurikulum terpadu
yang berorientasi pada materi, kompetensi, nilai dan sikap serta prilaku
(kepribadian), 7) mengarahkan siswa untuk mampu berpikir kritis, kreatif dan
analitis, memiliki kemampuan belajar (learning how to learn) serta mampu
mengambil keputusan dalam belajar (Depdiknas, 2008). Selanjutnya RSBI
menerapkan azas-azas pembelajaran aktif yang mengakses 5 pilar pendidikan
(religios awareness, learning to know, learning to do, learning to be, and learning
how to live together) (Depdiknas, 2008).
Dari standar kurikulum RSBI pencapaian indikator yang ditetapkan di atas,
tersirat bahwa siswa seyogianya menguasai keterampilan belajar (study skill)
informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam
pengambilan keputusan, 2) menunjukan kemampuan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri, 3) menunjukan kemampuan menganalisis dan membantu
masalah secara kompleks, 4) komunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan
santun, dan 5) menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis dan
berbicara dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (Larasati, 2011).
Dalam praktiknya terdapat pergeseran paradigma pendidikan dari mengajar
ke membelajarkan. Pendidikan sekolah mengutamakan proses belajar mengajar
lebih menekankan pada kegiatan guru dalam mentransformasikan ilmu atau materi
kepada siswa, dan siswa hanya sebagai pendengar (Depdiknas, 2008). Fenomena
yang terjadi di sekolah cenderung siswa lebih ditekankan pada pemikiran
reproduktif, hafalan dan mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang
diberikan. Siswa jarang dirangsang untuk melihat suatu masalah dari berbagai
macam sudut pandang atau untuk memberikan alternatif-alternatif penyelesaian
suatu masalah.
Sesuai dengan pendapat Hidayat. N.A (2010) bahwa masalah belajar siswa
SMP adalah masalah keterampilan belajar selalu menduduki posisi dominan, skor
mutu kegiatan belajar mengajar mereka rendah dan cenderung menurun dari tahun
ke tahun. Siswa yang memiliki keterampilan belajar rendah akan berdampak pada
kehidupanya misalnya akan menghadapi kesulitan dalam membuat catatan waktu
guru mengajar, membuat ringkasan dari bahan yang dibaca, membuat laporan
observasi, diskusi, mengembangkan cara menjawab/memecahkan soal-soal
ulangan/ujian, membaca, berbahasa lisan dan tulisan, serta bertanya.
Data dari National Commission on Excellence in Education menunjukan
bahwa sebagian besar siswa yang berusia 15 tahun tidak memiliki keterampilan
belajar yang lebih tinggi. Hanya 1-5% yang dapat menulis essay persuasive, 1-3%
yang dapat memecahkan soal matematika, dan hampir 40% tidak dapat membuat
kesimpulan dari baha-bahan tertulis (La Costa, 1985:2).
Selanjutnya informasi data mengenai fenomena siswa yang memiliki
keterampilan belajar rendah dalam pelaksanaan angka kelulusan Ujian Nasional
sebanyak 87 (2, 47%) siswa SMP tidak lulus dalam Ujian Nasional (UN) dari
jumlah peserta Ujian Nasional (UN) yang mencapai 3. 2671 siswa. Hal tersebut
diakibatkan karena : 1) siswa memerlukan waktu tambahan untuk mengerjakan
tugas, memerlukan pengulangan dalam memahami suatu pokok bahasan, serta
mudah lupa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan, 2) sulit memahami isi
bacaan, sulit dalam mengemukakan definisi istilah dengan kata-kata sendiri, 3)
tingkah laku yang sulit diatur, sering bolos, malas mencatat, kesulitan untuk
berkonsentrasi, tidak dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompok belajar, dan
4) motivasi belajar yang rendah, dan lalai mengerjakan tugas (Larasati, 2011).
Kegagalan siswa dalam menghadapi proses belajar dan Ujian Nasional (UN)
yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa yaitu belum dikuasainya
cara-cara belajar yang baik. Penguasaan siswa terhadap keterampilan belajar dapat
meminimalkan hambatan belajar mereka (Maher dan Zins, 1987 dalam Djamal,
2006:18). Cara belajar yang baik sebagai upaya memfasilitasi siswa dalam
memecahkan masalah dalam belajarnya yang dapat dimanipulasi, dibuat, dirintis
serta diciptakan sesuai dengan apa yang siswa butuhkan, terutama
mengembangkan keterampilan belajarnya sebagai aset dalam meningkatkan
kualitas belajar yang dimiliki (Larasati, 2011).
Penyelesaian fenomena keterampilan belajar pada siswa SMP berkaitan
dengan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Menandakan bahwa siswa
membutuhkan layanan bimbingan dan konseling belajar, sebagai salah satu upaya
strategi untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal, dan hendaknya
membantu mempermudah siswa dalam mengenal bakat, minat, kemampuan
sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuannya tersebut seoptimal
mungkin untuk menyesuaikan dengan baik (Suherman, AS. 2007:7). Selanjutnya
American Counseling Association (ACA) (2006) menjelaskan bahwa bimbingan
dan konseling membantu siswa memecahkan masalah emosi dan sosial,
memahami hidup yang terarah, menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan
bagian krusial untuk meningkatkan prestasi siswa (ACA, 2006).
Layanan bimbingan dan konseling terkait dengan aspek belajar difokuskan
Dennis H Congos dari Student Academic Resource Centre (SARC) (2002), yaitu
manajemen waktu, keterampilan membaca, keterampilan mencatat, keterampilan
mengingat (memori), konsentrasi, dan keterampilan mempersiapkan tes atau ujian.
Burden & Crety (2003) menyatakan bahwa indivdu perlu sekali menguasai
keterampilan belajar dengan baik. Keterampilan belajar yang dimiliki siswa
seyogianya penting untuk mengetahui profil Keterampilan Belajar pada siswa
SMPN RSBI 9 Palembang Tahun Ajaran 2012/2013, karena keterampilan belajar
merupakan teknik untuk memperoleh, mempertahankan, serta mengaplikasikan
pengetahuan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka seyogianya merumuskan
pemberian layanan bimbingan dan konseling belajar, yang perumusannya didasarkan pada hasil penelitian. maka skripsi ini diberi judul “Profil Keterampilan Belajar Siswa dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan
Konseling”.
B. Identifikasi Masalah
Keberadaan layanan bimbingan dan konseling (BK) adalah proses
pendidikan dengan mengantarkan siswa untuk mencapai perkembangan yang
optimal salah satunya dapat meningkatkan keterampilan belajar siswa.
Dalam praktiknya terdapat pergeseran paradigma pendidikan dari mengajar
ke membelajarkan. Pendidikan sekolah mengutamakan proses belajar mengajar
lebih menekankan pada kegiatan guru dalam mentransformasikan ilmu atau materi
kepada siswa, dan siswa hanya sebagai pendengar (Depdiknas, 2008). Fenomena
yang terjadi di sekolah cenderung siswa lebih ditekankan pada pemikiran
reproduktif, hafalan dan mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang
diberikan. Siswa jarang dirangsang untuk melihat suatu masalah dari berbagai
macam sudut pandang atau untuk memberikan alternatif-alternatif penyelesaian
suatu masalah.
BK peduli terhadap upaya membantu siswa mencapai pribadi yang utuh,
mengembangkan potensi siswa secara optimal, serta berfungsi untuk
pengembangan dan peningkatan, sala satunya memberikan layanan BK Belajar
layanan BK tidak dapat dilepaskan dari keseluruahn rangkaian program
pendidikan di sekolah untuk meningkatkan keterampilan belajar.
Dalam pelaksanaan di SMPN RSBI 9 Palembang untuk mencapai prestasi
belajar dilaksanakan aktivitas pembelajaran, tetapi dalam proses pembelajaran
tersebut belum semua berjalan dengan optimal, disebabkan terdapat siswa yang
lambat belajar, ada siswa yang belum menguasai keterampilan belajar, seperti
keterampilan membaca efektif, mencatat dengan mapping, membangkitkan
motivasi, mengatasi kejenuhan, dan mempersiapkan ujian yang belum menunjang
secara optimal.
C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diidentifikasi dalam sub-bab sebelumnya, maka pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah “ Bagaimana Profil keterampilan belajar siswa Kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang tahun
ajaran 2012/2013?”. Sebagai studi pendahuluan untuk mengetahui profil keterampilan belajar penelitian tersebut diatas dirinci menjadi
pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Seperti apa gambaran keterampilan belajar siswa Kelas VII SMPN RSBI 9
Palembang tahun ajaran 2012/2013?
2. Seperti apa gambaran aspek-aspek keterampilan belajar siswa kelas VII
SMPN RSBI 9 Palembang tahun ajaran 2012/2013?
3. Seperti apakah Implikasi layanan bimbingan belajar yang dapat diajukan
berdasarkan keterampilan belajar siswa Kelas VII SMPN RSBI 9
Palembang tahun ajaran 2012/2013?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil keterampilan belajar siswa
keterampilan belajar siswa kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang tahun ajaran
2012/2013. Secara khusus tujuan penelitian ini menemukan hal-hal berikut ini.
a. Gambaran keterampilan belajar siswa Kelas VII SMP RSBI 9 Palembang
tahun ajaran 2012/2013?
b. Gambaran aspek-aspek keterampilan belajar siswa kelas VII SMPN
RSBI 9 Palembang tahun ajaran 2012/2013?
c. Gambaran Implikasi layanan bimbingan belajar yang dapat diajukan
berdasarkan keterampilan belajar siswa Kelas VII SMPN RSBI 9
Palembang tahun ajaran 2012/2013?
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ditinjau dari manfaat teoritis dan praktis adalah sebagai
berikut:
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, peneliti di harapkan menghasilkan dan memberikan
gambaran mengenai keterampilan belajar Sekolah siswa Kelas VII SMP RSBI 9
Palembang tahun ajaran 2012/2013.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Secara praktis di harapkan dapat memberikan informasi empiris mengenai
gambaran keterampilan belajar siswa dan memanfaatkan panduan layanan
bimbingan belajar dalam meningkatkan keterampilan belajar siswa.
2) Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Secara praktis di harapkan dapat memberikan sumber informasi secara
empiris mengenai fenomena keteramilan belajar disekolah dan upaya
panduan layanan BK Belajar dalam meningatkan keterampilan belajar siswa
SMP RSBI, sebagai bahan referensi pada mata kuliah BK Belajar.
Secara praktis peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih
mendalam terkait merumuskan program hipotetik keterampilan belajar,
membandingkan gambaran umum tingkat keterampilan belajar siswa setiap
jenjang pendidikan SD, SMP, SMA RSBI dan teknik intervensi yang dapat
meningkatkan keterampilan belajar siswa sehingga gambaran yang
dihasilkan cenderung dinamis dan menyeluruh.
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitaif.
Data hasil penelitian dijelaskan secara akurat dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan statistik mengenai penguasaan keterampilan belajar siswa secara
nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis dan
penafsirannya (Sukmadinata, 2005b).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif bertujuan untuk
mengungkapkan gambaran keadaan pada saat penelitan dilakukan, yaitu
mendeskripsikan, menganalisis dan mengambil suatu generalisasi dari
pengamatan mengenai penguasaan keterampilan belajar siswa. pengunaan metode
deskriptif ini diharapkan memperoleh kesimpulan yang dapat diangkat ke tarap
generalisasi berdasarkan hasil-hasil pengolahan dan analisis data (Larasati, 2011).
Dengan mengacu kepada konsep tersebut maka penelitian yang dilakukan akan
mendeskripsikan tingkat penguasaan keterampilan belajar yang masih kurang
dikuasai siswa sebagai analisis kebutuhan, selanjutnya dijadikan bahan dalam
merumuskan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan keterampilan belajar
siswa kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang.
2. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah siswa SMPN RSBI 9 Palembang. Subjek
Penelitiannya adalah siswa kelas VII. Sampel penelitian diambil dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak (random sampling).
pertimbangan dalam menentukan populasi penelitian di SMPN RSBI 9
Palembang di kelas VII sebagai berikut:
1. Siswa kelas VII berada pada masa peralihan dari masa sekolah SD ke SMP
sehingga memerlukan penyesuaian terhadap lingkungannya, termasuk
lingkungan belajar.
2. Sebagai upaya pencegahan dalam mengurangi jumlah siswa tinggal kelas
yang disebabkan masalah dalam belajar yang belum optimal.
b. Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti (Arikunto, 1997,
h. 104). Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang objek penelitian
dengan mengambil representatif populasi yang diprediksikan sebagai inferensi
terhadap seluruh populasi. Secara spesifik, sampel penelitian ini adalah siswa
kelas IV yang ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara acak (random
sampling).
3. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dalam memperoleh data mengenai gambaran keterampilan belajar siswa,
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik non-tes dengan
pengumpul data berupa angket keterampilan belajar. Pengukuran akan dilakukan
terhadap aspek keterampilan belajar yang mencakup manajemen waktu,
keterampilan membaca, keterampilan mencatat, keterampilan mengingat,
konsentrasi, dan keterampilan mempersiapkan tes.
Sistematika mengenai profil keterampilan belajar terbagi kedalam lima bab,
yang diantaranya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN: Berisi latar belakang masalah, identifikasi
masalah, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA: Menyajikan teori yang relevan sebagai
landasan penelitian, pengertian bimbingan belajar, keterampilan
belajar, rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN: Berisi subjek yang akan diteliti,
definisi operasional variabel, metode penelitian dan desain penelitian,
jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel
dan metode analisis data.
BAB IV PEMBAHASAN: Menguraikan hasil penelitian dan pembahasan
berdasarkan analisis deskriptif data responden.
BAB V PENUTUP: Terdiri dari kesimpulan atau intisari yang didapat dari
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitaif
untuk mendapatkan data yang berbentuk angka, sehingga terdapat informasi yang
luas dari suatu populasi dan berbentuk fakta yang jelas. Data hasil penelitian
dijelaskan secara akurat dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik
mengenai penguasaan keterampilan belajar siswa secara nyata dalam bentuk
angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya (Sukmadinata,
2005).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif bertujuan untuk
mengungkapkan gambaran keadaan pada saat penelitan dilakukan, yaitu
mendeskripsikan, menganalisis dan mengambil suatu generalisasi serta
pengamatan mengenai penguasaan keterampilan belajar siswa. Pengunaan metode
deskriptif ini diharapkan memperoleh kesimpulan yang dapat diangkat ke tarap
generalisasi berdasarkan hasil-hasil pengolahan dan analisis data (Larasati, 2011).
Dengan mengacu kepada konsep tersebut maka penelitian yang dilakukan akan
mendeskripsikan tingkat penguasaan keterampilan belajar yang masih kurang
dikuasai siswa sebagai analisis kebutuhan, selanjutnya dijadikan bahan dalam
merumuskan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan keterampilan belajar
siswa kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 297) populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII
Tabel 3.1
Jumlah Anggota Populasi Siswa Kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang Tahun Ajaran 2012/2013
No Kelas Jumlah
1. VII A 30
2. VII B 30
3. VII C 30
4. VII D 30
5. VII E 30
6. VII F 30
7. VII G 30
8. VII H 30
Jumlah 240
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti (Arikunto, 1997,
h. 104). Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang objek penelitian
dengan mengambil representatif populasi yang diprediksikan sebagai inferensi
terhadap seluruh populasi. Secara spesifik, sampel penelitian ini adalah siswa
kelas VII yang ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara acak (random
sampling).
Secara operasional penentuan sampel yang layak dalam penelitian adalah 30
sampai dengan 500, Surakhmad (Riduwan, 2006, h. 65) menjelaskan bahwa bila
populasi dibawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50 % dan jika berada
diantara 100 sampai 10000, maka dipergunakan sampel sebesar 15 % - 50 % dari
jumlah populasi.
Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus yang
S= (50% 15%) 100
1000 1000 %
15
n
Dimana :
S = Jumlah sampel yang diambil
n = Jumlah anggota populasi
S = 15 % + 1000 – 240 ( 35%)
1000 – 100
S = 15 % + 760 (35%)
900
= 15 % + 0,84 (35%)
= 15% + 35, 84 %
= 50,4 % dibulatkan menjadi 50 %
Jadi jumlah sample sebesar 50 % X 240 = 120
Gambar 3.1
Gambar Rumus Pengambilan Sampel
Berdasarkan Asumsi yang dikemukakan Surakhmad, peneliti akan
mengambil sampel sebanyak 120 siswa yang diambil 15 orang setiap kelasnya.
C. Definisi Operasional Variabel
Dalam mendefinisikan secara pasti apa yang dimaksud dengan keterampilan
belajar adanya keterbatasan definisi keterampilan belajar dan mengidentifikasi
komponen skill tidak mengambat berkembangnya urutan-urutan logis serta
metode untuk mengajarkan keterampilan belajar. Penelitian ini mengarah kepada
keterampilan belajar untuk memperoleh, mempertahankan, dan mengungkapkan
pengetahuan dalam menciptakan belajar yang efektif, mencakup keterampilan
mengingat (memori), konsentrasi, dan keterampilan mempersiapkan tes.
Selanjutnya dalam mendeskripsikan definisi keteampilan belajar menurut dua ahli
sebagai berikut:
Keterampilan belajar adalah keterampilan yang berhubungan dengan
peguasaan strategi belajar dalam meningkatkan pemahaman tentang cara belajar
yang efektif dan produktif (Devine, 1987 dalam Larasati, 2011).
Selanjutnya Devine (1987) dalam Burden & Byrs (1999:76) menjelaskan
keterampilan belajar sebagai kemampuan yang berkaitan dengan menulis
(mencatat), mengorganisasikan kalimat, mensintesa.
Secara Operasional yang dimaksud keterampilan belajar dalam penelitian ini
adalah skor total dari aspek dan indikator sebagai berikut:
a. Manajemen Waktu, yang ditandai (1) siswa dapat memikirkan untuk
memanfaatkan waktu dengan efektif dan efesien; (2) siswa dapat
merencanakan jadwal kegiatan dengan baik dan benar; dan (3) siswa dapat
mengatur waktu dengan baik dan benar
b. Keterampilan Membaca, yang ditandai oleh: (1) siswa dapat mengenal
tulisan yang dipaparkan dalam teks; (2) siswa dapat mengantisipasi dan
memprediksi maksud atau makna tulisan; dan (3) siswa dapat mencari dan
memverifikasi hasil prediksi.
c. Keterampilan Mencatat, yang ditandai oleh: (1) siswa dapat mengingat
informasi pembelajaran dan menyajikannya kembali dalam bentuk tulisan; (2)
siswa dapat mendengarkan secara aktif, memperhatikan secara aktif dan
membuat aditorial menjadi visual; dan (3) siswa dapat memahami materi
pembelajaran dan mencatatnya dengan baik dan benar.
d. Keterampilan Mengingat (Memori), yang ditandai oleh: (1) siswa dapat
memasukan data (encoding) materi pembelajaran untuk mengingat secara baik
dan benar; (2), siswa dapat menyimpan (storage), dan mengeluarkannya
kembali (decoding/recalling), setelah memasukan data atau informasi
(encoding) secara baik dan benar; dan (3) siswa dapat menyimpan dan
e. Keterampilan Konsentrasi, yang ditandai oleh: (1) siswa dapat
memperhatikan apa yang dikerjakan dan menemukan sesuatu yang tidak
dimengerti dalam bacaan; dan (2) siswa dapat fokus dengan baik dan benar.
f. Keterampilan Mempersiapkan Ujian, yang ditandai oleh: (1) siswa dapat
mempersiapkan mental dan kondisi psikologis dalam menghadapi ujian dengan
baik dan benar; 2) siswa dapat percaya diri dalam rangka persiapan
menghadapi ujian; dan 3) siswa dapat menguasai materi dengan baik dan
benar.
D. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data
1. Jenis Instrumen
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer yang diambil dari
responden yang telah mengisi kuesioner sebagai alat pengumpul data. Tipe
kuesioner yang digunakan adalah Self-Administrated Questionnaire, yaitu
kuesioner yang diisi sendiri oleh responden (Sugiyono, 2010: 142).
Angket disusun dalam model skala yang dikembangkan berupa angket
berskala dua (force choise) dengan jawaban ya dan tidak. Alat ukur yang
digunakan untuk mengumpulkan data subjek penelitian, yaitu alat ukur
keterampilan belajar. Pengukuran akan dilakukan terhadap variabel keterampilan
belajar yang terdiri dari manajemen waktu, keterampilan membaca, keterampilan
mencatat, keterampilan mengingat (memori), konsentrasi, dan keterampilan
mempersiapkan tes.
Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini seyogianya melalui tahap
uji coba yang dapat diketahui kelayakan serta validitasnya instrumen. Berikut
kisi-kisi alat pengumpul data selanjutnya dijabarkan dalam bentuk item-item
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Belajar
Siswa Kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang Tahun Ajaran 2012/2013 (Sebelum Validasi)
3. siswa dapat mengatur waktu dengan baik dan benar
1. siswa dapat mengenal tulisan yang dipaparkan dalam teks; 2. siswa dapat mengantisipasi
dan memprediksi maksud atau makna tulisan 3. siswa dapat mencari dan
memverifikasi hasil prediksi.
baik dan benar;
3. siswa dapat menyimpan dan menyampaikan informasi secara baik dan benar. Konsentrasi 1. siswa dapat memperhatikan
apa yang dikerjakan dan menemukan sesuatu yang tidak dimengerti dalam bacaan;
2. siswa dapat fokus dengan baik dan benar
2. siswa dapat percaya diri dalam rangka persiapan
Uji kelayakan instrumen melalui penimbangan (validasi) dalam
pengembangan alat pengumpul data bertujuan untuk mengetahui tingkat
kelayakan instrumen dari aspek kesesuaian dengan landasan teoritis, kesesuaian
dengan format dilihat dari sudut ilmu pengukuran serta ketepatan bahasa yang
digunakan, dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan respon.
Penimbangan dilakukan oleh tiga dosen ahli yakni dosen dari jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan. Penilaian pada setiap item dengan kualifikasi
Memadai (M) menyatakan bahwa item tersebut bisa digunakan dan Tidak
Memadai (TM) menyatakan bahwa ada dua kemungkinan yaitu item tersebut
2. Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan pengujian dilakukan untuk mengetahui bahwa
pernyataan-pernyataan pada angket yang akan disebar dapat dipahami oleh sampel siswa. Uji
keterbacaan ini dilakukan kepada siswa-siswi kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang
yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian.
Berdasarkan hasil uji keterbacaan, responden dapat memahami dengan baik
seluruh item pernyataan yang ada baik dari segi bahasa maupun makna yang
terkandung dalam pernyataan. Dengan demikian, dapat disimpulkan seluruh item
pernyataan dapat memahami dan mengerti oleh sampel penelitian.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Dengan demikian perlu dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas terhadap kuisioner yang ada dalam penelitian ini.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Penelitian ini
menggunakan instrument non tes yang bersifat menghimpun data, maka tidak
perlu standarisasi instrumen cukup dengan validitas isi dan konstruk.
Validitas yang digunakan di sini adalah validitas item. Teknik yang
digunakan untuk mengetahui validitas alat ukur adalah dengan Korelasi Point
Biserial. Penggunaaan rumus Korelasi Point Biserial banyak diaplikasi untuk
menguji valid sebuah hasil uji coba tes (instrumen) hasil belajar dalam hal ini soal
pilihan ganda. Dalam bentuk jawaban benar = 1, dan salah = 0.
Uji validitas dengan rumus Korelasi Point Biserial, secara umum dapat dilihat
Tabel 3.3
Rumus Validitas Korelasi Point Biserial
(arikunto,2006)
Rumus Korelasi Point Biserial di atas jika dengan menggunakan Microsoft Excel
adalah dengan menggunakan fungsi CORREL, dengan bentuk:
=CORREL(Array;Array2)
Keterangan:
Array1:Range untuk item soal (tiap butir soal)
Array2:Range untuk skor total
Kriteria pengujiannya sebagai berikut:
Jika rxyhitung ≥ r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid
Jika rxy hitung ≤ r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid (Arikunto,
2006:135).
Pengujian validitas empiris dalam penelitian dilakukan sampel acak dari
responden dengan menggunakan bantuan program Excel . Hasil perhitungan
terhadap 77 butir soal untuk instrumen keterampilan belajar siswa, diperoleh item
soal yang tidak valid dan valid. Berikut ini disajikan hasil uji coba validitas
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Empiris
Kesimpulan Item Jumlah
Valid 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 18, 19,
Reliabilitas menurut Arikunto (2006:178) “reliabilitas menunjuk pada satu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.
Untuk menentukan koefisien reliabilitas tes bentuk uraian, digunakan rumus
KR-20, dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
.ri = koefisien reliabilitas
.k = jumlah item dalam instrumen
.pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
.qi = 1 - pi
.si2 = varians total
.n = jumlah responden
Setelah di dapat harga koefisien reliabilitas, maka harga tersebut
diinterpretasikan terhadap kriteria tertentu dengan menggunakan tolak ukur
(Arikunto, 2006:194) dapat dilihat pada tabel 3.6.
Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi
c. Pengemasan Instrumen Setelah Validasi.
Item-item instrumen yang memenuhi kualifikasi dihimpun dan diperbaiki
sesuai kebutuhan sehingga dihasilkan seperangkat instrumen yang siap untuk
digunakan dalam pengumpulan data terhadap subjek penelitian. Dapat dilihat pada
tabel 3.7.
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Belajar
Siswa Kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang Tahun Ajaran 2012/2013
(Setelah Validasi)
1. siswa dapat memikirkan untuk memanfaatkan waktu dengan efektif dan efesien;
2. siswa dapat merencanakan jadwal kegiatan dengan baik dan benar; 3. siswa dapat mengatur waktu dengan
baik dan benar
1, 2, 3, 4, 6, 7,
8, 9 8
Keterampilan Membaca
1. siswa dapat mengenal tulisan yang dipaparkan dalam teks;
2. siswa dapat mengantisipasi dan memprediksi maksud atau makna tulisan
3. siswa dapat mencari dan memverifikasi hasil prediksi.
1. siswa dapat mengingat informasi pembelajaran dan menyajikannya kembali dalam bentuk tulisan; 2. siswa dapat mendengarkan secara
aktif, memperhatikan secara aktif dan membuat aditorial menjadi visual; 3. siswa dapat memahami materi
pembelajaran dan mencatatnya dengan
21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31
baik dan benar. Keterampilan
Mengingat
1. siswa dapat memasukan data
(encoding) materi pembelajaran untuk mengingat secara baik dan benar; 2. siswa dapat menyimpan (storage), dan
mengeluarkannya kembali (decoding/recalling), setelah memasukan data atau informasi (encoding) secara baik dan benar; 3. siswa dapat menyimpan dan
menyampaikan informasi secara baik
Konsentrasi 1. siswa dapat memperhatikan apa yang dikerjakan dan menemukan sesuatu yang tidak dimengerti dalam bacaan; 2. siswa dapat fokus dengan baik dan
benar
46, 47, 48, 51, 52
5
1. siswa dapat mempersiapkan mental dan kondisi psikologis dalam menghadapi ujian dengan baik dan benar;
2. siswa dapat percaya diri dalam rangka persiapan menghadapi ujian;
3. siswa dapat menguasai materi dengan baik dan benar.
Memberikan skor (scoring) untuk jawaban siswa, selanjutnya
menjumlahkan agar setiap siswa memiliki skor aktual, kategori pemberian skor
pada alternatif jawaban, dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8
Ketentuan Pemberian Skor Angket Keterampilan Belajar
Pernyataan Skor
Ya Tidak
Positif 1 0
Negatif 0 1
Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai
keterampilan belajar siswa yang diperoleh berdasarkan angket yang telah disebar
pada siswa kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang tahun ajaran 2012/2013. Data
yang diperoleh akan diolah dan menjadi landasan dalam pembuatan program
layanan bimbingan belajar untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa.
Gambaran umum karakteristik sumber data penelitian yaitu keterampilan belajar
siswa yang akan dijadikan landasan dalam pembuatan program layanan
bimbingan terlebih dahulu dilakukan pengelompokan data menjadi tiga kategori
yaitu sangat baik, baik, kurang baik.
Penentuan kelompok siswa dengan kategori keterampilan belajar yang
sangat baik, baik, kurang baik dalam penelitian dilakukan konversi skor mentah
menjadi skor matang dengan menggunakan batas aktual dengan langkah-langkah
sebagai berikut : 1) Menghitung skor total masing-masing responden;
2) Menghitung rata-rata dari skor total responden (µ) dengan menggunakan
program Excell; 3) Menentukan standar deviasi dari skor total responden (ơ)
dengan menggunakan program Excell; 4) Mengelompokan data menjadi tiga
kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah dengan pedoman, dapat dilihat pada tabel
3.9.
Tabel 3.9
Konversi skor mentah menjadi skor matang dengan batas aktual
Skala skor mentah Kategori Skor
X > µ + 1,0 ơ Tinggi µ - 1,0 ơ ≤X ≥ µ + 1,0 ơ Sedang X > µ - 1,0 ơ Rendah
3. Menetapkan Kriteria Tingkatan Keterampilan Belajar
Hasil pengolahan data keterampilan belajar siswa yang dijadikan landasan
dalam pembuatan program layanan bimbingan terlebih dahulu dilakukan
pengelompokan data menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil
pengelompokan data berdasarkan kategori dan interpretasinya dapat dilihat pada
Tabel 3.10
Interpretasi Skor Kategori Keterampilan Belajar
Kategori Skor Interpretasi
Tinggi X > 54,2 Siswa pada kategori tinggi telah mencapai indikator keberhasilan pada asek manajemen waktu,
keterampilan membaca, keterampilan mencatat, keterampilan mengingat, keterampilan konsentrasi dan keterampilan mengahadapi ujian secara optimal Sedang 28,4 ≤ X ≤ 54,2 Siswa pada kategori sedang belum optimal pada
aspek manajemen waktu, keterampilan membaca, keterampilan mencatat, keterampilan mengingat, keterampilan konsentrasi dan keterampilan mengahadapi ujian secara baik dan benar Rendah X < 28,4 Siswa pada kategori rendah tidak optimal pada
aspek manajemen waktu, keterampilan membaca, keterampilan mencatat, keterampilan mengingat, keterampilan konsentrasi dan keterampilan mengahadapi ujian secara baik dan benar
Berdasarkan tabel 3.10 menunjukan dari hasil penelitian, siswa kelas VII
SMPN RSBI 9 Palembang Tahun ajaran 2012/2013 membutuhkan upaya
pemberian layanan untuk meningkatkan keterampilan belajarnya yaitu berupa
layanan bimbingan dan konseling dalam pemberian layanan difokuskan pada
siswa yang mempunyai keterampilan belajar pada kategori tinggi untuk
menstabilkan keterampilan belajar dan kategori sedang dan rendah untuk
meningkatkan dan mengembangkan keterampilan belajar secara optimal.
G.Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini meliputi beberapa langkah sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
Tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Penyusunan proposal penelitian dan konsultasi proposal dengan dosen
pengampu mata kuliah Metode Riset Bimbingan Konseling dan disahkan
dengan persetujuan dari dewan skripsi, dosen pembimbing skripsi dan
b. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada
tingkat fakultas.
c. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk
melanjutkan ke tingkat fakultas, memberikan rekomendasi melanjutkan
ke Baak dan memberi rekomendasi kepada Pihak SMPN RSBI 9
Palembang. Selanjutnya mengajukan permohonan penelitian pada SMPN
RSBI 9 Palembang.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Persiapan pengumpulan data dilakukan dengan menyusun istrumen
penelitian berikut penimbnagnya kepada tiga ahli dari jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan.
b. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar angket pada 240 siswa
kelas VII SMPN RSBI 9 Palembang yang dijadikan sampel penelitian.
c. Analisis data yang menggunakan analisis deskriptif diharapkan dapat
memperoleh gambaran yang jelas mengenai penguasaan keterampilan
belajar siswa. Selanjutnya data yang diperoleh akan diolah dan
disimpulkan sebagai dasar penyusunan layanan bimbingan dan konseling
belajar untuk mengembagkan keterampilan belajara siswa kelas VII
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang profil keterampilan belajar siswa dan
implikasinya terhadap layanan bimbingan dan konseling kelas VII SMPN RSBI 9
Palembang Tahun Pelajaran 2013/2014, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum Profil keterampilan belajar siswa kelas VII SMPN RSBI 9
Palembang Tahun Pelajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang.
Artinya, siswa belum optimal dalam merencanakan jadwal kegiatan
dengan baik dan benar, siswa belum optimal dalam mengatur waktu
dengan baik dan benar, dan siswa belum dapat memasukan data
(encoding) materi pembelajaran untuk mengingat secara baik dan benar;
2. Gambaran tiap aspek keterampilan belajar siswa SMP RSBI 9 Palembang
Tahun Pelajaran 2012/2013 maka dapat disimpulkan tingkat pencapaian
yang terendah ada pada aspek manajemen waktu yaitu 60,83%. Pada aspek
ini indikator kedua yaitu merencanakan jadwal kegiatan dengan baik dan
benar mempunyai tingkat pencapaian terendah yaitu 55,42%. Aspek
Mempersiapkan ujian mempunyai tingkat pencapaian tertinggi yaitu
73,43%. Pada aspek ini indikator pertama yaitu mempersiapkan mental
dan kondisi psikologis dalam menghadapi ujian dengan baik dan benar
mempunyai tingkat pencapaian terendah yaitu 67,33%. Pada aspek
keterampilan membaca, indikator yang pencapainnya terendah ada pada
indikator kedua yaitu Dapat mengantisipasi dan memprediksi maksud atau
makna tulisan, dengan tingkat pencapaian 50,83%. Selanjutnya pada
Aspek keterampilan mencatat, indikator dengan tingkat pencapaian
terendah ada pada indikator kedua yaitu dapat mendengarkan secara aktif,
memperhatikan secara aktif dan membuat auditorial secara visual dengan
tingkat pencapaian hanya 55 %. Tingkat pencapaian aspek keterampilan
mengingat cukup baik yaitu 72,01%, pada aspek ini indikator ketiga yaitu
mempunyai tingkat pencapaian terendah yaitu 64,83%. Untuk aspek
keterampilan konsentrasi tingkat pencapaiannnya adalah 72,33%, pada
aspek ini indikator terendah ada pada indikator kedua yaitu Dapat focus
dengn baik dan benar dimana tingkat pencapaiannya 66,67%.
3. Rumusan Program layanan dasar bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan keterampilan belajar kelas VII SMPN RSBI 9
Palembang Tahun Ajaran 2013/2014 layak berdasarkan pertimbangan
setelah melalui validasi oleh para ahli. Layanan dasar bimbingan dan
konseling bertujuan dalam peningkatan atau pengembangan keterampilan
belajar sesuai kebutuhan siswa SMPN RSBI 9 Palembang. Dan Struktur
Program layanan Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan
keterampilan belajar siswa terdiri dari dasar pemikiran, tujuan
pengembangan keterampilan belajar, sasaran layann, pengembangan tema,
sistem pendukung, satuan layanan bimbingan, evaluasi.
B.Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang diajukan merupakan upaya tindak lanjut dan
usaha membantu lembaga serta pihak-pihak yang dipandang berkepentingan
dengan hasil penelitian diantaranya 1) Pihak Sekolah; 2) Guru Bimbingan dan
Konseling; 3) Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan; dan 4) Peneliti
Selanjutnya. Berikut ini beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat
memberikan masukan yang bermanfaat:
1. Pihak Sekolah
Penelitian ini berhasil merumuskan program layanan dasar bimbingan dan
konseling dalam meningkatkan keterampilan belajar siswa. Agar program yang
dirumuskan dapat terlaksana dan memberikan hasil yang lebih optimal, maka
pihak sekolah seyogianya memberikan dukungan sistem dalam kegiatan
bimbingan berupa mengupayakan penyediaan waktu khusus kegiatan layanan
bimbingan belajar dan mempersiapkan ruang bimbingan yang lebih representatif
meningkatkan minat keterampilan belajar siswa untuk mempersiapkan segala
proses belajar mengajar dan melanjutkan kenaikan ke kelas VII dan IX.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Koseling
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Program layanan dasar
bimbingan dan konseling belajar efektif dalam meningkatkan keterampilan belajar
siswa. Guru Bimbingan dan Konseling dapat menggunakan program bimbingan
belajar yang dirumuskan dalam penelitian sebagai pedoman penyelenggaraan
bimbingan. Guru Bimbingan dan Konseling memantau kembali siswa yang
seyoianya memerlukan bantuan, dengan melaksankan bimbingan kelompok atau
memberikan latihan-latihan sesaui dengan aspek keterampilan belajar untuk
sehingga proses dalam memberikan layanan dapat mengembangkan keterampilan
belajar siswa secara optimal.
3. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Secara praktis peneliti diharapkan dapat memberikan sumber informasi
secara empiris mengenai fenomena keterampilan belajar di SMP dan upaya
layanan BK dalam mengupayakan untuk mengembangkan keterampilan belajar,
sebagai bahan referensi pada mata kuliah BK Belajar.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini terbatas pada pengkajian tentang program bimbingan belajar
untuk meningkatkan keterampilan belajar siswa. Oleh sebab itu peneliti
selanjutnya diharapkan mengkaji tema-tema berikut ini.
a. Mengujikan Efektivitas layanan program bimbingan dan konseling dalam
mengembangkan keterampilan belajar siswa pada jenjang pendidikan
b. Membandingkan gambaran umum tingkat keterampilan belajar siswa
SMP pada setiap jenjang kelas, jenis kelamin, tingkat prestasi, pola asuh
orang tua, dan faktor-faktor sosial budaya dalam keterampilan belajar
DAFTAR PUSTAKA
Afrida, Y. Fitri (2010). Pengaruh Keterampilan belajar terhadap hasil belajar mahasiswa pendidikan ekonomi koperasi. [online] Vol 12 (8), 110 halaman. Tersedia:
http://www.scribd.com/doc/2357689/jurnal universitas riau. pendidikan...[2 september 2011]
Ahmadi, Iif Khoiru dan Sofyan. (2010). Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional & Nasional. Jakarta: Prestasi Pustaka.
American Counseling Association (ACA). (2006). Effectiveness of School Counseling. [Online]. Tersedia: www. Counseling.org. [27 November 2012].
Arikunto, Suharsini. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri, S. J & Aswan Z. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Budiardjo, Lily. (2008). Keterampilan Belajar. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Burden & Byrs. (1999). Learning Skill. Dalam journal Cook Counseling Virginia Tech [online] Vol 56 (4), 3 halaman.Tersedia: http://epnet.com.ezproxy.libary.arizona.edu/results.as..[Desember2012]
Burden & Crety. (2003). Learning skill. dalam journal Counseling America [online] vol 36 (8), 11 halaman. tersedia:
http://weblinks2.epnet.com.ezproxy.libary.arizona.edu/results.as...[25 mei 2012]
Congos, Dennis. (2002). Student Academic Resource Centre (SARC). Tersedia: http://weblinks3.epnet.com.ezhy.libary.arizona.edu/results.as..[16 Desember 2012]
Congos, Dennis. (2003). Learning skill. Dalam Journal american Psychologist [online] Vol 44 (3), 16 halaman. Tersedia:
Depdiknas. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2008) Panduan penyelengaraan Program Rintisan Bertaraf Internasional, Dirjen Mandikdasmen: Direktorat Pembinaan SMA.
De Porter, Bobbi dan Mike Hernackhi (2006). Quantum Learnig Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Mizan Media Utama.
Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamal, Nani. N. (2006). Program Bimbingan Keterampilan Belajar Bagi Siswa Berbakat. Tesis: PPS UPI Bandung.
Epston, D., et al. (1995). Consulting with your Consultants: A means to the Co-Construction of alternative knowledges. in S. Friedman (Ed), The Reflecting Team in Action: Collaborative Pratice in famly therapy (pp. 277-313).: New York: Guilford.
Harefa, Andrias. (2008). Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta : Penerbit Buku KOMPAS.
Hastarita, D. R (2012). Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangakan Keterampilan Belajar.Skripsi PPB FIP UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Hidayat, Najmul. A. (2010) Model Bimbingan dan Konseling Kolaboratif Untuk meningkatkan Keterampilan Belajar Siswa. Disertasi Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.
Iqbal Fahri, (2010). Memahami urgensi keterampilan belajar dalam pendidikan [online] Vol 4 (12), 110 halaman. Tersedia:
http://scbrid.com/doc/537634893/memahami-urgensi-keterampilan-belajar-dalam-pendidikan...[3 Februari 2012]
Kemendiknas. (2008). Republika Online. Retrieved Desember 15, 2012, from: www.republika.co.id 2008.
Larasati, Rena. (2011) Program Bimbingan untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa (Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas X SMK Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi pada PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Moh. Surya. (1992). Psikologi Pendidikan. Publikasi Jurusan PPB: IKIP Bandung.
Muhibbin, Syah. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Ngalim, Purwanto. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nurihsan, Juntika. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung. Refika Aditama.
Pershing, J. A. & Demetropoulos, E. G. (1981). “Guidance and guidance systems
in secondary schools: The Teacher’s Views” Personil and guidance journal , 59, 455-460.
Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.(Edisi keenam). Bandung : Alfabeta.
Saphier, Jon and King Mathew. (1985) Good Seeds grow in strong Culture: Journal on educational leadrship in school cultura: E-book [online]. Tersedia : http://www.seatleschools.org/schools/thecenteschool. [ 19 April 2009]
Schmidt. N (2003).Thingking Skill and active learning: A means to the Co-Construction of alternative knowledges. [online] Vol 13 (7), 11 halaman. Tersedia:
http://weblinks7.epnet.com.ezproxy.libary.arizona.edu/results.as...[11 september 2012]
Shertzer & Stone, S. C (1980). Fundamental of Counseling. Philadelphia, Houghton Mifflin Company [online] Vol 4 (10), 118 halaman. Tersedia: http://weblinks7.epnet.com.ezproxy.libary.arizona.edu/results.as...[11 April
Sedyanasa, Gede (2003). Model Kolaborasi Pembimbing dan Guru dalam Peningatan Keterampilan Belajar terbaru para ilmuwan. Bandung. Penerbit jabal.
Sugiono. (2002). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuanttatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, A.S. (2007) Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung : Madani Produktion.
Sukardi, A. (2008). Kurikulum Sekolah Menengah (SMU) Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. [Online] tersedia dalam: http://www.itjen.depdiknas.go.id.htm [21 Desember 2012]
Sukmadinata. (2003). Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Bandung : ROSDA.
----. (2005a). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosda Karya.
----. (2005b). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia & PT Remaja Rosdakarya.
Sumartini. (2010). Efektivitas Brain Gym dalam meningkatkan keterampilan belajar siswa kelas X SMAN 99 Jakarta Timur. Tesis Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.
Tohari (Proceeding 2 ND International Seminar 2010 Practice Pedagogic in global education Perspective) Primary Education Studi Program Pedagogic Departemen-Faculty of education indonesia University of education. Vol II No 1/Mei 2010
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.
Yusuf, Syamsu. L.N. (2009). Program Bimbingan & Konseling di Sekolah. Bandung: Rizki Press.