• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia) Sebagai Larvisida Aedes sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia) Sebagai Larvisida Aedes sp."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH PARE

(Momordica charantia)

SEBAGAI LARVASIDA AEDES AEGYPTI

Wilma Angela, 2009, Pembimbing I : Meilinah Hidayat,dr.,M.Kes. Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M. Kes

Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor patogen dari berbagai penyakit. Salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue. Pengontrolan DBD dapat dilakukan dengan mengontrol nyamuk Aedes aegypti menggunakan insektisida atau larvasida baik alami maupun buatan. Penggunaan insektisida kimia sintetik organik dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi lingkungan dan peningkatan ketahanan nyamuk, oleh karena itu perlu dikembangkan larvasida alami salah satunya adalah buah Pare.

Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui efek larvasida dari ekstrak etanol buah Pare (EEBP) (Momordica charantia) varietas setempat terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.

Desain penelitian berupa prospektif eksperimental sungguhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Hewan coba larva nyamuk Aedes aegypti sebanyak 720 ekor dibagi dalam 6 kelompok perlakuan dengan 4 replikasi , yaitu diberikan EEBP konsentrasi 1100 ppm, 1300 ppm, 1500 ppm, 1700 ppm, kontrol positif temephos 1 ppm dan kontrol negatif akuades. Data yang diukur adalah jumlah larva mati yang dihitung setelah 24 jam. Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α=0,01.

Hasil penelitian diperoleh rerata jumlah larva mati pada tiap kelompok perlakuan yaitu: EEBP konsentrasi 1100 ppm (5,5 larva), 1300 ppm (23,5 larva), 1500 ppm (29,75 larva), 1700 ppm (29,75 larva). Dari uji ANAVA dan uji Tukey HSD diperoleh perbedaan yang signifikan antara kontrol negatif dengan pemberian EEBP berbagai konsentrasi, maka EEBP memiliki efek larvasida. Bila dibandingkan dengan kontrol positif, EEBP konsentrasi 1100 ppm dan 1300 ppm memiliki efektifitas lebih rendah sedangkan EEBP konsentrasi 1500 ppm dan 1700 ppm memiliki efektifitas lebih tinggi

Kesimpulan adalah EEBP konsentrasi 1100 ppm, 1300 ppm, 1500 ppm, 1700 ppm berefek sebagai larvasida yang jika dibandingkan dengan Temephos 1 ppm memiliki efektifitas lebih rendah pada EEBP konsentrasi 1100 ppm dan 1300 ppm dan memiliki efektifitas lebih tinggi pada EEBP konsentrasi 1500 ppm dan 1700 ppm.

(2)

v

ABSTRACT

THE EFFECTIVITY OF EXTRACT PARE FRUITS (Momordica charantia)

AS A LARVACIDE AGAINTS Aedes sp.

Wilma Angela, 2009, Tutor I : Meilinah Hidayat, dr., M. Kes. Tutor II : Sri Utami Sugeng, Dra., M. Kes.

Aedes sp. is vector of disease like Dengue Hemorrhagic Fever. One of many ways is to eradicate larvae. The use of synthetic larvacide impacts to health, thus it necessary to develop biolarvacide like Pare fruit (Momordica charantia).

The objective of this research is to obtain the effectivity of local Pare fruits (Momordica charantia) as larvacide for Aedes sp.

The method of this research is a Comparative prospective experimental, with Randomize Trial Design, using 720 Aedes sp. larvae. Larvae were divided into 6 treatement using extract fruit of Pare in 1100ppm, 1300ppm, 1500ppm, 1700ppm, positive (temephos 1ppm) and negative control (aquades). The data observed from the amount of dead larvae in 24 hours. The data were analyzed with one way Anova continued with different test mean of Tukey with α=0,05.

As the result of this research there was of a significance difference between Pare fruit extract and the negative control were of 1100ppm and 1300ppm had lower efficacy as well as 1500ppm and 1700ppm had higher efficacy compared to the positive control.

As the conclusion, local variety had larvacide effect to Aedes sp. where 1100ppm and 1300ppm had lower efficacy than temephos 1ppm, whilst 1500ppm and 1700ppm had higher efficacy.

(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 4

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Metode Penelitian... 6

1.7 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Biologi Nyamuk ... 7

2.2 Morfologi Nyamuk ... 10

2.3 Aedes sp... 11

2.3.1 Taksonomi... 11

2.3.2 Morfologi dan siklus hidup Aedes sp... 11

2.3.2.1 Telur... 11

2.3.2.2 Larva ... 12

2.3.2.3 Pupa ... 12

2.3.2.4 Nyamuk dewasa... 13

2.3.3 Perilaku nyamuk Aedes sp. ... 16

2.3.4 Aedes sp. sebagai vektor penyakit ... 16

2.3.4.1 Demam Berdarah Dengue ... 17

2.3.4.1.1 Epidemiologi ... 17

2.3.4.1.2 Etiologi... 17

2.3.4.1.3 Patogenesis ... 18

2.3.4.1.4 Manifestasi klinis... 19

2.3.4.1.5 Pengobatan ... 21

2.3.4.1.6 Prognosis ... 22

(4)

ix

2.3.4.3 Demam kuning (Yelow Fever) ... 24

2.3.4.4 Filariasis ... 25

2.3.5 Pencegahan penyakit yang disebabkan Aedes sp. ... 27

2.3.5.1 Upaya preventif ... 27

2.3.5.2 Upaya pemberantasan ... 28

2.4 Pare (Momordica charantia)... 30

2.4.1 Taxonomi ... 31

2.4.2 Nama daerah... 31

2.4.3 Jenis (varietas) pare ... 32

2.4.4 Kandungan kimia dan manfaat farmakologi ... 33

2.4.4 Mekanisme larvisida ... 35

2.5 Temephos ... 36

BAB III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN... 39

3.1 Alat dan Bahan Penelitian... 39

3.2 Metodologi Penelitian... 40

3.2.1 Desain Penelitian ... 40

3.2.2 Metode Penarikan Replikasi Bahan Penelitian ... 40

3.2.3 Variabel Penelitian... 40

3.2.4 Metode Penelitian ... 41

3.2.5 Prosedur Kerja ... 41

3.2.6 Metode Analisis ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Karakteristik Penelitian... 43

4.2 Hasil dan Pembahasan ... 43

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian... 47

4.4 Kesimpulan ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 49

5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN ... 53

(5)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Nama pare di berbagai daerah ... 31 Tabel 2.2 Senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman pare dan

pemanfaatannya sebagai obat... 33 Tabel 4.1 Jumlah larva yang mati selama 24 jam ... 43 Tabel 4.2 ANAVA satu arah jumlah larva yang mati ... 45 Tabel 4.3 Persentase uji Tukey HSD jumlah larva yang mati

(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Siklus hidup nyamuk secara umum ... 9

Gambar 2.2 Telur Culex sp.,Telur Aedes sp., Telur Anopheles ... 9

Gambar 2.3 Morfologi nyamuk secara umum ... 10

Gambar 2.4 Siklus hidup nyamuk Aedes sp. ... 13

Gambar 2.5 Larva Aedes sp. ... 14

Gambar 2.6 Pupa Aedes sp. ... 14

Gambar 2.7 Nyamuk Aedes aegypti... 14

Gambar 2.8 Perbandingan telur, larva, pupa, nyamuk dewasa dari Aedes sp., Culex sp., Anopheles... 15

Gambar 2.9 Grafik pelana kuda pada dengue fever ... 20

Gambar 2.10 Hidrokel... 27

Gambar 2.11 Elefantiasis pada testis... 27

Gambar 2.12 Elefantiasis pada kaki... 27

Gambar 2.13 Daun pare... 30

Gambar 2.14 Pare putih (a), Pare hijau (b), Pare ular (c)... 32

Gambar 2.15 Struktur kimia alkaloid ... 36

Gambar 2.16 Struktur kimia temephos... 37

(7)

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Perhitungan konsentrasi... 53

Lampiran 2 Perhitungan pengenceran... 54

Lampiran 3 Percobaan Trial and error ... 55

Lampiran 4 Descriptives... 57

Lampiran 5 Uji ANAVA satu arah ... 58

Lampiran 6 Uji komparasi multipel Tukey HSD ... 59

Lampiran 7 Homogeneous Subsets ... 60

(9)

53

Lampiran 1

Perhitungan konsentrasi:

Konsentrasi 1 ppm = 1000 mg didalam 1.000.000 ml akuades.

= 1 mg didalam 1.000 ml akuades.

Konsentrasi 1100 ppm = 1100 mg / 1000 ml akuades.

Konsentrasi 1300 ppm = 1300 mg / 1000 ml akuades.

Konsentrasi 1500 ppm = 1500 mg / 1000 ml akuades.

Konsentrasi 1700 ppm = 1700 mg / 1000 ml akuades.

Perhitungan temephos 1 ppm:

1 g abate = mengandung 0,01 g temephos = 10 mg temephos.

1 ppm larutan temephos = 1mg temephos / 1000 ml akuades.

(10)

54

Lampiran 2

Perhitungan pengenceran:

Dosis 1700 ppm = 170 mg / 100 ml CMC 1%

Dosis 1500 ppm = 1500 / 1700 * 100 ml = 88 ml CMC 1% 12 ml

Dosis 1300 ppm = 1300 / 1700 * 100 ml = 76 ml CMC 1% 24 ml

Dosis 1100 ppm = 1100 / 1700 * 100 ml = 64 ml CMC 1%+ 36 ml+

328 ml CMC1% 72 ml pengenceran

• Total ekstrak etanol buah pare (EEBP) yang dibutuhkan:

1700 ppm + 1500 ppm + 1300 ppm + 1100 ppm = 5600 ppm = 560 mg *

pengulangan (4) = 2240 mg = 2,24 g.

• Total CMC 1% kering yang dibutuhkan untuk EEBP: 3,28 g * pengulangan (4) = 13,12 g.

• Total CMC 1% kering yang dibutuhkan untuk pengenceran: 0,72 g * pengulangan (4) = 2,88 g.

• Total akuades yang dibutuhkan: 400 ml * pengulangan (4) = 1600 ml.

(11)

55

Lampiran 3

Percobaan Trial and error

24 jam

Konsentrasi Kontrol (-) Kontrol (+)

200 ppm 300 ppm 400 ppm 500 ppm Akuades

Temephos

1ppm Pengulangan

Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati

1 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 5 25

2 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 4 26

3 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 5 25

4 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 5 25

24 jam

Konsentrasi Kontrol (-) Kontrol (+)

600 ppm 700 ppm 800 ppm 900 ppm Akuades

Temephos

1ppm Pengulangan

Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati

1 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 5 25

2 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 4 26

3 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 5 25

(12)

56

24 jam

Konsentrasi

1500 ppm 1700 ppm 1900 ppm 2100 ppm 2300 ppm 2500 ppm Pengulangan Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati

1 0 30 0 30 2 28 7 23 8 22 9 21

2 0 30 0 30 3 27 7 23 7 23 8 22

3 0 30 0 30 2 28 6 24 8 22 8 22

Kontrol (-) Kontrol (+)

Akuades

Temephos 1ppm

Pengulangan Hidup Mati Hidup Mati

1 30 0 5 25

2 30 0 4 26

(13)

57

Lampiran 4

Descriptives

Descriptives

Persentase larva mati selama 24 jam

4 18,3333 1,92450 ,96225 15,2710 21,3956 16,67 20,00

4 78,3333 4,30331 2,15166 71,4858 85,1809 73,33 83,33

4 99,1667 1,66667 ,83333 96,5146 101,8187 96,67 100,00

4 99,1667 1,66667 ,83333 96,5146 101,8187 96,67 100,00

4 ,0000 ,00000 ,00000 ,0000 ,0000 ,00 ,00

4 84,1667 1,66667 ,83333 81,5146 86,8187 83,33 86,67

24 63,1944 40,18651 8,20304 46,2252 80,1637 ,00 100,00

EEBP D1

EEBP D2

EEBP D3

EEBP D4

Kontrol

Pembanding

Total

N Mean

Std.

Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

(14)

58

Lampiran 5

Uji ANAVA satu arah

ANOVA

Persentase larva mati selama 24 jam

37052,315 5 7410,463 1455,145 ,000

91,667 18 5,093

37143,981 23

Between Groups

Within Groups

Total

(15)

59

Lampiran 6

Uji komparasi multipel Tukey HSD

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Persentase larva mati selama 24 jam Tukey HSD

-60,00000 * 1,59571 ,000 -65,0712 -54,9288

-80,83333 * 1,59571 ,000 -85,9046 -75,7621

-80,83333 * 1,59571 ,000 -85,9046 -75,7621

18,33333 * 1,59571 ,000 13,2621 23,4046

-65,83333 * 1,59571 ,000 -70,9046 -60,7621

60,00000 * 1,59571 ,000 54,9288 65,0712

-20,83333 * 1,59571 ,000 -25,9046 -15,7621

-20,83333 * 1,59571 ,000 -25,9046 -15,7621

78,33333 * 1,59571 ,000 73,2621 83,4046

-5,83333 * 1,59571 ,019 -10,9046 -,7621

80,83333 * 1,59571 ,000 75,7621 85,9046

20,83333 * 1,59571 ,000 15,7621 25,9046

,00000 1,59571 1,000 -5,0712 5,0712

99,16667 * 1,59571 ,000 94,0954 104,2379

15,00000 * 1,59571 ,000 9,9288 20,0712

80,83333 * 1,59571 ,000 75,7621 85,9046

20,83333 * 1,59571 ,000 15,7621 25,9046

,00000 1,59571 1,000 -5,0712 5,0712

99,16667 * 1,59571 ,000 94,0954 104,2379

15,00000 * 1,59571 ,000 9,9288 20,0712

-18,33333 * 1,59571 ,000 -23,4046 -13,2621

-78,33333 * 1,59571 ,000 -83,4046 -73,2621

-99,16667 * 1,59571 ,000 -104,2379 -94,0954

-99,16667 * 1,59571 ,000 -104,2379 -94,0954

-84,16667 * 1,59571 ,000 -89,2379 -79,0954

65,83333 * 1,59571 ,000 60,7621 70,9046

5,83333 * 1,59571 ,019 ,7621 10,9046

-15,00000 * 1,59571 ,000 -20,0712 -9,9288

-15,00000 * 1,59571 ,000 -20,0712 -9,9288

84,16667 * 1,59571 ,000 79,0954 89,2379

(J) Kelompok Perlakuan EEBP D2 EEBP D3 EEBP D4 Kontrol Pembanding EEBP D1 EEBP D3 EEBP D4 Kontrol Pembanding EEBP D1 EEBP D2 EEBP D4 Kontrol Pembanding EEBP D1 EEBP D2 EEBP D3 Kontrol Pembanding EEBP D1 EEBP D2 EEBP D3 EEBP D4 Pembanding EEBP D1 EEBP D2 EEBP D3 EEBP D4 Kontrol (I) Kelompok Perlakuan EEBP D1 EEBP D2 EEBP D3 EEBP D4 Kontrol Pembanding Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

(16)

60

Lampiran 7

Homogeneous Subsets

Persentase larva mati selama 24 jam

Tukey HSDa

4 ,0000

4 18,3333

4 78,3333

4 84,1667

4 99,1667

4 99,1667

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

Kelompok Perlakuan Kontrol

EEBP D1

EEBP D2

Pembanding

EEBP D3

EEBP D4

Sig.

N 1 2 3 4 5

Subset for alpha = .05

(17)

61

Lampiran 8

Analisis Probit

* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *

DATA Information

16 unweighted cases accepted.

0 cases rejected because of missing data. 1 case is in the control group.

0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information

ONLY Normal Sigmoid is requested.

- - - - - -

C

* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *

Parameter estimates converged after 16 iterations. Optimal solution found.

Parameter Estimates (PROBIT model: (PROBIT(p)) = Intercept + BX):

Regression Coeff. Standard Error Coeff./S.E.

Dosis 21.86470 1.00452 21.76630

Intercept Standard Error Intercept/S.E.

-67.35299 3.10425 -21.69705

Pearson Goodness-of-Fit Chi Square = 219.207 DF = 14 P = .000

Since Goodness-of-Fit Chi square is significant, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits.

- - - - - -

(18)

62

* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *

Observed and Expected Frequencies

Number of Observed Expected

Dosis Subjects Responses Responses Residual Prob

3.04 100.0 16.7 19.659 -2.992 .19659

3.04 100.0 20.0 19.659 .341 .19659

3.04 100.0 20.0 19.659 .341 .19659

3.04 100.0 16.7 19.659 -2.992 .19659

3.11 100.0 73.3 76.805 -3.472 .76805

3.11 100.0 83.3 76.805 6.528 .76805

3.11 100.0 80.0 76.805 3.195 .76805

3.11 100.0 76.7 76.805 -.138 .76805

3.18 100.0 96.7 98.175 -1.508 .98175

3.18 100.0 100.0 98.175 1.825 .98175

3.18 100.0 100.0 98.175 1.825 .98175

3.18 100.0 100.0 98.175 1.825 .98175

3.23 100.0 100.0 99.948 .052 .99948

3.23 100.0 100.0 99.948 .052 .99948

3.23 100.0 96.7 99.948 -3.281 .99948

3.23 100.0 100.0 99.948 .052 .99948

C

* * * * * * * * * * * * P R O B I T A N A L Y S I S * * * * * * * * * * * *

Confidence Limits for Effective Dosis

(19)

63

(20)

64

RIWAYAT HIDUP

Nama : Wilma Angela

NRP : 0510101

Alamat : Jl. Sukakarya 21 Bandung.

Tempat/ Tanggal Lahir : Palembang/ 21April 1987

Riwayat Pendidikan :

1993, Lulus TK Xaverius I Palembang 1999, Lulus SD Xaverius I Palembang 2002, Lulus SLTP Xaverius VI Palembang 2005, Lulus SMAK Kolese St. Yusuf Malang

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Memasuki musim penghujan, jumlah penderita Demam Berdarah Dengue

(DBD) umumnya meningkat yang disebabkan banyaknya genangan air bersih di dalam sisa-sisa kaleng bekas, ban bekas maupun benda-benda lain yang diketahui sebagai tempat vektor dari penyakit DBD ini bertelur.

Penyakit DBD harus mendapat perhatian serius dari semua pihak, mengingat jumlah kasus kematiannya yang cenderung meningkat setiap tahun. Menurut data Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pada awal tahun 2007 ini jumlah penderita DBD telah mencapai 16.803 orang dan 267 diantaranya meninggal dunia yang jika dibandingkan dengan data tahun 2006 dengan jumlah penderita 18.929 orang dan 192 diantaranya meninggal dunia. Jumlah orang yang meninggal tersebut jauh lebih banyak dibandingkan kasus kematian akibat flu burung atau Avian Influenza (AI) (Genis Ginanjar, 2008; Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007)

Usaha mencegah penyebaran penyakit mematikan ini adalah dengan cara memotong rantai penularan penyakit DBD yaitu dengan membasmi nyamuk Aedes sp. Hal ini merupakan cara yang paling mudah, murah, sederhana, dan tepat guna. Nyamuk yang sudah dewasa berumur hanya sekitar 30 hari saja dan akan mati dengan sendirinya sehingga populasi nyamuk dewasa tidak sebanyak populasi larva nyamuk, maka sasaran paling tepat guna adalah dengan cara membasmi larva nyamuknya (Handrawan Nadesul, 2007).

Selama ini, masyarakat selalu menggunakan zat kimia untuk menghambat populasi nyamuk, misalnya dengan menebarkan bubuk temephos yang digunakan untuk membasmi larva, sedangkan untuk membasmi nyamuk dewasa digunakan obat nyamuk.

(22)

2

digunakan secara massal untuk program pemberantasan Aedes sp. Tetapi, cara tersebut dapat menimbulkan efek samping yang cukup berbahaya, antara lain menimbulkan sesak nafas, atau pedih pada mata. Selain itu, pemberantasan menggunakan zat kimia bisa mengakibatkan resistensi terhadap keturunan nyamuk akibat seleksi genetika. Solusi yang dapat ditempuh adalah mengurangi penggunaan insektisida sintetis dan beralih pada penggunaan insektisida yang alami dan ramah lingkungan (Abdul Gafuri, 2006; Srisari Gandahusada, 2004). Salah satu insektisida alami yang dapat digunakan adalah tanaman pare (Momordica charantia) selain tanaman lainnya seperti zodia, serai wangi, geranium, selasih, dan suren. Tanaman pare juga dikenal sebagai larvisida karena alkaloid yang terkandung di dalamnya. Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Dwi Iriani (2007) yang menggunakan daun pare varietas setempat, terdapat kandungan momordicin (alkaloid) yang dapat mematikan perkembangan nyamuk Aedes sp beserta jentiknya serta membuktikan bahwa daun pare pada konsentrasi 500 ppm dan 550 ppm memiliki kesetaraan dengan temephos 1 ppm. Senyawa aktif yang diduga berfungsi sebagai larvisida adalah saponin (charantin), flavonoid, triterpenoid, alkaloid, minyak lemak (Yulius Eka, 2008; Rahmat Rukmana, 2006).

(23)

3

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka dapat ditarik identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah EEBP (Momordica charantia) varietas setempat memiliki efek sebagai larvisida terhadap nyamuk Aedes sp.

2. Bagaimana potensi EEBP konsentrasi 1100 ppm dibandingkan dengan temephos 1 ppm.

3. Bagaimana potensi EEBP konsentrasi 1300 ppm dibandingkan dengan temephos 1 ppm.

4. Bagaimana potensi EEBP konsentrasi 1500 ppm dibandingkan dengan temephos 1 ppm.

5. Bagaimana potensi EEBP konsentrasi 1700 ppm dibandingkan dengan temephos 1 ppm.

1.3Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian EEBP (Momordica charantia) varietas setempat terhadap larva nyamuk Aedes sp. dibandingkan temephos.

1.3.2 Tujuan Penelitian

(24)

4

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Kegunaan akademis

Kegunaan akademis dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang manfaat dari buah pare sebagai larvisida.

1.4.2 Kegunaan praktis

Kegunaan praktis dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menyediakan informasi bagi masyarakat mengenai buah pare yang dapat digunakan sebagai larvisida Aedes sp. sehingga dapat mengurangi jumlah kasus DBD.

1.5Kerangka Pemikiran

Salah satu cara memutus rantai penyebaran penyakit yang disebabkan oleh

nyamuk adalah menekan lonjakan populasi nyamuk, terutama pertumbuhan pada fase larva sehingga tidak berkembang menjadi nyamuk dewasa. Larvisida alami yang digunakan sebagai alternatif pengendalian populasi nyamuk memiliki berbagai keuntungan yaitu aman, murah, dan cukup efektif membunuh larva nyamuk serta mudah terurai (biodegradable) (Ryan, 2006).

(25)

5

percobaan dengan konsentrasi yang lebih tinggi dan didapatkan hasil yang memberikan efek larvisida pada konsentrasi 1100 ppm, 1300 ppm, 1500 ppm dan 1700 ppm.

Buah pare (Momordica charantia) mengandung karbohidrat, momordicin (alkaloid), protin, vitamin A, vitamin B, vitamin C, saponin, flavonoid, steroid, asam fenolat, cryptoxanthin, asam linoleat, asam oleat dan senyawa-senyawa yang berfungsi sebagai larvisida yaitu alkaloid (momordicin), flavonoid, saponin (charantin), triterpenoid (steroid), dan minyak lemak (asam linoleat, asam oleat). Oleh karena itu, buah pare dapat digunakan sebagai salah satu alternatif larvisida alami (Farid Atmadiwirja, 2006).

Kandungan alkaloid dalam buah pare adalah Conium Maculatum yang memberikan rasa pahit pada tumbuhan dan berfungsi sebagai racun terhadap larva yang menghambat sistem respirasi, mempengaruhi sistem saraf larva, dan bisa digunakan untuk penolak serangga (Wikipedia, 2008).

Senyawa-senyawa triterpenoid, saponin, flavonoid, disamping alkaloid, dapat menghambat daya makan larva (antifedant), menghambat reseptor perasa pada daerah mulut larva sehingga menganggu pertumbuhan larva. Cara kerja senyawa-senyawa tersebut adalah dengan bertindak sebagai stomach poisoning atau racun perut. Oleh karena itu, bila senyawa-senyawa ini masuk dalam tubuh larva, akan mengganggu alat pencernaan larva sehingga gagal mendapatkan stimulus untuk mengenali makanannya. Disamping itu senyawa-senyawa di atas dapat mempengaruhi fungsi saraf nyamuk dengan cara menghambat enzim kolinesterase yang akan mengganggu transmisi rangsang sehingga terjadi penurunan koordinasi otot dan menyebabkan kematian (Bruneton, 1999).

Hipotesis Penelitian

1. Ekstrak etanol buah pare (EEBP) (Momordica charantia) varietas setempat memiliki efek sebagai larvisida terhadap nyamuk Aedes sp. 2. EEBP konsentrasi 1100 ppm memiliki potensi setara dengan temephos 1

(26)

6

3. EEBP konsentrasi 1300 ppm memiliki potensi setara dengan temephos 1 ppm.

4. EEBP konsentrasi 1500 ppm memiliki potensi setara dengan temephos 1 ppm.

5. EEBP konsentrasi 1700 ppm memiliki potensi setara dengan temephos 1 ppm.

1.6 Metodologi

Desain penelitian yaitu dengan menggunakan metode Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan ruang lingkup penelitian prospektif laboratorium eksperimental, bersifat komparatif. Pengujian menggunakan EEBP dengan berbagai konsentrasi dan pengamatan larva mati dilakukan 24 jam pertama.

Metode statistik yang digunakan adalah ANAVA satu arah pada taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

1.7.1Lokasi Penelitian

Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

1.7.2Waktu Penelitian

Agustus 2008 - Januari 2009

(27)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ekstrak etanol buah pare (EEBP) (Momordica charantia) varietas setempat memiliki efek larvisida terhadap nyamuk Aedes sp.

2. EEBP konsentrasi 1100 ppm memiliki potensi lebih rendah dari temephos 1 ppm.

3. EEBP konsentrasi 1300 ppm memiliki potensi lebih rendah dari temephos 1 ppm.

4. EEBP konsentrasi 1500 ppm memiliki potensi lebih tinggi dari temephos 1 ppm.

5. EEBP konsentrasi 1700 ppm memiliki potensi lebih tinggi dari temephos 1 ppm.

Kesimpulan khusus : Tidak terdapat perbedaan potensi larvisida dari EEBP konsentrasi 1500 ppm dan EEBP konsentrasi 1700 ppm dengan p=1

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian tentang efek samping penggunaan EEBP (Momordica charantia) sebagai larvisida.

2. Perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan EEBP (Momordica charantia) sebagai larvisida terhadap spesies nyamuk lain.

3. Perlu dilakukan penelitian kadar konsentrasi alkaloid (zat aktif) pada daun dan buah pare.

4. Perlu dilakukan penelitian mengenai konsentrasi yang setara dengan temephos 1 ppm pada EEBP.

5. Perlu dilakukan penelitian mengenai uji toksisitas pada manusia.

(28)

50

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gafuri. 2006. Kerentanan Larva Aedes Aegypti dari Banjarmasin Utara terhadap Temefos. http://bioscientiae.unlam.ac.id/v3n2/v3n2_gafur_etal.pdf., 23 Juli 2006.

Bedah Urologi. 2008. Hidrokel.

http://bedahurologi.files.wordpress.com/2008/06/062208-1250-hidrokel1.jpg., 22 Juni 2008.

Bruneton, J. 1999. Alkaloids. In H.K. Caroline: Pharmacognosy: phytochemistry and medicinal plants. 2nd ed. Paris: Lavoisier publishing. P. 217-220.

Charlesworth, S. 2005. Life Cycle of Mosquitoes in Indiana. http://www.entm.purdue.edu/publichealth/insects/mosquito.html., 16 Oktober 2005.

Colorado Mosquito Control. 2006. Mosquito Biology. http: //www.comosquitocontrol.com/Mosquito%20Biology.htm., 16 Maret 2007. Daniel. 2008. Ketika Larva dan Nyamuk Dewasa Sudah Kebal Terhadap

Insektisida.http://www.majalahfarmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=6 43., 14 Januari 2009.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Tingkat Kematian DBD Naik. http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=243 3&Itemid=2., 6 Februari 2007.

Dito Anurogo. 2008. Tips Praktis Mengenali Demam Kuning. http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn=20080219181239., 20 Februari 2008.

Dwi Iriani. 2007. Efektifitas Ekstrak Daun Pare (Momordica charantia) Sebagai Larvasida Terhadap Aedes aegypti. Jurnal Kedokteran UKM. Hal 35-40.

Farid Atmadiwirja., 2006., Mahasiswa Unibraw Juara Pertama Peneliti Remaja 2006., http://prasetya.brawijaya.ac.id/okt06.html., 31 Oktober 2006

Food and Environmental Hygiene Department., 2007., Mosquito Pests and Their Control., http://www.fehd.gov.hk/safefood/risk-pest-mosquito.html.,18 Desember 2008.

(29)

51

Glogoza, P. A; Dean K. Mcbride; Albin W. Anderson. 2000. Mosquito Management. http://www.ag.ndsu.edu/pubs/plantsci/pests/e472-1.gif., 12 Desember 2000.

Gouge, D. H; Kirk A. Smith; Carl Olson; Paul Baker. 2001. Mosquitoes. http://ag.arizona.edu/pubs/insects/az1221/., 21 Maret 2001.

Handrawan Nadesul. 2007. Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah. Jakarta: Buku Kompas. Hal 1-5, 13, 22-23, 87, 110-111, 155-159.

Hazardous Substances Databank (HSDB). 2003. Temephos. National Library of Medicine, National Toxicology Program. http://www.toxnet.nlm.nih.gov/cgi-bin/sis/htmlgen?HSDB., 16 Maret 2007.

IN. Nuidja. 2005. Air Tergenang, Aedes Aegypty Berkembang. http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/12/3/op2.HTM., 3 Desember 2005.

Lepra Health in Action. 2004. Latest news on Lymphatic Filariasis. http://www.lepra.org.uk/Images/lf2.jpg., 11 Januari 2004.

Lolytasari Batubara. 2008. Pare dan Manfaatnya.

http://www.perpustakaankedokteran.wordpress.com/2008/09/16/manfaat-pare., 16 September 2008.

Longmore M, et.al. 2007. Oxford Handbook of Clinical Medicine. 7th Edition. New York: Oxford University Press. p.420.

Mississippi State University. 2003. Entomology.

http://www.msstate.edu/entomology/v8n1/art02.html., August 4th, 2006. NSW Arbovirus Surveillance & Vector Monitoring Program. 2007. Mosquito

Photos Aedes aegypti.

http://www.arbovirus.health.nsw.gov.au/areas/arbovirus/mosquit/photos/aedes _aegypti_larvae2.jpg., 16 Maret 2007.

Picotto, E. C. 2003. Giant Filarial Elephantiasis. http://www.picotto.net/histo/historia100.html., 4 September 2003.

Plantus. 2008. Daun Pare Untuk Obat Cacing Lambung Pada Domba. http://anekaplanta.wordpress.com/2008/01/10/daun-pare-untuk-obat-cacing-lambung-pada-domba/., 10 Januari 2008.

(30)

52

Rahuman AA, Venkatesan P. 2008. Larvicidal efficacy of five cucurbitaceous plant leaf extracts against mosquito species. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez., 15 Maret 2008.

Roberts L.S., Javony Jr. J. 2005. Parasitic Insects in : Foundation of Parasitology Diptera, Flies. 7th ed. New York : McGraw-Hill Companies. P. 600-604.

Ryan. 2006. Puslitbang gizi dan makanan.

http://www.p3gizi.litbang.depkes.go.id., 14 April 2007.

Sadaf Sherwani. 2006. Bitter Gourd Momordica charantia. http://mason.gmu.edu/~ssherwa1/projects/Plant/plant.htm., 22 Mei 2006.

Srisari Gandahusada, Herry D.I, Wita Pribadi. 2004. Parasitologi Kedokteran. Edisi 4. Jakarta : FK UI. Hal. 221-224, 236-238.

Sustainable Development Networking Programme (SDNP). 2008. Dengue the DeadlyKiller.http://www.sdnpbd.org/sdi/international_days/health/WHD04/de

ngue/aedes_aegypti.jpg., 27 Oktober 2008.

T. H. Rampengan. 2008. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Tati S.S. Subahar, dan Tim Lentera. 2004. Khasiat dan Manfaat Pare. Edisi 2. Jakarta: Agromedia Pustaka. Hal 39.

Taylor, L. 2005. The Healing Power of Rainforest Herbs. http://www.rain-tree.com/bitmelon.htm., 25 Oktober 2006.

Widodo Judarmanto. 2008. Penatalaksanaan Demam Chikungunya. http://www.mailarchive.com/idakrisnashow@yahoogroups.com/msg16324.ht ml., 27 Oktober 2008.

Wikipedia. 2008. Aedes. http://en.wikipedia.org/wiki/Aedes., 24 April 2008. Wikipedia. 2008. Alkaloid. http://en.wikipedia.org/wiki/Alkaloid., 20 Oktober

2008.

Wikipedia., 2008., Temephos., http://en.wikipedia.org/wiki/Temefos., 30 November 2008.

Wood, A. 2008. Compendium of Pestiside Common Names. http://www.alanwood.net/pesticides/temephos.html., 26 Oktober 2008.

Referensi

Dokumen terkait

- Jika baris bagian bawah dari papan permainan telah penuh, kamu dapat mengisi baris pada bagian yang berada pada posisi lebih atas.d. - Jika baris bagian bawah dari papan

Ilmari Laukkosen Vaasan Jaakkoo -kirjan mukaan Ikola on ollut Lapuan tapahtumista innoissaan ja että hän on kovasti tapahtumia hehkuttanut myös Kokoomuksen eduskuntaryhmän

Melakukan pengujian dan pengukuran pada kecepatan download , browsing , dan streaming video 360p pada WLAN yang disediakan untuk mahasiswa pada setiap lantai gedung

Adapun kriteria yang digunakan untuk menunjukkan persentase komunikasi interpersonal pelatih sepakboladi UKM Sepakbola Universitas Negeri Yogyakarta dilihat dari subvariabel

Selanjutnya pada Penelitian Tahap II, sasaran yang akan dicapai adalah diperolehnya parameter (kuantitas fsis) dari pencahayaan LED, yang dipilih berdasarkan

Semi explains that sociology of literature is not just the picture of the society life in certain era when the author just retells the events of the social life in that era, but

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak dan gas bumi (migas) di dunia. Potensi migas Indonesia tersebar secara merata hampir di seluruh wilayah

Dengan terdapat ornamen pada bidang segitiga atap Anak perempuan terakhir Pemimpin rumah Setelah revitalisasi kaki pondasi sudah diubah menjadi campuran semen, batu