• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA TINGKAT PELAYANAN DAN PERENCANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN TOYAN-KARANGNONGKO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA TINGKAT PELAYANAN DAN PERENCANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN TOYAN-KARANGNONGKO."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Ruas jalan Toyan–Karangnongko merupakan ruas jalan nasional yang ditangani oleh Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi D.I. Yogyakarta yang berlokasi di Kab. Kulonprogo, berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah dan merupakan pintu gerbang utama Provinsi D.I.Yogyakarta bagian barat. Fungsi ruas jalan tersebut menjadi sangat strategis sebagai jalur mobilisasi orang dan distribusi barang karena posisinya yang menghubungkan antara Provinsi D.I.Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Mengingat fungsinya yang strategis, maka ruas jalan tersebut harus mempunyai tingkat pelayanan yang baik.

Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri PUPR No. 248/KPTS/M/2015, Ruas jalan Toyan–Karangnongko mempunyai panjang 9,91 km. Pada tahun anggaran 2013 melalui dana APBN telah dilaksanakan peningkatan ruas jalan Toyan-Karangnongko dari yang semula mempunyai lebar 7 meter menjadi 13 meter. Saat ini yang merupakan tahun ke-3 dari masa layan perkerasan, kondisi ruas jalan Toyan-Karangnongko secara visual masih cukup bagus, tidak terdapat kerusakan yang berarti dan masih lancar melayani lalu lintas kendaraan.

(2)

2 Umur rencana jalan baru sebagaimana yang disebutkan Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013 adalah 20 (dua puluh) tahun untuk jenis perkerasan lentur. Pada akhir umur rencana tersebut, suatu perkerasan jalan perlu direncanakan untuk diperbaiki. Walaupun demikian, umur aktual atau umur layan suatu perkerasan jalan pada kenyataannnya tidak selalu sesuai dengan umur layan yang ditetapkan saat perancangannya, dapat lebih lama atau lebih cepat tercapai dari umur rencananya. Struktur perkerasan jalan yang tidak mencapai umur sesuai rencana, dapat dikatakan bahwa jumlah pengulangan beban sumbu desain yang dipikul oleh perkerasan jalan tersebut lebih besar dari yang direncanakan. Pengulangan sumbu yang lebih besar ini juga akan berdampak pada penurunan nilai kondisi perkerasan jalan yang lebih cepat dari yang direncanakan. Mulyono (2013) menyebutkan bahwa indeks kondisi perkerasan jalan akan menurun seiring dengan bertambahnya beban lalu lintas per tahun.

Selain faktor overloading, adanya bangkitan baru menyumbang peningkatan nilai pengulangan beban sumbu yang cukup signifikan sehingga jumlah pengulangan beban sumbu desain yang dipikul oleh perkerasan jalan tersebut lebih besar dari yang direncanakan. Kondisi ini jelas akan mempengaruhi integritas perencanaan yang selama ini dijadikan rujukan dan juga akan mempengaruhi rencana prioritas penanganan rehabilitasi jalan jangka panjang di suatu ruas jalan tersebut.

(3)

3 unit sampel yang diteliti namun tanpa memprediksi unit sampel tersebut akan mengalami kejenuhan. Posisi penelitian terhadap penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Evaluasi Perkerasan Lentur

Analisa Kapasitas

Analisa Kondisi Kerusakan

Analisa Dampak Peningkatan ESAL

Analisa Overlay

Pristiawati (2011)

“ Evaluasi Peningkatan Kapasitas dan Rehabilitasi Jalan Jenderal Sudirman Kabupaten Sukoharjo “

Putra (2013)

“ Evaluasi Kondisi Fungsional dan Struktural Menggunakan Metode Bina Marga dan AAHSTO

1993 Sebagai Dasar dalam Penanganan Perkerasan Lentur “

Ichsan (2014)

“ Studi Evaluasi Tingkat Kerusakan Permukaan Jalan Untuk Menentukan Jenis Penanganan Dengan Sistem Penilaian Menurut Bina Marga ”

Sentosa dan Roza (2012)

“ Analisis Dampak Beban Overloading Kendaraan Pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur

Rencana Perkerasan “

Suriyatno (2015)

“ Analisis Tebal Lapis Tambah dan Umur Sisa Perkerasan Akibat Beban Berlebih Kendaraan “

Cahyono (2010)

“ Analisa Kerusakan dan Desain Perbaikan Outer Ring Road Kota Madiun “

Raharjo (2016)

“ Analisa Tingkat Pelayanan dan Perencanaan Peningkatan Ruas Jalan Toyan-Karangnongko “

Gambar 1.1. Posisi Penelitian

Seiring dengan adanya rencana pembangunan bandara baru di lokasi tersebut, akan menimbulkan tambahan beban lalu lintas pada lokasi ruas jalan Toyan-Karangnongko yang dapat mengakibatkan kenaikan derajat kejenuhan jalan maupun mempercepat penurunan kondisi jalan. Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka dianggap perlu dilakukan evaluasi fungsional dan struktural pada perkerasan lentur di ruas jalan tersebut untuk mengetahui permasalahan lalu lintas yang mungkin terjadi sebagai dampak dari pembangunan rencana bandara baru tersebut.

(4)

4

1.2 . Rumusan Masalah

Berdasarakan uraian perumusan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Berapa kapasitas dan tingkat pelayanan ruas jalan Toyan-Karangnongko pada saat ini dan sesudah pengoperasian bandara baru pada tahun 2019 yang dimungkinkan akan membebani ruas jalan Toyan–Karangnongko?

2. Berapa nilai kondisi perkerasan jalan secara fungsional pada ruas jalan Toyan– Karangnongko saat ini?

3. Berapa nilai sisa umur layan pada ruas jalan Toyan-Karangnongko saat ini dan setelah pengoperasian bandara baru pada tahun 2019?

4. Bagaimana penanganan pemeliharaan yang mungkin dilakukan untuk kondisi saat ini dan setelah beroperasinya bandara baru ditinjau dari tebal perkerasan tambahan yang dibutuhkan untuk mengatasi pengaruh dampak lalu lintas yang terjadi akibat pembangunan bandara baru yang terkoneksi langsung ke ruas jalan Toyan-Karangnongko?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Mengetahui nilai kapasitas dan tingkat pelayanan ruas jalan Toyan-Karangnongko saat ini dan sesudah pengoperasian bandara baru pada tahun 2019.

2. Mengetahui nilai kondisi fungsional perkerasan yang ada pada ruas jalan Toyan–Karangnongko saat ini ditinjau menggunakan nilai International Roughness Index (IRI), metode Surface Distress Index (SDI) dan metode Pavement Condition Index (PCI).

3. Mengetahui nilai kondisi struktural perkerasan ruas jalan Toyan-Karangnongko saat ini dan setelah pengoperasian bandaran baru pada tahun 2019 ditinjau menggunakan nilai sisa umur layan metode AASHTO 1993.

(5)

5

1.4 . Batasan Masalah

Dalam penulisan penelitian ini, batasan masalah yang digunakan yaitu:

1. Peninjauan dilakukan pada ruas jalan Toyan–Karangnongko sepanjang 9,91 km dengan jenis perkerasan lentur.

2. Penelitian tidak difokuskan pada analisis jaringan jalan dan mengabaikan fenomena simpang.

3. Umur rencana perkerasan 20 tahun.

4. Diasumsikan pengoperasian bandara baru di tahun 2019.

5. Prediksi bangkitan lalu lintas menggunakan bangkitan dari bandara Adi Sucipto, dimana bandara yang akan dibangun dianggap mempunyai karakteristik yang sama dengan bandara Adi Sucipto.

6. Data Primer yang digunakan adalah data yang berasal dari survei lapangan dan survei traffic counting di lokasi bandara Adi Sucipto dan di ruas jalan Toyan– Karangnongko.

7. Data sekunder yang digunakan adalah data yang berasal dari Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi D.I.Yogyakarta.

8. Evaluasi kemampuan jalan ditinjau dari tingkat pelayanan jalan (level of service).

9. Evaluasi nilai kondisi fungsional jalan menggunakan Metode IRI, SDI, dan PCI. 10. Perhitungan terhadap sisa umur layan dan tebal lapis tambah (overlay)

menggunakan metode AASHTO 1993.

11. Desain tebal lapis perkerasan ditentukan berdasarkan analisis dan perhitungan perkiraan akibat dari pengulangan beban lalu lintas.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis, yaitu memberikan tambahan referensi keilmuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan bidang teknik sipil, khususnya teknik rehabilitasi dan pemeliharaan perkerasan jalan.

Gambar

Gambar 1.1. Posisi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diperoleh hasil peramalan dari variabel independen dengan model linier maupun model eksponensial, maka langkah selanjutnya adalah menghitung peramalan penerimaan

Penelitan Khan dan Rashid (2012) menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa komitmen organisasional merupakan variabel mediasi yang baik untuk mengetahui hubungan antara budaya

Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap keputusan keuangan, sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap keputusan keuangan pada perusahaan LQ-45

Dari hasil analisa berdasarkan data sondir, titik yang mempunyai faktor keaman kurang dari 1 yaitu pada kedalaman 3.2 m sampai 4.8 m. Total penurunan yang terjadi

Suhrawandi K. Etika Profesi Hukum. 26 Liliana Tedjosaputro, dalam Supriadi. Etika & Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia.. perbuatan, sikap kewajiban, akhlak, budi

Laju pembakaran kontrol dengan pellet berbeda sangat nyata akibat luas permukaan partikel yang berbeda antara kayu solid dengan pellet yang dibuat dari serbuk kayu yang menunjukkan

Karena setiap elektron valensi tidak terikat (tidak terkait) hanya antara dua inti atom (tidak seperti pada ikatan kovalen) maka ikatan metal merupakan ikatan tak berarah,

Berdasarkan Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa 72 % siswa mengalami kesulitan belajar dalam memahami materi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk