• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jangan lupa jati diri sejarah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jangan lupa jati diri sejarah"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Sua ra Pem ba ru an

Rabu, 11 Juni 2014

Opi ni & Edi to ri al

A 11

Ha ri an Umum So re

Sua ra Pem ba ru an

Mu lai ter bit 4 Feb rua ri 1987 se ba gai ke lan jut an da ri ha ri an umum so re SI NAR HA RAP AN yang ter bit per ta ma 27 Ap ril 1961.

Pe ner bit: PT Me dia In ter ak si Uta ma SK Men pen RI No mor 224/SK/MEN PEN/SIUPP/A.7/1987

Pre si den Di rek tur: Theo L Sam bua ga, Di rek tur: Ran dolph La tu mah ina, Drs Luk man Dja ja MBA Ala mat Re dak si: Be ri ta Sa tu Pla za, lan tai 11

Jl Jend Ga tot Su bro to Kav 35-36 Ja kar ta-12950, Te le pon (021) 2995 7500, Fax (021) 5277 981

Be Ri tA SA tu Me DiA Hol DingS:Pre si dent Di rec tor: Theo L Sam bua ga, Chief exe cu ti ve of fi cer: Sa chin Go pal an, Di rec tor of Di gi tal Me dia: John Ri a dy, ge ne ral Af fairs & Fi nan ce Di rec tor: Luk man Dja ja, Mar ke ting & Com mu ni ca tions Di rec tor: Sa ri Ku su ma ning rum,

De wan Re dak si: Sa bam Si a gi an (Ke tua), Tan ri Abeng, Mar kus Par ma di, Soe tik no Soe dar jo, Bak tin en dra Pra wi ro MSc, Dr Anu ge rah Pe ker ti, Ir Jo na than L Pa ra pak MSc, Bon dan Wi nar no, Di dik J Rach bi ni Pe na si hat Se ni or: Sa muel Ta hir Re dak tur Pe lak sa na: Adit ya L Djo no, Dwi Ar go San to sa, Asis ten Re dak tur Pe lak sa na: An sel mus Ba ta, As ni Ovier De ngen Pa luin, Re dak tur: Alexan der Mad ji, Ber na dus Wi ja ya ka, Ga tot Eko Ca hyo no, Ira wa ti Di ah As tu ti, Mar se li us Rom be Ba an, Mar thin Brah man to, M Za i nu ri, No in sen Ru ma pea, Sya frul Mar dhy Pa sa ri bu, Sur ya Les ma na, Yu li an ti no Si tu mo rang, Ung gul Wi ra wan, Asis ten Re dak tur: Agus ti nus Le sek, El vi ra An na Si a ha an, He ri S So ba, Je is Mon te so ri, Je a ny A Ai pas sa, Kur ni a di, Su me di Tjah ja Pur na ma, Ste ven Se tia bu di Mu sa, Wil ly Ma sa ha ru Staf Re dak si: Ari Su pri yan ti Ri kin, Anas ta sia Wi nan ti, Car los KY Pa ath, Di na Ma na fe, De ti Me ga Pur na ma sa ri, Er win C Si hom bing, Fa na FS Put ra, Gar di Ga za rin, Hai kal Pa sya, Hen dro D Si tu mo rang, Hot man Si re gar, Jo a ni to De Sao jo ao, Lo na Ola via, Mi ko Na pi tu pu lu, Na ta sia Chris ty Wa hyu ni, No vian ti Se tu ning sih, Ro ber tus War di, Ruht Se mio no, Sip ri a nus Edi Har dum, Ye re mia Su ko yo, Yoh an nes Har ry D Si rait, De wi Gus ti a na (Ta nge rang), Lau ren sius Dami (Se rang), Ste fy The nu (Se ma rang), Mu ham mad Ham zah (Ban da Aceh), Hen ry Si tin jak, Ar nold H Si an tu ri (Me dan), Ba ngun Pa ru hu man Lu bis (Pa lem bang), Ra des man Sa ra gih (Jam bi), Us min (Beng ku lu), Mar ga re tha Fe y be Lu man auw (Ba tam), I Nyom an Mar dika (Den pa sar), Sa hat Olo an Sa ra gih (Pon tia nak), Bart hel B Usin (Pa lang ka ra ya), M. Ki blat Sa id (Ma kas sar), Fan ny Wa wo run deng (Ma na do), Adi Mar si ela (Ban dung), Fus ka Sa ni Eva ni (Yog ya kar ta), Ro bert Isi do rus Van wi (Pa pua), Von ny Li ta ma hu put ty (Am bon), Ke pa la Sek re ta riat Re dak si: Rul ly Sat ri a di, Ko or di na tor ta ta le tak: Ro bert Pri ha tin, Ko or di na tor gra fis: An to nius Bu di Nur ca hyo.

gM ik lan: Sri Re je ki Lis tyo ri ni, gM Sir ku la si: Dah lan Hu ta ba rat, gM Mar ke ting&Com mu ni ca tions: Enot In dar no to, Ala mat ik lan: Be ri ta Sa tu Pla za, lan tai 9, Jl Jend Ga tot Su bro to Kav 35-36 Ja kar ta-12950, Re ke ning: Bank Man di ri Ca bang Ja kar ta Ko ta, Rek Gi ro: A/C.115.008600.2559, BCA Ca bang Pla za Sen tral Rek. Gi ro No. 441.30.40.755 (ik lan), BCA Ca bang Pla za Sen tral Rek. Gi ro No. 441.30.40.747 (Sir ku la si), Har ga lang ga nan: Rp 75.000/ bu lan, Ter bit 6 ka li se ming gu.

Lu ar Ko ta Per Pos mi ni mum lang ga nan 3 bu lan ba yar di mu ka di tam bah ong kos ki rim.

Ala mat Sir ku la si: Ho tel Arya du ta Se mang gi, To wer A First Flo or, Jl Gar ni sun Da lam No. 8 Ka ret Se mang gi, Ja kar ta 12930, Telp: 29957555 - 29957500 ext 3206 Per ce tak an: PT Gra me dia

http://www.sua ra pem ba ru an.com e-mail: ko ransp@sua ra pem ba ru an.com

War ta wan Sua ra Pem ba ru an di leng ka pi de ngan iden ti tas di ri.

War ta wan Sua ra Pem ba ru an ti dak di per ke nan kan me ne ri ma pem be ri an da lam ben tuk apa pun da lam hu bung an pem be ri ta an.

S

etiap negara mempunyai

penduduk dari beberapa ge-nerasi, mulai bayi yang baru lahir sampai dengan kelompok usia lanjut. Generasi tua memiliki kenangan masa lalu yang lebih panjang daripada generasi muda. Makin panjang usia seseorang, makin banyak hal yang dialami dan dilihatnya dan makin luas wa-wasannya dalam menilai/meman-dang suatu peristiwa alam, kejadi-an dalam kehidupkejadi-an sosial mau-pun peristiwa politik. Anak muda belum sempat melihat banyak hal sehingga kurang luas wawasan-nya.

Hal-hal di masa lalu yang ti-dak dialami oleh generasi muda, tidaklah mereka ketahui/kenal, kecuali jika diceritakan oleh generasi yang lebih tua. Misalnya, kita semua ingat peristiwa letusan Gunung Kelud tahun lalu yang abunya sampai ke Jawa Barat. Namun anak-anak balita seka-rang, apalagi generasi yang belum lahir, tidak ingat bahkan tidak ta-hu tentang letusan itu kecuali jika kelak mendengarnya dari cerita orangtua, kakek-nenek, membaca arsip koran atau buku sejarah (jika kejadian itu dimasukkan ke dalam pelajaran sejarah/geografi).

Dewasa ini dengan mening-katnya jumlah perempuan yang bekerja sehingga menunda usia pernikahan dan menunda waktu-nya menjadi ibu, perbedaan usia antara anak dan ibu menjadi lebih besar dibandingkan dengan bebe-rapa puluh tahun yang lalu. Apa yang dialami sang ibu ketika

ma-sih kecil, sangatlah berbeda de-ngan dunia di mana sang anak kini hidup. Oleh karena itu, cerita-cerita kehidupan masa kanak-k a n a kanak-k d a r i a y a h - i b u a kanak-k a n melengkapi pandangan dan dapat dijadikan perbandingan oleh si anak dalam memandang dan menjalani hidupnya.

Persepsi seseorang terhadap s u a t u o b j e k a t a u k e j a d i a n d i p e n g a r u h i o l e h t i n g k a t pendidikan, sosial-ekonomi dan masa lalu atau pengalamannya. Oleh karenanya persepsi orang terhadap suatu objek/kejadian akan berbeda-beda. Orang yang tidak mengalami sendiri kejadian itu akan mendengarnya dari orang lain berdasarkan persepsi dan pengalaman orang (narasumber) t e r s e b u t . M a k i n b a n y a k narasumber yang memberikan informasi, makin luas pemahaman seseorang tentang obyek atau kejadian tersebut.

Penularan informasi antar kelompok dan antargenerasi dapat b e r b e n t u k t u l i s a n / r e k a m a n maupun lisan. Jika penularan informasi itu dibuat dalam bentuk tulisan atau rekaman (foto, film, video) maka akan tetap diingat oleh generasi penerus, sedangkan informasi lisan makin lama makin luntur, terlupakan oleh bangsa, seiring dengan punahnya generasi tua.

Setengah abad yang lalu, misalnya, empat sekawan pemuda Inggris menggegerkan dunia dengan musik dan nyanyian mereka. Kelompok The Beatles

dengan lagu-lagunya, gaya rambut dan pakaiannya membuat banyak gadis bereaksi histeris ketika menonton pertunjukan mereka. Kemudian terjadi perubahan pada The Beatles, dua anggotanya me-ninggal dunia dan band itu terpe-cah. Meski demikian di banyak negara tetap ada kelompok yang menyukai lagu-lagu Beatles dan mengabadikannya dalam bentuk rekaman musik maupun film, bahkan ada band yang meniru The Beatles. Dengan demikian gene-rasi yang baru lahir puluhan tahun kemudian pun sampai sekarang masih dapat menikmati ketenaran anak-anak muda Inggris tersebut.

Kejadian yang hanya dialami oleh seseorang akan ditularkan kepada orang lain, diwarnai de-ngan interpretasi pribadi dan emo-si yang timbul pada saat orang itu mengalami kejadian tersebut.

Kejadian yang menyangkut orang banyak akan diberi ‘warna’ oleh banyak orang dari aneka as-pek: emosi, sosial-budaya, ekono-mi, bahkan politik. Para penutur mengemukakan persepsi masing-masing yang kemudian akan membentuk persepsi kolektif – pandangan sekelompok orang. Hanya saja kadang-kadang per-sepsi kolektif itu didominasi oleh pandangan beberapa orang tertu yang dianggap paling tahu ten-tang hal itu, atau yang memegang

kekuasaan.

Misalnya, untuk menyembu-nyikan peristiwa konflik antar ke-lompok, pemerintah suatu negara dapat melakukan sensor ketat ter-hadap pandangan individu, ma-syarakat dan media massa yang ‘warnanya’ berbeda dengan yang diinginkan oleh penguasa. Dengan demikian cerita yang beredar sete-lah disensor itu kelak akan mem-berikan informasi yang tidak lengkap, bahkan keliru, kepada generasi berikutnya yang tidak mengalami konflik tersebut. Terjadi distorsi sejarah karena sensor.

Suatu contoh sensor sejarah adalah gerakan generasi muda menentang pemerintah Tiongkok di lapangan Tiananmen, Beijing, 25 tahun yang lalu. Rakyat Tiongkok dilarang membicarakan apa yang terjadi pada saat itu. Ratusan bahkan ribuan orang yang dituduh terlibat dalam de-monstrasi itu dipenjarakan atau dibunuh. Para korban yang masih hidup tidak berani menceritakan apa yang sebenarnya terjadi se-hingga generasi pasca Tiananmen tidak tahu bahwa ada peristiwa penting pada awal Juni 1989. Oleh karena itu pada awal Juni 2 0 1 4 s e k a l i p u n l a p a n g a n Tiananmen dijaga sangat ketat oleh tentara untuk mencegah ter-jadinya demo, hanya beberapa ge-lintir orang datang untuk memper-ingati peristiwa yang dikenal di seluruh dunia dengan foto seorang mahasiswa menghadang konvoi kendaraan tank militer. Anak mu-da di Tiongkok kini lebih disibuk-kan dengan kepentingan mengem-bangkan karir dan mengikuti gaya hidup modern bagi diri sendiri dan keluarganya, daripada memi-kirkan masalah-masalah yang di-hadapi bangsanya.

Di Argentina terjadi pemutar-balikan fakta sejarah. Pada tahun 1970-an terjadi kudeta militer yang mengakibatkan ribuan pen-duduk Argentina hilang tanpa be-kas. Rupanya pemerintah menu-tupi peristiwa kudeta tersebut se-hingga generasi muda tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Para pejabat yang terlibat dalam

geno-cide itu tidak diadili, bahkan seba-gian tetap diberi jabatan tinggi dalam pemerintahan. Hanya para janda dan anak-anak korban pem-bunuhan massal itu sajalah yang melakukan demonstrasi setiap ta-hun menuntut keadilan, tetapi ge-nerasi muda tidak menghiraukan-nya. Kudeta militer di Argentina kembali muncul sebagai berita ketika putri salah seorang mantan Menteri yang terlibat dalam pem-bunuhan massal warga itu akan menikah dengan putra mahkota Belanda. Sekarang sebagai Ratu, m e n d a m p i n g i R a j a Wi l l e m Alexander, Maxima populer dan disukai rakyat Belanda. Latar be-lakang ayahnya yang hitam di Argentina tidak dibicarakan lagi.

Tampaknya generasi muda ku-rang berminat mengenal sejarah. Hanya sedikit sekali anak muda yang berusaha mencari tahu ten-tang hal-hal yang terjadi di masa lalu. Sejarah dianggap sesuatu yang abstrak, yang diterima ‘se-perti apa adanya’, tanpa keinginan untuk mencari informasi yang be-nar tentang apa yang telah terjadi. Perhatian generasi muda lebih ter-fokus pada masa kini dan masa depan, padahal ada pepatah “seja-rah akan terulang kembali” ( histo-ry repeats itself).

Agar sejarah suatu bangsa ti-dak hilang terlupakan, generasi tua wajib menularkan pengetahu-annya kepada generasi penerus tentang kejadian masa lalu serta melibatkan mereka untuk secara aktif meneruskan informasi ini kepada masyarakat maupun ke generasi berikutnya. Apalagi per-sepsi kolektif pada suatu masa dapat berubah di masa depan. Seseorang atau suatu peristiwa yang dianggap buruk pada satu zaman, dapat menjadi idola atau kondisi yang diidamkan oleh ma-syarakat puluhan tahun kemudian. Kita perlu belajar dari sejarah yang dapat ditularkan sejak kecil dalam lingkungan keluarga. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya.

PenulisadalahPsikolog, sosio

-log (solita sarwono) danekonom,

demograf (santo koesoebjono). keduanyatinggaldi belanda

Jangan Lupakan Sejarah

S

olita

S

arwonodan

S

anto

K

oeSoebjono

Persepsi seseorang

terhadap suatu obyek

atau kejadian

dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan,

sosial-ekonomi dan

masa lalu atau

pengalamannya.

Oleh karenanya

persepsi orang

terhadap suatu objek/

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan teori menurut Yiftachel O dan Hedgcock D (1993), tentang keberlanjutan sosial, keberadaan ruang komunal baik teren- cana (Perumahan Sukaluyu) maupun

Sistem pakar adalah cabang dari kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), yaitu dengan menyimpan kepakaran dari pakar manusia ke dalam komputer dan meyimpan basis pengetahuan

Adanya partisipasi masyarakat dalam mewarnai proses pembentukan terhadap ketiga RUU tersebut dapat dilihat dari aspek: (a) pelaku partisipasi masyarakat; (b) cara

Pembuatan keripik simulasi sukun merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kegunaan sukun dalam rangka penganekaragaman pangan sehingga diharapkan dapat

Peningkatan Kreativitas melalui Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran Seni Grafis Cetak Tinggi Bahan Alam di SD Sistem pendidikan Sekolah Dasar, sebagaimana diungkapkan

Judul tesis : HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENELITI PETERNAKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANl AN DENGAN FREKUENSI DAN INTENSITAS MEMBACA. "JURNAL PENELITIAN

Kenongan dan goongan dalam lagu gedé., ada empat fungsi musikal, yaitu sebagai: ciri musikal lagu gede yang ditunjukkan dengan nada akhir di tiap baris lagu;

Sebaliknya jika seseorang mempunyai nilai body image yang rendah, yakni mempunyai sebuah persepsi yang kurang baik akan bentuk dan ukuran tubuh mereka, cemas tentang