• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Indonesia merupakan upaya pembangunan nasional di bidang pendidikan dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

Menurut Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1) : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Bloom (1956) bahwa tujuan pedidikan itu diklasifikasikan menjadi tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimana di dalam suatu proses pembelajaran pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa.

Dalam mengembangkan mutu pendidikan diperlukan perubahan-perubahan pola pikir yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan kurikulum. Pada masa lalu proses belajar mengajar berfokus pada guru dan kurang berfokus pada siswa, akibatnya kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Maka tugas guru adalah membuat proses pembelajaran pada siswa berlangsung efektif, efisien dan menyenangkan. Khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dimana dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang pelaksanaan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dimana terdapat salah satu tujuan yaitu agar siswa memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

(2)

Tetapi selama ini proses pembelajaran IPS di SD hanya terpusat pada guru. Maksudnya, dalam pembelajaran guru kurang bisa melibatkan siswa secara langsung. Siswa hanya mendengarkan ceramah penjelasan dari guru. Komunikasi yang terjadi hanya satu arah. Hal ini berakibat pada menurunnya minat siswa dalam proses pembalajaran. Padahal seharusnya pembelajaran IPS di SD bisa menjadi sangat menarik jika guru tersebut mampu merancang pembelajaran sedemikian rupa dengan melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan metode dan media seharusnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar.

Tidak terkecuali di SD Negeri 02 Ngeluk Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan. Berdasarkan observasi di lapangan ditemukan bahwa guru menyajikan materi pelajaran IPS melalui kegiatan ceramah dan tidak menggunakan metode atau media sehingga kurang mendorong siswa untuk berfikir aktif. Siswa kurang memahami materi yang mengakibatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di SD Negeri 02 Ngeluk Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan masih rendah.

Berdasarkan hasil tes formatif siswa pada mata pelajaran IPS di kelas 5 SD Negeri 02 Ngeluk Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan menunjukkan adanya indikasi rendahnya ketuntasan belajar dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih berada di bawah KKM. KKM mata pelajaran IPS ditetapkan 65. Hasil yang dicapai siswa saat ulangan formatif tersebut nilai rata-rata kelas 63,09. Dari 21 siswa kelas 5, hanya ada 8 siswa yang nilainya mencapai KKM, sedangkan yang masih dibawah KKM ada 13 siswa. Nilai yang tertinggi yang diperoleh oleh siswa adalah 85. Siswa yang memperoleh nilai tersebut hanya ada 3 siswa. Sementara 13 siswa memperoleh nilai kurang dari 65 dengan nilai terendah 45. Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai formatif tersebut dapat diketahui bahwa tingkat ketuntasan dan penguasaan siswa terhadap mata pelajaran IPS masih rendah dan perlu dilakukan upaya perbaikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1

(3)

Tabel 1.1

Rekapitulasi Perolehan Nilai Pra Siklus

No Interval Pra Siklus

Frekuensi persentase 1 45 – 51 7 33,33% 2 52 – 58 2 9,52% 3 59 – 65 4 19,04% 4 66 – 72 2 9,52% 5 73 – 79 2 9,52% 6 80 – 86 4 19,04% Jumlah 21 100%

Berdasarkan akar permasalahan yang telah dipaparkan di atas, dapat ditemukan bahwa persoalan pokok yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar adalah metode yang kurang tepat dalam pembelajaran IPS. Ada beberapa metode dan media yang dapat diterapkan untuk mengatasi persoalan pembelajaran yang disampaikan di atas salah satunya adalah dengan menggunakan metode mind

mapping (peta konsep).

Dari masalah diatas metode mind mapping ini sangat cocok untuk mata pelajaran IPS tentang menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan indonesia, dimana siswa maupun guru dapat membuat dan berbagi peta konsep atau membuat suatu rumusan tentang topik yang di pelajari agar tercipta berbagai pengertian/pemahaman tentang topik. karena pada mata pelajaran ini siswa dituntut untuk menguasai materi yang di dapatnya pada kelompoknya sendiri-sendiri selain itu interaksi dan komunikasi antar siswa terjalin dengan maksimal. Disini siswa akan aktif dalam mengikuti pelajaran. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Mind Mapping Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 5 Sd Negeri 02 Ngeluk Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013”.

(4)

1.2 Identifikasi Masalah

Sebelum mengadakan penelitian penulis sudah konsultasi baik dengan siswa maupun dengan guru kelas untuk mengidentifikasi masalah–masalah yang muncul pada proses pembelajaran yaitu:

1.2.1 Masalah-masalah yang muncul dari siswa yaitu :

1. Terdapat siswa yang bermain sendiri sehingga tidak mengerti apa yang di terangkan oleh guru.

2. Keberanian siswa dalam bertanya kurang akibatnya siswa tidak bisa menjawab pertanyaan yang ditanyakan guru.

3. Siswa malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sehingga kurang umpan balik sehingga proses pembelajarannya pasif.

4. Siswa kurang serius dalam menerima penjelasan dari guru sehingga siswa lama dalam menerima pembelajaran.

1.2.2 Masalah-masalah yang muncul dari guru

1. Metode yang digunakan adalah ceramah sehingga siswa bosan mengikuti pembelajaran

2. Peran guru sebagai narasumber dan siswa hanya menerima penjelasan dari guru sehingga apa yang disampaikan oleh guru tidak maksimal di terima oleh siswa

3. Guru lebih aktif dibandingkan dengan siswa

4. Pembelajaran ips bersifat teoritis jadi siswa kurang menarik perhatian siswa.

5. Proses pembelajaran kurang memotivasi interaksi tanya jawab antara guru dan siswa belum menggunakan media dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga siswa hanya mendengarkan saja penjelasan dari guru.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

(5)

1. Apakah dengan melalui metode Mind Mapping pada mata pelajaran IPS dengan standar kompetensi menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan indonesia kelas 5 di SDN 02 Ngeluk dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

2. Bagaimana metode pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar IPS dengan standar kompetensi menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan indonesia kelas 5 di SDN 02 Ngeluk Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2012/2013?

1.4 Cara Pemecahan Masalah

Dari masalah-masalah diatas dampak yang terjadi pada siswa adalah minat belajar berkurang, jenuh mengikuti pelajaran, siswa pasif sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa rendah, maka dari dampak tersebut harus ada tindakan untuk memperbaiki masalah-masalah yang ada pada siswa. Solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah diatas adalah menggunakan metode Mind Mapping.

Metode Mind Mapping dipilih sebagai solusi karena dilihat dari keunggulan menggunakan metode tersebut adalah dapat mengaktifkan seluruh otak sehingga siswa kreatif, memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan sehingga siswa dapat lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran, dapat membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah. Dari keunggulan-keunggulan tersebut siswa dapat aktif dan terfokus pada mata pelajaran yang sedang dipelajari, siswa juga tidak jenuh dalam mengikuti pelajaran.

Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Isnining (2011) menunjukkan bahwa rancangan peta konsep dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi sumberdaya alam dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester I di SD Negeri Dringo Kecamatan Todanan Kabupaten Blora tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat ditunjukkan dari peningkatan ketuntasan belajar pada kondisi awal/ pembelajaran yang tidak menggunakan rancangan peta konsep dengan penggunaan rancangan peta konsep pada siklus I; penggunaan

(6)

rancangan peta konsep siklus II adalah: 35% ; 70% ; 95%. Peningkatan nilai rata-rata kelas pada kondisi awal/pembelajaran yang tidak menggunakan rancangan peta konsep; dengan penggunaan rancangan peta konsep siklus I; penggunaan rancangan peta konsep siklus II adalah; 59,25; 72,25; 80,15. Dan terjadi kenaikan angka skor maksimal dari kondisi awal ; siklus I ; siklus II adalah: 80 ; 88 ; 95, dan terjadi kenaikan angka skor minimal dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II yaitu dari: 40 ; 55 ; 68.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini memiliki tujuan sebagai berikut.

a. Dapat meningkatkan hasil belajar IPS dengan standar kompetensi menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan indonesia kelas 5 di SDN 02 Ngeluk Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2012/2013.

b. Melalui metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar IPS dengan standar kompetensi menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan indonesia kelas 5 di SDN 02 Ngeluk Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti

Meningkatkan kemampuan dalam menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan PAKEM dan sebagai dasar peneliti selanjutnya.

2. Bagi guru

a. Sebagai bahan masukan untuk menerapkan model pembelajaran selain yang dilakukan oleh guru (konvensional)

b. Mind Mapping dapat digunakan sebagai salah satu pilihan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

(7)

3. Bagi siswa

a. Dapat meningkatkan hasil belajar.

b. Dapat meningkatkan keaktifan siswa dan kreativitas siswa dalam mengikuti pembelajaran

4. Bagi Sekolah

Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut dengan melalui pembelajaran Mind Mapping.

Referensi

Dokumen terkait

In terms of faculty driven by different motivations be- fore and after receiving tenure, our results indicate that, for pretenured faculty, research productivity is dominated by

terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel masing-masing independen yaitu: keadilan, sistem perpajakan, sanksi perpajakan terhadap satu variabel dependen, yaitu

algoritma kompresi LZW akan membentuk dictionary selama proses kompresinya belangsung kemudian setelah selesai maka dictionary tersebut tidak ikut disimpan dalam file yang

Pergerakan nyamuk dari tempat perindukan ke tempat mencari mangsa dan selanjutnya ke tempat untuk beristirahat ditentukan oleh kemampuan terbang nyamuk. Pada waktu

kekuatan militer yang banyak dilakukan oleh negara-negara di regional tersebut. Salah satu bentuk peningkatan kekuatan militernya di Asia Pasifik adalah dengan..

Berdasarkan deskripsi wilayah, rencana pembangunan wilayah, dan permasalahan yang ditemukan di lokasi KKN, disusunlah rencana program dan kegiatan. Rencana dan

Demi kepentingan Ilmu Pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudul “Analisis Sikap dan Norma Subyektif dalam

vi Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi berjudul “Gagasan Semaoen tentang Partai Komunis Indonesia dalam Novel Hikayat Kadiroen Karya Semaoen Kajian