• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII D SMP Joannes Bosco Yogyakarta pada tahun ajaran 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII D SMP Joannes Bosco Yogyakarta pada tahun ajaran 2015/2016."

Copied!
202
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Immakulata Deasetya Wiji Wadaya (111414110). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal pada Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di Kelas VII D SMP Joannes Bosco Yogyakarta pada Tahun Ajaran 2015/2016. Program studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat, dan 2) mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII D SMP Joannes Bosco Yogyakarta pada tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 25 siswa. Penelitian di sekolah dilaksanakan pada bulan Juli-September 2015. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode tes, observasi, dan wawancara, dengan instrumen pengumpulan data yaitu soal tes diagnostik, lembar observasi dan lembar wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan jenis–jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Persentase siswa yang melakukan kesalahan yaitu: a. Kesalahan teknis sebesar 16%; b. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema sebesar 84%; c. Kesalahan data sebesar 20%; d. Kesalahan bahasa sebesar 72%; e. Kesalahan memvisualisasikan sebesar 20%; f. Kesalahan menarik kesimpulan sebesar 20%. Dari hasil observasi dan wawancara diketahui faktor-faktor penyebab kesalahan yaitu: siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan, siswa kurang konsentrasi saat mengerjakan soal, siswa tidak memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, siswa tidak teliti dalam membaca soal cerita, siswa kurang memahami tentang konsep untung dan rugi, siswa kurang konsentrasi dalam mengerjakan soal, siswa tidak berani untuk bertanya saat mengalami kesulitan pada saat kegiatan pembelajaran, suasana kelas kurang kondusif, dan siswa kurang termotivasi.

(2)

ABSTRACT

Immakulata Deasetya Wiji Wadaya (111414110). Students Error Analysis in Problem Solving on the Topic Addition and Substraction on Integer in Class VII D SMP Joannes Bosco Yogyakarta in the Academic Year 2015/2016. Mathematics Education Study Program Department of Mathematics Education and Science, the Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research aimed to: 1) describe the types of students error in solving on the topic addition and substraction of integer, and 2) describe the factors of the caused errors when finishing the addition and subtraction of integer.

The methods used in this research was descriptive qualitative. The subject of the research was the class VII D students of Joannes Bosco Yogyakarta students academic year 2015/2016 by as much as 25 students. Research in school was carried out in July-september 2015. In the collection of data on research using the method of test, observation and interviews with data collection instruments, namely the question of test diagnostic, observation sheet and interview guidance.

Results of the research indicate the types of students error in problem solving on the topic addition and substraction on integer. Percentage of the students who made the mistakes, namely: a. Techinical error of 16%; b. Error using definitions and theorems of 84%; c. Data error of 20%; d. Language error of 72%; e. Error visualize of 20%; f. The error summary of 20%. From the result of interview known the factors that cause students to make mistakes, are: students do not carefull when finishing problem, students do not understand about concept of addition and subtraction on integers, students do not carefull when reading the story problem, students do not understand about the concept of profit and loss, students are less of concentration when finish the problem, students do not brave to ask a problem when facing the trouble at learning activity, the situation of classroom do not conducive and student less of motivated.

(3)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

BILANGAN BULAT DI KELAS VII D SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA PADA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Immakulata Deasetya Wiji Wadaya NIM : 111414110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

BILANGAN BULAT DI KELAS VII D SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA PADA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Immakulata Deasetya Wiji Wadaya NIM : 111414110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tidak ada keberhasilan yang dapat tercapai

tanpa usaha dan doa

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa menyertai setiap langkahku.

2. Kedua orang tuaku yang senantiasa mendoakan. 3. Kedua adikku yang selalu memberikan semangat.

(8)
(9)
(10)

vii ABSTRAK

Immakulata Deasetya Wiji Wadaya (111414110). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal pada Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di Kelas VII D SMP Joannes Bosco Yogyakarta pada Tahun Ajaran 2015/2016. Program studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat, dan 2) mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII D SMP Joannes Bosco Yogyakarta pada tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 25 siswa. Penelitian di sekolah dilaksanakan pada bulan Juli-September 2015. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode tes, observasi, dan wawancara, dengan instrumen pengumpulan data yaitu soal tes diagnostik, lembar observasi dan lembar wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan jenis–jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Persentase siswa yang melakukan kesalahan yaitu: a. Kesalahan teknis sebesar 16%; b. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema sebesar 84%; c. Kesalahan data sebesar 20%; d. Kesalahan bahasa sebesar 72%; e. Kesalahan memvisualisasikan sebesar 20%; f. Kesalahan menarik kesimpulan sebesar 20%. Dari hasil observasi dan wawancara diketahui faktor-faktor penyebab kesalahan yaitu: siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan, siswa kurang konsentrasi saat mengerjakan soal, siswa tidak memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, siswa tidak teliti dalam membaca soal cerita, siswa kurang memahami tentang konsep untung dan rugi, siswa kurang konsentrasi dalam mengerjakan soal, siswa tidak berani untuk bertanya saat mengalami kesulitan pada saat kegiatan pembelajaran, suasana kelas kurang kondusif, dan siswa kurang termotivasi.

(11)

viii ABSTRACT

Immakulata Deasetya Wiji Wadaya (111414110). Students Error Analysis in Problem Solving on the Topic Addition and Substraction on Integer in Class VII D SMP Joannes Bosco Yogyakarta in the Academic Year 2015/2016. Mathematics Education Study Program Department of Mathematics Education and Science, the Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research aimed to: 1) describe the types of students error in solving on the topic addition and substraction of integer, and 2) describe the factors of the caused errors when finishing the addition and subtraction of integer.

The methods used in this research was descriptive qualitative. The subject of the research was the class VII D students of Joannes Bosco Yogyakarta students academic year 2015/2016 by as much as 25 students. Research in school was carried out in July-september 2015. In the collection of data on research using the method of test, observation and interviews with data collection instruments, namely the question of test diagnostic, observation sheet and interview guidance.

Results of the research indicate the types of students error in problem solving on the topic addition and substraction on integer. Percentage of the students who made the mistakes, namely: a. Techinical error of 16%; b. Error using definitions and theorems of 84%; c. Data error of 20%; d. Language error of 72%; e. Error visualize of 20%; f. The error summary of 20%. From the result of interview known the factors that cause students to make mistakes, are: students do not carefull when finishing problem, students do not understand about concept of addition and subtraction on integers, students do not carefull when reading the story problem, students do not understand about the concept of profit and loss, students are less of concentration when finish the problem, students do not brave to ask a problem when facing the trouble at learning activity, the situation of classroom do not conducive and student less of motivated.

(12)

ix

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat, rahmat serta penyertaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Dr. Hongki Julie, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

3. Veronika Fitri Rianasari, M.Sc selaku dosen pembimbing yang dengan segenap

waktu, tenaga, dan pikiran telah sabar dalam membimbing, mengarahkan, dan

memberi semangat selama penyusunan skripsi ini.

4. Ag. Nuranisah S, S.Ag selaku Kepala Sekolah SMP Joannes Bosco Yogyakarta

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan

(13)

x dukungan serta bantuan kepada penulis.

6. Seluruh siswa kelas VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016

yang telah bekerja sama dengan baik selama penelitian.

7. Segenap staf sekretariat JPMIPA atas kejasamanya selama penyusunan skripsi.

8. Keluarga tercinta, Bapak Amiren, Ibu Tarti, serta kedua adikku Agata dan Ririn

yang selalu mendoakan dan memberi dukungan selama penyusunan skripsi ini.

9. Yosef Denta, atas semangat, doa, dan dukungannya selama penyusunan skripsi.

10.Sahabatku tercinta Elis, Desyka, Lidya, Ade, Iva, Monik, Arlin, kak Ertik atas

doa, semangat, dan kebersamaan yang selalu diberikan hingga selesainya skripsi.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

selama penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan sehingga skripsi ini masih

banyak kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang,

semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 29 Februari 2016

Penulis,

(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ……….. viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah……….. 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Batasan Istilah ... 5

(15)

xii

H. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Kesalahan dalam Matematika ... 9

B. Faktor Penyebab Kesalahan ... 15

C. Bilangan Bulat ... 18

D. Tes Diagnostik ... 24

E. Kerangka Berpikir ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 30

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

D. Data Penelitian ... 31

E. Metode dan instrumen Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 41

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian secara Keseluruhan ... 42

H. Data Hasil Uji Coba ... 44

I. Analisis Data Hasil Uji Coba ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian... 48

(16)

xiii

C. Analisis Data Penelitian ... 76

D. Pembahasan ... 116

E. Keterbatasan Penelitian ... 121

BAB V PENUTUP ... 122

A. Kesimpulan ... 122

B. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 124

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

No Tabel Hal

3.1 Kisi-kisi Soal Tes ... 34

3.2 Lembar Observasi ... 35

3.3 Data Hasil Uji Coba ... 44

3.4 Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ... 45

3.5 Validitas Soal Uji Coba ... 46

3.6 Perubahan Soal Yang Tidak Valid ... 47

4.1 Rincian Pelaksanaan Penelitian ... 48

4.2 Data Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 56

4.3 Rekapan Skor Hasil Tes Diagnostik Setelah Diurutkan ... 58

4.4 Data Transkrip Wawancara ... 59

4.5 Analisis Kesalahan Soal Tes Diagnostik ... 77

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Hal

2.1 Himpunan bilangan bulat ... 18

4.1 Kesalahan S19 pada soal nomor 1a... 96

4.2 Kesalahan S20 pada soal nomor 1b ... 97

4.3 Kesalahan S25 pada soal nomor 1c... 199

4.4 Kesalahan S11 pada soal nomor 1d ... 100

4.5 Kesalahan S16 pada soal nomor 1e... 101

4.6 Kesalahan S14 pada soal nomor 1e... 102

4.7 Kesalahan S2 pada soal nomor 1e... 103

4.8 Kesalahan S10 pada soal nomor 2 ... 104

4.9 Kesalahan S15 pada soal nomor 2 ... 106

4.10 Kesalahan S14 pada soal nomor 3 ... 107

4.11 Kesalahan S10 pada soal nomor 4 ... 109

4.12 Kesalahan S19 pada soal nomor 5 ... 110

4.13 Kesalahan S5 pada soal nomor 5 ... 111

4.14 Kesalahan S15 pada soal nomor 6a... 112

4.15 Kesalahan S2 pada soal nomor 6a... 114

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Hal

1. Soal Uji Coba ... 126

2. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ... 131

3. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba ... 132

4. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba ... 137

5. Lembar Obsevasi Kegiatan Pembelajaran ... 138

6. Contoh Lembar Obsevasi Kegiatan Pembelajaran... 140

7. Soal Tes Diagnostik ... 143

8. Rubrik Penilaian ... 147

9. Contoh Lembar Jawaban Siswa ... 150

10. Transkrip Wawancara Siswa ... 162

(20)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak faktor yang menyebabkan anak sulit untuk berprestasi,

penyebab kesulitan-kesulitan tersebut dapat berasal dari keadaan pada diri

anak maupun keadaan lingkungan anak. Salah satu penyebab kesulitan

belajar yang berasal dari diri anak itu sendiri yaitu kurangnya penguasaan

terhadap bahan pelajaran yang harus dipelajari (Lisnawati Simanjuntak,

dkk, 1993:48-50).

Berhitung merupakan ilmu pengetahuan tentang bilangan (Naga,

1980;1), maka di dalam berhitung dapat ditemukan berbagai jenis bilangan

dan segala aturan yang mengatur hubungan diantara bilangan-bilangan

tersebut. Dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat, dapat ditemukan berbagai jenis bilangan yaitu bilangan negatif,

bilangan nol, dan bilangan positif atau bilangan asli yang dioperasikan

dengan operasi penjumlahan dan pengurangan. Berhitung merupakan ilmu

pengetahuan yang penting dan harus dikuasai karena berhitung digunakan

dikehidupan sehari-hari.

Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

menguasai suatu pelajaran, sehingga ada beberapa siswa kurang

menguasai materi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.

(21)

diperlukan penguasaaan terhadap suatu unit tertentu dipersyaratkan

sebelum mereka lanjut ke unit atau satuan bahan pelajaran berikutnya

(Entang, 1984;4). Operasi penjumlahan dan pengurangan telah dipelajari

siswa ditingkat SD, meskipun demikian tidak menutup kemungkinan

masih ada siswa SMP yang keliru dalam melakukan operasi penjumlahan

dan pengurangan. Kemudian penjumlahan dan pengurangan pada bilangan

bulat akan dipelajari di tingkat SMP, penguasaan terhadap operasi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bergantung pada penguasaan

operasi penjumlahan dan pengurangan yang telah dipelajari siswa di SD.

Selanjutnya, siswa juga harus menguasai operasi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat agar tidak mengalami kesulitan pada materi

selanjutnya yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat.

Kurangnya penguasaan siswa terhadap materi penjumlahan dan

pengurangan pada bilangan bulat terlihat dari kesalahan-kesalahan yang

dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal terkait materi penjumlahan

dan pengurangan pada bilangan bulat. Semakin tidak menguasai materi,

maka akan semakin banyak juga kesalahan yang dilakukan siswa.

Berdasarkan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah

dilaksanakan peneliti di SMP Joannes Bosco Yogyakarta, siswa masih

bingung dalam mengerjakan soal-soal pada bilangan bulat dan mereka

lupa aturan penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat terutama

(22)

pengurangan bilangan bulat, siswa mengalami kesulitan dalam mengubah

soal cerita ke dalam model matematikanya. Kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat dikarenakan siswa tidak dapat memahami

maksud dari soal cerita dan tidak dapat mengubah bahasa sehari-hari

dalam soal cerita menjadi model matematika. Kemampuan bahasa

merupakan salah satu prasyarat untuk melakukan operasi bilangan bulat

(Runtukahu-Kandou, 2014:102), oleh karena itu siswa harus mampu

memahami bahasa matematika maupun bahasa simbol yang digunakan

dalam soal supaya dapat mengerjakan soal dengan benar.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan

penelitian mengenai “ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM

MENYELESAIKAN SOAL PADA POKOK BAHASAN

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI

KELAS VII D SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA PADA

TAHUN AJARAN 2015/2016”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasikan beberapa

masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya penguasaan terhadap materi operasi hitung penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat menjadi salah satu penyebab kesulitan

(23)

2. Siswa lupa aturan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

terutama bilangan negatif.

3. Siswa mengalami kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita

mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

C. Pembatasan Masalah

Peneliti memberi batasan pada beberapa hal, sebagai berikut :

1. Permasalahan pada penelitian ini dibatasi oleh kesalahan-kesalahan

yang dilakukan siswa terkait kesalahan dalam menyelesaikan soal pada

pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

2. Kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan yang terlihat langsung dari

hasil pekerjaan dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

3. Faktor penyebab kesalahan diketahui berdasarkan pengamatan

kegiatan pembelajaran dan langkah-langkah yang digunakan siswa

dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat.

D. Rumusan masalah

1. Kesalahan-kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam

menyelesaikan soal pada pokok bahasan penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat ?

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan

dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan penjumlahan dan

(24)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mendeskripsikan jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan penjumlahan dan

pengurangan pada bilangan bulat.

2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan

siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pada pokok

bahasan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.

F. Batasan Istilah 1. Kesalahan

Kesalahan adalah perihal salah; kekeliruan; kealpaan. Kesalahan

dalam matematika dapat diartikan sebagai pemahaman yang tidak tepat

terhadap konsep atau aturan dalam matematika termasuk kekeliruan

dalam melakukan perhitungan.

2. Bilangan bulat

Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, nol, dan bilangan

bulat positif.

3. Operasi penjumlahan

Operasi penjumlahan adalah proses menambahkan suatu

bilangan dengan bilangan lainnya. Proses penambahan tersebut di

(25)

4. Operasi pengurangan

Operasi pengurangan adalah aturan mencari selisih suatu bilangan

dengan bilangan lainnya, dilambangkan dengan simbol “-“.

G. Manfaat penelitian 1. Bagi Guru

Guru dapat mengetahui kesalahan-kesalahan apa saja yang

dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, sehingga dapat menjadi

patokan untuk mencari dan menggunakan metode pembelajaran yang

tepat agar siswa dapat menguasai materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat dan dapat meminimalisir kesalahan yang

mungkin akan terjadi pada materi penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat.

2. Bagi siswa

Siswa dapat mengetahui letak kesalahan yang dilakukan oleh siswa

dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat agar tidak mengulangi kesalahan yang

telah dilakukan.

3. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan

siswa pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat, sehingga saat menjadi guru nantinya dapat mengantisipasi

(26)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, tujuan penelitian, batasan istilah,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dan

mendukung pembahasan-pembahasan penelitian ini.

Teori-teori tersebut yaitu kesalahan dalam matematika,

faktor-faktor penyebab kesalahan, bilangan bulat, penjumlahan

bilangan bulat, pengurangan bilangan bulat, dan tes

diagnostik.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek dan

objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, jenis data

penelitian, metode dan instrumen pengumpulan data, teknik

menganalisis data, prosedur pelaksanaan penelitian secara

keseluruhan, hasil dan analisis soal uji coba (menentukan

(27)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang deskripsi pelaksanaan penelitian, data hasil

penelitian, analisis data penelitian, pembahasan hasil

analisis data, dan keterbatasan penelitian,.

BAB V PENUTUP

(28)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kesalahan dalam Matematika

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesalahan adalah perihal

salah; kekeliruan; kealpaan. Kesalahan dapat dipandang sebagai hasil dari

tindakan tidak tepat dan menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku.

Sehingga, kesalahan dalam matematika dapat diartikan sebagai

pemahaman yang tidak tepat terhadap konsep atau aturan dalam

matematika termasuk kekeliruan dalam melakukan perhitungan. Beberapa

kesalahan umum yang dilakukan oleh anak-anak dalam menyelesaikan

soal matematika menurut Lerner (1981:367, dalam Abdurrahman

2009:262) merupakan kekurangan pemahaman akan :

1. Simbol

Pada umumnya, anak-anak tidak terlalu banyak mengalami

kesulitan dalam menentukan hasil suatu operasi, misalnya 2 + 3 = …

Tetapi, akan mengalami kesulitan jika dihadapkan pada soal seperti

Kesulitan semacam ini umumnya karena anak tidak memahami

simbol-simbol seperti sama dengan (=), tidak sama dengan (≠), tambah

(29)

2. Nilai tempat

Beberapa anak belum memahami nilai tempat seperti satuan,

puluhan, ratusan, dan seterusnya. Anak yang mengalami kekeliruan

dalam perhitungan dapat disebabkan karena lupa cara menghitung

persoalan dalam operasi hitung perkalian maupun pembagian.

3. Perhitungan

Beberapa anak yang belum mengenal konsep perkalian

mencoba untuk menghafal perkalian tersebut. Hal ini dapat

menyebabkan kekeliruan jika hafalannya salah.

4. Penggunaan proses yang keliru

Kekeliruan dalam proses perhitungan seperti: (1)

mempertukarkan simbol-simbol, (2) jumlah satuan dan puluhan ditulis

tanpa memperhatikan nilai tempat, (3) bilangan yang besar dikurangi

bilangan yang kecil tanpa memperhatikan nilai tempat.

5. Tidak mampu membaca tulisan sendiri

Ada anak yang memiliki tulisan dengan bentuk-bentuk huruf

yang tidak tepat atau tidak lurus mengikuti garis, sehingga tidak dapat

membaca tulisannya sendiri. Akibatnya, mereka mengalami kekeliruan

karena tidak mampu membaca tulisannya sendiri.

Sedangkan Hadar dkk (1987) mengklasifikasikan kesalahan dalam

matematika menjadi beberapa kategori yaitu :

1. Kesalahan penggunaan data

(30)

b. Mengabaikan data penting yang dibutuhkan

c. Salah mengartikan informasi

d. Mempertukarkan data dengan data lain

e. Salah menyalin soal

2. Kesalahan mengintrepretasikan bahasa

a. kesalahan dalam menyatakan bahasa sehari-hari kedalam bentuk

matematika

b. kesalahan mengartikan simbol-simbol dalam matematika

3. Pemahaman logika yang salah dalam menarik kesimpulan

Kesalahan dalam pemahaman logika misalnya kesalahan menarik

kesimpulan dari informasi yang diberikan.

4. Kesalahan menggunakan teorema atau definisi

a. Menggunakan sifat-sifat tertentu yang tidak sesuai.

b. Kesalahan mengutip definisi atau teorema.

5. Penyelesaian yang tidak diperiksa

Langkah-langkah yang digunakan sudah benar, namun hasil akhir

yang disajikan bukan merupakan solusi yang benar.

6. Kesalahan teknis

kesalahan teknis yaitu berupa kesalahan perhitungan, kesalahan

memanipulasi simbol-simbol aljabar.

Runtukahu dan Kandou (2013:252) mengemukakan kesalahan atau

kekeliruan yang sering dilakukan dalam belajar matematika sebagai

(31)

1. Kekeliruan dalam belajar berhitung, misalnya salah dalam

pengelompokkan, keliru dalam melakukan perhitungan, keliru

membaca simbol bilangan.

2. Kekeliruan dalam belajar geometri, anak-anak sukar menangkap

konsep-konsep geometri dan sukar menggambar bangun-bangun datar

serta bangun-bangun ruang. Pandangan dimensi dua dan dimensi tiga

sering membingungkan mereka.

3. Kekeliruan umum dalam menyelesaikan soal cerita.

Runtukahu dan Kandou (2013) mengemukakan kemampuan atau

keterampilan yang perlukan dalam menyelesaikan soal cerita yaitu:

kemampuan membaca terutama pengetahuan bahasa, kemampuan

imajinasi, dan kemampuan mengintegrasikan pengetahuan dan

pengalaman. Berikut ini kekeliruan yang dapat dilakukan jika siswa

tidak menguasai kemampuan-kemampuan tersebut.

a. Ketidakmampuan membaca

Kemampuan membaca dan membentuk pengertian, keduangya

sangat dibutuhkan dalam tahap-tahap menyelesaikan soal cerita.

Membaca dan mengerti soal, menentukan operasi hitung dan

menyelesaikan, dan menjawab soal. Kekeliruan menanggapi

pengetahuan suatu topik dalam soal akan menyebabkan anak gagal

menyelesaikan soal sebagai contoh: 1) anak tidak mengerti tentang

(32)

yang berhubungan dengan lingkaran; 2) anak tidak dapat

menentukan operasi hitung yang akan digunakan dalam soal.

b. Ketidakmampuan imajinasi

Susunan kata kata dan kalimat dalam soal cerita

memungkjinkan siswa membentuk pengertiannya dengan

berimajinasi. Imajinasi adalah bahasa dalam atau inner language,

dimana seseorang dengan berkomunikasi dengan dirinya sendiri.

Dalam menyelesaikan soal cerita anak perlu mengembangkan

imajinasi dan proses verbal. Sebagai contoh : soal cerita dapat

divisualisasikan dalam gambar agar dapat membantu anak dalam

menyelesaikan soal cerita.

c. Ketidakmampuan mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman

Dalam pembelajaran terintegrasi, topik-topik dalam

matematika tidak diajarkan terpisah satu dengan lainnya. Belajar

matematika harus mengintegrasikan topik-topik matematika

sehingga pengetahuan matematika baru akan terbentuk. Contoh : 1)

menghubungkan keliling dan luas bangun datar; 2)

menghubungkan bilangan dan pengukuran; 3) hubungkan pecahan

dengan geometri. Selain integrasi antara topik-topik matematika,

matematika juga dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran lain.

Dari beberapa kategori kesalahan diatas, peneliti menggunakan

(33)

1. Kesalahan teknis/ salah hitung

Dalam kategori ini, siswa salah dalam menambahkan atau

mengurangkan bilangan dikarenakan keliru dalam menghitung yang

dapat disebabkan karena kurang teliti sehingga salah hitung, salah

dalam pengelompokkan maupun keliru dalam membaca simbol

bilangan.

2. Kesalahan menggunakan teorema atau definisi

a. Menggunakan sifat-sifat tertentu yang tidak sesuai.

b. Kesalahan mengutip definisi atau teorema.

3. Kesalahan menggunakan data

Kategori kesalahan ini meliputi menambahkan data yang tidak

diperlukan, mengabaikan data penting yang dibutuhkan, salah

mengartikan informasi, mempertukarkan data dengan data lain, salah

menyalin soal

4. Kesalahan mengintepretasikan bahasa.

Kategori kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menyatakan

bahasa sehari-hari kedalam bentuk matematika, dan kesalahan

mengartikan simbol-simbol dalam matematika. Salah

mengintepretasikan bahasa berhubungan dengan kemampuan

membaca dan membentuk pengertian, keduannya sangat dibutuhkan

dalam tahap-tahap menyelesaikan soal cerita. Membaca dan mengerti

soal, menentukan operasi hitung dan menyelesaikan, dan menjawab

(34)

5. Kesalahan memvisualisasikan soal cerita ke dalam gambar

Kategori kesalahan ini merupakan salah satu jenis kekeliruan

umum yang dilakukan dalam soal cerita yaitu kesalahan dalam

menggambarkan situasi dalam soal cerita.

6. Kesalahan pemahaman logika dalam menarik kesimpulan

Langkah-langkah yang digunakan sudah benar, namun hasil akhir

yang disajikan bukan merupakan solusi yang benar.

B. Faktor Penyebab Kesalahan

Kesalahan berkaitan erat dengan kesulitan, saat siswa mengalami

kesulitan dapat ditandai dengan adanya kesalahan yang dilakukan siswa.

Oleh karena itu peneliti mengambil beberapa faktor penyebab kesalahan

berdasarkan faktor penyebab kesulitan.

Entang (1984:13-14) mengelompokkan faktor penyebab kesulitan

menjadi dua kategori yaitu faktor yang terdapat dalam diri siswa dan

faktor yang terletak diluar siswa.

1. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa antara lain :

a. Kelemahan fisik berupa sesuatu pusat susunan syaraf tidak

berkembang secara sempurna luka atau cacat, atau sakit, sehingga

sering membawa gangguan emosional dan penyakit menahun yang

menghambat usaha-usaha belajar secara optimal.

b. Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang

dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman) yang sukar diatasi

(35)

kelemahan mental (taraf kecerdasannya memang kurang) dan

nampaknya seperti kelemahan mental tapi sebenarnya kurang

minat, kebimbangan, kurang usaha, aktivitas yang tidak terarah,

kurang semangat dan sebagainya.

c. Kelemahan-kelemahan emosional berupa terdapatnya rasa tidak

aman, penyesuaian yang salah terhadap orang-orang, situasi dan

tuntutan tugas-tugas, dan tercekam rasa phobia.

d. Kelemahan yang disebabkan oleh karena kebiasaan yang salah

seperti malas belajar, kurang berani dan gagal untuk berusaha

memusatkan perhatian, kurang kooperatif dan menghindari

tanggung jawab, sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran dan

gugup.

e. tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar

yang diperlukan misalnya tidak mampu membaca, berhitung,

kurang menguasai pengetahuan dasar untuk sesuatu bidang studi

yang sedang diikutinya, dan memiliki kebiasaan belajar dan cara

bekerja yang salah.

2. Faktor-faktor yang terletak diluar diri siswa berupa kurikulum yang

seragam, bahan dan buku-buku yang tidak sesuai dengan tingkat

kematangan dan perbedaan perbedaan individu, ketidaksesuaian

standar administratif (sistem pengajaran, penilaian, pengelolaan,

kegiatan dan pengalaman belajar mengajar,dan sebagainya), terlalu

(36)

kelas, kelemahan dari sistem belajar mengajar pada tingkat pendidikan

sebelumnya, kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga

(pendidikan, status sosial ekonomi, ketentraman dan keamanan sosial

psikologis dan sebagainya), terlalu banyak kegiatan diluar jam

pelajaran sekolah, dan kurang makan (gizi) dan sebagainya.

Sedangkan menurut Runtukahu dan Kandou (2013:22), ada empat

faktor penyebab kesulitan belajar yaitu :

1. Kondisi fisik yang tidak menunjang misalnya kurang pendengaran,

kurang penglihatan, dan sebagainya.

2. Faktor lingkungan yang tidak menunjang antara lain keadaan keluarga,

masyarakat, dan pengajaran disekolah yang tidak memadai.

3. Faktor motivasi dan sikap yang dapat menyebabkan anak kurang

percaya diri dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan negatif terhadap

sekolah.

4. Faktor psikologis yaitu kurang persepsi, ketidakmampuan kognitif, dan

lamban dalam bahasa sehingga dapat menyebabkan terjadinya

kesulitan dalam bidang akademik.

Berdasarkan faktor-faktor penyebab kesalahan yang dikemukakan para

ahli diatas, peneliti memilih menggunakan faktor-faktor penyebab

kesalahan menurut Entang yaitu faktor yang terdapat dalam diri siswa dan

(37)

C. Bilangan Bulat 1. Bilangan bulat

Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, nol, dan bilangan

bulat positif (Fujii, 1965:74). Nol (0) adalah bilangan netral yaitu tidak

positif dan tidak negatif. Himpunan bilangan bulat dapat ditunjukkan

dengan gambar sebagai berikut (Fujii, 1965:74).

Purnomo (2014) mendefinisikan himpunan bilangan bulat

merupakan kumpulan atau .

Sedangkan menurut Soewito (1993) himpunan bilangan bulat

merupakan himpunan gabungan dari himpunan bilangan bulat negatif

atau himpunan bilangan asli atau himpunan bilangan

bulat positif atau , dan {0}.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan

bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan negatif, nol,

dan bilangan positif atau bilangan asli. Notasi untuk bilangan bulat B

dapat dinyatakan sebagai berikut.

Semua bilangan bulat negatif terletak di sebelah kiri 0. Jadi, jika

berarti adalah bilangan negatif. Sebaliknya, semua bilangan 4,

1, 0,

. . . , -7, -6, -5, -4, -3, -2, -1, 2, 3, 5, 6, 7, . . .

Bilangan bulat negatif Nol Bilangan bulat positif Bilangan bulat

(38)

positif terletak di sebelah kanan 0. Jadi, jika berarti adalah

bilangan positif atau disebut juga dengan bilangan asli.

2. Penjumlahan bilangan bulat

Operasi penjumlahan adalah proses menambahkan suatu

bilangan dengan bilangan lainnya. Proses penambahan tersebut di

lambangkan dengan simbol “+”.

Sifat-sifat penjumlahan pada bilangan bulat (Purnomo, 2014:215-217):

a. Sifat tertutup

Sifat tertutup pada bilangan bulat menunjukkan bahwa

setiap penjumlahan bilangan bulat selalu menghasilkan bilangan

bulat. Jika , , dan , merupakan bilangan bulat, maka

adalah bilangan bulat.

Contoh 2.1.

, 5 dan adalah bilangan bulat,

1 juga bilangan bulat

Sifat tertutup pada bilangan bulat dinyatakan dalam kalimat

matematika sebagai berikut.

b. Unsur identitas penjumlahan

Sembarang bilangan bulat dijumlahkan dengan 0 sama

dengan bilangan bulat itu sendiri.

0 merupakan bilangan tunggal sebagai identitas pada penjumlahan,

(39)

Contoh 2.2.

Sifat identitas penjumlahan pada bilangan bulat dalam

kalimat matematika dinyatakan sebagai berikut.

c. Sifat komutatif

Penjumlahan dua bilangan bulat selalu diperoleh hasil yang

sama walaupun kedua bilangan tersebut ditukar posisinya.

Jika dan bilangan bulat, maka :

Contoh 2.3.

Sifat komutatif penjumlahan pada bilangan bulat dalam

kalimat matematika dinyatakan sebagai berikut.

d. Sifat assosiatif

Jika , , dan bilangan bulat, maka :

Contoh 2.4.

( )

(40)

Sifat asosiatif penjumlahan pada bilangan bulat dalam

kalimat matematika dinyatakan sebagai berikut.

e. Invers penjumlahan

Setiap bilangan bulat memiliki bilangan tunggal yakni

– , yang jika dijumlahkan menghasilkan identitas .

,

a disebut sebagai invers aditif dari a.

Dalam kalimat matematika, sifat invers penjumlahan pada bilangan

bulat dapat dinyatakan sebagai berikut.

Sifat invers menyatakan bahwa setiap bilangan bulat

dijumlahkan dengan lawannya akan menghasilkan nol. Sifat ini

melahirkan teorema yang disebut additive cancelation, yaitu

menghilangkan penjumlah yang sama.

Teorema 2.1 (Purnomo, 2014)

Jika , , dan sembarang bilangan bulat. Jika ,

maka

Bukti :

Sifat kesamaan penjumlahan

(41)

Sifat invers penjumlahan

Sifat identitas penjumlahan

Setiap bilangan bulat memiliki lawan atau invers, contoh

berlawanan dengan 3. Sehingga dapat ditulis .

Teorema 2.2 (Purnomo, 2014)

Jika sembarang bilangan bulat, maka

Secara umum, jika dan bilangan-bilangan cacah, maka

dalam penjumlahan bilangan bulat berlaku sifat-sifat sebagai berikut

Soewito dkk (1993).

a.

Bukti :

Invers dari adalah , maka :

Dijumlahkan dengan invers

= Sifat komutatif penjumlahan

= Sifat asosiatif penjumlahan

= Sifat asosiatif penjumlahan

= ] Sifat invers penjumlahan

= Sifat identitas penjumlahan

Sifat invers penjumlahan

jadi, . Berarti, invers

penjumlahan dari Karena invers penjumlahan tunggal,

(42)

b. Jika , maka

maka bilangan asli, akan dibuktikan

Bukti :

Sifat komutatif penjumlahan

Sifat asosiatif penjumlahan

Sifat invers penjumlahan

Sifat identitas penjumlahan

c. Jika , maka

, maka atau

Akan dibuktikan

Bukti :

Sifat komutatif penjumlahan

Sifat asosiatif penjumlahan

Sifat invers penjumlahan

Sifat identitas penjumlahan

(43)

Terbukti

3. Pengurangan bilangan bulat

Operasi pengurangan adalah aturan mencari selisih suatu

bilangan dengan bilangan lainnya, dilambangkan dengan simbol “ “.

Definisi pengurangan menurut Soewito dkk (1993) yaitu: untuk dan

bilangan bulat selisih atau pengurangan dari (ditulis )

adalah bilangan bulat r jika dan hanya jika .

Contoh 2.5.

( , sebab

Dengan definisi jika dan hanya jika ,

untuk bilangan bulat, selalu ada bilangan bulat yang tunggal

demikian sehingga dan dapat ditulis sebagai .

D. Tes Diagnostik

Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, ditanggapi

untuk mengetahui sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran

yang telah disampaikan (Jihad & Haris, 2013:157).

Tujuan tes menurut Jihad dan Haris (2013) yaitu :

1. Mengetahui tingkat kemampuan peserta didik

2. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik

3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik

4. Mengetahui hasil penggajaran

5. Mengetahui hasil belajar

(44)

7. Mendorong peserta didik belajar

8. Mendorong guru agar mengajar yang lebih baik

Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesuliatan belajar yang

dihadapi peserta didik , termasuk kesalahan konsep. Hasil tes diagnostik

memberikan informasi tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan

yang telah dipahami. Tes diagnostik dalam penelitian ini berguna untuk

mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam

menyelesaikan soal cerita pada operasi hitung penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat.

Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama (Depdiknas, 2007), yaitu:

1. Mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa,

2. Merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai

masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi

Tes diagnostik memiliki karakteristik (Depdiknas, 2007) : (a)

dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan

respons yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik, (b)

dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau

kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit)

siswa, (c) menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian

atau jawaban singkat), sehingga mampu menangkap informasi secara

lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga mengunakan bentuk selected

response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan

(45)

tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya, dan (d)

disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan

(penyakit) yang teridentifikasi.

Berikut ini garis besar langkah-langkah pengembangan tes diagnostik

berangkat dari kompetensi dasar yang bermasalah (Depdiknas, 2007).

1. Mengidentifikasi kompetensi dasar yang belum tercapai

ketuntasannya.

Untuk mengetahui tercapainya suatu kompetensi dasar dapat

dilihat dari munculnya sejumlah indikator, karena itu bila suatu

kompetensi dasar tidak tercapai, perlu didiagnosis indikator-indikator

mana saja yang tidak mampu dimunculkan. Mungkin saja masalah

hanya terjadi pada indikator-indikator tertentu, maka cukup pada

indikator-indikator itu saja disusun tes diagnostik yang sesuai.

2. Menentukan kemungkinan sumber masalah

Setelah kompetensi dasar atau indikator yang bermasalah

teridentifikasi, mulai ditemukan (dilokalisasi) kemungkinan sumber

masalahnya. Dalam pembelajaran sains, terdapat tiga sumber utama

yang sering menimbulkan masalah, yaitu: a) tidak terpenuhinya

kemampuan prasyarat; b) terjadinya miskonsepsi; dan c) rendahnya

kemampuan memecahkan masalah (problem solving).

3. Menentukan bentuk dan jumlah soal yang sesuai

Ketika seorang guru ingin menemukan masalah yang dialami

(46)

butir-butir tes diagnostik yang sesuai. Butir tes tersebut dapat berupa tes

pilihan, esai (uraian), maupun kinerja (performa) sesuai dengan

sumber masalah yang diduga dan pada dimensi mana masalah tersebut

terjadi.

4. Menyusun kisi-kisi soal

Sebelum menulis butir soal dalam tes diagnostik harus disusun

terlebih dahulu kisi-kisinya. Kisi-kisi tersebut setidaknya memuat: a)

kompetensi dasar beserta indikator yang diduga bermasalah; b) materi

pokok yang terkait; c) dugaan sumber masalah; d) bentuk dan jumlah

soal; dan e) indikator soal.

5. Menulis soal

Jawaban atau respons yang diberikan oleh siswa harus

memberikan informasi yang cukup untuk menduga masalah atau

kesulitan yang dialaminya (memiliki fungsi diagnosis). Pada soal

uraian, logika berpikir siswa dapat diketahui guru dari jawaban yang ia

tulis, tetapi pada soal pilihan. Karena itu siswa perlu menyertakan

alasan atau penjelasan ketika memilih option (alternatif jawaban)

tertentu.

6. Mereviu soal

Butir soal yang baik tentu memenuhi validitas isi, untuk itu

soal yang telah ditulis harus divalidasi oleh seorang pakar di bidang

tersebut. Bila soal yang telah ditulis oleh guru tidak memungkinkan

(47)

guru-guru sejenis atau setidaknya oleh guru-guru mapel serumpun

dalam satu sekolah.

7. Menyusun kriteria penilaian

Jawaban atau respon yang diberikan oleh siswa terhadap soal

tes diagnostik tentu bervariasi, karena itu untuk memberikan penilaian

yang adil dan interpretasi diagnosis yang akurat harus disusun suatu

kriteria penilaian. Kriteria penilaian memuat rentang skor yang

menggambarkan pada rentang berapa saja siswa didiagnosis sebagai

mastery (tuntas) yaitu sudah menguasai kompetensi dasar atau belum

mastery yaitu belum menguasai kompetensi dasar tertentu, atau berupa

rambu-rambu bahwa dengan jumlah type error (jenis kesalahan)

tertentu siswa yang bersangkutan dinyatakan bermasalah sehingga

harus diberikan perlakuan yang sesuai.

E. Kerangka Berpikir

Kurangnya penguasaan terhadap bahan pelajaran matematika

(penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat) yang harus dikuasai

merupakan salah satu faktor kesulitan belajar yang berasal dari diri siswa.

Meskipun di sekolah dasar siswa sudah belajar tentang operasi

penjumlahan dan pengurangan, tetapi tidak menutup kemungkinan ada

siswa sekolah menengah pertama (SMP) yang masih kesulitan dalam

menjumlahkann atau mengurangkan bilangan bulat.

Kesalahan-kesalahan siswa dalam topik penjumlahan dan

(48)

jika dibiarkan siswa tidak akan mengetahui letak kesalahan yang dibuatnya

dan kemungkinan besar akan mengulangi kesalahan yang telah dibuat.

Untuk itu, setelah siswa selesai mempelajari materi penjumlahan dan

pengurangan pada bilangan bulat perlu diberikan tes diagnostik agar guru

maupun siswa dapat mengetahui dimana letak kesalahan siswa sehingga

siswa dapat memperbaiki kesalahan tersebut dan guru dapat

(49)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Menurut Herdiansyah (2010 : 9)

penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan

untuk memahami suatu fenomena tentang apa yang dialami subyek

penelitian, misalnya pelaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain

sebagainya. Jenis penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan

kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan

soal-soal pada materi bilangan bulat.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah siswa SMP Joannes Bosco

Yogyakarta pada tahun ajaran 2015/2016 kelas VII D sebanyak

25 siswa yang terdiri dari 6 siswa perempuan dan 19 siswa

laki-laki.

2. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah kesalahan siswa dan faktor

penyebab kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal pada

(50)

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian di sekolah dilakasanakan di SMP Joannes Bosco

Yogyakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 bulan

Juli-Oktober 2015, sedangkan proses persiapan sampai dengan

pengolahan data dilaksanakan pada bulan Februari 2015-Februari

2016.

D. Data Penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data hasil

tes diagnostik, data hasil observasi, dan data hasil wawancara

terhadap siswa.

E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

metode tes, observasi, dan wawancara.

a. Tes

Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus

dijawab, ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan

oleh seseorang yang dites. Tes digunakan untuk mengetahui

sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang

telah disampaikan meliputi aspek pengetahuan dan

keterampilan (Jihad & Haris, 2013: 67). Tes dalam

(51)

yang dilakukan siswa pada pokok bahasan penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat.

b. Observasi

Sugiyono (2010) mengemukakan, observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

Teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan

untuk meneliti aktivitas siswa di kelas pada saat

pembelajaran mengenai materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat yang bertujuan untuk

mengetahui faktor-faktor penyebab siswa melakukan

kesalahan.

c. Wawancara

Wawancara pada penelitian kualitatif ini

menggunakan bentuk wawancara tidak terstruktur.

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya, pedoman wawancara yang

digunakan berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan (Sugiyono, 2010:197). Setelah tes diagnostik

diberikan kepada siswa nilai tes diagnostik kemudian

(52)

menjadi 3 kelompok yaitu siswa dengan nilai tinggi,

sedang, dan rendah. Dari kelompok nilai tinggi dan sedang

peneliti memilih masing-masing 3 siswa untuk

diwawancarai, sedangkan dari kelompok nilai rendah

dipilih 4 orang untuk diwawancarai. Wawancara digunakan

untuk mengethui faktor-faktor penyebab siswa melakukan

kesalahan pada pokok bahasan penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat.

2. Instrumen pengumpulan data

a. Soal tes

Untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan

siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat digunakan

instrumen penelitian berupa tes uraian. Soal tes diambil

berdasarkan pada indikator yang ingin dicapai pada materi

bilangan bulat, soal tes uraian berjumlah 7 soal. Berikut ini

(53)

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes

b. Lembar observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah observasi nonpartisipan di mana peneliti hanya

mengamati aktivitas belajar mengajar di dalam kelas tanpa

(54)

Tabel 3.2 Lembar Observasi

No Kegiatan yang diamati Ya Tidak Keterangan 1 Guru mengkondisikan kelas

sebelum pembelajaran dilaksanakan

2 Guru melakukan apersepsi

3 Guru memotivasi siswa

4 Guru melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

5 Guru sering bertanya kepada siswa

6 Siswa aktif bertanya kepada guru/teman saat mengalami kesulitan

7 Siswa mengemukakan pendapat saat diskusi/pembelajaran

berlangsung

8 Guru memberikan latihan/tugas sesuai dengan indikator/tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

9 Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan

c. Pedoman wawancara

Wawancara yang digunakan adalah wawancara

tidak terstruktur. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

berupa garis besar permasalahan. Garis besar permasalahan

(55)

digunakan siswa untuk memperoleh jawabannya, dan

kesulitan apa yang dialami siswa dalam menjawab soal.

Siswa yang di wawancarai adalah siswa yang

mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan yang telah

di tetapkan sekolah.

Berikut ini kisi- kisi wawancara yang digunakan :

Indikator soal :

1. Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan

bilangan bulat

Pertanyaan :

a. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal ini?

b. Bagaimana cara kamu mengerjakannya?

c. Mengapa kamu menjawab seperti itu?

d. Apakah menurutmu jawaban tersebut sudah benar?

2. Siswa dapat melakukan operasi hitung pengurangan

bilangan bulat

Pertanyaan :

a. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal ini?

b. Bagaimana cara kamu mengerjakannya?

c. Mengapa kamu menjawab seperti itu?

(56)

3. Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat secara bersamaan

Pertanyaan :

a. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal tersebut?

b. Bagaimana cara kamu mengerjakan soal?

Bagian mana yang harus dikerjakan terlebih

dahulu?

c. Mengapa kamu menjawab seperti itu?

d. Apakah menurutmu jawaban tersebut sudah

benar?

4. Siswa dapat Menggunakan sifat-sifat operasi hitung

penjumlahan dan dan pengurangan bilangan bulat

dalam pemecahan masalah

Pertanyaan :

a. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal tersebut?

b. Apa yang diketahui dari soal?

c. Apa yang ditanyakan dalam soal?

Untuk soal no 4 dan 6

 Bagaimana kamu menggambarkan

permasalahan dari apa yang telah kamu

(57)

 Bagaimana cara kamu menjawab apa

yang ditanyakan dengan gambar yang

kamu buat?

d. Bagaimana cara kamu mengerjakan soal?

Mengubah kedalam bentuk matematikanya?

e. Mengapa kamu menjawab/menggambar seperti

itu?

f. Apakah gambar/ jawabanmu tersebut sudah

benar?

d. Tingkat kesukaran soal, validitas dan reliabilitas instrumen

penelitian

1. Tingkat kesukaran soal

Kriteria soal yang baik adalah soal yang tidak

terlalu mudah dan tidak terlalu sukar (Arikunto, 1990 :

209). Sukar atau mudahnya soal ditunjukkan dengan

indeks kesukaran (difficulty index). Tingkat kesukaran

(TK) masing-masing butir soal dihitung dengan

menggunakan rumus (Jihad & Haris, 2013:183) :

Keterangan :

TK = Tingkat kesukaran

SA = Jumlah skor kelompok atas

(58)

n = Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah

maks = skor maksimal soal yang bersangkutan

Kriteria interpretasi menurut sudjana (dalam Jihad

& Haris, 2013:183) :

TK Tingkat Kesukaran

0,00-0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

0,71-1,00 Mudah

2. Validitas

Sebelum soal tes diberikan kepada siswa harus diuji

coba terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan pengujian

validitas. Validitas dilakukan untuk menentukan

kesesuian antara soal dengan materi yang telah

diajarkan dengan tujuan yang ingin diukur.

Pada penelitian ini,validitas dilakukan dengan

meminta pertimbangan dari pakar/ahli dalam bidang

matematika yaitu guru bidang studi dan dosen

pembimbing untuk memvalidasi soal tes yang akan

diberikan kepada siswa, kemudian soal juga akan diuji

cobakan terlebih dahulu.

Dalam menentukan tingkat validitas butir soal

digunakan korelasi product moment pearson dengan

(59)

dengan skor total yang didapat (Jihad & Haris, 2013 :

180)

Rumus yang digunakan :

Keterangan

= Koefisien korelasi antara variable X dan Y

N = Banyaknya peserta tes

X = Nilai hasil uji coba

Y = Nilai rata-rata harian

Interpretasi nilai koefisien korelasi sebagai

berikut :

: sangat tinggi

: tinggi

: cukup

: rendah

: sangat rendah

3. Reliabilitas

Reliabilitas soal merupakan ukuran yang

menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan soal

tes (Jihad & Haris, 2013 : 180-181). Perhitungan yang

digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas soal

(60)

[ ] [ ]

Keterangan :

n = banyaknya butir soal

= jumlah varians skor tiap item

= variansi skor soal

Untuk mencari variansi digunakan rumus :

Intrepretasi nilai mengacu pada pendapat

Guilford:

: sangat rendah

: rendah

: cukup

: tinggi

: sangat tinggi

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis data hasil tes diagnostik

Analisis data hasil tes diagnostik diperoleh dengan cara

mengoreksi data hasil jawaban tertulis siswa yang terdapat

pada lembar jawaban siswa untuk mengetahui jenis-jenis

(61)

2. Analisis data hasil observasi

Faktor penyebab kesalahan diperoleh dengan cara

menganalisis data hasil observasi pada saat proses

pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat berlangsung untuk mengetahui faktor penyebab siswa

melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal tes diagnostik.

3. Analisis data hasil wawancara

Analisis data wawancara diperoleh dengan menganalisis

hasil wawancara siswa. siswa diwawancarai berdasarkan

jawaban yang dituliskan siswa pada lembar jawaban yaitu

tentang bagaimana siswa memperoleh hasil jawaban selain itu

didasarkan pula pada kesalahan yang telah ditemukan peneliti

saat mengoreksi jawaban siswa untuk mengetahui lebih jelas

jenis-jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dan faktor

penyebab siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal

tes. Saat wawancara belangsung peneliti menggunakan alat

perekam berupa handphone untuk merekam hasil wawancara.

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan 1. Tahap persiapan

a. Membuat surat ijin penelitian dari kampus.

b. Menyerahkan surat ijin penelitian ke SMP Joannes Bosco

Yogyakarta.

(62)

d. Menyesuaikan jadwal pengambilan data dengan pihak

sekolah.

2. Tahap observasi

Observasi dilaksanakan untuk mengetahui dan memahami

kondisi siswa, guru, maupun kelas yang akan digunakan untuk

penelitian. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran materi

penjumlahan dan pengurangan, observasi tersebut bertujuan

untuk mengetahui faktor-faktor penyebab siswa mengalami

kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

3. Tahap pengambilan data

a. Melakukan uji coba instrument penelitian.

Uji coba instrument penelitian dilaksanakan untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas soal tes.

b. Melakukan tes penguasaan dan analisis kesalahan siswa.

c. Menganalisis hasil jawaban siswa.

d. Mewawancarai siswa yang mendapatkan nilai dibawah

(63)

H. Data Hasil Uji Coba

Tabel 3.3 Data Hasil Uji Coba

Nama Siswa

Skor Butir

Skor total

Nilai 1a 1b 1c 1d 1e 1f 1g 2 3 4 5 6 7 8

S1 4 4 4 4 3 1 1 1 4 7 4 7 7 2 53 60.23

S2 2 1 1 4 3 1 1 2 4 5 8 9 8 8 57 64.77

S3 4 1 4 4 1 1 1 1 4 9 6 2 3 2 43 48.86

S4 2 1 4 3 6 2 1 1 4 2 2 7 1 8 44 50.00

S5 4 4 4 4 2 6 6 6 6 9 8 9 6 8 82 93.18

S6 4 4 4 4 4 6 6 3 6 5 6 7 3 4 66 75.00

S7 4 4 4 4 3 1 1 1 6 5 8 7 2 1 51 57.95

S8 4 4 4 4 3 2 2 1 4 5 8 2 1 2 46 52.27

S9 4 4 4 4 6 3 6 2 4 7 6 2 4 2 58 65.91

S10 4 2 4 4 1 1 2 1 4 5 8 8 8 2 54 61.36

S11 1 1 4 4 3 1 2 1 4 9 6 2 1 2 41 46.59

S12 4 4 4 1 6 2 2 1 4 9 6 9 8 4 64 72.73

S13 4 4 4 4 6 6 6 1 4 9 6 7 5 3 69 78.41

S14 1 1 1 2 1 1 1 2 4 7 8 7 4 8 48 54.55

S15 4 4 4 4 2 1 1 1 4 7 1 8 8 3 52 59.09

(64)

I. Analisis Data Hasil Uji Coba 1. Tingkat kesukaran soal uji coba

Berikut ini hasil perhitungan tingkat kesukaran soal uji coba.

Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba No soal Tingkat

kesukaran

keterangan

1a 0,84 Mudah

1b 0,734 Mudah 1c 0,906 Mudah 1d 0,906 Mudah 1e 0,66 Sedang 1f 0,48 Sedang 1g 0,4 Sedang

2 0,2 Sukar 3 0,8 Mudah 4 0,7 Mudah 5 0,77 Mudah 6 0,69 Sedang 7 0,6 Sedang 8 0,5 Sedang

2. Validitas dan reliabilitas soal

Setelah soal ujicoba tes diagnostik diberikan kepada siswa

yang telah terlebih dahulu memepelajari materi penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat, hasil tes uji coba tersebut

dianalisis peneliti untuk mengetahui validitas dan reliabilitas

(65)

Berikut ini tabel hasil perhitungan validitas soal uji coba :

Tabel 3.5 Validitas Soal Uji Coba

No soal rhitung rtabel keterangan kriteria

1a 0.468

0.497

Tidak valid cukup 1b 0.596 Valid cukup 1c 0.122 Tidak valid Sangat

rendah 1d 0.029 Tidak valid Sangat rendah 1e 0.215 Tidak valid Sangat rendah 1f 0.790 Valid Tinggi 1g 0.729 Valid Tinggi 2 0.725 Valid Tinggi 3 0.574 Valid Tinggi 4 0.315 Tidak valid Rendah 5 0.277 Tidak valid Rendah 6 0.542 Valid Cukup 7 0.512 Valid Cukup 8 0.202 Tidak valid Sangat rendah

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 7 soal yang tidak valid

yaitu soal no 1a, 1c, 1d, 1e, 4, 5, dan 8, 7 soal yang valid yaitu

soal no 1b, 1f, 1g, 2, 3, 6, dan 7. Perhitungan reliabilitas

menggunakan SPSS diperoleh nilai alpha = 0.732 yang berarti

tingkat reliabilitas tinggi, maka soal layak untuk digunakan.

Beberapa soal-soal yang tidak valid direvisi dengan

berkonsultasi dengan dosen pembimbing agar soal tetap dapat

(66)

Berikut ini soal-soal yang tidak valid beserta perubahannya :

Tabel 3.5 Perubahan Soal Yang Tidak Valid No

soal

Soal tidak valid Perbaikan soal

1a

1c

1d

4 Sebuah mobil berjalan dari Solo menuju Jogja, jarak yang harus ditempuh mobil tersebut adalah 62 km. Setelah menempuh jarak sejauh 35 km mobil berhenti untuk mengisi bahan bakar. Gambarkanlah situasi tersebut dan hitunglah berapa jarak yang harus di tempuh bis tersebut untuk sampai di kota Solo?

Gambar

Gambar 2.1 himpunan bilangan bulat
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes
Tabel 3.2 Lembar Observasi
Tabel 3.3 Data Hasil Uji Coba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Guna menyelesaikan Studi pada Program Diploma III. PROGRAM

Pada titik B beban mencapai maksimum dan titik ini biasa disebut tegangan tarik maksimum atau kekuatan tarik bahan (  B ).. Pada titik ini terlihat jelas benda kerja

Hera Pradipta Putri, Dwisetia Puerwono (2013) dalam penelitian yang berjudul “Faktor Internal dan Faktor Eksternal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa

Judul Penelitian yang peneliti ambil yaitu: “MAKNA PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM FILM HOLLYWOOD (Studi Semiotika Roland Barthes pada Film Hollywood)”, yang dalam

Untuk Tahun 2014 dengan indikator Rasio Peningkatan Kemampuan tentang kebencanaan di daerah rawan bencana dengan target 65%, tercapai 66,67% perhitungan ini

Penambahan dari kriteria baru ini perlu dilakukan konfirmasi kepada masing–masing pengguna pada Rumah Sakit yang dijadikan obyek penelitian pada penjaringan opini kriteria tahap

mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh siklus plan do review

Setiap orang dan/atau badan hukum sebagai pemilik, pengelola atau penanggung jawab bangunan gedung yang melakukan pelanggaran atas kewajiban yang harus dipenuhi