PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN
MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW
DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V
SDN TIDAR 7 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Dwi Fibrian Fajar Sodhiq
NIM : 081134217
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN
MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW
DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V
SDN TIDAR 7 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Dwi Fibrian Fajar Sodhiq
NIM : 081134217
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
PERSEMBAHAN
Karya yang sederhana ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku yang telah membimbing, memberi kasih sayang serta
nasehat-nasehat yang baerarti.
Saudara saudaraku ”Terima kasih banyak untuk semuanya”
Sahabat - sahabatku dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
v
MOTTO
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 Juni 2010
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Dwi Fibrian Fajar Sodhiq
NIM : 081134217
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE
LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA
KELAS V SDN TIDAR 7 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
beserta perangkat yang diperlukan ( bila ada ).
Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 14 Juni 2010
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN
MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW
DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V
SDN TIDAR 7 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Dwi Fibrian Fajar Sodhiq Universitas Sanata Dharma
2010
Penguasan materi pembelajaran IPS pada kompetensi dasar menghargai
jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan di kelas V SD
Negeri Tidar 7 Magelang masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan
IPS dibawah KKM yang telah ditetapakan, siswa mendapat nilai di bawah KKM
yang telah ditetapkan yaitu 65 dan sudah dua tahun terakhir kejadian seperti ini
terulang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model
Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas V SDN Tidar 7 Magelang dalam mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2009 /
2010.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
dengan 2 siklus. Pada siklus I dilakukan model Cooperative Learning teknik
Jigsaw dengan membagi kelompok dengan jumlah anggota 6 orang yang
dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pada siklus II dilakukan model Cooperative
Learning teknik Jigsaw dengan membagi kelompok dengan jumlah anggota 4
orang yang dilaksanakan dalam 2 pertemuan.
Peningkatan prestasi belajar siswa ditandai dengan nilai rata-rata ulangan
kelas pada kondisi awal 58,89 meningkat pada akhir siklus pertama yaitu 64,42
dan pada akhir siklus kedua mencapai 75,38. Kesimpulan penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa model Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Tidar 7 Magelang tahun
pelajaran 2009 / 2010 dalam mata pelajaran IPS.
ix ABSTARCT
THE IMPROVEMENT OF LEARNING PERFORMANCE
USING MODEL OF COOPERATIVE LEARNING
TECHNIQUE OF JIGSAW ON THE SUBJECT OF SOCIAL
STUDY OF THE 5 GRADERS ON SDN TIDAR 7 MAGELANG
IN THE SCHOOL YEAR 2009/2010
Dwi Fibrian Fajar Sodhiq The University of Sanata Dharma
2010
The mastery of social study teaching materials on basic compentencies
appreciate the role and services of a character in the proclamation of
independence in 5 graders students of SD Negeri Magelang Tidar 7 still low. This
can be seen from the average value of social study test was below to the
predtermined KKM, the students receive grades below to the predetermined KKM
such as 65 and it grades has been appear again in the last two years.
This study aims to determine whether the use of a model Cooperative
Learning using Jigsaw technique can improve the learning achievement of 5
graders student in the subject of social study on SDN Tidar 7 Magelang in
2009/2010 school year.
This research was conducted with a class-action by two cycles. In the first
cycle is a model Coopertive Learning technique of Jigsaw by dividing the number
of members of the group with 6 students who carried out within two meetings. On
the second cycle was performed the model Cooperative Learning technique of
Jigsaw by divide the group by the number of 4 members which held in two
meetings.
Improved student achievement was marked by the average rating of grade of
periodic test from the initial conditions 58,89 rose at the end of first cycle of 64,42
and at 75,38 reached the end of the second cycle. Conclution of research
indicated that the Jigsaw model of Cooperative Learning techniques can improve
student achievement of 5 graders of SDN Tidar 7 Magelang in the school year
2009/2010 on the subject of social studies.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL
COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN
IPS SISWA KELAS V SDN TIDAR 7 MAGELANG TAHUN PELAJARAN
2009/2010”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
pihak lain, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., Kaprodi PGSD dan juga dosen pembimbing I
yang telah memberi dorongan dan motiivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Rusmawan, S.Pd., Wakaprodi dan dosen pembimbing II.
3. Para Dosen dan Staf PGSD yang telah membimbing dan melayani kami.
4. Orang tua tercinta ”Terima kasih atas semua nasehat dan bimbingannya”.
5. Ibu Rusni, S.Pd., Kepala Sekolah SD Negeri Tidar 7. Para guru SD Negeri
Tidar 7.
xi
7. Semua pihak yang telah mendukung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari atas kekurangan dan kelemahan terhadap penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sebagai penyempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Universitas
Sanata Dharma.
Yogyakarta, 14 Juni 2010
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Batasan Pengertian ... 5
E. Pemecahan Masalah ... 5
F. Tujuan Penelitian . ... 6
G. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Belajar dan Prestasi Belajar ... 8
1. Pengertian Belajar ... 8
2. Prestasi Belajar ... 9
B. Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw ... 10
1. Pengertian Cooperative Learning ... 10
xiii
C. Hakikat IPS ... 14
1. Pengertian IPS ... 14
2. Tujuan IPS ... 16
D. Kurikulum Mata Pelajaran IPS Kelas V ... 17
E. Kerangka Berfikir ... 22
F. Hipotesis Tindakan ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
A. Setting Penelitian ... 27
1. Waktu Penelitian ... 27
2. Lokasi Penelitian ... 27
3. Subyek Penelitian ... 27
4. Obyek Penelitian ... 27
B. Prosedur Penelitian ... 28
1. Rencana Banyaknya Siklus ... 28
2. Kriteria keberhasilan ... 28
C. Rencana Tindakan ... 28
D. Penyusunan Instrumen ... 34
E. Pengumpulan Data ... 37
F. Analisis Data ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Hasil Penelitian ... 40
1. Siklus I ... 40
a. Pelaksanaan Kegiatan... 40
b. Hasil Penelitian ... 42
c. Refleksi ... 42
2. Siklus II ... 43
a. Pelaksanaan Kegiatan ... 43
b. Hasil Penelitian ... 45
c. Refleksi ... 45
B. Pembahasan ... 46
xiv
A. Kesimpulan ... 51
B. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 27
Tabel 2. Kualifikasi Reliabilitas ... 37
Tabel 3. Target Keberhasilan Siswa ... 38
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Penyusunan Kurikulum ... 18
Gambar 2. Bagan Kompetensi ... 20
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 55
Lampiran 2. RPP Pertemuan 1 Siklus I ... 58
RPP Pertemuan 2 Siklus I ... 61
RPP Pertemuan 1 Siklus II ... 64
RPP Pertemuan 2 Siklus II ... 67
Lampiran 3. LKS Pertemuan 1 Siklus I ... 70
LKS Pertemuan 2 Siklus I ... 73
LKS Pertemuan 1 Siklus II ... 75
LKS Pertemuan 2 Siklus II ... 78
Lampiran 4. Kisi-kisi Soal, Lembar Soal, dan Kunci Jawaban Soal Siklus I dan II ... 80
Lampiran 5. Data Nilai Ulangan IPS Tahun Pelajaran 2007/2008 dan tahun 2008/2009 ... 93
Lampiran 6. Tabel Validitas Siklus I dan Siklus II ... 95
Lampiran 7. Uji Reliabilitas Soal Siklus I dan Siklus II ... 101
Lampiran 8. Uji Validitas Soal Siklus I dan Siklus II dengan SPSS ... 105
1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu faktor penting yang menunjang dalam
kemajuan bangsa. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang utama. Proses
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan
timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar
mempunyai arti yang lebih luas, tidak hanya sekedar hubungan antara guru dan
siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya
penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan
nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah faktor penentu
keberhasilan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya motivasi
pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya
manusia yang berhasil dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru.
Hal ini menunjukkan betapa eksistensinya peran guru dalam dunia pendidikan.
Demikian pula dalam upaya membelajarkan sisa guru dituntut memiliki multi
Dalam proses pembelajaran di Indonesia masih banyak guru yang
menggunakan paradigma lama yaitu guru masih mendominasi pembelajaran
dan cenderung bersifat monoton. Dalam proses pendidikan sekarang ini , masih
banyak tenaga pendidik yang lebih mementingkan penghafalan konsep bukan
bukan pada pemahaman. Kegiatan pembelajaran di kelas lebih banyak
didominasi oleh guru sedangkan siswa hanya duduk, diam, mencatat,
mendengarkan dan menghafal apa yang disampaikan oleh guru dan hanya
mempunyai sedikit peluang untuk bertanya.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu pelajaran penting di
sekolah. Mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang terdiri dari beberapa
kajian pokok antara lain Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi, dan
Antropologi. Mata pelajaran IPS disusun secara terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh
pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Dalam menilai keberhasilan pembelajaran, ketuntasan belajar setiap
indikator yang telah ditetapkan dalam satu kompetensi dasar berkisar antara
0-100. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
pada semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah tersebut.
Untuk setiap mata pelajaran KKM yang ditetapkan berbeda-beda, hal ini
disesuaikan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan
sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan pembelajaran. Di SD
demikian maka siswa dinyatakan tuntas dalam mempelajari IPS jika sudah
memenuhi penguasaan kompetensi minimal 65.
Namun dalam kenyataannya tingkat penguasan materi pembelajaran IPS
pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan di kelas V SD Negeri Tidar 7 masih rendah.
Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan IPS dibawah KKM yang telah
ditetapakan, siswa mendapat nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu
65 dan sudah dua tahun terakhir kejadian seperti ini terulang. Pada tahun
pelajaran 2008/2009 dari jumlah siswa 39 siswa 59% siswa mendapat nilai di
bawah KKM. Pada tahun pelajaran 2007/2008 siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM mencapai 52% dari sejumlah 36 siswa.
Dengan mempertimbangkan beberapa fakta yang didapatkan selama
observasi, maka penulis menarik kesimpulan bahwa ada beberapa faktor yang
menyebabkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah
antara lain :
1. Guru pengampu mata pelajaran IPS kelas V bukan guru kelas/bukan guru
pengajar IPS.
2. Guru kurang memanfaatkan media.
3. Pendekatan atau metode yang digunakan oleh guru kurang variatif atau
kurang menarik.
Tetapi dalam PTK ini hanya akan mengatasi faktor penyebab atau metode
yang digunakan guru kurang variatif atau kurang menarik. Karena guru dalam
aktif, dan guru masih mendominasi kegiatan belajar mengajar. Siswa hanya
diberi sedikit kesempatan untuk bertanya kepada guru.
Penulis akan mencoba menerapkan model pembelajaran yang dapat
membangkitkan motivasi siswa yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya pada kompetensi
dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan di SD Negeri Tidar 7 tahun 2010. Model yang akan dicoba
adalah dengan Cooperative Learning teknik Jigsaw.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi hanya:
1.Penelitian dibatasi hanya pada siswa kelas V SD Negeri Tidar 7 tahun
pelajaran 2009/2010.
2.Materi yang diteliti adalah terbatas menghargai jasa dan peranan tokoh
dalam memproklamasikan kemerdekaan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulis merumuskan permasalahan apakah
dengan model Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar menghargai
jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan kelas V SD
D.Batasan Pengertian
1. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai berupa kesan-kesan dari
bahan yang telah dipelajari yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari apa yang telah dipelajari dan mendapatkan
pengalaman yang bermakna bagi dirinya.
2. Model Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur
kelompoknya bersifat heterogen.
3. Teknik Jigsaw adalah teknik mengajar yangdikembangkan oleh Aronson et
al. sebagai model Cooperative Learning. Teknik ini bisa digunakan dalam
pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Model ini
bisa pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama,dan bahasa.
E. Pemecahan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah dan tersirat
dalam rumusan masalah, masalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas V
SDN Tidar 7 pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan para tokoh
dalam memproklamasikan kemerdekaan akan diatasi dengan model
F.Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah dengan model Cooperative Learning teknik Jigsaw
dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar
menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan
kelas V SD Negeri Tidar 7 tahun 2009/2010.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.Peneliti
Dapat meningkatkan wawasan tentang kompetensi dasar menghargai
jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dengan
menggunakan model Cooperative Learning teknik Jigsaw.
2.Guru
Dapat tersedia salah satu alternatif pembelajaran yang dapat
meningkatkan prestasi belajar kompetensi dasar menghargai jasa dan
peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan.
3.Siswa
Diharapkan dengan model Cooperative Learning teknik Jigsaw siswa
lebih aktif atau lebih bersemangat dalam belajar IPS kompetensi dasar
menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan, dan dapat mendapat pengalaman belajar yang bermakna
4.Sekolah
Memberikan masukan kepada sekolah tentang penggunaan dan
penerapan model Cooperative Learning teknik Jigsaw sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan minat
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Belajar dan Prestasi Belajar
1. Pengertian belajar
Belajar tidak akan pernah lepas dari manusia karena pada hakikatnya
belajar dilakukan manusia sepanjang hayatnya atau sekurang-kurangnya
dia terus belajar walaupun sudah lulus sekolah. Belajar merupakan salah
satu kegiatan penting yang dilakukan tiap orang sejak ia lahir demi
perkembangan hidupnya. Siswa memperoleh pengetahuan dari lingkungan
sekitar dari proses belajar yang tercermin dari tindakan maupun perilaku
siswa. Jadi siswa sendiri yang mengalami , melakukan dan menghayati
proses belajar bukan orang lain.
Banyak teori – teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli sekarang
ini. Berikut ini akan dikemukakan beberapa teori yang berhubungan
dengan teori belajar. Menurut Hilgard (dalam Tanlain, 2006: 20) belajar
adalah proses didalamnya terbentuk tingkah laku melalui praktek atau
latihan. Sedangkan menurut Cropley (dalam Tanlain, 2006: 22) belajar
adalah suatu proses dan melalui proses itu terjadi pendidikan dan ini
terjadi dalam diri anak sejak anak lahir. Pengertian belajar menurut
pandangan teori behavioristik dalam (Dahar, 1989: 19), belajar adalah
suatu perubahan perilaku yang dapat diamati, yang terjadi melalui
yaitu penyebab belajar, adalah agen – agen lingkungan, yang bertindak
terhadap suatu organisma, yang menyebabkan organisma itu memberikan
respon. Menurut Gage (dalam Dahar, 1989: 11) belajar dapat didefinisikan
sebagai suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman.
Berdasarkan pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar terjadi dalam diri anak sejak anak lahir melalui praktek dan latihan
dan dapat diamati sehingga terbentuk tingkah laku yang akhirnya anak
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajarinya dan
mendapatkan pengalaman yang bermakna bagi dirinya.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari dua kata prestasi dan belajar. Sebelum
menjelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan
dikemukakan tentang pengertian prestasi. Dalam Kamus besar Bahasa
Indonesia (1990: 700) prestasi adalah hasil yang telah dicapai ( dari yang
telah dilakukan atau dikerjakan, dsb ). Dengan demikian prestasi
merupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah melakukan suatu
pekerjaan/aktivitas tertentu. Prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya yang ditunjukkan dengan nilai atau tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru (KBBI, 1990: 700).
Belajar terjadi dalam diri anak sejak anak lahir melalui praktek dan
anak mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajarinya dan
mendapatkan pengalaman yang bermakna bagi dirinya. Dari uraian
tersebut diatas dapat dibuat pengertian bahwa prestasi belajar adalah hasil
yang telah dicapai berupa kesan-kesan dari bahan yang telah dipelajari
yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari apa
yang telah dipelajari dan mendapatkan pengalaman yang bermakna bagi
dirinya.
B.Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw
1. Pengertian Cooperative Learning
Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam
pengajaran yang memungkinkan mahasiswa bekerja bersama untuk
memaksimalkan belajar dan belajar anggota kelompok lainnya dalam
kelompok tersebut Hamid Hasan (dalam Solihatin, 2005: 4). Menurut
Slavin (1994: 5) Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran
dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur
kelompoknya bersifat heterogen. Menurut Newman dalam Asma (2006:
11) belajar kooperatif adalah suatu pendekakan yang mencakup kelompok
kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan
masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan
bersama. Tokoh lain Davidson dalam Asma (2006; 11) berpendapat belajar
dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja secara
kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas
mereka.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa belajar
kooperatif (Cooperative Learning) mendasarkan pada suatu ide bahwa
siswa bekerja sama dalam belajar kelompok dan sekaligus masing-masing
bertanggung jawab pada aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga
seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan baik.
Pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama antara siswa dalam
kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih mudah
menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling
mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Jumlah anggota
kelompok dala belajar kooperatif biasanya terdiri dari empat sampai enam
orang dimana anggota kelompok yang terbentuk diusahakan heterogen
berdasarkan perbedaan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan etnis.
Penerapan model pembelajaran kooperatif merupakan satu bentuk
perubahan pola pikir dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru
tidak lagi mendominasi kegiatan pembelajaran. Guru lebih banyak menjadi
fasilitator, dan mediator dari proses itu sendiri. Model pembelajaran
kooperatif dirancang dengan memberikan kesempatan kepada siswa secra
bersama-sama untuk membangun pengetahuannya sendiri.
Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Asma (2006: 12) adalah:
b. Penerimaan terhadap keragaman
c. Pengembangan ketrampilan sosial
Prinsip-prisip penggunaan Cooperative Learning menurut Stahl dalam
Solihatin, (2005: 7) meliputi sebagai berikut:
a. Perumusan tujuan belajar harus jelas
b. Penerimaan yang menyeluruh tentang tujuan belajar
c. Ketergantungan yang bersifat positif
d. Interaksi yang bersifat terbuka
e. Tanggung jawab individu
f. Kelompok bersifat heterogen
g. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif
h. Tindak lanjut (Follow Up)
i. Kepuasan dalam belajar
2. Teknik Jigsaw
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al. sebagai
model Cooperative Learning. Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran
membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Model ini bisa pula
digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam,
ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama,dan bahasa. Teknik ini cocok
untuk semua kelas atau tingkatan.
Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan
mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.
Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong
royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan empat
atau lima anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota
bertanggung jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan
yang diberikan kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya.
Dengan demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus
bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik yang sama
berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut
kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan
mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan didalam
kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri.
Langkah – langkah dalam model Cooperative Learning Teknik Jigsaw
adalah:
a. Siswa dikelompokkan dengan anggota kurang lebih 4 orang
b. Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda
c. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama
d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang
mereka kuasai
e. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
f. Siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik
g. Pembahasan
h. Penutup
C.Hakikat IPS
1. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah pengetahuan yang diambil dari
berbagai ilmu sosial dan dari kejadian nyata di dalam masyarakat, dipilih
dan disesuaikan untuk keperluan pengajaran di sekolah-sekolah. Mata
pelajaran ini di dalam kurikulum sekolah-sekolah diprogramkan
berdasarkan pendekatan terpadu (integratif). Pengajaran IPS tidak hanya
terbatas di Perguruan Tinggi, melainkan diajarkan mulai dari tingkat
Sekolah Dasar. Pengajaran IPS yang telah dilaksanakan saat ini, baik pada
pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi, tidak menekankan pada aspek
teoritis melainkan lebih ditekankan pada segi praktis mempelajari,
menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu saja bobotnya
sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing.
IPS dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang manusia di
politik, ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan sebagainya
(Daldjoeni,1981: 7). Sumaatmadja (1979: 7) berpendapat IPS adalah
bidang-bidang keilmuan yang mempelajari manusia di masyarakat,
mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Tokoh lain Solihatin
(2005: 14) berpendapat IPS adalah ilmu yang membahas hubungan antara
manusia dan lingkungannya, lingkungan dimana anak didik tumbuh dan
berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai
permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitar. Pendidikan IPS
berusaha membantu peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami
lingkungan sosial masyarakatnya.
Dari beberapa pengertian IPS di atas dapat disimpulkan bahwa IPS
adalah ilmu yang mempelajari manusia di masyarakat dengan menggunakan
beberapa kajian pokok dengan tujuan agar manusia dapat dapat
memecahkan berbagai masalah, sehingga semakin mengerti dan memahami
lingkungan sosisal masyarakatnya. Secara mendasar pangajaran IPS
berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku
dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha
memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya,
kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada di permukan
bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya dan sebagainya. IPS
mempelajari, menelaah, mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan
2. Tujuan IPS
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS memberi bekal kemampuan
dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tujuan pendidikan
IPS adalah untuk menyiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang baik
dalam kehidupannya di masyarakat, (Gross dalam Solihatin, 2005: 14).
Menurut Fenton (dalam Talut, 1980: 2) mengemukakan tiga tujuan utama
studi sosial: Social Studies prepare children to be good citizens; social
studies teach children how to think; social studies pass on the cultural
heritage (mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik,
mengajar anak didik berkemampuan berfikir dan agar anak didik dapat
melanjutkan kebudayaan bangsanya).
Tujuan-tujuan pengajaran IPS seperti yang telah dikemukakan adalah
tujuan-tujuan yang bersifat universal yang dapat berlaku bagi anak didik di
negara manapun di dunia ini. Selain tujuan yang umum itu, pada setiap
negara terdapat pula tujuan IPS yang khas, berdasarkan filsafat, sejarah,
watak dan keadaan geografis yang berbeda-beda.
Tujuan IPS menurut (Talut, 1980: 9) adalah:
1. Memberikan pengetahuan (knowledge), yang merupakan kemampuan
untuk mengingat kembali atau mengenal ide-ide atau penemuan yang
2. Kemampuan dan keterampilan (abilities & skills). Kemampuan untuk
menemukan informasi yang tepat dan teknik dalam pengalaman seorang
siswa untuk menolongnya memecahkan masalah-masalah baru atau
menghadapi pengalaman baru.
3. Tujuan yang bersifat affectif, pengembangan sikap-sikap,
pengertian-pengertian, dan nilai-nilai akan meningkatkan pola hidup demokratis dan
menolong siswa memperkembangkan filsafat hidupnya.
D.Kurikulum Mata Pelajaran IPS Kelas V
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (BSNP, 2006: 3). Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 35 ayat (1), Standar Nasional Pendidikan terdiri
atas:
1. Standar Isi
2. Standar proses
3. Standar kompetensi lulusan
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
5. Standar sarana dan prasarana
6. Standar pengelolaan
7. Standar pembiayaan
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 ayat
(2), Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan:
1. Kurikulum
2. Tenaga kependidikan
3. Sarana dan Prasarana
4. Pengelolaan
5. Pembiayaan
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 ayat
(3), Pengembangan Standar Nasional Pendidikan serta pemantauan dan
pelaporan pencapaiannya scara nasional dilaksanakan oleh suatu badan
standarisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan (Badan Standar
Nasional Pendidikan).
Gambar 1: Alur Penyusunan Kurikulum Standar
Kompetensi Lulusan
• SKL Jenjang • SKL-KMP • SKL-MP
Standar Isi
• Kerangka Dasar • Stuktur
• Beban Belajar • Kalender Pend- • SK dan KD MP
PANDUAN
Di Indonesia kurikulum yang dipergunakan adalah Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus (BSNP, 2006: 5).
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional
Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar
dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan
SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar
Gambar 2: Bagan Kompetensi
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penelitian dalam
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar
kompetensi lulusan meliputi kompetensi seluruh mata pelajaran, kompetensi
kelompok mata pelajaran, dan kompetensi mata pelajaran atau mata kuliah.
Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran
atau seluruh kelompok mata pelajaran. Standar kompetensi kelompok mata
pelajaran sendiri adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan atau semester untuk kelompok mata
pelajaran tertentu. Sedangkan standar kompetensi mata pelajaran adalah STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
STANDAR KOMPETENSI KELOMPOK MATA
PELAJARAN
STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK KEGIATAN PEMBELAJARAN
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan sikap, pengetahuan dan katrampilan yang diharapkan dicapai pada
setiap tingkat dan atau semester untuk mata pelajaran tertentu.
Kompetensi Dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian.
Dari kompetensi dasar yang ada kemudian dikembangkan ke dalam
silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar (BSNP, 2006: 14). Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.
Prinsip Pengembangan Silabus (BSNP, 2006: 14) :
1. Ilmiah
2. Relevan
3. Sistematis
4. Konsisten
5. Memadai
7. Fleksibel
8. Menyeluruh
Standar kompetensi mata pelajaran IPS kelas V semester 2 adalah
menghargai peranan tokoh dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mata pelajaran IPS kelas V semester
2 dijabarkan dalam empat kompetensi dasar. Kompetensi dasar 1.
Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda
dan Jepang, kompetensi dasar 2. Menghargai jasa dan peranan tokoh
perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan, kompetensi dasar 3.
Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan,
kompetensi dasar 4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan. Pada penelitian ini yang akan dibahas adalah
pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan. Pembahasan pada kompetensi dasar
menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan
terdiri dari satu bab, satu bab terdiri atas empat sub bab. Sub bab pertama
peristiwa sekitar proklamasi, sub bab kedua pembentukan alat kemerdekaan
NKRI, sub bab ketiga tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia, dan sub bab
keempat menghargai jasa-jasa pahlawan.
E.Kerangka Berfikir
Model Cooperative Learning teknik Jigsaw membuat siswa lebih aktif
dalam kelompok ahli siswa juga lebih mendalami soal yang telah diberikan
karena satu soal dibahas oleh beberapa anggota kelompok. Siswa juga diberi
kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi di dalam kelompok. Karena
siswa lebih aktif dan lebih mendalami materi yang dibahas maka hasil prestasi
belajar siswa diharapkan menjadi meningkat.
F.Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pembelajaran dengan
menggunakan model Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan
prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar menghargai jasa dan
24 BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian penggunaan model Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw ini
termasuk penelitian tindakan ( action research ), karena penelitian ini digunakan
untuk memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan untuk meningkatkan
mutu pembelajaran yang ada di kelas. Menurut Lewin (dalam Kasbolah 2001: 10)
penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan suatu lingkaran atau
rangkaian langkah – langkah ( a spiral of steps ) yang satu dengan yang lain
saling berhubungan. Menurut Kasbolah ( 2001: 11) penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah
dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah
bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
Arikunto (2006: 104) berpendapat PTK adalah suatu bentuk investigasi yang
bersifat reflektif parsitipatif, kolaburatif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk
melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Taggart (dalam
Arikunto, 2002: 83) yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus
berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),
observation (observasi), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya
adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3. Bagan langkah – langkah penelitian tindakan.
Dalam penelitian tindakan kelas terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh seorang peneliti. Prinsip – prinsip yang harus diperhatikan
dalam melakukan penelitian tindakan kelas tersebut adalah : Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan SIKLUS I Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
?
a. Penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu tugas mengajar. Tujuan guru
dalam melakukan penelitian adalah memperbaiki kegiatan belajar mengajar.
Jadi bukan mengganggu kelancaran pembelajaran di kelas.
b. Proses pengumpulan data tidak boleh banyak menyita banyak waktu. Agar
tidak terlalu menyita banyak waktu maka peneliti seharusnya sudah
mempersiapkan teknik apa yang akan digunakan.
c. Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah yang
memang dia hadapi, menarik bagi peneliti dan merupakan masalah
pembelajaran yang bersifat faktual serta dimulai dengan hal – hal yang
sederhana dulu namun nyata.
d. Metodologi yang dipakai harus tepat dan terpercaya.
e. Penelitian tindakan kelas tidak boleh menyimpang dari prosedur etika di
lingkungan kerjanya.
f. Guru membuat jurnal pribadi di mana guru mencatat kemajuan, persoalan yang
dihadapi, dan refleksi tentang proses belajar siswa dan proses pelaksanaan
pendidikan.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Suhardjono (2006: 61) antara
lain adalah:
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas dan luar kelas.
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan
pembelajaran secara berkelanjutan.
A. Seting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Tabel 1: Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Waktu
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 Penyusunan
proposal √ √
2 Ujicoba
instrument √
3 Pengumpulan
data √
4 Analisis
Data √
5 Penyusunan
laporan √
6 Pembuatan
artikel penelitian √
7 Ujian skripsi √
2. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Tidar 7, Jl. Beringin IV/4
Magelang.
3. Subyek Penelitian
Siswa SD kelas V sejumlah 26 siswa.
4. Obyek Penelitian
Prestasi belajar pada kompetensi dasar menghargai jasa dan
B.Prosedur Penelitian
1. Rencana banyaknya siklus
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali
pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 3 jam pelajaran ( 3 x 35
menit).
2. Kriteria keberhasilan
Kondisi awal : nilai rata-rata ulangan 55
Target akhir pada sikus I : nilai rata-rata ulangan 65
Target akhir pada Siklus II : nilai rata-rata ulangan 75
C.Rencana Tindakan
1. Siklus I
a. Persiapan
1)Menyusun silabus.
2)Menyusun RPP.
3)Menyusun instrument : soal tes siklus I, lembar observasi
pembelajaran, catatan lapangan, dan analisis peningkatan prestasi
siswa.
b. Tindakan I
1) Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan model
Cooperative Learning teknik Jigsaw.
3) Guru memberikan pengarahan tentang model Cooperative Learning
teknik Jigsaw.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotifasi siswa agar
belajar dengan baik.
c. Kegiatan Inti
1) Sebelum masuk pada inti dari pembelajaran siswa diberi kesempatan
untuk membaca materi yang akan dibahas.
2) Guru memberikan sedikit penjelasan tentang materi yang dibahas.
3) Guru membagi siswa dalam kelompok besar yang berjumlah 6 siswa
dengan kemampuan yang heterogen, baik dari kemampuan akademik
maupun jenis kelamin (kelompok asal).
4) Guru membagi soal kepada semua siswa, kemudian membahas dalam
kelompok asal.
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
5) Siswa dengan soal yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan
berusaha menguasai sesuai dengan soal yang diterima.
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Ahli I Ahli II Ahli III Ahli IV
1 2 3
4 5 6
1 2 3
4 5 6
1 2 3
4 5 6 1
1 2 3
4 5 6 2
1 1 1
1 1 1 1
2 2 2
2 2 2 2
3 3 3
3 3 3
4 4 4
Kelompok Kelompok
Ahli V Ahli VI
Soal yang dibagi kepada kelompok antara lain :
(a) Peristiwa yang berhubungan dengan Proklamasi Kemerdekaan.
(b) Hasil sidang PPKI.
(c) Peranan para tokoh pahlawan yang berhubungan persiapan
Kemerdekaan Republik Indonesia.
6) Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai siswa kembali dalam
kelompok asal.
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
7) Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima materi
dari siswa lain.
8) Terjadi diskusi dalam kelompok asal.
9) Dari diskusi diperoleh jawaban soal.
10)Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
11)Guru memberikan penguatan dengan memberikan jawaban yang benar
12)Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat menyelesaikan
tugas sebelum waktu selesai. 5 5 5
5 5 5
6 6 6
6 6 6
1 2 3
4 5 6
1 2 3
4 5 6
1 2 3
4 5 6 1
1 2 3
d. Penutup
Guru membuat ringkasan materi dan melaksanakan tes hasil belajar
akhir siklus I.
e. Observasi
Peneliti akan dibantu oleh 1 orang guru yang bertindak sebagai
pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa
selama pembelajaran berlangsung dan mengisi instrumen pengamatan.
f. Refleksi
1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian khusus
pada siklus I.
2) Membandingkan skor rata-rata dengan kondisi awal dan target akhir.
3) Menarik kesimpulan tentang peningkatan prestasi belajar.
2. Siklus II
a.Persiapan
1) Menyusun silabus
2) Menyusun RPP
3) Menyusun instrument : soal tes siklus II, lembar observasi
pembelajaran, catatan lapangan, dan analisis peningkatan prestasi siswa.
b.Tindakan II
1) Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan model Cooperative
Learning teknik Jigsaw.
3) Guru memberikan pengarahan tentang model Cooperative Learning
teknik Jigsaw.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotifasi siswa agar
belajar dengan baik.
c.Kegiatan Inti
1) Sebelum masuk pada inti dari pembelajaran siswa diberi kesempatan
untuk membaca materi yang akan dibahas.
2) Guru memberikan sedikit penjelasan tentang materi yang dibahas.
3) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang berjumlah 4 siswa
dengan kemampuan yang heterogen, baik dari kemampuan akademik
maupun jenis kelamin (kelompok asal).
4) Guru membagi soal kepada semua siswa, kemudian membahas dalam
kelompok asal.
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
Kelompok V Kelompok VI
5) Siswa dengan soal yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan
berusaha menguasai sesuai dengan soal yang diterima 1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4 1
1 2
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Ahli I Ahli II Ahli III Ahli IV
Soal yang dibagi kepada kelompok antara lain :
(a) Menyebutkan nama pahlawan dan peranannya dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
(b) Organisasi di Indonesia pada saat penjajahan Belanda.
(c) Cara menghormati dan menghargai jasa para pahlawan.
(d) Tanggung jawab generasi penerus terhadap cita-cita para
pahlawan.
6) Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai siswa kembali dalam
kelompok asal.
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
Kelompok V Kelompok VI
7) Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima materi
dari siswa lain. 1 1
1 1 1
2 2
2 2 2
3 3
3 3
4 4
4 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4 1
1 2
8) Terjadi diskusi dalam kelompok asal.
9) Dari diskusi diperoleh jawaban soal.
10) Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
11) Guru memberikan penguatan dengan memberikan jawaban yang
benar.
12) Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat menyelesaikan
tugas sebelum waktu selesai.
d.Penutup
Guru membuat ringkasan materi dan melaksanakan tes hasil belajar
akhir siklus II.
e.Observasi
Peneliti akan dibantu oleh 1 orang guru yang bertindak sebagai
pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa
selama pembelajaran berlangsung dan mengisi instrumen pengamatan
f. Refleksi
1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian khusus
pada siklus II.
2) Membandingkan skor rata-rata dengan kondisi awal dan target akhir.
3) Menarik kesimpulan tentang peningkatan prestasi belajar.
D.Penyusunan Instrumen
Soal disusun atau dikembangkan berdasarkan indikator. Penggunaan
alat pengumpul data berupa tes yaitu untuk mengetahui ketuntasan belajar
siswa baik secara individual maupun klasikal dan untuk mengetahui
seberapa baik siswa telah menguasai pelajaran yang diberikan dalam waktu
tertentu.
2. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes bentuk tes tertulis
Dalam penelitian ini digunakan instrument berupa tes tertulis. Untuk
memastikan bahwa item-item soal sahih dan andal dilakukan pengujian
validitas dan reliabilitas. Kualitas soal ulangan Siklus I dan Siklus II diuji
melalui uji coba yang dilakukan pada siswa kelas VI SD N Tidar 7,
karena pada saat dilakukan uji coba siswa kelas V belum menerima materi
tentang menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan.
Dari beberapa indikator yang telah ditentukan peneliti, peneliti
membuat 30 soal yang akan diujikan pada siswa. Namun pada penelitian
nanti hanya akan digunakan 20 soal, sedangkan 10 soal sisanya digunakan
sebagai cadangan bila nanti dalam pengujian soal terdapat soal yang tidak
valid.
Kualitasnya dinyatakan dengan:
a. Validitas
Menurut Masidjo (1995: 242) yang dimaksud dengan validitas suatu tes
adalah sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya
validitas
r
xy. Validitas item dengan skor total yang dihitung dengan
menghitung korelasi skor item dengan skor total, yang dihitung dengan
rumus korelasi product moment dari Pearson yaitu:
( )( )
( )
{
∑
∑
−∑
}
∑
{
∑
∑
−(
∑
)
}
− =
2 2
2 2
y N
x N
y x xy N rxy
y
x
Keterangan :
rxy : koefisien validitas
X : hasil pengukuran setiap butir
Y : kriteria yang dipakai
Pengukuran validitas item pada penelitian ini menggunakan SPSS
agar pengukurannya lebih cepat dan lebih efisien. Tabel pengukuran
dan hasil validitas menggunakan SPSS dapat dilihat pada lampiran.
Dari 30 soal yang diujikan pada siklus I terdapat 21 soal yang
memenuhi kriteria validitas, 9 soal lainnya tidak memenuhi kriteria
validitas. Pada siklus II terdapat 22 soal yang memenuhi kriteria
validitas, 8 soal lainnya tidak memenuhi kriteria validitas. Soal yang
memenuhi kriteria validitas yang akan digunakan untuk melakukan
penelitian.
3. Reliabilitas
Menurut Masidjo (1995: 209) yang dimaksud dengan reliabilitas suatu
tes adalah taraf dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil
pengukurannya yang dierlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil.
koefisien rreliabilitas
( )
r
tt . Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatubilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00.
Tabel 2. Kualifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi (X) Kualifikasi
± 0,91 – ± 1,00
± 0,71 – ± 0,90
± 0,41 – ± 0,70
± 0,21 – ± 0,40
± 0,00 – ± 0,20
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Dalam pengukuran ini, peneliti mengukur reliabilitas soal yang valid.
Reliabilitas dengan menggunakan Kuder Richardson (KR)-21 menggunakan
rumus:
(
)
(
M
)
S
M
S
r
t t t t tt n n n 2 2 1 − − − = Keterangan:r
tt = koefisien korelasiS
t = deviasi standarM
t = mean skor tesn = jumlah item
E.Pengumpulan Data
1. Peubah : Prestasi belajar siswa
2. Indikator : Nilai rata-rata
3. Data yang dikumpulkan : Skor hasil ulangan
5. Instrumen : Soal ulangan
F.Analisis Data
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) mata pelajaran IPS yang harus
dikuasai siswa kelas V SD Negeri Tidar 7 adalah 65. Indikator keberhasilan
yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah nilai rata-rata ulangan
seluruh siswa yaitu 75. Sedangkan nilai ulangan siswa diperoleh dengan
menghitung skor yang diperoleh dari hasil tes.
Kondisi awal prestasi belajar siswa dan kondisi akhir yang diharapkan
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.
Target Keberhasilan Siswa
No Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1 Nilai rata-rata
ulangan
58,89 65 75
1. Penilaian
Skor yang diperoleh siswa diubah menjadi nilai dengan menggunakan
rumus:
N= x100 M
S
Keterangan :
N: Nilai prestasi yang diharapkan
M: Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100: Nilai ketetapan
2. Menghitung mean dengan rumus:
M= x100 N Σ
%
Keterangan:
M: Nilai rata-rata
∑: Jumlah nilai seluruh siswa
N: Jumlah siswa
40 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul “ Peningkatan Prestasi
Menggunakan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw Dalam Mata Pelajaran
IPS Siswa Kelas V SD Negeri Tidar 7 Tahun Pelajaran 2009/2010 ” Kecamatan
Magelang Selatan, Kota Magelang dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2010 – 24
Maret 2010 dengan kegiatan sebagai berikut :
A. HASIL PENELITIAN
1. Siklus I
a. Pelaksanaan Kegiatan
Siklus pertama diaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan
alokasi waktu 3 x 35 menit ( 3 jam pelajaran ). Pada siklus I pertemuan
pertama pembagian waktu 3 jam pelajaran digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Pada siklus I pertemuan kedua pembagian waktu 2 jam
pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan 1 jam pelajaran
untuk evaluasi. Materi yang disajikan pada siklus I adalah Peristiwa
Menjelang Proklamasi Kemerdekaan dan Pembentukan Alat
Kemerdekaan NKRI.
Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 3
Mart 2010, dan pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 10 Maret 2010
Materi yang dibahas pada siklus ini adalah :
1) Peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan
2) Pembentukan Alat Kemerdekaan NKRI
Pada kegiatan belajar mengajar kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotifasi siswa agar
belajar dengan baik.
2) Sebelum masuk pada inti dari pembelajaran siswa diberi kesempatan
untuk membaca materi yang akan dibahas tentang Peristiwa
Menjelang Proklamasi Kemerdekaan.
3) Guru membagi siswa dalam kelompok besar yang berjumlah 6 siswa
dengan kemampuan yang heterogen, baik dari kemampuan akademik
maupun jenis kelamin (kelompok asal).
4) Guru membagi soal kepada kelompok, kemudian membahas dalam
kelompok asal.
Soal yang dibagi kepada kelompok antara lain :
(a) Peristiwa yang berhubungan dengan Proklamasi Kemerdekaan.
(b) Hasil sidang PPKI.
(c) Peranan para tokoh pahlawan yang berhubungan persiapan
Kemerdekaan Republik Indonesia.
5) Siswa dengan soal yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan
berusaha menguasai sesuai dengan soal yang diterima.
6) Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai siswa kembali dalam
7) Setiap siswa dalam mencatat hasil diskusi dalam kelompok ahli,
untuk kemudian dilaporkan kepada anggota kelompok dalam
kelompok asal.
8) Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai kemudian kembali ke
kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusi kepada anggota
kelompok lain dan mencatat jawaban soal yang telah dibahas.
9) Guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi, dan siswa lain diberi kesempatan
untuk menanggapinya.
b. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dari siklus I adalah data hasil ulangan yang
ikuti oleh seluruh siswa kelas V yaitu sebanyak 26 siswa. Nilai rata-rata
ulangan siswa yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 64,42. Pada
penelitian ini indikator keberhasilan penelitian nilai rata-rata ulangan
siswa adalah 75. Dengan demikian hasil analisis data pada siklus I,
penelitian belum dikatakan berhasil. Oleh karena itu diputuskan
penelitian dilanjutkan dengan mengadakan siklus II.
c. Refleksi
Ada beberapa hal yang ditemukan selama proses pembelajaran
pada siklus I berlangsung, antara lain :
1) Jumlah anggota kelompok yang masih terlalu banyak setiap
kelompok berjumlah 6 siswa, sehingga diskusi di dalam kelompok
2) Media yang digunakan belum lengkap, mengakibatkan pemahaman
siswa terhadap materi belum maksimal.
Dengan demikian pembelajaran pada siklus kedua yang harus
dilakukan antara lain :
1) Jumlah anggota kelompok dikurangi menjadi kelompok kecil, setiap
kelompok beranggotakan 4 siswa.
2) Media pembelajaran yang digunakan dilengkapi.
Kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam proses
pembelajaran siklus I, baik kekurangan pada aspek siswa maupun
kekurangan pada aspek guru diupayakan untuk dapat diperbaiki dengan
tujuan mengoptimalkan pembelajaran untuk mendukung peningkatan
prestasi belajar siswa.
2. Siklus II
a. Pelaksanaan Kegiatan
Siklus kedua diaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan
alokasi waktu 3 x 35 menit ( 3 jam pelajaran ). Pada siklus II pertemuan
pertama pembagian waktu 3 jam pelajaran digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Pada siklus II pertemuan kedua pembagian waktu 2 jam
pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan 1 jam pelajaran
untuk evaluasi. Materi yang disajikan pada siklus I adalah Tokoh-tokoh
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 17 Maret 2010 dan
24 Maret 2010 selama 3 jam pelajaran ( 3 x 35 menit ). Pada kegiatan
belajar mengajar kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotifasi siswa agar
belajar dengan baik.
2) Sebelum masuk pada inti dari pembelajaran siswa diberi kesempatan
untuk membaca materi yang akan dibahas tentang Tokoh-tokoh
Kemerdekaan Indonesia dan Menghargai Jasa-jasa Pahlawan.
3) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang berjumlah 4 siswa
dengan kemampuan yang heterogen, baik dari kemampuan akademik
maupun jenis kelamin (kelompok asal).
4) Guru membagi soal kepada kelompok, kemudian membahas dalam
kelompok asal.
Soal yang dibagi kepada kelompok antara lain :
(a) Menyebutkan nama pahlawan dan peranannya dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
(b) Organisasi di Indonesia pada saat penjajahan Belanda.
(c) Cara menghormati dan menghargai jasa para pahlawan.
(d) Tanggung jawab generasi penerus terhadap cita-cita para
pahlawan.
5) Siswa dengan soal yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan
6) Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai siswa kembali dalam
kelompok asal.
7) Setiap siswa dalam mencatat hasil diskusi dalam kelompok ahli,
untuk kemudian dilaporkan kepada anggota kelompok dalam
kelompok asal.
8) Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai kemudian kembali ke
kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusi kepada anggota
kelompok lain dan mencatat jawaban soal yang telah dibahas.
9) Guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi, dan siswa lain diberi kesempatan
untuk menanggapinya.
b. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dari siklus II adalah data hasil ulangan yang ikuti
oleh seluruh siswa kelas V yaitu sebanyak 26 siswa. Nilai rata-rata ulangan
yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 75,38. Pada penelitian ini
indikator keberhasilan penelitian nilai rata-rata ulangan 75 telah dicapai
oleh siswa.
Dengan demikian hasil analisis pada siklus ini, penelitian sudah
dikatakan berhasil. Oleh karena itu diputuskan penelitian tidak dilanjtkan.
c. Refleksi
Ada beberapa hal yang ditemukan pada siklus II berlangsung, antara lain :
2) Selama diskusi dalam tim ahli siswa aktif menemukan data yang
merupakan tugas ahli.
3) Pada saat tim ahli kembali dalam kelompok asal, setiap siswa
bertanggung jawab dan berusaha menyampaikan apa yang dia dapat
dari tim ahli.
B. PEMBAHASAN
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, maka rancangan
penelitian ini berupa siklus yang secara garis besar terdiri empat bagian, yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Peningkatan prestasi belajar
siswa setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas tergambar pada tabel
Tabel 4 : Hasil Rekap Ulangan Siswa Kelas V
Setelah Tindakan
Setelah Tindakan
Siklus 1 Ketuntasan Siklus 2 Ketuntasan No Nama
Kondisi Awal
Nilai Ya Tidak Nilai Ya Tidak
1 Arga Dian Utama 58,89 70 √ 75 √
2 Dedi Ariyanto 60 √ 60 √
3 Sumarni 55 √ 60 √
4 Safrudin 70 √ 75 √
5 Ari Afif Mawardi 65 √ 75 √
6 Asih Susilowati 60 √ 60 √
7 Andhika Cahyo N 60 √ 75 √
8 Aulia U`ulya M 65 √ 80 √
9 Ananda Eka R 70 √ 75 √
10 Anjas Dwi Prasetyo 70 √ 80 √
11 Beri Putra 50 √ 60 √
12 Bayu Fajar A 65 √ 80 √
13 Dwi Kurnia Saputri 65 √ 80 √
14 Evi Aulia Anita 60 √ 90 √
15 Elma Aliya 70 √ 80 √
16 Fani Safira 50 √ 55 √
17 Leilyana Anggita M 75 √ 85 √
18 Nina Risky Pramita 75 √ 85 √
19 Prasetyo Utomo 70 √ 80 √
20 Sugiyarto 50 √ 60 √
21 Tidar Setiawan 65 √ 85 √
22 Tifani Mey Melysa 70 √ 90 √
23 Wawan 70 √ 85 √
24 Yola Chitra Novika 65 √ 75 √
25 Nandani Tri G 60 √ 75 √
26 Rahul Maulana A 70 √ 80 √
Jumlah 1675 17 9 1960 20 6
Rata-rata 64,42 75,38
Pada siklus I penelitian dilaksanakan dengan Pembelajaran Kooperatif
teknik Jigsaw dengan pembagian kelompok terdiri dari 6 siswa. Pada siklus I
siswa yang mendapat nilai 50 ada tiga anak, satu anak mendapat nilai 55, lima
siswa mendapat nilai 60, enam siswa mendapat nilai 65, sembilan siswa
tabel di atas nilai rata-rata hasil ulangan pada siklus pertama adalah 64,42.
Siswa yang mendapat nilai ulangan di atas kriteria ketuntasan minimal pada
akhir siklus I sebanyak 17 siswa atau sekitar 65, 38% dari 26 siswa. Sebanyak
9 siswa masih mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal atau
34,61%, dan pada siklus kedua diperoleh nilai rata-rata 75,38.
Pada siklus II telah dilaksanakan Pembelajaran Kooperatif teknik Jigsaw
dengan pembagian kelompok empat siswa. Siswa aktif mengikuti diskusi
yang berlangsung. Pada siklus II ini satu siswa mendapat nilai 55, lima siswa
mendapat nilai 60, tujuh siswa mendapt nilai 75, tujuh siswa mendapat nilai
80, empat siswa mendapat nilai 85, dan satu siswa mendapat nilai 90. Siswa
yang mendapat nilai ulangan di atas kriteria ketuntasan minimal pada akhir
siklus II sebanyak 20 siswa atau sekitar 80,77% dari 26 siswa. Sebanyak 6
siswa mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal atau 19,23%.
Dari hasil evaluasi pada siklus I dan siklus II ada dua siswa yang nilainya
tetap tidak ada kenaikan. Nilai yang didapat pada siklus I 60, dan pada siklus
II juga mendapat nilai 60. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
pamong, siswa yang mendapat nilai 60 dan tidak ada peningkatan pada siklus
II adalah siswa yang dalam hal prestasi akademik masih tertinggal dengan
teman-teman yang lainnya. Salah satu siswa yang tidak ada peningkatan nilai
pernah tinggal kelas di kelas V.
Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat terjadi peningkatan yang
ditandai dengan naiknya nilai rata-rata ulangan