i
PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,
JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)
Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Putri Marina Mustika Weny NIM : 112114033
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
S k r i p s i
PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,
JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)
Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun
Oleh:
Putri Marina Mustika Weny
NIM: 112114033
Telah Disetujui oleh:
Pembimbing I
iii
S k r i p s i
PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,
JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)
Studi Kasus di BUMN/BUMD Kopersi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Putri Marina Mustika Weny
NIM: 112114033
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 29 Oktober 2015
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA ...
Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA ...
Anggota Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak. ...
Anggota Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA ...
Anggota Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA ...
Yogyakarta, 30 Oktober 2015 Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Dekan
iv
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
“PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,
JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)
Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun”
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 29 Oktober 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiwa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Putri Marina Mustika Weny
NIM : 112114033
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,
JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)
Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI
Kota Madiun”
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikan saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat TuhanYang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc.,Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
3. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
4. Drs. G. Anto Listianto, M.SA., Ak. selaku Pembimbing yang telah sabar
membimbing, memberi pengarahan, masukan, dan kritikan yang membangun
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini semaksimal mungkin.
5. Tri Prasetyo, selaku pempinan Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia
yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan segenap karyawan
Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia yang telah banyak membantu
dengan mencarikan data yang dibutuhkan.
6. Orangtua (Mama Weny dan Papa Fredy) serta adik (Windy Dwi P.) penulis
yang terkasih dalam Kristus, terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan
dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini.
7. Sahabat-sahabat di madiun (Christardhi Kurniawan, Agus kecut, Yoga,
Randi, Enggrit) dan Saviour Girls (Vita, Melinda, Ninda, Santi, Esther)
vii
memberikan semangat penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
8. Seluruh teman-teman satu bimbingan yang telah berkenan untuk membagi
semangat, dan dukungan di dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... v
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi
HALAMAN DAFTAR ISI ... viii
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
ix
3. Prinsip-Prinsip Pembagian Sisa Hasil Usaha ... 27
G. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ... 28
1. Pengaruh Jumlah Anggota Terhadap SHU ... 28
G. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 37
H. Teknik Analisis Data ... 39
1. Mengumpulkan Data ... 39
2. Menentukan Model Regresi Data Panel ... 40
3. Menentukan Metode Regresi Data Panel ... 41
x
5. Menganalisa Persamaan Regresi Data Panel ... 45
6. Menguji Koefisien Determinasi (R2) ... 46
7. Menguji Hipotesis ... 46
BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI ... 49
A. Sejarah Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia ... 49
B. Struktur Organisasi Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kota Madiun ... 53
C. Bidang Usaha Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kota Madiun ... 57
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Pengumpulan Data ... 59
B. Penentuan Model Regresi Data Panel ... 61
C. Penentuan Metode Estimasi Regresi Data Panel ... 62
1. Pengujian Chow ... 62
2. Pengujian Hausman ... 62
D. Pengujian Asumsi Klasik dalam Regresi ... 63
1. Pengujian Normalitas Model Regresi ... 63
2. Pengujian Multikolinieritas ... 64
3. Pengujian Heteroskedastisitas ... 65
4. Pengujian Autokorelasi ... 65
2. Pengaruh Jumlah Simpanan terhadap SHU ... 71
3. Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap SHU ... 71
xi
5. Pengaruh Dominan antara Jumlah Anggota, Jumlah
Simpanan, Jumlah Pinjaman, dan Jumlah Modal Kerja
Terhadap SHU ... 73
BAB VI PENUTUP ... 74
A. Kesimpulan ... 74
B. Keterbatasan Penelitian ... 74
C. Saran ... 75
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Data Perkembangan SHU 5 tahun BUMN/BUMD Koperasi
Primer Anggota Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(PKPRI) ... 60
Tabel 5.2 Uji Chow (Uji F) ... 62
Tabel 5.3 Uji Hausman ... 63
Tabel 5.4 Uji Normalitas ... 64
Tabel 5.5 Uji Multikolinieritas ... 65
Tabel 5.6 Uji Heteroskedastisitas ... 66
Tabel 5.7 Uji Autokorelasi Model Summary ... 67
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
ABSTRAK
PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,
JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)
Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota terhadap SHU, 2) Untuk mengetahui pengaruh jumlah simpanan terhadap SHU, 3) Untuk mengetahui pengaruh jumlah pinjaman terhadap SHU, 4) Untuk mengetahui pengaruh jumlah modal kerja terhadap SHU, 5) Untuk mengetahui yang berpengaruh paling dominan diantara jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan observasi. Teknik Analisis data dilakukan dengan metode regresi data panel.
xv
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE NUMBER OF MEMBER, MEMBER’S SAVINGS, THE LOAN AMOUNT AND THE NUMBER OF MEMBER’S
WORKING CAPITAL ON COOPERATIVE’S PROFITS
A Case Study at Cooperative’s of Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun
The purpose of this research were as follows: 1) to determine the influence of the number of member on cooperative‘s profits, 2) to determine the influence of member’s saving on cooperative’s profits, 3) to determine the influence the loan amount on cooperative’s profits, 4) to determine the influence of the number of member’s working capital on cooperative’s profits, 5) to determine the most dominant variable that influence cooperative’s profits.
This study was a case study. The data collection techniques were documentation and observation. The data analysis techniques was Pooled Regression Method.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan ekonomi masyarakat saat ini, koperasi terbukti masih
diperlukan terutama dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor usaha kecil
dan menengah. Menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 3, koperasi bertujuan
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945. Berdasarkan bunyi UU No. 25 tahun 1992 pasal 3 dapat
dikatakan bahwa tujuan khusus dari koperasi adalah mensejahterakan dan
memajukan ekonomi anggota.
Menurut Munkner (2011: 125), koperasi adalah organisasi yang bukan
mengejar keuntungan dari modal yang ditanamkan, koperasi adalah organisasi
yang bekerja dengan modal, namun bukan untuk modal, organisasi yang
mengenyampingkan modal sebagai sumber kekuasaan.
Sekalipun koperasi tidak mengejar keuntungan, koperasi diharapkan untuk
memperoleh keuntungan yang layak, sehingga koperasi mampu memperkuat dan
mengembangkan kemampuan usahanya. Koperasi tidak menggunakan istilah
keuntungan untuk menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima selama
penghasilan. Selisih tersebut dikenal sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU) atas dasar
besarnya jasa anggota yang diberikan kepada koperasi. Menurut Taman (2012),
dalam mencapai tujuan tersebut koperasi seringkali menghadapi kendala antara
lain: pertama, masalah yang muncul dari segi jumlah anggota. Pertumbuhan
jumlah anggota dalam koperasi berjalan sangat lambat. Hal ini disebabkan karena
kurangnya partisipasi anggota terhadap informasi dalam koperasi, sehingga
koperasi masih sangat kesulitan untuk berkembang. Kedua, masalah munculnya
dari segi simpanan. Terbatasnya modal yang ada dalam koperasi menyebabkan
sulitnya mengembangkan unit-unit usaha yang diharapkan mampu meningkatkan
kesejahteraan anggota. Ketiga, masalah dari pemberian pinjaman. Pemberian
pinjaman terbatas karena modal yang juga terbatas. Selain itu, pemanfaatan
modal yang kurang baik juga dapat menghambat peningkatan SHU koperasi.
Keempat, dari segi modal kerja yang kurang efisien. Modal kerja merupakan
modal yang selalu berputar dalam koperasi dan setiap perputaran akan
menghasilkan pendapatan bagi koperasi. Apabila modal kerja tidak efisien, maka
akan berdampak pada pendapatan yang akan diterima koperasi.
Keterlibatan anggota dalam kegiatan-kegiatan koperasi dan komitmen para
anggota terhadap koperasi akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
koperasi. Anggota yang memiliki jasa besar dalam usaha koperasi akan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, masalah dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah jumlah anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)?
2. Apakah jumlah simpanan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)?
3. Apakah jumlah pinjaman berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)?
4. Apakah jumlah modal kerja berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)?
5. Diantara jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah
modal kerja manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap Sisa Hasil
Usaha (SHU)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota terhadap Sisa Hasil Usaha
(SHU).
2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah simpanan terhadap Sisa Hasil Usaha
(SHU).
3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha
(SHU).
4. Untuk mengetahui pengaruh jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha
5. Untuk mengetahui yang berpengaruh paling dominan diantara jumlah
anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal kerja
terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi Koperasi
Hasil penelitian dapat memberikan masukan dalam meningkatkan keaktifan
anggota, kontribusi modal serta meningkatkan modal kerja koperasi agar
tercapainya tujuan koperasi.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang koperasi dan dapat
mengaplikasikan teori selama di bangku kuliah dan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian dapat diharapkan menambah pengetahuan dan menambah
referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma tentang koperasi.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
Bab II Landasan Teori
Bab ini menjelaskan teori-teori yang menjadi dasar pengolahan data
yaitu: pengertian koperasi, anggota, simpanan, pinjaman, modal kerja,
sisa hasil usaha, kerangka berpikir, dan tinjauan penelitan sebelumnya.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan jenis penelitian, tempat penelitian, subjek dan
objek penelitian, data pokok yang diperlukan, variabel dan pengukuran
teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Koperasi
Bab ini menguraikan mengenai perkembangan koperasi, dan laporan
keuangan koperasi mengenai gambaran umum koperasi
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menyajikan analisis data untuk menentukan apakah ada
pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan
jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU), dan manakah
variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap SHU.
Bab VI Penutup
Bab terakhir dalam penulisan skripsi menyajikan kesimpulan
berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, keterbatas penelitian,
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Koperasi
1. Pengertian Koperasi
Koperasi adalah Cooperation atau Cooperative yang berarti
bekerjasama. Maksud dari kerjasama disini adalah ikut serta beberapa orang
untuk bekerja sendiri-sendiri dengan maksud tujuan yang sukar dicapai
apabila mereka bekerja sendiri-sendiri. Koperasi secara etimologis terdiri
dari dua suku kata yaitu Co dan Operation yang artinyakerjasama dalam
mencapai suatu tujuan (H.Budi, 2005: 1)
Sebagai ilustrasi, untuk memberikan wawasan yang luas menyangkut
definisi badan usaha koperasi Abrahamson (1975: 2-5), menyatakan bahwa:
”Badan usaha koperasi dimiliki oleh anggota, yang merupakan pemakai jasa(users). Fakta ini membedakan koperasi dari badan usaha (perusahaan) bentuk lain yang pemiliknya, pada dasarnya adalah para penanam modalnya (investor).”
Dari definisi ini, Abrahamson menarik kesimpulan penting :
“Fakta bahwa orang-orang membentuk koperasi ialah untuk memenuhi kebutuhannya akan pelayanan, yang sebagian besar dinyatakan dalam tujuan-tujuannya, bagaimana koperasi itu diawasi, dibiayai, dan dioperasikan serta bagaimana Sisa Hasil Usaha (SHU) didistribusikan.Tingkat keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuan-tujuannya, menjelaskan alasan keunggulan koperasi bagi anggota pengguna jasa (member-user) untuk menjadi pelanggannya, daripada menjadi pemilik perusahaan yang berorientasi pada penanaman modal.” (Abrahamson, 1976 :4)
Koperasi merupakan badan usaha yang khas karena koperasi berfungsi
sebagai wahana untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi secara
bersama-sama. Koperasi merupakan gerakan bersama untuk menolong diri
sendiri dan bertumpu pada kekuatan bersama. Meskipun demikian, gerakan
koperasi tidak hanya terbatas pada kegiatan ekonomi semata-mata (Harsoyo,
2006: 150).
M. Hatta menyatakan, “Koperasi adalah usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.
Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa
kepada kawan berdasarkan “seorang buat semua dan semua buat
seorang”.Koperasi pada umumnya lebih mengutamakan kemakmuran dari
anggota khususnya masyarakat, bukan kemakmuran dari perseorangan (Sitio
dan Haloman, 2001).
Menurut Munkner (2011: 125), koperasi adalah organisasi yang bukan
mengejar keuntungan dari modal yang ditanamkan, koperasi adalah
organisasi yang bekerja dengan modal, namun bukan untuk modal,
organisasi yang mengenyampingkan modal sebagai sumber kekuasaan.
Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal (1), koperasi adalah
badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan
sumber daya ekonomi para anggota atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan
kaidah ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya
dan masyarakat daerah pada umumnya.
Menurut International Cooperative Alliance (ICA), koperasi adalah
kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan
sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan ekonomi
anggotanya dengan jalan berusaha bersama dengan saling membantu antara
satu dengan lainnya dengan cara membatasi keuntungan, usaha tersebut
harus didasarkan prinsip-prinsip koperasi (Suwandi, 1985: 12).
2. Tujuan Koperasi
Koperasi sebagai organisasi ekonomi dan sosial harus tunduk pada
hukum, hukum ekonomi dan efisiensi serta perlu mengutamakan
peningkatan kualitas masyarakat. Oleh karena itu perlu diingat bahwa
koperasi mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan utama dan tujuan antara.
Tujuan antara adalah tujuan ekonomis dan tujuan utama adalah peningkatan
kualitas hidup masyarakat baik anggota koperasi maupun masyarakat
lingkungan kerja koperasi tersebut (Harsoyo, 2006: 38).
Menurut Munkner (2011: 26) tujuan khusus dari koperasi yaitu untuk
mensejahterakan masyarakat/ memajukan kepentingan ekonomi para
anggotanya (promosi anggota) merupakan ciri utama yang karakteristik dari
Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
bagiankeduapasal (3), koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
3. Fungsi Koperasi
Sebagai badan usaha, koperasi memiliki fungsi dan peran sebagai
berikut (Baswir, 1997: 79-80):
1. Menumbuhkan motif berusaha yang lebih berperikemanusiaan.
2. Mengembangkan metode pembagian sisa hasil usaha yang lebih adil.
3. Memerangi monopoli dan bentuk-bentuk konsentrasi modal lainnya.
4. Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah.
5. Meningkatkan penghasilan angota-anggotanya.
6. Mendorong terwujudnya suatu tatanan sosial yang manusiawi, yang
tidak dibangun atas hubungan-hubungan kebendaan melainkan atas rasa
persaudaraan dan kekeluargaan.
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal (4), fungsi dan
peran koperasi adalah :
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya serta masyarakat pada umumnya untuk
b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional koperasi dengan soko gurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
4. Prinsip Koperasi
Menurut Kongres AKI (Aliansi Koperasi Internasional), “Prinsip-prinsip
koperasi adalah pedoman-pedoman yang menuntun koperasi-koperasi
menerapkan nilai-nilai dalam praktek kehidupannya”. Kongres AKI (Aliansi
Koperasi Internasional) menetapkan tujuh prisip koperasi yang diterima
secara umum, yaitu (Munker, 2011: 180-184):
a. Keanggotaan secara sukarela dan terbuka.
Koperasi adalah organisasi sukarela, terbuka untuk semua
orang yang mampu memanfaatkan pelayanan-pelayanannya dan
bersedia menerima tanggungjawab keanggotaannya, tanpa diskriminasi
gender, sosial, ras, politik atau religius.
b. Pengawasan oleh anggota secara demokratis.
Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh para
anggotanya, yang berpartisipasi secara aktif dalam menetapkan
menjabat sebagai wakil-wakil terpilih bertanggungjawab kepada
anggota. Pada koperasi-koperasi primer para anggota memiliki hak
suara yang sama(satu anggota, satu suara) dan koperasi-koperasi pada
tingkat lain diorganisasikan juga secara demokratis.
c. Partisipasi ekonomi para anggota.
Para anggota memberikan kontribusi yangsama terhadapmodal
koperasi dan mengawasinya secara demokratis. Para anggota membagi
kelebihan-kelebihan hasil usaha untuk tujuan-tujuan berikut:
mengembangkan perusahaan koperasi, dengan membentuk cadangan,
sekurang-kurangnya sebagian daripadanya tidak dibagikan, memberi
manfaat kepada para anggota sebanding dengan transaksi-transaksi yang
dilakukannya dengan koperasi, dan mendukung kegiatan-kegiatan lain
yang disetujui oleh anggota.
d. Otonomi dan independensi.
Koperasi adalah organisasi otonom yang diawasi oleh para
anggotanya untuk menolong dirinya sendiri. Jika koperasi-koperasi itu
menjalin hubungan dengan organisasi-organisasi lain, termasuk
pemerintah, atau memupuk modal dari sumber-sumber dana ekstern,
maka hal itu dilakukan dengan ketentuan menjamin pengawasan secara
demokratis oleh para anggotanya dan menjaga otonomi koperasi.
Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi
para anggotanya, wakil-wakil terpilih, manajer dan karyawan sehingga
mereka dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan koperasinya
secara efektif.Mereka menginformasikan masyarakat luas terutama
orang muda dan pemimpin-pemimpin masyarakat mengenai hakikat dan
manfaat kerjasama.
f. Kerjasama antar koperasi
Koperasi melayani anggotanya sangat efektif dan memperkuat
gerakan koperasi melalui kerjasama koperasi tingkat lokal, nasional,
kawasan dan internasional.
g. Kepedulian terhadap masyarakat
Koperasi bekerja untuk kepentingan pembangunan masyarakat
secara berkelanjutan melalui kebijakan yang disetujui oleh para
anggotanya.
Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 5, koperasi
melaksanakan Prinsip koperasi yang meliputi :
a. Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukansecara demokratis.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
f. Pendidikan perkoperasian.
g. Kerja sama antar koperasi.
Prinsip koperasi menjadi sumber inspirasi dan menjiwai secara
keseluruhan organisasi dan kegiatan usahanya koperasi sesuai dengan
maksud dan tujuan pendiriannya.
5. Jenis Koperasi
Jenis koperasi yang dikemukakan Anoraga (1993: 18) yang dikutip oleh
Ferline, dkk (2013), dalam buku “Dinamika Koperasi”, dibagi menjadi 5
jenis yaitu :
a. Koperasi Konsumsi
Barang konsumsi adalah barang kebutuhan sehari-hari,
misalnya barang pangan, barang sandang dan barang pembantu
keperluan sehari-hari. Tujuan koperasi adalah agar para anggotanya
dapat membeli barang-barang dengan mutu yang baik dan harga yang
layak.
b. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi menerima simpanan-simpanan dan deposito dari para
anggotanya serta memberikan pinjaman bagi anggotanya yang sama.
c. Koperasi Produksi
Koperasi produksi sebagai suatu badan usaha yang dimiliki
d. Koperasi Jasa
Koperasi jasa diorganisir untuk dapat melayani para
anggotanya dengan pelayanan yang lebih meningkat, seperti asuransi,
kredit, telepon, dan lain-lain.
e. Koperasi Serba Usaha
Koperasi serba usaha yaitu koperasi yang menyelenggarakan
usaha lebih dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentingan
ekonomi para anggotanya.
B. Jumlah Anggota
1. Pengertian Anggota Koperasi
Koperasi dapat berkembang apabila badan usaha koperasi memiliki
kesadaran anggota untuk berkoperasi yang tinggi. Tanpa adanya anggota,
koperasi akan sulit berkembang dalam kegiatan usaha. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ropke (2000: 45):
“Tanpa partisipasi anggota, kemungkinan atas rendahnya atau menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi akan lebih besar.”
Menurut Baswir (2012) yang dikutip oleh Bayu, dkk (2014), anggota
koperasi adalah individu-individu yang menjadi bagian dari koperasi
tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Sebagai anggota
koperasi wajib membayar sejumlah uang untuk simpanan pokok dan
Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 17 ayat (1)
menyatakan bahwa anggota koperasi merupakan pemilik dan sekaligus
pengguna jasa koperasi. Disini dapat disimpulkan bahwa anggota dapat
memiliki dan memanfaatkan ekonomi yang disediakan dan sesuai dengan
modal yang disetor anggota ke koperasi. Sehingga koperasi dapat dikatakan
berkembang tidaknya ditentukan dari para anggotanya.
2. Hak dan Kewajiban Anggota Koperasi
Kewajiban dari setiap anggota koperasi yang tercantum dalam ketentuan
Undang-Undang No.25 tahun 1992 pasal 20 ayat (1), sebagai berikut :
a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
keputusan yang telah disepakati dalam Rapat Anggota.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh
Koperasi.
c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Adapun hak dari setiap anggota koperasi seperti yang tercantum dalam
Undang-Undang No.25 tahun 1992 pasal 20 ayat (2) yaitu:
a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat
Anggota.
b. Memilih dan/atau dipilih menjadi pengurus atau pengawas.
c. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam anggaran
d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat
anggota baik diminta atau tidak diminta.
e. Memanfaatkan koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama antara
sesama anggota.
f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut
ketentuan dalam anggaran dasar.
C. Jumlah Simpanan
1. Pengertian Simpanan
Menurut IAI (2009: 27-7), yang dikutip oleh Thamrin (2013),
simpanan anggota yang berkarakteristik sebagai ekuitas adalah sejumlah
tertentu dalam nilai uang yang diserahkan oleh anggota koperasi atas
kehendak sendiri sebagai simpanan dan dapat diambil sewaktu-waktu sesuai
perjanjian. Simpanan ini tidak menanggung resiko kerugian dan sifatnya
sementara karenanya diakui sebagai kewajiban.
Menurut Sitio dan Halomoan (2001: 84), jumlah simpanan yang ada
dalam koperasi bersumber dari modal sendiri yang terdiri dari:
1. Simpanan pokok
Simpanan pokok yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya,
yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi
2. Simpanan wajib
Simpanan wajib yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak
harus sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada periode tertentu.
3. Dana cadangan
Dana cadangan yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari
penyisihan Sisa Hasil Usaha (SHU) dan dicadangkan untuk menutupi
kerugian koperasi bila diperlukan.
4. Donasi
Donasi yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu yang
disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada suatu ikatan atau kewajiban
untuk mengendalikannya
D. Pinjaman Koperasi
1. Pengertian Pinjaman
Menurut Winarno dan Ismaya (2003: 289), yang dikutip oleh Thamrin
(2013), pinjaman adalah pemberian sejumlah uang dari suatu pihak (lembaga
keuangan, seseorang atau perusahaan) kepada pihak lain (seseorang atau
perusahaan) yang mewajibkan pinjamannya untuk melunasi dalam jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga yang disepakati bersama.
Menurut Sitio dan Halomoan (2001: 85), pinjaman yang ada dalam
1. Anggota
Anggota yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota
koperasi yang bersangkutan.
2. Koperasi lainnya
Koperasi lainnya yaitu pinjaman dari koperasi lainnya dan/atau
anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerja sama antar koperasi.
3. Bank dan lembaga keuangan lainnya
Bank dan lembaga keuangan lainnya yaitu pinjaman dari bank dan
lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya yaitu dana yang
diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
5. Sumber lain yang sah
Sumber lain yang sah yaitu pinjaman yang diperoleh dari bukan
anggota yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum.
E. Modal Koperasi
1. Pengertian Modal
Dalam melaksanakan dan mengembangkan kegiatan usahanya, koperasi
dijalankan dan tidak tercapainya hasil yang diinginkan. Koperasi dapat
berjalan apabila memiliki modal yang memadai.
Prof. Meiji mengartikan modal sebagai kolektivitas dari barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet. Sedang yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan (Riyanto, 2013: 18).
Sementara itu pengertian tentang modal dijelaskan pula oleh Prof. Polak
yang mendefinisikan modal yang sebagai berikut :
Modal ialah sebagai kekuasaan untuk menggunakan barang-barang modal. Dengan demikian modal ialah terdapat di neraca sebelah kredit. Adapun yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah barang-barang yang ada dalam perusahaan yang belum digunakan, jadi yang terdapat di sebelah debit (Riyanto, 2013: 18).
Jadi modal yang terdapat disebelah debit dari neraca disebut modal
kongkrit dan yang tercatat pada neraca sebelah kredit disebut modal abstrak.
Apabila melihat neraca pada suatu perusahaan akan tampak dua gambaran
modal yaitu neraca dibagian debit menunjukkan modal menurut bentuknya,
sedangkan neraca yang dibagian kredit menunjukkan modal menurut sumber
atau asalnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa modal dalam perusahaan
maupun badan usaha koperasi adalah sama, yaitu modal yang digunakan
untuk menjalankan usahanya.
Menurut SAK ETAP (2013:71), modal pokok koperasi adalah simpanan
pokok anggota, mirip saham atas nama, tak dapat dipindahtangankan dan
dapat diambil kembali bila anggota keluar dari keanggotaan koperasi.
simpanan lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk
cadangan.
Modal koperasi yang tercantum pada Undang-Undang No.25 tahun
1992 pasal (41) terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Dimana
modal sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan,
dan hibah. Sedangkan modal pinjaman berasal dari anggota, koperasi lainnya
dan/atau anggotanya, bank dan lembaga, penerbitan obligasi dan surat
hutang lainnya, dan sumber lain yang sah..
2. Pengertian Modal Kerja
Koperasi sama halnya dengan perusahaan, sebagai badan usaha koperasi
tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan modal kerja. Dilihat dari sifatnya,
modal kerja akan berputar terus – menerus di dalam perusahaan. Modal kerja
atau kadang-kadang disebut juga modal kerja kotor, sebenarnya adalah aktiva
lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan dan harus selalu ada dalam
perusahaan. Seperti kas, piutang, persediaan dan surat berharga (Ambarwarti,
2010: 112).
Menurut Sitio dan Halomoan (2001:82), modal kerja adalah sejumlah
uang yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan atau yang dipergunakan
untuk membiayai operasional jangka pendek perusahaan, seperti pengadaan
bahan baku, tenaga kerja, pajak, biaya listrik, dan lain-lain. Ditinjau dari sudut
neraca, modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Aktiva
dicairkan menjadi uang kas, seperti deposito jangka pendek, piutang-piutang
dagang, persediaan barang, dan uang kas.
Menurut Gitosudarmo (1999), yang dikutip oleh Taman (2012), modal
kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk
menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode
tertentu.
Menurut Agnes Sawir (2005:129), yang dikutip oleh Rachmawaty (2013),
mengatakan bahwa “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus
tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”.
Menurut Sartono (2010:385), modal kerja diperlukan perusahaan untuk
membiayai kegiatan operasional perusahaan. Ada dua pengertian modal kerja,
yang pertama gross working capital, adalah keseluruhan aktiva lancar,
sementara pengertian net working capital adalah kelebihan aktiva lancar di
atas utang lancar. Rumus untuk net working capital sebagagi berikut:
3. Fungsi dan Peran Modal Kerja
Modal kerja harus cukup jumlahnya yang artinya harus mampu
membiayai pengeluaran-pengeluaran perusahaan sehari-hari, karena dengan
modal yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan untuk beroperasi
secara efisien dan koperasi tidak mengalami kesulitan keuangan. Menurut S.
Munawir (2004: 117), yang dikutip oleh Nurfarhana (2013), modal kerja yang
cukup akan memberikan beberapa keuntungan antara lain:
1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai
dari aktiva lancar.
2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat
pada waktunya.
3. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup
untuk melayani para anggotanya.
4. Memungkinkan bagi koperasi untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan bagi para anggota.
5. Memungkinkan bagi koperasi untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang
dibutuhkan.
Kegiatan usaha dapat dilakukan dengan lancar, apabila koperasi dapat
merencanakan kebutuhan modal kerjanya dengan efektif. Pengelolaan modal
kerja yang rendah akan merugikan serta dapat mengancam kelangsungan
hidup koperasi. Syahyunan (2003), yang dikutip oleh Rachmawaty (2013),
menyatakan bahwa kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan
laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahaan.
4. Jenis Modal Kerja
Menurut Ambarwarti (2010: 113), jenis-jenis modal kerja digolongkan
a. Modal kerja permanen, adalah modal kerja yang harus ada dalam
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen berupa barang jadi.
Modal kerja permanen ini dibedakan menjadi :
1. Modal kerja primer, adalah modal kerja minimal yang harus dimiliki
perusahaan agar dapat terus beroperasi.
2. Modal kerja normal, adalah modal kerja yang harus ada dalam
perusahaan agar dapat beroperasi dalam kapasitas normal.
b. Modal kerja variabel, adalah modal kerja yang selalu berubah
proporsional dengan perubahan kapasitas produksi. Modal kerja ini terdiri
dari :
1. Modal kerja musiman, adalah modal kerja yang berubah sesuai
perubahan musim atau permintaan misalnya permintaan yang besar
pada waktu hari raya.
2. Modal kerja siklis, adalahmodal kerja yang berubah akibat fluktuasi
konjungtur.
3. Modal kerja darurat, adalah modal kerja yang berubah sesuai keadaan
Gambar 1. Mekanisme permodalan koperasi di Indonesia (Sitio dan
Halomoan, 2001:85)
F. Sisa Hasil Usaha (SHU)
1. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)
Menurut IAI (2004: 275) Sisa Hasil Usaha adalah penjumlahan dari
partisipasi neto dan laba atau rugi kotor dengan non anggota, ditambah atau
dikurangi dengan pendapatan dan beban lain serta beban perkoperasian pajak
penghasilan badan koperasi.
Undang-Undang No.25 tahun 1992 mengenai Sisa Hasil Usaha (SHU)
dalam pasal 45 mengatakan bahwa:
a. Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan
kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
b. Sisa Hasil Usaha (SHU) setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan
kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh
masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk
keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi,
sesuai dengan keputusan rapat anggota.
c. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota.
2. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27) menyebutkan
bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) harus dilakukan pada akhir periode
pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain untuk koperasi diakui sebagai
kewajiban. Dalam hal pembagian tidak dapat dilakukan karena jenis dan
jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas dalam anggaran dasar atau
anggaran rumah tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota, maka Sisa
Hasil Usaha (SHU) tersebut dicatat sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU) belum
dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
Menurut Sitio dan Halomoan (2001:89), acuan dasar untuk membagi Sisa
Hasil Usaha (SHU) adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan
bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Dengan demikian, Sisa
Hasil Usaha (SHU) koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari dua
a. Sisa Hasil Usaha (SHU) atas jasa modal
Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik
ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima
dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan Sisa Hasil
Usaha (SHU) pada tahun buku yang bersangkutan.
b. Sisa Hasil Usaha (SHU) atas jasa usaha
Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai
pemakai atau pelanggan. Secara umum Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi
dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada anggaran dasar
atau anggaran rumah tangga koperasi sebagai berikut:
1. Cadangan koperasi
2. Jasa anggota
3. Dana pengurus
4. Dana karyawan
5. Dana pendidikan
6. Dana sosial
7. Dana untuk pembangunan lingkungan
Tentunya tidak semua kompenen di atas harus diadopsi koperasi dalam
membagi Sisa Hasil Usaha (SHU). Hal ini sangat tergantung dari keputusan
anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.
Perhitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan bila beberapa informasi
a. SHU total koperasi pada satu tahun buku
b. Bagian (persentase) Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota
c. Total simpanan seluruh anggota
d. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omset) yang bersumber
dari anggota
e. Jumlah simpanan per anggota
f. Omzet atau volume usaha per anggota
g. Bagian (persentase) Sisa Hasil Usaha (SHU) untuk simpanan anggota
h. Bagian (persentase) Sisa Hasil Usaha (SHU) untuk transaksi usaha
anggota
3. Prinsip – prinsip Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)
Menurut Sitio dan Halomoan (2001:91-92), agar tercermin asas
keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip
koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian Sisa Hasil
Usaha(SHU) sebagai berikut :
1.Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagi adalah yang bersumber dari
anggota. Pada hakekatnya Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagi
kepada anggota adalah yang bersumber dari anggota sendiri.
Sedangkan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang bukan berasal dari hasil
transaksi dengan anggota pada dasarnya tidak dibagi kepada anggota,
2. Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota adalah jasa dari modal dan transaksi
usaha yang dilakukan anggota sendiri. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang
diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal
yang diinventasi dan dari hasil transaksi yang dilakukannya dengan
koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi Sisa Hasil Usaha
(SHU) untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada
anggota.
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota dilakukan secara
transparan. Proses perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) per anggota
dan jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagi kepada anggota
harus diumumkan secara transparan, sehingga setiap anggota dapat
dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya
kepada koperasinya.
4. Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota dibayar secara tunai. Sisa Hasil
Usaha (SHU) per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena
dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan
usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.
G. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis
Koperasi dalam menjalankan usaha membutuhkan kontribusi modal dari
anggota untuk membiayai kegiatan usaha. Berdasarkan tujuan koperasi yaitu
mempromosikan anggota, maka yang diperjuangkan adalah agar anggota dapat
1.Pengaruh Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha
Menurut Baswir (1997: 124), bahwa setiap koperasi didirikan
dengan tujuan untuk dapat terus menambah jumlah anggotanya, dengan cara
memberikan kesempatan kepada masyarakat yang mendukung cita-cita
koperasi untuk mendaftar sebagai anggota. Selain mendukung cita-cita
sebuah koperasi, para calon anggota tentu harus dapat memenuhi
syarat-syarat keanggotaan koperasi sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga koperasi yang bersangkutan.
Namun demikian, tidak berarti bahwa koperasi harus menambah
jumlah anggotanya secara besar-besaran dalam waktu singkat. Penambahan
jumlah anggota harus disesuaikan dengan kemampuan pelayanan koperasi.
Apabila seseorang telah menjadi anggota koperasi, maka anggota tersebut
diharapkan dapat memanfaatkan barang dan jasa yang disediakan oleh
koperasi.
Anggota koperasi merupakan sasaran utama koperasi sebagai
pembeli maupun sebagai penjual sesuai dengan kegiatan usaha koperasi.
Semakin banyak hubungan ekonomis antara anggota dengan koperasi, maka
semakin besar kemungkinan berkembangnya koperasi. Hal ini sesuai dengan
penelitian Taman (2012), yang menyatakan bahwa aktivitas anggota dalam
melaksanakan kegiatan koperasi lebih berpengaruh terhadap SHU, bila
anggota koperasi banyak namun sifatnya pasif tentu saja tetap tidak
bukanlah jumlah anggota dari segi kuantitas, tetapi lebih kepada aktivitas
anggota koperasi dalam memajukan koperasi. Berdasarkan uraian di atas,
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha1 : Jumlah anggota berpengaruh terhadap SHU
2. Pengaruh Jumlah Simpanan terhadap Sisa Hasil Usaha
Menurut Muljono (2012: 195), bahwa salah satu cara pembentukan
modal pada koperasi adalah dengan melalui simpanan, baik simpanan pokok
maupun simpanan wajib, dana cadangan, hibah, serta modal penyertaan.
Atas simpanan sebagai modal, koperasi berkewajiban memberikan sebagian
keuntungannya dalam bentuk SHU kepada pemiliknya, sedangkan atas
simpanan sebagai pinjaman koperasi berkewajiban memberikan bunga
pinjaman kepada pemilik simpanan. Akibat adanya simpanan anggota, maka
anggota koperasi akan semakin besar perannya dalam kaitannya dengan
kesejahteraan yang diperoleh terutama dari kemanfaatan simpanan dan juga
pembagian SHU yang akan diterimanya.
Hal ini sesuai dengan penelitian Taman (2012), bahwa simpanan
dalam koperasi digunakan sebagai modal sendiri dan modal pinjaman dari
anggota sehingga koperasi mempunyai kewajiban untuk membayarkan jasa
berupa bunga simpanan (UU Nomor 25 tahun1995). SHU terbentuk dari
bunga pinjaman. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
3. Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha
Pinjaman adalah salah satu produk utama koperasi yang juga
dikonsumsi anggota koperasi sendiri. Menurut Muljono (2012: 126), bahwa
penghasilan pinjaman koperasi yang utama berasal dari bunga pinjaman.
Bunga pinjaman merupakan pendapatan utama koperasi. Penentuan bunga
pinjaman tersebut dikaitkan dengan pertimbangan apakah bunga tersebut
dapat dikembangkan oleh peminjam dan apakah dapat membuat koperasi
berkembang. Penghasilan usaha (PHU) koperasi yang utama berasal dari
bunga yang diterima. Besarnya PHU sangat menentukan berapa SHU yang
didapatkan.
Menurut Taman (2012), bahwa hal ini disebabkan karena semakin
banyak jumlah pinjaman yang diberikan maka semakin banyak bunga yang
diperoleh, sehingga SHU yang diperoleh juga meningkat. Berdasarkan
uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha3 : Jumlah pinjaman berpengaruh terhadap SHU.
4. Pengaruh Jumlah Modal Kerja terhadap Sisa Hasil Usaha
Menurut Tohar (2000:30), modal kerja koperasi adalah jumlah uang
yang tertanam dalam aktiva lancar koperasi. Masalah modal kerja sangat erat
hubungannya dengan dengan operasi badan usaha sehari-hari. Tersedianya
modal kerja yang cukup sangat penting bagi badan usaha, karena badan
usaha tersebut dapat memenuhi kebutuhannya dalam pembiayaan operasi
adanya dana yang tidak produktif dan sebenarnya merupakan kerugiaan bagi
badan usaha, karena kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebih
besar disia-siakan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Taman (2012),
bahwa semakin banyak modal kerja maka koperasi tersebut akan dapat
melakukan berbagai usaha untuk dapat meningkatkan SHU.
Sementara menurut Muljono (2012), bahwa semakin besar modal
kerja maka akan lebih memungkinkan koperasi untuk mencapai SHU yang
diharapkan. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
Ha4 : Jumlah modal kerja berpengaruh terhadap SHU.
Secara sistematis kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan sebagai
berikut:
independen dependen
H. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah ada sebelumnya memuat variabel-variabel yang
berhubungan dengan penelitian dalam skripsi ini dan digunakan sebagai bahan
pertimbangan. Penelitian Taman (2012) menunjukkan bahwa jumlah anggota,
Jumlah anggota
SHU Jumlah simpanan
Jumlah pinjaman
jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi simpan
pinjam di Kabupaten Badung. Variabel jumlah anggota dan jumlah modal kerja
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap sisa hasil usaha,
sedangkan variabel jumlah simpanan dan jumlah pinjaman tidak berpengaruh.
Variabel jumlah modal kerja berpengaruh dominan terhadap SHU koperasi
simpan pinjam di Kabupaten Badung.
Penelitian Ferline dkk (2013) menunjukkan jumlah anggota, simpanan
anggota dan penjualan berpengaruh secara bersama-sama terhadap peningkatan
Sisa Hasil Usaha (SHU) PKP-RI Provinsi Sumatera Barat. Diantara jumlah
anggota, jumlah simpanan anggota, dan penjualan yang mempunyai pengaruh
signifikan terhadap peningkatan Sisa Hasil Usaha PKP-RI Provinsi Sumatera
Barat adalah simpanan anggota.
Penelitian Vera (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
positif antara modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) dan menunjukkan
adanya hubungan yang searah antara modal kerja dengan Sisa Hasil Usaha
(SHU).
Penelitian Thamrin (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara simpanan dan pinjaman anggota terhadap Sisa Hasil Usaha
Penelitian Eko (2000) menunjukkan bahwa yang paling berpengaruh
terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah simpanan, dan tingkat kesehatan
koperasi selama lima tahun berturut-turut adalah baik dan sehat.
Penelitian Km. Bayu dkk (2014) menunjukkan bahwa modal berpengaruh
positif terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU), volume usaha berpengaruh positif
terhadap Sisa hasil Usaha (SHU), jumlah anggota tidak berpengaruh terhadap
Sisa Hasil Usaha. Modal, volume usaha dan jumlah anggota secara simultan
berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
Penelitian Nurfarhana (2013) menujukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara modal kerja dan laba usaha koperasi pada koperasi serba
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan berupa studi kasus. Studi kasus
dilakukan di Koperasi BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota Pusat Koperasi
Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) di Kota Madiun sehingga kesimpulan yang
akan diambil hanya berlaku pada Koperasi BUMN/BUMD Pusat Koperasi
Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) di Kota Madiun.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(PKPRI) di Kota Madiun.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai bulan April 2015.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pengurus koperasi sebagai sumber informasi
untuk penelitian ini.
2. Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti adalah data jumlah anggota, jumlah simpanan
anggota, jumlah pinjaman anggota, dan jumlah modal kerja serta data
tambahan yaitu data perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas: objek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2009: 115). Populasi dari penelitian ini adalah laporan keuangan dan Sisa
Hasil Usaha (SHU) selama lima tahun pada BUMN/BUMD Koperasi
Primer Anggota PKPRI Kota Madiun dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2014
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2009: 116). Sampel yang akan digunakan
dalam penelitian yaitu teknik Sampling Purposive. Menurut Sugiyono (2009:
122), Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi
yaitu data jumlah anggota, jumlah simpanan anggota, jumlah pinjaman
anggota, dan Sisa Hasil Usaha (SHU) dari tahun 2010 sampai dengan tahun
E. Data yang Diperlukan
1. Gambaran umum koperasi meliputi sejarah Pusat Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (PKPRI), struktur organisasi, serta usaha koperasi.
2. Data Sisa Hasil Usaha (SHU), jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah
pinjaman serta jumlah modal kerja dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2014 di Koperasi.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar maupun
elektronik. Dokumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai
perkembangan Koperasi.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung dan pencatatan secara sistimatik
terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala
dalam objek penelitian.
G. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dibedakan menjadi :
a. Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel lainnya
b. Variabel Independen adalah variabel bebas yang mempengaruhi variabel
dependen. Variabel dalam penelitian ini adalah jumlah anggota, jumlah
simpanan anggota, jumlah pinjaman anggota, dan jumlah modal kerja.
2. Definisi Operasional Variabel
Berikut ini adalah definisi operasional untuk masing-masing variabel
penelitian :
a. Jumlah Anggota
Jumlah anggota adalah jumlah anggota masing-masing koperasi dalam
kurun waktu 2010 sampai dengan tahun 2014 yang diukur dengan satuan
orang.
b. Jumlah Simpanan Anggota
Jumlah simpanan anggota adalah jumlah simpanan koperasi baik berupa
simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, simpanan hari tua,
simpanan perumahan yang diukur dengan satuan rupiah dalam kurun
waktu 2010 sampai dengan tahun 2014.
c. Jumlah Pinjaman
Jumlah pinjaman merupakan jumlah pinjaman anggota dan jumlah
pinjaman non-anggota yang diberikan oleh masing-masing koperasi
berdasarkan kesepakatan pihak peminjam dengan koperasi dengan
imbalan bunga yang telah ditentukan dalam kurun waktu tahun 2010
d. Modal Kerja
Modal kerja adalah jumlah modal sendiri berupa simpanan pokok,
simpanan wajib, dana cadangan, hibah dan modal luar berupa pinjaman
dari anggota, pinjaman dari bank, modal pinjaman dari koperasi yang
diperlukan oleh masing-masing koperasi dalam rangka memenuhi
kebutuhan usaha koperasi dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014 yang diukur dengan satuan rupiah.
e. Sisa Hasil Usaha
Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan dikurangi total biaya,
penyusutan dan kewajiban lainnya dalam satu tahun buku masing-masing
koperasi dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan 2014 yang dikur
dengan satuan rupiah.
H. Teknik Analisis Data
1. Mengumpulkan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang dapat dilihat atau disajikan dalam
bentuk angka. Dalam penelitian ini berupa data Sisa Hasil Usaha (SHU)
Koperasi Primer Anggota Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(PKPRI) di Kota Madiun mengenai jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah
pinjaman, dan jumlah modal kerja selama lima tahun dari tahun 2010-2014.
Data tersebut kemudian diolah untuk menjawab permasalahan yang diajukan.
data panel, yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan pengaruh jumlah
anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal kerja terhadap
Sisa Hasil Usaha (SHU).
2. Menentukan Model Regresi Data Panel
Data panel merupakan data yang memiliki cross-section dan data
time series. Regresi dengan data panel merupakan regresi dengan data yang
memiliki dimensi waktu dan dimensi ruang. Jika setiap cross-section unit
memiliki jumlah observasi time series yang sama maka disebut sebagai
balanced panel. Sebaliknya jika jumlah observasi berbeda untuk setiap
cross-section unit maka disebut unbalanced panel (Suharjo, 2008).
Menurut Hidayat (2014), dalam metode estimasi model regresi
dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan,
antara lain:
a. Common Effect (CE)
Common Effect (CE) merupakan pendekatan model data panel yang
paling sederhana karena hanya mengkombinasikan data time series dan cross
section. Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu,
sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam berbagai
kurun waktu. Metode ini dapat menggunakan pendekatan Ordinary Least
Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data
b. Fixed Effect (FE)
Fixed Effect (FE) merupakan model yang mengasumsikan bahwa
perbedaan antar individu dapat diakomodasi dari perbedaan intersepnya.
Dalam mengestimasi data panel model Fixed Effect menggunakan teknik
variabel dummy untuk menangkap perbedaan intersep antar perusahaan,
perbedaan intersep bisa terjadi karena perbedaan budaya kerja, manajerial,
dan insentif. Namun, demikan slopnya sama antar perusahaan. Model estimasi
ini sering disebut teknik Least Square Dummy variable (LSDV).
c. Random Effect (RE)
Random Effect (RE) merupakan model yang mengestimasi data panel
dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar
individu. Pada model Random Effect perbedaan intersep diakomodasi oleh
error terms masing-masing perusahaan. Keuntungan menggunakan model
Random Effect yaitu menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini disebut
dengan Error Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square
(GLS).
3. Menguji Metode Regresi Data Panel
Menurut Hidayat (2014), dalam penelitian ini ada beberapa pengujian
yang akan penulis lakukan yaitu sebagai berikut :
a. Uji Chow
Uji Chow adalah pengujian untuk menentukan model Fixed Effect
mengestimasi data panel. Jika Cross-section lebih kecil dari tingkat
signifikansi 0,05, maka model dapat diestimasi dengan Fixed Effect. Jika nilai
Cross-section lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05, maka model dapat
diestimasi dengan Common Effect (CE).
b. Uji Lagrange Multiplier (LM)
Uji Lagrange Multiplier (LM) adalah uji untuk mengetahui apakah
model Random Effect lebih tepat daripada model Common Effect. Jika nilai
Lagrange Effect (LM) lebih kecil dari nilai Chi Square,maka model dapat
diestimasi dengan Common Effect (CE). Jika nilai Lagrange Effect lebih besar
dari nilai Chi Square, maka model dapat diestimasi dengan Random Effect
(RE).
c. Uji Hausman
Menurut Gujarati (2003) yang dikutip oleh Taman (2012), bahwa uji
hausman dilakukan untuk menguji apakah Fixed Effect Model (FEM) atau
Random Effect Model (REM) yang dipilih yaitu : Apabila nilai Chi Square
statistik pada uji Hausman signifikan, berarti model dapat disetimasi dengan
model Fixed Effect Model (FEM). Apabila nilai Chi Square statistik pada uji
Hausman tidak signifikan, berarti model dapat diestimasi dengan Random
Effect Model (REM) karena nilainya tidak berbeda secara substansi.
Jika data panel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (t) > jumlah individu
Jika data panel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (t) < jumlah individu
(n), maka menggunakan Random Effect Model (REM).
4. Menguji Asumsi Klasik dalam Regresi
Menurut Priyatno (2012: 59-64), bahwa pengujian asumsi klasik
diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan
benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala
multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan
alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (best
linier unbiased estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak
terdapat multikoliniearitas, dan tidak terdapat autokorelasi
Pengujian asumsi klasik yang akan digunakan adalah :
a. Uji Normalitas Model Regresi
Uji normalitas model regresi bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan
menggunakan teknik Kolmogrov Smirnov. Penerapan pada uji
Kolmogrov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi dibawah 0,05 berarti
data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikansi dengan data
normal baku. Jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal