• Tidak ada hasil yang ditemukan

WACANA PIDATO CAPRES RI PADA PEMILU 2009(SBUAH KAJIAN ANALISIS WACANA KRITIS).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "WACANA PIDATO CAPRES RI PADA PEMILU 2009(SBUAH KAJIAN ANALISIS WACANA KRITIS)."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR……….. ii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iii

DAFTAR ISI………. vi

BAB 1 PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah……… 1

1.2 Masalah………. 6

1.2.1 Identifikasi Masalah………. 6

1.2.2 Batasan Masalah……….. 6

1.2.3 Rumusan Masalah……… 7

1.3 Tujuan Penelitian……….. 8

1.4 Manfaat penelitian……… 8

1.5 Definisi Operasional………. 9

BAB 2 WACANA PIDATO DAN ANALISIS WACANA KRITIS……. 10

2.1 Wacana……….. 10

2.1.1 Ciri dan Sifat Wacana……….. 11

2.1.2 Wujud dan jenis Wacana………. 12

2.2 Pidato……… 17

2.2.1 Tujuan Pidato……….. 18

2.2.2 Jenis-jenis /Macam-macam/ Sifat-sifat Pidato……… 18

2.2.3 Metode Pidato………. 19

2.2.4 Persiapan Pidato……….. 19

2.2.5 Kerangka Susunan Pidato……… 19

2.3 Analisis Wacana Kritis………. 20

2.3.1 Karakteristik Analisis Wacana Kritis……….. 21

2.3.2 Pendekatan Utama dalam Analisis Wacana Kritis……….. 25

2.3.3 Analisis Wacana Kritis Model Teun A. Van Dijk………... 27

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN………. 44

3.1 Metode Penelitian………. 44

3.2 Sumber Data dan Korpus……….. 44

3.3 Teknik Pengumpulan Data………... 45

3.4 Teknik Pengolahan Data………... 46

3.5 Instrumen Penelitian………. 46

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN………. 49

4.1 Analisis……….. 50

4.1.1 Teks Pidato 1……… 50

(2)

4.1.1.2 Superstruktur……… 54

4.1.1.3 Struktur Mikro……….. 59

4.1.2 Teks Pidato 2……… 64

4.1.2.1 Struktur Makro………. 65

4.1.2.2 Superstruktur……… 67

4.1.2.3 Struktur Mikro……….. 71

4.1.3 Teks Pidato 3……… 76

4.1.3.1 Struktur Makro………. 77

4.1.3.2 Superstruktur……… 79

4.1.3.3 Struktur Mikro……….. 83

4.1.4 Teks Pidato 4……… 88

4.1.4.1 Struktur Makro………. 89

4.1.4.2 Superstruktur……… 92

4.1.4.3 Struktur Mikro……….. 97

4.1.5 Teks Pidato 5……… 101

4.1.5.1 Struktur Makro………. 102

4.1.5.2 Superstruktur……… 105

4.1.5.3 Struktur Mikro……….. 110

4.1.6 Teks Pidato 6……… 115

4.1.6.1 Struktur Makro………. 116

4.1.6.2 Superstruktur……… 117

4.1.6.3 Struktur Mikro……….. 121

4.2 Pembahasan Hasil Analisis………... 126

4.2.1 Struktur Makro………. 126

4.2.2 Superstruktur………..……….. 126

4.2.3 Struktur Mikro……….. 127

4.2.4 Kognisi Sosial……… 132

4.2.5 Konteks Sosial………... 135

4.2.6 Sikap dan Ideologi Capres Megawati……… 138

4.2.7 Sikap dan Ideologi Capres SBY……….... 139

4.2.8 Sikap dan Ideologi Capres JK………... 140

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN……… 142

5.1 Simpulan………... 142

5.2 Saran………... 143

DAFTAR PUSTAKA……… 145

LAMPIRAN ……….. 146

(3)
(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik lima tahunan bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan dalam proses Pemilu tersebut dilakukan kampanye, baik oleh para caleg (DPR dan DPD) maupun oleh para capres-cawapres, baik melalui media massa cetak maupun elektronik. Tujuanya tentu saja untuk mencari dan menggalang dukungan dari masyarakat calon pemilih.

Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 diselenggarakan pada tanggal 8 Juli 2009, terdapat tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan bersaing. Mereka adalah pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Soebianto, Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono serta Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.

Menurut para pengamat, terpilihnya seseorang menjadi capres dan cawapres tentulah dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu di antaranya dipengaruhi oleh kepiawaian para capres-cawapres dalam menyampaikan pidato politik kampanyenya di hadapan rakyat sebagai pemegang hak suara. Oleh karena itu tidak heran jika para capres-cawapres beserta tim suksesnya akan mempersiapkan konsep kampanye yang akan disampaikannya pada saat berorasi atau berpidato sebaik dan semenarik mungkin, yang biasanya berisi visi dan misi mereka dalam membangun Negara Indonesia lima tahun ke depan.

(5)

Menurut KBBI (2005) pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak atau dapat diartikan juga sebagai wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak.

Dari pidato yang disampaikan oleh para capres, peneliti tertarik untuk mengkajinya dari segi kalimat atau bahasa yang digunakan dengan menggunakan teori analisis wacana kritis.

Menurut Eriyanto (2001), dalam analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis/ CDA), wacana tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Analisis

wacana memang menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis agak berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan aspek kebahasaan semata, tetapi juga menghubungkan konteks. Konteks dalam analisis wacana kritis berarti bahasa itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik kekuasaan.

Teori analisis wacana kritis yang akan dipilih oleh peneliti adalah teori analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk. Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Oleh karena itu, Van Dijk menggambarkan sebuah wacana memiliki tiga dimensi, yang terdiri atas teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

(6)

beberapa parameter untuk menyukseskan pemilihan presiden tahun 2009. Hal tersebut dapat dilihat pada paragraf berikut.

“Saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang saya cintai. Sukses pemilihan presiden ditandai oleh beberapa parameter.”

Pidato Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki struktur makro atau makna global harapan-harapan dalam pemilihan umum. Hal tersebut dapat dilihat pada paragraf berikut.

“Dengan memahami makna pemilihan umum seperti itu, maka dua hal yang sama-sama kita harapkan.”

Sementara itu, pidato Jusuf kalla (JK) memiliki struktur makro kedamaian akan membawa pemilu menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat terlihat pada paragraf berikut.

“Bagi kita semua perdamaian adalah kita semua melaksanakan pemilihan presiden ini dengan segala aturan-aturannya, karena aturanlah hukumlah yang akan menjaga keadilan dan keadilanlah yang akan memberikan kita kedamaian.”

Dari segi bahasa, ketiganya menggunakan bahasa yang cukup baik dan mudah dimengerti. Sementara itu, masih ada kata yang diulang-ulang atau tidak efektif. Selain itu, dari segi latar, ketiga capres memiliki latar yang berbeda. Pada pidato Megawati terdapat latar mengenai ketidaktegasan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam menyelenggarakan Deklarasi Pemilu Damai. Hal tersebut dapat terlihat pada paragraf berikut.

(7)

Latar pada pidato SBY yaitu ucapan terima kasih kepada KPU, Panwaslu (Panitia pengawas pemilu), dan para pimpinan pemerintahan daerah dan rakyat Indonesia mengenai keamanan, ketertiban serta kedamaian pada saat pemilihan umum legislatif. Hal tersebut dapat terlihat pada paragraf berikut.

“Atas nama pasangan SBY-Boediono ijinkan pula saya mengucapkan terima kasih kepada komisi pemilihan umum, panwaslu, dan para pimpinan pemerintahan daerah yang pada saat pemilihan umum legislatif kemarin. Meskipun terdapat kekurangan dan kelemahan, tetapi pemilu itu berjalan secara aman, tertib, dan damai. Juga kepada rakyat Indonesia, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya, karena meskipun situasi terasa panas dalam kompetisi pemilu, tetapi rakyat masih bisa menahan diri dan tidak terjadi insiden, benturan, maupun, kekerasan apa pun. Kita berharap kita dalam pemilihan umum, presiden dan wakil presiden keadaan seperti itu, tetap dapat kita pelihara.”

Sementara itu, latar yang terdapat pada pidato JK adalah mengenai keputusan rakyat dalam memilih presiden yang akan dilaksanakan tahun 2009. Hal tersebut dapat terlihat pada paragraf berikut.

“Sebulan lagi kita melaksanakan pemilihan presiden artinya ialah kita ingin meminta keputusan dari rakyat, siapa yang seharusnya memimpin bangsa ini ke depan. Kami merasa tentu ikut, karena kami merasa yang terbaik. Namun, apabila bukan kami yang menang, kami tahu ada yang lebih baik dari kami. Dan kami akan menghormatinya, bahwa siapa pun yang menang dalam pemilihan presiden ini adalah presiden kita semua yang harus kita hormati”.

Dari contoh di atas, terdapat perbedaan struktur makro dan latar dalam pidato ketiga capres.

(8)

analisis wacana kritis model Van Dijk. Setelah itu kemudian peneliti akan membandingkan sikap dan ideologi para capres tersebut.

Penelitian sebelumnya mengenai Analisis Wacana Kritis pernah dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Astuti (2007), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Wacana Kritis Ideologi Politik pada Teks Editorial Media Indonesia”. Dalam penelitiannya, Astuti mendapatkan keberpihakan Media Indonesia terhadap wong cilik sebagai ideologi politik yang tercermin dalam editorialnya. 2) Ridwan (2008), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Wacana Kritis

Ideologi Politik pada Teks Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas”. Dalam penelitiannya, Ridwan menggunakan model analisis Van Dijk baik secara makro, mikro, dan superstruktur. Hasil dari penelitiannya membuktikan bahwa surat kabar Kompas dalam menyuarakan sikap dan pandangannya pada suatu peristiwa yang berhubungan dengan masalah politik cenderung lebih memihak pada kepentingan rakyat sebagai golongan yang selalu dirugikan oleh perilaku elit. Sementara itu, pemberitaan masalah politik ditulis dengan menggunakan bahasa yang lebih mengutamakan kelugasan, ketegasan, serta tidak menggunakan eufemisme.

(9)

tindakan asusila pada perempuan. Hal tersebut, terlihat pada hasil rekapitulasi posisi subjek menempatkan diri sebagai laki-laki sebesar 54,5%, perempuan 27,3%, pihak lain 18,2%. Posisi objek perempuan 100%, posisi penulis laki-laki 100%, posisi pembaca laki-laki 90,9%, perempuan 9,1%. Posisi perempuan yang termarjinalkan 90,9%, perempuan tidak termarjinalkan 9,1%.

1.2Masalah

Masalah pada penelitian ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah. Hal-hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

1.2.1Identifikasi Masalah

Berikut ini merupakan identifikasi masalah dari penelitian.

1) Adanya perbedaan ideologi para capres dalam menyampaikan sebuah orasi atau pidato.

2) Adanya kekhasan bahasa yang digunakan para capres dalam menarik simpati masyarakat.

3) Teks pidato memiliki berbagai macam aspek yang dapat diteliti. 1.2.2Batasan Masalah

Masalah-masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut.

(10)

2) Teks pidato dianalisis dengan menggunakan teori Van Dijk yang membagi struktur teks ke dalam tiga kategori, yaitu struktur makro (makna global), superstruktur (struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks), dan struktur mikro (makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil suatu teks). Kemudian dianalisis berdasarkan kognisi sosial dan konteks sosial.

1.2.3Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan pada hal-hal berikut ini.

1) Bagaimanakah struktur makro teks pidato dari ketiga kandidat capres RI tahun 2009?

2) Bagaimanakah superstruktur teks pidato dari ketiga kandidat capres RI tahun 2009?

3) Bagaimanakah struktur mikro teks pidato dari ketiga kandidat capres RI tahun 2009?

4) Bagaimanakah kognisi sosial teks pidato dari ketiga kandidat capres RI tahun 2009?

5) Bagaimanakah konteks sosial teks pidato dari ketiga kandidat capres RI tahun 2009?

(11)

1.3Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal berikut:

1) struktur makro teks pidato dari ketiga kandidat capres RI tahun 2009, 2) superstruktur teks pidato dari ketiga kandidat capres RI tahun 2009, 3) struktur mikro teks pidato dari ketiga kandidat capres RI tahun 2009, 4) kognisi sosial teks pidato dari ketiga kandidat capres RI tahun 2009, 5) konteks sosial teks pidato dari ketiga kandidat capres RI tahun 2009, dan 6) sikap dan ideologi yang dimiliki oleh para kandidat capres RI dalam

menarik hati rakyat untuk memilih mereka pada pemilu 2009.

1.4Manfaat Penelitian

(12)

1.5Definisi Operasional

Istilah-istilah yang terdapat pada penelitian, akan dijelaskan lebih terperinci pada definisi operasional sebagai berikut.

1) Analisis wacana kritis yang dimaksud peneliti adalah mengkaji sebuah kosakata, bentuk kalimat, dan tatabahasa yang terdapat pada pidato capres. 2) Pidato yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah pidato yang

dituturkan oleh para kandidat capres yang berisi visi misi atau harapan yang akan dilaksanakan oleh para kandidat capres untuk menyukseskan pemilu 2009 dan membangun Indonesia menjadi lebih baik.

(13)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan pendekatan analisis wacana kritis. Penggunaan metode deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek penelitian.

Pendekatan analisis wacana kritis yang digunakan adalah model analisis Teun A. Van Dijk. Model analisis ini sering disebut sebagai ‘kognisi sosial’. Van Dijk menggambarkan sebuah wacana memiliki tiga dimensi, yang terdiri atas teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

Peneliti akan menganalisis sebuah pidato dari segi teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Dari segi teks dianalisis menjadi tiga bagian, yaitu struktur makro, superstruktur dan struktur mikro. Kemudian setelah itu, teks pidato dianalisis berdasarkan kognisi sosial dan konteks sosial.

Penelitian ini akan menjelaskan mengenai sikap dan ideologi yang dimiliki oleh para calon presiden dalam menarik hati rakyat untuk memilihnya sebagai presiden.

3.2Sumber Data dan Korpus

Sumber data dalam penelitian ini berupa sebuah rekaman. Rekaman tersebut adalah rekaman pidato para capres pada saat deklarasi. Acara deklarasi

(14)

yang dipilih oleh peneliti yaitu pada saat Deklarasi Pemilu Damai dan Debat Capres yang diselenggarakan oleh KPU.

Deklarasi Pemilu Damai merupakan acara yang diselenggarakan oleh KPU pada tanggal 10 Juni 2009 di Jakarta. Dalam acara tersebut, para capres diberikan kesempatan untuk menyampaikan pidatonya mengenai pemilu yang sedang berlangsung. Banyak yang hadir pada acara tersebut, baik KPU, para pendukung dari ketiga capres, dan masyarakat. Begitupun dengan Debat Capres, acara ini diselenggarakan oleh KPU untuk memberikan kesempatan kepada capres dalam menyampaikan visi dan misi mereka untuk memajukan bangsa Indonesia lima tahun yang akan datang. Debat Capres diselenggarakan oleh KPU pada tanggal 2 Juli 2009 yang disiarkan secara langsung di RCTI.

Korpus pada penelitian ini adalah menganalisis struktur kebahasaan yang terdapat pada teks pidato para capres pada saat deklarasi dalam menyampaikan visi dan misi mereka. Selain itu, menganalisis sikap dan ideologi yang dimiliki oleh para capres tersebut.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dapat dipaparkan sebagai berikut:

1) merekam pidato kandidat capres pada acara deklarasi pemilu di stasion televisi swasta,

(15)

3) mengumpulkan data-data yang telah ditranskrip dengan teknik dokumentasi,

4) mereduksi data yang akan diteliti, dan

5) mengklasifikasikan data yang telah direduksi.

3.4Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

1) menemukan elemen-elemen wacana dalam teks pidato;

2) menganalisis dan mendeskripsikan semua elemen wacana pidato berdasarkan teori Analisis Wacana Kritis Van Dijk;

3) menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis teks, sehingga dapat membandingkan sikap dan ideologi yang dimiliki oleh para capres.

3.5Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kartu data penelitian. Kartu data tersebut berisi topik, skema, latar, detail, maksud, praanggapan, nominalisasi, dan sebagainya. Format kartu data penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

Teks pidato capres tahun 2009

Analisis teks, berdasarkan teori analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk

(16)

Nama Kandidat Capres : ……….. Acara Pidato : ……….. Waktu dan tempat : ………..

NO. STRUKTUR WACANA

ELEMEN WACANA

TEKS

1. Struktur Makro A. Tematik 1. Topik 2. Subtopik

NO. STRUKTUR WACANA

ELEMEN WACANA

URAIAN

2. Superstruktur B. Skematik

1. Summery

a. Judul b. Lead

- -

2. Story

a. Situasi b.Komentar Tokoh c. Simpulan

NO. STRUKTUR WACANA

ELEMEN WACANA

URAIAN

3. Struktur Mikro C. Semantik 1. Latar 2. Detail

3. Maksud

4. Praanggapan 5. Nominalisasi D. Sintaksis

1. Bentuk kalimat 2. Koherensi 3. Kata ganti E. Stilistika

(17)

F. Retoris 1. Grafis 2. Metafora 3. Ekspresi

DATA LINGUAL

NO. KATA KELOMPOK

KATA

KALIMAT PARAGRAF

(18)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beragamnya pidato yang disampaikan oleh para kandidat capres dalam menarik hati rakyat untuk memilihnya menjadi presiden dan wakil presiden periode 2009-2014. Bahasa dan pilihan kata-kata yang digunakan dalam teks pidato tersebut mencerminkan ideologi yang dianut oleh para capres tersebut.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4, peneliti memperoleh beberapa simpulan yaitu:

1) Bahasa yang digunakan oleh Capres SBY lebih rapi dan memiliki keterkaitan dari setiap kata atau kalimat yang diucapkannya. Sementara itu, bahasa yang digunakan oleh Capres Megawati dan Capres JK terkadang tidak berhubungan, atau terdapat kata-kata yang diulang-ulang dan kata yang tidak jelas dalam penyampaiannya.

2) Sikap dari masing-masing capres, ada yang memiliki kesamaan ataupun perbedaan. Sikap ketiga capres memiliki kesamaan dalam mensejahterakan rakyat, namun cara yang dilakukan memang berbeda. Sementara itu, perbedaan dari masing-masing capres yaitu Capres Megawati selalu mengkritik dari setiap apa pun yang terjadi. Capres SBY memiliki sikap bersyukur yang tinggi dan terlihat memiliki sikap bijaksana dan sabar dalam setiap cobaan yang menimpa dirinya maupun bangsa Indonesia. Sementara

(19)

itu, sikap yang ditunjukkan Capres JK bahwa dia adalah orang yang apa adanya, terlihat dari setiap pidatonya kadang-kadang dia selalu menyelipkan dengan sedikit gurauan.

3) Ideologi yang dimiliki oleh Capres Megawati adalah ideologi kerakyatan. Hal tersebut dapat terlihat dari setiap pidato yang disampaikannya, yaitu ingin membuat rakyat lebih sejahtera, aman, dan tentram.

4) Ideologi yang dimiliki oleh Capres SBY adalah ideologi sosialisme, karena Capres SBY sangat ingin mempersatukan semua masyarakat yang ada di Indonesia, agar mereka saling menghargai dan menghormati satu sama lain. 5) Ideologi yang dimiliki oleh Capres JK adalah ideologi nasionalisme, karena

dalam pidatonya dia selalu ingin membuat bangsa Indonesia menjadi lebih adil dan sejahtera.

5.2Saran

Setelah peneliti menganalisis dan menyimpulkan pidato para capres RI tahun 2009 terdapat persamaan dan perbedaan sikap yang dimiliki oleh mereka. Oleh karena itu, peneliti akan mengemukakan beberapa saran. Saran ini ditujukan kepada orang yang berpidato dan peneliti selanjutnya. Saran-saran tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

(20)

2) Bahasa yang digunakan dalam berpidato harus diucapkan secara jelas dan lugas, tidak boleh ada kata-kata yang memiliki makna yang ambigu.

(21)

145

DAFTAR PUSTAKA

A.R. Syamsuddin, Drs. (1992). Studi Wacana Teori-Analisis-Pengajaran. Bandung: Mimbar Pendidikan Bahasa dan Seni FPBS IKIP Bandung.

Astuti, W. (2007). “Analisis Wacana Kritis Ideologi Politik pada Teks Editorial Media Indonesia”. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Depdikbud. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS.

Eriyanto. (2002). Analisis Framing. Yogyakarta: LKiS.

Kridalaksana, H. (2001). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Muh. Ridwan, D. (2008). “Analisis Wacana Kritis Ideologi Politik pada Teks

Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas”. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sobur, A, Drs. (2006). Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yulita Silviany, I. 2009. “Analisis Wacana Kritis Tentang Pemberitaan Tindakan Asusila pada Perempuan dalam Harian Umum Galamedia dan Lampu Hijau”. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

http://ekawenats.blogspot.com/2006/06/critical-discourse-analysis-teun-van.html http://narendradewadjikristy.blogspot.com/2009/05/hubungan-antara-teori-kognisi-sosial.html

Referensi

Dokumen terkait

Sanksi terhadap Petugas Kesehatan atau dokter yang sudah diatur oleh Rancangan Peraturan Presiden (perpres) perlu dilakukan secara tegas agar menjaga transparansi

Konservasi Ex-Situ untuk Mendukung Program Pemuliaan Aren (Arenga pinnata Merr) sebagai Sumber Energi Alternatif.Yogyakarta (ID) : Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan

Pemerintah Kabupaten Klaten telah melihat potensi kerajinan batik sebagai salah satu atraksi utama yang bisa ditawarkan dalam pengembangan produk pariwisata

 Anas Rashid, Hamdard Institute of Pharmaceutical Sciences (HIPS), Hamdard University Islamabad Campus (HUIC), Islamabad, Pakistan., Pakistan. Chief editor in section of

d) Select the Config tab. Change the PC Display Name to PC-B. Close the PC-B configuration window. f) Select the Config tab. Change the PC Display Name to PC-C. Close the

- Secara bertahap setelah kegiatan tersebut dapat dilanjutkan pada lembar tugas anak, dengan membuat konsep bilangan 5= gambar lima kerikil/buah karet/tutup

Alkaloid contents (sparteine accounted for more than 80%) of four subspecies of Chamaecytisus proliferus (tagasaste) were higher in spring cuts than in autumn cuts, and they were (g

Melalui penampilan tokoh Hanum, Fatima, dan Marion sebagai seorang wanita muslimah yang berada di tengah negara yang masih menganggap Islam sebagai agama