• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING THE WAY TERHADAPHASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARUWISI 2 KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING THE WAY TERHADAPHASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARUWISI 2 KOTA MAKASSAR"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

MARYAM BELINAN 4513103060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA 2020

(2)

i

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING THE WAY

TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARUWISI II KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajuakan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

MARYAM BELINAN 4513103060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA 2020

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

Dalam setiap peristiwa, hikmah selalu ada. Jangan pernah menyesali apa yang pernah terjadi, namun bangkitlah dan terus mengejar cita-cita. Karena ketika hanya ada penyesalan maka semua yang dicita-citakan akan sia-sia.

Persembahan

Karya ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya, keluarga saya, serta orang-orang yang telah membantu dan mendukung saya selama ini.

(6)

v ABSTRAK

Maryam Belinan. 2019. Pengaruh Penggunaan Strategi Modeling The Way Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 Kota Makassar. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa. Pembimbing Dr. Hj. Andi Hamsiah, M.Pd dan St. Muriati, S.Pd., M.Pd.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian Pre-Experimental One Group Pretest-Posttest, yaitu memberikan tes sebelum adanya perlakuan, kemudian memberikan tes setelah adanya perlakuan dengan menggunakan strategi modeling the way. Perlakuan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Strategi Modeling The Way Terhdap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 Kota Makassar. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 24 orang. Penelitian dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes, yang dianalisis dengan statistik deskriptif. Data yang diperoleh dianalisis juga dengan menggunakan analisis statistik inferensial menggunakan rumus uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh Strategi Modeling The Way terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Negeri Karuwisi II Kota Makassar. Hal ini dapat dilihat setelah diperoleh t - hitung = 9,534 dan t tabel = 2,120 maka, diperoleh t Hitung> t Tabel atau 9,534 > 2,120. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Strategi Modeling The Way terhadap hasil belajar siswa.

Kata kunci :strategi Modeling The Way, Hasil belajar siswa

(7)

vi ABSTRACT

Maryam Belinan. 2019. The Effect of Using The Way Modeling Strategy on Science Learning Outcomes of Class IV SD Negeri Karuwisi II Makassar City.

Thesis, Department of Elementary School Teacher Education (PGSD), Faculty of Teacher Training and Education, Bosowa University. Advisor Dr. Hj. Andi Hamsiah, M.Pd and St. Muriati, S.Pd., M.Pd.

This type of research is an experimental research with a Pre-Experimental One Group Pretest-Posttest research design, which is to provide a test before the treatment, and thengives a test after the treatment using the modeling strategy the way. The treatment was carried out in order to determine the effect of the Way Modeling Strategy on the Science Learning Outcomes of Class IV SD Negeri Karuwisi 2 students in Makassar City. The sample of this research was 24 students of fourth grade. The research was conducted in 4 meetings. The data collection technique used in this study was a test technique, which was analyzed using descriptive statistics. The data obtained were also analyzed using inferential statistical analysis using the t test formula.

The results showed that there was an effect of The Way Modeling Strategy on the science learning outcomes of the fourth grade students of SD Negeri Karuwisi 2 Makassar City. This can be seen after obtaining t - count = 9,534 and t table = 2,120 then, obtained t count> t table or 9,534> 2,120. Thus, it can be concluded that there is an influence of The Way Modeling Strategy on student learning outcomes.

Keywords: Modeling the way strategy, Student learning outcomes

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Strategi Modeling The Way Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 Kota Makassar” dapat diselesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

Setiap orang dalam berkarya selalu mengharapkan kesempurnaan, termasuk dalam tulisan ini. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis telah mengerahkan segala daya dan upaya untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan bantuan yang sangat berarti bagi penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Muhammad Saleh Pallu M.Eg., selaku Rektor Universitas Bosowa.

2. Dr. Asdar, S.Pd, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

3. Hj. St. Haliah Batau, S.S, M.Hum, selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

4. Dr. Hj. A. Hamsiah, S.Pd, M.Pd, selaku Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

5. Nursamsilis Lutfin, S.S, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

6. Dr. Hj. Andi Hamsiah, M.Pd selaku pembimbing I yang telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyusun skripsi.

7. St. Muriati, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyusun skripsi.

8. Andi Pisnah, S.Pd, selaku Kepala SD Negeri Karuwisi 2 Kota Makassar yang telah memberikan izin penelitian.

9. Rahima Nada, S.Pd, selaku guru kelas SD Negeri Karuwisi 2 Kota Makassar yang membantu dalam pelaksanaan penelitian.

(9)

viii

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ... ii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

a. Latar Belakang ... 1

b. Identifikasi Masalah ... 3

c. Pembatasan Masalah ... 4

d. Rumusan Masalah ... 4

e. Tujuan Penelitian ... 4

f. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Teori ... 6

1. Strategi Pembelajaran Modeling The Way ... 6

a. Pengertian strategi pembelajaran ... 6

b. Pengertia strategi Modeling The Way ... 7

c. Langkah – langkah strategi Modeling The Way ... 7

d. Prinsip – prinsip strategi Modeling The Way ... 8

e. Kelebihan dan kelemahan strategi Modeling The Way ... 9

2. Hasil Belajar ... 10

a. Pengertian belajar ... 10

b. Hasil belajar ... 10

c. Faktor – faktor yang menghambat hasil belajar ... 12

(11)

x

d. Hasil belajar IPA SD ... 13

3. Materi bagian – bagian tumbuhan ... 16

a. Akar ... 16

b. Batang ... 17

c. Daun ... 17

d. Bunga ... 18

e. Buah dan biji ... 20

B. Penelitian Relevan ... 21

C. Kerangka Pikir ... 22

D. Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis dan desain penelitian ... 25

1. Jenis penelitian ... 25

2. Desain penelitian ... 26

B. Lokasi dan waktu penelitian... 27

C. Populasi dan sampel ... 27

1. Populasi ... 27

2. Sampel ... 27

D. Variabel penelitian dan devinisi operasional variabel ... 28

1. Variabel penelitian ... 28

2. Devinisi operasional variabel ... 28

E. Teknik pengumpulan data ... 29

F. Teknik analisis data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil penelitian... 35

1. Hasil analisis statistik deskriptif... 31

2. Hasil analisis statistik inferensial ... 41

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 38

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. SIMPULAN ... 47

B. SARAN ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 50 RIWAYAT HIDUP ...

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tingkat penguasaan materi ... 32

Tabel 4.1 Hasil nilai pretest siswa... 36

Tabel 4.2 Analisis tingkat penguasaan materi pretest ... 37

Tabel 4.3 Hasil nilai posttest siswa ... 39

Tabel 4.2 Analisis Tingkat penguasaan materi posttest ... 40

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 jenis akar tumbuhan ... 16

Gambar 2.2 jenis batang tumbuhan ... 17

Gambar 2.3 jenis daun tumbuhan... 18

Gambar 2.4 bunga dan bagiannya ... 18

Gambar 2.5 bagian bauh dan biji ... 20

Gambar 2.6 bagan kerangka pikir ... 23

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Nama siswa kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 Kota Makassar ... 51

Lampiran 2 : Daftar Nilai Pretes pretes dan posttes ... 52

Lampiran 3 : Perhitungan Analisis Deskriptif ... 53

Lampiran 4 : Perhitungan Analisis Data Statistik Inferensial ... 54

Lampiran 5 : Pengkategorian Hasil Belajar Pretest dan Posttes ... 55

Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) ... 56

Lampiran 7 : Media Pembelajaran ... 68

Lampiran 8 : Lembar Observasi Penelitian ... 70

Lampiran 9 : Hasil Kerja Siswa pada Lembar Pretest dan Posttest ... 75

Lampiran 10 : Tabel r ... 84

Lampiran 11 : Tabel Distribusi t ... 85

Lampiran 12 : Dokumentasi Penelitian ... 86

Lampiran 13 Surat Keterangan Meneliti ... 89

Lampiran 14 : Riwayat Hidup ... 90

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam tujuan Pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiaporang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Sehingga, belajar dapat terjadi kapan dan dimana saja. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya (Djamarah, 2006: 35).

Menurut Susanto, (2013: 167), sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Dalam hal ini para guru, khususnya yang mengajar sain disekolah dasar, diharapkan mengetahuai dan mengerti hakikat pembelajar IPA, sehingga dalam pembelajaran IPA guru tidak kesulitan dalam mendesain dan

(16)

melaksanakan pembelajaran.Siswa yang melakukan pembelajaran juga tidak mendpat kesulitan dalam memahami konsep sains.

Strategi secara umum mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar acuan dalam melakukan tindakan untuk mencapai sasaran yang di inginkan. Kalau dikaitkan dengan pembelajaran atau belajar mengajar, maka strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan antara guru dan murid dalam suatu kegiatan mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Ngalimun, 2017: 1).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD NEGERI KARUWISI 2, dalam pembelajaran IPA disekolah dasar, guru hanya menyampaikan konsep-konsep IPA secara konvensional yaitu dengan metode ceramah. Sehingga interaksi antara guru dan siswa masih kurang aktif. Karena proses pembelajaran hanya berpusat pada guru saja. Akhirnya siswa cenderung mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan guru tanpa adanya kegiatan lain. Hal lain yang menurut peneliti menjadikan metode ceramah kurang maksimal yaitu metode pembelajaran ceramah yang diterapkan di SDN Karuwisi 2 Makassar tergolong pembelajaran yang belum mengaktifkan siswanya.

Kondisi tersebut disebabkan oleh guru jarang melibatkan siswa untuk belajar aktif. Siswa cenderung hanya mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan metode ceramah. Sehingga siswa menjadi pasif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian dengan mengambil salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut melalui strategi pembelajaran Modeling the Way.

(17)

Menurut Silberman (2014: 234), mengatakan bahwa strategi modeling the way merupakan strategi pembelajaran aktif dan memiliki bagian yang menggunakan keterampilan. Keterampilan disini menjadi proses yang disadari dan keterampilan yang ditampilkan sebagai hasil dari kreativitas siswa.

Berdasarkan pandangan Silberman (2014) tentang strategi modeling the way dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang menggunakan keterampilan dengan membuat skenario sendiri agar dapat memunculkan ide-ide yang terampil melalui pemeragaan sehingga peserta didik berkesempatan untuk mempraktekkan. Strategi ini berbeda dengan strategi pembelajaran lainnya karena strategi ini lebih mengutamakan kecerdasan dalam membuat keterampilan yang disenangi siswa tetapi tidak terlepas dari materi yang diajarkan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berminat mengadakan sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Strategi Modeling the way terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 Kota Makassar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN Karuwisi 2 Makassar. Permasalahan tersebut antara lain:

1) Guru jarang menerapkan strategi atau metode pembelajaran yang variatif.

2) Guru belum menerapkan strategi pembelajaran modeling the way pada pembelajaran IPA.

3) Hasil belajar siswa sangat rendah dalam pembelajaran IPA.

(18)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, calon peneliti akan membatasi penilian hasil belajar dalam penelitian ini terkhusus pada ranah kognitif, sehingga peneliti menyolusikan untuk mengefektifkan hasil belajar kognitif siswa pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 kota Makassar dengan menggunakan strategi modeling the way.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu adakah pengaruh penggunaan strategi modeling the way terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 kota Makassar?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh strategi modeling the way terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karuwisi 2kota Makassar.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan pembelajaran IPA, khususnya dalam penggunaan strategi modeling the way.

(19)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan melatih kemandirian siswa untuk memecanhkan suatu masalah dengan strategi modeling the way dalam pembelajaran IPA.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuh kembangkan kreativitas guru dalam menciptakan metode, strategi, media, dan teknik pembelajaran yang kreatif, inovatif, menyenangkan, dan bervariasi dalam pembelajaran IPA.

c. Bagi sekolah, memberikan tambahan literatur bagi sekolah sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan.

d. Bagi peneliti, menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan penelitian, sekaligus menambah bekal untuk profesinya kelak.

(20)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Strategi Pembelajaran Modeling The way a. Pengertian strategi Pembelajaran

Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Strategi secara umum mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar acuan dalam melakukan tindakan untuk mencapai sasaran yang di inginkan. Kalau dikaitkan dengan pembelajaran atau belajar mengajar, maka strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan antara guru dan murid dalam suatu kegiatan mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Ngalimun, 2017: 1).

Menurut Sanjaya (2007 : 126), Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kemp dalam Ngalimun (2017) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Dari pendapat tersebut, Dick dan Carey dalam Ngalimun (2017) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan

(21)

prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.

b. Pengertian Strategi Modeling The Way

Strategi modeling the way adalah strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekan keterampilan spesifik yang dipelajari dikelas melalui demonstrasi. Siswa diberikan waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan sendiri bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan (Dimyati 1999: 76).

Strategi modeling the way adalah suatu strategi pengajaran yang dilaksanakan dengan cara guru memberikan skenario suatu sub bahasan untuk didemonstrasikan siswa di depan kelas, sehingga menghasilkan ketangkasan dengan keterampilan atau skill dan profesionalisme (Depdikbud, 1993: 219) c. Langkah-langkah Strategi Modeling the way

Menurut Suprijono (2011: 115), mengatakan bahwa strategi modeling the way harus diikuti dengan kesiapan guru, dalam hal ini guru harus merencanakan strategi modeling the way yang efektif. Adapun langkah- langkah strategi pembelajaran modeling the way sebagai berikut:

1) Setelah pembelajaran suatu topik tertentu, carilah topik- topik yang menuntut siswa untuk mencoba atau mempraktekan keterampilan yang baru diterangkan.

2) Bagilah siswa kedalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka, kelompok-kelompok ini akan mendemostrasikan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan skenario yang dibuat.

(22)

3) Berikan siswa waktu 10-15 menit untuk berdiskusi.

4) Berikan waktu 5-7 menit untuk menampilkan hasil diskusi (demostrasi)

5) Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja masing- masing kelompok. Setelah selesai, beri kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan masukan pada setiap demonstrasi yang dilakukan.

6) Guru memberi penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi.

d. Prinsip-prinsip strategi modeling the way

Menurut Yamin (2007: 65) penggunaan strategi modeling the way dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk memperagakan. Keahlian mendemonstrasikan harus dimiliki oleh guru dan pelatih yang ditunjukan, setelah didemonstrasikan, siswa diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan seperti yang telah diperagakan pelatih.

Sebagai bentuk strategi pembelajaran aktif terdapat beberapa prinsip- prinsip strategi modeling the way menurut Sumantri (2001: 101-102) sebagai berikut:

1) Hal apa pun yang dipelajari oleh murid, maka dia harus mempelajarinya sendiri tidak ada seorang pun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.

2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatan sendiri dan setiap kelompok umur terdapat variasi dalam kecepatan belajar).

3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.

(23)

4) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik.

e. Kelebihan dan Kelemahan strategi Modeling the Way

Berkaitan dengan kelebihan, strategi modeling the way menurut Sriyono (1992: 118) sebagai berikut:

1) Mendidik siswa mampu menyelesaikan sendiri masalah sosial yang dijumpainya.

2) Memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa.

3) Mendidik siswa berbahasa yang baik dan dapat menyalurkan pikiran serta perasaannya dengan jelas dan tepat.

4) Mau menerima dan menghargai pendapat orang lain.

5) Memupuk perkembangan kreativitas anak.

Selain mempunyai kelebihan, strategi modeling the way juga memiliki kelemahan menurut Sriyono (1992: 118) sebagai berikut:

1) Pemecahan problem yang disampaikan oleh siswa belum tentu cocok dengan keadaan yang ada di masyarakat.

2) Karena waktu terbatas, maka kesempatan berperan secara wajar kurang terpenuhi.

3) Rasa malu dan takut akan mengakibatkan ketidakwajaran dalam memainkan peran, sehingga hasilnya pun kurang memenuhi harapan.

(24)

2. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar seringkali disebut juga pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses belajar dan mengajar dimana dua konsep tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Menurut Slamento (2010: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkai kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya (Sardiman, 2011: 20).

Dari pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu:

1) Belajar berkaitan dengan tingkah laku seseorang.

2) Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari latihan dan pengalaman yang berulang-ulang.

3) Perubahan tersebut berupa dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

4) Terjadi pada diri setiap orang dan sepanjang hidupnya.

b. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku dari yang tidak bisa menjadi bisa, peserta didik dikatakan sudah belajar apabila terjadi perubahan-perubahan tingkah laku sesuai dengan yang ingin dicapai, dengan demikian dapat diartikan bahwa

(25)

perubahan-perubahan tingkah laku pada peserta didik tersebut merupakan hasil belajar yang dijalani peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung.

Menurut Muktar dan Yamin (2007: 131) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan bagian terakhir dari berbagai hal penting perubahan dalam proses belajar. Setelah menguji peserta didik, pendidik harus mengenali sasaran pengajaran yang ingin dicapai. Kemudian pendidik memiliki tata cara untuk mencapai sasaran tersebut, akhirnya pendidik mengembangkan alat uji dan bahan untuk mengukur seberapa jauh peserta didik menguasai pengetahuan yang dipelajari. Dapat memperagakan keterampilan, dan menunjukan perubahan dalam sikapnya sebagaimana yang diharapkan.

Menurut Patmonodewo (2003: 102) hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya, dan hasil peserta didik pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebagai hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya.

Hasil belajar seseorang tergantung kepada apa yang telah diketahui pembelajar, konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari (Dahar, 2006:117). Menurut Nawawi dalam Susanto (2013),yang menyatakan bahwa hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

(26)

Selain itu, Sudjana (2011) memberikan pengertian bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang mengacu pada perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Penilaian hasil belajar dalam Penelitian ini terkhusus mengarah pada ranah kognitif yaitu berkenaan dengan penguasaan pengetahuan siswa terhadap pembelajaran IPA khususnya materi bagian-bagian tumbuhan. Untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan berpikir memerlukan teknik atau instrumen penilaian yang tepat. Penguasaan pembelajaran IPA dapat diukur menggunakan tes tertulis. Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberikan jawaban secara tertulis berupa pilihan ganda atau isian.

c. Faktor-faktor yang menghambat hasil belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut (Rusman, 2012:124) antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal:

a) Faktor Internal 1) Faktor Fisiologis.

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.

2) Faktor Psikologis.

Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil

(27)

belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.

b) Faktor Eksternal 1) Faktor Lingkungan.

Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.

2) Faktor Instrumental.

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor- faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan- tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.

d. Hasil Belajar IPA SD

Proses belajar mengajar di kelas mempunyai tujuan yang bersifat transaksional, artinya diketahui secara jelas dan operasional oleh guru dan siswa.

Tujuan tercapai jika siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan di dalam proses belajar mengajar tersebut. Oleh sebab itu hasil belajar harus dirumuskan dengan baik untuk dapat dievaluasi pada akhir pembelajaran.

(28)

Hasil belajar IPA dikelompokan berdasarkan hakikat IPA itu sendiri yaitu sebagai produk dan proses. Hal ini didasarkan pada pendapat Hungerford (1990:

16) yang menyatakan bahwa IPA terbagi atas 2 bagian yaitu (1) the investigation (proses) seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, dan menyimpulkan, (2) the knowledge (produk) seperti fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori IPA. Dengan demikian, sebagai produk hasil belajar IPA berupa pemahaman terhadap fakta, konsep, prinsip, dan hukum IPA. Sebagai proses, hasil belajar IPA berupa sikap, nilai, dan keterampilan ilmiah.

Sumaji (1998) memandang hasil belajar dari dua aspek yakni aspek kognitif dan nonkognitif. Aspek kognitif adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan intelektual lainya, sedangkan aspek nonkognitif erat kaitannya dengan sikap, emosi (afektif), serta keterampilan fisik atau kerja otot (psikotorik).

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA SD hendaknya mencakupi hal- hal sebagai berikut:

1) Penguasaan produk ilmiah atau produk IPA yang mengacu pada seberapa besar siswa mengalami perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman tentang IPA baik berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, maupun teori. Aspek produk seperti fakta, konsep, prinsip, hukum, maupun teori sering disajikan dalam bentuk pengetahuan yang sudah jadi.

2) Penguasaan proses ilmiah atau proses IPA mengacu pada sejauh mana siswa mengalami perubahan dalam kemampuan proses keilmuan yang terdiri atas keterampilan proses IPA dasar dan keterampilan proses IPA terintegrasi.

(29)

Untuk tingkat pendidikan dasar di SD maka penguasaan proses IPA difokuskan pada keterampilan proses IPA dasar (basic science process skills) yang meliputi keterampilan mengamati (observasi), menggolongkan (klasifikasi), menghitung (kuantifikasi), meramalkan (prediksi), menyimpulkan (inferensi), dan mengkonsumsikan (komunikasi).

3) Penguasaan sikap ilmiah atau sikap IPA merujuk pada sejauh mana siswa mengalami perubahan dalam sikap dan sistem nilai dalam proses keilmuan.

Sikap ilmiah yang sangat penting dimilik pada semua tingkatan pendidikan.

Paling tidak ada empat sikap yang perlu dikembangkan yakni sikap ingin tahu (curiocity), penemuan, berpikir kritis (critical thinking), dan teguh pendirian (persistence). Keempat sikap ini tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya karena saling melengkapi.

4) Hasil belajar IPA SD adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa dalam bidang IPA sebagai hasil dalam mengikuti proses pembelajaran IPA, yang biasanya dinyatakan dengan skor sesuai dengan dimensi belajar IPA yang terdiri dari dimensi tipe sikap (sikap ilmiah).

3. Materi Bagian- Bagian Tumbuhan

Bagian tubuh tumbuhan memiliki bagian akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.

a. Akar

Akar mempunyai susunan dari luar ke dalam yaitu kulit luar (epidermis), kulit pertama (korteks), dan silinder pusat. Bagian-bagian akar terdiri dari tudung akar, ujung akar, batang akar, cabang akar dan pangkal akar.

Fungsi akar bagi tumbuhan adalah :

(30)

a. Untuk menguatkan berdirinya batang.

b. Menyerap air dan garam mineral.

c. Membantu penyerapan oksigen di udara pada tumbuhan tembakau.

d. Menyimpan cadangan makanan misalnya pada tumbuhan umbi-umbian.

Berdasarkan bentuknya, terdapat dua jenis akar, yaitu akar serabut dan akar tunggang. Akar serabut biasanya dimiliki oleh tumbuhan jenis monokotil (biji berkeping tunggal). Misalnya, padi, jagung, dan kelapa. Adapun akar tunggang biasanya dimiliki oleh tumbuhan jenis dikotil (biji berkeping dua).Misalnya, mangga, jambu, jeruk, dan kacang-kacangan.

Gambar 2.1 a). akar Tunggang, b). akar Serabut (Sumber Wikipedia.com, pixabay.com, Buku Biologi BSE) b. Batang

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang ada di atas tanah, serta tempat melekatnya daun, bunga dan buah.

Fungsi batang yaitu :

a. untuk penyokong tubuh tumbuhan,

b. mengangkut zat makanan ke seluruh tubuh tumbuhan,

c. mengangkut air dan mineral dari akar ke daun, serta zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh.

(31)

Gambar 2.2 a). batang berkayu, b). batang rumput, c). batang basah.

(Sumber: The Palnt. 1963) c. Daun

Daun banyak mengandung zat warna hijau yang disebut klorofil.Daun dibedakan menjadi daun tunggal dan daun majemuk.Berdasarkan susunannya, tulang daun ada yang menyirip (mangga dan jambu), menjari (singkong), dan sejajar (jagung. tebu, padi, dan alang-alang).

Gambar 2.3 bagian dan jenis daun

(Sumber: Dokumentasi Penerbit, www.dkimeges.com; home.att.ne.jp) Fungsi daun yaitu:

a. untuk fotosintesis, penguapan air, b. pengeluaran air berupa tetesan, dan c. alat pernapasan tumbuhan.

(32)

d. Bunga

Bunga merupakan alat perkembangbiakan secara kawin pada tumbuhan.Bagian-bagian bunga meliputi tangkai, mahkota, kelopak, benang sari dan putik.Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan dan putik berfungsi sebagai alat kelamin betina.

Berikut bagian-bagian bunga :

Gambar 2.4 Bunga dan bagiannya.

(Sumber: Pustekkom Depdiknas @ 2008)

a. Tangkai bunga merupakan bagian yang berada pada bagian bawah bunga.

Tangkai ini berperan sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga dan batang atau ranting.

b. Kelopak bunga, merupakan bagian bunga yang paling luar. Kelopak biasanya berwarna hijau seperti daun atau berwarna warni seperti mahkota.

c. Mahkota bunga, terletak di sebelah dalam kelopak dan biasanya mempunyai warna yang beraneka ragam. Mahkota bunga berguna untuk menarik serangga lain untuk datang membantu penyerbukan.

d. Benang sari, merupakan alat kelamin jantan yang terdiri dari tangkai sari dan kepala sari. Benang sari biasanya terletak di tengah-tengah mahkota bunga.

(33)

e. Putik, merupakan alat kelamin betina. Pada dasar putik terdapat bagian yang akan menjadi buah dan biji.

Berdasarkan bagian-bagian yang dimiliki bunga dibedakan menjadi:

a) bunga lengkap yaitu bunga yang memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan benang sari.

b) bunga tak lengkap yaitu bunga yang tidak memiliki salah satu bagian kelopak bunga, mahkota bunga, putik, atau benang sari.

c) bunga sempurna yaitu bunga yang memiliki benang sari dan putik.

d) bunga tak sempurna yaitu bunga yang hanya memiliki putik atau benang sari saja.

e. Buah dan Biji

Gambar 2.5 bagian buah dan biji. a) biji dikotil, b). biji monokotil (Sumber: image.google.co.id)

Buah ada yang berdaging, contohnya buah mangga dan buah apel. Buah terdiri atas daging buah dan biji. Biji merupakan hasil dari pembuahan yang terjadi akibat penyerbukan antara serbuk sari dan putik. Biji itu berkeping. Biji

(34)

ada yang berkeping satu dan ada yang berkeping dua. Biji berkeping satu disebut monokotil, dan biji yang berkeping dua disebut dikotil.

B. Penelitian yang Relavan

Adapun beberapa penelitian relevan yang pernah dilakukan mengenai strategi pembelajaran modeling the way yaitu:

1) Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti Fitriani (2016) dengan metode penelitian PTK, yang berjudul “Pengaruh penggunaan strategi modeling the way terhadap peningkatan kreativitas siswa kelas V mata pelajaran IPA Sekolah Dasar.Setelah dilaksanakan penelitian selama tiga kali hasil nilai rata-rata pre-test dan post-test yang diperoleh terlihat berbeda yaitu untuk hasil nilai pre test 43, 2667 dan hasil nilai post-test 79, 5333.

Perbedaan dari hasil pre-test terhadap post-test yaitu sebesar 36,2666.

Perbedaan tersebut dapat dikatakan adanya peningkatan dari hasil pre-test dengan hasil post-test.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Mulyati (2012) yang berjudul “penggunaan strategi modeling the way di kelas VI SDN 43 Sungai Kakap. Penelitian dilaksanakan dengan metode PTK dan aktivitas belajar siswa menggunakan strategi modeling the waydi kelas IV SDN 43 Sungai Kakap berjalan dengan baik dengan rata-rata keaktifan pada siklus I sebesar 77,27% dengan ketuntasan 72,72%, dan pada siklus II rata-rata keaktifan sebesar 87,37% dengan rata-rata ketuntasan hasil belajar sebesar 90,91% .

(35)

C. Kerangka Pikir

Pembelajara IPA yang bersifat abstrak akan sulit dipahami siswa yang tingkat perkembangannya masih dalam berpikir konkret. Apabila guru hanya menjelaskan materi tanpa mengajak siswa secara aktif mengkaji materi, maka pembelajaran akan kurang bermakna bagi siswa. Siswa memahami suatu konsep hanya dari penjelasan guru.Dengan begitu, menjadikan siswa untuk menghafal suatu konsep abstrak, bukan mempelajari dan memahami secara nyata.Untuk itu, guru harus menggunakan pendekatan atau strategi yang bervariasi sesuai materi pelajaran agar Pembelajaran IPA bermakna bagi siwa.

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi modeling the way, guru mengharapkan adanya pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.

Siswa akan belajar dengan gaya dan skenarionya sendiri berdasarkan arahan yang telah diberikan guru.

Penelitian ini akan menyajikan strategi modeling the way pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian hasil belajar dari kelas tersebut akan dianalisis. Dari hasil analisis tersebut, diharapkan dapat diketahui adanya pengaruh penerapan strategi modeling the way terhadap hasil pembelajar.

(36)

Berikut ini adalah bagan kerangka berpikir pengaruh penggunaan strategi modeling the way terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 kota Makassar.

Gambar Bagan 2.6 Kerangka Pikir Pengaruh Penggunaan Srategi Modeling the way terhadap Hasil Belajar IPA.

Hasil Pembelajaran IPA sangat rendah

sudah Menggunakan strategi modeling the way Belum menggunakan

strategi modeling the way

Bagian-Bagian Tumbuhan dan fungsinya

1. Akar 2. Batang 3. Daun 4. Bunga 5. buah

Analisis

Pretest Posttest

Hasil Belajar

Berpengaruh

Tidak Berpengaruh

KTSP

(37)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, kajian pustaka, maupun kerangka pikir, maka diajukan hipotesis penelitian yaitu adanya pengaruh positif pada penerapan strategi modeling the way terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 Kota Makassar.

(38)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian eksperimen merupakan bagian dari penelitian kuantitatif yang biasanya digunakan untuk mencari pengaruh dari suatu perlakuan terhadap subyek atau obyek. Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan ( Sugiyono, 2011:72).

Menurut Nawawi (2012:88) mengatakan, “Metode eksperimen adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain.”

Penggunaan metode eksperimen ini dimaksudkan karena peneliti bertujuan memberikan informasi tentang keberhasilan belajar siswa dengan membandingkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang menerapkan strategi modeling the way dengan pembelajaran konvensional pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 Makassar.

Menurut Sugiyono, metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

“metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” Sugiyono, (2011:72).

Dengan demikian, tujuan penelitian eksperimen sejalan dengan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan peneliti yaitu untuk mencari pengaruh strategi modeling

(39)

the way terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 kota Makassar.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest- postest Design. Dalam penelitian ini, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (treatment).

Adapun desain penelitian ini sebagai berikut:

(Sugiyono dalam Asdar, 2018: 30) Keterangan:

O1 = Nilai Pretest (sebelum diberi perlakuan) X = perlakuan (treatment)

O2 = Nilai Posttest (setelah diberi perlakuan) Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:

a) Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar IPA) sebelum diberi perlakuan.

b) Pemberian perlakuan ( Treatment), dalam hal ini peneliti menggunakan strategi modeling the way pada mata pelajaran IPA materi Bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.

O

1 X

O

2

(40)

c) Memberikan posttest untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar IPA) setelah diberi perlakuan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di lakukan di SDN Karuwisi 2 kota Makassar dan waktu penelitian April sampai September tahun 2019.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2015: 80). Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek yang dipelajari, meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas IV SDN Karuwisi 2 Makassar yang berjumlah 24 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015: 81). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel total atau sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Jadi sampel pada

(41)

penelitian ini adalah semua murid kelas IV SDN Karuwisi 2 Kota Makassar yang berjumlah 24 orang, terdiri dari 14 laki-laki dan 10 perempuan.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut:

a) Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2015: 4).Variabel bebas dari penelitian ini yaitu strategi modeling the way dalam pembelajaran IPA materi Bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.

b) Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015: 4).Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.

2. Definisi Operasinal Variabel

Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut:

a) Strategi modeling the way adalah strategi pengajaran yang dilaksanakan dengan cara guru memberikan skenario suatu sub bahasan untuk

(42)

didemonstrasikan siswa di depan kelas, sehingga menghasilkan ketangkasan dengan keterampilan atau skill, profesionalisme dan dievaluasi oleh guru.

b) Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dan untuk mengetahui sebatas mana siswa memahami serta mengerti materi yang diberikan guru sehingga dapat dilihat juga perubahan tingkah laku dari siswa tersebut.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitiannya. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu, dokumentasi dan tes.

Uraian selengkapnya sebagai berikut:

1. Observasi

Sutrisno Hadi 1986 dalam Sugiyono (2015: 145), mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya materi Bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku- buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data penelitian yang relevan (Riduwan, 2013: 58). Teknik

(43)

dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai data nama-nama siswa yang menjadi sampel penelitian, foto-foto serta video sebagai bukti telah dilaksanakannya penelitian.

3. Tes

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2013:57).

Dalam penelitian ini tes terbagi menjadi dua, yaitu tes awal dan tes akhir .

1) Tes awal (Pretest)

Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh murid sebelum menggunakan strategi modeling the way.

2) Pemberian perlakuan (Treatment)

Dalam hal ini peneliti menggunakan strategi modeling the way pada pembelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.

3) Tes akhir (Posttest )

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui pengaruh penggunaan strategi modeling the way.

Tes yang dilakukan pada penelitian ini berupa tes tertulis.Bentuk tes yaitu essay sebanyak 10 soal.Adapun lembarobservasi, digunakan untuk mengamati keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran.

(44)

F. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang dikumpul berupa nilai pretest dan posttes kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai tersebut dengan mengajukan pertanyaan, “apakah ada perbedaan nilai yang didapat antara nilai pretest dan posttes?.” Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rerata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test).

Dengan demikian langkah-langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen one group pretest posttest design adalah sebagai berikut:

1. Analisis data statistik deskriptif

Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama proses penelitian dan bersifat kuantitatif.. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai berikut:

a) Rata-rata

=

(Sugiyono, 2015:49) Keterangan:

Me = Mean (rata-rata) Σ = Jumlah

= Nilai x ke i sampai ke n

(45)

N = Jumlah individu b) Persentase

= x 100%

(Sugiyono, 2015:49)

Keterangan:

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentase

N = Number of cases (jumlah frekuensi / banyaknya individu) P = Angka persentase

Tabel 3.3Tingkat Penguasaan Materi

No. Skor Kategori Hasil Belajar

1. 81 – 100 Sangat Tinggi

2. 61 – 80 Tinggi

3. 41 – 60 Sedang

4. 24 – 40 Rendah

5. 0 – 24 Sangat Rendah

Sumber :(Arikunto, 2008: 245) 2. Analisis statistika inferensial

Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t (uji-t), dengan tahapan sebagai berikut

(46)

t=

(Arikunto, 2010:349) Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest O1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest) O2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest) D = Deviasi masing-masing subjek

= Jumlah kuadrat deviasi N = Subjek pada sampel

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Md=

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest

= Jumlah dari gain (posttest – pretest) N = Subjek pada sampel.

b) Mencari harga “ ” dengan menggunakan rumus:

=

Keterangan :

= Jumlah kuadrat deviasi

(47)

= Jumlah dari gain (posttest – pretest) N = Subjek pada sampel

c) Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:

t =

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest) X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest) D = Deviasi masing-masing subjek

= Jumlah kuadrat deviasi N = Subjek pada sampel

d) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan Kaidah pengujian signifikan :

(1) Jika t Hitung> t Tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti penggunaan strategi modeling the way berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya kelas IV SDN Karuwisi 2 Makassar.

(2)Jika tHitung< tTabel maka Ho diterima, berarti penggunaan strategi modeling the way tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya kelas IV SDN Karuwisi 2 Makassar.Menentukan harga t Tabeldengan Mencari t Tabel menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan .

(48)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lembar Observasi

Dimana lembar observasi yang digunakan seperti dilampirkan untuk

mengetahuai aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung, seperti kesiapan siswa dalam menerima materi, atau bekerja sama dalam kelompok yang sudah dibentuk oleh guru.

2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan tes hasil belajar siswa pada kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 Makassar yang telah menggunakan strategi modeling the way dan jenis penelitian eksperimen kuantitatif dengan menggunakan pretest dan posttest, maka diperoleh hasil analisis deskriptif sebegai berikut:

a. Deskripsi hasil pretest siswa kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 Kota Makassar.

Berdasarkan tes hasil belajar siswa pada kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 kota Makassar yang telah menggunakan strategi modeling the way dan jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan pretest dan posttest maka diperoleh hasil analisis statistik deskriptif.

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest dari murid kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 kota Makassar dari data hasil pretest adalah sebagai berikut:

a. Rata – rata (mean) ̅

=

= = 49,05

(Dapat dilihat pada lampiran 2 hal.52).

(49)

Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 Kota Makassar sebelum menggunakan strategi modeling the way yaitu 49,05. Berikut adalah hasil nilai pretest siswa kelas IV SD Negeri karuwisi 2 Kota Makassar sebelum menggunakan strategi modeling the way.

Tabel 4.1. Nilai Pretes siswa

No Nama Siswa Nilai Pretes

1 Muh. Risky 33

2 Adul Musyawir 53

3 Al Fatir 36

4 Muh.Yusuf Yusran 46

5 Muh. Fadil 66

6 Muh. Tryafriansyah 23

7 Ari Putra Pahlevi 70

8 Naila 60

9 M. Syahrul. A 53

10 Aulya A. Syamsul 80

11 Saskia Ainun Rahman 46

12 Sri Wahyuni S 53

13 Nurfadilla 43

14 Nur Aisah 36

15 Muh. Alif 33

16 Annahlah 56

17 Febri Anti Mubarak 46

18 Nur Syafira 50

Jumlah 883

Rata – rata 49.05

(50)

2. Persentase (%) 1) = x 100%

= x 100%

= 0 %

2) = x 100%

= x 100%

= 17%

3) = x 100%

= x 100%

= 11,1%

4) = x 100%

= x 100%

= 55,5%

5) = x 100%

= x 100%

= 17%

Tabel 4.2. Analisis Tingkat Penguasaan Materi Pretest

Skor Frekuensi Presentasi Kategori Hasil Belajar

85 – 100 0 0% Sangat Tinggi

65 – 84 3 17% Tinggi

55 – 64 2 11,1% Sedang

35 – 54 10 55,5% Rendah

0 – 34 3 17% Sangat Rendah

(dapat di lihat pada lampiran 5 hal.55 )

(51)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat siswa (0)%) yang berada pada kategori sangat Tinggi, 3 siswa (17%) yang berada pada kategori tinggi, 2 siswa (11,1%) yang berada pada kategori sedang, 10 siswa (55,5%) yang berada pada kategori rendah, dan 3 siswa (17%) yang berada pada kategori sangat rendah.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil nilai murid kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 kota Makassar sebelum menggunakan strategi pembelajaran modeling the way dikategorikan rendah. Hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai pada kategori rendah yaitu 55,5% dari 18 siswa.

b. Deskripsi Hasil Posttes kelas IV SD Negeri Karuwisi II Makassar.

Berdasarkan tes hasil belajar siswa pada kelas IV SD Negeri Karuwisi II Makassar yang telah menggunakan strategi modeling the way dan jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan pretest dan posttest maka diperoleh hasil analisis statistik deskriptif.

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai Posttes dari murid kelas kelas IV SD Negeri Karuwisi II Makassar dari data hasil Posttes adalah sebagai berikut:

1. Rata-rata (Mean) ̅ =

(dapat di lihat pada lampiran 3 hal. 53)

Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Karuwisi II Makassar setelah menggunakan strategi

(52)

modeling the way yaitu 84,6. Hasil rata - rata posttest lebih tinggi dari pada hasil rata – rata pada posttes dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3. Hasil nilai Posttes siswa.

No Nama Siswa Nilai Posttes

1 Muh. Risky 76

2 Adul Musyawir 93

3 Al Fatir 96

4 Muh.Yusuf Yusran 70

5 Muh. Fadil 83

6 Muh. Tryafriansyah 23

7 Ari Putra Pahlevi 86

8 Naila 100

9 M. Syahrul. A 86

10 Aulya A. Syamsul 100

11 Saskia Ainun Rahman 93

12 Sri Wahyuni S 80

13 Nurfadilla 83

14 Nur Aisah 90

15 Muh. Alif 93

16 Annahlah 93

17 Febri Anti Mubarak 86

18 Nur Syafira 93

Jumlah 1524

Rata – rata 84.66

2. Persentase (%) nilai rata-rata a. = x 100%

= x 100%

= 67%

(53)

b. = x 100%

= x 100%

= 28%

c. = x 100%

= x 100%

= 0%

d. = x 100%

= x 100%

= 0%

e. = x 100%

= x 100%

= 5,5%.

Tabel 4.4 Analisis Tingkat Penguasaan Materi Posttest

Skor Frekuensi Presentasi Kategori Hasil Belajar

85 – 100 12 67% Sangat Tinggi

65 – 84 5 28% Tinggi

55 – 64 0 0% Sedang

35 – 54 0 0% Rendah

0 – 34 1 5,5% Sangat Rendah

(dapat di lihat pada lampiran 5 hal.55 )

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat 12 siswa (67%) yang berada pada kategori sangat tinggi, 5 siswa (28%) yang berada pada kategori tinggi, 0 murid (0%) yang berada pada kategori sedang, 0 siswa (0%) yang berada pada kategori rendah, dan 1 siswa (5,5%) yang berada pada kategori sangat rendah.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil nilai siswa kelas IV SD Negeri Karuwisi II Makassar setelah

(54)

menggunakan strategi pembelajaran modeling the way dikategorikan tinggi. Hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai pada kategori sangat tinggi yaitu 67% dari 18 siswa.

3. Hasil analisis statistik inferensial

Teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis Penelitian ini adalah teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji-t. Uji hipotesis bertujuan untuk membuktikan ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara pretes yang tidak menggunakan strategi pembelajaran modeling the way dengan posttes yang diajar menggunakan strategi pembelajaran modeling the way.

Cara menentukan hipotesis diterima atau ditolak yaitu jika rhitung > rtabel

maka H0 ditolak ( Berlaku jika tidak ada pengaruh metode modeling the way terhadap terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi bagian – bagian tumbuhan dan fungsinya kelas IV SD Negeri Karuwisi II Makassar ). dan H1 diterima (pengaruh strategi modeling the way terhadap terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 Kota Makassar ). Begitu juga sebaliknya dengan taraf signifikan

Berikut adalah tabel perhitungan analisis data statistik inferensial hasil kerja siswa.

(55)

Tabel 4.5 Perhitungan analisis data statistik inferensial.

No Nama

Hasil belajar

d= O2- O1

d2 pretes (O1)

Posttes (O2)

1 Muh. Risky 33 76 43 1849

2 Adul Musyawir 53 93 40 1600

3 Al Fatir 36 96 60 3600

4 Muh.Yusuf Yusran 46 70 24 576

5 Muh. Fadil 66 83 17 289

6 Muh. Tryafriansyah 23 23 0 0

7 Ari Putra Pahlevi 70 86 16 256

8 Naila 60 100 40 1600

9 M. Syahrul. A 53 86 33 1089

10 Aulya A. Syamsul 80 100 20 400

11 Saskia Ainun Rahman 46 93 47 2209

12 Sri Wahyuni S 53 80 27 729

13 Nurfadilla 43 83 40 1600

14 Nur Aisah 36 90 54 2916

15 Muh. Alif 33 93 60 3600

16 Annahlah 56 93 37 1369

17 Febri Anti Mubarak 46 86 40 1600

18 Nur Syafira 50 93 43 1849

Jumlah 883 1524 641 27131

Langkah – langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

t =

(56)

a.

Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Md=

=

=35,66

b.

Mencari harga “ ” dengan menggunakan rumus:

=

=

=

=

= 4305.

c.

Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:

t =

t =

t =

t =

t =

t =

9,534 (dapat di lihat pada lampiran 4 hal. 54).

d.

Menentukan harga ttabel

Untuk mencari t tabel peneliti menggunakan table distribusi t dengan taraf signifikan dan d.b = n – 2 = 18 – 2 = 16 maka diperoleh t tabel 0,05 = 2,120 Setelah diperoleh t hitung = 9,534 dan t tabel = 2,120 maka, diperoleh t Hitung> t

Tabel atau 9,534 > 2,120, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1

diterima. Hal ini berarti hasil belajar peserta didik yang setelah diajar dengan

(57)

strategi modeling the way lebih tinggi dibandingkan sebelumnya diajarkan dengan strategi modeling the way pada kelas IV SD Negeri Karuwisi II Makassar.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen kuantitatif dengan rancangan One group pretes and posttes desaign.Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh strategi modeling the way terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya kelas IV SD Negeri Karuwisi II Makassar tahun pelajaran 2019/2020.

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri Karuwisi II Makassar yang berjumlah 24 siswa. Sampel ini diambil dengan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Penelitian ini menggunakan srategi pembelajaran modeling the way yang mana pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara guru memberikan suatu sub bahasan dan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekan keterampilan spesifik yang dipelajari dikelas melalui demonstrasi. Siswa diberikan waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan sendiri bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan.

Berdasarkan hasil pretest, nilai rata-rata hasil belajar siswa IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya adalah 49,05 dengan kategori yakni siswa (0%) berada pada kategori yang paling tinggi, 3 siswa (17%) berada pada kategori tinggi, 2 siswa (11,1 %) berada pada kategori sedang, 10 siswa (55,5%) berada pada kategori rendah, dan 3 siswa (17%) berada pada kategori sangat

(58)

rendah. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa IPA pada materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya sebelum menggunakan strategi modeling the way tergolong rendah. Setelah diketahui hasil nilai pretes, maka dilakukan penerapan strategi modeling the way, dan melakukan posttest.

Selanjutnya nilai rata-rata hasil posttest adalah 84,6. Jadi kemampuan murid setelah menggunakan strategi modeling the way mempunyai hasil yang lebih baik dibanding dengan sebelum menggunakan strategi modeling the way.

Selain itu persentasi kategori hasil belajar siswa IPA pada materi bagian-bagian tumbuhan juga meningkat yakni 12 siswa (67%) berada pada kategori sangat tinggi, 5 siswa (28%) berada pada kategori tinggi, 0 siswa (0%) berada pada kategori sedang, 0 siswa (0%) berada pada kategori rendah, dan 1 siswa (5,5%)berada pada kategori sangat rendah.

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus uji-t, dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 9,534. Dengan frekuensi (db) sebesar 18 - 2 = 16, pada taraf signifikansi 5% diperoleh t tabel = 2,120. Oleh karena t hitung t tabel pada taraf signifikansi 0,05, maka berdasarkan definisi hipotesis nol (H0) ditolak, yang artinya bahwa(H0) adalah hipotesis yang menerangkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen (strategi modeling the way) dan variabel dependen (hasil belajar IPA Materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya), sedangkan (H1) diterima, karena (H1) adalah hipotesis yang menerangkan adanya pengaruh antara variabel independen (strategi

(59)

modeling the way) dan variabel dependen (hasil belajar IPA Materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya).

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi modeling the way dinyatakan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya kelas IV SD Negeri Karuwisi 2 Kota Makassar.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Permainan merupakan manfaat yang besar bagi perkembangan anak. Khususnya untuk perkembangan kemampuanan berhitung, sehingga pada. saatnya nanti anak lebih siap

[r]

Peningkatan serum sTnI setelah melakukan latihan intensitas tinggi pada kelompok yang tidak menggunakan kreatin monohidrat menandakan bahwa telah terjadi kerusakan otot akibat

Judul dari proyek akhir ini Perancangan Buku Saku Panduan Menanam Tanaman Obat Keluarga di Kota Semarang, dengan pemilihan judul dan tema ini diharapkan

[r]

Pernyataan di atas dengan jelas menunjukkan bahwa analisa ekonomi regional pada hakekatnya membahas mengenai kegiatan perekonomian ditinjau dari segi sudut

Seperti umumnya orang dengan tipe kepribadian pengawal (David Keirsey, 1998), Wiranto menunjukkan ciri bangga terhadap dirinya sebagai orang yang dapat diandalkan,.. penolong,

Huolimatta siitä, että liikunnan määrä korreloi selvästi maksan rasvapitoisuuteen ja NAFLD:iin, liikunnan määrän muutos ei ollut yhteydessä maksan