• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN TIDAR 7 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN TIDAR 7 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009 2010"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW

DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V

SDN TIDAR 7 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Dwi Fibrian Fajar Sodhiq

NIM : 081134217

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW

DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V

SDN TIDAR 7 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Dwi Fibrian Fajar Sodhiq

NIM : 081134217

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN

Karya yang sederhana ini kupersembahkan untuk:

Kedua orang tuaku yang telah membimbing, memberi kasih sayang serta

nasehat-nasehat yang baerarti.

Saudara saudaraku ”Terima kasih banyak untuk semuanya”

Sahabat - sahabatku dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

(6)

v

MOTTO

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Juni 2010

Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Dwi Fibrian Fajar Sodhiq

NIM : 081134217

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: PENINGKATAN

PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE

LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA

KELAS V SDN TIDAR 7 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

beserta perangkat yang diperlukan ( bila ada ).

Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 14 Juni 2010

Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW

DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V

SDN TIDAR 7 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Dwi Fibrian Fajar Sodhiq Universitas Sanata Dharma

2010

Penguasan materi pembelajaran IPS pada kompetensi dasar menghargai

jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan di kelas V SD

Negeri Tidar 7 Magelang masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan

IPS dibawah KKM yang telah ditetapakan, siswa mendapat nilai di bawah KKM

yang telah ditetapkan yaitu 65 dan sudah dua tahun terakhir kejadian seperti ini

terulang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model

Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

kelas V SDN Tidar 7 Magelang dalam mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2009 /

2010.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan

dengan 2 siklus. Pada siklus I dilakukan model Cooperative Learning teknik

Jigsaw dengan membagi kelompok dengan jumlah anggota 6 orang yang

dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pada siklus II dilakukan model Cooperative

Learning teknik Jigsaw dengan membagi kelompok dengan jumlah anggota 4

orang yang dilaksanakan dalam 2 pertemuan.

Peningkatan prestasi belajar siswa ditandai dengan nilai rata-rata ulangan

kelas pada kondisi awal 58,89 meningkat pada akhir siklus pertama yaitu 64,42

dan pada akhir siklus kedua mencapai 75,38. Kesimpulan penelitian yang

dilakukan menunjukkan bahwa model Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Tidar 7 Magelang tahun

pelajaran 2009 / 2010 dalam mata pelajaran IPS.

(10)

ix ABSTARCT

THE IMPROVEMENT OF LEARNING PERFORMANCE

USING MODEL OF COOPERATIVE LEARNING

TECHNIQUE OF JIGSAW ON THE SUBJECT OF SOCIAL

STUDY OF THE 5 GRADERS ON SDN TIDAR 7 MAGELANG

IN THE SCHOOL YEAR 2009/2010

Dwi Fibrian Fajar Sodhiq The University of Sanata Dharma

2010

The mastery of social study teaching materials on basic compentencies

appreciate the role and services of a character in the proclamation of

independence in 5 graders students of SD Negeri Magelang Tidar 7 still low. This

can be seen from the average value of social study test was below to the

predtermined KKM, the students receive grades below to the predetermined KKM

such as 65 and it grades has been appear again in the last two years.

This study aims to determine whether the use of a model Cooperative

Learning using Jigsaw technique can improve the learning achievement of 5

graders student in the subject of social study on SDN Tidar 7 Magelang in

2009/2010 school year.

This research was conducted with a class-action by two cycles. In the first

cycle is a model Coopertive Learning technique of Jigsaw by dividing the number

of members of the group with 6 students who carried out within two meetings. On

the second cycle was performed the model Cooperative Learning technique of

Jigsaw by divide the group by the number of 4 members which held in two

meetings.

Improved student achievement was marked by the average rating of grade of

periodic test from the initial conditions 58,89 rose at the end of first cycle of 64,42

and at 75,38 reached the end of the second cycle. Conclution of research

indicated that the Jigsaw model of Cooperative Learning techniques can improve

student achievement of 5 graders of SDN Tidar 7 Magelang in the school year

2009/2010 on the subject of social studies.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN

IPS SISWA KELAS V SDN TIDAR 7 MAGELANG TAHUN PELAJARAN

2009/2010”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

pihak lain, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., Kaprodi PGSD dan juga dosen pembimbing I

yang telah memberi dorongan dan motiivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Rusmawan, S.Pd., Wakaprodi dan dosen pembimbing II.

3. Para Dosen dan Staf PGSD yang telah membimbing dan melayani kami.

4. Orang tua tercinta ”Terima kasih atas semua nasehat dan bimbingannya”.

5. Ibu Rusni, S.Pd., Kepala Sekolah SD Negeri Tidar 7. Para guru SD Negeri

Tidar 7.

(12)

xi

7. Semua pihak yang telah mendukung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari atas kekurangan dan kelemahan terhadap penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun sebagai penyempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Universitas

Sanata Dharma.

Yogyakarta, 14 Juni 2010

Penulis

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Batasan Pengertian ... 5

E. Pemecahan Masalah ... 5

F. Tujuan Penelitian . ... 6

G. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Belajar dan Prestasi Belajar ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8

2. Prestasi Belajar ... 9

B. Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw ... 10

1. Pengertian Cooperative Learning ... 10

(14)

xiii

C. Hakikat IPS ... 14

1. Pengertian IPS ... 14

2. Tujuan IPS ... 16

D. Kurikulum Mata Pelajaran IPS Kelas V ... 17

E. Kerangka Berfikir ... 22

F. Hipotesis Tindakan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Setting Penelitian ... 27

1. Waktu Penelitian ... 27

2. Lokasi Penelitian ... 27

3. Subyek Penelitian ... 27

4. Obyek Penelitian ... 27

B. Prosedur Penelitian ... 28

1. Rencana Banyaknya Siklus ... 28

2. Kriteria keberhasilan ... 28

C. Rencana Tindakan ... 28

D. Penyusunan Instrumen ... 34

E. Pengumpulan Data ... 37

F. Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

1. Siklus I ... 40

a. Pelaksanaan Kegiatan... 40

b. Hasil Penelitian ... 42

c. Refleksi ... 42

2. Siklus II ... 43

a. Pelaksanaan Kegiatan ... 43

b. Hasil Penelitian ... 45

c. Refleksi ... 45

B. Pembahasan ... 46

(15)

xiv

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 27

Tabel 2. Kualifikasi Reliabilitas ... 37

Tabel 3. Target Keberhasilan Siswa ... 38

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Penyusunan Kurikulum ... 18

Gambar 2. Bagan Kompetensi ... 20

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 55

Lampiran 2. RPP Pertemuan 1 Siklus I ... 58

RPP Pertemuan 2 Siklus I ... 61

RPP Pertemuan 1 Siklus II ... 64

RPP Pertemuan 2 Siklus II ... 67

Lampiran 3. LKS Pertemuan 1 Siklus I ... 70

LKS Pertemuan 2 Siklus I ... 73

LKS Pertemuan 1 Siklus II ... 75

LKS Pertemuan 2 Siklus II ... 78

Lampiran 4. Kisi-kisi Soal, Lembar Soal, dan Kunci Jawaban Soal Siklus I dan II ... 80

Lampiran 5. Data Nilai Ulangan IPS Tahun Pelajaran 2007/2008 dan tahun 2008/2009 ... 93

Lampiran 6. Tabel Validitas Siklus I dan Siklus II ... 95

Lampiran 7. Uji Reliabilitas Soal Siklus I dan Siklus II ... 101

Lampiran 8. Uji Validitas Soal Siklus I dan Siklus II dengan SPSS ... 105

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu faktor penting yang menunjang dalam

kemajuan bangsa. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses

pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang utama. Proses

belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan

timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi

berlangsungnya proses belajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar

mempunyai arti yang lebih luas, tidak hanya sekedar hubungan antara guru dan

siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya

penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan

nilai pada diri siswa yang sedang belajar.

Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah faktor penentu

keberhasilan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya motivasi

pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya

manusia yang berhasil dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru.

Hal ini menunjukkan betapa eksistensinya peran guru dalam dunia pendidikan.

Demikian pula dalam upaya membelajarkan sisa guru dituntut memiliki multi

(20)

Dalam proses pembelajaran di Indonesia masih banyak guru yang

menggunakan paradigma lama yaitu guru masih mendominasi pembelajaran

dan cenderung bersifat monoton. Dalam proses pendidikan sekarang ini , masih

banyak tenaga pendidik yang lebih mementingkan penghafalan konsep bukan

bukan pada pemahaman. Kegiatan pembelajaran di kelas lebih banyak

didominasi oleh guru sedangkan siswa hanya duduk, diam, mencatat,

mendengarkan dan menghafal apa yang disampaikan oleh guru dan hanya

mempunyai sedikit peluang untuk bertanya.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu pelajaran penting di

sekolah. Mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang terdiri dari beberapa

kajian pokok antara lain Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi, dan

Antropologi. Mata pelajaran IPS disusun secara terpadu dalam proses

pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di

masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh

pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

Dalam menilai keberhasilan pembelajaran, ketuntasan belajar setiap

indikator yang telah ditetapkan dalam satu kompetensi dasar berkisar antara

0-100. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM)

pada semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah tersebut.

Untuk setiap mata pelajaran KKM yang ditetapkan berbeda-beda, hal ini

disesuaikan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan

sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan pembelajaran. Di SD

(21)

demikian maka siswa dinyatakan tuntas dalam mempelajari IPS jika sudah

memenuhi penguasaan kompetensi minimal 65.

Namun dalam kenyataannya tingkat penguasan materi pembelajaran IPS

pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan di kelas V SD Negeri Tidar 7 masih rendah.

Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan IPS dibawah KKM yang telah

ditetapakan, siswa mendapat nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu

65 dan sudah dua tahun terakhir kejadian seperti ini terulang. Pada tahun

pelajaran 2008/2009 dari jumlah siswa 39 siswa 59% siswa mendapat nilai di

bawah KKM. Pada tahun pelajaran 2007/2008 siswa yang mendapat nilai di

bawah KKM mencapai 52% dari sejumlah 36 siswa.

Dengan mempertimbangkan beberapa fakta yang didapatkan selama

observasi, maka penulis menarik kesimpulan bahwa ada beberapa faktor yang

menyebabkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah

antara lain :

1. Guru pengampu mata pelajaran IPS kelas V bukan guru kelas/bukan guru

pengajar IPS.

2. Guru kurang memanfaatkan media.

3. Pendekatan atau metode yang digunakan oleh guru kurang variatif atau

kurang menarik.

Tetapi dalam PTK ini hanya akan mengatasi faktor penyebab atau metode

yang digunakan guru kurang variatif atau kurang menarik. Karena guru dalam

(22)

aktif, dan guru masih mendominasi kegiatan belajar mengajar. Siswa hanya

diberi sedikit kesempatan untuk bertanya kepada guru.

Penulis akan mencoba menerapkan model pembelajaran yang dapat

membangkitkan motivasi siswa yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya pada kompetensi

dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan di SD Negeri Tidar 7 tahun 2010. Model yang akan dicoba

adalah dengan Cooperative Learning teknik Jigsaw.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi hanya:

1.Penelitian dibatasi hanya pada siswa kelas V SD Negeri Tidar 7 tahun

pelajaran 2009/2010.

2.Materi yang diteliti adalah terbatas menghargai jasa dan peranan tokoh

dalam memproklamasikan kemerdekaan

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulis merumuskan permasalahan apakah

dengan model Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar menghargai

jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan kelas V SD

(23)

D.Batasan Pengertian

1. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai berupa kesan-kesan dari

bahan yang telah dipelajari yang mengakibatkan perubahan dalam diri

individu sebagai hasil dari apa yang telah dipelajari dan mendapatkan

pengalaman yang bermakna bagi dirinya.

2. Model Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur

kelompoknya bersifat heterogen.

3. Teknik Jigsaw adalah teknik mengajar yangdikembangkan oleh Aronson et

al. sebagai model Cooperative Learning. Teknik ini bisa digunakan dalam

pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Model ini

bisa pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu

pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama,dan bahasa.

E. Pemecahan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah dan tersirat

dalam rumusan masalah, masalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas V

SDN Tidar 7 pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan para tokoh

dalam memproklamasikan kemerdekaan akan diatasi dengan model

(24)

F.Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah dengan model Cooperative Learning teknik Jigsaw

dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar

menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

kelas V SD Negeri Tidar 7 tahun 2009/2010.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1.Peneliti

Dapat meningkatkan wawasan tentang kompetensi dasar menghargai

jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dengan

menggunakan model Cooperative Learning teknik Jigsaw.

2.Guru

Dapat tersedia salah satu alternatif pembelajaran yang dapat

meningkatkan prestasi belajar kompetensi dasar menghargai jasa dan

peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan.

3.Siswa

Diharapkan dengan model Cooperative Learning teknik Jigsaw siswa

lebih aktif atau lebih bersemangat dalam belajar IPS kompetensi dasar

menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan, dan dapat mendapat pengalaman belajar yang bermakna

(25)

4.Sekolah

Memberikan masukan kepada sekolah tentang penggunaan dan

penerapan model Cooperative Learning teknik Jigsaw sebagai salah satu

upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan minat

(26)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Belajar dan Prestasi Belajar

1. Pengertian belajar

Belajar tidak akan pernah lepas dari manusia karena pada hakikatnya

belajar dilakukan manusia sepanjang hayatnya atau sekurang-kurangnya

dia terus belajar walaupun sudah lulus sekolah. Belajar merupakan salah

satu kegiatan penting yang dilakukan tiap orang sejak ia lahir demi

perkembangan hidupnya. Siswa memperoleh pengetahuan dari lingkungan

sekitar dari proses belajar yang tercermin dari tindakan maupun perilaku

siswa. Jadi siswa sendiri yang mengalami , melakukan dan menghayati

proses belajar bukan orang lain.

Banyak teori – teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli sekarang

ini. Berikut ini akan dikemukakan beberapa teori yang berhubungan

dengan teori belajar. Menurut Hilgard (dalam Tanlain, 2006: 20) belajar

adalah proses didalamnya terbentuk tingkah laku melalui praktek atau

latihan. Sedangkan menurut Cropley (dalam Tanlain, 2006: 22) belajar

adalah suatu proses dan melalui proses itu terjadi pendidikan dan ini

terjadi dalam diri anak sejak anak lahir. Pengertian belajar menurut

pandangan teori behavioristik dalam (Dahar, 1989: 19), belajar adalah

suatu perubahan perilaku yang dapat diamati, yang terjadi melalui

(27)

yaitu penyebab belajar, adalah agen – agen lingkungan, yang bertindak

terhadap suatu organisma, yang menyebabkan organisma itu memberikan

respon. Menurut Gage (dalam Dahar, 1989: 11) belajar dapat didefinisikan

sebagai suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai

akibat pengalaman.

Berdasarkan pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa

belajar terjadi dalam diri anak sejak anak lahir melalui praktek dan latihan

dan dapat diamati sehingga terbentuk tingkah laku yang akhirnya anak

mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajarinya dan

mendapatkan pengalaman yang bermakna bagi dirinya.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari dua kata prestasi dan belajar. Sebelum

menjelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan

dikemukakan tentang pengertian prestasi. Dalam Kamus besar Bahasa

Indonesia (1990: 700) prestasi adalah hasil yang telah dicapai ( dari yang

telah dilakukan atau dikerjakan, dsb ). Dengan demikian prestasi

merupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah melakukan suatu

pekerjaan/aktivitas tertentu. Prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya yang ditunjukkan dengan nilai atau tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru (KBBI, 1990: 700).

Belajar terjadi dalam diri anak sejak anak lahir melalui praktek dan

(28)

anak mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajarinya dan

mendapatkan pengalaman yang bermakna bagi dirinya. Dari uraian

tersebut diatas dapat dibuat pengertian bahwa prestasi belajar adalah hasil

yang telah dicapai berupa kesan-kesan dari bahan yang telah dipelajari

yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari apa

yang telah dipelajari dan mendapatkan pengalaman yang bermakna bagi

dirinya.

B.Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw

1. Pengertian Cooperative Learning

Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam

pengajaran yang memungkinkan mahasiswa bekerja bersama untuk

memaksimalkan belajar dan belajar anggota kelompok lainnya dalam

kelompok tersebut Hamid Hasan (dalam Solihatin, 2005: 4). Menurut

Slavin (1994: 5) Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran

dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur

kelompoknya bersifat heterogen. Menurut Newman dalam Asma (2006:

11) belajar kooperatif adalah suatu pendekakan yang mencakup kelompok

kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan

masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan

bersama. Tokoh lain Davidson dalam Asma (2006; 11) berpendapat belajar

(29)

dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja secara

kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas

mereka.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa belajar

kooperatif (Cooperative Learning) mendasarkan pada suatu ide bahwa

siswa bekerja sama dalam belajar kelompok dan sekaligus masing-masing

bertanggung jawab pada aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga

seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan baik.

Pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama antara siswa dalam

kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih mudah

menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling

mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Jumlah anggota

kelompok dala belajar kooperatif biasanya terdiri dari empat sampai enam

orang dimana anggota kelompok yang terbentuk diusahakan heterogen

berdasarkan perbedaan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan etnis.

Penerapan model pembelajaran kooperatif merupakan satu bentuk

perubahan pola pikir dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru

tidak lagi mendominasi kegiatan pembelajaran. Guru lebih banyak menjadi

fasilitator, dan mediator dari proses itu sendiri. Model pembelajaran

kooperatif dirancang dengan memberikan kesempatan kepada siswa secra

bersama-sama untuk membangun pengetahuannya sendiri.

Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Asma (2006: 12) adalah:

(30)

b. Penerimaan terhadap keragaman

c. Pengembangan ketrampilan sosial

Prinsip-prisip penggunaan Cooperative Learning menurut Stahl dalam

Solihatin, (2005: 7) meliputi sebagai berikut:

a. Perumusan tujuan belajar harus jelas

b. Penerimaan yang menyeluruh tentang tujuan belajar

c. Ketergantungan yang bersifat positif

d. Interaksi yang bersifat terbuka

e. Tanggung jawab individu

f. Kelompok bersifat heterogen

g. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif

h. Tindak lanjut (Follow Up)

i. Kepuasan dalam belajar

2. Teknik Jigsaw

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al. sebagai

model Cooperative Learning. Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran

membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Model ini bisa pula

digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam,

ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama,dan bahasa. Teknik ini cocok

untuk semua kelas atau tingkatan.

Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis,

mendengarkan, dan berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan

(31)

mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.

Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong

royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan

meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan empat

atau lima anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota

bertanggung jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan

yang diberikan kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya.

Dengan demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus

bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik yang sama

berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut

kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan

mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan didalam

kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri.

Langkah – langkah dalam model Cooperative Learning Teknik Jigsaw

adalah:

a. Siswa dikelompokkan dengan anggota kurang lebih 4 orang

b. Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda

c. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama

(32)

d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok

asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang

mereka kuasai

e. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

f. Siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik

g. Pembahasan

h. Penutup

C.Hakikat IPS

1. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah pengetahuan yang diambil dari

berbagai ilmu sosial dan dari kejadian nyata di dalam masyarakat, dipilih

dan disesuaikan untuk keperluan pengajaran di sekolah-sekolah. Mata

pelajaran ini di dalam kurikulum sekolah-sekolah diprogramkan

berdasarkan pendekatan terpadu (integratif). Pengajaran IPS tidak hanya

terbatas di Perguruan Tinggi, melainkan diajarkan mulai dari tingkat

Sekolah Dasar. Pengajaran IPS yang telah dilaksanakan saat ini, baik pada

pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi, tidak menekankan pada aspek

teoritis melainkan lebih ditekankan pada segi praktis mempelajari,

menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu saja bobotnya

sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing.

IPS dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang manusia di

(33)

politik, ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan sebagainya

(Daldjoeni,1981: 7). Sumaatmadja (1979: 7) berpendapat IPS adalah

bidang-bidang keilmuan yang mempelajari manusia di masyarakat,

mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Tokoh lain Solihatin

(2005: 14) berpendapat IPS adalah ilmu yang membahas hubungan antara

manusia dan lingkungannya, lingkungan dimana anak didik tumbuh dan

berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai

permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitar. Pendidikan IPS

berusaha membantu peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami

lingkungan sosial masyarakatnya.

Dari beberapa pengertian IPS di atas dapat disimpulkan bahwa IPS

adalah ilmu yang mempelajari manusia di masyarakat dengan menggunakan

beberapa kajian pokok dengan tujuan agar manusia dapat dapat

memecahkan berbagai masalah, sehingga semakin mengerti dan memahami

lingkungan sosisal masyarakatnya. Secara mendasar pangajaran IPS

berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku

dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha

memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya,

kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada di permukan

bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya dan sebagainya. IPS

mempelajari, menelaah, mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan

(34)

2. Tujuan IPS

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS memberi bekal kemampuan

dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,

kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tujuan pendidikan

IPS adalah untuk menyiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang baik

dalam kehidupannya di masyarakat, (Gross dalam Solihatin, 2005: 14).

Menurut Fenton (dalam Talut, 1980: 2) mengemukakan tiga tujuan utama

studi sosial: Social Studies prepare children to be good citizens; social

studies teach children how to think; social studies pass on the cultural

heritage (mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik,

mengajar anak didik berkemampuan berfikir dan agar anak didik dapat

melanjutkan kebudayaan bangsanya).

Tujuan-tujuan pengajaran IPS seperti yang telah dikemukakan adalah

tujuan-tujuan yang bersifat universal yang dapat berlaku bagi anak didik di

negara manapun di dunia ini. Selain tujuan yang umum itu, pada setiap

negara terdapat pula tujuan IPS yang khas, berdasarkan filsafat, sejarah,

watak dan keadaan geografis yang berbeda-beda.

Tujuan IPS menurut (Talut, 1980: 9) adalah:

1. Memberikan pengetahuan (knowledge), yang merupakan kemampuan

untuk mengingat kembali atau mengenal ide-ide atau penemuan yang

(35)

2. Kemampuan dan keterampilan (abilities & skills). Kemampuan untuk

menemukan informasi yang tepat dan teknik dalam pengalaman seorang

siswa untuk menolongnya memecahkan masalah-masalah baru atau

menghadapi pengalaman baru.

3. Tujuan yang bersifat affectif, pengembangan sikap-sikap,

pengertian-pengertian, dan nilai-nilai akan meningkatkan pola hidup demokratis dan

menolong siswa memperkembangkan filsafat hidupnya.

D.Kurikulum Mata Pelajaran IPS Kelas V

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (BSNP, 2006: 3). Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 35 ayat (1), Standar Nasional Pendidikan terdiri

atas:

1. Standar Isi

2. Standar proses

3. Standar kompetensi lulusan

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan

5. Standar sarana dan prasarana

6. Standar pengelolaan

7. Standar pembiayaan

(36)

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 ayat

(2), Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan:

1. Kurikulum

2. Tenaga kependidikan

3. Sarana dan Prasarana

4. Pengelolaan

5. Pembiayaan

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 ayat

(3), Pengembangan Standar Nasional Pendidikan serta pemantauan dan

pelaporan pencapaiannya scara nasional dilaksanakan oleh suatu badan

standarisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan (Badan Standar

Nasional Pendidikan).

Gambar 1: Alur Penyusunan Kurikulum Standar

Kompetensi Lulusan

• SKL Jenjang • SKL-KMP • SKL-MP

Standar Isi

• Kerangka Dasar • Stuktur

• Beban Belajar • Kalender Pend- • SK dan KD MP

PANDUAN

(37)

Di Indonesia kurikulum yang dipergunakan adalah Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun

oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari

tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum

tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus (BSNP, 2006: 5).

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional

Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar

dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan

SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar

(38)

Gambar 2: Bagan Kompetensi

Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penelitian dalam

menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar

kompetensi lulusan meliputi kompetensi seluruh mata pelajaran, kompetensi

kelompok mata pelajaran, dan kompetensi mata pelajaran atau mata kuliah.

Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran

atau seluruh kelompok mata pelajaran. Standar kompetensi kelompok mata

pelajaran sendiri adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang

menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang

diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan atau semester untuk kelompok mata

pelajaran tertentu. Sedangkan standar kompetensi mata pelajaran adalah STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

STANDAR KOMPETENSI KELOMPOK MATA

PELAJARAN

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR

MATERI POKOK KEGIATAN PEMBELAJARAN

(39)

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan

penguasaan sikap, pengetahuan dan katrampilan yang diharapkan dicapai pada

setiap tingkat dan atau semester untuk mata pelajaran tertentu.

Kompetensi Dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai

peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan

indikator kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur

dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar

tertentu yang menjadi acuan penilaian.

Dari kompetensi dasar yang ada kemudian dikembangkan ke dalam

silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok

mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi

dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,

alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar (BSNP, 2006: 14). Silabus

merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam

materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian.

Prinsip Pengembangan Silabus (BSNP, 2006: 14) :

1. Ilmiah

2. Relevan

3. Sistematis

4. Konsisten

5. Memadai

(40)

7. Fleksibel

8. Menyeluruh

Standar kompetensi mata pelajaran IPS kelas V semester 2 adalah

menghargai peranan tokoh dan masyarakat dalam mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mata pelajaran IPS kelas V semester

2 dijabarkan dalam empat kompetensi dasar. Kompetensi dasar 1.

Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda

dan Jepang, kompetensi dasar 2. Menghargai jasa dan peranan tokoh

perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan, kompetensi dasar 3.

Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan,

kompetensi dasar 4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan. Pada penelitian ini yang akan dibahas adalah

pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan. Pembahasan pada kompetensi dasar

menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

terdiri dari satu bab, satu bab terdiri atas empat sub bab. Sub bab pertama

peristiwa sekitar proklamasi, sub bab kedua pembentukan alat kemerdekaan

NKRI, sub bab ketiga tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia, dan sub bab

keempat menghargai jasa-jasa pahlawan.

E.Kerangka Berfikir

Model Cooperative Learning teknik Jigsaw membuat siswa lebih aktif

(41)

dalam kelompok ahli siswa juga lebih mendalami soal yang telah diberikan

karena satu soal dibahas oleh beberapa anggota kelompok. Siswa juga diberi

kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi di dalam kelompok. Karena

siswa lebih aktif dan lebih mendalami materi yang dibahas maka hasil prestasi

belajar siswa diharapkan menjadi meningkat.

F.Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pembelajaran dengan

menggunakan model Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan

prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar menghargai jasa dan

(42)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian penggunaan model Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw ini

termasuk penelitian tindakan ( action research ), karena penelitian ini digunakan

untuk memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan untuk meningkatkan

mutu pembelajaran yang ada di kelas. Menurut Lewin (dalam Kasbolah 2001: 10)

penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan suatu lingkaran atau

rangkaian langkah – langkah ( a spiral of steps ) yang satu dengan yang lain

saling berhubungan. Menurut Kasbolah ( 2001: 11) penelitian tindakan kelas

adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah

dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah

bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

Arikunto (2006: 104) berpendapat PTK adalah suatu bentuk investigasi yang

bersifat reflektif parsitipatif, kolaburatif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk

melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Taggart (dalam

Arikunto, 2002: 83) yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus

berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),

observation (observasi), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya

adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

(43)

identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas

dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3. Bagan langkah – langkah penelitian tindakan.

Dalam penelitian tindakan kelas terdapat beberapa prinsip yang harus

diperhatikan oleh seorang peneliti. Prinsip – prinsip yang harus diperhatikan

dalam melakukan penelitian tindakan kelas tersebut adalah : Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan SIKLUS I Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

?

(44)

a. Penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu tugas mengajar. Tujuan guru

dalam melakukan penelitian adalah memperbaiki kegiatan belajar mengajar.

Jadi bukan mengganggu kelancaran pembelajaran di kelas.

b. Proses pengumpulan data tidak boleh banyak menyita banyak waktu. Agar

tidak terlalu menyita banyak waktu maka peneliti seharusnya sudah

mempersiapkan teknik apa yang akan digunakan.

c. Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah yang

memang dia hadapi, menarik bagi peneliti dan merupakan masalah

pembelajaran yang bersifat faktual serta dimulai dengan hal – hal yang

sederhana dulu namun nyata.

d. Metodologi yang dipakai harus tepat dan terpercaya.

e. Penelitian tindakan kelas tidak boleh menyimpang dari prosedur etika di

lingkungan kerjanya.

f. Guru membuat jurnal pribadi di mana guru mencatat kemajuan, persoalan yang

dihadapi, dan refleksi tentang proses belajar siswa dan proses pelaksanaan

pendidikan.

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Suhardjono (2006: 61) antara

lain adalah:

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah

pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas dan luar kelas.

(45)

4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga

tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan

pembelajaran secara berkelanjutan.

A. Seting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Tabel 1: Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Waktu

Januari Februari Maret April Mei Juni

1 Penyusunan

proposal

2 Ujicoba

instrument

3 Pengumpulan

data

4 Analisis

Data

5 Penyusunan

laporan

6 Pembuatan

artikel penelitian

7 Ujian skripsi

2. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Tidar 7, Jl. Beringin IV/4

Magelang.

3. Subyek Penelitian

Siswa SD kelas V sejumlah 26 siswa.

4. Obyek Penelitian

Prestasi belajar pada kompetensi dasar menghargai jasa dan

(46)

B.Prosedur Penelitian

1. Rencana banyaknya siklus

Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali

pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 3 jam pelajaran ( 3 x 35

menit).

2. Kriteria keberhasilan

Kondisi awal : nilai rata-rata ulangan 55

Target akhir pada sikus I : nilai rata-rata ulangan 65

Target akhir pada Siklus II : nilai rata-rata ulangan 75

C.Rencana Tindakan

1. Siklus I

a. Persiapan

1)Menyusun silabus.

2)Menyusun RPP.

3)Menyusun instrument : soal tes siklus I, lembar observasi

pembelajaran, catatan lapangan, dan analisis peningkatan prestasi

siswa.

b. Tindakan I

1) Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan model

Cooperative Learning teknik Jigsaw.

(47)

3) Guru memberikan pengarahan tentang model Cooperative Learning

teknik Jigsaw.

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotifasi siswa agar

belajar dengan baik.

c. Kegiatan Inti

1) Sebelum masuk pada inti dari pembelajaran siswa diberi kesempatan

untuk membaca materi yang akan dibahas.

2) Guru memberikan sedikit penjelasan tentang materi yang dibahas.

3) Guru membagi siswa dalam kelompok besar yang berjumlah 6 siswa

dengan kemampuan yang heterogen, baik dari kemampuan akademik

maupun jenis kelamin (kelompok asal).

4) Guru membagi soal kepada semua siswa, kemudian membahas dalam

kelompok asal.

Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV

5) Siswa dengan soal yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan

berusaha menguasai sesuai dengan soal yang diterima.

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok

Ahli I Ahli II Ahli III Ahli IV

1 2 3

4 5 6

1 2 3

4 5 6

1 2 3

4 5 6 1

1 2 3

4 5 6 2

1 1 1

1 1 1 1

2 2 2

2 2 2 2

3 3 3

3 3 3

4 4 4

(48)

Kelompok Kelompok

Ahli V Ahli VI

Soal yang dibagi kepada kelompok antara lain :

(a) Peristiwa yang berhubungan dengan Proklamasi Kemerdekaan.

(b) Hasil sidang PPKI.

(c) Peranan para tokoh pahlawan yang berhubungan persiapan

Kemerdekaan Republik Indonesia.

6) Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai siswa kembali dalam

kelompok asal.

Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV

7) Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima materi

dari siswa lain.

8) Terjadi diskusi dalam kelompok asal.

9) Dari diskusi diperoleh jawaban soal.

10)Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.

11)Guru memberikan penguatan dengan memberikan jawaban yang benar

12)Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat menyelesaikan

tugas sebelum waktu selesai. 5 5 5

5 5 5

6 6 6

6 6 6

1 2 3

4 5 6

1 2 3

4 5 6

1 2 3

4 5 6 1

1 2 3

(49)

d. Penutup

Guru membuat ringkasan materi dan melaksanakan tes hasil belajar

akhir siklus I.

e. Observasi

Peneliti akan dibantu oleh 1 orang guru yang bertindak sebagai

pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa

selama pembelajaran berlangsung dan mengisi instrumen pengamatan.

f. Refleksi

1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian khusus

pada siklus I.

2) Membandingkan skor rata-rata dengan kondisi awal dan target akhir.

3) Menarik kesimpulan tentang peningkatan prestasi belajar.

2. Siklus II

a.Persiapan

1) Menyusun silabus

2) Menyusun RPP

3) Menyusun instrument : soal tes siklus II, lembar observasi

pembelajaran, catatan lapangan, dan analisis peningkatan prestasi siswa.

b.Tindakan II

1) Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan model Cooperative

Learning teknik Jigsaw.

(50)

3) Guru memberikan pengarahan tentang model Cooperative Learning

teknik Jigsaw.

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotifasi siswa agar

belajar dengan baik.

c.Kegiatan Inti

1) Sebelum masuk pada inti dari pembelajaran siswa diberi kesempatan

untuk membaca materi yang akan dibahas.

2) Guru memberikan sedikit penjelasan tentang materi yang dibahas.

3) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang berjumlah 4 siswa

dengan kemampuan yang heterogen, baik dari kemampuan akademik

maupun jenis kelamin (kelompok asal).

4) Guru membagi soal kepada semua siswa, kemudian membahas dalam

kelompok asal.

Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV

Kelompok V Kelompok VI

5) Siswa dengan soal yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan

berusaha menguasai sesuai dengan soal yang diterima 1 2

3 4

1 2

3 4

1 2

3 4

1 2

3 4

1 2

3 4 1

1 2

(51)

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok

Ahli I Ahli II Ahli III Ahli IV

Soal yang dibagi kepada kelompok antara lain :

(a) Menyebutkan nama pahlawan dan peranannya dalam

mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

(b) Organisasi di Indonesia pada saat penjajahan Belanda.

(c) Cara menghormati dan menghargai jasa para pahlawan.

(d) Tanggung jawab generasi penerus terhadap cita-cita para

pahlawan.

6) Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai siswa kembali dalam

kelompok asal.

Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV

Kelompok V Kelompok VI

7) Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima materi

dari siswa lain. 1 1

1 1 1

2 2

2 2 2

3 3

3 3

4 4

4 4

1 2

3 4

1 2

3 4

1 2

3 4

1 2

3 4

1 2

3 4 1

1 2

(52)

8) Terjadi diskusi dalam kelompok asal.

9) Dari diskusi diperoleh jawaban soal.

10) Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.

11) Guru memberikan penguatan dengan memberikan jawaban yang

benar.

12) Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat menyelesaikan

tugas sebelum waktu selesai.

d.Penutup

Guru membuat ringkasan materi dan melaksanakan tes hasil belajar

akhir siklus II.

e.Observasi

Peneliti akan dibantu oleh 1 orang guru yang bertindak sebagai

pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa

selama pembelajaran berlangsung dan mengisi instrumen pengamatan

f. Refleksi

1) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian khusus

pada siklus II.

2) Membandingkan skor rata-rata dengan kondisi awal dan target akhir.

3) Menarik kesimpulan tentang peningkatan prestasi belajar.

D.Penyusunan Instrumen

(53)

Soal disusun atau dikembangkan berdasarkan indikator. Penggunaan

alat pengumpul data berupa tes yaitu untuk mengetahui ketuntasan belajar

siswa baik secara individual maupun klasikal dan untuk mengetahui

seberapa baik siswa telah menguasai pelajaran yang diberikan dalam waktu

tertentu.

2. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes bentuk tes tertulis

Dalam penelitian ini digunakan instrument berupa tes tertulis. Untuk

memastikan bahwa item-item soal sahih dan andal dilakukan pengujian

validitas dan reliabilitas. Kualitas soal ulangan Siklus I dan Siklus II diuji

melalui uji coba yang dilakukan pada siswa kelas VI SD N Tidar 7,

karena pada saat dilakukan uji coba siswa kelas V belum menerima materi

tentang menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan.

Dari beberapa indikator yang telah ditentukan peneliti, peneliti

membuat 30 soal yang akan diujikan pada siswa. Namun pada penelitian

nanti hanya akan digunakan 20 soal, sedangkan 10 soal sisanya digunakan

sebagai cadangan bila nanti dalam pengujian soal terdapat soal yang tidak

valid.

Kualitasnya dinyatakan dengan:

a. Validitas

Menurut Masidjo (1995: 242) yang dimaksud dengan validitas suatu tes

adalah sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya

(54)

validitas

r

xy. Validitas item dengan skor total yang dihitung dengan

menghitung korelasi skor item dengan skor total, yang dihitung dengan

rumus korelasi product moment dari Pearson yaitu:

( )( )

( )

{

}

{

(

)

}

− =

2 2

2 2

y N

x N

y x xy N rxy

y

x

Keterangan :

rxy : koefisien validitas

X : hasil pengukuran setiap butir

Y : kriteria yang dipakai

Pengukuran validitas item pada penelitian ini menggunakan SPSS

agar pengukurannya lebih cepat dan lebih efisien. Tabel pengukuran

dan hasil validitas menggunakan SPSS dapat dilihat pada lampiran.

Dari 30 soal yang diujikan pada siklus I terdapat 21 soal yang

memenuhi kriteria validitas, 9 soal lainnya tidak memenuhi kriteria

validitas. Pada siklus II terdapat 22 soal yang memenuhi kriteria

validitas, 8 soal lainnya tidak memenuhi kriteria validitas. Soal yang

memenuhi kriteria validitas yang akan digunakan untuk melakukan

penelitian.

3. Reliabilitas

Menurut Masidjo (1995: 209) yang dimaksud dengan reliabilitas suatu

tes adalah taraf dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil

pengukurannya yang dierlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil.

(55)

koefisien rreliabilitas

( )

r

tt . Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu

bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00.

Tabel 2. Kualifikasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi (X) Kualifikasi

± 0,91 – ± 1,00

± 0,71 – ± 0,90

± 0,41 – ± 0,70

± 0,21 – ± 0,40

± 0,00 – ± 0,20

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

Dalam pengukuran ini, peneliti mengukur reliabilitas soal yang valid.

Reliabilitas dengan menggunakan Kuder Richardson (KR)-21 menggunakan

rumus:

(

)

(

M

)

S

M

S

r

t t t t tt n n n 2 2 1 − − − = Keterangan:

r

tt = koefisien korelasi

S

t = deviasi standar

M

t = mean skor tes

n = jumlah item

E.Pengumpulan Data

1. Peubah : Prestasi belajar siswa

2. Indikator : Nilai rata-rata

3. Data yang dikumpulkan : Skor hasil ulangan

(56)

5. Instrumen : Soal ulangan

F.Analisis Data

Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) mata pelajaran IPS yang harus

dikuasai siswa kelas V SD Negeri Tidar 7 adalah 65. Indikator keberhasilan

yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah nilai rata-rata ulangan

seluruh siswa yaitu 75. Sedangkan nilai ulangan siswa diperoleh dengan

menghitung skor yang diperoleh dari hasil tes.

Kondisi awal prestasi belajar siswa dan kondisi akhir yang diharapkan

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.

Target Keberhasilan Siswa

No Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II

1 Nilai rata-rata

ulangan

58,89 65 75

1. Penilaian

Skor yang diperoleh siswa diubah menjadi nilai dengan menggunakan

rumus:

N= x100 M

S

Keterangan :

N: Nilai prestasi yang diharapkan

(57)

M: Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100: Nilai ketetapan

2. Menghitung mean dengan rumus:

M= x100 N Σ

%

Keterangan:

M: Nilai rata-rata

∑: Jumlah nilai seluruh siswa

N: Jumlah siswa

(58)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul “ Peningkatan Prestasi

Menggunakan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw Dalam Mata Pelajaran

IPS Siswa Kelas V SD Negeri Tidar 7 Tahun Pelajaran 2009/2010 ” Kecamatan

Magelang Selatan, Kota Magelang dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2010 – 24

Maret 2010 dengan kegiatan sebagai berikut :

A. HASIL PENELITIAN

1. Siklus I

a. Pelaksanaan Kegiatan

Siklus pertama diaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan

alokasi waktu 3 x 35 menit ( 3 jam pelajaran ). Pada siklus I pertemuan

pertama pembagian waktu 3 jam pelajaran digunakan untuk kegiatan

pembelajaran. Pada siklus I pertemuan kedua pembagian waktu 2 jam

pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan 1 jam pelajaran

untuk evaluasi. Materi yang disajikan pada siklus I adalah Peristiwa

Menjelang Proklamasi Kemerdekaan dan Pembentukan Alat

Kemerdekaan NKRI.

Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 3

Mart 2010, dan pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 10 Maret 2010

(59)

Materi yang dibahas pada siklus ini adalah :

1) Peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan

2) Pembentukan Alat Kemerdekaan NKRI

Pada kegiatan belajar mengajar kegiatan yang dilakukan adalah :

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotifasi siswa agar

belajar dengan baik.

2) Sebelum masuk pada inti dari pembelajaran siswa diberi kesempatan

untuk membaca materi yang akan dibahas tentang Peristiwa

Menjelang Proklamasi Kemerdekaan.

3) Guru membagi siswa dalam kelompok besar yang berjumlah 6 siswa

dengan kemampuan yang heterogen, baik dari kemampuan akademik

maupun jenis kelamin (kelompok asal).

4) Guru membagi soal kepada kelompok, kemudian membahas dalam

kelompok asal.

Soal yang dibagi kepada kelompok antara lain :

(a) Peristiwa yang berhubungan dengan Proklamasi Kemerdekaan.

(b) Hasil sidang PPKI.

(c) Peranan para tokoh pahlawan yang berhubungan persiapan

Kemerdekaan Republik Indonesia.

5) Siswa dengan soal yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan

berusaha menguasai sesuai dengan soal yang diterima.

6) Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai siswa kembali dalam

(60)

7) Setiap siswa dalam mencatat hasil diskusi dalam kelompok ahli,

untuk kemudian dilaporkan kepada anggota kelompok dalam

kelompok asal.

8) Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai kemudian kembali ke

kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusi kepada anggota

kelompok lain dan mencatat jawaban soal yang telah dibahas.

9) Guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi, dan siswa lain diberi kesempatan

untuk menanggapinya.

b. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari siklus I adalah data hasil ulangan yang

ikuti oleh seluruh siswa kelas V yaitu sebanyak 26 siswa. Nilai rata-rata

ulangan siswa yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 64,42. Pada

penelitian ini indikator keberhasilan penelitian nilai rata-rata ulangan

siswa adalah 75. Dengan demikian hasil analisis data pada siklus I,

penelitian belum dikatakan berhasil. Oleh karena itu diputuskan

penelitian dilanjutkan dengan mengadakan siklus II.

c. Refleksi

Ada beberapa hal yang ditemukan selama proses pembelajaran

pada siklus I berlangsung, antara lain :

1) Jumlah anggota kelompok yang masih terlalu banyak setiap

kelompok berjumlah 6 siswa, sehingga diskusi di dalam kelompok

(61)

2) Media yang digunakan belum lengkap, mengakibatkan pemahaman

siswa terhadap materi belum maksimal.

Dengan demikian pembelajaran pada siklus kedua yang harus

dilakukan antara lain :

1) Jumlah anggota kelompok dikurangi menjadi kelompok kecil, setiap

kelompok beranggotakan 4 siswa.

2) Media pembelajaran yang digunakan dilengkapi.

Kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam proses

pembelajaran siklus I, baik kekurangan pada aspek siswa maupun

kekurangan pada aspek guru diupayakan untuk dapat diperbaiki dengan

tujuan mengoptimalkan pembelajaran untuk mendukung peningkatan

prestasi belajar siswa.

2. Siklus II

a. Pelaksanaan Kegiatan

Siklus kedua diaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan

alokasi waktu 3 x 35 menit ( 3 jam pelajaran ). Pada siklus II pertemuan

pertama pembagian waktu 3 jam pelajaran digunakan untuk kegiatan

pembelajaran. Pada siklus II pertemuan kedua pembagian waktu 2 jam

pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan 1 jam pelajaran

untuk evaluasi. Materi yang disajikan pada siklus I adalah Tokoh-tokoh

(62)

Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 17 Maret 2010 dan

24 Maret 2010 selama 3 jam pelajaran ( 3 x 35 menit ). Pada kegiatan

belajar mengajar kegiatan yang dilakukan adalah :

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotifasi siswa agar

belajar dengan baik.

2) Sebelum masuk pada inti dari pembelajaran siswa diberi kesempatan

untuk membaca materi yang akan dibahas tentang Tokoh-tokoh

Kemerdekaan Indonesia dan Menghargai Jasa-jasa Pahlawan.

3) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang berjumlah 4 siswa

dengan kemampuan yang heterogen, baik dari kemampuan akademik

maupun jenis kelamin (kelompok asal).

4) Guru membagi soal kepada kelompok, kemudian membahas dalam

kelompok asal.

Soal yang dibagi kepada kelompok antara lain :

(a) Menyebutkan nama pahlawan dan peranannya dalam

mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

(b) Organisasi di Indonesia pada saat penjajahan Belanda.

(c) Cara menghormati dan menghargai jasa para pahlawan.

(d) Tanggung jawab generasi penerus terhadap cita-cita para

pahlawan.

5) Siswa dengan soal yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan

(63)

6) Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai siswa kembali dalam

kelompok asal.

7) Setiap siswa dalam mencatat hasil diskusi dalam kelompok ahli,

untuk kemudian dilaporkan kepada anggota kelompok dalam

kelompok asal.

8) Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai kemudian kembali ke

kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusi kepada anggota

kelompok lain dan mencatat jawaban soal yang telah dibahas.

9) Guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi, dan siswa lain diberi kesempatan

untuk menanggapinya.

b. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari siklus II adalah data hasil ulangan yang ikuti

oleh seluruh siswa kelas V yaitu sebanyak 26 siswa. Nilai rata-rata ulangan

yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 75,38. Pada penelitian ini

indikator keberhasilan penelitian nilai rata-rata ulangan 75 telah dicapai

oleh siswa.

Dengan demikian hasil analisis pada siklus ini, penelitian sudah

dikatakan berhasil. Oleh karena itu diputuskan penelitian tidak dilanjtkan.

c. Refleksi

Ada beberapa hal yang ditemukan pada siklus II berlangsung, antara lain :

(64)

2) Selama diskusi dalam tim ahli siswa aktif menemukan data yang

merupakan tugas ahli.

3) Pada saat tim ahli kembali dalam kelompok asal, setiap siswa

bertanggung jawab dan berusaha menyampaikan apa yang dia dapat

dari tim ahli.

B. PEMBAHASAN

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, maka rancangan

penelitian ini berupa siklus yang secara garis besar terdiri empat bagian, yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Peningkatan prestasi belajar

siswa setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas tergambar pada tabel

(65)

Tabel 4 : Hasil Rekap Ulangan Siswa Kelas V

Setelah Tindakan

Setelah Tindakan

Siklus 1 Ketuntasan Siklus 2 Ketuntasan No Nama

Kondisi Awal

Nilai Ya Tidak Nilai Ya Tidak

1 Arga Dian Utama 58,89 70 √ 75 √

2 Dedi Ariyanto 60 √ 60 √

3 Sumarni 55 √ 60 √

4 Safrudin 70 √ 75 √

5 Ari Afif Mawardi 65 √ 75 √

6 Asih Susilowati 60 √ 60 √

7 Andhika Cahyo N 60 √ 75 √

8 Aulia U`ulya M 65 √ 80 √

9 Ananda Eka R 70 √ 75 √

10 Anjas Dwi Prasetyo 70 √ 80 √

11 Beri Putra 50 √ 60 √

12 Bayu Fajar A 65 √ 80 √

13 Dwi Kurnia Saputri 65 √ 80 √

14 Evi Aulia Anita 60 √ 90 √

15 Elma Aliya 70 √ 80 √

16 Fani Safira 50 √ 55 √

17 Leilyana Anggita M 75 √ 85 √

18 Nina Risky Pramita 75 √ 85 √

19 Prasetyo Utomo 70 √ 80 √

20 Sugiyarto 50 √ 60 √

21 Tidar Setiawan 65 √ 85 √

22 Tifani Mey Melysa 70 √ 90 √

23 Wawan 70 √ 85 √

24 Yola Chitra Novika 65 √ 75 √

25 Nandani Tri G 60 √ 75 √

26 Rahul Maulana A 70 √ 80 √

Jumlah 1675 17 9 1960 20 6

Rata-rata 64,42 75,38

Pada siklus I penelitian dilaksanakan dengan Pembelajaran Kooperatif

teknik Jigsaw dengan pembagian kelompok terdiri dari 6 siswa. Pada siklus I

siswa yang mendapat nilai 50 ada tiga anak, satu anak mendapat nilai 55, lima

siswa mendapat nilai 60, enam siswa mendapat nilai 65, sembilan siswa

(66)

tabel di atas nilai rata-rata hasil ulangan pada siklus pertama adalah 64,42.

Siswa yang mendapat nilai ulangan di atas kriteria ketuntasan minimal pada

akhir siklus I sebanyak 17 siswa atau sekitar 65, 38% dari 26 siswa. Sebanyak

9 siswa masih mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal atau

34,61%, dan pada siklus kedua diperoleh nilai rata-rata 75,38.

Pada siklus II telah dilaksanakan Pembelajaran Kooperatif teknik Jigsaw

dengan pembagian kelompok empat siswa. Siswa aktif mengikuti diskusi

yang berlangsung. Pada siklus II ini satu siswa mendapat nilai 55, lima siswa

mendapat nilai 60, tujuh siswa mendapt nilai 75, tujuh siswa mendapat nilai

80, empat siswa mendapat nilai 85, dan satu siswa mendapat nilai 90. Siswa

yang mendapat nilai ulangan di atas kriteria ketuntasan minimal pada akhir

siklus II sebanyak 20 siswa atau sekitar 80,77% dari 26 siswa. Sebanyak 6

siswa mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal atau 19,23%.

Dari hasil evaluasi pada siklus I dan siklus II ada dua siswa yang nilainya

tetap tidak ada kenaikan. Nilai yang didapat pada siklus I 60, dan pada siklus

II juga mendapat nilai 60. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru

pamong, siswa yang mendapat nilai 60 dan tidak ada peningkatan pada siklus

II adalah siswa yang dalam hal prestasi akademik masih tertinggal dengan

teman-teman yang lainnya. Salah satu siswa yang tidak ada peningkatan nilai

pernah tinggal kelas di kelas V.

Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat terjadi peningkatan yang

ditandai dengan naiknya nilai rata-rata ulangan

Gambar

Tabel 4. Hasil Rekap Ulangan Kelas V Setelah Tindakan................................
Gambar 3. Bagan Langkah – langkah Penelitian Tindakan  ..............................  25
Gambar 1: Alur Penyusunan Kurikulum
Gambar 2: Bagan Kompetensi
+7

Referensi

Dokumen terkait

8.6.1.Guru dapat mengolah hasil penilaian proses pembelajar-an untuk berbagai tujuan pada setiap standar kompetensi teknik Pemelihara-an Mekanik Industri 8.7 Melakukan

(2) Di KJA Gundil Situbondo prevalensi ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang yaitu Benedenia sebesar 100% dan Dactylogyrus sebesar 0% serta intensitas ektoparasit

Berdasarkan nilai koefisien penentu yang dihasilkan menunjukkan bahwa Rasio Profitabilitas, Earning Per Share dan Price Earning Ratio memiliki pengaruh terhadap harga saham

Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 Keberhasilan Koperasi (Y) Keberhasilan Koperasi Member

[r]

Dengan dikeluarkannya surat pemberitahuan ini maka nama paket pekerjaan yang berlaku pada paket. pekerjaan yang dimaksud adalah dengan nama “ Pengawasan Pembangunan Penahan

vi Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi berjudul “Gagasan Semaoen tentang Partai Komunis Indonesia dalam Novel Hikayat Kadiroen Karya Semaoen Kajian

Bidang Keilmuan dan Bimbingan Belajar (Total JKEM minimal 600menit) TIDAK MELAKSANAKAN KEGIATAN