• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis turunnya pendapatan petani penyadap getah Pinus di Jorong Talago Gunuang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis turunnya pendapatan petani penyadap getah Pinus di Jorong Talago Gunuang"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL AL-INTIFAQ VOLUME 2 , NOMOR 1, APRIL 2022

31

Analisis Turunnya Pendapatan Petani Penyadap Getah Pinus Di Jorong Talago Gunuang, Nagari Saruaso, Kecamatan Tanjung Emas, Kab. Tanah Datar

ANALISIS TURUNNYA PENDAPATAN PETANI PENYADAP GETAH PINUS DI JORONG TALAGO GUNUANG, NAGARI SARUASO, KECAMATAN TANJUNG EMAS, KAB. TANAH

DATAR

Gampito, SE., M.Si.1,Nadia Lora Febricha2, Febria Rahim3

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negri Batusangkar, gampito@iainbatusangkar.ac.id, nadialorafebricha@gmail.com

Abstract

The background of the problem in this research is the income earned by the pine resin tapping farmers which has decreased every year due to several factors. The type of research used in this research is field research, namely research conducted in the field with farmers tapping pine resin using purposive sampling method which conducts in-depth interviews with farmers tapping pine resin as resource persons. The purpose of this study was to analyze the factors causing the decline in the income of farmers tapping pine resin in Jorong Talago Gunuang. The results of this study indicate that the factors that cause a decrease in the income of pine resin tapping farmers are the decrease in the production of sap produced by pine resin tapping farmers, which is caused by several factors, namely: 1. Limited Land Area, 2. Lack of Labor , 3. Weather, 4. Abortion, 5. Drugs or Stimulant Liquids.

Keywords: Factors Causing Decreased Income, Farmers, Pine Trees

Abstract

Latar belakang masalah penelitian ini adalah pendapatan yang diperoleh oleh para petani penyadap getah pinus mengalami penerunan setiap tahunnya yang disebabkan oleh beberapa faktor. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan dengan petani penyadap getah pinus dengan menggunakan metode purposive sampling yang mana melakukan wawancara secara mendalam kepada petani penyadap getah pinus selaku narasumber. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor penyebab turunnya pendapatan petani penyadap getah pinus di Jorong Talago Gunuang. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan turunnya pendapatan

(2)

petani penyadap getah pinus adalah menurunnya hasil produksi getah yang dihasikan oleh petani penyadap getah pinus, yang di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1. Luas Lahan Yang Terbatas, 2. Kekurangan Tenaga Kerja, 3. Cuaca, 4. Pengguran Daun, 5. Obat atau Cairan Stimulant.

Kata kunci: Faktor Peyebab Turunnya Pendapatan, Petani, Pohon Pinus

Pendahuluan

Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.

Didalam hutan tidak hanya terdapat pohon dan satwa saja, tetapi didalam hutan terdapat kehidupan yang kompleks, pemanfaatan sumber daya hutan merupakan upaya untuk meningkatkan nilai guna hutan sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu pemanfaatan hasil hutan berupa kayu dan bukan kayu.

Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) bertujuan selain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga untuk mengoptimalkan sumber daya hutan itu sendiri. Industri HHBK pada umumya bersifat padat karya dan tidak memerlukan teknologi yang canggih, tetapi mampu menghasilkan produk yang bernilai ekonomi tinggi serta ramah lingkungan (Waluyo, Wahyudi, dan Santoso 2012: 301).

Salah satu HHBK yang bernilai komersial dan potensi untuk dikembangkan saat ini adalah getah pinus. Getah pinus adalah salah satu HHBK yang bernilai komersial dan potensial untuk dikembangkan saat ini. Getah pinus merupakan hasil eksudat dari pohon yang tergolong dalam marga pinus pada umumnya dan khususnya jenis Pinus merkusii. Getah pinus mulai disadap sejak abad 15 di Amerika dan digunakan untuk menambal perahu yang retak atau bocor (Satil, selvi, dan Polat 2011: 1059).

Pada pengelolahan getah pinus dengan cara destilasi diperoleh gondorukem sebagai residu dan produk tambahan berupa destilat yang disebut minyak terpentin.

Produk gandarukem digunakan pada berbagai bidang industri antara lain kertas, sabun, detergen, komestik, cat, venis, semir, perekat, karet, insektisida, dan desinfektan, sedangkan terpentin, digunakan dalam industry parfum, farmasi,

(3)

kimia, desinfectan denaturan. Produk turunan getah pinus sebagai salah satu jenis HHBK sudah masuk dalam system perdagangan internasional. Perdagangan getah pinus Indonesia di pasar Internasional menempati urutan ke tiga setelah China.

Bedasarkan informasi yang penulis dapatkan dari pemerintahan Nagari, bahwa hasil penyadapan getah pinus di Tanah Datar terbanyak diperoleh dari Talago Gunuang Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas, yang mana pengelolanya sebagian besar dari tenaga masyarakat lokal dan juga dari Jawa. Meski merupakan wilayah yang mendapatkan penghasilan getah pinus yang lebih banyak, adapula saatnya dimana para petani mengeluh tentang pendapatan dari hasil penyadapan getah pinus mereka yang di sebabkan oleh beberapa faktor-faktor tertentu yang membuat getah pinus tersebut menjadi kurang atau sulit untuk keluar.

Tabel 1.1

Data Penurunan Pendapatan Petani Penyadap Getah Pinus Di Jorong Talago Gunuang

Tahun Jumlah Pendapatan

2018 Rp 19.460.000

2019 Rp 16.982.000

2020 Rp 14. 420.000

Sumber: Data Olahan Wawancara Penulis

Bedasarkan hasil wawancara pertama dengan Bapak Mukhlis 20 Januari 2022 sebagai petani penyadap getah pinus, pendapatan yang didapatkannya pada tahun 2018 Rp 5.600.000 dengan jumlah produksi getah sebanyak ± 400 kg/bulan.

Kemudian pada tahun 2019 Pendapatan yang didapat sebanyak Rp 5.180.000 dengan jumlah produksi getah sebanyak ± 370 kg/bulan, dan pada tahun 2020 pendapatan yang didapat sebanyak Rp 3.920.000 dengan jumlah produksi sebanyak ± 280 kg/bulan.

Hasil wawancara kedua dengan Ibuk Ermayana dan Irnawati pada tanggal 20 Januari 2022, yang mana juga merupakan petani penyadap getah pinus.

Ermayana memperoleh pendapatan pada tahun 2018 Rp 5.040.000 dengan jumlah produksi getah ± 360 kg/bulan. Sementara Irnawati memperoleh pendapatan Rp 8.820.000 dengan jumlah produksi getah ± 630 kg/bulan. Kemudian pada tahun 2019 pendapatan yang diproleh Ermayana sebanyak Rp 4.522.000 dengan jumlah produksi getah ± 323 kg/bulan, sementara Irnawati pendapatan yang diperolehnya

(4)

Rp 7.280.000 dengan jumlah produksi getah sebanyak ± 520 kg/bulan dan pada tahun 2020 pendapatan yang diperoleh Ermayana sebanyak Rp 4.200.000 dengan jumlah produksi getah sebanyak ± 300 kg/bulan, sementara pendapatan yang diperoleh Irnawati sebanyak Rp 6.300.000 dengan jumlah produksi getah sebanyak ± 450 kg/bulan.

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang penulis paparkan terkait dengan penurunan pendapatan hasil penyadapan getah pinus Di Jorong Talago Gunuang Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas setiap tahunnya, penulis tertarik untuk meneliti dan membahas permasalahan tersebut dan mengangkatnya dalam sebuah karya ilmiah yang berjudu Faktor-Faktor Penyebab Turunnya Pendapatan Petani Penyadap Getah Pinus Di Jorong Talago Gunuang.

(5)

JURNAL AL-INTIFAQ VOLUME 1, NOMOR 1, JULI 2022

1 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA PENDAPATAN PETANI PENYADAP GETAH PINUS DI JORONG TALAGO GUNUANG

Kajian Teori 1. Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari pembentukan laporan laba rugi dan suatu perusahaan. Banyak yang bingung mengenai istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income, maka income dapat diartikan sebagai penghasilan dan kata renue sebagai pendapatan penghasilan maupun keuntungan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia KBBI pendapatan adalah hasil kerja usaha atau sebagainya. Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain, dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos, dan laba (BN. Marbun: 230).

Pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam betuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba. Pendapatan seseorang juga dapat didefenisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu. Reksoprayitno mendefenisikan: “Pendapatan dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan (Reksoprayitno, 2004: 79).

Menurut Mankiw mengemukakan bahwa pendapatan perorangan (personalIncome) adalah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga dan usaha yang bukan perusahaan. Pendapatan perorangan juga mengurangi pajak pendapatan perusahaan dan konstribusi pada tunjungan social.

Sebagai tambahan, pendapatan perorangan ikut menghitung pendapatan bunga yang diterima rumah tangga yang berasal dari kepemilikan atas uang

(6)

JURNAL AL-INTIFAQ VOLUME 1, NOMOR 1, JULI 2022

2 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA PENDAPATAN PETANI PENYADAP GETAH PINUS DI JORONG TALAGO GUNUANG

Negara dan juga pendapatan yang diterima rumah tangga dari program transfer pemerintah sebagai tunjangan sosial.

Dari berbagai pendapat para ahli tentang pendapatan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendapatan adalah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga dan usaha yang bukan perusahaan dalam jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan, dan pendapatan juga merupakan hasil atau upah dari hasil kerja seseorang yang berpengaruh pada kehidupan seseorang guna untuk melanjutkan kehidupan seseorang.

a. Sumber-sumber Pendapatan

Pendapatan diperoleh dari beberapa sumber yaitu (Soeratno, 2007: 347):

1) Pendapatan Intern

Yaitu pendapatan yang diperoleh dari para anggota atau dari pemegang saham (modal awal) atau semua yang bersangkutan dengan dalam perusahaan itu sendiri.

2) Pendapatan Eksternal

Yaitu pendapatan yang diperolehkan dari pihak luar yang berperan atau tidaknya kelancaran kegiatan perusahaan. Pendapatan ini juga berasal dri bunga bank dan lain-lain.

3) Hasil Usaha

Yaitu pendapatan yang diperoleh perusahaan dari hasil aktivitas atau kegiatan perusahaan seperti pendapatan jasa dari aktivitas yang dilakukan.

b. Pengukuran Pendapatan

IAI melalui PSAK No. 23 menyatakan bahwa terdapat berbagai macam dasar pengukuran pendapatan sebagai berikut (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2012: 7):

1) Cash equivalen

Yaitu jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan sepenuhnya.

(7)

JURNAL AL-INTIFAQ VOLUME 1, NOMOR 1, JULI 2022

3 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA PENDAPATAN PETANI PENYADAP GETAH PINUS DI JORONG TALAGO GUNUANG

2) Nilai Setara Kas

Yaitu jumlah kas yang akan diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa mendatang dari hasil penjualan aktiva dalam kegitan normal perusahaan.

3) Harga dibawah harga pasar

Yaitu harga pasar yang berlaku sekarang tetapi nilainya dibawah harga semula.

4) Harga Pasar

Yaitu harga jual bersih yang diperiksa dikurangi biaya simpanan, biaya jual dan biaya penyerahan produk.

5) Harga kesepakatan

Yaitu harga diman yang merupakan kesepakatan dengan pelanggan.

c. Jenis Pendapatan

Secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi tiga golongan antara lain (Arifin & Halomoan, 2001: 20).

1) Gaji atau Upah

Gaji atau upah merupakan imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu minggu maupun satu bulan. Upah merupakan salah satu komponen penting didalam dunia ketenaga kerjaan karena upah bersentuhan langsung dengan ksejahteraan para pekerja. Pekerja akan menjadi sejahtera apabila upah yang diberikan dapat mencakupi kebutuhan. Upah adalah harga yang harus dibayarkan kepada pekerja atas jasanya dalam produksi kekayaan seperti faktor produksi lainnya, tenaga kerja diberikan imbalan atas jasanya yang disertai upah. Dengan kata lain, upah adalah harga dari tenaga yang dibayar atas jasanya dalam produksi.

Upah yang dimaksud disini adalah balas jasa yang berupa uang atau balas jasa lain yang diberikan lembaga atau organissi perusahaan kepada pekerjanya.

(8)

JURNAL AL-INTIFAQ VOLUME 1, NOMOR 1, JULI 2022

4 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA PENDAPATAN PETANI PENYADAP GETAH PINUS DI JORONG TALAGO GUNUANG

2) Pendapan Dari Usaha Sendiri

Merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja berasal dari anggota keluarga sendiri, nilai sewa capital milik sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.

3) Pendapatan Dari Usaha Lain

Merupakan pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja dan ini bia sanya merupakan pendapatan sanpingan antara lain yaitu pendapatan dari hasil menyewakan asset yang dimiliki seperti rumah, ternak, dan barang lain, sambungan dari pihak lain, dan pendapatn dari pensiun.

2. Getah pinus

a. Daerah Penyebaran dan Tempat Tumbuh Pinus

Di Indonesia secara alami hanya terdapat satu jenis pinus yaitu Tusam (pinus merkusii) di Sumatera bagian utara, di Aceh (sekitar Aceh dan Tapanuli). Selain di Indonesia Tusam (pinus merkusii) juga dijumpai di Vietnam, Kamboja, Thailand, Burma, India dan Philipina. Secara geografis terbesar antara 2 LS-220 dan 95 30’ BB-120 31. Pinus merkusii tidak meminta syarat tumbuh yang tinggi terhadap tempat tumbuh, namun pertumbuhannya dipengaruhi berbagai faktor seperti tanah, iklim, dan altitude.

Pohon pinus (Pinus merkusi) telah lama di tanam di berbagai tempat di Indonesia srbagai tanaman reboisasi. Sebagai tanaman pionir yang dapat tumbuh di berbagai kondisi dan produk utamanya sebagai penghasil getah, pinus banyak ditanam oleh Perum Perhutani tusam kebanyakan bersifat berumah satu (monoecious), yaitu dalam satu tumbuhan terdapat organ jantan dan betina namun terpisah, meskipun beberapa spesies bersifat setengah berumah dua (subdioecious). Pinus memiliki sangat banyak manfaat baik dari dari segi lingkungan, sosial,

(9)

JURNAL AL-INTIFAQ VOLUME 1, NOMOR 1, JULI 2022

5 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA PENDAPATAN PETANI PENYADAP GETAH PINUS DI JORONG TALAGO GUNUANG

dan ekonomi dimana diantaranya pinus dapat dimanfaatkan kayu grtahnya (Yongki indrajya dan Wuri handayani, 2008: 231-240).

b. Pinus Sebagai Penghasil Getah

Getah pinus adalah semacam oleoresin yaitu campuran senyawa komplek resin dan terpentin cairan kental dan lengket, benim atau buram. Oleoresin ini larut dalam alkohol, benzene, eter dan banyak pelarut lainnya, tetapi tidak larut dalam air (Sumadiwangse, 1999: 538).

Menurut Wibowo getah oinus merupakan campuran asam-asam resin yang larut dalam pelarut netral atau pelarut organic non pola separti eter. Getah pinus terdapat pada saluran resin, yaitu saluran resin normal dan saluran resin traumatis yang terbentuk akibat pelukaan dalam kayu. Getah pinus terdapat pada saluran resin atau cela-cela antar sel. Saluran tersebut sering disebut saluran inter seluler. Saluran ini terbentuk baik kea rah memanjang batang diantara sel-sel trakeida maupun kea rah melintang dalam jaringan jari-jari kayu.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian lapangan (field research), penelitian lapangan yaitu penelitian yang digunakan dilapangan. Hal ini berarti bahwa data diambil langsung dari lapangan atau masyarakat menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif (Yusuf, 2017).

Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Pendapatan merupakan penghasilan berupa uang atau upah selama periode tertentu. Oleh karena itu, pendapatan dapat diartikan sebagai semua penghasilan yang menyebabkan bertambahnya suatu kemampuan seseorang, baik yang digunkan untuk konsumsi maupun untuk tabungan. Dengan pendapatan tersebut digunakan untuk keperluan hidup dan untuk mencapai suatu kepuasan seseorang.

Pendapatan penyadapan getah pinus yaitu pengambilan hasil dari getah pohon pinus dengan cara mengiris ataupun menyayat kulit pinus dan

(10)

JURNAL AL-INTIFAQ VOLUME 1, NOMOR 1, JULI 2022

6 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA PENDAPATAN PETANI PENYADAP GETAH PINUS DI JORONG TALAGO GUNUANG

menampung getah yang dikeluarkan oleh getah pinus ke dalam tempurung yang digunakan untuk menampung getah yang keluar. Dengan hasil penyadapan getah pinus inilah merupakan salah satu mata pencarian masyarakat Jorong Talago Gunuang Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas.

Bekerja sebagai seorang petani tentu ada berbagai masalah yang dihadapi oleh para petani, terutama masalah pendapatan yang diperoleh oleh petani. Terutama pada petani penyadap getah pinus di Jorong Talago Gunuang yang mengalami masalah penurunan pada pendapatan mereka.

Tabel 4.4

Data Hasil Produksi dan Pendapatan Petani Penyadap Getah Pinus Di Jorong Talago Gunuang

No Nama Hasil Produksi (kg) Pendapatan Petani Penyadap Getah Pinus (Rp)

2018 2019 2020 2018 2019 2020

1 Mukhlis 400 370 280 67.200.000 62.160.000 47.040.000 2 Ermayana 360 323 300 60.480.000 54.264.000 50.400.000 3 Irnawati 630 520 450 105.840.000 87.360.000 75.600.000 4 Geni 400 365 276 67.200.000 61,320.000 46.368.000 5 Roby 400 365 200 67.200.000 61.320.000 33.600.000 6 Amril 750 698 500 126.000.000 117.264.000 84.000.000 7 Muslim 500 467 395 84.000.000 78.456.000 66.360.000 8 Afriyurizal 320 300 240 53.760.000 50.400.000 40.320.000 9 Harunzen 320 300 285 53.760.000 50.400.000 47.880.000 10 Nashoha 400 389 300 67.200.000 65.325.000 50.400.000 11 Yogi 800 750 625 134.400.000 126.000.000 105.000.000 12 Tenis 700 650 500 117.600.000 109.200.000 84.000.000

Sumber: Data Olahan Wawancara Peneliti PEMBAHASAN

1. Analisis Faktor-faktor penyebab turunnya pendapan petani penyadap getah pinus di Jorong Talago Gunuang Nagari Saruaso

Bedasarkan dari hasil penelitian yang penulis lakukan dengan cara wawancara lapangan dengan beberapa petani penyadap getah pinus, dilihat dari hasil Tabel 4.4 penulis menemuhakan hasil penelitian tentang faktor-faktor penyebab turunnya pendapatan petani penyadap getah pinus di Jorong Talago Gunuang Nagari saruaso Kecamatan Tanjung Emas yang

(11)

JURNAL AL-INTIFAQ VOLUME 1, NOMOR 1, JULI 2022

7 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA PENDAPATAN PETANI PENYADAP GETAH PINUS DI JORONG TALAGO GUNUANG

mana disebabkan oleh menurunnya hasil produksi getah yang di dapat oleh para petani sebagai berikut:

a. Luas Lahan

Lahan merupakan peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Baik itu untuk lahan tempat tinggal maupun untuk bercocok tanam. Namun luas lahan juga berpengaruh pada perekonomian pertanian karana memiliki lahan yang tidak cukup maupun terbatas untuk bercocok tanam. Salah satunya pada petani penyadap getah pinus, memiliki lahan yang terbatas merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab turunnya pendapatan mereka. Karena mereka tidak bisa menanam menggembangkan bibit pinus untuk menambah jumlah maupun luas lahan pinus.

b. Kekurangan Tenaga Kerja

Salah satu faktor penyebab turunnya pendapatan petani penyadap getah pinus adalah kurangnya tenaga kerja. Karena dengan sistem kerja yang lumayan menguras tenaga juga membuat para petani kewalahan untuk bekerja sendirian di lahannya baik dalam proses penyadapan maupun maupaun dalam proses pemanenan oleh karena itu para petani membutuh kan tenaga kerja orang lain agar pekerjaan yang dilakukan lebih cepat dan bisa menghasilkan getah lebih dibandingkan dengan bekerja sendiri.

c. Cuaca

Perubahan cuaca yang tidak menentu dapat berpengaruh bagi para ptani terutama pada petani penyadap getah pinus, pada proses penyadapaan getah pinus yang menyebabkan berkurangnya hasil produksi getah sehingga mengakibatkan berkuranya pendapatan petani penyadap getah pinus. Karena dengan cuaca yang tidak menentu akan berpengaruh pada proses pengeluaran getah.

d. Pengguguran Daun

Proses pengguguran pada daun biasanya terjadi pada musim kemarau, daun-daun yang tadina bewarna hijau berubah warna menjadi kuning atau merah dan kecoklatan kemudian berguguran yang disebabkan

(12)

JURNAL AL-INTIFAQ VOLUME 1, NOMOR 1, JULI 2022

8 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA PENDAPATAN PETANI PENYADAP GETAH PINUS DI JORONG TALAGO GUNUANG

karena kandungan pigmen klorofil yang besar. Klorofil pada daun berfungsi sebagai menanam sinar matahari yang kemudian digunakan untuk memproduksi glukosa dan sumber karbohdrat lainnya. Ketika musim panas berakhir dan jumlah sinar matahari sedikit jumlah energy yang tersedia untuk proses fontosintesis berkurang. Oleh karena itu, tumbuhan tersebut mengurangi produksi klorofilnya dan memanfaatkan klorofil yang ada untuk didistribusikan kembali kandungan nutrisinyake bagian pohon lain seperti batang dan akar.

e. Obat atau Cairan Stimulant

Memakai obat atau cairan Stimulant bertujuan untuk meransang keluarnya getah atau memperlancar turunnya getah yang telah disadap dari pohon pinus. Namun, cairan Stimulant berasal dari cairan asam sulfat yang tidak memiliki warna. Pemakaian cairan ini tidak boleh secara berlebihan karena dapat menyebabkan menganggu lingkungan dan kelangsungan hidup terhadap pohon serta akan mengubah komponen terhadap getah pinus. Pengaruh cairan yang menyebabkan berkurangnya produksi getah disebabkan karena pemakaian cairan stimulant yang sangat berlebihan, penyemprotan cairan terlalu cepat atau terlalu lambat, maksimal penyemprotan obat pada pohon pinus dilakukan 3 hari setelah proses penyadapan

2. Cara Pengelola Penyadapan Getah Pinus

Penyadapan pohon pinus dilakukan dengan cara mengambil getah dari pohon tersebut dengan cara menyayat atau melukai batang pinus dengan menggunakan pisau khusus penyadapan getah pinus karena pisau penyadapan getah pinus berbeda dengan pisau penyadap getah lainnya.

Dengan cara tersebut pohon pinus akan mengeluarkan getah dan getahnya itulah yang dimanfaatkan petani untuk dijual ke pengepul. Kegiatan dalam penyadapan getah pinus juga dilakukan dengan berbagai proses yaitu:

a. Pinus yang masih belum pernah dikupas kulitnya pangkalannya harus dibersihkan dari semak belukar agar memudahkan proses penyadapan. Dan para petani menyiapkan peralatan untuk

(13)

JURNAL AL-INTIFAQ VOLUME 1, NOMOR 1, JULI 2022

9 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA PENDAPATAN PETANI PENYADAP GETAH PINUS DI JORONG TALAGO GUNUANG

penyadapan seperrti pisau khusus yang berbentuk setengah lingkaran (pisau takiak) untuk mengupas kulit pohon pinus, batok kelapa untuk tempat penampung getah, kemudian alat penyulur getah pinus dari pohon ke tempat penampung getah (sudu).

b. Batang pinus yang sudah dibersihkan kemudian dikupas kulitnya dengan menggunakan pisau khusus yang berbentunk setengah lingkaran (pisau takiak) dengan pisau harus mengarah lurus kebawah engan tinggi ± 10 sampi 15 cm dengan tebal ±3 cm.

c. Memakai alat penyalur getah pinus dari pohon ke tempat penampungan getah yang di sebut dengan sudu, supaya getah yang turun sari pohon tidak berserakan kemana-mana.

d. Meletakkan alat penampung getah di bagian bawah setelah pemassangan alat penyalur getah pinus tadi memeakai batok kelapa.

e. Setelah itu pohon yang sudah di sadap ditinggal selam 1 hari, kemudian diberi obat cairan dengan cara disemprot ke batang pinus, penyemprotan dilakukan pada pagi hari atau pada sore hari.

Setelah diberi cairan obat dibiarkan selama ± kurang 10 hari.

f. Batok kelapa yang sudah dipenuhi oleh getah pinus sudah siap untuk dipanen dan dikumpulkan dengan menggukan ember besar atau dengan kaleng cat, setelah itu baru dimasukkan kedalam karung yang sudah di siapkan oleh penyadap.

Kesimpulan dan Kontribusi Penelitian

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan serta pembahasan dari pada bab-bab sebelumnya terkait dengan Faktor-faktor penyebab turunnya pendapatan petani penyadap getah pinus di Jorong Talago Gunuang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya pendapatan petani penyadap getah pinus yaitu berkurangnya hasil produksi getah pinus yang diperoleh oleh para ptani yang disebabkan oleh beberapa hal:

(14)

JURNAL AL-INTIFAQ VOLUME 1, NOMOR 1, JULI 2022

10 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA PENDAPATAN PETANI PENYADAP GETAH PINUS DI JORONG TALAGO GUNUANG

1. Luas lahan yang terbatas

Luas lahan yang terbatas yang dimiliki oleh para petani berpengaruh pada petani karena mereka tidak bisa menanam atau mengembangkan bibit pinus untuk menambah jumlah maupun luas lahan pinus.

2. Kekurangan Tenaga Kerja

Kekurangan tenaga kerja juga membuat hasil produksi getah yang di hasilkan oleh para petani tidak sesuai harapan mereka, karena cara kerja penyadapan getah pinus berbeda dari getah lainnya dari bentuk trukstur kulit pohon yang keras bahkan proses panen getah yang memakan waktu cukup lama karna getah pinus berstuktur kental di bandingkan getah lainya. Karena itulah para petani membutuhkan tenaga kerja agar hasil produksi getah sesuai dengan harapan para petani.

3. Cuaca

Perubahan cuaca yang tidak menentu seeperti musim hujan berkepanjangan dan musim panas berkepanjangan dapat berpengaruh pada hasil produksi getah yang dihasilkan oleh para petani, karna pohon pinus tidak bisa mengeluarkan getah secara normal pada saat kondisi cuaca yang tidak stabil.

4. Pengguguran Daun Pohon Pinus

Pengguguran pada pohon pinus mengakibatkan lambatnya pengeluaran getah pinus karna, pengguguran daun bertujuan untuk pergantian daun yang lama pada daun yang baru.

5. Obat atau Cairan Stimulant

Memakai obat atau cairan stimulant yang berlebihan pada pohon pinus mengakibatkan lambatnya pengeluaran getah pada pohon pinus, karna cairan stimulant tersebut merupakan cairan asam sulfat yang tidak memiliki warna yang merpakan obat keras. Dan pemakaian secara berlebihan juga mengakibatkan mengganggu likungan dan kelangsungan hidup terhadap pohon pinus.

(15)

JURNAL AL-INTIFAQ VOLUME 1, NOMOR 1, JULI 2022

11 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA PENDAPATAN PETANI PENYADAP GETAH PINUS DI JORONG TALAGO GUNUANG

DAFTAR PUSTAKA

Arifin Sitio dan Holomoan Tamba. 2001. Koperasi : Teori dan Praktek. Jakarta:

Erlangga.

BN. Marbun. 2003. Kamus manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Jakarta: Salemba Empat.

N. Gregory Mankiw. 2006. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Reksoprayitno. 2004. Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi. Jakarta: Bina Grafika.

Soeratno. 2007. Teori Ekonomi dan Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia.

Satil, F., Selvi, S., dan Polat, R. 2011. Jurnal of Food, Agriculture & Environment,

9(3), 1059-1063. Ethnic uses of pine resin production from Pinus brutia

by native people on the Kazdag Mountain (Mt. Ida) in Western Turkey.

Wuloyo, Wahyudi, Dan Santoso. 2012. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 30(4), 301-

313. Pengaruh Metode dan Arah Sadap Terhadap Produksi Getah

Jelutung Hutan Tanaman Industri.

Yusuf, M. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan penelitian Gabungan.

Jakarta: Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dari faktor eksternal seperti inflasi dan tingkat suku bunga ( BI rate ) dan faktor internal seperti jumlah asset kelolaan

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhana Wata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Berhubungan dengan film yang banyak mengandung simbol dan tanda, maka yang menjadi pusat perhatian penelitian adalah pesan yang dikaji dari kajian semiotiknya

Definisi variabel penelitian dan pengukurannya dalam penelitian ini menyangkut (i) Responden rumah tangga ialah suatu keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak serta

Sistem pakar diagnosis hama dan penyakit pada tanaman tembakau dalam penelitian ini menggunakan metode certainty factor untuk menentukan tingkat kepastian suatu hama

Faktor independen yang akan digunakan adalah opini audit, perubahan manajemen, ukuran perusahaan, financial distress, ukuran KAP, dan audit delay terhadap auditor switching

Hasil ini sesuai dengan penemuan dari Pertiwi dan Wirawani yang mendapatkan bahwa tingkat pendidikan ibu tidak memiliki hubungan dengan lama pemberian ASI, 12 tetapi

Faktor – Faktor Pendorong dan Penarik Alih Fungsi Usaha Tani Kopi Robusta ke Kopi Arabika:.. Umur