• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 13 Tradisi Islam Minang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab 13 Tradisi Islam Minang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

13

(2)

Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,

memodiikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,

dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar

1.2 Menghayati nilai-nilai yang sesuai dengan Islam dari tradisi Islam : Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan Madura

1.4 Berkomitmen untuk ikut melestarikan tradisi dan adat budaya yang Islami.

1.2. Menghargai Tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara misalnya: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan Madura.

1.4. Menunjukkan sikap kemauan ikut melestarikan tradisi Islam misalnya: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan Madura.

1.2. Memahami bentuk tradisi umat Islam misalnya: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan Madura.

1.4. Membandingkan nilai-nilai tradisi umat Islam misalnya: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan Madura.

1.2 Memaparkan bentuk tradisi umat Islam misalnya: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan Madura.

1.3 Menunjukkan contoh bentuk seni budaya lokal.

(3)

A. Amati dan Perhatikan

Tradisi Dan Budaya Islam Minang

Perhatikan gambar berikut!

Pakaian Adat Minang

(4)

B. Penasaran ?

Setelah kalian mengamati dan membaca di atas, pasti ada banyak hal yang ingin kalian tanyakan.

NO KATA TANYA PERNYATAAN

1. APA Adat Minang Islam apa yang kalian ketahui?

2.

3.

C. Buka Cakrawalamu !

Mari membaca materi berikut!

Tradisi dan Upacara Islami Minang

1. Salawat Dulang

Salawat Dulang atau Salawaik Dulang adalah sastra lisan Minangkabau bertemakan Islam. Sesuai dengan namanya, Salawat Dulang berasal dari dua kata yaitu salawat yang berarti salawat atau doa untuk nabi Muhammad Saw, dan dulang atau talam, yaitu piring besar dari Loyang atau logam yang biasa digunakan untuk makan bersama. Dipertunjukkan oleh minimal dua klub/ Group, acara ini diiringi tabuhan pada ‘dulang’, yaitu nampan kuningan yang bergaris tengah sekitar 65 cm. Dalam bahasa sehari-hari, sastra lisan ini hanya disebut ‘salawat’ ataupun ‘salawek’ saja. Di beberapa tempat, salawat dulang disebut juga salawat talam.

Salawat dulang adalah cerita kehidupan nabi Muhammad, cerita yang memuji nabi, atau cerita yang berhubungan dengan persoalan agama Islam dengan diiringi irama bunyi ketukan jari pada dulang atau piring logam besar itu.

(5)

Biasanya hanya dipertunjukkan di tempat yang dipandang terhormat seperti Masjid, surau. Pertunjukan juga biasanya dimulai selepas Isya. Sifat pertunjukan yang bertanya jawab dan saling melontarkan Shalawat. Dalam pertunjukannya, kedua tukang salawat duduk bersebelahan dan menabuh talam secara bersamaan. Keduanya berdendang secara bersamaan atau saling menyambung larik-lariknya.

2. Makan Bajamba

Makan bajamba atau juga disebut makan barapak adalah tradisi makan yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dengan cara duduk bersama-sama di dalam suatu ruangan atau tempat yang telah ditentukan. Tradisi ini umumnya dilangsungkan di hari-hari besar agama Islam dan dalam berbagai upacara adat, pesta adat, dan pertemuan penting lainnya.

Biasanya sebelum Makan Bajamba dimulai, para janang (orang yang ditunjuk tuan rumah untuk menemani tamu makan) ditanyai oleh silang nan bapangka (tuan rumah), apakah hidangan pada masing-masing bajamba sudah betul-betul cukup. Karena pada dasarnya tiap jamba, baik sambal/ lauk pauk, air minum di gelas dan di cerek hendaknya sudah tersedia di tempat. Begitu juga nasi tambah sudah terhidang pula.

Makan Bajamba mempunyai sopan santun atau etika tersendiri. Tamu yang ikut makan bajamba haruslah ditempatkan sesuai dengan fungsinya, seperti sumando (ipar) mamak rumah (tuan rumah) kawan samo gadang (teman sepermainan) dan lain sebagainya. Menyuap nasi tidak boleh dengan genggaman yang besar, mengambil nasi haruslah dengan ujung jari, agar nasi tidak berserakan (rimah) ada baiknya nasi dikepal dulu sebelum dimakan. Demikian juga ketika tangan kanan menyuap, tangan kiri sudah bersiap-siap di bawah dagu dengan maksud menampung serakan nasi.

Kemudian Makan Bajamba dilaksanakan secara bersama-sama. Makan Bajamba bagi laki-laki duduk bersila di atas lantai mengeliling talam (biasanya juga memakai daun pisang) dan saling berhadapan. Dan bagi yang perempuan duduk bersimpuh, juga saling berhadapan. Makan Bajamba paling banyak 6 orang di tiap kelompok termasuk janang untuk menambah nasi dan lauk pauk kalau dirasakan kurang.

Penyelenggaraan Makan Bajamba ini sangat elastis, Makan Bajamba tidak mesti di atas tikar permadani tetapi juga boleh di atas tikar pandan atau tikar anyaman, atau pun plastik, sesuai dengan kemampuan sang tuan rumah.

3. Mandi Balimau

(6)

mandi menyucikan diri (mandi wajib, mandi junub) dengan limau (jeruk nipis), ditambah ramuan alami beraroma wangi dari daun pandan wangi, bunga kenanga, dan akar tanaman gambelu, yang semuanya direndam dalam air suam-suam kuku. Lalu, dioleskan ke kepala. “Ramuan tradisional untuk balimau tersebut adalah warisan turun-temurun sejak dulunya, sejak puluhan tahun lalu, bahkan konon sejak ratusan tahun lalu.

Makna dari tradisi balimau adalah untuk kebersihan hati dan tubuh manusia dalam rangka mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah puasa. Masyarakat tradisional Minangkabau pada zaman dahulu, mengaplikasikan wujud dari kebersihan hati dan jiwa dengan cara mengguyur seluruh anggota tubuh atau keramas disertai dengan ritual yang memberikan kenyamanan dan efek bathin serta kesiapan lahir bathin ketika melaksanakan Ibadah puasa.

Bahan alami yang digunakan pada tradisi balimau, antara lain : - Beberapa helai daun pandan, diiris halus, - Beberapa kuntum bunga kenanga, - Beberapa kuntum bunga mawar, - Segenggam bunga tanjung, - Segenggam bunga melati, - Beberapa jeruk kesturi, semua bahan-bahan ini dicampurkan dalam satu tempat dengan air panas suam-suam kuku. Badan dibersihkan terlebih dahulu untuk mengikis kotoran yang menempel pada tubuh, mensucikan hati dengan niat lahir bathin akan menunaikan ibadah puasa sepenuh hati karena Allah Swt. Setelah itu mengguyur tubuh dengan ramuan di atas.

D. Kembangkan Wawasanmu!

Bercerita tentang tradisi Minang Islam.

ü Buat kelompok, cari (dari berbagai sumber) cuplikan tentang tradisi dan adat upacara Minang Islami!

ü Simpulkan keteladanan apa yang bisa diambil dari isi cerita!

ü Pajang hasil pencarianmu bersama kelompokmu di atas meja/tempel di tembok kelasmu!

ü Setelah selesai, kamu dan kelompok mu berkeliling, melihat, memperhatikan, dan mencatat tema cerita serta keteladanan yang bisa diambil dari isi cerita hasil karya kelompok lain.

(7)

E. Releksi

Setelah kalian mempelajari tradisi Minang yang bernuansa Islami, jawablah pertanyaan

di bawah ini?

1. Berikan komentarmu tentang tradisi atau upacara adat Minang di atas?

2. Dari tradisi atau adat Minang yang kalian ketahui, tradisi atau upacara apakah yang sangat bernuansa Islami menurutmu?

3. Berikanlah alasanmu atas pertanyaan Nomer 2 di atas!

4. Ceritakan proses atau tahapan pelaksanaan upacara/tradisi tersebut?

5. Jika kamu seorang yang bersuku Minang, apa usahamu untuk melestarikan budaya upacara atau tradisi Islami tersebut?

F. Rangkuman

Tradisi Dan Adat Islam Minang

Tradisi Islami di Minang di antaranya adalah: Salawat dulang atau Salawaik Dulang adalah sastra lisan Minangkabau bertemakan Islam. Sesuai dengan namanya, Salawat Dulang berasal dari dua kata yaitu salawat yang berarti salawat atau doa untuk nabi Muhammad Saw, dan dulang atau talam, yaitu piring besar dari Loyang atau logam yang biasa digunakan untuk makan bersama. Dipertunjukkan oleh minimal dua klub diiringi tabuhan pada ‘dulang’, yaitu nampan kuningan yang bergaris tengah sekitar 65 cm.

Makan bajamba atau juga disebut makan barapak adalah tradisi makan yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dengan cara duduk bersama-sama di dalam suatu ruangan atau tempat yang telah ditentukan. Tradisi ini umumnya dilangsungkan di hari-hari besar agama Islam dan dalam berbagai upacara adat, pesta adat, dan pertemuan penting lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

Pembongkaran bangunan-bangunan lama yang notabene adalah bangunan publik milik pemerintah kota/propinsi menjadi indikasi bahwa telah terjadi privatisasi karena pada awalnya

Able to understand concepts and strategies of grounding Islam in Indonesia by applying the Islamic teachings that rahmatan lil alamin 7 [C4,P3,A3] [Conceptual knowledge,

Metode pelaksanaan dan penyusunan laporan Kerja Praktik di QC PM 10 Metode pelaksanaan dan penyusunan laporan Kerja Praktik di QC PM 10 PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2

Ahmadan Maulana 3,5 Mau bekerjasama dengan baik bersama BEM Nadhira A S 3,6 PERFEK sudah cukup kooperatif dengan BEM Miftahul Fath 3,6 Kooperatif dengan aturan yang dibuat oleh

Adanya peningkatan permeabilitas kapiler, penurunan volume plasma, penurunan tekanan darah(hipotensi), trombositopenia serta diatesis hemoragik pada DBD diduga bahwa ada

Sumber : dikutip dari laporan United Nations yang dikutip di TAEMUN 2015. Gambar diatas adalah gambaran 10 mengenai tindakan honour killing yang terjadi diseluruh dunia

Kemunculan negara-negara produsen wine dunia baru turut meramaikan dalam produksi dan perdagangan wine internasional sehingga pada tahun 2004 hingga 2006 produk wine