• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) studi kasus di BUMN/BUMD koperasi primer anggota PKPRI kota Madiun.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) studi kasus di BUMN/BUMD koperasi primer anggota PKPRI kota Madiun."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

i

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,

JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)

Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Putri Marina Mustika Weny NIM : 112114033

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

ii

S k r i p s i

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,

JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)

Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun

Oleh:

Putri Marina Mustika Weny

NIM: 112114033

Telah Disetujui oleh:

Pembimbing I

(5)

iii

S k r i p s i

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,

JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)

Studi Kasus di BUMN/BUMD Kopersi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Putri Marina Mustika Weny

NIM: 112114033

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 29 Oktober 2015

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA ...

Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA ...

Anggota Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak. ...

Anggota Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA ...

Anggota Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA ...

Yogyakarta, 30 Oktober 2015 Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan

(6)

iv

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

“PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,

JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)

Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun”

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 29 Oktober 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 30 Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

(7)

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiwa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Putri Marina Mustika Weny

NIM : 112114033

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,

JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)

Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI

Kota Madiun”

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikan saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan

secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi

royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 30 Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat TuhanYang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc.,Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan

kepribadian kepada penulis.

2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

3. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA selaku Dosen Pembimbing

Akademik.

4. Drs. G. Anto Listianto, M.SA., Ak. selaku Pembimbing yang telah sabar

membimbing, memberi pengarahan, masukan, dan kritikan yang membangun

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini semaksimal mungkin.

5. Tri Prasetyo, selaku pempinan Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia

yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan segenap karyawan

Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia yang telah banyak membantu

dengan mencarikan data yang dibutuhkan.

6. Orangtua (Mama Weny dan Papa Fredy) serta adik (Windy Dwi P.) penulis

yang terkasih dalam Kristus, terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan

dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini.

7. Sahabat-sahabat di madiun (Christardhi Kurniawan, Agus kecut, Yoga,

Randi, Enggrit) dan Saviour Girls (Vita, Melinda, Ninda, Santi, Esther)

(9)

vii

memberikan semangat penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

8. Seluruh teman-teman satu bimbingan yang telah berkenan untuk membagi

semangat, dan dukungan di dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 30 Oktober 2015

(10)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

(11)

ix

3. Prinsip-Prinsip Pembagian Sisa Hasil Usaha ... 27

G. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ... 28

1. Pengaruh Jumlah Anggota Terhadap SHU ... 28

G. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 37

H. Teknik Analisis Data ... 39

1. Mengumpulkan Data ... 39

2. Menentukan Model Regresi Data Panel ... 40

3. Menentukan Metode Regresi Data Panel ... 41

(12)

x

5. Menganalisa Persamaan Regresi Data Panel ... 45

6. Menguji Koefisien Determinasi (R2) ... 46

7. Menguji Hipotesis ... 46

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI ... 49

A. Sejarah Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia ... 49

B. Struktur Organisasi Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kota Madiun ... 53

C. Bidang Usaha Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kota Madiun ... 57

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Pengumpulan Data ... 59

B. Penentuan Model Regresi Data Panel ... 61

C. Penentuan Metode Estimasi Regresi Data Panel ... 62

1. Pengujian Chow ... 62

2. Pengujian Hausman ... 62

D. Pengujian Asumsi Klasik dalam Regresi ... 63

1. Pengujian Normalitas Model Regresi ... 63

2. Pengujian Multikolinieritas ... 64

3. Pengujian Heteroskedastisitas ... 65

4. Pengujian Autokorelasi ... 65

2. Pengaruh Jumlah Simpanan terhadap SHU ... 71

3. Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap SHU ... 71

(13)

xi

5. Pengaruh Dominan antara Jumlah Anggota, Jumlah

Simpanan, Jumlah Pinjaman, dan Jumlah Modal Kerja

Terhadap SHU ... 73

BAB VI PENUTUP ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Keterbatasan Penelitian ... 74

C. Saran ... 75

(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Data Perkembangan SHU 5 tahun BUMN/BUMD Koperasi

Primer Anggota Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(PKPRI) ... 60

Tabel 5.2 Uji Chow (Uji F) ... 62

Tabel 5.3 Uji Hausman ... 63

Tabel 5.4 Uji Normalitas ... 64

Tabel 5.5 Uji Multikolinieritas ... 65

Tabel 5.6 Uji Heteroskedastisitas ... 66

Tabel 5.7 Uji Autokorelasi Model Summary ... 67

(15)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(16)

xiv

ABSTRAK

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,

JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)

Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota terhadap SHU, 2) Untuk mengetahui pengaruh jumlah simpanan terhadap SHU, 3) Untuk mengetahui pengaruh jumlah pinjaman terhadap SHU, 4) Untuk mengetahui pengaruh jumlah modal kerja terhadap SHU, 5) Untuk mengetahui yang berpengaruh paling dominan diantara jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan observasi. Teknik Analisis data dilakukan dengan metode regresi data panel.

(17)

xv

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF THE NUMBER OF MEMBER, MEMBER’S SAVINGS, THE LOAN AMOUNT AND THE NUMBER OF MEMBER’S

WORKING CAPITAL ON COOPERATIVE’S PROFITS

A Case Study at Cooperative’s of Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun

The purpose of this research were as follows: 1) to determine the influence of the number of member on cooperative‘s profits, 2) to determine the influence of member’s saving on cooperative’s profits, 3) to determine the influence the loan amount on cooperative’s profits, 4) to determine the influence of the number of member’s working capital on cooperative’s profits, 5) to determine the most dominant variable that influence cooperative’s profits.

This study was a case study. The data collection techniques were documentation and observation. The data analysis techniques was Pooled Regression Method.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan ekonomi masyarakat saat ini, koperasi terbukti masih

diperlukan terutama dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor usaha kecil

dan menengah. Menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 3, koperasi bertujuan

memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila

dan UUD 1945. Berdasarkan bunyi UU No. 25 tahun 1992 pasal 3 dapat

dikatakan bahwa tujuan khusus dari koperasi adalah mensejahterakan dan

memajukan ekonomi anggota.

Menurut Munkner (2011: 125), koperasi adalah organisasi yang bukan

mengejar keuntungan dari modal yang ditanamkan, koperasi adalah organisasi

yang bekerja dengan modal, namun bukan untuk modal, organisasi yang

mengenyampingkan modal sebagai sumber kekuasaan.

Sekalipun koperasi tidak mengejar keuntungan, koperasi diharapkan untuk

memperoleh keuntungan yang layak, sehingga koperasi mampu memperkuat dan

mengembangkan kemampuan usahanya. Koperasi tidak menggunakan istilah

keuntungan untuk menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima selama

(19)

penghasilan. Selisih tersebut dikenal sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU) atas dasar

besarnya jasa anggota yang diberikan kepada koperasi. Menurut Taman (2012),

dalam mencapai tujuan tersebut koperasi seringkali menghadapi kendala antara

lain: pertama, masalah yang muncul dari segi jumlah anggota. Pertumbuhan

jumlah anggota dalam koperasi berjalan sangat lambat. Hal ini disebabkan karena

kurangnya partisipasi anggota terhadap informasi dalam koperasi, sehingga

koperasi masih sangat kesulitan untuk berkembang. Kedua, masalah munculnya

dari segi simpanan. Terbatasnya modal yang ada dalam koperasi menyebabkan

sulitnya mengembangkan unit-unit usaha yang diharapkan mampu meningkatkan

kesejahteraan anggota. Ketiga, masalah dari pemberian pinjaman. Pemberian

pinjaman terbatas karena modal yang juga terbatas. Selain itu, pemanfaatan

modal yang kurang baik juga dapat menghambat peningkatan SHU koperasi.

Keempat, dari segi modal kerja yang kurang efisien. Modal kerja merupakan

modal yang selalu berputar dalam koperasi dan setiap perputaran akan

menghasilkan pendapatan bagi koperasi. Apabila modal kerja tidak efisien, maka

akan berdampak pada pendapatan yang akan diterima koperasi.

Keterlibatan anggota dalam kegiatan-kegiatan koperasi dan komitmen para

anggota terhadap koperasi akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup

koperasi. Anggota yang memiliki jasa besar dalam usaha koperasi akan

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, masalah dirumuskan

sebagai berikut :

1. Apakah jumlah anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)?

2. Apakah jumlah simpanan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)?

3. Apakah jumlah pinjaman berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)?

4. Apakah jumlah modal kerja berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)?

5. Diantara jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah

modal kerja manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap Sisa Hasil

Usaha (SHU)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota terhadap Sisa Hasil Usaha

(SHU).

2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah simpanan terhadap Sisa Hasil Usaha

(SHU).

3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha

(SHU).

4. Untuk mengetahui pengaruh jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha

(21)

5. Untuk mengetahui yang berpengaruh paling dominan diantara jumlah

anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal kerja

terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi Koperasi

Hasil penelitian dapat memberikan masukan dalam meningkatkan keaktifan

anggota, kontribusi modal serta meningkatkan modal kerja koperasi agar

tercapainya tujuan koperasi.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang koperasi dan dapat

mengaplikasikan teori selama di bangku kuliah dan dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian dapat diharapkan menambah pengetahuan dan menambah

referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma tentang koperasi.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

(22)

Bab II Landasan Teori

Bab ini menjelaskan teori-teori yang menjadi dasar pengolahan data

yaitu: pengertian koperasi, anggota, simpanan, pinjaman, modal kerja,

sisa hasil usaha, kerangka berpikir, dan tinjauan penelitan sebelumnya.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan jenis penelitian, tempat penelitian, subjek dan

objek penelitian, data pokok yang diperlukan, variabel dan pengukuran

teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Koperasi

Bab ini menguraikan mengenai perkembangan koperasi, dan laporan

keuangan koperasi mengenai gambaran umum koperasi

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menyajikan analisis data untuk menentukan apakah ada

pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan

jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU), dan manakah

variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap SHU.

Bab VI Penutup

Bab terakhir dalam penulisan skripsi menyajikan kesimpulan

berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, keterbatas penelitian,

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Koperasi adalah Cooperation atau Cooperative yang berarti

bekerjasama. Maksud dari kerjasama disini adalah ikut serta beberapa orang

untuk bekerja sendiri-sendiri dengan maksud tujuan yang sukar dicapai

apabila mereka bekerja sendiri-sendiri. Koperasi secara etimologis terdiri

dari dua suku kata yaitu Co dan Operation yang artinyakerjasama dalam

mencapai suatu tujuan (H.Budi, 2005: 1)

Sebagai ilustrasi, untuk memberikan wawasan yang luas menyangkut

definisi badan usaha koperasi Abrahamson (1975: 2-5), menyatakan bahwa:

”Badan usaha koperasi dimiliki oleh anggota, yang merupakan pemakai jasa(users). Fakta ini membedakan koperasi dari badan usaha (perusahaan) bentuk lain yang pemiliknya, pada dasarnya adalah para penanam modalnya (investor).”

Dari definisi ini, Abrahamson menarik kesimpulan penting :

“Fakta bahwa orang-orang membentuk koperasi ialah untuk memenuhi kebutuhannya akan pelayanan, yang sebagian besar dinyatakan dalam tujuan-tujuannya, bagaimana koperasi itu diawasi, dibiayai, dan dioperasikan serta bagaimana Sisa Hasil Usaha (SHU) didistribusikan.Tingkat keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuan-tujuannya, menjelaskan alasan keunggulan koperasi bagi anggota pengguna jasa (member-user) untuk menjadi pelanggannya, daripada menjadi pemilik perusahaan yang berorientasi pada penanaman modal.” (Abrahamson, 1976 :4)

(24)

Koperasi merupakan badan usaha yang khas karena koperasi berfungsi

sebagai wahana untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi secara

bersama-sama. Koperasi merupakan gerakan bersama untuk menolong diri

sendiri dan bertumpu pada kekuatan bersama. Meskipun demikian, gerakan

koperasi tidak hanya terbatas pada kegiatan ekonomi semata-mata (Harsoyo,

2006: 150).

M. Hatta menyatakan, “Koperasi adalah usaha bersama untuk

memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.

Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa

kepada kawan berdasarkan “seorang buat semua dan semua buat

seorang”.Koperasi pada umumnya lebih mengutamakan kemakmuran dari

anggota khususnya masyarakat, bukan kemakmuran dari perseorangan (Sitio

dan Haloman, 2001).

Menurut Munkner (2011: 125), koperasi adalah organisasi yang bukan

mengejar keuntungan dari modal yang ditanamkan, koperasi adalah

organisasi yang bekerja dengan modal, namun bukan untuk modal,

organisasi yang mengenyampingkan modal sebagai sumber kekuasaan.

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal (1), koperasi adalah

badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi

dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus

sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

(25)

adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan

sumber daya ekonomi para anggota atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan

kaidah ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya

dan masyarakat daerah pada umumnya.

Menurut International Cooperative Alliance (ICA), koperasi adalah

kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan

sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan ekonomi

anggotanya dengan jalan berusaha bersama dengan saling membantu antara

satu dengan lainnya dengan cara membatasi keuntungan, usaha tersebut

harus didasarkan prinsip-prinsip koperasi (Suwandi, 1985: 12).

2. Tujuan Koperasi

Koperasi sebagai organisasi ekonomi dan sosial harus tunduk pada

hukum, hukum ekonomi dan efisiensi serta perlu mengutamakan

peningkatan kualitas masyarakat. Oleh karena itu perlu diingat bahwa

koperasi mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan utama dan tujuan antara.

Tujuan antara adalah tujuan ekonomis dan tujuan utama adalah peningkatan

kualitas hidup masyarakat baik anggota koperasi maupun masyarakat

lingkungan kerja koperasi tersebut (Harsoyo, 2006: 38).

Menurut Munkner (2011: 26) tujuan khusus dari koperasi yaitu untuk

mensejahterakan masyarakat/ memajukan kepentingan ekonomi para

anggotanya (promosi anggota) merupakan ciri utama yang karakteristik dari

(26)

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian

bagiankeduapasal (3), koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun

tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang

maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945.

3. Fungsi Koperasi

Sebagai badan usaha, koperasi memiliki fungsi dan peran sebagai

berikut (Baswir, 1997: 79-80):

1. Menumbuhkan motif berusaha yang lebih berperikemanusiaan.

2. Mengembangkan metode pembagian sisa hasil usaha yang lebih adil.

3. Memerangi monopoli dan bentuk-bentuk konsentrasi modal lainnya.

4. Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah.

5. Meningkatkan penghasilan angota-anggotanya.

6. Mendorong terwujudnya suatu tatanan sosial yang manusiawi, yang

tidak dibangun atas hubungan-hubungan kebendaan melainkan atas rasa

persaudaraan dan kekeluargaan.

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal (4), fungsi dan

peran koperasi adalah :

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya serta masyarakat pada umumnya untuk

(27)

b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional koperasi dengan soko gurunya.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

4. Prinsip Koperasi

Menurut Kongres AKI (Aliansi Koperasi Internasional), “Prinsip-prinsip

koperasi adalah pedoman-pedoman yang menuntun koperasi-koperasi

menerapkan nilai-nilai dalam praktek kehidupannya”. Kongres AKI (Aliansi

Koperasi Internasional) menetapkan tujuh prisip koperasi yang diterima

secara umum, yaitu (Munker, 2011: 180-184):

a. Keanggotaan secara sukarela dan terbuka.

Koperasi adalah organisasi sukarela, terbuka untuk semua

orang yang mampu memanfaatkan pelayanan-pelayanannya dan

bersedia menerima tanggungjawab keanggotaannya, tanpa diskriminasi

gender, sosial, ras, politik atau religius.

b. Pengawasan oleh anggota secara demokratis.

Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh para

anggotanya, yang berpartisipasi secara aktif dalam menetapkan

(28)

menjabat sebagai wakil-wakil terpilih bertanggungjawab kepada

anggota. Pada koperasi-koperasi primer para anggota memiliki hak

suara yang sama(satu anggota, satu suara) dan koperasi-koperasi pada

tingkat lain diorganisasikan juga secara demokratis.

c. Partisipasi ekonomi para anggota.

Para anggota memberikan kontribusi yangsama terhadapmodal

koperasi dan mengawasinya secara demokratis. Para anggota membagi

kelebihan-kelebihan hasil usaha untuk tujuan-tujuan berikut:

mengembangkan perusahaan koperasi, dengan membentuk cadangan,

sekurang-kurangnya sebagian daripadanya tidak dibagikan, memberi

manfaat kepada para anggota sebanding dengan transaksi-transaksi yang

dilakukannya dengan koperasi, dan mendukung kegiatan-kegiatan lain

yang disetujui oleh anggota.

d. Otonomi dan independensi.

Koperasi adalah organisasi otonom yang diawasi oleh para

anggotanya untuk menolong dirinya sendiri. Jika koperasi-koperasi itu

menjalin hubungan dengan organisasi-organisasi lain, termasuk

pemerintah, atau memupuk modal dari sumber-sumber dana ekstern,

maka hal itu dilakukan dengan ketentuan menjamin pengawasan secara

demokratis oleh para anggotanya dan menjaga otonomi koperasi.

(29)

Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi

para anggotanya, wakil-wakil terpilih, manajer dan karyawan sehingga

mereka dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan koperasinya

secara efektif.Mereka menginformasikan masyarakat luas terutama

orang muda dan pemimpin-pemimpin masyarakat mengenai hakikat dan

manfaat kerjasama.

f. Kerjasama antar koperasi

Koperasi melayani anggotanya sangat efektif dan memperkuat

gerakan koperasi melalui kerjasama koperasi tingkat lokal, nasional,

kawasan dan internasional.

g. Kepedulian terhadap masyarakat

Koperasi bekerja untuk kepentingan pembangunan masyarakat

secara berkelanjutan melalui kebijakan yang disetujui oleh para

anggotanya.

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 5, koperasi

melaksanakan Prinsip koperasi yang meliputi :

a. Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka.

b. Pengelolaan dilakukansecara demokratis.

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

(30)

f. Pendidikan perkoperasian.

g. Kerja sama antar koperasi.

Prinsip koperasi menjadi sumber inspirasi dan menjiwai secara

keseluruhan organisasi dan kegiatan usahanya koperasi sesuai dengan

maksud dan tujuan pendiriannya.

5. Jenis Koperasi

Jenis koperasi yang dikemukakan Anoraga (1993: 18) yang dikutip oleh

Ferline, dkk (2013), dalam buku “Dinamika Koperasi”, dibagi menjadi 5

jenis yaitu :

a. Koperasi Konsumsi

Barang konsumsi adalah barang kebutuhan sehari-hari,

misalnya barang pangan, barang sandang dan barang pembantu

keperluan sehari-hari. Tujuan koperasi adalah agar para anggotanya

dapat membeli barang-barang dengan mutu yang baik dan harga yang

layak.

b. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi menerima simpanan-simpanan dan deposito dari para

anggotanya serta memberikan pinjaman bagi anggotanya yang sama.

c. Koperasi Produksi

Koperasi produksi sebagai suatu badan usaha yang dimiliki

(31)

d. Koperasi Jasa

Koperasi jasa diorganisir untuk dapat melayani para

anggotanya dengan pelayanan yang lebih meningkat, seperti asuransi,

kredit, telepon, dan lain-lain.

e. Koperasi Serba Usaha

Koperasi serba usaha yaitu koperasi yang menyelenggarakan

usaha lebih dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentingan

ekonomi para anggotanya.

B. Jumlah Anggota

1. Pengertian Anggota Koperasi

Koperasi dapat berkembang apabila badan usaha koperasi memiliki

kesadaran anggota untuk berkoperasi yang tinggi. Tanpa adanya anggota,

koperasi akan sulit berkembang dalam kegiatan usaha. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ropke (2000: 45):

“Tanpa partisipasi anggota, kemungkinan atas rendahnya atau menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi akan lebih besar.”

Menurut Baswir (2012) yang dikutip oleh Bayu, dkk (2014), anggota

koperasi adalah individu-individu yang menjadi bagian dari koperasi

tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Sebagai anggota

koperasi wajib membayar sejumlah uang untuk simpanan pokok dan

(32)

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 17 ayat (1)

menyatakan bahwa anggota koperasi merupakan pemilik dan sekaligus

pengguna jasa koperasi. Disini dapat disimpulkan bahwa anggota dapat

memiliki dan memanfaatkan ekonomi yang disediakan dan sesuai dengan

modal yang disetor anggota ke koperasi. Sehingga koperasi dapat dikatakan

berkembang tidaknya ditentukan dari para anggotanya.

2. Hak dan Kewajiban Anggota Koperasi

Kewajiban dari setiap anggota koperasi yang tercantum dalam ketentuan

Undang-Undang No.25 tahun 1992 pasal 20 ayat (1), sebagai berikut :

a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta

keputusan yang telah disepakati dalam Rapat Anggota.

b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh

Koperasi.

c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas

kekeluargaan.

Adapun hak dari setiap anggota koperasi seperti yang tercantum dalam

Undang-Undang No.25 tahun 1992 pasal 20 ayat (2) yaitu:

a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat

Anggota.

b. Memilih dan/atau dipilih menjadi pengurus atau pengawas.

c. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam anggaran

(33)

d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat

anggota baik diminta atau tidak diminta.

e. Memanfaatkan koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama antara

sesama anggota.

f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut

ketentuan dalam anggaran dasar.

C. Jumlah Simpanan

1. Pengertian Simpanan

Menurut IAI (2009: 27-7), yang dikutip oleh Thamrin (2013),

simpanan anggota yang berkarakteristik sebagai ekuitas adalah sejumlah

tertentu dalam nilai uang yang diserahkan oleh anggota koperasi atas

kehendak sendiri sebagai simpanan dan dapat diambil sewaktu-waktu sesuai

perjanjian. Simpanan ini tidak menanggung resiko kerugian dan sifatnya

sementara karenanya diakui sebagai kewajiban.

Menurut Sitio dan Halomoan (2001: 84), jumlah simpanan yang ada

dalam koperasi bersumber dari modal sendiri yang terdiri dari:

1. Simpanan pokok

Simpanan pokok yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya,

yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi

(34)

2. Simpanan wajib

Simpanan wajib yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak

harus sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada

koperasi pada periode tertentu.

3. Dana cadangan

Dana cadangan yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari

penyisihan Sisa Hasil Usaha (SHU) dan dicadangkan untuk menutupi

kerugian koperasi bila diperlukan.

4. Donasi

Donasi yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu yang

disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada suatu ikatan atau kewajiban

untuk mengendalikannya

D. Pinjaman Koperasi

1. Pengertian Pinjaman

Menurut Winarno dan Ismaya (2003: 289), yang dikutip oleh Thamrin

(2013), pinjaman adalah pemberian sejumlah uang dari suatu pihak (lembaga

keuangan, seseorang atau perusahaan) kepada pihak lain (seseorang atau

perusahaan) yang mewajibkan pinjamannya untuk melunasi dalam jangka

waktu tertentu dengan jumlah bunga yang disepakati bersama.

Menurut Sitio dan Halomoan (2001: 85), pinjaman yang ada dalam

(35)

1. Anggota

Anggota yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota

koperasi yang bersangkutan.

2. Koperasi lainnya

Koperasi lainnya yaitu pinjaman dari koperasi lainnya dan/atau

anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerja sama antar koperasi.

3. Bank dan lembaga keuangan lainnya

Bank dan lembaga keuangan lainnya yaitu pinjaman dari bank dan

lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya

Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya yaitu dana yang

diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya

berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

5. Sumber lain yang sah

Sumber lain yang sah yaitu pinjaman yang diperoleh dari bukan

anggota yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum.

E. Modal Koperasi

1. Pengertian Modal

Dalam melaksanakan dan mengembangkan kegiatan usahanya, koperasi

(36)

dijalankan dan tidak tercapainya hasil yang diinginkan. Koperasi dapat

berjalan apabila memiliki modal yang memadai.

Prof. Meiji mengartikan modal sebagai kolektivitas dari barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet. Sedang yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan (Riyanto, 2013: 18).

Sementara itu pengertian tentang modal dijelaskan pula oleh Prof. Polak

yang mendefinisikan modal yang sebagai berikut :

Modal ialah sebagai kekuasaan untuk menggunakan barang-barang modal. Dengan demikian modal ialah terdapat di neraca sebelah kredit. Adapun yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah barang-barang yang ada dalam perusahaan yang belum digunakan, jadi yang terdapat di sebelah debit (Riyanto, 2013: 18).

Jadi modal yang terdapat disebelah debit dari neraca disebut modal

kongkrit dan yang tercatat pada neraca sebelah kredit disebut modal abstrak.

Apabila melihat neraca pada suatu perusahaan akan tampak dua gambaran

modal yaitu neraca dibagian debit menunjukkan modal menurut bentuknya,

sedangkan neraca yang dibagian kredit menunjukkan modal menurut sumber

atau asalnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa modal dalam perusahaan

maupun badan usaha koperasi adalah sama, yaitu modal yang digunakan

untuk menjalankan usahanya.

Menurut SAK ETAP (2013:71), modal pokok koperasi adalah simpanan

pokok anggota, mirip saham atas nama, tak dapat dipindahtangankan dan

dapat diambil kembali bila anggota keluar dari keanggotaan koperasi.

(37)

simpanan lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk

cadangan.

Modal koperasi yang tercantum pada Undang-Undang No.25 tahun

1992 pasal (41) terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Dimana

modal sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan,

dan hibah. Sedangkan modal pinjaman berasal dari anggota, koperasi lainnya

dan/atau anggotanya, bank dan lembaga, penerbitan obligasi dan surat

hutang lainnya, dan sumber lain yang sah..

2. Pengertian Modal Kerja

Koperasi sama halnya dengan perusahaan, sebagai badan usaha koperasi

tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan modal kerja. Dilihat dari sifatnya,

modal kerja akan berputar terus – menerus di dalam perusahaan. Modal kerja

atau kadang-kadang disebut juga modal kerja kotor, sebenarnya adalah aktiva

lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan dan harus selalu ada dalam

perusahaan. Seperti kas, piutang, persediaan dan surat berharga (Ambarwarti,

2010: 112).

Menurut Sitio dan Halomoan (2001:82), modal kerja adalah sejumlah

uang yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan atau yang dipergunakan

untuk membiayai operasional jangka pendek perusahaan, seperti pengadaan

bahan baku, tenaga kerja, pajak, biaya listrik, dan lain-lain. Ditinjau dari sudut

neraca, modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Aktiva

(38)

dicairkan menjadi uang kas, seperti deposito jangka pendek, piutang-piutang

dagang, persediaan barang, dan uang kas.

Menurut Gitosudarmo (1999), yang dikutip oleh Taman (2012), modal

kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk

menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode

tertentu.

Menurut Agnes Sawir (2005:129), yang dikutip oleh Rachmawaty (2013),

mengatakan bahwa “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang

dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus

tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”.

Menurut Sartono (2010:385), modal kerja diperlukan perusahaan untuk

membiayai kegiatan operasional perusahaan. Ada dua pengertian modal kerja,

yang pertama gross working capital, adalah keseluruhan aktiva lancar,

sementara pengertian net working capital adalah kelebihan aktiva lancar di

atas utang lancar. Rumus untuk net working capital sebagagi berikut:

3. Fungsi dan Peran Modal Kerja

Modal kerja harus cukup jumlahnya yang artinya harus mampu

membiayai pengeluaran-pengeluaran perusahaan sehari-hari, karena dengan

modal yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan untuk beroperasi

secara efisien dan koperasi tidak mengalami kesulitan keuangan. Menurut S.

(39)

Munawir (2004: 117), yang dikutip oleh Nurfarhana (2013), modal kerja yang

cukup akan memberikan beberapa keuntungan antara lain:

1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai

dari aktiva lancar.

2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat

pada waktunya.

3. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup

untuk melayani para anggotanya.

4. Memungkinkan bagi koperasi untuk memberikan syarat kredit yang lebih

menguntungkan bagi para anggota.

5. Memungkinkan bagi koperasi untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien

karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang

dibutuhkan.

Kegiatan usaha dapat dilakukan dengan lancar, apabila koperasi dapat

merencanakan kebutuhan modal kerjanya dengan efektif. Pengelolaan modal

kerja yang rendah akan merugikan serta dapat mengancam kelangsungan

hidup koperasi. Syahyunan (2003), yang dikutip oleh Rachmawaty (2013),

menyatakan bahwa kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan

laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahaan.

4. Jenis Modal Kerja

Menurut Ambarwarti (2010: 113), jenis-jenis modal kerja digolongkan

(40)

a. Modal kerja permanen, adalah modal kerja yang harus ada dalam

perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen berupa barang jadi.

Modal kerja permanen ini dibedakan menjadi :

1. Modal kerja primer, adalah modal kerja minimal yang harus dimiliki

perusahaan agar dapat terus beroperasi.

2. Modal kerja normal, adalah modal kerja yang harus ada dalam

perusahaan agar dapat beroperasi dalam kapasitas normal.

b. Modal kerja variabel, adalah modal kerja yang selalu berubah

proporsional dengan perubahan kapasitas produksi. Modal kerja ini terdiri

dari :

1. Modal kerja musiman, adalah modal kerja yang berubah sesuai

perubahan musim atau permintaan misalnya permintaan yang besar

pada waktu hari raya.

2. Modal kerja siklis, adalahmodal kerja yang berubah akibat fluktuasi

konjungtur.

3. Modal kerja darurat, adalah modal kerja yang berubah sesuai keadaan

(41)

Gambar 1. Mekanisme permodalan koperasi di Indonesia (Sitio dan

Halomoan, 2001:85)

F. Sisa Hasil Usaha (SHU)

1. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)

Menurut IAI (2004: 275) Sisa Hasil Usaha adalah penjumlahan dari

partisipasi neto dan laba atau rugi kotor dengan non anggota, ditambah atau

dikurangi dengan pendapatan dan beban lain serta beban perkoperasian pajak

penghasilan badan koperasi.

Undang-Undang No.25 tahun 1992 mengenai Sisa Hasil Usaha (SHU)

dalam pasal 45 mengatakan bahwa:

a. Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi merupakan pendapatan koperasi yang

diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan

kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

(42)

b. Sisa Hasil Usaha (SHU) setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan

kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh

masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk

keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi,

sesuai dengan keputusan rapat anggota.

c. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota.

2. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27) menyebutkan

bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) harus dilakukan pada akhir periode

pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain untuk koperasi diakui sebagai

kewajiban. Dalam hal pembagian tidak dapat dilakukan karena jenis dan

jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas dalam anggaran dasar atau

anggaran rumah tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota, maka Sisa

Hasil Usaha (SHU) tersebut dicatat sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU) belum

dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

Menurut Sitio dan Halomoan (2001:89), acuan dasar untuk membagi Sisa

Hasil Usaha (SHU) adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan

bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding

dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Dengan demikian, Sisa

Hasil Usaha (SHU) koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari dua

(43)

a. Sisa Hasil Usaha (SHU) atas jasa modal

Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik

ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima

dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan Sisa Hasil

Usaha (SHU) pada tahun buku yang bersangkutan.

b. Sisa Hasil Usaha (SHU) atas jasa usaha

Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai

pemakai atau pelanggan. Secara umum Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi

dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada anggaran dasar

atau anggaran rumah tangga koperasi sebagai berikut:

1. Cadangan koperasi

2. Jasa anggota

3. Dana pengurus

4. Dana karyawan

5. Dana pendidikan

6. Dana sosial

7. Dana untuk pembangunan lingkungan

Tentunya tidak semua kompenen di atas harus diadopsi koperasi dalam

membagi Sisa Hasil Usaha (SHU). Hal ini sangat tergantung dari keputusan

anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.

Perhitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan bila beberapa informasi

(44)

a. SHU total koperasi pada satu tahun buku

b. Bagian (persentase) Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota

c. Total simpanan seluruh anggota

d. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omset) yang bersumber

dari anggota

e. Jumlah simpanan per anggota

f. Omzet atau volume usaha per anggota

g. Bagian (persentase) Sisa Hasil Usaha (SHU) untuk simpanan anggota

h. Bagian (persentase) Sisa Hasil Usaha (SHU) untuk transaksi usaha

anggota

3. Prinsip – prinsip Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)

Menurut Sitio dan Halomoan (2001:91-92), agar tercermin asas

keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip

koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian Sisa Hasil

Usaha(SHU) sebagai berikut :

1.Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagi adalah yang bersumber dari

anggota. Pada hakekatnya Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagi

kepada anggota adalah yang bersumber dari anggota sendiri.

Sedangkan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang bukan berasal dari hasil

transaksi dengan anggota pada dasarnya tidak dibagi kepada anggota,

(45)

2. Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota adalah jasa dari modal dan transaksi

usaha yang dilakukan anggota sendiri. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang

diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal

yang diinventasi dan dari hasil transaksi yang dilakukannya dengan

koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi Sisa Hasil Usaha

(SHU) untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada

anggota.

3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota dilakukan secara

transparan. Proses perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) per anggota

dan jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagi kepada anggota

harus diumumkan secara transparan, sehingga setiap anggota dapat

dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya

kepada koperasinya.

4. Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota dibayar secara tunai. Sisa Hasil

Usaha (SHU) per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena

dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan

usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.

G. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis

Koperasi dalam menjalankan usaha membutuhkan kontribusi modal dari

anggota untuk membiayai kegiatan usaha. Berdasarkan tujuan koperasi yaitu

mempromosikan anggota, maka yang diperjuangkan adalah agar anggota dapat

(46)

1.Pengaruh Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha

Menurut Baswir (1997: 124), bahwa setiap koperasi didirikan

dengan tujuan untuk dapat terus menambah jumlah anggotanya, dengan cara

memberikan kesempatan kepada masyarakat yang mendukung cita-cita

koperasi untuk mendaftar sebagai anggota. Selain mendukung cita-cita

sebuah koperasi, para calon anggota tentu harus dapat memenuhi

syarat-syarat keanggotaan koperasi sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar

dan anggaran rumah tangga koperasi yang bersangkutan.

Namun demikian, tidak berarti bahwa koperasi harus menambah

jumlah anggotanya secara besar-besaran dalam waktu singkat. Penambahan

jumlah anggota harus disesuaikan dengan kemampuan pelayanan koperasi.

Apabila seseorang telah menjadi anggota koperasi, maka anggota tersebut

diharapkan dapat memanfaatkan barang dan jasa yang disediakan oleh

koperasi.

Anggota koperasi merupakan sasaran utama koperasi sebagai

pembeli maupun sebagai penjual sesuai dengan kegiatan usaha koperasi.

Semakin banyak hubungan ekonomis antara anggota dengan koperasi, maka

semakin besar kemungkinan berkembangnya koperasi. Hal ini sesuai dengan

penelitian Taman (2012), yang menyatakan bahwa aktivitas anggota dalam

melaksanakan kegiatan koperasi lebih berpengaruh terhadap SHU, bila

anggota koperasi banyak namun sifatnya pasif tentu saja tetap tidak

(47)

bukanlah jumlah anggota dari segi kuantitas, tetapi lebih kepada aktivitas

anggota koperasi dalam memajukan koperasi. Berdasarkan uraian di atas,

hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha1 : Jumlah anggota berpengaruh terhadap SHU

2. Pengaruh Jumlah Simpanan terhadap Sisa Hasil Usaha

Menurut Muljono (2012: 195), bahwa salah satu cara pembentukan

modal pada koperasi adalah dengan melalui simpanan, baik simpanan pokok

maupun simpanan wajib, dana cadangan, hibah, serta modal penyertaan.

Atas simpanan sebagai modal, koperasi berkewajiban memberikan sebagian

keuntungannya dalam bentuk SHU kepada pemiliknya, sedangkan atas

simpanan sebagai pinjaman koperasi berkewajiban memberikan bunga

pinjaman kepada pemilik simpanan. Akibat adanya simpanan anggota, maka

anggota koperasi akan semakin besar perannya dalam kaitannya dengan

kesejahteraan yang diperoleh terutama dari kemanfaatan simpanan dan juga

pembagian SHU yang akan diterimanya.

Hal ini sesuai dengan penelitian Taman (2012), bahwa simpanan

dalam koperasi digunakan sebagai modal sendiri dan modal pinjaman dari

anggota sehingga koperasi mempunyai kewajiban untuk membayarkan jasa

berupa bunga simpanan (UU Nomor 25 tahun1995). SHU terbentuk dari

bunga pinjaman. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut:

(48)

3. Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha

Pinjaman adalah salah satu produk utama koperasi yang juga

dikonsumsi anggota koperasi sendiri. Menurut Muljono (2012: 126), bahwa

penghasilan pinjaman koperasi yang utama berasal dari bunga pinjaman.

Bunga pinjaman merupakan pendapatan utama koperasi. Penentuan bunga

pinjaman tersebut dikaitkan dengan pertimbangan apakah bunga tersebut

dapat dikembangkan oleh peminjam dan apakah dapat membuat koperasi

berkembang. Penghasilan usaha (PHU) koperasi yang utama berasal dari

bunga yang diterima. Besarnya PHU sangat menentukan berapa SHU yang

didapatkan.

Menurut Taman (2012), bahwa hal ini disebabkan karena semakin

banyak jumlah pinjaman yang diberikan maka semakin banyak bunga yang

diperoleh, sehingga SHU yang diperoleh juga meningkat. Berdasarkan

uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha3 : Jumlah pinjaman berpengaruh terhadap SHU.

4. Pengaruh Jumlah Modal Kerja terhadap Sisa Hasil Usaha

Menurut Tohar (2000:30), modal kerja koperasi adalah jumlah uang

yang tertanam dalam aktiva lancar koperasi. Masalah modal kerja sangat erat

hubungannya dengan dengan operasi badan usaha sehari-hari. Tersedianya

modal kerja yang cukup sangat penting bagi badan usaha, karena badan

usaha tersebut dapat memenuhi kebutuhannya dalam pembiayaan operasi

(49)

adanya dana yang tidak produktif dan sebenarnya merupakan kerugiaan bagi

badan usaha, karena kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebih

besar disia-siakan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Taman (2012),

bahwa semakin banyak modal kerja maka koperasi tersebut akan dapat

melakukan berbagai usaha untuk dapat meningkatkan SHU.

Sementara menurut Muljono (2012), bahwa semakin besar modal

kerja maka akan lebih memungkinkan koperasi untuk mencapai SHU yang

diharapkan. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut:

Ha4 : Jumlah modal kerja berpengaruh terhadap SHU.

Secara sistematis kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan sebagai

berikut:

independen dependen

H. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang telah ada sebelumnya memuat variabel-variabel yang

berhubungan dengan penelitian dalam skripsi ini dan digunakan sebagai bahan

pertimbangan. Penelitian Taman (2012) menunjukkan bahwa jumlah anggota,

Jumlah anggota

SHU Jumlah simpanan

Jumlah pinjaman

(50)

jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi simpan

pinjam di Kabupaten Badung. Variabel jumlah anggota dan jumlah modal kerja

secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap sisa hasil usaha,

sedangkan variabel jumlah simpanan dan jumlah pinjaman tidak berpengaruh.

Variabel jumlah modal kerja berpengaruh dominan terhadap SHU koperasi

simpan pinjam di Kabupaten Badung.

Penelitian Ferline dkk (2013) menunjukkan jumlah anggota, simpanan

anggota dan penjualan berpengaruh secara bersama-sama terhadap peningkatan

Sisa Hasil Usaha (SHU) PKP-RI Provinsi Sumatera Barat. Diantara jumlah

anggota, jumlah simpanan anggota, dan penjualan yang mempunyai pengaruh

signifikan terhadap peningkatan Sisa Hasil Usaha PKP-RI Provinsi Sumatera

Barat adalah simpanan anggota.

Penelitian Vera (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

positif antara modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) dan menunjukkan

adanya hubungan yang searah antara modal kerja dengan Sisa Hasil Usaha

(SHU).

Penelitian Thamrin (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara simpanan dan pinjaman anggota terhadap Sisa Hasil Usaha

(51)

Penelitian Eko (2000) menunjukkan bahwa yang paling berpengaruh

terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah simpanan, dan tingkat kesehatan

koperasi selama lima tahun berturut-turut adalah baik dan sehat.

Penelitian Km. Bayu dkk (2014) menunjukkan bahwa modal berpengaruh

positif terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU), volume usaha berpengaruh positif

terhadap Sisa hasil Usaha (SHU), jumlah anggota tidak berpengaruh terhadap

Sisa Hasil Usaha. Modal, volume usaha dan jumlah anggota secara simultan

berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).

Penelitian Nurfarhana (2013) menujukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara modal kerja dan laba usaha koperasi pada koperasi serba

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan berupa studi kasus. Studi kasus

dilakukan di Koperasi BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota Pusat Koperasi

Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) di Kota Madiun sehingga kesimpulan yang

akan diambil hanya berlaku pada Koperasi BUMN/BUMD Pusat Koperasi

Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) di Kota Madiun.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(PKPRI) di Kota Madiun.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai bulan April 2015.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pengurus koperasi sebagai sumber informasi

untuk penelitian ini.

(53)

2. Objek Penelitian

Objek yang akan diteliti adalah data jumlah anggota, jumlah simpanan

anggota, jumlah pinjaman anggota, dan jumlah modal kerja serta data

tambahan yaitu data perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas: objek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2009: 115). Populasi dari penelitian ini adalah laporan keuangan dan Sisa

Hasil Usaha (SHU) selama lima tahun pada BUMN/BUMD Koperasi

Primer Anggota PKPRI Kota Madiun dari tahun 2010 sampai dengan tahun

2014

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2009: 116). Sampel yang akan digunakan

dalam penelitian yaitu teknik Sampling Purposive. Menurut Sugiyono (2009:

122), Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi

yaitu data jumlah anggota, jumlah simpanan anggota, jumlah pinjaman

anggota, dan Sisa Hasil Usaha (SHU) dari tahun 2010 sampai dengan tahun

(54)

E. Data yang Diperlukan

1. Gambaran umum koperasi meliputi sejarah Pusat Koperasi Pegawai Republik

Indonesia (PKPRI), struktur organisasi, serta usaha koperasi.

2. Data Sisa Hasil Usaha (SHU), jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah

pinjaman serta jumlah modal kerja dari tahun 2010 sampai dengan tahun

2014 di Koperasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar maupun

elektronik. Dokumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai

perkembangan Koperasi.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung dan pencatatan secara sistimatik

terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala

dalam objek penelitian.

G. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dibedakan menjadi :

a. Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel lainnya

(55)

b. Variabel Independen adalah variabel bebas yang mempengaruhi variabel

dependen. Variabel dalam penelitian ini adalah jumlah anggota, jumlah

simpanan anggota, jumlah pinjaman anggota, dan jumlah modal kerja.

2. Definisi Operasional Variabel

Berikut ini adalah definisi operasional untuk masing-masing variabel

penelitian :

a. Jumlah Anggota

Jumlah anggota adalah jumlah anggota masing-masing koperasi dalam

kurun waktu 2010 sampai dengan tahun 2014 yang diukur dengan satuan

orang.

b. Jumlah Simpanan Anggota

Jumlah simpanan anggota adalah jumlah simpanan koperasi baik berupa

simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, simpanan hari tua,

simpanan perumahan yang diukur dengan satuan rupiah dalam kurun

waktu 2010 sampai dengan tahun 2014.

c. Jumlah Pinjaman

Jumlah pinjaman merupakan jumlah pinjaman anggota dan jumlah

pinjaman non-anggota yang diberikan oleh masing-masing koperasi

berdasarkan kesepakatan pihak peminjam dengan koperasi dengan

imbalan bunga yang telah ditentukan dalam kurun waktu tahun 2010

(56)

d. Modal Kerja

Modal kerja adalah jumlah modal sendiri berupa simpanan pokok,

simpanan wajib, dana cadangan, hibah dan modal luar berupa pinjaman

dari anggota, pinjaman dari bank, modal pinjaman dari koperasi yang

diperlukan oleh masing-masing koperasi dalam rangka memenuhi

kebutuhan usaha koperasi dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan

tahun 2014 yang diukur dengan satuan rupiah.

e. Sisa Hasil Usaha

Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan dikurangi total biaya,

penyusutan dan kewajiban lainnya dalam satu tahun buku masing-masing

koperasi dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan 2014 yang dikur

dengan satuan rupiah.

H. Teknik Analisis Data

1. Mengumpulkan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang dapat dilihat atau disajikan dalam

bentuk angka. Dalam penelitian ini berupa data Sisa Hasil Usaha (SHU)

Koperasi Primer Anggota Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(PKPRI) di Kota Madiun mengenai jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah

pinjaman, dan jumlah modal kerja selama lima tahun dari tahun 2010-2014.

Data tersebut kemudian diolah untuk menjawab permasalahan yang diajukan.

(57)

data panel, yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan pengaruh jumlah

anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal kerja terhadap

Sisa Hasil Usaha (SHU).

2. Menentukan Model Regresi Data Panel

Data panel merupakan data yang memiliki cross-section dan data

time series. Regresi dengan data panel merupakan regresi dengan data yang

memiliki dimensi waktu dan dimensi ruang. Jika setiap cross-section unit

memiliki jumlah observasi time series yang sama maka disebut sebagai

balanced panel. Sebaliknya jika jumlah observasi berbeda untuk setiap

cross-section unit maka disebut unbalanced panel (Suharjo, 2008).

Menurut Hidayat (2014), dalam metode estimasi model regresi

dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan,

antara lain:

a. Common Effect (CE)

Common Effect (CE) merupakan pendekatan model data panel yang

paling sederhana karena hanya mengkombinasikan data time series dan cross

section. Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu,

sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam berbagai

kurun waktu. Metode ini dapat menggunakan pendekatan Ordinary Least

Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data

(58)

b. Fixed Effect (FE)

Fixed Effect (FE) merupakan model yang mengasumsikan bahwa

perbedaan antar individu dapat diakomodasi dari perbedaan intersepnya.

Dalam mengestimasi data panel model Fixed Effect menggunakan teknik

variabel dummy untuk menangkap perbedaan intersep antar perusahaan,

perbedaan intersep bisa terjadi karena perbedaan budaya kerja, manajerial,

dan insentif. Namun, demikan slopnya sama antar perusahaan. Model estimasi

ini sering disebut teknik Least Square Dummy variable (LSDV).

c. Random Effect (RE)

Random Effect (RE) merupakan model yang mengestimasi data panel

dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar

individu. Pada model Random Effect perbedaan intersep diakomodasi oleh

error terms masing-masing perusahaan. Keuntungan menggunakan model

Random Effect yaitu menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini disebut

dengan Error Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square

(GLS).

3. Menguji Metode Regresi Data Panel

Menurut Hidayat (2014), dalam penelitian ini ada beberapa pengujian

yang akan penulis lakukan yaitu sebagai berikut :

a. Uji Chow

Uji Chow adalah pengujian untuk menentukan model Fixed Effect

(59)

mengestimasi data panel. Jika Cross-section lebih kecil dari tingkat

signifikansi 0,05, maka model dapat diestimasi dengan Fixed Effect. Jika nilai

Cross-section lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05, maka model dapat

diestimasi dengan Common Effect (CE).

b. Uji Lagrange Multiplier (LM)

Uji Lagrange Multiplier (LM) adalah uji untuk mengetahui apakah

model Random Effect lebih tepat daripada model Common Effect. Jika nilai

Lagrange Effect (LM) lebih kecil dari nilai Chi Square,maka model dapat

diestimasi dengan Common Effect (CE). Jika nilai Lagrange Effect lebih besar

dari nilai Chi Square, maka model dapat diestimasi dengan Random Effect

(RE).

c. Uji Hausman

Menurut Gujarati (2003) yang dikutip oleh Taman (2012), bahwa uji

hausman dilakukan untuk menguji apakah Fixed Effect Model (FEM) atau

Random Effect Model (REM) yang dipilih yaitu : Apabila nilai Chi Square

statistik pada uji Hausman signifikan, berarti model dapat disetimasi dengan

model Fixed Effect Model (FEM). Apabila nilai Chi Square statistik pada uji

Hausman tidak signifikan, berarti model dapat diestimasi dengan Random

Effect Model (REM) karena nilainya tidak berbeda secara substansi.

Jika data panel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (t) > jumlah individu

(60)

Jika data panel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (t) < jumlah individu

(n), maka menggunakan Random Effect Model (REM).

4. Menguji Asumsi Klasik dalam Regresi

Menurut Priyatno (2012: 59-64), bahwa pengujian asumsi klasik

diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan

benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala

multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan

alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (best

linier unbiased estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak

terdapat multikoliniearitas, dan tidak terdapat autokorelasi

Pengujian asumsi klasik yang akan digunakan adalah :

a. Uji Normalitas Model Regresi

Uji normalitas model regresi bertujuan untuk mengetahui apakah

dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan

menggunakan teknik Kolmogrov Smirnov. Penerapan pada uji

Kolmogrov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi dibawah 0,05 berarti

data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikansi dengan data

normal baku. Jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal

Gambar

Tabel 5.1 Data Perkembangan SHU 5 tahun BUMN/BUMD Koperasi
Gambar 1.  Mekanisme Permodalan Koperasi  ......................................... 24
Tabel 5.1  Data Perkembangan 5 tahun BUMN/BUMD Koperasi Primer
Tabel 5.2 Uji Chow (F Test)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Harapannya setelah dilakukan adaptasi kurikulum dapat memberikan kemudahan bagi siswa yang memiliki kebutuhan sehingga mampu megikuti pembelajaran di kelas dengan

Jadi sesuai dengan apa yang ada dalam UU No.12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan Indonesia dan penjelasan sesuai dengan pasal-pasal yang mengatur tentang warga negara

Perbedaan hasil dari penelitian terdahulu juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Hasni Yusrianti (2013) yang menyatakan bahwa Growth Opportunity berpengaruh

Tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapang ini adalah mempelajari secara langsung penerapan SSOP pada fillet ikan kakap merah ( Lutjanus sanguineus) sertamengetahui dan

Gambar 40 Pembinaan Pengelola Perpustakaan Permata Ilmu oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen dalam Pelatihan Komputer dan Bimbingan Teknis Perpustakaan

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) efektivitas perangkat pembelajaran berbasis pendekatan realistik yang dikembangkan; 2) peningkatan kemampuan

1) Memberikan bantuan modal usaha kepada petani untuk membiayai usaha agribisnis dengan membuat usulan dalam bentuk RUA, RUK, dan RUB. 2) Petani penerima manfaat program

Dari hasil olahan data menggunakan indeks Geary, analisis visual jumlah penduduk miskin dan kepadatan penduduk miskin, dan gambaran mengenai kebijakan pemerintah