• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI AKTIVITAS ANTIOBESITAS DARI EKSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UJI AKTIVITAS ANTIOBESITAS DARI EKSTRAK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

UJI AKTIVITAS ANTIOBESITAS DARI EKSTRAK ETANOL DAUN MALAKA (Phyllanthus emblica L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR Wistar

Seno Aulia Ardiansyah, D. Saeful Hidayat, Nurvika S. Simbolon Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Abstrak

Obesitas merupakan penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh yang disebabkan oleh asupan jumlah makanan yang lebih besar dari pada yang dapat digunakan untuk energi. Daun Malaka (Phyllanthus emblica L.) merupakan salah satu tanaman berkhasiat obat yang belum banyak diketahui masyarakat digunakan sebagai obat obesitas. Daun malaka mengandung senyawa tanin, flavonoid dan saponin yang mampu menghambat kerja enzim lipase pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun malaka sebagai antiobesitas pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi pakan tinggi karbohidrat dan lemak. Daun malaka diekstraksi menggunakan metode maserasi. Pengujian dilakukan dengan membagi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari 5 ekor tikus. Kelompok perlakuan terbagi menjadi kontrol negatif, kontrol positif (Orlistat) dan kelompok dosis ekstrak. Kelompok uji yang diberi ekstrak daun malaka secara oral dengan dosis berbeda (250, 500, dan 750 mg/kg BB). Kemudian dilanjut dengan pengukuran kadar kolesterol darah untuk masing-masing kelompok. Data diuji secara statistik menggunakan one way ANOVA dengan tingkat kepercayaan < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan dosis 750 mg/kg BB memiliki aktivitas lebih baik dibandingkan dengan kelompok uji lainnya dan tidak ada korelasi antara penurunan obesitas dengan penurunan kadar kolesterol darah.

Kata kunci : obesitas, Phyllanthus emblica L, orlistat, flavonoid, enzim lipase Abstract

Obesity is an excessive accumulation of fat in the body caused by a larger amount of food intake than can be used for energy. Leaves malaka (Phyllanthus emblica L.) is one of the nutritious medicinal plants that have not been widely known to the public that is used as an obesity drug. Malaka leaves contain tannin, flavonoid and saponin compounds that are able to inhibit the action of pancreatic lipase enzymes. This study aims to determine the effect of malaka leaf ethanol extract as antiobesity in white male rats Wistar strain induced high carbohydrate and fat diet. Malaka leaves are extracted using maceration method. The test was conducted by dividing 5 treatment groups consisting of 5 rats. The treatment group was divided into negative control, positive control (Orlistat) and group dose of extract. Test group given oral leaf extract orally with different doses (250, 500, and 750 mg / kg BW). Then followed by measurement of blood cholesterol levels for each group. Data were tested statistically using one way ANOVA with a confidence level <0.05. The results showed a dose of 750 mg / kg BW had better activity compared with other test groups and there was no correlation between decreased obesity with decreased blood cholesterol levels.

(2)

PENDAHULUAN

Obesitas adalah suatu peningkatan massa jaringan lemak tubuh yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dengan penggunaan energi (Hofbauer, 2002). Pada tahun 2014, orang yang berusia > 18 tahun mengalamai kelebihan berat badan >1,9 miliar. Prevalensi di seluruh dunia, obesitas lebih dari dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2014 (WHO, 2016). Dalam riset IHME, merujuk Riset Kesehatan Dasar 2007 dan 2010, Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan orang gemuk terbanyak.

Kelebihan lemak tubuh atau obesitas saat ini merupakan sebuah epidemi yang muncul di seluruh dunia, termasuk di negara-negara yang sedang berkembang (Atmarita, 2005). WHO menetapkan klasifikasi internasional untuk kelebihan berat badan bila BMI ≥25 kg/m2 dan obesitas bila BMI ≥30 kg/m2. Pada penderita obesitas akan berkembang resistensi terhadap aksi seluler insulin yang dikarakteristikkan oleh berkurangnya kemampuan insulin untuk menghambat pengeluaran glukosa dari hati dan kemampuannya untuk mendukung pengambilan glukosa pada lemak dan otot (Dewi, 2007).

Salah satu obat untuk mengatasi obesitas yaitu orlistat, namun efek samping sangat mungkin terjadi akibat penggunaan dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, dicari alternatif

lain, salah satunya penggunaan obat tradisional.

Tanaman obat yang dapat digunakan untuk mencegah atau menurunkan berat badan antara lain teh hijau, kayu manis, ginseng, curcumin, lada hitam dan daun jati belanda. Penelitian yang telah dilakukan, senyawa flavonoid, tanin dan saponin yang terkadung dalam daun jati Belanda memiliki aktivitas menghambat enzim lipase pankreas dengan menurunkan kadar trigliserida, kolesterol total dan menurunkan berat badan (Hidayat dkk, 2015). Dalam survei literatur, ditemukan bahwa flavonoid, sterol, tanin, dan alkaloid telah menunjukkan efek yang menjanjikan untuk mengatasi obesitas dengan berbagai mekanisme (Rohit et al, 2012).

Salah satu tanaman yang diduga memiliki aktivitas antiobesitas adalah daun malaka (Phyllanthus emblica L.). Tumbuhan ini banyak digunakan masyarakat sebagai obat tradisional. Tanaman ini di India telah digunakan untuk mengobati penyakit kanker, diabetes, liver, gangguan jantung dan anemia (Khan, 2009). Telah dilakukan penelitian farmakologi tentang tanaman malaka memiliki aktivitas sebagai analgesik, antioksidan, antitusif, antiinflamasi, aktivitas mutagenik dan antikanker (Dasaroju, et al. 2014).

(3)

Kingdom : Plantae – Tumbuhan Divisi : Flowering plant Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malpighiales Famili : Phyllanthae Genus : Phyllanthus

Species : Phyllanthus emblica Linn. (Singh, et al. 2011)

Daun malaka yang memiliki kandungan flavonoid dan tanin yang diduga dapat menurunkan berat badan atau obesitas.

Berdasarkan pemaparan diatas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antiobesitas dari ekstrak daun Malaka (Phyllanthus emblica L.) terhadap tikus galur wistar dengan diinduksi pakan tinggi lemak.

1. METODOLOGI

2.1. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan analitik (Henherr dan Sartorius), rotary vaporator (IKA), tanur (Branstead Thermolyne), oven, mortir dan stamper, sonde, spuit 1 ml (Terumo), satu set alat ukur kadar kolesterol darah (Easy Touch®), spatula, serta alat-alat gelas (pyrex) yang biasa digunakan dalam laboratorium.

2.2. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun Malaka

(Phyllanthus emblica L.), pelarut untuk maserasi etanol 96% (Brataco), pereaksi-pereaksi skrining, aquadest (Brataco). Bahan pakan diet karbohidrat dan lemak tinggi: kuning telur, lemak hewan, minyak, keju dan nasi.

Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur Wistar yang berumur 2,5 - 3 bulan dengan bobot badan 140-210 gram.

2.3. Determinasi Tanaman

Tumbuhan dideterminasi di bagian Herbarium Laboratorium Taksonomi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran. (Backer, et al. 1963).

2.4. Penyiapan Simplisia Daun Malaka (Phyllanthus emblica L.)

Daun Malaka yang muda dan segar diperoleh dari desa Jelekong, Jawa Barat. Daun Malaka disortasi, dan dikeringkan di dalam ruangan dengan suhu kamar 25-270C hingga kering (kadar air ≤ 10%).

2.5. Ekstraksi

(4)

penguap, maserat diuapkan pada suhu kamar, sehingga diperoleh ekstrak kental.

2.6. Skrining Fitokimia Ekstrak

Untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak daun Malaka, maka dilakukan penapisan fitokimia berdasarkan metode pada Materia Medika Indonesia. Secara umum senyawa yang diuji meliputi pengujian alkaloid, flavonoid, tanin, fenolat, triterpenoid, steroid, kuinon, monoterpen, dan seskuiterpen.

2.7. Induksi Pakan Diet Tinggi Karbohidrat dan Lemak

Diet tinggi karbohidrat dan lemak dilakukan dengan pemberian keju 5%, kuning telur 10%, lemak sapi 15%, minyak 5 %, nasi 45% dan pakan standar 20%. Proses induksi dilakukan selama 8 minggu dan menunjukkan tikus sudah mengalami obesitas.

2.8. Uji Aktivitas Antiobesitas

Tikus jantan yang telah obesitas dikelompokkan menjadi 5 kelompok yang terdiri dari

Grup I : Kontrol negatif (-) Grup II : Kontrol positif (Orlistat) Grup III: Dosis Ekstrak I (250 mg/kg BB)

Grup IV:Dosis Ekstrak II (500 mg/kg BB)

Grup V : Dosis Ekstrak III (750 mg/kg BB)

30 menit sebelum pemberian makanan, semua hewan coba diberikan secara oral selama 14 hari berturut-turut.

Dilakukan penimbangan bobot badan hewan coba pada jam yang sama dan diukur panjang badan tikus. Hasil pengukuran berat badan dan panjang badan tikus dihitung indeks massa tubuh menggunakan rumus:

Indeks Lee =

{Berat badan (g)1/3/ panjang naso-anal (cm)} x103

Data penurunan bobot badan dirata-ratakan, dan dievaluasi. Data diolah menggunakan analisis ANOVA

2.9. Pengukuran Kadar Kolesterol Total Darah

Pada hari pertama sebeum perlakuan, darah diambil dengan cara ditusuk pada bagian vena ekor, darah diteteskan pada strip test kolesterol yang telah dipasangkan pada alat ukur Easy Touch. Pengukuran kadar kolesterol dilakukan pada hari ke-7 dan ke-14. Data diolah dengan menggunakan analisis ANOVA.

2. HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

sebanyak 288,36 gram dengan persen rendemen sebesar 41,19%.

Tabel 3.1 Hasil Karakterisasi Simplisia Daun Malaka

Jenis penetapan Kadar %

Simplisia Persyaratan (MMI*)

Kadar Air 4 < 10

Kadar Sari Larut Air 20 > 6

Kadar Sari Larut Etanol 33 > 25,5

Kadar Abu Total 3,67 < 8

Susut Pengeringan 8 < 10

*Materia Medika Indonesia

Kadar air simplisia tidak lebih dari 10%. Kadar sari larut air menunjukkan persentase senyawa yang tersari adalah 20% dan senyawa yang tersari dalam pelarut etanol adalah 33 %. Kabu total menunjukkan total mineral (residu anorganik) yang terkandung dalam simplisia, pada simplisia ini total mineral yang terkandung adalah sebanyak 3,67%. dan susut pengeringan menunjukkan 8%.

Pada proses ekstraksi digunakan metode maserasi dengan pelarut penyari etanol 96%. Maserasi dipilih karena kandungan flavonoid yang berkhasiat dalam daun malaka bersifat termolabil.

Etanol 96% dipilih karena dapat melarutkan hampir semua metabolit sekunder yang terkandung dalam simplisia dan hasil karakterisasi kadar sari larut etanol menghasilkan rendemen yang lebih besar.

Dari 700 gram simplisia daun malaka yang diekstraksi dalam 12L dengan pelarut etanol 96%, diperoleh rendemen ekstrak adalah 41,19%. Proses ekstraksi dilakukan selama 3 x 24 jam dengan pergantian pelarut, tujuannya menarik keseluruhan senyawa yang terkandung pada simplisia dapat larut dalam pelarut.

Tabel 3.2 Hasil Penapisan Fitokimia Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Malaka

Golongan Simplisia Ekstrak

Alkaloid + +

Flavonoid + +

Tanin + +

Fenolat + +

(6)

Steroid & Triterpenoid -

-Kuinon + +

Saponin + +

Keterangan : (+) : Mengandung senyawa yang diuji ( ) : Tidak mengandung senyawa yang diuji‒

Hasil pada penapisan fitokimia terhadap simplisia dan ekstrak kental daun malaka terdapat senyawa flavonoid, tanin, fenolat, monoterpen dan sesquterpen, kuinon dan saponin. Penelitian yang telah dilakukan oleh Dhale dan Mogle (2011), isolasi fitokimia daun malaka menunjukkan mengandung beberapa senyawa kimia diantaranya yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, terpenoid, benzenoid, fenolat, lignin, furanolakton, teriterpin, karbohidrat.

Pada penelitian ini digunakan tikus putih jantan karena lemak pada jantan terjadi pada daerah sentral sedangkan pada betina lemak terjadi di daerah gluteal dan pertimbangan

hormon seksual (Wang, 2010). Masalah kesehatan yang berkaitan dengan obesitas umumnya terjadi pada distribusi lemak di daerah sentral.

Tikus diberi pakan selama 8 minggu menunjukkan peningkatan berat badan yang tinggi. Formula pakan mengandung kalori yang berlebih didalam tubuh kemudian disimpan sebagai trigliserid dalam jaringan adiposa (Power dan Schulkin, 2009). Pengukuran tikus yang obesitas menggunakan rumus Lee index (>300) dan Rohrer index (>30) menunjukkan bahwa tikus telah memenuhi nilai indeks obesitas sesuai dengan standar masing-masing indeks. Hasil pengukuran indeks obesitas dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Hasil pengukuran indeks obesitas

Karakterisasi Kelompok Obesitas

Jumlah subjek 25

Berat badan rata-rata 308,79 g

Panjang badan rata-rata 21,34 cm

Lee index 314,49

Rohrer index 31,11

Nilai perhitungan yang >300 menginterpretasikan individu obesitas.

(7)

Rohrer index, hasil perhitungan Rohrer index >30 menyatakan individu obesitas (Lee, et al., 2011). Tikus yang telah diberi pakan selama 8 minggu memiliki nilai Lee index sebesar 314,49 dan nilai Rohrer index sebesar 31,11. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan seluruh tikus telah obesitas dengan nilai Lee index > 300 dan Rohrer index > 30.

Pengujian efek antiobesitas untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian dari ekstrak etanol daun malaka terhadap tikus yang telah obesitas. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok dosis I adalah 250 mg/kg BB, kelompok dosis II 500 mg/kg BB dan kelompok dosis III adalah 750 mg/kg BB.

Pembagian kelompok bertujuan untuk mengetahui perbedaan berat badan hewan uji pada setiap perlakuan.

Kelompok kontrol negatif adalah kelompok yang diberikan pakan standar dan larutan Na-CMC, dengan tujuan bahwa diberikan Na-CMC akan mengurangi berat badan tikus, kelompok ini sebagai pembanding berat badan hewan uji kelompok dosis dan kontrol positif.

Kelompok kontrol positif menggunakan obat pembanding yaitu Orlistat, kelompok ini sebagai pembanding terhadap kelompok dosis untuk melihat adanya perbedaan efek penurunan berat badan tikus. Pengujian dilakukan selama 14 hari.

\

(8)

Berdasarkan grafik diatas terlihat penurunan berat badan kelompok dosis III lebih besar dibandingkan dengan kontrol positif. Penurunan berat badan tikus diduga karena adanya kandungan senyawa bioaktif pada ekstrak daun malaka. Senyawa bioaktif pada ekstrak daun malaka yang diduga memberikan pengaruh menurunkan berat badan adalah flavonoid (quersetin dan kaemferol), tanin, alkaloid, dan saponin. Senyawa tanin memiliki dampak dapat mengendapkan protein yang ada di dalam permukaan usus halus karena mudah berikatan dengan protein sehingga mengurangi penyerapan makanan dengan demikian proses kegemukan dapat dihambat (Widyati. 2012). Darusman et al. (2001) menyatakan bahwa dua kelompok senyawa yang diduga berperan dalam mengatasi kegemukan adalah flavonoid dan tanin, yang termasuk ke dalam senyawa fenol. Flavonoid, saponin, dan alkaloid dipercaya sebagai senyawa yang diduga mempunyai peranan antiobesitas dengan mekanisme melalui penghambatan aktivitas enzim lipase (Ruiz. etal. 2005), yang menghidrolisis lemak menjadi monogliserida dan asam lemak.

Enzim lipase merupakan enzim yang menghidrolisis lemak menjadi monogliserida dan asam lemak. Apabila aktivitas enzim lipase meningkat maka

penyerapan monogliserida dan asam lemak juga akan meningkat (Rahardjo. et al. 2005). Monogliserida ini selanjutnya akan diserap oleh usus halus dan kemudian akan disimpan sebagai cadangan lemak dalam jaringan adiposa. Semakin aktif aktivitas enzim lipase, maka lemak dan minyak yang dihidrolisis akan semakin banyak sehingga asam lemak bebas yang dihasilkan akan semakin banyak. Hal ini memacu penumpukan lemak dalam jaringan dan dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kandungan tanin mempunyai peran penting dalam menurunkan lipid, dengan mekanisme menghambat enzim lipase sehingga lipid lebih sedikit yang diabsorbsi oleh tubuh. Kelompok pembanding menggunakan orlistat. Orlistat bekerja menurunkan berat badan dengan cara menghambat enzim lipase, sehingga lemak tidak diserap oleh usus dan lebih banyak dibuang melalui feses (Putri, 2016).

(9)

Senyawa yang terkandung dalam daun malaka yang memiliki aktivitas antiobesitas yaitu flavonoid, tanin, saponin dan alkaloid. Dalam survei literatur, ditemukan bahwa flavonoid, sterol, tanin, dan alkaloid telah

menunjukkan efek yang menjanjikan untuk mengatasi obesitas dengan berbagai mekanisme (Rohit et al, 2012). Untuk mengetahui kelompok perlakuan memiliki efek antiobesitas maka dilakukan pengukuran Lee index.

Tabel 3.4 Hasil pengukuran efek ekstrak daun malaka pada Lee index

Perlakuan Hasil pengukuran Lee index

Adaptasi Setelah induksi Setelah pengujian

Kontrol negative 282,46 313,94 311,20

Orlistat 282,73 313,09 299,33

Dosis 250 mg/kg BB 282,50 313,97 305,94

Dosis 500 mg/kg BB 282,24 313,72 299,72

Dosis 750 mg/kg BB 282,80 313,34 299,02

Gambar 3.2. Diagram nilai Lee index dari beberapa kelompok perlakuan Dari hasil penelitian, pengukuran

Lee index pada dosis ekstrak 500 mg/kg BB, dosis 750 mg/kg BB dan kontrol orlistat mengalami penurunan nilai Lee index setelah perlakuan dengan nilai Lee index yang diperoleh < 300. Tujuan pengukuran Lee index yaitu untuk mengetahui tingkat obesitas pada tikus. Pengukuran Lee index dilakukan menurut Lee et all (2011). Dari data analisis ANOVA menunjukkan pada hari

(10)

dilanjutkan pengujian kolesterol darah untuk mengetahui dengan pemberian ekstrak daun malaka mempengaruhi kadar kolesterol darah pada tikus dan untuk mengetahui korelasi antara obesitas dengan kolesterol darah. Konsentrasi kolesterol normal pada tikus adalah 40-130 mg/dL (Malole dan Pramono, 1989). Pemberian ekstrak daun malaka dengan dosis 250 mg/kg BB, 500 mg/kg BB, dan 750 mg/kg BB,

mampu menurunkan kadar kolesterol darah. Penurunan kadar kolesterol disebabkan adanya kandungan senyawa flavonoid yang terdapat dalam daun malaka.

Pada penelitian yang pernah dilakukan flavonoid seperti quersetin dilaporkan memiliki kemampuan sebagai agen antihiperlipidemia pada hewan uji (Juzwiak et al., 2005).

Tabel 3.5 Hasil pengukuran rata-rata kadar kolesterol total darah

Perlakuan Rata-rata Kadar Kolesterol Total Darah Persen Penurunan (%)

H0 H7 H14

Kontrol negatif 152,6 177,6 218,2 (-) 42,98

Orlistat 185,8 178,4 173,4 5,70

Dosis 250 mg/kg BB 192,8 180,4 147 22,4

Dosis 500 mg/kg BB 177 173,4 132 20,8

Dosis 750 mg/kg BB 191,8 185 158,4 14,0

Keterangan :

(-) terjadi kenaikan kadar kolesterol total

(11)

kadar kolesterol total darah terhadap masing-masing kelompok Penurunan kadar kolesterol darah kelompok dosis ekstrak 250mg/kg BB lebih besar dibandingkan dengan kelompok dosis ekstrak lainnya dengan persentase penurunan kadar kolesterol darah 22,4%. Untuk melihat adanya perbedaan yang nyata antara masing-masing kelompok perlakuan terhadap

penurunan kadar kolesterol darah, maka data kadar nilai signifikansi 0,008 (p>0,05) yang berarti terdapat

perbedaan yang bermakna antar perlakuan. Kemudian dilakukan uji lanjutan yaitu uji LSD yang menunjukkan kelompok dosis ekstrak 250 mg/kg BB, dosis 500 mg/kg BB, dan dosis 750

mg/kg BB

terhadap kontrol negatif memiliki perbedaan yang bermakna

(>0,05), yang artinya dosis ekstrak tersebut dapat

memberikan aktivitas

penurunan kadar kolesterol darah.

korelasi dengan penurunan kadar kolesterol darah, terbukti pada penelitian

antiobesitas bahwa dosis 750

mg/kg BB

memberikan persentase lebih

baik jika

dibandingkan dengan dosis 250 mg/kg BB dan 500 mg/kg BB, tetapi pada pengukuran kadar kolesterol darah menunjukkan penurunan kadar kolesterol darah lebih kecil dibandingkan dengan kelompok uji yang lain.

3. SIMPULA

N

Hasil yang diperoleh dari pengujian ini ekstrak etanol daun malaka (Phyllanthus

Ekstrak etanol daun malaka (Phyllanthus emblica L.) dapat menurunkan kadar kolesterol total darah. Hasil analisis data

(p<0,05) dengan nilai signifikan 0,03 artinya memiliki

(12)

Kehidupan Atmarita. 2005.

Nutrition Dasaroju, S., and

(13)
(14)

“Phytoche mistry, traditional uses and cancer chemoprev entive activity of Amla (Phyllanth us

emblica): The Sustainer”. Journal of Applied Pharmace utical Science 02 (01):176-183

WHO, 2016. Media centre Obesity and overweight . Available from: http://www .who.int/m ediacentre/ factsheets/f s311/en/ Widyati, Rina

Mardiyah. 2012 “Pengaruh pemberian ekstrak daun jati Belanda terhadap berat badan, berat testis, dan jumlah sperma mencit galur swiss

Gambar

Tabel 3.1  Hasil Karakterisasi Simplisia Daun Malaka
Tabel 3.3 Hasil pengukuran indeks obesitas
Gambar 3.1 Grafik Persen Penurunan Berat Badan Tikus
Tabel 3.4 Hasil pengukuran efek ekstrak daun malaka pada Lee index
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil skrining fitokimia menunjukan ekstrak etanol daun awar-awar mengandung senyawa flavonoid, saponin, alkaloid dan tanin yang memiliki aktivitas antibakteri..

• Penetapan kadar abu total Skrining fitokimia meliputi golongan senyawa: • Alkaloid • Glikosida • Antrakuinon • Flavonoid • Steroid • Saponin • Tanin Fraksi

Hasil penelitian menunjukkan: terdapat senyawa metabolit alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan polifenol pada ekstrak etanol daun ciplukan; ekstrak etanol daun

Senyawa tanin (golongan polifenol) dapat menghambat aktivitas enzim- enzim germinasi seperti selulase, poligalakturonase, proteinase, dehidrogenase dan dekarboksilase

Ekstrak etanol daun benalu kopi positif mengandung senyawa metabolit sekunder. alkaloid, flavonoid, saponin, tanin

Hal tersebut berkaitan dengan senyawa yang terdapat dalam umbi sarang semut yaitu flavonoid, tanin, dan saponin dimana pada kadar tertentu memiliki aktivitas

Selain tanin senyawa yang bersifat antibakteri pada daun jambu biji adalah flavonoid.

Penelitian ini bertujuan mengetahui daya inhibisi dari ekstrak kasar air, etanol, dan saponin dari tanaman daun jati belanda dan bangle terhadap aktivitas lipase pankreas secara