• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Pengaruh Atmosphere terhadap Minat Beli Konsumen pada Meeting Point Resto and Coffe Club.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Pengaruh Atmosphere terhadap Minat Beli Konsumen pada Meeting Point Resto and Coffe Club."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAKSI

Saat ini banyak industri jasa yang berkembang di Indonesia, salah satunya jasa rumah makan. Oleh karena itu pihak pengelola rumah makan perlu menerapkan strategi pemasaran yang tepat agar dapat bersaing dengan para pesaing lainnya. Salah satu caranya dapat melalui atmosphere yang ditampilkan oleh rumah makan tersebut. Strategi atmosphere mempunyai efek yang besar dalam mempengaruhi suasana hati konsumen, yang pada akhirnya diharapkan dapat menumbuhkan minat beli konsumen. Sehingga dalam desain usaha jasa makanan atau rumah makan, usahawan harus dapat menciptakan atmosphere yang baik, sehingga dapat menarik konsumen untuk datang dan membuat mereka tertarik dengan suasana rumah makan serta mendorong konsumen kearah pembelian.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan atmosphere pada Meeting Point Resto and Coffe Club, untuk mengetahui hal – hal dalam Atmosphere yang dapat menumbuhkan minat beli konsumen pada Meeting Point Resto and Coffe Club, dan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh atmosphere terhadap minat beli konsumen pada Meeting Point Resto and Coffe Club. Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan 50 orang responden untuk mengetahui pengaruh atmosphere terhadap minat beli konsumen pada Meeting Point Resto and Coffee Club di Jl. Dr.Djundjunan No.162 Bandung.

Dari hasil penelitian terhadap 50 orang responden tersebut diketahui bahwa konsumen antara pria dan wanita seimbang, dan sudah berkeluarga, berusia antara 21 – 30 tahun, kebanyakan wiraswasta yang pendidikan terakhir rata – rata S1 dengan penghasilan > Rp.2.000.000 , datang 1 – 2 kali dalam sebulan yang kebanyakan bersama pasangan, dan dari daerah Bandung Timur; kebanyakan konsumen mengetahui keberadaan dari Meeting Point melalui papan nama/billboard.

Penulis menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman untuk menghitung besarnya pengaruh atmosphere terhadap minat beli konsumen. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai rs sebesar 0.320 yang artinya antara atmosphere dengan minat beli konsumen Meeting Point Resto and Coffee Club berada pada korelasi yang cukup lemah.

Sealin melakukan perhitungan korelasi, penulis juga melakukan pengujian hipotesa. Untuk menentukan hipotesa, perlu terlebih dahulu menghitung t hitung dengan menggunakan rumus statistik, lalu hasil t hitung dibandingkan dengan hasil t tabel. Hasil yang diperoleh adalah t hitung > t tabel (7.718 > 0.235), artinya Ho ditolak dan Hi diterima berarti ada pengaruh antara variabel x (atmosphere) dengan variabel y (minat beli konsumen). Dan dari hasil perhitungan koefisien determinasi, didapat Kd = 10.24% artinya persentase pengaruh variabel atmosphere terhadap minat beli konsumen yaitu sebesar 10.24% dan sisanya 89.76% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang tidak diteliti.

Universitas Kristen Maranatha

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Pemikiran... 6

1.6 Hipotesis... 10

1.7 Metode Penelitian ... 11

1.6.1 Metode yang Digunakan ... 11

1.6.2 Definisi Variabel ... 11

1.6.3 Operasional Variabel... 12

1.6.4 Metode Pengumpulan Data ... 15

1.6.5 Metode Pengambilan Sampel... 16

1.6.6 Metode Analisis Data... 17

1.6.7 Metode Pengolahan Data ... 18

1.8 Sistematika Pembahasan ... 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 22

2.1 Pengertian Pemasaran ... 22

2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran ... 23

2.3 Bauran Pemasaran... 24

2.3.1 Pengertian Bauran Pemasaran... 24

2.3.2 Unsur – Unsur Bauran Pemasaran ... 25

2.4 Pengertian Produk ... 28

2.4.1 Tingkatan Produk ... 29

Universitas Kristen Maranatha

(3)

2.4.2 Klasifikasi Produk... 30

2.5.5 Strategi Pemasaran Perusahaan Jasa ... 37

2.5.6 Strategi Mengelola Permintaan Jasa ... 42

2.5.7 Strategi Mengelola Penawaran Jasa ... 42

2.6 Atmosphere Toko... 45

2.6.1 Pengertian Atmosphere ... 45

2.6.2 Tujuan dan Pengaruh Atmosphere Toko... 48

2.6.3 Elemen – Elemen Atmosphere Toko ... 49

2.6.3.1 Exterior (Bagian Luar) ... 49

2.6.3.2 General Interior (Bagian Dalam) ... 53

2.6.3.3 Store Layout (Tata Letak Barang dalam Toko) ... 56

2.6.3.4 Interior Point Of Purchase Display (Area Pembelanjaan dalam Toko) .... 59

2.7 Proses Pembelian Konsumen ... 61

2.7.1 Peran Pembelian... 61

2.7.2 Tahap – Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian... 62

2.7.3 Tipe Konsumen Dalam Mengambil Keputusan... 65

2.8.2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 72

2.9 Hubungan dan Pengaruh Atmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen ... 76

BAB III OBJEK PENELITIAN... ... 78

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 78

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan……. ... 80

3.3 Kegiatan Usaha Perusahaan ... 92

3.4 Kegiatan Pemasaran ... 93

Universitas Kristen Maranatha

(4)

3.4.1 Promosi... ... 93

3.4.2 Penetapan Harga... 94

3.4.3 Jenis Produk yang Dijual Meeting Point... 95

3.5 Sumber Daya Manusia (SDM) dari Meeting Point... 100

3.6 Manajemen Keuangan dari Meeting Point... 100

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 102

4.1 Analisa Karakteristik Responden... 102

4.2 Analisa Tanggapan Responden Terhadap Atmosphere yang Ditampilkan oleh Meeting Point Resto ... 113

4.3 Analisa Tanggapan Responden Terhadap Minat Beli yang Timbul Melalui Atmosphere yang Ditampilkan ... 126

4.4 Analisa Pengaruh Atmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Meeting Point Berdasarkan Analisis Korelasi Pangkat dari Spearman... ... 138

4.4.1 Korelasi Rank Spearman... 140

4.4.2 Pengujian Hipotesis... 142

4.4.3 Koefisien Determinasi... 143

4.5 Uji Validitas Terhadap Hasil Jawaban Kuesioner Mengenai Atmosphere Yang Ditampilkan Meeting Point... 144

4.6 Uji Validitas Terhadap Hasil Jawaban Kuesioner Mengenai Minat Beli... ... 150

4.7 Uji Reliability Terhadap Hasil Jawaban Kuesioner Mengenai Atmosphere Yang Ditampilkan Meeting Point... ... 156

4.8 Uji Reliability Terhadap Hasil Jawaban Kuesioner Mengenai Minat Beli ... 157

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 159

5.1 Kesimpulan... ... 159

5.2 Saran... 161

DAFTAR PUSTAKA... ... 163

Universitas Kristen Maranatha

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Operasional Variabel... 12

Tabel 4.1.1 Jenis Kelamin Responden ... 103

Tabel 4.1.2 Status Responden ... 103

Tabel 4.1.3 Usia Responden... 104

Tabel 4.1.4 Pekerjaan Responden ... 105

Tabel 4.1.5 Daerah Tempat Tinggal Responden... 106

Tabel 4.1.6 Pengeluaran/bulan Responden ... 107

Tabel 4.1.7 Tingkat Kunjungan Responden... 108

Tabel 4.1.8 Objek yang Diajak Responden... 109

Tabel 4.1.9 Batasan Waktu Biasanya Responden Berkunjung ... 110

Tabel 4.1.10 Sumber Informasi Responden Mengetahui Meeting Point ... 111

Tabel 4.1.11 Pendidikan Terakhir/Yang Sedang Ditempuh Responden... 112

Tabel 4.2.1 Tampilan dari Lambang Meeting Point ... 113

Tabel 4.2.2 Lebarnya Pintu Masuk ... 114

Tabel 4.2.3 Tampilan dari Bangunan Rumah Makan ... 114

Tabel 4.2.4 Letak/Lokasi dari Meeting Point... 115

Tabel 4.2.5 Kenyamanan dari Meeting Point... 115

Tabel 4.2.6 Lokasi Parkir dari Meeting Point ... 116

Tabel 4.2.7 Penerangan/Pencahayaan dalam Meeting Point... 116

Tabel 4.2.8 Temperatur (sejuk/panas) dari Meeting Point... 117

Tabel 4.2.9 Perhatian Pribadi yang Diberikan Karyawan... 117

Universitas Kristen Maranatha

(6)

Tabel 4.2.10 Kerapihan Pakaian Karyawan ... 118

Tabel 4.2.11 Kebersihan Penampilan Karyawan ... 118

Tabel 4.2.12 Kemudahan dalam Proses Pembayara ... 119

Tabel 4.2.13 Tata Letak Kasir... 119

Tabel 4.2.14 Kebersihan dari Meeting Point... 120

Tabel 4.2.15 Tampilan/Ragam Menu... 120

Tabel 4.2.16 Penempatan/Posisi dari Meja Makan ... 121

Tabel 4.2.17 Musik yang Diperdengarkan ... 121

Tabel 4.2.18 Letak dari Toilet... 122

Tabel 4.2.19 Kebersihan Toilet ... 122

Tabel 4.2.20 Interior Toilet ... 123

Tabel 4.2.21 Tersedianya Wastafel ... 123

Tabel 4.2.22 Suasana yang Ditampilkan oleh Meeting Point ... 124

Tabel 4.2.23 Dekorasi dari Meeting Point ... 124

Tabel 4.2.24 Landscape dari Meeting Point... 125

Tabel 4.3.1 Tampilan dari Lambang Meeting Point ... 126

Tabel 4.3.2 Lebarnya Pintu Masuk ... 127

Tabel 4.3.3 Tampilan dari Bangunan Rumah Makan ... 127

Tabel 4.3.4 Letak/Lokasi dari Meeting Point... 128

Tabel 4.3.5 Kenyamanan dari Meeting Point... 128

Tabel 4.3.6 Lokasi Parkir dari Meeting Point ... 129

Tabel 4.3.7 Penerangan/Pencahayaan dalam Meeting Point... 129

Tabel 4.3.8 Temperatur (sejuk/panas) dari Meeting Point... 130

Universitas Kristen Maranatha

(7)

Tabel 4.3.9 Perhatian Pribadi yang Diberikan Karyawan... 130

Tabel 4.3.10 Kerapihan Pakaian Karyawan ... 131

Tabel 4.3.11 Kebersihan Penampilan Karyawan ... 131

Tabel 4.3.12 Kemudahan dalam Proses Pembayara ... 132

Tabel 4.3.13 Paket Makanan yang Ditawarkan ... 132

Tabel 4.3.14 Kebersihan dari Meeting Point... 133

Tabel 4.3.15 Tampilan/Ragam Menu... 133

Tabel 4.3.16 Penempatan/Posisi dari Meja Makan ... 134

Tabel 4.3.17 Musik yang Diperdengarkan ... 134

Tabel 4.3.18 Letak dari Toilet... 135

Tabel 4.3.19 Kebersihan Toilet ... 135

Tabel 4.3.20 Interior Toilet ... 136

Tabel 4.3.21 Voucher Diskon yang Ditawarkan ... 136

Tabel 4.3.22 Suasana yang Ditampilkan oleh Meeting Point ... 137

Tabel 4.3.23 Dekorasi dari Meeting Point ... 137

Tabel 4.3.24 Landscape dari Meeting Point... 138

Universitas Kristen Maranatha

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Model dari Dampak Suasana Toko ... 7

Gambar 1.2 Hubungan Antara Elemen Atmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen ... 8

Gambar 1.3 Model AIDA ... 8

Gambar 1.4 Bagan Kerangka Pemikiran... 10

Gambar 2.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)... 28

Gambar 2.2 Lima Level Produk... 30

Gambar 2.3 Model Kesenjangan Mutu Jasa ... 41

Gambar 2.4 Tahap – Tahap Keputusan Pembelian Konsumen ... 64

Gambar 2.5 Model Hirarki Respon... 67

Gambar 2.6 Model Perilaku Konsumen... 72

Gambar 2.7 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 76

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Meeting Point... 80

Universitas Kristen Maranatha

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Profil Responden 2. Kuesioner Variabel X 3. Kuesioner Variabel Y

4. Hasil Jawaban Kuesioner Variabel X 5. Hasil Jawaban Kuesioner Variabel Y 6. Tabel Q

7. Surat Pernyataan

8. Surat Keterangan Penelitian dari Perusahaan 9. Berita Acara Bimbingan Skripsi

10. Riwayat Hidup

Universitas Kristen Maranatha

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Di dalam kehidupan ini, manusia dihadapkan pada berbagai kebutuhan dan

keinginan. Dengan adanya perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi, social budaya, serta ekonomi, menyebabkan kebutuhan dan keinginan

manusia akan produk maupun jasa mengalami peningkatan.

Situasi perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya

dewasa ini berkembang pesat, terlebih pada era globalisasi seperti sekarang ini

dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong

timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha. Hal ini dapat kita lihat dengan

semakin banyaknya perusahaan baik yang menghasilkan barang maupun jasa,

sehingga menyebabkan persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat. Situasi

perekonomian yang semakin kompetitif ini memaksa perusahaan untuk lebih

mengarahkan perhatiannya pada banyak faktor yang akan menentukan

keberhasilan di masa yang akan datang.

Salah satu bidang usaha yang beberapa tahun ini berkembang cukup pesat

adalah usaha bidang jasa makanan. Usaha jasa makanan atau rumah makan ini

banyak diminati karena makanan merupakan kebutuhan dasar dari manusia.

Menurut Maslow’s Hierarchical Theory Of Motivation, motovasi dasar manusia yaitu physiological needs, dikatakan bahwa:

(11)

The most basic, powerul, and obvious of all human needs is the need for

physical survival. Included in this group are the needs for food, drink,

oxygen, activity and sleep, sex, protection from extreme temperatures, and

sensory simulation. (Personality Theories, 1981:369).

Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan makanan dan

minuman tidak lagi berupa physiological needs tetapi telah mencapai tahap paling

puncak yaitu self – actualization needs. Maslow mengatakan:

self – actualization is a person’s desire for self – improvement, his or her

drive to make actual what he or she is potentially. (Personality Theories,

1981:373).

Maka untuk menunjukan kemampuan dirinya, masyarakat saat ini lebih memilih

untuk memenuhi kebutuhan dasarnya (makanan dan minuman) di Rumah Makan

atau Restaurant.

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih

rumah makan sebagai tempat dalam melakukan kegiatan konsumsi. Salah satu

faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih rumah makan adalah

kenyamanan. Kenyamanan dalam kegiatan konsumsi didalam rumah makan dapat

diciptakan diantaranya melalui pemilihan warna, penempatan meja makan,

cahaya, penampilan dari lokasi rumah makan itu sendiri, pemilihan jenis musik

yang tepat dan yang lainnya, dimana hal-hal tersebut diatas termasuk dalam

strategi Atmosphere.

Store Atmosphere (Suasana Toko) yaitu rangsangan lingkungan yang

mempengaruhi status emosi konsumen, yang mana, pada gilirannya, akan

(12)

mempengaruhi perilaku mendekati atau menjauhi konsumen. (J. Paul

Peter & Jerry C. Olsen ; ”Consumen Behavior” jilid II ; 1999:250) Jika konsumen tertarik dan merasa puas dengan atmosfir yang

ditampilkan, konsumen itu akan melakukan kegiatan konsumsi dan menceritakan

kepada orang lain tentang apa yang mereka lihat dan rasakan dari rumah makan

tersebut. Ini merupakan iklan cuma – cuma bagi pengusaha. Konsumen yang puas

akan melakukan bisnis yang berulang (repeat business). Repeat business ini

adalah bisnis yang paling berharga karena untuk mendapatkan konsumen yang

baru memerlukan biaya yang lebih tinggi daripada mempertahankan konsumen

yang sudah ada.

Strategi atmosphere mempunyai efek yang besar dalam mempengaruhi

suasana hati konsumen, yang pada akhirnya diharapkan dapat menumbuhkan

minat beli konsumen.

Minat beli adalah kemampuan atau keinginan untuk membeli produk yang

ditawarkan oleh perusahaan. (J. Paul Peter & Jerry C. Olsen ;

”Consumen Behavior” jilid II ; 1999)

Sehingga dalam desain usaha jasa makanan atau rumah makan, usahawan harus

dapat menciptakan atmosphere yang baik, sehingga dapat menarik konsumen

untuk datang dan membuat mereka tertarik dengan suasana rumah makan serta

mendorong konsumen kearah pembelian.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mencoba mengungkapkan faktor –

faktor atmosphere apa saja yang cukup berpengaruh pada emosi dan pikiran

konsumen, dimana hal ini akan berpengaruh pada minat beli konsumen.

(13)

Berkaitan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: ”Analisis Pengaruh Atmosphere Terhadap Minat Beli

Konsumen pada Meeting Point Resto and Coffe Club”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa atmosphere sangat

penting karena berhubungan dengan perasaan dan dapat mempengaruhi minat beli

pada saat mengunjungi tempat tersebut.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah penelitian terdapat beberapa masalah

yang dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan atmosphere pada Meeting Point Resto and Coffe

Club?

2. Hal – hal apa saja dalam Atmosphere yang dapat menumbuhkan minat beli

konsumen pada Meeting Point Resto and Coffe Club ?

3. Seberapa kuat pengaruh atmosphere terhadap minat beli konsumen pada

Meeting Point Resto and Coffe Club?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi guna penyusunan

skripsi sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana (strata satu) pada

Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha.

Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

(14)

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan atmosphere pada Meeting Point

Resto and Coffe Club.

2. Untuk mengetahui hal – hal dalam Atmosphere yang dapat menumbuhkan

minat beli konsumen pada Meeting Point Resto and Coffe Club.

3. Untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh atmosphere terhadap minat beli

konsumen pada Meeting Point Resto and Coffe Club.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pengetahuan dan masukan mengenai manajemen pemasaran khususnya tentang

pengaruh Atmosphere terhadap minat beli konsumen, yang berguna bagi pihak –

pihak sebagai berikut :

1. Untuk melengkapi salah satu syarat guna menempuh sidang sarjana pada

Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen , Universitas Kristen Maranatha.

2. Bagi Penulis

a. Agar dapat memahami ilmu pengetahuan dalam bidang manajamen

pemasaran.

b. Untuk mengetahui bagaimana peranan Atmosphere terhadap minat beli

konsumen dalam usaha yang bergerak di bidang jasa.

c. Untuk membandingkan antara teori yang diperoleh di perkuliahan dengan

permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan untuk dipecahkan dalam

penelitian ini.

(15)

3. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan maupun pertimbangan bagi perusahaan yang

berhubungan dengan pelayanan konsumen dalam penerapan strategi

pemasaran untuk mempertahankan konsumennya.

4. Bagi rekan – rekan mahasiswa serta pihak – pihak lain, diharapkan agar

penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan

pengetahuan yang sekiranya diperlukan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Pada saat ini setiap perusahaan berusaha untuk dapat menawarkan produk

dan jasa yang dapat memberikan kenyamanan pada konsumen sehingga

menimbulkan minat beli dan kepuasan yang beranekaragam, maka sangat sulit

untuk memenuhi kebutuhan masing-masing konsumen.

Untuk dapat bertahan menghadapi persaingan dan memperebutkan

konsumen tersebut, usahawan harus melakukan konsep pemasaran yang sesuai

dan berusaha memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Philip Kotler (2000:22);

“Konsep Pemasaran adalah orientasi pengelolaan yang menganut pandangan

bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah menetapkan kebutuhan dan

keinginan pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang dinginkan secara lebih

efektif dan efisien dari pada pesaing ”.

Meeting Point Resto and Coffe Bar adalah salah satu jenis usaha jasa

makanan atau rumah makan yang menawarkan berbagai jenis makanan dan

(16)

minuman yang akan berhadapan langsung dengan konsumen akhir. Oleh karena

itu, usahawan harus mengenal dan memahami keinginan konsumen sasarannya.

Gambar 1.1

Model dari Dampak Suasana Toko

Perangsang Lingkungan

Status Emosi: Senang Bergairah Menguasai

Tanggapan mendekati / menghindar

Menurut J. Paul Peter, Jerry C. Olsen dalam bukunya Consumen Behavior jilid 2 (1999:250) ada empat jenis perilaku mendekat atau menjauh

berkaitan dengan suasana toko, yaitu:

1. Penghindaran dan pendekatan fisik, yang dapat dikaitkan dengan

keinginan menjadi pelanggan toko pada tingkat mendasar.

2. Penghindaran dan pendekatan eksploratori, yang dapat dikaitkan dengan

pencarian dan eksposur dalam – toko pada suatu penawaran yang lebar

atau sempit.

3. Penghindaran dan pendekatan komunikasi, yang dapat dikaitkan pada

interaksi dengan tenaga penjual seta karyawan.

4. Penghindaran dan pendekatan kinerja dan kepuasan, yang dapat dikaitkan

dengan frekuensi berbelanja ulang dan perkuatan jumlah waktu dan uang

yang dibelanjakan di dalam toko.

(17)

Gambar 1.2

Hubungan antara Elemen Atmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen

ATMOSPHERE KetertarikanPerhatian Keiginan Tindakan Interior

Eksterior Store Layout

Display

MINAT BELI

Menurut Kotler (2000:633) keputusan untuk melakukan kegiatan konsumsi dimulai dari menarik perhatian konsumen. Hal tersebut dapat dilihat melalui

Model Hirarki Tanggapan yaitu model AIDA, seperti yang ditunjukkan oleh

gambar berikut ini:

Gambar 1.3

MODEL AIDA

Attention

Interest

Disire

Action

(18)

◊ Attention (Menarik Perhatian)

Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli. Hal ini dapat dilakukan

dengan menciptakan rancangan eksterior rumah makan yang menarik sehingga

konsumen tertarik untuk berkunjung.

◊ Interest (Menimbulkan Ketertarikan)

Menciptakan dan menimbulkan rasa tertarik. Pemilihan warna, cahaya,

penempatan barang yang tepat akan menimbulkan rasa ketertarikan pada diri

konsumen dan mereka akan meluangkan lebih benyak waktu di dalam rumah

makan.

◊ Desire (Membangkitkan Keinginan)

Setelah rasa tertarik diciptakan, kembangkan minat beli dari konsumen. Bila

konsumen menyukai dan merasa nyaman dengan atmosphere suatu rumah makan,

maka minat beli dapat dibangkitkan untuk melakukan tindakan lebih lanjut

menuju pembelian atau kegiatan konsumsi.

◊ Action (Menggerakkan Tindakan)

Mengadakan tindakan kearah pembelian.

Menurut J. Paul Peter, Jerry C. Olsen dalam bukunya Consumen

Behavior jilid 2 (1999:250) definisi dari Store Atmosphere (Suasana Toko) yaitu rangsangan lingkungan yang mempengaruhi status emosi konsumen, yang mana,

pada gilirannya, akan mempengaruhi perilaku mendekati atau menjauhi

konsumen.

Dalam atmosphere, rancangan dari luar akan mempengaruhi emosi dan

pikiran konsumen. Suasana yang diciptakan harus dapat mewakili pesan dan

(19)

kesan yang ingin disampaikan pada konsumen. Wujud fisik, dan aroma dari

rumah makan berpengaruh sangat besar pada image yang ingin ditampilkan.

Dengan berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik hipotesis bahwa

“Atmosphere yang tercipta dari pengaturan elemen dan sub elemen atmosphere

suatu rumah makan akan mempengaruhi minat beli konsumen dalam memilih

Meeting Point Resto and Coffe Club sebagai tempat untuk melakukan kegiatan

konsumsi ”, berarti pihak Meeting Point Resto and Coffe Club diharapkan

mempunyai sesuatu yang lebih untuk ditawarkan, agar konsumen tertarik untuk

memilih rumah makan tersebut sebagai tempat dalam melakukan kegiatan

konsumsi.

Bagan Kerangka Pemikiran

Atmosphere

Interior Eksterior Store Layout Display

Attention Interest

Desire Action

Minat Beli Tanggapan

mendekati / menghindar Status Emosi:

Senang Bergairah Menguasai Perangsang

Lingkungan

1.6 Hipotesis

”Atmosphere yang tercipta dari pengaturan elemen dan sub elemen

atmosphere suatu rumah makan akan mempengaruhi minat beli konsumen dalam

memilih Meeting Point Resto and Coffee Club sebagai tempat untuk melakukan

kegiatan konsumsi”. Dengan asumsi bahwa faktor – faktor lain bersifat konstan

(ceteris paribus).

(20)

1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Metode yang digunakan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

survei yang berguna untuk memperoleh informasi dari sebagian populasi

(responden) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh atmosphere terhadap

minat beli konsumen pada Meeting Poin Resto and Coffe Club. Dalam survei ini

informasi dikumpulkan secara langsung dari responden dengan menggunakan

teknik pengumpulan data.

1.7.2 Definisi Variabel

1. Variabel bebas (independent variable)

Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas atau

variabel yang mendahului variablel lainnya yang tidak bebas. Variabel

ini biasanya dilambangkan dengan huruf “X”. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel bebas adalah atmosphere dari Meeting Point

Resto and Coffe Club, meliputi : Exterior, General Interior, Store

Layout, dan Interior Display.

2. Variabel Terikat ( Dependent Variable)

Yaitu variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain.

Variabel ini biasanya dilambangkan denagn huruf “Y”. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah minat beli

konsumen, yaitu tanggapan konsumen (AIDA) yang ditimbulkan

Atmosphere.

(21)

1.7.3 Operasional Variabel Tabel 1.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel

Sub Variabel Indikator Ukuran Skala Independent udara sejuk atau panas

(22)

Store Layout letak lantai dansa Penilaian

(23)

Interest (Tertarik) udara sejuk atau panas

(24)

harga 4.Paket makanan 5.Voucher diskon 6.Proses pembayaran

terhadap harga yg ditawarkan Penilaian

terhadap paket yg ditawarkan Penilaian terhadap voucher diskon

Penilaian pada proses

pembayaran

Ordinal

Ordinal

Ordinal

1.7.4 Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan berupa

tanggapan responden, pernyataan, keterangan dan penelitian konsumen. Yang

terdiri dari :

a. Wawancara

Penulis melakukan teknik komunikasi langsung untuk memperoleh keterangan

secara lisan dari orang – orang tertentu yang berkaitan erat dengan penelitian

antara lainmewawancarai pemilik, staf juga pelanggan untuk memperoleh

keterangan dan data – data yang diperlukan yang berkaitan dengan penelitian.

Data yang dikumpulkan ini nantinya akan diikutsertakan dalam analisis

maupun sebagai dasar menyususn kuesioner.

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat utama yang digunakan dalam penelitian ini,

kuesioner dirancang berupa pertanyaan – pertanyaan dan disebarkan pada

konsumen untuk diisi dan dijawab responden itu sendiri.

(25)

c. Observasi

Penulis melakukan peninjauan langsung pada objek yang diteliti untuk

mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi dan pengamatan yang dilakukan

berhubungan dengan tujuan penelitian.

2. Data Sekumder, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan riset kepustakaan.

Riset ini dilakukan dengan mempelajari data – data yang diperoleh dari laporan –

laporan dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

1.7.5 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling),

yaitu sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sebagai unit penelitian atau

satuan elementer dari populasi yang mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih sebagai sampel.

Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel / responden sebanyak 50

orang yang dianggap mewakili populasi yang datang ke Meeting Point Resto and

Coffe Club.

Menurut buku statistik untuk Ekonomi dan Niaga, Jilid 2, Karangan

Prof.Dr.Sudjana ,MA.MISC , untuk menentukan jumlah sampel (n) yang dapat

mewakili populasi, maka digunakan rumus:

(

)

(26)

0225 . 0

9604 . 0 ≥

n

n ≥ 42.684444

n ≥ 43

dimana :

n = jumlah sample minimum yang dibutuhkan

Z = bilangan unit standar error dari distribusi normal yang akan menghasilkan

tingkat kepercayaan yang diinginkan

α = tingkat signifikan

p = proposi tingkat populasi yang akan diteliti (jika tidak dapat memperkirakan

proporsi populasi , gunakan p = 0.9)

b = tingkat error atau perbedaan maksimum antara proposi sampel dengan proposi

populasi

Jadi dengan α = 5% dan b = 0.15 sampel yang diambil sejumlah minimal 43

responden. Dengan ukuran sampel minimum sebesar 43, penulis mengambil

sebanyak 50 orang.

1.7.6 Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul secara lengkap dan tersusun secara sistematis,

langkah berikutnya adalah mengolah data . Menurut sifatnya data yang diperoleh

dibedakan menjadi 2 bagian:

1. Data kualitatif yaitu dengan cara mendeskripsikan presentasi jawaban

responden yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel

(27)

2. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk numerik dijabarkan untuk

mendukung penelitian sehingga dapat menyatakan kebenaran. Data yang

terkumpul kemudian diproses dan dianalisis.

1.7.7 Metode Pengolahan Data

a) Dalam menganalisa data menggunakan perhitungan korelasi pangkat Spearman

dengan rumus sebagai berikut:

)

rs = koefisien korelasi

di = selisih dalam ranking

n = banyaknya pasangan rank

Jika terdapat rank kembar dalam perankingan baik untuk variabel X maupun Y

maka harus digunakan faktor korelasi yang mengharuskan kita menghitung

dan

terlebih dahulu sebelum menghitung besarnya rs dimana:

2

t menunjukkan jumlah rank kembar dari penelitian dengan nilai korelasi

Spearman dapat dihitung sebagai berikut:

(28)

Nilai korelasi rank Spearman (rs) akan bergerak antara -1≤ r ≤ +1 Jika:

rs = +1 berarti ada korelasi sempurna antara variable x dan variable y

rs = -1 berarti ada penilaian yang bertentangan antara variable x dan variable y

rs = 0 berarti tidak ada korelasi antara variabel x dan y

Kuat lemahnya koefisien korelasi ditentukan dengan menggunakan batasan –

batasan sebagai berikut (Dean J. Champion):

+ 0,00 – 0,25 = Weak Association

+ 0,26 – 0,50 = Moderately Weak Association

+ 0,51 – 0,75 = Moderately Strong Association

+ 0,76 – 1,00 = Strong Association

b) Rancangan uji hipotesa: karena sampel yang diambil jumlahnya ≥25 pada

umumnya digunakan statistik uji t untuk menguji koefesien korelasi pangkat

Spearman.

Rumus statistika uji t adalah:

Untuk menentukan apakah Ho ditolak atau diterima yaitu dengan membandingkan

t hitung dengan t tabel.

Hipotesa : Adanya pengaruh antara atmosphere terhadap minat beli konsumen.

Ho : p = 0, artinya tidak ada pengaruh antara variable x dan y

Hi : p ≠ 0, artinya ada pengaruh antara variabel x dan y

(29)

c) Untuk mengetahui besar pengaruh (tingkat determinasi antar variabel) yang

diberikan oleh pengaruh atmosphere terhadap minat beli, digunakan koefisien

determinasi, yaitu : KD = rs2 x 100

1.8 Sistematika Pembahasan

BAB I Pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud

dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, dan hipotesa

penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi teori – teori yang antara lain pengertian pemasaran,

pengertian manajemen pemasaran, bauran pemasaran, pengertian produk, jasa,

atmosphere toko, proses pembelian konsumen, minat beli konsumen, dan

hubungan serta pengaruh atmosphere terhadap minat beli konsumen; yang

diharapkan dapat membantu dan memecahkan permasalahan yang sedang diteliti.

BAB III Objek Penelitian

Menjelaskan lokasi penelitian beserta sejarah singkat perusahaan, struktur

organisasi perusahaan, kegiatan usaha perusahaan, kegiatan pemasaran, sumber

daya manusia dan manajemen keuangan perusahaan.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini mencakup analisa karakteristik responden, analisa tanggapan

responden terhadap atmosphere yang ditampilkan, tanggapan responden terhadap

minat beli yang timbul melalui atmosphere yang ditampilkan, dan analisa

(30)

pengaruh atmosphere terhadap minat beli konsumen melalui analisa korelasi rank

spearman, pengujian hipotesis dan koefisien determinasi.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Merupakan kesimpulan dari seluruh hasil penelitian dan analisa yang telah

dilakukan penulis serta saran – saran bagi perusahaan yang diharapkan dapat

menjadi bahan pertimbangan dan masukan untuk perkembangan perusahaan di

masa yang akan datang.

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan teknik analisis yang telah dilakukan pada bab IV, dengan responden berjumlah 50 orang maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai pengaruh atmosphere terhadap minat beli di Meeting Point Resto and Coffee Club sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil kuesioner mengenai profil responden, dapat diketahui bahwa secara umum konsumen Meeting Point Resto and Coffee Club berjenis kelamin wanita sebanyak 26 orang (52%), dengan usia berkisar antara 21 – 30 tahun sebanyak 42 orang (21%), dan umumnya berstatus sudah menikah 30 orang (60%) dengan pengeluaran per bulan rata – rata Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 sebanyak 12 orang (24%), secara umum konsumen Meeting Point Resto and Coffee Club berasal dari Bandung Timur sebanyak 28 orang (14%), dengan pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 17 orang (34%), umumnya responden lebih sering bekunjung sebanyak 1 – 2 kali dalam sebulan dengan jumlah 19 oarng (38%), dengan mengajak pasangangnya 20 orang (40%), dan umumnya responden mendapat informasi tentang Meeting Point dari papan nama/billboard dengan jumlah 19 orang (38%).

Universitas Kristen Maranatha

(32)

2. Berdasarkan hasil analisis, tanggapan responden terhadap atmosphere yang ditampilkan oleh Meeting Point Resto and Coffee Club secara umum sudah baik. Hal – hal tersebut dapat dilihat dari sebanyak 26 orang (52%) menyatakan letak/lokasi dari Meeting Point sudah baik, 25 orang (50%) menyatakan tampilan/ragam menu Meeting Point baik, 24 orang (48%) menyatakan tata letak toilet baik, 24 orang responden (48%) menyatakan interior toilet dari Meeting Point baik, 21 orang (42%) menyatakan suasana yang ditampilkan baik, dan sebanyak 23 orang responden (46%) menyatakan dekorasi Meeting Point baik. 3. Berdasarkan hasil analisis, tanggapan responden terhadap minat beli

yang timbul melalui atmosphere yang ditampilkan oleh Meeting Point secara umum sudah menarik. Hal – hal tersebut dapat dilihat melalui lebarnya pintu masuk dinyatakan menarik oleh 26 orang responden (52%), letak/lokasi Meeting Point dinyatakan menarik oleh 26 orang responden (52%), lokasi parkir dari Meeting Point dinyatakan menarik oleh 26 orang responden (52%), paket makanan yang ditawarkan dinyatakan menarik oleh 25 orang responden (50%), dan sebanyak 27 orang responden (54%) menyatakan dekorasi dari Meeting Point menarik.

4. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan, diketahui bahwa rs sebesar 0.320 , hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara atmosphere (x) dengan minat beli konsumen (y) berada pada tingkat korelasi yang cukup lemah.

Universitas Kristen Maranatha

(33)

5. Dari perhitungan uji signifikasi dengan α= 10% dan jumlah sampel sebanyak 50, maka diperoleh t hitung 7.718 > t tabel 0.235 artinya Ho ditolak dan Hi diterima. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh atmosphere terhadap minat beli konsumen cukup berpengaruh.

6. Dari perhitungan rumus koefisien determinasi dengan rs = 0.320 , maka diperoleh KD = 10.24%. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh atmosphere terhadap minat beli konsumen yaitu 10.24% dan sisanya 89.76% dipengaruhi oleh faktor lain.

7. Ada beberapa dari atmosphere yang ditampilkan oleh Meeting Point yang dirasakan kurang menarik. Hal ini terlihat dari adanya tanggapan yang kurang menarik dari konsumen yang menjadi responden atas penyebaran yang dilakukan penulis, antara lain tampilan dari lambang Meeting Point sebesar 72%, tampilan dari bangunan rumah makan sebesar 76%, penerangan/pencahayaan dalam Meeting Point sebesar 72%, penempatan/posisi meja makan sebesar 68%, dan musik yang diperdengarkan sebesar 80%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, maka penulis ingin memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Meeting Point Resto and Coffee Club. Saran – saran tersebut antara lain:

1. Pihak Meeting Point harus terus berupaya meningkatkan, memperbaiki atau mempertahankan atmosphere yang ditampilkan agar para

Universitas Kristen Maranatha

(34)

konsumen tetap setia untuk melakukan kegiatan konsumsi di Meeting Point.

2. Dari hasil jawaban responden penulis menyarankan pihak Meeting Point Resto and Coffee Club dapat memperbaiki atmosphere yang ditampilkan dalam hal lambang dari Meeting Point dengan membuat desain lambang yang lebih menarik sehingga pada saat melihat lambang dari Meeting Point konsumen tertarik untuk melakukan kegiatan konsumsi, penempatan/posisi meja makan agar diatur lagi sehingga pada saat konsumen sedang melakukan kegiatan konsumsi mereka merasa nyaman selama berada di Meeting Point, musik yang diperdengarkan juga disesuaikan dengan jenis musik yang sedang trend sehingga konsumen merasa senang selama berada di Meeting Point dan Meeting Point pun dapat mendatangkan band music atau penyanyi untuk menghibur konsumen dengan lagu – lagu yang diminta (request) oleh konsumen.

3. Pihak manajemen Meeting Point juga perlu mengetahui atmosphere yang ditampilkan kepada konsumen sudah menarik atau belum dengan cara menyediakan tempat saran dan kritik atau melakukan survey dengan memberikan kuesioner kepada pelanggannya. Dengan cara seperti itu pihak manajemen dapat mengevaluasi atmosphere-nya.

Universitas Kristen Maranatha

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Berman, Barry & Joel R. Evans, Retail Management, A Strategic Approach, 7th edition, Englewood Cliff New Jersey: Prentice Hall Inc, 1998.

Kotler, Philip, “Manajemen Pemasaran”, edisi Millenium, jilid 2, Penerbit Prenhallindo, Jakarta, 2001.

Kotler, Philip; Armstrong, Gary, Dasar – Dasar Pemasaran (Principles of Marketing), Jilid 1 dan 2, edisi 10, Prenhallindo, Jakarta, 2004.

Lamb, Hair, Mc.Daniel, “Pemasaran”, jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001.

Lupiyoadi, Rambat, ” Manajemen Pemasaran Jasa”, edisis 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001.

Peter, Paul J. & C. Olson, Consumer Behavior and Marketing Strategy, 5th edition, New York: McGraw Hill Inc, 1999.

Solomo, Michael R, Consumer Behavior, 4th edition, New Jersey: Prentice Hall Inc, 1999.

W. Boyd. Harper Jr, Walker, Orville C. Jr, Larreche, Jean Claude, “Manajemen Pemasaran”, edisi 2, penerbit Erlangga, Jakarta, 2000.

Universitas Kristen Maranatha

Gambar

Gambar 1.1 Model dari Dampak Suasana Toko
Gambar 1.2 Hubungan antara Elemen Atmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen
Tabel 1.1 Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Dengan banyaknya anggota dalam organisasi internasional yang memeiliki kepentingan nasionalnya sendiri tentunya akan sulit untuk membuat keputusan.. Dan untuk menjaga

Berdasarkan pemikiran tersebut, tujuan penelitian adalah menguraikan dua konsep pluralisme, sophia perennialis dan teologi global, bagaimana korelasi keduanya dalam pemikiran

1) Langkah-langkah untuk mencegah atau meminimalkan kejadian cedera benda tajam sebagai akibat resiko kerja, perlu segera diambil oleh para pengelola tenaga kesehatan.. 34

Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hanafi dan Halim (2009:161) yang menyatakan bahwa tingkat penjualan yang tinggi, maka semakin tinggi tingkat

Setelah melaksanakan tindakan dan mengumpulkan berbagai data sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh guru

Jika senyawa boronat terakumu- lasi di daerah tumor, maka dosis maksimum proton ( Bragg-peak ) berada di wilayah tumor, yang merupakan wilayah uptake boron (BUR) dengan keunggulan

Pertentangan kepentingan ini selalu ada setiap waktu dan dalam setiap struktur, karena itu kekuasaan selalu berada dalam keadaan terancam bahaya dari golongan yang anti status

Berdasarkan pernyataan tersebut maka tujuan penelitian studi ini yaitu menguji dan menganalisis pengaruh kurs rupiah/US dollar, ekspor, impor, cadangan devisa, dan pertumbuhan