• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA LCD PROYEKTOR DENGAN MOTIVASI PENYELESAIAN TUGAS PADA MATA DIKLAT GAMBAR BETON BERTULANG DI SMKN 1 SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA LCD PROYEKTOR DENGAN MOTIVASI PENYELESAIAN TUGAS PADA MATA DIKLAT GAMBAR BETON BERTULANG DI SMKN 1 SUMEDANG."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA LCD PROYEKTOR

DENGAN MOTIVASI PENYELESAIAN TUGAS PADA MATA

DIKLAT GAMBAR BETON BERTULANG SMKN 1

SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh :

MOHAMMMAD INDRA PRIATNA 0900050

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA LCD PROYEKTOR

DENGAN MOTIVASI PENYELESAIAN TUGAS PADA MATA

DIKLAT GAMBAR BETON BERTULANG SMKN 1

SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh :

MOHAMMMAD INDRA PRIATNA 0900050

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

MOHAMMAD INDRA PRIATNA

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA LCD PROYEKTOR DENGAN MOTIVASI PENYELESAIAN TUGAS PADA MATA DIKLAT GAMBAR

BETON BERTULANG DI SMKN 1 SUMEDANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Budi Kudwadi, M.T.

NIP. 19630622 199001 1 001

Pembimbing II

Drs. Odih Supratman, S.T.,M.T.

NIP. 19620809 199101 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil

Drs. Sukadi, M.Pd., M.T.

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Teknik Bangunan

(4)
(5)

ABSTRAK

Hubungan Pemanfaatan Media LCD Proyektor Dengan Motivasi Penyelesaian Tugas Pada Mata Diklat Gambar Beton Bertulang

di SMKN 1 Sumedang

Mohammad Indra Priatna

Pembimbing 1: Drs. Budi Kudwadi, MT Pembimbing 2: Drs. Odih Supratman, ST, MT

Penelitian ini memaparkan hubungan pemanfaatan media LCD Proyektor dengan motivasi penyelesaian tugas siswa pada mata diklat gambar beton bertulang di SMK Negeri 1 Sumedang. Pemanfaatan Media pembelajaran banyak kita jumpai dimana-mana oleh karena itu guru dapat memberikan pembelajaran yang lebih menarik, salah satunya menggunakan media LCD

Proyektor. Hal ini dapat memberikan pengalaman terhadap siswa khususnya

dalam peggunaan media LCD Proyektor. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1.) Mengetahui gambaran umum pemanfaatan media LCD

Proyektor. 2.) Mengetahui gambaran umum motivasi penyelsaian tugas. 3.)

Mengetahui seberapa besar hubungan pemanfaatan media LCD Proyektor dengan motivasi penyelesaian tugas siswa pada mata diklat gambar beton bertulang di SMK Negeri 1 sumedang.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptirf dengan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 siswa dari populasi 66 siswa kelas X jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Neeri 1 Sumedang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket untuk variabel X (Pemanfaatan Media LCD Proyektor) dan angket untuk variabel Y (Motivasi Penyelesaian Tugas Siswa). Perhitungan penelitian ini melalui proses uji normalitas, uji kecenderungan, korelasi, uji presentase subindikator, dan uji hipotesis.

Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran umum tentang pemanfaatan media LCD Proyektor termasuk dalam kategori cukup baik, gambaran umum motivasi penyelsaian tugas siswa termasuk dalam kategori cukup baik, dan hubungan pemanfaatan media LCD Proyektor dengan motivasi penyelesaian tugas siswa pada mata diklat menggambar kontruksi beton bertulang di SMK Negeri 1 sumedang mempunyai hubungan yang positif dan termasuk dalam kategori cukup.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

KATA PENGANTAR ... iii

1.7. Struktur Organisani Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 6

2.1. Kajian Teori... 6

2.1.1. Pengertian Media Pembelajaran ... 6

2.1.2. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 7

2.1.3. Fungsi Media Pembelajaran ... 8

2.2. Media Pembelajaran Menggunakan LCD Proyektor ... 9

2.2.1. Pengertian Media LCD (Liquid Crystal Display) Proyektor . 9 2.2.2. Karakteristik Media LCD ... 9

2.2.3. Cara Penggunaan Media LCD ... 10

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Media LCD ... 11

2.4 Manfaat dan Tujuan LCD Proyektor ... 12

2.5 Evaluasi Pemanfaatan ... 13

2.6 Motivasi Penyelsaian Tugas-tugas Siswa ... 14

2.6.1. Pengertian Motivasi Belajar ... 13

2.6.2. Fungsi Dan Peranan Motivasi dalam Belajar ... 15

2.6.3. Upaya Meningkatkan Motivasi dalam Belajar ... 16

2.7 Motivasi Belajar Siswa dalam Penyelsaian Tugas ... 19

2.8 Faktor yangMempengaruhi Motivasi Belajar dan Penyelsaian Tugas-Tugas Siswa ... 20

2.8.1 Faktor Intern ... 20

2.8.2 Faktor Eksteren ... 21

2.9 Aspek-aspek Motivasi Penyelsaian Tugas ... 23

2.10 Kerangka Pemikiran ... 24

(7)

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.1.2. Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 27

3.2. Desain Penelitian ... 29

3.3. Metode Penelitian ... 32

3.4. Instrumen Penelitian ... 32

3.5. Proses Pengembangan Instrumen ... 39

3.5.1. Uji Validitas Angket ... 39

3.5.2. Uji Reliabilitas Angket ... 43

3.5.3. Konversi Z score dan T score ... 46

3.6. Teknik Analisis Data Dan Uji Hipotesis Data ... 49

3.6.1. Teknik Analisis Data ... 49

4.2.1. Hasil Uji Kecenderungan Variabel X ... 58

4.2.2. Hasil Uji Kecenderungan Variabel Y ... 59

4.3. Perhitungan Variabel X dan Y ... 61

4.4. Uji Hipotesis ... 62

4.5. Observasi ... 63

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

4.6.1. Gambaran Umum Pemanfaatan Media LCD Proyektor ... 65

4.6.2. Gambaran Umum Motivasi Penyelsaian Tugas-tugas ... 68

4.6.3. Hubungan Pemanfaatan Media LCD Proyektor dengan Dengan MotivasiPenyelsaian Tugas Siswa Dalam Mata Diklat Menggambar Kontruksi Beton Bertulang ... 71

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin

berkembang seiring perkembangan zaman dan tuntutan persaingan ilmu

pengetahuan dalam proses belajar mengajar. Pada hakekatnya proses belajar

mengajar merupakan proses komunikasi antara siswa dengan pengajar yang harus

diciptakan atau di wujudkan melalui penyampaian dan tukar menukar pesan atau

informasi. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan

sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua

pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar)

yang melakukan kegiatan membelajaran.

Di dalam suatu pembelajaran, seorang guru harus menciptakan kondisi yang

memungkinkan proses komunikasi berjalan dengan lancar, agar pesan yang di

sampaikan dapat diterima oleh siswa. Kondisi pembelajaran yang tidak ideal

dapat mengakibatkan minat belajar peserta didik menjadi rendah dan hal tersebut

berdampak pada prestasi dan motivasi belajar siswa menjadi sangat rendah. Yang

lebih menghawatirkan lagi jika terbentuknya mindset siswa yang terlalu sering

diberikan metode yang sama pada setiap mata diklat dan mengakibatkan sulitnya

beralih dalam metode pembelajaran lain dengan keadaan seperti ini siswa akan

sulit untuk diajak mengubah gaya belajarnya. Contohnya dengan menggunakan

metode belajar diskusi. Kebanyakan siswa akan berbuat gaduh, bahkan

mengganggu siswa lainnya, akibatnya tujuan dari pembelajaran tersebut tidak

akan tercapai. Seharusnya permasalahan tersebut dapat diatasi.

Pengajar dapat mengidentifikasi beberapa hal yang dapat membantu proses

pembelajaran seperti dengan menggunakan media pembelajaran. Menggunakan

media pembelajaran merupakan salah satu aspek yang harus di kuasai oleh

pengajar. Karena media pembelajaran bukan hanya memperlancar media

(9)

2

sehingga siswa dapat merespon dengan lebih cepat pesan dari pengajar dan

siswapun akan lebih mengerti.

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dibutuhkan media yang tepat

agar siswa dapat menguasai pembelajaran dengan optimal. Dalam kegiatan

pembelajaran agar materi pembelajaran dapat diterima dengan baik serta menarik

bagi peserta didik, tidak cukup hanya melalui indra pendengaran saja atau melalui

metode ceramah saja, tapi juga bisa menggunakan alat peraga yang bisa dinikmati

oleh indera penglihatan. Ada banyak macam media yang dapat digunakan dalam

pembelajaran, salah satunya adalah LCD Proyektor.

Salah satu prinsip dalam pemilihan media adalah keselarasan dan kebutuhan

pembelajaran itu sendiri. Karena itu dalam pemilihan media karakteristik

pemahaman siswa menjadi lebih penting. Walaupun pada dasarnya daya serap

materi siswa berbeda beda, tetapi dengan menggunakan media proyektor

diharapkan dapat mempermudah dan memperjelas proses daya serap pemahaman

siswa. Jika siswa lebih memahami proses belajar tersebut, maka motivasi siswa

dalam penyelesaian tugas yang diberikan oleh pengajar otomatis akan terjadi

perubahan juga.

Proyektor dapat menampilkan video atau gambar, tergantung penyaji yang

mengaturnya. Sebagai contoh dalam pengajaran menggunakan media proyektor.

dalam proses pembelajaran yang menggunakan proyektor memungkinkan anak

terpusat perhatiannya kepada layar, karena akan terlihat menarik dan tidak

membosankan. Hal ini dibuktikan oleh Rosiani E (2004:55) dalam penelitian

skripsinya : “Bahwa penggunaan media video dan gambar dapat memberikan pemahaman isi cerita (materi) pada siswa”. [Online: jurnal Yuyus Suherman].

Banyaknya siswa yang mengeluh karena kurang mengerti pada proses

penyampaian pembelajaran sehingga dapat berakibat pada motivasi penyelesaian

tugas, sehingga proses pembelajaran sekarang ini banyak yang menggunakan

media pembelajaran untuk memaksimalkan cara penyampaiannya. Salah satunya

dengan menggunakan Media LCD Proyektor.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dengan pemanfaatan penggunaan

(10)

pada siswa dan yang paling utama dari pemanfaatan proyektor dapat memenuhi

nilai atau fungsi media pembelajaran secara umum. Oleh karena itu penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pemanfaatan Media LCD Proyektor Dengan Motivasi Penyelesaian Tugas Pada Mata Diklat Gambar Beton Bertulang SMK Negeri 1 Sumedang

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hal-hal tersebut yang didukung dari hasil pengamatan di

lapangan, maka fenomena fenomena yang diamati adalah :

1. Kondisi pembelajaran yang kurang baik dapat mengakibatkan motivasi

belajar peserta didik menjadi rendah.

2. Siswa sulit mengubah gaya belajarnya karena terlalu seringnya guru

mengajar dengan metode yang sama.

3. Terhambatnya motivasi penyelesaian tugas siswa karena tidak mengerti

materi yang di ajarkan.

4. Minimnya pengajar menggunakan media LCD proyektor dalam proses

pengajaran

1.3 Batasan Masalah

Dari uraian di atas, terdapat beberapa batasan masalah agar penelitian tidak

terlampau luas, adapun batasan masalah yang di ambil peneliti adalah siswa yang

diteliti merupakan siswa yang telah di ajar oleh peneliti X B-1 dan X B-2, dan

batasan masalah yang kedua adalah motivasi yang di bahas peneliti hanya

motivasi siswa dalam penyelesaian tugas.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran umum tentang pemanfaatan media proyektor pada mata

pelajaran Menggambar Kontruksi Beton Bertulang SMK Negeri 1

(11)

4

2. Bagaimana gambaran umum mengenai motivasi siswa dalam penyelesaian

tugas pada mata pelajaran Menggambar Kontruksi Beton Bertulang SMK

Negeri 1 Sumedang?

3. Bagaimana hubungan pemanfaatan media proyektor dengan motivasi siswa

dalam penyelesaian tugas pembelajaran pada mata pelajaran Menggambar

Kontruksi Beton Bertulang SMK Negeri 1 Sumedang?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui gambaran umum pemanfaatan media proyektor pada mata

pelajaran Menggambar Kontruksi Beton Bertulang SMK Negeri 1 Sumedang.

2. Mengetahui gambaran umum mengenai motivasi siswa dalam penyelesaian

tugas pada mata pelajaran Menggambar Kontruksi Beton Bertulang SMK

Negeri 1 Sumedang.

3. Mengetahui hubungan pemanfaatan media proyektor dengan motivasi siswa

dalam penyelesaian tugas pembelajaran pada mata pelajaran Menggambar

Kontruksi Beton Bertulang SMK Negeri 1 Sumedang.

1.6Manfaat Penelitian 1. Siswa

Meningkatkan motivasi belajar dan penyelesaian tugas dari siswa melalui

pemanfaatan media proyektor dalam pembelajaran dikelas..

2. Guru

Memberikan suatu alternatif metode pembelajaran melalui media LCD

proyektor untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sehingga tidak

membosankan.

3. Peneliti

Selain memperoleh pengalaman langsung dalam kegiatan penelitian, peneliti

juga bisa mengetahui hubungan pemanfaatan dari media proyektor terhadap

(12)

4. Sekolah

Turut menyumbangkan pemikiran dalam proses belajar mengajar dalam

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.

1.7 Struktur Organisasi Penulisan

Adapun struktur organisasi skripsi yang peneliti buat adalah :

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang penelitian

b. Rumusan Masalah

c. Tujuan Penelitian

d. Metode Penelitian

e. Manfaat Penelitian

f. Sturktur organisasi skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS

a. Kajian Pustaka

b. Kerangka Pemikiran

c. Hipotesis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

a. Lokasi dan subjek populasi penelitian

b. Desain penelitian

c. Metode penelitian

d. Definisi Opresional

e. Instrumen Penelitian

f. Proses pengembangan instrumen

g. Teknik Pengumpulan Data

h. Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Pemaparan data

b. Pembahasan data

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subjek populasi Penelitian 3.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1

Sumedang yang berlokasi di jalan Mayor Abdurakhman No. 209 RT / 003 RW

/ 016 Kecamatan situ, Sumedang Utara, Kab/Kota Sumedang 45323.

Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2013–Agustus 2013. Diharapkan

peneliti dapat mengumpulkan data-data yang diperlukan dengan waktu yang

telah direncanakan.

3.1.2. Subjek Populasi/Sampel Penelitian

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertetu yang ditetrapkan oleh

peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

(Sugiyono,2013:117).

Dari penjelasan tersebut, penelitian ini ini mengambil sample

populasinya adalah siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan dengan Mata

Pelajaran Menggambar Konrtruksi Beton Bertulang.

Penggunaan sample bertujuan untuk mengefisienkan waktu penelitian,

dana dan tenaga. Namun hasil yang diharapkan dalam penelitian ini dapat

mewakili populasi secara keseluruhan.

Untuk menentukan sample yang akan digunakan dalam penelitian

digunakan teknik sampling. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan

sample yang diambil dari populasi (sudjana 2005:161). Ada beberapa jenis

teknik sampling yang bisa dipakai, tetai untuk penelitian ini peneliti

menggunakan teknik sampling jenuh.

(14)

a. Populasi

Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang,

kejadian, atau minat yang ingin peneliti investigasi (Uma Sekaran, 2006:

121).Menurut Sugiyono (2013: 90) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Siswa kelas X

jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Sumedang. Jumlah

populasinya adalah 66 siswa.

b Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga

dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu (Sugiyono, 2013:91).

Teknik pengambilan sampel disebut juga teknik sampling.Teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling

dengan pengambilan secara acak (simple random sampling). Menurut

Sugiyono (2013:92), probability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam hal ini setiap

anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.

Sedangkan simple random sampling dikatakan sederhana karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga

diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili (representatif) dan

dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, maka dalam

(15)

29

e : Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang dapat di tolelir.

Dari jumlah sample tersebut dengan tingkat kelonggaran ketidak

telitian sebesar 5%, maka dengan menggunakan rumus diatas diperoleh

sampel sebesar:

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Yang Akan Diteliti

No Nama Sample Jumlah sample yg diteliti

1 Kelas X Jurusan Teknik

Untuk mendapatkan kebenaran objektif dalam mengumpulkan data

diperlukan desain penelitian, desain penelitian ini adalah suatu rancangan

bentuk/model suatu penelitian. Menurut Husein Umar (2008:4), desain penelitian

merupakan suatu cetak biru (blue print) dalam hal bagaimana data dikumpulkan,

diukur, dan dianalisis. Desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang

terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar variabel secara komprehensif,

sedemikian rupa agar hasil penelitiannya dapat memberikan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:38).Sesuai

(16)

Proyektor Dengan Motivasi Penyelesaian Tugas Pada Mata Pelajaran

Menggambar Beton Kontruksi Beton Bertulang SMK Negeri 1 Sumedang, maka

terdapat dua variabel yang digunakan, yaitu:

a Variabel Independen

Variabel Independen sering disebut juga sebagai variabel stimulus,

predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai

variabel bebas.Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat) (Sugiyono, 2013:39).Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

independen (X) adalah Pemanfaatan Media LCD Proyektor.

b Variabel Dependen

Variabel dependensering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel

terikat.Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 40).Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel dependen (Y) adalah Motivasi

Penyelesaian Tugas Siswa.

Sesuai dengan uraian diatas maka terbentuklah paradigma penelitian. “Paradigma

penelitian merupakan pola pikir yang menunjukan hubungan antar variabel yang

(17)

31

= Tinjauan Penelitian = Alur Paradigma Penelitian

= Fokus Penelitian

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Siswa kelas X Kompetensi Keahlian Menggambar Kontruksi Beton Bertulang

1. Ketepatannya dalam tujuan pengajaran 2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran 3. Kemudahan memperoleh media

4. Keterampilan guru dalam menggunakannya 5. Tersedia waktu untuk menggunakannya 6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik non tes yaitu dengan menggunakan instrumen angket dan

Kita dapat mengetahui seberapa positif dan signifikan hubungan variabel X

(18)

3.3 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 3), metode penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah

yang dimaksudkan adalah kegiatan penelitian harus didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan yang rasional, empiris dan sistematis.

Definisi Oprasional

Definisi Oprasional dari skripsi yang berjudul “Hubungan Pemanfaatan Media LCD Proyektor Dengan Motivasi Penyelesaian Tugas Mata Diklat

Menggambar Kontruksi Beton Bertulang SMKN 1 Sumedang” dimaksudkan

untuk memperjelas istilah-istilah dan memberi batasan ruang lingkup

penelitian sehingga tidak menimbulkan penafsiran lain. Adapun istilah -

istilah yang dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Hubungan

Hubungan adalah kesinambungan interaksi antara dua orang atau lebih

yang memudahkan proses pengenalan satu dengan yang lainnya.

2. Pemanfaatan media LCD Proyektor

Media LCD Proyektor adalah jenis benda yang digunakan sebagai alat

bantu atau alat pendukung yang berfungsi secara langsung membantu

menyampaikan materi pembelajaran, dan dimaksudkan dapat bermanfaat

dalam proses tersebut.

3. Motivasi Penyelesaian Tugas Siswa

Motivasi penyelesaian tugas adalah dorongan dari diri sendiri secara

sukarela dan tanpa paksaan dari orang lain dalam penyelesaian sebuah

tugas.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan dalam melakukan

pengukuran terhadap fenomena alam maupun sosial yang diteliti (Sugiyono,

2013:148). Pada metode penelitian kuantitatif instrumen penelitian dapat

berupa angket/kuesioner, test, observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini

(19)

33

sejumlah sampel yang sudah ditentukan. Adapun teknik dalam pengumpulan

data yang akan dilakukan penulis yaitu sebagai berikut:

1. Kuesioner/Angket

Data adalah suatu catatan atau gambaran atas kumpulan fakta yang kita

hadapi sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu

keputusan. Data merupakan bentuk jamak dari kata datum, berasal dari bahasa

latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data

berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah

hasil pengukuran atau pengamatan suatu variable yang bentuknya dapat berupa

angka, kata-kata, atau citra.

Teknik Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berisi mengenai problematika–

problematika permasalahan yang timbul pada penelitian. Penggunaan angket ini

bertujuan untuk mendapatkan data dari responden dari variabel yang timbul

dalam penelitian ini. Variabel tersebut adalah variabel X, yaitu untuk mencari

data mengenai Pemanfaatan Media LCD Proyektor berdasarkan persepsi siswa,

kemudian variabel Y, yaitu untuk mencari data motivasi penyelesaian tugas.

Uma sekaran (1992) menjelaskan mengenai beberapa prinsip yang perlu

diperhatikan dalam penyusunan angket yaitu: prinsip penulisan, pengukuran, dan

penampilan fisik.

1. Perinsip penulisan angket meliputi beberapa faktor yaitu: isi dan tujuan

pertanyaan, bahasa yang digunakan, tipe dan bentuk pertanyaan, pertanyaan

yang diberikan tidak mendua (tidak boleh ada pertanyaan yang menanyakan

dua hal sekaligus), tidak menanyakan hal yang sudah lupa karena jawaban

yang dihasilkan tidak akan sesuai, pertanyaan dalam angket tidak

menggiring (kearah baik atau kearah jelek saja), pertanyaan angket tidak

begitu panjang, dan urutan pertanyaan dimulai dari hal yang umum ke

khusus, atau dari pertanyaan mudah ke pertanyaan yang sulit.

2. Prinsip pengukuran, karena ini merupakan angket yang digunakan sebagai

(20)

angket tersebut haruslah dapat digunakan untuk mendapatkan data yang

valid dan reliabel mengenai variabel yang diukur.

3. Penampilan fisik angket ini juga berpengaruh terhadap keseriusan

respondan dalam mengisi angket. Penampilan angket yang memiliki variasi

tersendiri menimbulkan rangsangan positif terhadap responden sehingga

lebih menarik perhatian untuk mengisi angket tersebut dengan serius.

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya bahwa angket yang digunakan

disini merupakan angket yang bersifat tertutup dalam artian responden hanya

tinggal menjawab angket yang ada sesuai dengan hal–hal yang responden

ketahui atau responden alami. Adapun langkah–langkah penyusunan angket

sebagai berikut:

1. Menentukan jenis skala pengukuran angket yang akan digunakan. Angket

disini menggunakan skala likert.

2. Menentukan bentuk pilihan jawaban pertanyaan pada angket. Sesuai dengan

skala yang digunakan maka dalam angket ini menggunakan bentuk

checklist.

3. Membuat layout sesuai dengan variabel yang telah ditentukan

4. Membuat kisi–kisi instrumen penelitian dengan penentuan aspek dan

indikator terhadap variabel yang bersangkutan berdasarkan pada kajian teori

yang ada.

5. Menyusun urutan pertanyaan sehingga membentuk kesinambungan antar

pertanyaan.

6. Membuat petunjuk pengisian angket supaya responden dapat memahami

cara pengisian angket yang sesuai.

7. Melakukan uji coba angket, jika angket yang digunakan sebelumnya tidak

pernah digunakan dalam penellitian lain. Ini dilakukan untuk mendapatkan

data yang valid dan reliabel.

8. Menilai hasil uji coba angket, kemudian yang tidak valid dan tidak reliabel

dibuang dari pertanyaan angket.

9. Jika sudah disetujui oleh semua pihak yang bersangkutan maka angket siap

(21)

35

Ada beberapa cara atau teknik yang bisa digunakan dalam penelitian

untuk mendapatkan data yang diperlukan. Dapat dilakukan dengan berbagai

setting, berbagai sumber, dan berbagai cara yang disesuaikan pada metode

penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilihat

dari segi caranya, maka teknik pengumpulan data menggunakan angket

(kuesioner) (Sugiyono 2013:199). Selain itu juga untuk mendapatkan data–data

penunjang lain untuk penelitian maka teknik dokumentasi dan studi

kepustakaan.

Menurut Sugiyono (2013: 162), kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti

variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bias diharapkan dari responden.

Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar

dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa

pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden

secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.

Jenis kuesioner yang digunakan penulis adalah kuesioner tertutup dan

terstruktur, artinya pertanyaan atau pernyataannya tidak memberikan kebebasan

kepada responden untuk memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai dengan

keinginan mereka karena jawabannya telah disediakan. Responden mengisi

secara langsung dengan memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan.

Instrumen kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

skala pengukuran numerical scale (skala numerik) 5 point. Skala numerik mirip

dengan skala differensial sematic, dengan perbedaan dalam hal nomor pada

skala 1 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat berkutub dua pada ujung

keduanya (Sugiono, 2013:79). Tipe data yang digunakan adalah interval.

Sebelum menuliskan butir-butir pernyataan angket kedua variabel tersebut,

maka terlebih dahulu membuat kisi-kisi angket tersebut. Kisi-kisi angket dibuat

bertujuan untuk menjabarkan secara komprehensif mengenai uraian angket.

(22)

dan indikatorr penelitian. Adapun kisi-kisi angket pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Variabel (X) dan (Y)

Kisi-kisi Angket Variabel X dan Y

Variabel Indikator Sub. Indikator No. Butir

Item Instrumen Dukungan terhadap isi bahan pelajaran 5, 6, 7, 8

Kemudahan memperoleh media 9, 10, 11, 12 Keterampilan guru dalam

Sesuai dengan taraf berpikir siswa 21, 22, 23

(Y) Motivasi Mengerjakan

Tugas Siswa

A. Aspek Eksternal

A. Metode mengajar 1,2,3,4

Angket

B. Media Pembelajaran 5,6,7

C. Waktu Sekolah 8,9,10

Karena dalam penelitian ini yang akan diukur itu berupa pendapat dan/atau

persepsi dari siswa mengenai hubungan pemanfaatan media LCD Proyektor

dengan motivasi penyelesaian tugas siswa SMKN 1 sumedang. Maka angket ini

menggunakan skala Likert yang bersifat tertutup dengan bentuk checklist. Berikut

(23)

37

Tabel 3.3. Contoh Angket Langsung Tertutup Bentuk Rating Scale

2. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak

ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat

berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi, bisa berupa buku harian, surat

pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus (case records) dalam pekerjaan

sosial, dan dokumen lainnya.

(tersedia di

http://herlinsnovianti.blogspot.com/2012/11/teknik-pengumpulan-data.html)

3. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan apabila objek

penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam

(kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja, dan penggunaan responden

kecil. Ada tiga jenis teknik pokok dalam observasi yang masing-masing

umumnya cocok untuk keadaan-keadaan tertentu, yaitu:

a Observasi Partisipan

Menurut Riduwan (2009: 42) Suatu observasi disebut observasi

partisipan jika orang yang rnengadakan observasi (observer) turut ambil

bagian dalam perikehidupan observer. Jenis teknik observasi partisipan

umumnya digunakan orang untuk penelitian yang bersifat eksploratif.

Untuk menyelidiki satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarakat

suku bangsa karena pengamatan partisipatif memungkinkankan peneliti

No. Pernyataan Jawaban

1 2 3 4 5

1

Diisi dengan pernyataan yang sesuai dengan informasi yang ingin peneliti

gali mengenai kedua variabel penelitian √

(24)

dapat berkomunikasi secara akrab dan leluasa dengan observer, sehingga

memungkinkan untuk bertanya secara lebih rinci dan detail terhadap

hal-hal yang akan diteliti.

b Observasi Sistematik

Observasi sistematik biasa disebut juga observasi berkerangka atau

structured observation. Ciri pokok dari observasi ini adalah kerangka

yang memuat faktor-faktor yang telah di atur kategorisasinya lebih dulu

dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategori-kategori itu.

c Observasi eksperimental

Observasi dilakukan dengan lingkup alamiah/natural ataupun dalam

lingkup experimental. Dalam observasi alamiah observer rnengamati

kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan perilaku-perilaku observe

dalam lingkup natural, yaitu kejadian, peristiwa, atau perilaku murni

tanpa adanya usaha untuk mengontrol. Observasi eksperimental

dipandang sebagai cara penyelidikan yang relatif murni, untuk

menyeidiki pengaruh kondisi-kondisi tertentu terhadap tingkah laku

manusia. Sebab faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkah laku

observee telah dikontrol secermat-cermatnya, sehingga tinggal satu-dua

faktor untuk diamati bagaimana pengaruhnya terhadap dimensi-dimensi

tertentu terhadap tingkah laku.

Ciri-ciri penting dan observasi eksperimental adalah sebagai berikut :

 Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seseragam mungkin untuk semua observee.

 Situasi dibuat sedemikian rupa, untuk memungkinkan variasi timbulnya tingkah laku yang akan diamati oleh observee.

 Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga observee tidak tahu maksud yang sebenannya dan observasi.

 Observer, membuat catatan-catatan dengan teliti mengenai cara-cara observee mengadakan aksi reaksi, bukan hanya jumlah aksi reaksi

(25)

39

Dilihat dari pengertian diatas peneliti memilih untuk melakukan

observasi eksperimental.

3.5 Proses Pengembangan Instrumen

Pada penelitian ini yang digunakan sebagai alat ukur penelitian adalah instrumen dengan bentuk angket/kuesioner. Sebelum angket disebar dan dijadikan

patokan sebagai alat ukur maka angket itu terlebih dahulu harus teruji secara valid

dan reliabel. Valid dalam arti instrumen yang digunakan ini adalah untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan instrumen yang reliabel adalah

instrumen yang tetap sama jika digunakan dalam beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama. (Sugiyono, 2013: 173)

3.5.1 Uji Validitas Angket

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam

mengukur apa yang ingin dukur. Uji validitas angket adalah hal yang sangat

penting karena disini peneliti membutuhkan data yang benar dari responden.

Untuk mendapatkan data tersebut maka kualitas dari pertanyaan–pertanyaan

yang terdapat dalam angket tersebut haruslah teruji dengan kriteria pertanyaan

yang valid sesuai dengan pengukuran validitasnya.

Riduwan (2009:98) menjelaskan langkah langkah yang harus dilakukan

untuk pengujian validitas instrumen, sebagai berikut:

1. Menghitung korelasi tiap butir yaitu dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moments

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi tiap butir

n = Banyaknya subjek uji coba

X = Jumlah skor tiap butir

Y = Jumlah skor total

X2

(26)

Y2

= Jumlah kuadrat skor total

XY = Jumlah perkalian skor tiap butir dengan skor total

2. Menghitung harga thitung digunakan rumus:

Keterangan:

t = Uji signifikan korelasi

r = Koefisien korelasi yang telah dihitung

n = Jumlah responden

3. Mencari ttabel dengan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) =

n–1

4. Kaidah keputusan:

Jika thitung > ttabel berarti valid

Jika ttabel < thitung berarti tidak valid

1. Uji Validitas Instrumen Angket Variabel X

Instrumen dilakukan uji coba pada 20 responden penelitian dimana dalam

instrumen tersebut terdapat 27 item pernyataan untuk variabel X. Pengujian

variabel X ini digunakan untuk mengetahui Pemanfaatan Media LCD Proyektor.

Kriteria pengujian validitas adalah jika thitung > ttabel dengan taraf

signifikan α = 0,05 untuk uji satu pihak (one tail test). Jika hasil yang diperoleh

di luar taraf nyata tersebut maka item angket dinyatakan tidak valid.

Langkah selanjutnya setelah didapatkan nilai thitung item nomor angket

satu angket variabel X dikonsultasikan dengan ttabel. Harga ttabel pada tingkat

kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk) = n–1 = 20–1 =19 didapat ttabel

= 2,093. Ternyata thitung > ttabel dengan demikian harga tersebut signifikan pada

tingkat kepercayaan 95%, sehingga dapat dinyatakan valid dan dapat digunakan

(27)

41

Selanjutnya nomor item lainnya dihitung dengan cara yang sama. Hasil

perhitungan menunjukan dari 27 item angket hanya 23 item yang valid dan dapat

digunakan untuk penelitian. Selanjutnya tersaji didalam tabel berikut:

Tabel 3.4. Rekapitulasi Validitas Intsrumen Uji Coba Variabel X

No.

Item rhitung rtabel keterangan

1 3,150 2,09 Valid

Dari hasil perhitungan yang terlihat pada perhitungan uji validitas

(28)

yaitu item nomor 11,19, 23, dan 27 kemudian item pernyataan yang tidak valid

tidak dipakai pada penelitian selanjutnya, sehingga hanya tinggal 23 item

pernyataan untuk variabel X. Hal ini berarti bahwa item pernyataan yang

dinyatakan valid tersebut dapat digunakan sebagai item pernyataan dalam

instrumen penelitian. Perhitungan lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

3.1.

2. Uji Validitas Instrumen Angket Variabel Y

Instrumen dilakukan uji coba pada 20 responden penelitian dimana dalam

instrumen tersebut terdapat 21 item pernyataan untuk variabel Y. Pengujian

variabel Y ini digunakan untuk mengetahui motivasi penyelesaian tugas.

Kriteria pengujian validitas adalah jika thitung > ttabel dengan taraf signifikan α =

0,05 untuk uji satu pihak (one tail test). Jika hasil yang diperoleh di luar taraf

nyata tersebut maka item angket dinyatakan tidak valid.

Langkah selanjutnya setelah didapatkan nilai thitung item nomor angket

satu angket variabel Y dikonsultasikan dengan ttabel. Harga ttabel pada tingkat

kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk) = n–1 = 20–1 = 19 didapat ttabel

= 2,093. Ternyata thitung > ttabel dengan demikian harga tersebut signifikan pada

tingkat kepercayaan 95%, sehingga dapat dinyatakan valid dan dapat digunakan

sebagai instrumen penelitian.

Selanjutnya nomor item lainnya dihitung dengan cara yang sama. Hasil

perhitungan menunjukan dari 21 item angket hanya 20 item yang valid dan dapat

digunakan untuk penelitian.

Dari hasil perhitungan yang terlihat pada perhitungan uji validitas

variabel Y dari 21 item pernyataan didapat 1 item pernyataan yang tidak valid

yaitu item nomor 19 item pernyataan yang tidak valid tidak dipakai pada

penelitian selanjutnya, sehingga hanya 20 item pernyataan untuk variabel Y. Hal

ini berarti bahwa item pernyataan yang dinyatakan valid tersebut dapat

digunakan sebagai item pernyataan dalam instrumen penelitian. Perhitungan

(29)

43

Tabel 3.5. Rekapitulasi Validitas Intsrumen Uji Coba Variabel Y

3.5.2 Uji Reabilitas

Angket yang reliabel adalah angket yang jika digunakan berkali–kali

dalam mengukur objek yang sama maka hasil yang didapatpun akan tetap sama

(Sugiyono 2013:173).

Riduwan (2009:115) menjelaskan mengenai langkah–langkah untuk

pengujian reliabilitas instrumen, sebagai berikut:

1. Menghitung harga varians dari setiap item angket

Dimana:

No.

Item rhitung rtabel keterangan

1 6,749 2,09 Valid

2 3,582 2,09 Valid

3 4,586 2,09 Valid

4 2,914 2,09 Valid

5 4,288 2,09 Valid

6 3,870 2,09 Valid

7 3,410 2,09 Valid

8 3,164 2,09 Valid

9 3,511 2,09 Valid

10 3,086 2,09 Valid

11 3,377 2,09 Valid

12 3,944 2,09 Valid

13 6,146 2,09 Valid

14 5,050 2,09 Valid

15 5,524 2,09 Valid

16 2,334 2,09 Valid

17 3,045 2,09 Valid

18 4,392 2,09 Valid

19 -1,345 2,09 Tidak Valid

20 2,901 2,09 Valid

(30)

Si = Varians skor setiap item

Xi2 = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item

( Xi)2 = Jumlah kuadrat skor seluruh jawaban responden dari setiap item n = Jumlah responden

2. Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

Si = S1 + S2 + S3+ …+ Sn

Dimana:

Si = Jumlah varians setiap item

S1, S2, S3, … , Sn = varians item ke-1, 2, 3, …, n

3. Menghitung varians total dengan rumus:

Dimana:

St = Varians total

Yi2 = Jumlah kuadrat Y total

( Yi)2 = Jumlah Y total yang dikuadratkan n = Jumlah responden

4. Menghitung reliabilitas dengan rumus alpha

[ ] [ ]

Keterangan:

r11 = Nilai reliabilitas

Si = Jumlah varians skor tiap item Si = Jumlah varians total

k = Jumlah item pertanyaan

Jika ternyata r11 > rtabel maka item tersebut koefisien korelasinya reliabel dan

bisa digunakan dalam penelitian, namun jika r11 < rtabel maka koefisien korelasinya

tidak signifikan. Dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk = n – 1 dan pedoman

(31)

45

Table 3.6. Koefisien Reliabilitas Koefisien reliabilitas Keterangan

r11 < 0,199 Reliabilitas sangat rendah

0,20–0,399 Reliabilitas rendah

0,40–0,599 Reliabilitas sedang

0,60–0,799 Reliabilitas tinggi

0,80–1,00 Reliabilitas sangat tinggi

1. Uji Reliabilitas Instrumen Angket Variabel X

. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen uji coba angket untuk

masing-masing variabel disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X

Variabel r 11 r table (95%)(19) interpretasi

X 0,840 0,456 Reliabel sangat tinggi

Uji reliabilitas intrumen uji coba angket variabel X menyatakan besarnya

r11 = 0,840 > rtabel = 0,456, maka instrumen uji coba angket variabel X

dinyatakan reliabel. Selanjutnya nilai r11 dikonsultasikan dengan pedoman

kriteria penafsiran menurut (Riduwan, 2009: 115) Setelah dikonsultasikan

ternyata diketahui bahwa nilai r11 = 0,840 berada pada indeks korelasi antara

0,80 - 1,00 termasuk dalam kategori derajat kepercayaan sangat tinggi. Maka

angket uji coba variabel X tersebut reliabel dengan interprestasi sangat tinggi.

Untuk perhitungan reliabilitas variabel X secara tabelaris dalam lampiran 3.3.

Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas yang menghasilkan 23 item

pernyataan pada angket uji coba variabel X memenuhi kriteria valid dan reliabel.

Maka, item pernyataan yang valid dan reliabel digunakan langsung sebagai item

soal untuk instrumen penelitian yang disebarkan kepada responden sebanyak 37

siswa kelas X Kompetensi Keahlian Menggambar Kontruksi Beton Bertulang

(32)

2. Uji Reliabilitas Instrumen Angket Variabel Y

. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen uji coba angket untuk

masing-masing variabel disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y

Variabel r 11 r table (95%)(19) interpretasi

Y 0,897 0,456 Reliabel sangat tinggi

Uji reliabilitas intrumen uji coba angket variabel Y menyatakan besarnya

r11 = 0,897 > rtabel = 0,456, maka instrumen uji coba angket variabel Y

dinyatakan reliabel. Selanjutnya nilai r11 dikonsultasikan dengan pedoman

kriteria penafsiran menurut (Riduwan, 2009: 115) Setelah dikonsultasikan

ternyata diketahui bahwa nilai r11 = 0,897 berada pada indeks korelasi antara

0,80 - 1,00 termasuk dalam kategori derajat kepercayaan sangat tinggi. Maka

angket uji coba variabel Y tersebut reliabel dengan interprestasi sangat tinggi.

Untuk perhitungan reliabilitas variabel Y secara tabelaris dalam lampiran 2.4.

Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas yang menghasilkan 20 item

pernyataan pada angket uji coba variabel Y memenuhi kriteria valid dan reliabel.

Maka, item pernyataan yang valid dan reliabel digunakan langsung sebagai item

soal untuk instrumen penelitian yang disebarkan kepada responden sebanyak 37.

3.5.3 Konversi Z Score dan T score

Konversi Z-Score dan T-Score dimaksudkan untuk membandingkan dua

sebaran skor yang berbeda, misalnya yang satu menggunakan nilai standar

sepuluh dan yang satu lagi menggunakan nilai standar seratus, sebaliknya

dilakukan transformasi atau mengubah skor mentah ke dalam skor baku. Berikut

ini langkah-langkah perhitungan konversi Z-Score dan T-Score :

a. Menghitung rata-rata (X)

Dari tabel data mentah diperoleh (untuk variabel X) :

n X

(33)

47

jelas dapat dilihat di lampiran

b. Menghitung simpangan baku

Proyektor adalah 10 sedangkan untuk variabel Y yaitu Motivasi Penyelesaian

Tugas 10 .

c. Mengkonversikan data mentah ke dalam Z-Score dan T- Score

Konversi Z- Scorer :

Perhitungan tersebut dilakukan pada variabel X (Pemanfaatan Media

LCD Proyektor) dan variabel Y (Motivasi Penyelesaian Tugas), sebagai

berikut:

(34)

SD = 10,26

= 77,19

Z – score =

= 0,86

Untuk seterusnya dilakukan cara perhitungan yang sama pada X2, X3

sampai ke X72. Begitupun dengan data variabel Y dilakukan cara perhitungan

yang sama pula, seperti:

yang sama, untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 2.3.

Konversi T- Score :

Untuk mengkonversi T-Score dibutuhkan data yang telah dikonversi

Z-Score. Konversi T-Score dilakukan sebagai berikut:

Untuk variabel X, T-score = [(0,86)(10)]+50 = 58,59 sedangkan variabel

Y, T-score = [-0,75(10)]+50 = 47,47. Begitupun selanjutnya untuk data

seterusnya.

Setelah melakukan perhitungan Z-Score dan T-Score pada variabel X

dan variabel Y maka diperoleh angka-angka hasil konversi sebagai berikut:

1) Variabel X (Pemanfaatan Media LCD Proyektor) dapat dari skor tiap item

pernyataan angket sebanyak 23 butir yang diisi oleh 37 responden dengan

jumlah skor 1850 terdiri dari skor tertinggi 68,33, skor terendah 18,63, skor

rata-rata 50 dan simpangan baku 10.

2) Variabel Y (Motivasi Penyelesaian Tugas), dapat dari skor tiap item

pernyataan angket sebanyak 20 butir yang diisi oleh 37 responden dengan X

(35)

49

jumlah skor 1850 terdiri dari skor tertinggi 66,05, skor terendah 24,24, skor

rata-rata 50 dan simpangan baku 10.

3.6Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.6.1 Teknik Analisis Data

3.6.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak.Penelitian ini

menggunakan uji normalitas karena menggunakan skala interval yang

termasuk pada statistic parametris.Dalam pengujian normalitas ini, peneliti

menggunakan Microsoft Excel 2007.

Tahap selanjutnya adalah mendeskripsikan data dengan menggunakan

uji normalitas. Perhitungan uji normalitas digunakan untuk mengetahui

apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi

normal maka perhitungan selanjutnya menggunakan statistik parametrik dan

sebaliknya jika data tidak berdistribusi normal digunakan statistik

nonparametrik. Berikut ini hasil pengujian normalitas untuk kedua variabel

penelitian.

a Hasil Uji Normalitas Variabel X

Berdasarkan hasil perhitungan variabel X, maka didapat harga chi

kuardrat (χ2) = 1,03. Setelah nilai chi-kuadrat (χ2) hitung didapat, kemudian

dikonsultasikan pada tabel (χ2) dengan dk = bk-1 = 6-1 = 5 setelah

dikonsultasikan pada tabel (χ2) tabel diperoleh (χ2) (95%)(5) = 11,070 dan

ternyata χ2 hitung < χ2 tabel, yakni 1,03 < 11,070.

Karena χ2

hitung < χ2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa data variabel X

berdistribusi normal pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk) = bk – 1 = 8. Perhitungan selengkapnya bisa dilihat di

lampiran perhitungan uji normalitas variabel X. Untuk mengetahui

penyebaran skor variabel X berdistribusi normal dapat dilihat pada gambat

(36)

3.2 Gambar grafik normalitas variabel X (pemanfaatan Media LCD

Proyektor)

b Hasil Uji Normalitas Variabel Y

Berdasarkan hasil perhitungan pada variabel Y didapat harga Chi -

berdistribusi normal pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk) = bk – 1 = 5. Perhitungan selengkapnya bisa dilihat di lampiran

perhitungan uji normalitas variabel Y. 0

Grafik Penyebaran Instrumen X ( Pemanfaatan Media LCD Proyektor)

(37)

51

3.3 Gambar grafik normalitas variabel Y (Motivasi Penyelesaian Tugas Siswa)

Jika dilihat dari data yang ada bahwa perhitungan bahwa pada

masing-masing data variabel penelitian berdistribusi normal. Karena hasil uji

normalitas data variabel X dan dan variabel Y berdistribusi normal, maka

pengolahan data menggunakan statistik parametrik.

3.6.1.2 Uji Kecenderungan

Perhitungan uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui

kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang

telah ditetapkan sebelumnya. Langkah perhitungan uji kecenderungan sebagai

berikut:

1. Menghitung rata-rata dari masing-masing variabel

2. Menentukan simpangan baku

3. Menentukan skala skor mentah

Tabel 3.9. Kriteria Uji Kecenderungan

Grafik Hasil Variabel Y

( Motivasi mengerjakan tugas siswa)

(38)

4. Membuat nilai frekuensi dan diagram persentase untuk mengetahui

kecenderungan tiap variabel sebagai interpretasi dari gambaran umum

variabel tersebut.

3.6.1.3 Deskripsi Variabel

Deskripsi variabel digunakan untuk mencari tingkat rata-rata dari setiap

indikator pada variabel X dan variabel Y. Cara untuk mengetahui deskripsi

variabel ini dengan merata-ratakan skor dari tiap item soal yang kemudian

dirata-ratakan dari nomer item soal per indikatornya. Persentasenya

kemudian dikonsultasikan dengan tabel kriteria penafsiran berikut.

Tabel 3.10 Kriteria Pedoman Penafsiran Presentase Indikator

No Presentase Kriteria

1 81% - 100% Sangat Tinggi

2 61% - 80% Tinggi

3 41% - 60% Sedang

4 21% - 40% Rendah

5 Kurang dari 21% Sangat Rendah

(Riduwan, 2012:89)

3.6.1.4 Korelasi Product Moment

Korelasi Product Moment sangat popular dan sering dipakai untuk

penelitian.Korelasi ini dikemukakan oleh Karl Pearson pada tahun 1900.

Korelasi Product Moment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan

hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau

ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama. Tujuan dari

analisis korelasi adalah menentukan seberapa erat hubungan antara dua variabel

Teknik analisis Korelasi Product Moment termasuk teknik statistik

parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan menggunakan

syarat tertentu. Misalnya: (1) data dipilih secara acak (random); (2) datanya

berdistribusi normal; (3) data yang digubungkan berpola linier; dan (4) data yang

dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama

(Riduwan dan Engkos, 2012: 61). Rumus yang digunakan Korelasi Product

(39)

53

r hitung = nilai korelasi Product Moment n = jumlah responden

∑X = jumlah skor variabel X

∑Y = jumlah skor total (seluruh item)

Korelasi Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r

tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negative

sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r =1 berarti korelasinya sangat

kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interprestasi

Nilai r sebagai berikut:

Tabel 3.11 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Dalam suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak

ada hipotesis statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin

akan terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak ada hipotesis statistik. Tetapi, dalam

penelitian ini menggunakan hipotesis penelitian dan hipotesis statistik, hal ini

(40)

Pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari

makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi

Product Moment tersebut diuji dengan Uji Signifikansi sebagai berikut:

Hipotesis:

: ρ = 0, Pemanfaatan media proyektor tidak berpengaruh positif motivasi penyelesaian tugas dengan mata pelajaran Menggambar

Beton bertulang

ρ ≠ 0, Pemanfaatan media proyektor berpengaruh positif dengan motivasi penyelesaian tugas pada mata pelajaran Menggambar Beton

bertulang

Dasar pengambilan keputusan:

- Jika , maka ditolak, artinya Pemanfaatan media proyektor

berpengaruh positif dengan motivasi penyelesaian tugas pada mata

pelajaran Menggambar Beton bertulang.

- Jika , maka maka diterima, artinya Pemanfaatan media

proyektor tidak berpengaruh positif dengan motivasi penyelesaian

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Kesimpulan merupakan jawaban rumusan masalah dan tujuan penelitian.

Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan menganalisis data

dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1 Gambaran umum mengenai Pemanfaatan Media LCD Proyektor Pada Mata

Diklat Gambar Beton Bertulang SMK Negeri 1 Sumedang berada pada

kategori Cukup.

2 Gambaran umum mengenai Motivasi Siswa Dalam Penyelesaian Tugas Pada

Mata Diklat Gambar Beton Bertulang SMK Negeri 1 Sumedang tergolong

dalam kategori Cukup.

3 Penelitian ini menunjukan bahwa variabel X dan variabel Y terdapat

hubungan antara pemanfaatan LCD Proyektor dengan motivasi Penyelesaian

tugas-tugas siswa dengan korelasi yang Sedang, dan mempunyai hubungan

yang positif dan signifikan.

5.2Saran

Berdasarkan hasil dan temuan dari penelitian ini, maka peneliti

mengungkapkan beberapa saran sebagai suatu masukan dan pertimbagan agar

lebih bermanfaat serta dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Adapun

saran-saran yag dikemukakan sebagai berikut :

1. Guru dan siswa hendaknya segera menyadari betapa pentingnya hubungan

pemanfaatan media pembelajaran terhadap motivasi mengerjakan tugas pada

dirinya. Karena dengan mengggunakan media, proses pembelajaran akan

menjadi lebih mudah jika digunakan secara tepat.

2. Diharapkan siswa dan guru lebih meningkatkan minatnya untuk

menggunakan media pembelajaran secara tepat. Bukan hanya sekedar minat

(42)

jika dilaksanakan semenjak dini. Karena akan banyak sekali pengalaman

yang didapatkan sebagai suatu pembelajaran.

3. Diharapkan guru dapat memotivasi dan membantu siswa untuk dapat

menggunakan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran sehingga

dapat merubah pola pikir siswa terhadap media pembelajaran.

4. Bagi Jurusan Teknik gambar bangunan, diharapkan dapat mempersiapkan

lulusan SMK Negeri 1 sumedang supaya tidak hanya mengasah kemampuan

kognitif saja, tetapi harus menyiapkan keterampilan di bidang teknologi,

terutama yang berhubungan dengan pembelajaran.

5. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengkaji lebih luas serta ingin

lebih mendalami lagi permasalahan yang ada hubungannya dengan penelitian

ini, sebaiknya menggunakan instrumen yang berbeda supaya lebih menggali

aspek lainnya yang belum terungkap sehingga akan diperoleh hasil penelitian

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Alwi, Syafaruddin. (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi

Keunggulan Kompetitif, Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi,

Yogyakarta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran Jakarta : Rajawali Pers

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Haryoko, Sapto.(1999) Efektivitas Pemanfaatan Media, Teknologi Informasi sebagai Optimalisasi Model Pembelajaran.

Oemar, Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Riduwan.(2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2011). Cara Menggunakan Dan

Memakai Path Analysis ( Analisis Jalur ). Alfabeta, Bandung.

Sanjaya Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Santrock, Jhon W. (2007) Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta:Kencana Prenada Media Group

Sardiman, A.M. (2007). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta : PT. Raja Grafindo

Sardiman, A.M. (2008). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business: ASkill Building

Approach, Secon Edition, John Willey &Sons, Inc. New York.

Sudjana. (2005). Metode Statika. Bandung: TARSITO.

Sudjana dan Rivai. (2005). Media Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Sudjana.(2010). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti.Bandung : Tarsito

(44)

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta. Bandung

Sumadi Suryabrata. (1995), Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV Rajawali.

Tim Dosen UPI. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.

Uno, Hamzah B. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksa

Umar, Husein. (2008). Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Skripsi:

Rosiani. E. (2004). Efektivitas Media Video Dibanding Media Gambar Terhadap Pemahaman Cerita Pada Anak Tuna Grahity Ringan. Skripsi . UPI

Ekasari, Liana. (2010). Kontribusi Sistem Pembelajaran Moving Class Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Skripsi : UPI

Mukhlis, Aziz. 2011. Kontribusi Penguasaan Mata Kuliah Fisika Terhadap

Penguasaan Mata Kuliah Mekanika Rekayasa I Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Sipil S1 FPTK UPI. Skripsi pada

Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK-UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Suherman, Yuyus. Kontribusi Media Video Untuk Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Pada Siswa Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Skripsi:UPI

Jurnal :

Internet:

Novianti, Herlins. (2007). Teknik Pengumpulan Data. (Online). Tersedia :

http://herlinsnovianti.blogspot.com/2012/11/teknik-pengumpulan-data.html) (diakses pada tanggal 14 Oktober 2013)

(2006). Macam-macam Metode Penelitian. http://ebookbrowse.com

Gambar

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Variabel (X) dan (Y)
Tabel 3.3. Contoh Angket Langsung Tertutup Bentuk Rating Scale
Tabel 3.4. Rekapitulasi Validitas Intsrumen Uji Coba Variabel X
+7

Referensi

Dokumen terkait

Cake : kocok telur bersama gula hingga mengembang dan lembut, masukkan tepung terigu, baking powder dan cokelat bubuk, aduk rata, tambahkan margarin yang telah dilelehkan, aduk

Oleh sebab itu, pengalaman lapar berpuasa bila direfleksi dan dihubungkan dengan pengalaman orang miskin yang hampir setiap hari menderita kelaparan, akan membuat

Oleh karena itu perlu adanya pembatasan bagi seorang wanita untuk keluar rumah agar tidak terjadi ikhtilath sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah,

[r]

Penerapan Cooperative Learning Tipe Stad Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Ekstrak pekat kloroform dipisahkan dengan kromatografi kolom dengan eluen n-heksana : etil asetat 90:10; 80:20; 70:30; 60:40 (v/v).Fraksi dari perbandingan (70:30) v/v

Untuk itu penanggulangannya dengan cara melakukan tugasnya dengan mengutamakan upaya preventif atau tindakan pencegahan dan repserif atau menindak dengan mengkaji ulang

Variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, kepemilikan manajerial, dan struktur aset memiliki pengaruh terhadap struktur modal, sedangkan untuk variabel