• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daya Inhibisi Ekstrak Daun Jati Belanda dan Bangle Terhadap Aktivitas Lipase Pankreas Sebagai Antiobesitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Daya Inhibisi Ekstrak Daun Jati Belanda dan Bangle Terhadap Aktivitas Lipase Pankreas Sebagai Antiobesitas"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

DAYA INHIBISI EKSTRAK DAUN JATI BELANDA DAN

BANGLE TERHADAP AKTIVITAS LIPASE PANKREAS

SEBAGAI ANTIOBESITAS

RHOITO FRISTA SILITONGA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

RHOITO FRISTA SILITONGA. Daya Inhibisi Ekstrak Daun Jati Belanda dan Bangle Terhadap Aktivitas Lipase Pankreas Sebagai Antiobesitas. Dibimbing oleh DYAH I. PRADONO dan LATIFAH K. DARUSMAN.

Jati belanda dan bangle merupakan contoh tanaman obat yang secara tradisional sering digunakan sebagai obat penurun bobot badan atau antiobesitas. Mekanisme kedua tanaman ini secara in vitro dalam menurunkan bobot badan belum diketahui dengan pasti. Penelitian ini mengevaluasi potensi dari kedua tanaman sebagai obat antiobesitas, dengan melihat kemampuan ekstrak tanaman tersebut dalam menghambat aktivitas lipase pankreas secara in vitro.

Ekstrak air daun jati belanda mengandung flavonoid, saponin, dan tanin, sedangkan ekstrak etanolnya mengandung flavonoid, saponin, steroid, dan tanin. Ekstrak air bangle mengandung flavonoid dan saponin, sedangkan ekstrak etanolnya mengandung flavonoid, saponin, dan triterpenoid. Lipase pankreas yang digunakan pada penelitian ini adalah lipase pankreas yang berasal dari manusia, dengan menggunakan substrat minyak wijen. Enzim ini memiliki aktivitas optimum pada pH 8,0, waktu inkubasi 45 menit, dan suhu 40°C. Hasil ekstrak daun jati belanda menunjukkan bahwa ekstrak etanol pada konsentrasi 60 ppm memiliki daya inhibisi yang paling tinggi, yaitu sebesar 25,31%. Ekstrak bangle yang memiliki daya inhibisi paling tinggi adalah ekstrak etanol pada konsentrasi 100 ppm, yaitu sebesar 29,17%. Nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan kontrol positif Xenical® 100 ppm, yang memiliki daya inhibisi 17,53%. Ekstrak saponin pada kedua sampel cenderung memiliki daya inhibisi yang lebih kecil dibanding ekstrak yang lainnya.

ABSTRACT

RHOITO FRISTA SILITONGA. The Inhibitory Effects of Jati Belanda Leaves and Bangle Extracts on The Pancreatic Lipase Activity as Antiobesity. Supervised by DYAH I. PRADONO and LATIFAH K. DARUSMAN.

Jati belanda and bangle has been used traditionally as herbal medicine to reduce body weight or used as antiobesity. But the mechanism in vitro of this herbal in reducing body weight has not been known yet. This research evaluated the potency of these plants as antiobesity, with their abilities to inhibit pancreatic lipase activity.

(3)

DAYA INHIBISI EKSTRAK DAUN JATI BELANDA DAN

BANGLE TERHADAP AKTIVITAS LIPASE PANKREAS

SEBAGAI ANTIOBESITAS

RHOITO FRISTA SILITONGA

Skripsi

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul Skripsi : Daya Inhibisi Ekstrak Daun Jati Belanda dan Bangle Terhadap Aktivitas Lipase Pankreas Sebagai Antiobesitas

Nama : Rhoito Frista Silitonga NIM : G44203035

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Dyah I. Pradono, M.Agr Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman, M.S.

NIP 132 956 706 NIP 130 536 681

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor,

Dr. Drh. Hasim, DEA

NIP 131 578 806

(5)

Kupersembahkan untuk Mama dan Papa Kakak-kakakku Asti dan Mey

Juga adik-adikku Meylin, Mariy, Yan, dan Ary.

(6)

PRAKATA

Puji syukur kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat, karena kasih setia dan pengharapan yang selalu diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah berjudul Daya Inhibisi Ekstrak Daun Jati Belanda dan Bangle terhadap Aktivitas Lipase Pankreas sebagai Antiobesitas ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains pada Departemen kimia FMIPA IPB.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Dyah I. Pradono, M.Agr dan Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman, M.S. sebagai pembimbing yang telah memberikan arahan, saran, dan dorongan selama pelaksanaan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Pusat Studi Biofarmaka IPB yang telah memberikan bantuan dalam hal tempat penelitian, peralatan laboratorium, serta enzim lipase pankreas yang Penulis gunakan dalam penelitian ini .

Ungkapan terima kasih Penulis berikan kepada mama, papa, kakak-kakak, dan adik-adik atas doa, kasih, dan semangat yang senantiasa diberikan. Terima kasih juga kepada Pak Eman, seluruh laboran Kimia Analitik, Bu Nunuk, Mba Salina, serta semua staf dan pegawai Pusat Studi Biofarmaka atas bantuan yang diberikan selama penelitian dan penulisan karya ilmiah. Ucapan terima kasih turut Penulis berikan kepada Elisabeth yang turut membantu dalam mengerjakan penelitian, serta kepada Armiastho, Chia, Juli, Lina, Duma, Laura, Mars, rekan-rekan PMK IPB, dan rekan-rekan kimia angkatan 40 atas doa dan semangat yang selalu diberikan.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Mei 2008

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karawang pada tanggal 30 Desember 1985 sebagai putri ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Drs. A. Silitonga dan Kesly Simanjuntak. Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Karawang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur undangan seleksi masuk IPB (USMI) pada Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Agama Kristen Protestan pada tahun ajaran 2004/2005 dan 2005/2006, serta mata kuliah Kimia Fisik Layanan pada tahun ajaran 2006/2007 dan 2007/2008. Penulis juga aktif di unit kegiatan mahasiswa (UKM) persekutuan mahasiswa kristen (PMK) sebagai bendahara komisi pembinaan dan pemuridan pada kepengurusan 2005/2006 dan wakil koordinator I Badan Pengurus Harian pada kepengurusan 2006/2007, serta menjadi pemimpin kelompok kecil. Selama perkuliahan Penulis juga memperoleh beasiswa Student Equity

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

PENDAHULUAN ... 1

TINJAUAN PUSTAKA Jati Belanda (Guazuma ulmifolia)... 1

Bangle (Zingiber cassumunar)... 2

Lipase ... 2

Saponin ... 3

Xenical® ... 3

Penelitian Pendukung... 4

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat... 4

Penetapan Kadar Air dan Ekstraksi... 4

Uji Fitokimia ... 5

Uji toksisitas ... 5

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dan Kondisi Optimum Lipase ... 5

Uji in vitro Ekstrak Terhadap Aktivitas Lipase Pankreas ... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air dan Ekstraksi ... 6

Uji Fitokimia ... 6

Uji Toksisitas ... 7

Panjang Gelombang Maksimum dan Kondisi Optimum Lipase... 7

Uji in vitro Ekstrak Terhadap Aktivitas Lipase Pankreas ... 7

Uji statistik ... 10

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ... 10

Saran ... 11

DAFTAR PUSTAKA ... 11

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Tanaman jati belanda (Guazuma ulmifolia)... 2

2 Tanaman bangle (Zingiber cassumunar) ... 2

3 Contoh struktur senyawa saponin ... 3

4 Struktur orlistat ... 3

5 Grafikdaya inhibisi ekstrak jati belanda terhadap aktivitas lipase pankreas ... 8

6 Grafikdaya inhibisi ekstrak bangle terhadap aktivitas lipase pankreas... 9

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Hasil uji fitokimia jati belanda kering dan ekstraknya... 6

2 Hasil uji fitokimia bangle kering dan ekstraknya ... 6

3 Nilai LC50 ekstrak jati belanda dan bangle terhadap larva udang ... 7

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Bagan alir penelitian ... 14

2 Bagan alir ekstraksi air... 15

3 Bagan alir ekstraksi etanol ... 15

4 Bagan alir ekstraksi saponin ... 15

5 Bagan alir penentuan nilai LC50 dengan menggunakan larva udang... 16

6 Bagan alir uji in vitro ekstrak terhadap aktivitas enzim lipase pankreas ... 17

7 Penentuan kadar air... 18

8 Aktivitas ekstrak terhadap larva A. Salina L. setelah 24 jam... 19

9 Penentuan panjang gelombang maksimum standar asam oleat ... 20

10 Data hasil optimasi enzim lipase pankreas ... 21

11 Perhitungan aktivitas enzim lipase... 22

12 Daya inhibisi ekstrak terhadap aktivitas lipase pankreas ... 23

13 Perhitungan statistik ekstrak jati belanda dan bangle ... 24

(11)

DAYA INHIBISI EKSTRAK DAUN JATI BELANDA DAN

BANGLE TERHADAP AKTIVITAS LIPASE PANKREAS

SEBAGAI ANTIOBESITAS

RHOITO FRISTA SILITONGA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

ABSTRAK

RHOITO FRISTA SILITONGA. Daya Inhibisi Ekstrak Daun Jati Belanda dan Bangle Terhadap Aktivitas Lipase Pankreas Sebagai Antiobesitas. Dibimbing oleh DYAH I. PRADONO dan LATIFAH K. DARUSMAN.

Jati belanda dan bangle merupakan contoh tanaman obat yang secara tradisional sering digunakan sebagai obat penurun bobot badan atau antiobesitas. Mekanisme kedua tanaman ini secara in vitro dalam menurunkan bobot badan belum diketahui dengan pasti. Penelitian ini mengevaluasi potensi dari kedua tanaman sebagai obat antiobesitas, dengan melihat kemampuan ekstrak tanaman tersebut dalam menghambat aktivitas lipase pankreas secara in vitro.

Ekstrak air daun jati belanda mengandung flavonoid, saponin, dan tanin, sedangkan ekstrak etanolnya mengandung flavonoid, saponin, steroid, dan tanin. Ekstrak air bangle mengandung flavonoid dan saponin, sedangkan ekstrak etanolnya mengandung flavonoid, saponin, dan triterpenoid. Lipase pankreas yang digunakan pada penelitian ini adalah lipase pankreas yang berasal dari manusia, dengan menggunakan substrat minyak wijen. Enzim ini memiliki aktivitas optimum pada pH 8,0, waktu inkubasi 45 menit, dan suhu 40°C. Hasil ekstrak daun jati belanda menunjukkan bahwa ekstrak etanol pada konsentrasi 60 ppm memiliki daya inhibisi yang paling tinggi, yaitu sebesar 25,31%. Ekstrak bangle yang memiliki daya inhibisi paling tinggi adalah ekstrak etanol pada konsentrasi 100 ppm, yaitu sebesar 29,17%. Nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan kontrol positif Xenical® 100 ppm, yang memiliki daya inhibisi 17,53%. Ekstrak saponin pada kedua sampel cenderung memiliki daya inhibisi yang lebih kecil dibanding ekstrak yang lainnya.

ABSTRACT

RHOITO FRISTA SILITONGA. The Inhibitory Effects of Jati Belanda Leaves and Bangle Extracts on The Pancreatic Lipase Activity as Antiobesity. Supervised by DYAH I. PRADONO and LATIFAH K. DARUSMAN.

Jati belanda and bangle has been used traditionally as herbal medicine to reduce body weight or used as antiobesity. But the mechanism in vitro of this herbal in reducing body weight has not been known yet. This research evaluated the potency of these plants as antiobesity, with their abilities to inhibit pancreatic lipase activity.

(13)

DAYA INHIBISI EKSTRAK DAUN JATI BELANDA DAN

BANGLE TERHADAP AKTIVITAS LIPASE PANKREAS

SEBAGAI ANTIOBESITAS

RHOITO FRISTA SILITONGA

Skripsi

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

Judul Skripsi : Daya Inhibisi Ekstrak Daun Jati Belanda dan Bangle Terhadap Aktivitas Lipase Pankreas Sebagai Antiobesitas

Nama : Rhoito Frista Silitonga NIM : G44203035

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Dyah I. Pradono, M.Agr Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman, M.S.

NIP 132 956 706 NIP 130 536 681

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor,

Dr. Drh. Hasim, DEA

NIP 131 578 806

(15)

Kupersembahkan untuk Mama dan Papa Kakak-kakakku Asti dan Mey

Juga adik-adikku Meylin, Mariy, Yan, dan Ary.

(16)

PRAKATA

Puji syukur kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat, karena kasih setia dan pengharapan yang selalu diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah berjudul Daya Inhibisi Ekstrak Daun Jati Belanda dan Bangle terhadap Aktivitas Lipase Pankreas sebagai Antiobesitas ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains pada Departemen kimia FMIPA IPB.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Dyah I. Pradono, M.Agr dan Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman, M.S. sebagai pembimbing yang telah memberikan arahan, saran, dan dorongan selama pelaksanaan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Pusat Studi Biofarmaka IPB yang telah memberikan bantuan dalam hal tempat penelitian, peralatan laboratorium, serta enzim lipase pankreas yang Penulis gunakan dalam penelitian ini .

Ungkapan terima kasih Penulis berikan kepada mama, papa, kakak-kakak, dan adik-adik atas doa, kasih, dan semangat yang senantiasa diberikan. Terima kasih juga kepada Pak Eman, seluruh laboran Kimia Analitik, Bu Nunuk, Mba Salina, serta semua staf dan pegawai Pusat Studi Biofarmaka atas bantuan yang diberikan selama penelitian dan penulisan karya ilmiah. Ucapan terima kasih turut Penulis berikan kepada Elisabeth yang turut membantu dalam mengerjakan penelitian, serta kepada Armiastho, Chia, Juli, Lina, Duma, Laura, Mars, rekan-rekan PMK IPB, dan rekan-rekan kimia angkatan 40 atas doa dan semangat yang selalu diberikan.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Mei 2008

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karawang pada tanggal 30 Desember 1985 sebagai putri ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Drs. A. Silitonga dan Kesly Simanjuntak. Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Karawang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur undangan seleksi masuk IPB (USMI) pada Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Agama Kristen Protestan pada tahun ajaran 2004/2005 dan 2005/2006, serta mata kuliah Kimia Fisik Layanan pada tahun ajaran 2006/2007 dan 2007/2008. Penulis juga aktif di unit kegiatan mahasiswa (UKM) persekutuan mahasiswa kristen (PMK) sebagai bendahara komisi pembinaan dan pemuridan pada kepengurusan 2005/2006 dan wakil koordinator I Badan Pengurus Harian pada kepengurusan 2006/2007, serta menjadi pemimpin kelompok kecil. Selama perkuliahan Penulis juga memperoleh beasiswa Student Equity

(18)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

PENDAHULUAN ... 1

TINJAUAN PUSTAKA Jati Belanda (Guazuma ulmifolia)... 1

Bangle (Zingiber cassumunar)... 2

Lipase ... 2

Saponin ... 3

Xenical® ... 3

Penelitian Pendukung... 4

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat... 4

Penetapan Kadar Air dan Ekstraksi... 4

Uji Fitokimia ... 5

Uji toksisitas ... 5

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dan Kondisi Optimum Lipase ... 5

Uji in vitro Ekstrak Terhadap Aktivitas Lipase Pankreas ... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air dan Ekstraksi ... 6

Uji Fitokimia ... 6

Uji Toksisitas ... 7

Panjang Gelombang Maksimum dan Kondisi Optimum Lipase... 7

Uji in vitro Ekstrak Terhadap Aktivitas Lipase Pankreas ... 7

Uji statistik ... 10

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ... 10

Saran ... 11

DAFTAR PUSTAKA ... 11

(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Tanaman jati belanda (Guazuma ulmifolia)... 2

2 Tanaman bangle (Zingiber cassumunar) ... 2

3 Contoh struktur senyawa saponin ... 3

4 Struktur orlistat ... 3

5 Grafikdaya inhibisi ekstrak jati belanda terhadap aktivitas lipase pankreas ... 8

6 Grafikdaya inhibisi ekstrak bangle terhadap aktivitas lipase pankreas... 9

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Hasil uji fitokimia jati belanda kering dan ekstraknya... 6

2 Hasil uji fitokimia bangle kering dan ekstraknya ... 6

3 Nilai LC50 ekstrak jati belanda dan bangle terhadap larva udang ... 7

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Bagan alir penelitian ... 14

2 Bagan alir ekstraksi air... 15

3 Bagan alir ekstraksi etanol ... 15

4 Bagan alir ekstraksi saponin ... 15

5 Bagan alir penentuan nilai LC50 dengan menggunakan larva udang... 16

6 Bagan alir uji in vitro ekstrak terhadap aktivitas enzim lipase pankreas ... 17

7 Penentuan kadar air... 18

8 Aktivitas ekstrak terhadap larva A. Salina L. setelah 24 jam... 19

9 Penentuan panjang gelombang maksimum standar asam oleat ... 20

10 Data hasil optimasi enzim lipase pankreas ... 21

11 Perhitungan aktivitas enzim lipase... 22

12 Daya inhibisi ekstrak terhadap aktivitas lipase pankreas ... 23

13 Perhitungan statistik ekstrak jati belanda dan bangle ... 24

(21)

PENDAHULUAN

Kegemukan atau yang sering kali disebut obesitas, merupakan kelebihan bobot badan yang diakibatkan oleh timbunan lemak yang berlebih di dalam tubuh. Hal ini disebabkan oleh asupan lemak dalam tubuh yang lebih besar daripada jumlah pemanfaatannya sebagai sumber energi. Keadaan ini bagi sebagian orang sangat mengganggu, baik dalam hal penampilan maupun masalah kesehatan yang mungkin akan timbul. Oleh sebab itu banyak orang melakukan berbagai cara untuk dapat menurunkan bobot badannya, di antaranya olah raga yang teratur atau mengkonsumsi obat-obat pelangsing. Sebagian besar obat-obat pelangsing merupakan obat sintetik yang ternyata menimbulkan banyak efek samping. Oleh karena itu saat ini masyarakat lebih memilih untuk mengkonsumsi obat pelangsing yang berasal dari tanaman obat, karena cenderung memiliki risiko efek samping yang lebih kecil. Tanaman yang saat ini telah dikenal berpotensi sebagai obat pelangsing di antaranya adalah jati belanda, bangle, malabar tamarind (Garcinia cambogia), mangrove jenis Rhizopora mucronata, dan kemuning. Malabar tamarind, misalnya, berkhasiat menekan rasa lapar dan meningkatkan rasa kenyang (Digest 2006), sedangkan tanin yang banyak terkandung di bagian daun jati belanda, mampu mengurangi penyerapan makanan dengan cara mengendapkan mukosa protein yang ada dalam permukaan usus (Hendri 2006). Jati belanda dan bangle merupakan contoh tanaman yang banyak digunakan sebagai bahan dasar jamu pelangsing karena telah terbukti khasiatnya secara turun-menurun. Oleh karena itu penelitian mengenai kemampuan kedua tanaman ini dalam potensinya sebagai antiobesitas menarik untuk dilakukan.

Pradono et al. (2003) menyatakan bahwa ekstrak metanol daun jati belanda dapat menghambat aktivitas enzim lipase yang berasal dari mikrob Rhizopus arrhizus, sedangkan ekstrak kloroform dan steroid meningkatkan aktivitas lipase. Penelitian mengenai tanaman bangle menunjukkan bahwa ekstrak metanol, flavonoid, dan taninnya dapat menghambat aktivitas lipase, sedangkan ekstrak air dan steroid meningkatkan aktivitas lipase (Pradono et al.

2005). Hasil yang kurang jelas tersebut mendorong untuk dilakukan studi lebih lanjut mengenai metode uji in vitro yang lebih sesuai. Salah satunya yaitu dengan melihat

daya inhibisi tanaman bangle dan jati belanda terhadap aktivitas enzim lipase yang berasal dari pankreas. Lipase pankreas merupakan enzim yang berperan utama dalam penguraian lipid untuk mengabsorpsi asam lemak (Shin et al. 2003).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa aktif yang berpotensi dalam menghambat aktivitas lipase pankreas adalah saponin. Di antaranya ialah saponin yang terdapat pada tanaman Panax japonicus (Han

et al. 2005), dan Kochia scoparia (Han et al.

2006). Berdasarkan penelusuran melalui situs paten Amerika, banyak paten yang berhubungan dalam pemeliharaan obesitas, diantaranya adalah ekstrak gingko biloba (Stankov 2002; US Patent No. 6447818) dan bioflavonoid lemon (Alviar et al. 2002; US Patent No. 6413545) yang dapat bermanfaat menurunkan bobot badan. Belum ditemukan paten yang memuat informasi mengenai antiobesitas berbasis daun jati belanda maupun bangle sehingga sangat mungkin untuk membuat paten yang berhubungan dengan kedua tanaman ini.

Penelitian ini bertujuan mengetahui daya inhibisi dari ekstrak kasar air, etanol, dan saponin dari tanaman daun jati belanda dan bangle terhadap aktivitas lipase pankreas secara in vitro.

TINJAUAN PUSTAKA

Jati Belanda (Guazuma ulmifolia)

Guazuma ulmifolia dikenal juga dengan

nama daerah jati belanda (Indonesia), jati londa atau jatos landi (Jawa) (Heyne 1987). Secara taksonomi, jati belanda diklasifikasikan dalam divisi spermatophyta, sub divisi angiospermae, kelas dicotyledonae, ordo malvales, famili sterculiaceae, genus

guazuma, dan spesies Guazuma ulmifolia. Tanaman jati belanda memiliki daun tunggal, bulat telur, permukaan kasar, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip, berseling, dan berwarna hijau. Batangnya keras, bulat, permukaan kasar, banyak alur, bercabang, dan berwarna hijau keputih-putihan (Anonim 2003).

(22)

etanolnya mengandung alkaloid, flavonoid, steroid, fenol hidrokuinon, tanin, kuinon, dan saponin. Hendri (2006) menyatakan bahwa tanin yang terkandung dalam daun jati belanda mampu mengurangi penyerapan makanan dengan cara mengendapkan mukosa protein yang ada dalam permukaan usus. Pramono et al. (2000) mengemukakan bahwa pemberian lendir daun jati belanda per oral dosis 350 mg/kg BB menunjukkan adanya penghambatan kenaikan bobot badan tikus dibanding pemberian air suling sebagai kontrol. Litbang BBIA (2007) menyatakan bahwa ekstrak air daun jati belanda dapat menurunkan atau mempertahankan bobot mencit pada pemeliharaan selama 4 minggu. Contoh dari tanaman jati belanda dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Tanaman jati belanda (Guazuma ulmifolia).

Bangle (Zingiber cassumunar)

Tanaman Zingiber cassumunar ini memiliki nama sinonim Zingiber pupureum

Roxb. dan beberapa nama daerah seperti mungle (Aceh), bungle (Batak), bangalai (Nusa Tenggara), dan unin makei (Ambon) (DepKes 1977). Tanaman bangle termasuk ke dalam divisi plantanum, sub divisi

spermatophyta, kelas monocotyledonae, ordo

zingiberales, famili zingiberaceae, genus

zingiber, dan spesies Zingiber cassumunar. Tanaman yang tumbuh pada ketinggian 1300 meter di atas permukaan laut ini memiliki rimpang yang kuat dan berdaging. Rimpang bangle yang sudah tua akan berwarna kuning, terasa pedas dan pahit, serta berbau tidak enak (Heyne 1987). Tanaman ini memiliki daun banyak, berhadapan, dan helainya berbentuk lonjong (DepKes 1977) (Gambar 2). Khasiat yang dimiliki oleh tanaman ini antara lain, sebagai obat lemah jantung, sakit kepala, reumatik, penyembuh sakit perut, cacingan, batuk berdahak, ramuan jamu wanita setelah melahirkan, dan mengatasi kegemukan

(Wijayakusuma 1997). Hasil uji fitokimia yang dilaporkan oleh Pradono et al. (2005) menyatakan bahwa ekstrak kasar air rimpang bangle mengandung flavonoid dan triterpenoid, sedangkan rimpang segarnya mengandung alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid, tanin, dan saponin.

Gambar 2 Tanaman bangle (Zingiber cassumunar).

Lipase

Lipase merupakan suatu enzim yang dapat mengkatalisis reaksi hidrolisis ester berantai panjang dari gliserol (trigliserida). Enzim ini bekerja menghidrolisis triasilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol (Wahyuditomo 1987). Substrat dari enzim ini adalah trigliserida berantai panjang yang tidak larut dalam air, seperti minyak dan lemak. Berikut adalah reaksi hidrolisis trigliserida oleh enzim lipase

(23)

menghambat absorpsi lemak melalui penghambatan aktivitas lipase pankreas sehingga meningkatkan ekskresi lemak lewat feses. Berdasarkan hasil penelitian, senyawa yang diketahui mampu menghambat aktivitas dari enzim lipase diantaranya adalah flavonoid yang terdapat pada bangle (Pradono et al.

2005) dan galangal (Shin et al. 2003), tanin yang terdapat pada bangle (Pradono et al.

2005) dan Nomame Herba (Yamamoto et al. 2000), senyawa terpenoid pada Gardenia jasminoides (Lee et al. 2005), serta saponin yang terdapat pada berbagai macam tanaman (Xu et al. 2005, Han et al. 2005 dan 2006).

Saponin

Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Pencarian saponin dalam tumbuhan telah dirangsang oleh kebutuhan akan sumber sapogenin yang mudah. Senyawa yang telah digunakan termasuk hekogenin dari

Agave, diosgenin, serta yamogenin dari jenis

Dioscorea (Harborne 1987). Sifat-sifat yang

dimiliki oleh saponin diantaranya adalah berasa pahit, berbusa dalam air, mempunyai sifat detergen yang baik, merusak sel darah merah, dan mempunyai sifat antiinflamatori. Senyawa saponin juga dipercaya dapat bermanfaat untuk mengontrol jumlah kolesterol pada tubuh manusia (Amelia 2002). Senyawa saponin dalam tanaman dapat dideteksi secara kualitatif dengan menambahkan air secukupnya pada sampel tanaman, dipanaskan selama 5 menit, didinginkan, lalu dikocok kuat. Jika timbul busa yang stabil selama 10 menit, maka tanaman tersebut positif mengandung saponin.

Senyawa saponin dikarakterisasi dari strukturnya yang mengandung suatu aglikon steroid atau triterpen, serta satu atau lebih rantai gula (Giuseppe 2007). Senyawa saponin yang diisolasi dari Tagetes patula (tanaman obat dari India), memiliki pita spektrum IR pada bilangan gelombang 3600-3250 cm-1 dan 1050 cm-1 yang mengindikasikan adanya kelompok hidroksil, satu pita serapan pada bilangan gelombang 1650 cm-1 yang mengindikasikan adanya ikatan ganda, serta beberapa pita serapan tajam yang mengindikasikan adanya struktur cincin asam olefinat (Sondhia 2005). Contoh struktur senyawa saponin terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Contoh struktur saponin.

Xenical®

Xenical® merupakan suatu obat penghambat enzim lipase saluran cerna yang poten dan spesifik dengan lama kerja yang panjang. Zat aktif yang terkandung dalam Xenical® adalah orlistat. Orlistat bekerja pada lumen lambung dan usus halus dengan membentuk suatu ikatan kovalen pada bagian serine yang aktif dari lipase pankreas dan lambung. Enzim yang dinonaktifkan tersebut dengan demikian tidak dapat menghidrolisis trigliserida makanan menjadi asam lemak bebas dan monogliserida yang dapat diserap. Oleh karena trigliserida yang utuh tidak diserap, maka defisit kalori akan berdampak positif pada pengaturan berat badan (Anonim 2008a). Orlistat tidak larut dalam air, tetapi larut bebas dalam kloroform, serta dalam metanol dan etanol (Anonim 2008b). Orlistat merupakan turunan dari senyawa lipstatin yang diisolasi dari bakteri Streptomyces toxytricini. Struktur orlistat dapat dilihat pada Gambar 4.

Efek samping Xenical® umumnya pada saluran cerna yang berkaitan dengan efek farmakologi obat dalam mencegah absorbsi lemak. Kejadian yang seringkali dialami adalah sakit perut, perut kembung, feses cair atau lunak, serta gangguan gigi atau gusi.

(24)

Penelitian Pendukung

Penelitian mengenai tanaman jati belanda dan bangle telah banyak dilakukan. Pramono

et al. (2000) mengemukakan bahwa

pemberian lendir daun jati belanda per oral dosis 350 mg/kg BB menunjukkan adanya penghambatan kenaikan bobot badan tikus dibanding pemberian air suling sebagai kontrol. Lendir yang terdapat dalam daun jati belanda bersifat sebagai pelicin yang dapat mengurangi absorbsi usus terhadap makanan (Hendri 2006). Uji in vitro terhadap aktivitas enzim lipase dari mikrob Rhizopus arrhizus

menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun jati belanda yang mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, steroid, tanin, dan kuinon dapat menghambat aktivitas enzim lipase, sedangkan ekstrak kloroform yang mengandung alkaloid, triterpenoid, dan steroid berpotensi sebagai aktivator enzim (Pradono et al. 2003).

Penelitian tentang bangle menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki beberapa khasiat, antara lain sebagai antioksidan, antiinflamatori (Masuda et al. 1994), mengatasi kegemukan, obat pelangsing usai melahirkan, dan sebagai insektisida (Ariani 2003). Penelitian lain menunjukkan bahwa ekstrak metanol, flavonoid, dan tanin dari rimpang bangle dapat menghambat aktivitas lipase, sedangkan ekstrak air dan steroid meningkatkan aktivitas enzim lipase yang berasal dari mikrob Rhizopus arrhizus (Pradono et al. 2005).

Penelitian mengenai daya inhibisi beberapa tanaman obat dalam menghambat aktivitas lipase pankreas sebagai salah satu metode untuk antiobesitas telah dilakukan.

Han et al. (1999) mengatakan bahwa ekstrak

air tanaman oolong tea dapat menghambat aktivitas enzim lipase pankreas sehingga dapat digunakan sebagai obat antiobesitas. Sedangkan ekstrak etanol daun jati belanda dapat menghambat aktivitas enzim lipase serum pada tikus putih (Rahardjo et al. 2005). Penelitian lain menunjukkan bahwa senyawa aktif yang berpotensi sebagai antiobesitas dalam menghambat aktivitas lipase pankreas adalah saponin yang terdapat pada tanaman

Platycodi radix (Xu et al. 2005) dan Panax japonicus (Han et al. 2005). Han et al. (2006) juga mengatakan bahwa senyawa saponin yang diisolasi dari tanaman Kochia scoparia

menghambat aktivitas enzim lipase pankreas secara in vitro dan berpengaruh terhadap pengurangan lemak pada tikus.

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Lipase pankreas yang digunakan adalah lipase pankreas manusia dengan kode Sigma L9780-50 units. Sampel kering daun jati belanda dan rimpang bangle diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka.

Bahan-bahan yang digunakan adalah minyak wijen, buffer posfat berbagai macam pH, telur udang Artemia salina L., lipase pankreas manusia, heptana, Xenical®, pereaksi tembaga, dan Na-dietilditiokarbamat.

Alat-alat analitik yang digunakan adalah pH meter, dan spektrofotometer UV berkas ganda.

Metode

Penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu penelitian pendahuluan (penentapan kadar air dan uji fitokimia) dan penelitian utama (ekstraksi, penentuan LC50 dan uji in

vitro terhadap aktivitas lipase pankreas) (Lampiran 1).

Penetapan kadar air dan Ekstraksi

Penetapan kadar air.

Cawan porselin yang bersih dipanaskan ke dalam oven bersuhu (105±3)°C selama 30 menit dan ditimbang hingga diperoleh bobot konstan cawan kosong. Serbuk rimpang bangle dan daun jati belanda ditimbang sebanyak ± 2 g ke dalam cawan tersebut dan dipanaskan ke dalam oven bersuhu (105±3)°C selama tiga jam. Setelah tiga jam, cawan dipindahkan ke dalam eksikator selama 15 menit dan ditimbang. Sampel dikeringkan lagi selama satu jam sampai diperoleh bobot konstan sampel.

Ekstraksi air

Sampel yang sudah kering diekstraksi secara maserasi dengan air, disaring, dan filtratnya dipekatkan hingga diperoleh residu kering. (Lampiran 2)

Ekstraksi etanol

(25)

Ekstraksi kasar saponin

Serbuk sampel direfluks dengan menggunakan pelarut metanol-diklorometana (1:1) selama 30 menit sebanyak 3 kali. Filtrat disaring dan dipekatkan dengan rotary

evaporator. Ekstrak pekat kemudian direfluks

lagi dengan heksana sebanyak 3 kali untuk menghilangkan lemak. Heksana kemudian dipisahkan, dan ekstrak diangin-anginkan selama 1 jam. Setelah itu ekstrak direfluks lagi dengan menggunakan pelarut etil asetat-kloroform (1:1) sebanyak 4 kali untuk memisahkan flavonoid, alkaloid, dan senyawa-senyawa lain selain saponin. Pelarut etil asetat-kloroform lalu dipisahkan, dan sisanya kemudian ditambahkan pelarut metanol dan dipekatkan dengan rotary

evaporator. Ekstrak pekat yang didapatkan

merupakan ekstrak kasar saponin (Lampiran 4).

Uji fitokimia ekstrak

Ekstrak yang telah diperoleh kemudian dilakukan uji kualitatif kandungan senyawa (uji fitokimia) seperti flavonoid, alkaloid, saponin, steroid, triterpenoid, dan tanin dengan menggunakan metode Harborne (1987).

Uji flavonoid. Sedikit sampel ditambah air secukupnya dan dipanaskan selama 5 menit, kemudian ditambahkan serbuk Mg, 0,2 ml HCl pekat, dan beberapa tetes amil alcohol. Larutan alkohol dikocok dan dibiarkan memisah. Keberadaan flavonoid ditandai dengan terbentuknya warna merah coklat pada lapisan amil alkohol.

Uji alkaloid. Sampel ditambahkan 10 ml kloroform dan beberapa tetes amoniak lalu fraksi kloroform dipisahkan, diasamkan dengan H2SO4 2M, dan dikocok hingga

terbentuk 2 lapisan. Lapisan asam yang tak berwarna diuji dengan reagen Wagner, Mayer, dan Dragendrof. Jika hasil pengujian dengan reagen Wagner, Mayer, dan Dragendrof berturut-turut menghasilkan warna coklat, putih dan jingga, maka ekstrak tersebut mengandung alkaloid.

Uji saponin. Sampel ditambahkan air secukupnya dan dipanaskan selama 5 menit, lalu didinginkan dan dikocok kuat. Adanya saponin ditandai dengan timbulnya busa yang stabil selama ± 10 menit.

Uji steroid/triterpenoid. Sampel ditambahkan etanol panas 50°C, kemudian disaring ke pinggan porselin dan diuapkan hingga kering. Residu yang dihasilkan ditambahkan eter , lalu lapisan eter dipipet dan diuji dengan pereaksi Liebermen Buchard

(asam anhidrat-H2SO4 pekat 3:1). Warna

merah ungu menunjukkan adanya triterpenoid dan warna hijau menunjukkan adanya steroid.

Uji tanin. Sampel ditambah air secukupnya, dipanaskan selama 5 menit, dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan FeCl3 1%. Jika larutan

menghasilkan warna hijau kebiruan, maka sampel tersebut mengandung tanin.

Uji toksisitas

Uji toksisitas dilakukan dengan mennetukan nilai Lethal Concentration (LC50)

menggunakan larva udang. Telur udang

Artemia salina L ditetaskan dalam gelas piala yang berisi air laut yang telah disaring. Penetasan dilakukan selama 48 jam dan dibantu oleh aerasi agar kadar oksigen terlarut dalam air laut tercukupi sehingga telur udang tersebut menetas menjadi larva. Larutan ekstrak dibuat menjadi 2000 ppm. Sebanyak 0,05 g ekstrak dilarutkan dalam 25 ml air laut. Setelah 48 jam, sebanyak 10 ekor larva udang dan 1000 μl air laut dimasukkan ke dalam vial uji diikuti dengan 1000, 100 dan 10 μl larutan ekstrak, sehingga konsentrasi akhir dari dalam vial adalah 1000, 100, dan 10 ppm. Setiap konsentrasi dilakukan 3 kali pengulangan. Untuk kontrol dilakukan tanpa penambahan larutan ekstrak. Setelah 24 jam, larva udang yang mati dihitung. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Probit Analysis

Method untuk menemukan LC50 dengan

selang kepercayaan 95% (Lampiran 5).

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dan Kondisi Optimum Lipase Pankreas

Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan menggunakan standar asam oleat dengan konsentrasi 3,7590 mol dalam kloroform yang ditambahkan dengan 4 ml kloroform-heptana (1:1) dan 2,5 ml pereaksi tembaga. Campuran dikocok kemudian disentrifus selama 10 menit. Sebanyak 3 ml lapisan kloroform diambil dan ditambahkan 0,25 ml Na-dietilditiokarbamat lalu diukur absorbansinya pada panjang gelombang 370-500 nm, dengan interval 5 nm. Panjang gelombang yang memuat nilai serapan paling tinggi merupakan panjang gelombang maksimum.

(26)

Uji in vitro ekstrak terhadap aktivitas lipase pankreas

Metode uji in vitro yang digunakan kali ini berbeda dengan metode yang biasa digunakan untuk uji in vitro yang menggunakan lipase pankreas. Metode yang digunakan kali ini lebih sederhana, yaitu dengan menggunakan minyak wijen sebagai substrat dan pereaksi-pereaksi lain yang lebih sederhana. Sebanyak 15 l substrat dan 100 l ekstrak sampel dimasukkan ke dalam tabung rekasi lalu ditambah dengan 10 l albumin 10% dan larutan buffer. Setelah itu enzim lipase pankreas dimasukkan ke dalam tabung tersebut dan diinkubasi pada waktu, pH dan suhu optimum. Setelah mencapai waktu optimum, reaksi dihentikan dengan cara menambahkan 3 ml kloroform. Larutan dalam tabung kemudian dikocok dan disentrifus selama 5 menit. Sebanyak 1 ml lapisan kloroform kemudian diambil dan ditambahkan 4 ml kloroform-heptana (1:1) lalu dikocok hingga homogen. Setelah itu larutan ditambahkan 2.5 ml pereaksi tembaga, dikocok 3 menit, dan disentrifus kembali selama 10 menit. Lapisan kloroform kemudian diambil sebanyak 3 ml dan ditambahkan 0.25 ml larutan Na-dietilditiokarbamat, hingga berwarna kuning. Larutan kemudian diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum. Nilai yang diperoleh kemudian dikonversi dengan perhitungan sehingga diperoleh nilai aktivitas enzim. Aktivitas enzim dinyatakan dalam mol asam oleat/l campuran reaksi.menit. Kontrol negatif dilakukan tanpa penambahan ekstrak, sedangkan untuk kontrol positif dilakukan dengan mengganti ekstrak dengan Xenical®. Tahap ini dapat dilihat secara jelas pada Lampiran 6.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar air dan Ekstraksi

Kadar air daun jati belanda dan rimpang bangle masing-masing adalah 13,66% (b/b) dan 11,17% (b/b) (Lampiran 7). Kadar air suatu contoh perlu ditentukan untuk memperkirakan cara penanganan terbaik bagi contoh agar terhindar dari pengaruh aktivitas mikrob.

Sampel daun jati belanda dan bangle diekstrak dengan menggunakan pelarut air dan etanol. Selain itu juga dilakukan ekstraksi untuk mendapatkan ekstrak kasar saponin.

Rendemen yang diperoleh dari ekstrak air, etanol, dan saponin daun jati belanda berturut-turut adalah 22,25, 5,77, dan 0,90%. Sementara itu, rendemen yang diperoleh dari ekstrak air, etanol, dan saponin rimpang bangle berturut-turut adalah 12,18, 11,04, dan 5,01%. Rendemen ekstrak air bangle yang dihasilkan berbeda dengan rendemen yang dihasilkan oleh Pradono et al. (2005) yang hanya 0.16%. Hal ini selain disebabkan oleh perbedaan sumber tanaman, juga disebabkan oleh perbedaan teknik yang digunakan, sehingga rendemen yang diperoleh pada penelitian ini lebih banyak. Ekstrak ini selanjutnya diuji kandungan senyawa metabolit sekundernya, toksisitasnya terhadap toksisitas larva udang, dan daya inhibisinya terhadap aktivitas lipase pankreas.

Uji Fitokimia

Uji fitokimia terhadap ekstrak air, etanol dan ekstrak kasar saponin dilakukan untuk mengetahui jenis senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam masing-masing ekstrak. Hasil uji fitokimia daun jati belanda dan bangle yang tersaji pada Tabel 1 dan 2 memperlihatkan bahwa ekstrak etanol memiliki senyawa metabolit sekunder yang lebih banyak dibandingkan dengan ekstrak air. Hal ini dikarenakan etanol merupakan salah satu pelarut alkohol umum serba guna yang sangat baik untuk digunakan sebagai pengekstrak dalam ekstraksi pendahuluan, karena dapat mengekstrak senyawa polar dan nonpolar (Harborne 1987).

Tabel 1 Hasil uji fitokimia jati belanda kering dan ekstraknya Ekstrak Golongan Senyawa Jati Belanda kering

Air Etanol Saponin

Flavonoid ++ ++ +++ -

Alkaloid - - - -

Saponin + + + +

Steroid + - + +

Triterpenoid - - - -

Tanin ++ ++ +++ -

Tabel 2 Hasil uji fitokimia bangle kering dan ekstraknya

Ekstrak Golongan

Senyawa

Bangle

kering Air Etanol Saponin

Flavonoid ++ ++ +++ -

Alkaloid - - - -

Saponin ++ ++ ++ ++

Steroid - - - -

Triterpenoid ++ - + ++

(27)

Hasil uji fitokimia ekstrak saponin jati belanda menunjukkan bahwa kandungan senyawa yang terdeteksi tidak hanya saponin, tetapi juga steroid. Hasil ini sama dengan uji ekstrak saponin bangle yang juga mendeteksi adanya triterpenoid. Hal tersebut dikarenakan senyawa saponin merupakan glikosida dari steroid dan triterpenoid (Wina et al. 2005), sehingga memungkinkan uji steroid dan triterpenoidnya memberikan hasil yang positif. Senyawa tanin ditemukan pada ekstrak air dan etanol jati belanda tetapi tidak pada ekstrak bangle. Senyawa saponin yang terdeteksi pada tanaman bangle lebih banyak jika dibandingkan dengan yang ada pada tanaman jati belanda.

Senyawa alkaloid menunjukkan hasil yang negatif pada semua sampel. Hal ini berbeda dengan hasil pengujian oleh Kristiani (2003) pada ekstrak air dan etanol jati belanda, dan oleh Pradono et al. (2005) pada ekstrak segar bangle. Hasil yang berbeda ini disebabkan oleh perbedaan sumber sampel dan waktu pengujian. Keberadaan alkaloid juga dimungkinkan ada tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga pada pengujian kali ini, tidak memberikan hasil yang positif ketika ditambahkan pereaksi Wagner, Mayer, maupun Dragendorf.

Uji Toksisitas

Uji toksisitas dilakukan dengan menentukan nilai LC50 dengan menggunakan

larva udang. Uji ini dilakukan sebagai deteksi awal untuk mengetahui potensi bioaktivitas dan toksisitas dari masing-masing sampel sehingga dapat ditentukan konsentrasi ekstrak yang aman untuk pengujian. Nilai LC50

ditentukan dengan cara menghitung jumlah larva udang yang mati setelah diberi perlakuan dan didiamkan selama 24 jam (Lampiran 8). Nilai LC50 dari masing-masing sampel tersaji

pada Tabel 3.

Tabel 3 Nilai LC50 ekstrak jati belanda dan

bangle terhadap larva udang Sampel Ekstrak LC50 (ppm)

Jati Belanda Air 672.6535

Etanol 1070.9291

Saponin 1039.0184

Bangle Air 394.3767

Etanol 81.0987

Saponin 920.6387

Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa semua ekstrak memiliki potensi bioaktif karena memiliki pengaruh yang nyata

terhadap kehidupan larva udang. Hasil dari penentuan nilai LC50 ini kemudian dijadikan

sebagai dasar untuk penentuan konsentrasi dalam pengujian in vitro. Ekstrak yang memiliki potensi bioaktif yang paling tinggi, dan bersifat toksik adalah ekstrak etanol bangle. Hal ini dikarenakan ekstrak etanol bangle memiliki nilai LC50 yang paling

rendah, yang berarti pada konsentrasi yang kecil ekstrak ini dapat mematikan setengah populasi dari larva udang.

Panjang Gelombang Maksimum dan Kondisi Optimum Lipase Pankreas

Panjang gelombang maksimum yang diperoleh untuk standar asam oleat dengan konsentrasi 3,7589 mol adalah 435 nm (Lampiran 9). Hasil ini sama dengan hasil yang pernah dilakukan oleh Febriany (2004). Hasil optimasi untuk lipase pankreas menunjukkan bahwa enzim ini memiliki aktivitas optimum pada pH 8, waktu inkubasi 45 menit, dan suhu 40°C (Lampiran 10). Selanjutnya uji daya inhibisi ekstrak sampel terhadap aktivitas lipase pankreas dilakukan pada kondisi tersebut. Hasil penentuan kondisi optimum ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Han et al. (2005), yaitu pada pH 7, waktu inkubasi 30 menit, dan suhu 37°C. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan substrat yang digunakan. Substrat yang digunakan oleh Han

et al. (2005) adalah substrat murni triolein

sedangkan pada penelitian ini substrat yang digunakan adalah minyak wijen. Oleh sebab itu enzim membutuhkan waktu yang lebih lama dan suhu yang lebih tinggi untuk menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak (asam oleat). Akan tetapi pH optimum yang diperoleh mendekati nilai pH yang ada pada katalog Sigma tahun 2007. Dalam katalog tersebut, disebutkan bahwa lipase pankreas manusia menghidrolisis 1 µmol monogliserida per menit dari 1,2-digliserida pada pH 8,1. Akan tetapi jika substrat yang digunakan adalah triacetin maka pH yang digunakan adalah 7,4 dengan waktu inkubasi 60 menit. Hal ini membuktikan bahwa perbedaan sumber substrat yang digunakan berpengaruh pada aktivitas optimum enzim.

Uji in vitro ekstrak terhadap aktivitas

lipase pankreas

(28)

terhadap aktivitas lipase pankreas dianalisis dengan melarutkan ekstrak tersebut dalam bufer untuk menghilangkan efek pelarut yang mungkin dapat mempengaruhi aktivitas enzim. Pelarut kloroform digunakan untuk menghentikan reaksi hidrolisis lipase, sedangkan kloroform-heptana digunakan sebagai pengekstrak untuk mengekstrak oleat yang terbentuk. Seluruh ekstrak diuji aktivitas enzim lipase pankreas secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometri untuk mencari konsentrasi ekstrak optimum dalam menghambat aktivitas enzim. Aktivitas enzim lipase dengan penambahan ekstrak dihitung dengan membandingkan nilai serapannya dengan serapan standar, yaitu asam oleat (Lampiran 11). Aktivitas enzim kemudian dihitung sebagai mol asam oleat/l campuran reaksi menit. Daya inhibisi ekstrak dilihat dari penurunan aktivitas enzim yang dihitung dari selisih nilai aktivitas enzim lipase kontrol negatif (tanpa ekstrak) dengan zat uji. Konsentrasi ekstrak yang ditambahkan pada tiap pengujian adalah 15, 30, 45, 60, 75, serta 100 ppm, dan masing-masing dilakukan dengan tiga kali ulangan (Lampiran 12). Berdasarkan hasil uji terhadap ekstrak sampel (Gambar 5 dan 6) terlihat bahwa peningkatan konsentrasi tidak berbanding lurus terhadap peningkatan daya inhibisi ekstrak terhadap aktivitas lipase. Artinya peningkatan konsentrasi ekstrak yang ditambahkan tidak

selalu meningkatkan daya inhibisinya juga. Untuk daun jati belanda, ekstrak air memiliki daya inhibisi maksimum pada konsentrasi 45 ppm dengan nilai inhibisi 15,48%, lalu ekstrak etanol pada konsentrasi 60 ppm dengan nilai inhibisi 25,31%, serta ekstrak saponin pada konsentrasi 30 ppm dengan nilai inhibisi 10,02% (Gambar 5). Berdasarkan hasil ini terlihat bahwa ekstrak etanol daun jati belanda memiliki daya inhibisi yang paling tinggi terhadap aktivitas lipase pankreas manusia. Hasil ini mendukung penelitian Rahardjo et al. (2005) yang menyatakan bahwa ekstrak etanol daun jati belanda menghambat aktivitas lipase serum Rattus norvegicus secara bermakna.

Hasil pengujian ekstrak bangle terhadap aktivitas lipase pankreas terlihat pada Gambar 6. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa ekstrak air memiliki daya inhibisi maksimum pada konsentrasi 75 ppm dengan nilai 25,80%, ekstrak etanol pada konsentrasi 100 ppm dengan nilai 29,17%, serta ekstrak saponin pada konsentrasi 60 ppm dengan nilai 12,61%. Berdasarkan hasil uji kedua tanaman tersebut terlihat bahwa ekstrak etanol memiliki daya inhibisi yang paling tinggi dibandingkan ekstrak yang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh jumlah senyawa metabolit sekunder yang dimiliki oleh ekstrak etanol lebih banyak dibandingkan ekstrak yang lain.

10,10 8,08 15,48 6,29 5,92 10,70 16,72 20,37 24,1225,31 21,9322,85 1,43 10,02 3,92 2,94 6,08 4,67 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00

15 30 45 60 75 100 15 30 45 60 75 100 15 30 45 60 75 100

Konsentrasi (ppm) D a y a i n hi bi s i (% ) dengan

= ekstrak air = ekstrak etanol

= ekstrak saponin

(29)

25,15 21,37 24,47 23,39 25,80 21,47 18,88 22,20 18,07 26,77 20,10 29,17 10,8312,29 5,67 12,61 7,81 7,62 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00

15 30 45 60 75 100 15 30 45 60 75 100 15 30 45 60 75 100

Konsentrasi (ppm) D a y a i n hi bi s i ( % ) dengan

= ekstrak air = ekstrak etanol = ekstrak saponin

Gambar 6 Grafik daya inhibisi ekstrak bangle terhadap aktivitas lipase pankreas

Hasil penelitian kali ini menunjukkan bahwa ekstrak saponin cenderung memiliki daya inhibisi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan ekstrak kasar air dan etanolnya. Hal ini kurang sesuai dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Shin et al.

(2003), Xu et al. (2005) dan Han et al. (2005) yang menunjukkan bahwa senyawa aktif yang berpotensi sebagai antiobesitas dalam menghambat aktivitas lipase pankreas adalah saponin, seperti yang terdapat pada tanaman

Platycodi radix,Panax japonicus, dan Kochia scoparia. Akan tetapi hasil ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Han et al.

(1999) dan Rahardjo et al. (2005) yang menyatakan bahwa ekstrak air tanaman

oolong tea dan ekstrak etanol daun jati

belanda dapat menghambat aktivitas enzim lipase.

Daya inhibisi ekstrak air dan etanol lebih besar karena pada ekstrak air dan etanol terdapat senyawa lain selain saponin yang juga berpotensi menghambat aktivitas enzim lipase, sehingga meningkatkan pengaruh penghambatannya terhadap enzim tersebut. Senyawa tersebut diantaranya adalah flavonoid dan tanin yang terdapat pada ekstrak air dan etanol daun jati belanda, serta flavonoid yang terdapat pada ekstrak air dan etanol bangle. Senyawa flavonoid terbukti dapat menghambat aktivitas enzim lipase secara in vitro, diantaranya yaitu yang

terdapat pada bangle (Pradono et al. 2005) dan galangal (Shin et al. 2003). Selain itu senyawa tanin (Yamamoto et al. 2000 dan Pradono et al. 2005) juga memiliki potensi dalam menghambat aktivitas lipase. Daya inhibisi ekstrak saponin bangle cenderung lebih besar jika dibandingkan dengan ekstrak saponin jati belanda. Hal ini dikarenakan adanya senyawa lain selain saponin dalam ekstrak tersebut yang juga ikut mempengaruhi aktivitas enzim. Senyawa tersebut adalah steroid yang terdapat pada ekstrak saponin daun jati belanda dan triterpenoid yang terdapat pada bangle. Steroid diketahui dapat meningkatkan aktivitas lipase (Pradono et al.

2005), sedangkan triterpenoid diketahui dapat menghambat aktivitas lipase (Xu et al. 2005). Oleh karena itu adanya streoid akan memberikan pengaruh yang berlawanan, yang mengakibatkan daya inhibisi ekstrak menurun, sedangkan adanya triterpenoid akan memberikan pengaruh yang sinergis dan mengakibatkan daya inhibisi ekstrak meningkat.

(30)

inhibisi Xenical® sebagai kontrol positif. Shin

et al. (2003) dan Lee et al. (2005) menyatakan bahwa daya inhibisi ekstrak 3-methylether galangin dari Alpinia officinarum dan crocetin dari Gardenia jasminoides terhadap aktivitas lipase pankreas secara in vitro dengan menggunakan subsrat triolein, masih lebih kecil jika dibandingkan dengan daya inhibisi orlistat sebagai kontrol positif. Jika memperhatikan data tersebut, maka hasil penelitian kali ini membuktikan bahwa ekstrak jati belanda dan bangle memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap penghambatan aktivitas lipase pankreas, sehingga sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai obat antiobesitas.

Tabel 4 Daya inhibisi kontrol negatif dan positif, serta ekstrak tanaman pada konsentrasi maksimum. Sampel Ekstrak Jati Belanda Bangle Kontrol (-) Kontrol (+)

Air 15.48 25.80

Etanol 25.31 29.17 Saponin 10.02 12.61

0.00 17.53

Zat aktif yang terkandung dalam Xenical® yang digunakan sebagai kontrol positif ialah orlistat. Mekanisme orlistat dalam menghambat aktivitas lipase pankreas ialah nonkompetitif, yaitu dengan cara membentuk suatu ikatan kovalen pada bagian serine yang aktif dari lipase pankreas dan lambung, sehingga merubah enzim tersebut menjadi nonaktif (Anonim 2008a). Mekanisme penghambatan ini belum tentu sama dengan mekanisme penghambatan ekstrak daun jati belanda atau bangle terhadap aktivitas lipase pankreas. Hal ini dikarenakan struktur yang dimiliki oleh orlistat tidak sama atau tidak menyerupai salah satu senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam kedua tanaman ini. Mekanisme yang terjadi bisa saja berupa penghambatan kompetitif (ekstrak berkompetisi dengan substrat untuk berikatan pada sisi aktif enzim) maupun unkompetitif (ekstrak merusak keseluruhan struktur dari enzim). Penentuan mekanisme yang pasti mengenai penghambatan ekstrak tanaman daun jati belanda dan bangle ini tidak dapat ditentukan secara langsung, tetapi memerlukan penelitian yang lebih lanjut.

Uji Statistik

Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji statistik, yaitu uji beda perlakuan, dengan

menggunakan uji F. Uji ini dilakukan untuk menguji apakah tiap perlakuan memiliki perbedaan yang nyata (Hanafiah 2005), dalam hal ini yaitu daya inhibisi terhadap aktivitas lipase pankreas. Perlakuan yang dibandingkan adalah ekstrak air, etanol, dan saponin pada konsentrasi maksimum dari kedua tanaman, serta perlakuan dengan kontrol negatif dan kontrol positif. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan (Lampiran 13) terlihat bahwa daya inhibisi ekstrak etanol dan saponin dari daun jati belanda dan bangle tidak berbeda nyata, karena daya inhibisi kedua tanaman ini tidak berbeda jauh. Untuk ekstrak air, daya inhibisi dari kedua tanaman ini berbeda nyata. Hal ini dikarenakan nilai daya inhibisi ekstrak air bangle yang jauh lebih besar dibandingkan ekstrak air daun jati belanda. Uji beda perlakuan terhadap ekstrak etanol daun jati belanda, etanol bangle, kontrol negatif dan kontrol positif menyatakan bahwa ada dua pasang perlakuan yang memberikan pengaruh daya inhibisi yang berbeda nyata. Perlakuan tersebut yaitu ekstrak etanol daun jati belanda dengan kontrol positif, serta ekstrak etanol daun jati belanda dengan etanol bangle. Hal ini berarti daya inhibisi yang dimiliki oleh ekstrak etanol daun jati belanda, ekstrak etanol bangle, dan kontrol positif memiliki daya inhibisi yang berbeda nyata.

Selanjutnya dilakukan uji pencocokkan kurva dari grafik daya inhibisi masing-masing ekstrak. Uji ini untuk melihat pola kurva dari masing-masing ekstrak. Estimasi kurva yang diuji adalah kurva linier, kuadratik, logaritmik, inverse, dan kubik. Berdasarkan uji tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) yang sangat kecil, yaitu dibawah 50% untuk semua ekstrak (Lampiran 14). Artinya keragaman dari konsentrasi ekstrak tidak dapat dijelaskan dengan baik oleh model dari masing-masing kurva. Hal ini memperlihatkan bahwa grafik daya inhibisi dari masing-masing ekstrak tidak mewakili salah satu dari kelima pola kurva yang diuji. Hal ini dapat diakibatkan oleh jumlah data (variasi konsentrasi) yang sedikit, sehingga sulit untuk menentukan pola dari masing-masing ekstrak.

SIMPULAN

(31)

saponin bangle memiliki daya inhibisi tertinggi pada konsentrasi 75 ppm (25,80%), 100 ppm (29,17%), dan 60 ppm (12,61%). Nilai tertinggi dari kedua ekstrak masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan daya inhibisi kontrol positif Xenical® 100 ppm sebesar 17,53%. Daya inhibisi yang dimiliki oleh ekstrak etanol daun jati belanda, ekstrak etanol bangle, dan kontrol positif secara statistik berbeda nyata, sedangkan ekstrak etanol dan saponin dari kedua tanaman tidak berbeda nyata. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak daun jati belanda dan bangle dapat menghambat aktivitas lipase pankreas, sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai obat antiobesitas.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa aktif yang terkandung di dalam ekstrak, yang secara khusus berpotensi menghambat aktivitas lipase pankreas. Penggunaan substrat murni juga baik dilakukan agar hasil reaksi yang diperoleh lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Alviar B et al. 2002. Diet composition and method of weight management. United

States Patents No. 6413545. [terhubung

berkala]. www.uspto.gov [23 Apr 2007].

[Anonim]. 2003. Katalog Tanaman Obat. Dirjen Bina produksi Hortikultura.

[Anonim]. 2008a. Xenical® (Orlistat). [terhubung berkala]. http : // www. roche.co.id/bahasa/index.htm [7 Mar 2008].

[Anonim]. 2008b. Xenical: Drug Description. [terhubung berkala]. http://www.rxlist.com /cgi/generic/orlistat.htm [7 Mar 2008].

Amelia. 2002. Fito-kimia komponen ajaib cegah PJK, DM dan kanker. [terhubung berkala]. http://www.kimianet.lipi.go.id. [12 Apr 2007].

Ariani A. 2003. Aktivitas insektisida ekstrak rimpang bangle (Zingiber Cassumunar

Roxb.) terhadap ulat grayak Spodoptera

litura F. [skripsi]. Jurusan Kimia. FMIPA. Bogor: IPB.

Departemen Kesehatan Indonesia. 1977.

Materia Medika Indonesia. Jilid ke-1.

Jakarta: Departemen Kesehatan.

Digest Otc. 2006. Memilih obat pelangsing.

[terhubung berkala]. http://sehatbugar.multiply.com/journal. [2

Mei 2008].

Febriany S. 2004. Potensi ekstrak tunggal bangle dan gabungannya dalam meningkatkan aktivitas enzim lipase secara in vitro [skripsi]. Jurusan Kimia. FMIPA. Bogor: IPB.

Giuseppe, M. 2007. Saponins: properties, application and processing. www. redorbit.com/news [18 Apr 2008]

Hanafiah KA. 2005. Rancangan Percobaan

Aplikatif. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Han LK et al. 1999. Anti-obesity action of oolong tea. International journal of obesity. Vol. 23: 98-105.

Han LK et al. 2005. Anti-obesity effects of chikusetsusaponins isolated from Panax

japonicus rhizomes. [Artikel]. BioMed

Central.

Han LK et al. 2006. Reduction of fat storage in mice fed a high-fat diet long term by treatment with saponins prepared from

Kochia scoparia fruit. [Artikel]. Phytother Res.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Terjemahan K. Padmawinata

& I. Soediro. Bandung: Penerbit ITB.

Hendri J. 2006. Jati belanda si pelangsing pengusir kaki gajah. [Artikel].

Anekaplantasia.

Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna

Indonesia. Jilid ke-3. Jakarta: Yayasan

Sarana Warna Jaya.

(32)

[Tesis]. Program Pascasarjana. Bogor: IPB.

Lee et al. 2005. Antihyperlipidemic effect of crocin isolated from the fructus of

Gardenia jasminoides and its metabolite

crocetin. Biol. Pharm Bull. 28(11):2106-2110.

Litbang BBIA. 2007. Penelitian ekstraksi bahan aktif dari jati belanda (Guazuma

Ulmifolia Lamk.) dan pemanfaatannya

untuk kesehatan. [Abstrak]. [terhubung berkala]. http://www.bbia.go.id. [2 Mei 2008].

Masuda T dan Jitoe A. 1994. Antioxidative & antiinflammatory compounds from tropical gingers: isolation, structure determination, and activities of cassumunins A, B, and C, new complex curcuminoids from Zingiber Cassumunar.

J agric Food Chem 41: 1850-1856.

Pradono DI, Darusman LK, Gunawan E, Nurulita Y. 2003. Identifikasi senyawa bioaktif daun jati belanda (Guazuma

ulmifolia Lamk.) sebagai pelangsing

dengan menggunakan metode enzimatis (enzim lipase). Jurnal Ilmiah Pertanian

Gakuryoku. 9:138-142.

Pradono DI, Darusman LK, dan Febriany S. 2005. Pengaruh ekstrak tunggal dan gabungan dari bangle terhadap aktivitas enzim lipase dalam kajian sebagai pelangsing. Prosiding Seminar Nasional

Tumbuhan Obat Indonesia XXIV.

Bogor.276-282

Pramono, S., Nurwati, S., Sugiyanto. 2000. Pengaruh lendir daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.). Warta

Tumbuhan Obat Indonesia, 6(2): 14-5.

Rahardjo SS, Ngatijan, Pramono S. 2005 Influence of etanol extract of jati belanda leaves (Guazuma ulmifolia Lamk.) on lipase enzyme activity of Rattus norvegicus serum. Inovasi. 4(XV11):48-53.

Sondhia, S. 2005. Isolation, structural elucidation and chemistry of an allelopathic compound from a medicinal plant. [Artikel]. [terhubung berkala]. http.//www.allelopathyjournal.com. [18 Apr 2008].

Shin JE, Han MJ, Kim DH. 2003. 3-Methylethergalangin isolated from Alpinia officinarum inhibits pancreatic lipase. Biol Pharm Bull. 26(6): 854-857.

Stankov B. 2002. Compositions containing compounds with adregenic activity and vegetables extracts of crataegus and gingko biloba for the treatment of overweight and obesity. United States Patents No. 6447818. [terhubung berkala]. www.uspto.gov [23 Apr 2007].

Wijayakusuma HMH, Dalimartha S, Wirian AS. 1997. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta: Pustaka Kartini.

Wina E, Muetzel S, Becker K. 2005. The Impact of saponins or saponin-containing plant materials on ruminant production. J

Agri Food Chem. 53(21): 8093-105

Xu BJ, Han LK, Zheng YN, Lee JH, Sung CK. 2005. In vitro inhibitory effect of triterpenoidal saponins from Platycodi

radix on pancreatic lipase. Arch Pharm

Res. 28(2): 180-185.

(33)
(34)

Lampiran 1 Bagan alir penelitian

Rimpang bangle Daun jati belanda

Ekstraksi etanol

Uji toksisitasdengan menggunakanlarva udang

Uji aktivitas enzim lipase pankreas secara in vitro

pada kondisi optimum

Ekstraksi air Ekstraksi

saponin

Ekstrak air Ekstrak etanol

Ekstrak saponin

(35)

Lampiran 2 Bagan alir ekstraksi air

Sampel daun jati belanda dan bangle kering

Dimaserasi dengan air Disaring

Filtrat dipekatkan

Ekstrak kasar air

Lampiran 3 Bagan alir ekstraksi etanol

Sampel daun jati belanda dan bangle kering

Dimaserasi dengan etanol 70% Disaring

Filtrat dipekatkan

Ekstrak kasar etanol

Lampiran 4 Bagan alir ekstraksi saponin

Sampel daun jati belanda dan bangle kering

Direfluks dengan metanol-diklorometana (1:1) selama 30 menit sebnayak 3x

Disaring

Dipekatkan dengan rotary evaporator

Ekstrak pekat

Direfluks dengan heksana sebanyak 3x Dikeringkan dan diangin-anginkan ± 1 jam

Ekstrak pekat

Direfluks dengan etil asetat-kloroform (1:1) sebanyak 4x

filtrat dipisahkan

dipekatkan dengan rotary evaporator

(36)

Lampiran 5 Bagan alir uji toksisitas dengan menggunakan larva udang

air laut + telur udang (ditetaskan 48 jam) 0,05 g ekstrak 25 ml air laut

Larutan ekstrak 2000 ppm

10 ekor larva udang + 1000 µl air laut + 1000 µl larutan ekstrak (1000 ppm) 1

4

10 ekor larva udang + 1900 µl air laut + 100 µl larutan ekstrak (100 ppm) 2

10 ekor larva udang + 1990 µl air laut + 10 µl larutan ekstrak (10 ppm) 3

10 ekor larva udang + 2000 µl air laut (kontrol)

Dibiarkan 24 jam larva udang yang mati dihitung (Triplo)

Ditentukan nilai LC50

(37)

Lampiran 6 Bagan alir uji in vitro ekstrak terhadap aktivitas enzim lipase pankreas

Substrat, enzim lipase, dan ekstrak

Diinkubasi pada suhu, pH dan waktu optimum

+ 3 ml kloroform Dikocok

Disentrifusa selama 5 menit

Diambil 1 ml lapisan kloroform I

+ 4 ml kloroform-heptana (1:1) Dikocok

+ 2,5 ml pereaksi tembaga Dikocok 3 menit

Disentrifusa selama 10 menit

Diambil 3 ml lapisan kloroform II

+ 0,25 ml natrium dietilditiokarbamat

Larutan berwarna kuning

Diukur serapan dengan spektrofotometer pada maksimum

Serapan

Dihitung nilai aktivitas

(38)

Lampiran 7 Penentuan kadar air

Kadar air daun jati belanda

Bobot (g) Ulangan Bobot contoh

(g) Cawan kosong Cawan + sampel

Sampel kering

Kadar air (%)

1 2,0080 19,1585 20,8811 1,7226 14,21

2 2,0075 19,7159 21,4639 1,7480 12,93

3 2,0043 18,7159 20,4430 1,7271 13,83

Rerata 13,66

Kadar air rimpang bangle

Bobot (g) Ulangan Bobot contoh

(g) Cawan kosong Cawan + sampel

Sampel kering

Kadar air (%)

1 2,0137 22,5754 34,3637 1,7883 11,19

2 2,0072 16,0703 17,8532 1,7829 11,17

3 2,0092 33,4334 35,2183 1,7849 11,16

Rerata 11,17

Perhitungan

Kadar air (%) = ker x100%

basah sampel Bobot

ing sampel bobot basah sampel

(39)

Lampiran 8 Aktivitas ekstrak terhadap larva A. Salina L. setelah 24 jam

Ekstrak daun jati belanda

Jumlah larva udang yang mati Bahan uji Konsentrasi

(ppm) Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

Blanko 0 0 0 0

Ekstrak air 10 2 1 1

100 4 4 3

1000 7 7 5

Ekstrak etanol 10 1 1 1

100 2 3 2

1000 6 4 4

Ekstrak saponin 10 0 0 0

100 0 1 1

1000 5 4 5

Ekstrak rimpang bangle

Jumlah larva udang yang mati Bahan uji Konsentrasi

(ppm) Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

Blanko 0 0 0 0

Ekstrak air 10 2 2 1

100 5 2 4

1000 9 8 9

Ekstrak etanol 10 1 0 2

100 7 6 6

1000 10 10 10

Ekstrak saponin 10 1 2 1

100 2 2 2

(40)

Lampiran 9 Penentuan panjang gelombang maksimum standar asam oleat

Panjang gelombang (nm)

Absorbans Panjang gelombang (nm)

Absorbans

370 0.131 440 1.086 375 0.151 445 1.052 380 0.185 450 0.997 385 0.226 455 0.928 390 0.286 460 0.847 395 0.359 465 0.754 400 0.443 470 0.668 405 0.543 475 0.558 410 0.654 480 0.520 415 0.766 485 0.457 420 0.879 490 0.408 425 0.977 495 0.367 430 1.049 500 0.332 435 1.089

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

370 390 410 430 450 470 490 510

Panjang gelombang (nm)

Ab

so

rb

a

n

(41)

Lampiran 10 Data hasil optimasi enzim lipase pankreas

a. Optimasi pH

pH Absorbans Aktivitas enzim ( mol/L.menit)

6 0.956 977.5189

7 1.038 1061.321

8 1.237 1264.694

9 1.048 1071.541

10 0.893 913.134

11 0.697 712.827

12 0.445 454.778

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

5 6 7 8 9 10 11 12 13

pH Ak ti v it as E n z im ( mo l/ L .m en it )

b. Optimasi waktu

Waktu (menit) Absorbans Aktivitas enzim ( mol/L.menit)

30 1.329 1358.204

35 1.335 1364.336

40 1.572 1606.033

45 1.691 1728.159

50 0.967 988.25

55 0.899 918.755

400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

25 30 35 40 45 50 55 60

(42)

c. Optimasi suhu

Suhu (°C) Absorbans Aktivitas enzim ( mol/L.menit)

30 0.932 952.481

35 1.090 1114.293

37 1.142 1166.755

40 1.211 1237.612

45 1.170 1196.732

50 1.022 1044.799

700 800 900 1000 1100 1200 1300

25 30 35 40 45 50 55

Suhu (°C)

Ak

ti

v

it

a

s E

n

zi

m

(

mol

/L

.m

e

ni

t)

Lampiran 11 Perhitungan aktivitas enzim lipase

Aktivitas enzim lipase pankreas (µmol/l.menit)

=

menit diukur

yang zat volume

k pengekstra zat

volume ml

enzim volume dar

s mol B

A 1

) ( 1000

tan × × ×

×

μ

Keterangan:

A = absorbans sampel

B = absorbans standar (asam oleat) = 1,0898

µmol standar = jumlah standar oleat yang digunakan (3,7589 µmol) volume enzim = 100 µl

volume zat pengekstrak = volume kloroform-heptana (1:1) (4 ml) volume zat yang diukur = 3 ml

(43)

Lampiran 12 Daya inhibisi ekstrak terhadap aktivitas lipase pankreas

Absorbans Rerata Sampel Ekstrak Konsentrasi

(ppm) 1 2 3

Aktivitas enzim (µmol/l.menit)

Daya Inhibisi

(%)

Kontrol (-) 0 1.237 1.243 1.222 1.234 1261.1169 0

Jati Air 15 1.083 1.115 1.130 1.109 1133.7107 10.10

belanda 30 1.237 1.076 1.090 1.134 1159.2601 8.08

45 1.034 1.048 1.047 1.043 1065.9197 15.48

60 1.184 1.136 1.149 1.156 1181.7435 6.29

75 1.187 1.140 1.156 1.161 1186.5128 5.92

100 1.129 1.081 1.096 1.102 1126.2162 10.70

Etanol 15 1.036 0.992 1.055 1.027 1050.2494 16.72

30 0.938 0.997 1.013 0.982 1004.2606 20.37

45 0.879 0.957 0.973 0.936 956.9091 24.12

60 0.866 1.017 0.882 0.921 941.9201 25.31

75 0.974 0.947 0.969 0.963 984.5024 21.93

100 0.905 1.029 0.922 0.952 972.9200 22.85

Saponin 15 1.206 1.234 1.209 1.216 1243.0620 1.43

30 1.093 1.141 1.097 1.110 1134.7327 10.02

45 1.169 1.210 1.178 1.185 1211.7215 3.92

60 1.207 1.188 1.198 1.197 1223.9852 2.94

75 1.120 1.226 1.131 1.159 1184.4688 6.08

100 1.163 1.191 1.175 1.176 1202.1830 4.67

Bangle Air 15 0.897 0.927 0.947 0.923 943.9641 25.15

30 0.970 0.961 0.980 0.970 991.6562 21.37

45 0.921 0.936 0.939 0.932 952.4805 24.47

60 0.889 1.041 0.906 0.945 966.1069 23.39

75 0.888 0.955 0.904 0.915 935.7883 25.80

100 1.053 0.915 0.939 0.969 990.2936 21.47

Etanol 15 0.993 0.996 1.014 1.001 1022.9968 18.18

30 0.997 0.932 0.951 0.960 981.0958 22.20

45 0.978 1.055 1.000 1.011 1033.2165 18.17

60 0.878 0.907 0.926 0.903 923.5246 26.77

75 0.987 0.978 0.993 0.986 1007.6672 20.10

100 0.847 0.909 0.866 0.874 893.2060 29.17

Saponin 15 1.143 1.003 1.155 1.100 1124.5129 10.83

30 1.041 1.153 1.053 1.082 1106.1174 12.29

45 1.186 1.148 1.158 1.164 1189.5787 5.67

60 1.021 1.187 1.027 1.078 1102.0295 12.61

75 1.113 1.176 1.124 1.137 1162.6667 7.81

100 1.154 1.127 1.139 1.140 1165.0513 7.62

(44)

Lampiran 13 Perhitungan statistik ekstrak jati belanda dan bangle.

a. Ekstrak air

Daya inhibisi (%) ekstrak air terhadap aktivitas lipase pankreas Tanaman

Ulangan

Jati belanda Bangle

ΣYj

1 16.21 28.04 44.25

2 15.07 22.61 37.68

3 15.15 26.74 41.89

ΣYi 46.43 77.39 123.82

Analisis sidik ragam daya inhibisi ekstrak air terhadap aktivitas lipase pankreas

Sumber keragaman db JK KT F-hitung F-tabel

Perlakuan 1 159.7536 159.7356 37.8359 7.709

Galat 4 16.8871 4.2218

Total 5 176.6407

H0 : 1 = 2 (semua perlakuan memberikan daya inhibisi yang sama terhadap aktivitas lipase

pankreas)

H1 : i ≠ j (paling sedikit ada satu pasang perlakuan yang memberikan daya inhibisi yang berbeda

terhadap aktivitas lipase pankreas)

FK =

r

p

Y

2

..

=

)

3

2

(

)

82

.

123

(

2

x

= 2555.2321

JKP =

FK

r

Yi

Σ

2 =

⎟⎟

⎜⎜

+

3

39

.

77

43

.

46

2 2

- 2555.2321 = 159.7536

JKT =

ΣΣ

Yij2 – FK = (16.212 + … + 26.742) – 2555.2321 = 176.6407 JKG = JKT – JKP = 176.6407 – 159.7536 = 16.8871

KTP =

dbp

JKP

=

1

7536

.

159

= 159.7536 KTG =

dbg

JKG

=

4

8871

.

16

= 4.2218

F hitung =

KTG

KTP

=

2218

.

4

7536

.

159

= 37.8359

F0,05(1,4) = 7.709

Fhitung > Ftabel Æ Kesimpulan : TolakH0 (berarti ekstrak air jati belanda dan bangle memberikan

pengaruh daya inhibisi yang berbeda nyata terhadap aktivitas lipase pankreas)

b. Ekstrak etanol

Daya inhibisi (%) ekstrak etanol terhadap aktivitas lipase pankreas Tanaman

Ulangan

Jati belanda Bangle

ΣYj

1 29.82 31.36 61.18

2 17.59 26.34 43.93

3 28.53 29.82 58.35

(45)

Gambar

Gambar 2 Tanaman bangle ( Zingiber
Gambar 3 Contoh struktur saponin.
Tabel 1 Hasil uji fitokimia jati belanda kering dan ekstraknya
Tabel 3 Nilai LC50 ekstrak jati belanda dan bangle terhadap larva udang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk mengetahui pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi

Populasi penelitian ini adalah pasien UPT Puskesmas Sindangjawa dengan jumlah 100 responden yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien di UPT Puskesmas

Selain faktor teknis, keberlanjutan usatani para petani Peri-Urban ini juga dipengaruhi oleh faktor non teknis yaitu mewariskan usaha kepada anak. Sebanyak 86% responden

Dalam penggunaan power meter DPM 680 sebagai alat pegukuran besaran listrik didukung oleh software DPM Master sebagai software pembacaan besaran listrik dari

Konsep tulisan (naskah kasar), merupakan tulisan Telaahan Staf yang pada dasarnya sama dengan Telaahan Staf, hanya isinya masih belum/kurang lengkap.Atas dasar konsep tulisan

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan kadar gula darah puasa pada pegawai sekretariat daerah

- P&g adalah perusahaan yang sudah dalam tahap dewasa dan bila tidak hati-hati maka akan sampai pada tahap decline karena itu p&g harus membuat inovasi baru supaya tidak

Lebih jauh penulis mencermati dan menganalisis, dalam akta pihak ( Partijn akten) dimana akta ini merupakan akta yang dibuat dihadapan notaris dalam hal mana notaris menuangkan