• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORIENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ORIENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM P"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

(STUDI KASUS GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN JEMBER 01.151–01.152 PANGKALAN SEKOLAH TINGGI AGAMA

ISLAM NEGERI JEMBER MASA BHAKTI 2009/2010)

S K R I P S I

Oleh :

H A R Y O N O

NIM. 084 061 006

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

JURUSAN TARBIYAH

(2)

(STUDI KASUS GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN JEMBER 01.15101152 PANGKALAN SEKOLAH TINGGI AGAMA

ISLAM NEGERI JEMBER MASA BHAKTI 2009/2010)

S K R I P S I

diajukan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Jurusan Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

H A R Y O N O

NIM. 084 061 006

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

JURUSAN TARBIYAH

(3)

(STUDI KASUS GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN JEMBER 01.15101152 PANGKALAN SEKOLAH TINGGI AGAMA

ISLAM NEGERI JEMBER MASA BHAKTI 2009/2010)

S K R I P S I

diajukan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Jurusan Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

Nama :HARYONO

Nomor Induk : 084 061 006

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Disetujui Pembimbing

Drs. H. SUKARNO, M. Si.

(4)

(STUDI KASUS GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN JEMBER 01.15101152 PANGKALAN SEKOLAH TINGGI AGAMA

ISLAM NEGERI JEMBER MASA BHAKTI 2009/2010)

S K R I P S I

telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam

Hari : Senin Tanggal : 26 Juli 2010

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Abdul Rokhim, S.Ag., M.EI. Dwi Puspitarini, SS., M.Pd.

NIP. 19730830 199903 1 002 NIP. 19740116 200003 2 002

Anggota:

1. Drs. H. Moh. Sahlan, M.Ag. ( )

2. Drs. H. Sukarno, M.Si. ( )

Menyetujui, Ketua STAIN Jember

(5)

MOTTO

1. Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti datang kemudahan (QS. Al Insyirah

ayat 6).

2. Hadiah Nobel memang hebat. Tetapi bagi saya hadiah terbaik adalah

mempunyai pembaca (Octavio Paz).

3. Harga sesuatu orang adalah terletak dalam bisa atau tidaknya berdiri sendiri

sebagai manusia yang teguh dan tegap. Tapi akan lebih tinggi harga itu jika dia juga turut membantu orang lain dalam kemajuannya (Prof. C. C. Berg).

Kupersembahkan kepada:

Bapak, ibu, kakek, nenek, dan adik-adikku tercinta yang senantiasa memelukku hangat dalam doanya, memberiku semangat yang tiada henti-hentinya, dan mendorong untuk menyelesaikan studi ini.

Neng Sisca yang telah mengajariku bagaimana memandang positif setiap permasalahan, membuatku lebih percaya diri menghadapi tantangan, dan motivasinya yang selalu menghidupkan inspirasiku. Para pembimbingku, Drs. H. Sukarno, M.Si. dan Kak Aisyatun Nurhayati, S.Ag. yang dengan sabar menuntun dan membimbingku dalam penyusunan skripsi ini.

Sahabat-sahabatku yang telah banyak membantuku. Siapa saja yang telah memberiku kesempatan untuk berkembang. Dulu, kini, dan esok.

Almamaterku tercinta.

(6)

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq hidayah serta inayah-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesakan tugas dan kewajiban akademik dalam bentuk skripsi

dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan

kita Nabi Besar Muhammad SAW. sebagai pembawa kabar gembira bagi umat

yang bertaqwa.

Skripsi yang telah selesai dengan judul “Orientasi Pendidikan

Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Studi Kasus Gerakan Pramuka

Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Jember Masa Bhakti 2009/2010” ini merupakan upaya dan daya pemikiran

yang membutuhkan waktu yang tidak sedikit, walaupun dalam pembahasan atau

penulisannya banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu,

dengan tangan terbuka penulis mengharap tegur dan sapa yang konstruktif kepada

segenap pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka kami sepatutnya

menyampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada :

1. Prof. Dr. H. Moh. Khusnuridlo, M. Pd. selaku Ketua STAIN Jember.

2. Dr. Syamsun Ni’am, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Jember.

3. Drs. Sarwan, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam

(7)

5. Dewan Racana Gerakan Pramuka STAIN Jember.

6. Bapak/ibu civitas akademika STAIN Jember yang telah memberikan bekal

ilmu pengetahuan.

7. Perpustakaan STAIN Jember yang telah menyediakan sebagian literature

dalam penyusunan skripsi ini.

8. Kepada semua alumni Pramuka STAIN Jember yang telah membantu

terselesaikannya skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini baik moril

maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhirnya hanya kepada Allah-lah penulis memohon taufik dan

hidayah-Nya. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan kaum

muda Indonesia sebagai penerus bangsa yang bertanggungjawab terhadap nusa

dan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi masyarakat yang

ber-Pancasila, berkepribadian luhur, cerdas, terampil, kuat dan sehat serta mampu

menyelenggarakan pembangunan di Bumi Nusantara ini.Amin yarobbal alamin.

Jember, 25 Juni 2010 Penulis

H A R Y O N O

(8)

Haryono, 2010:“ORIENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN” (Studi Kasus Gerakan Pramuka Gugus Depan

Jember 01.151–01.152 Pangkalan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember Masa Bhakti 2009/2010)

Kepribadian merupakan suatu mekanisme yang mengendalikan dan mengarahkan sikap dan perilaku seseorang. Kepribadian terjadi sebagai kerjasama yang terus menerus antara pemahaman seseorang dengan lingkungannya. Dengan demikian kepribadian seseorang itu timbul akibat dari perkembangan sejumlah potensi dasar yang dimilikinya, dan merupakan hasil dari pendidikan serta dari pengaruh lingkungan yang didapati. Kaitannya dengan hal tersebut, Gerakan Pramuka sebagai salah satu organisasi kepanduan nasional juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan kepribadian seseorang sebagaimana termaktub dalam nilai-nilai Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka. Pendidikan Kepramukaan merupakan usaha sadar dan terencana dalam membina dan mengarahkan Sumber Daya Manusia Pramuka, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, menjadi manusia yang mandiri, peduli, tanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat yang disesuaikan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.

Fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan

Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa

bhakti 2009/2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek kognitif (intelektual)? 2) Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh oleh

pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 –

01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009/2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek afektif (sikap)? 3) Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus

Depan Jember 01.151–01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009/2010

dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek psikmotor

(keterampilan)?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan

Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa

bhakti 2009/2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini

(9)

Penelitian ini memperoleh kesimpulan: 1) Langkah-langkah yang ditempuh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka STAIN Jember Masa Bhakti 2009/2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek kognitif dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan keilmuan, yakni kegiatan kajian bulanan dan pengadaan bulletin. 2) Langkah-langkah yang ditempuh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka STAIN Jember Masa Bhakti 2009/2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek afektif dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sosial, yakni kegiatan pembinaan desa dan kegiatan Perjalanan Suci Dan Kemah Bhakti (PSKB). 3) Langkah-langkah yang ditempuh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka STAIN Jember Masa Bhakti 2009/2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek psikomotor dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan kesenian dan kerajinan tangan, seperti latihan seni

(10)

Tabel Halaman

4.1 Program Kerja Dewan Racana Gerakan Pramuka

Pangkalan STAIN Jember Bidang Sekretaris ... 89 4.2 Program Kerja Dewan Racana Gerakan Pramuka

Pangkalan STAIN Jember Bidang Bendahara ... 90 4.3 Program Kerja Dewan Racana Gerakan Pramuka

Pangkalan STAIN Jember Bidang Keilmuan ... 91 4.4 Program Kerja Dewan Racana Gerakan Pramuka

Pangkalan STAIN Jember Bidang Penelitian dan

Pengembangan (Litbang) ... 92 4.5 Program Kerja Dewan Racana Gerakan Pramuka

Pangkalan STAIN Jember Bidang Pengabdian ... 93 4.6 Program Kerja Dewan Racana Gerakan Pramuka

Pangkalan STAIN Jember Bidang Akomodasi ... 95 4.7 Daftar Inventaris Sanggar Gerakan Pramuka

Pangkalan STAIN Jember Masa Bhakti 2009/2010 96 4.8 Data Anggota PERTARA XVI Masa Bhakti

2006/2007 ... 110 4.9 Data Anggota PERTARA XVII Masa Bhakti

2007/2008 ... 111 4.10 Data Anggota PERTARA XVIII Masa Bhakti

2008/2009 ... 113 4.11 Data Anggota PERTARA XIX Masa Bhakti

2009/2010 ... 114

(11)

Bagan Halaman

4.1 Struktur Organisasi Gerakan Pramuka ... 103 4.2 Struktur Kepengurusan Dewan Racana 01.151

Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember Masa

Bhakti 2009/2010 ... 105 4.3 Struktur Kepengurusan Dewan Racana 01.152

Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember Masa

Bhakti 2009/2010 ... 106

(12)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Istilah ... 10

F. Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 16

A. Penelitian Terdahulu ... 16

a. Diklat Ruang ... 16

b. Diklat Lapang ... 17

(13)

1) Pengertian ... 18

2) Sifat dan Fungsi Kepramukaan ... 21

3) Sasaran Pendidikan Kepramukaan ... 23

4) Tujuan Gerakan Pramuka ... 27

5) Tugas Pokok Gerakan Pramuka ... 28

6) Prinsip Dasar Kepramukaan ... 28

7) Ciri Khas Kepramukaan ... 30

8) Sistem Nilai ... 30

9) Kode Kehormatan Pramuka ... 30

b. Hakikat Kepribadian ... 49

1) Pengertian Kepribadian ... 50

2) Aspek-aspek Kepribadian ... 52

3) Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian ... 61

4) Perkembangan Kepribadian ... 62

5) Pentingnya Pembinaan Kepribadian ... 63

BAB III METODE PENELITIAN ... 67

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 68

B. Lokasi Penelitian ... 69

C. Sumber Data ... 69

D. Teknik Pengumpulan Data ... 70

E. Analisis Data ... 77

(14)

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 80 A. Gambaran Obyek Penelitian ... 80

1. Letak Geografis Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN

Jember ... 80

2. Sejarah Singkat Berdirinya Gerakan Pramuka Pangkalan

STAIN Jember ... 81

3. Keadaan Pendidikan Gerakan Pramuka Pangkalan

STAIN Jember ... 84

4. Keadaan Sarana dan Prasarana Gerakan Pramuka

Pangkalan STAIN Jember ... 95

5. Struktur Organisasi Gerakan Pramuka ... 102

6. Struktur Kepengurusan Dewan Racana Gerakan

Pramuka Pangkalan STAIN Jember ... 104

7. Keadaan Anggota Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN

Jember ... 109

B. Penyajian Data dan Analisis... 119

1. Langkah-langkah yang Ditempuh oleh Gerakan

Pramuka dalam Mengadakan Pembinaan Kepribadian di

Bidang/Aspek Kognitif (Intelektual) ... 120

2. Langkah-langkah yang Ditempuh oleh Gerakan

Pramuka dalam Mengadakan Pembinaan Kepribadian di

Bidang/Aspek Afektif (Sikap) ... 125

(15)

Bidang/Aspek Psikomotor (Keterampilan) ... 130

C. Pembahasan Temuan ... 132

BAB V PENUTUP ... 135

A. Kesimpulan ... 135

1. Kesimpulan Umum... 135

2. Kesimpulan Khusus ... 135

B. Saran-Saran ... 136

DAFTAR PUSTAKA ... 139

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Matrik Penelitian

Lampiran 2: Instumen Pengumpulan Data Lampiran 3: Biodata Penulis

Lampiran 4: Denah Lokasi Penelitian Lampiran 5: Jurnal Penelitian

Lampiran 6: Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 7: Surat Penelitian untuk Penyusunan Skripsi

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fakta menunjukkan bahwa 90% remaja seluruh negeri Korea

menggunakan komputer dan separuhnya adalah pemakai internet. Di

Singapore 59% penduduknya memiliki PC di rumah. Di New Zealand, 32%

dari rumah terus meningkat kurang lebih 14% per-tahun. Selain itu, semua

akses ke internet setiap tahun semakin murah. Hal itu berarti, bahwa anak

muda sekarang akan menghabiskan waktunya lebih banyak di kamarnya,

chatting (mengobrol) dengan teman-temannya secara online, men-download musik dan hiburan lain, dan mengerjakan PR-nya di Web. Sekarang mereka

telah memperlihatkan gejala-gejala kurang pergaulan sosial (social

withdrawal) dan mereka merasa kurang nyaman apabila mereka tidak

ditemani “mainan digital” mereka.1

Karena berbekal informasi tersebut, lingkup perhatian anak-anak

sekarang terhadap bidang-bidang kepedulian lainnya semakin menyusut.

Mereka harus selalu “modern” dan “kalem, tak tersentuh”. Mereka hidup di dunia “ruang” bukan “tempat”. Mereka lebih banyak belajar dari internet dari

pada di ruang kelas tradisional.

Sejalan dengan hal itu, dalam upaya meningkatkan kehidupan

masyarakat pada taraf yang lebih baik sehingga bisa berkembang secara

1

http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja_dan_Permasalahannya (April, 2010), 1.

(17)

dinamis, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk

mewujudkan hal tersebut. Dalam hal ini, pendidikan merupakan usaha untuk

memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam rangka mencapai

kedewasaannya, yaitu mampu bertanggungjawab terhadap segala

perbuatannya dan dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun

rohaniah. Dengan demikian, pendidikan merupakan usaha yang fundamental

dalam kehidupan masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut, pendidikan kepramukaan

mempunyai peran penting dalam rangka mentransformasikan nilai-nilai yang

ada dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sebagaimana

dijelaskan dalam AD & ART Gerakan Pramuka:

Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya, gerakan kepanduan nasional Indonesia mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan

kemerdekaan itu.2

Pada umumnya, masyarakat memandang bahwa kegiatan Pramuka

hanya sekadar mainan dan hiburan, mengisi waktu kosong, mencari teman

dan lain sebagainya. Padahal tidak demikian dan tidak sesederhana yang kita

bayangkan, Pramuka mempunyai tujuan, tugas dan fungsi yang lebih dari hal

itu. Gerakan Pramuka mampu mendidik dan membina kaum muda Indonesia

guna mengembangkan kepribadiannya; mental, moral, spiritual, emosional,

sosial, intelektual dan fisiknya.

2

(18)

Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaharuan gerakan kepanduan nasional, dibentuk karena dorongan kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan asas Pancasila, Gerakan Pramuka menyelenggarakan upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan, dengan sasaran meningkatkan sumber daya kaum muda, mewujudkan masyarakat madani, dan melestarikan keutuhan:

- negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika;

- ideologi Pancasila;

- kehidupan rakyat yang rukun dan damai;

- lingkungan hidup di bumi nusantara.3

Hal di atas dapat dijadikan landasan berpikir kita bahwa Gerakan

Pramuka mempunyai peranan penting bagi terbentuknya proses pendidikan,

moral, watak, dan budi pekerti masyarakat Indonesia, khususnya generasi

muda sebagai penerus bangsa yang saat ini mulai tidak lagi percaya dengan

dirinya, dan mulai merasa tidak lagi bangga sebagai bangsa Indonesia.

Pergaulan yang kebarat-baratan lebih disukai dari pada budaya timur yang

lebih bernilai dan bermartabat.

Di satu sisi pendidikan akhlak ditekankan, namun di sisi lain tauladan

tidak ada, yang ada justru kebalikan atas apa yang diterimanya dalam dunia

pendidikan. Ada orang tua yang lebih mengutamakan nilai akademis

dibandingkan nilai akhlak dan budi pekerti, disadari atau tidak hal ini

merupakan salah satu peran atas kerusakan moral atau kepribadian yang

didera generasi muda dewasa ini. Betapa tidak, setiap hari anak dituntut untuk

pintar secara akademis saja, tanpa memperhatikan keluwesan pergaulan,

3Ibid

(19)

kepekaan sosialnya, pengembangan kepribadian dan tata krama atau adat

kesopanan (unggah-ungguh) terhadap orang lain terutama orang tua.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWTmenjelaskan:

“Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu

oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar." Demikian itu yang diperintahkan

kepadamu supaya kamu memahami(nya)”(QS. Al-An’am:151).4

Oleh karena itu, di sinilah letak fungsi Gerakan Pramuka sebagai

lembaga pendidikan non-formal, di luar sekolah atau di luar keluarga, dan

sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda. Gerakan

4

(20)

Pramuka memiliki sistem yang ideal untuk membantu para orang tua, guru,

pemerintah dan negara dalam memberikan pendidikan watak dan budi pekerti

bagi generasi muda, tentunya setelah mereka menjadi anggota.

Sebagai salah satu kekuatan sosial budaya, Gerakan Pramuka juga

memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Tiap anggota

Pramuka dapat berperan aktif, kreatif, dan produktif kalau mereka

dipersiapkan dan dibina secara mendalam agar mempunyai kemampuan dan

keterampilan serta memiliki rasa bangga dan rasa tanggung jawab terhadap

nusa dan bangsa. Di samping memiliki tujuan pengembangan dan

pembentukan mentalitas anggota secara pribadi, Gerakan Pramuka juga akan

membentuk rasa tanggung jawab yang akan dirasakan masyarakat luas, hal ini

tentunya sesuai dengan idealitas tujuan Pramuka.

Maka dengan demikian, rasa yang dibentuk dalam pendidikan

kepramukaan akan menjadikan masyarakat yang bertanggungjawab terhadap

nusa dan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa menuju masyarakat yang

ber-Pancasila, berkepribadian luhur, cerdas, terampil, kuat dan sehat serta

mampu menyelenggarakan pembangunan.

B. Fokus Penelitian

Dalam suatu penelitian, masalah menjadi ciri atau tolak ukur sebuah

penelitian karena inti penelitian adalah memecahkan masalah-masalah.

Biasanya masalah muncul setelah kita mempelajari teori dari beberapa ahli

(21)

Untuk lebih mengarahkan pembahasan dari penelitian, maka rumusan

tetap menjadi fokus dari jalannya penelitian, karena perumusan masalah itu

akan lebih memperinci bidang-bidang kajian penelitian, sehingga dari sana

akan muncul sekian argumen yang kemudian akan menjadi hipotesis yang

akan dibuktikan kebenarannya.

Rumusan masalah harus mencantumkan semua rumusan yang hendak

dicari jawabannya melalui penelitian yang harus disusun secara singkat,

tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam kalimat tanya.5

Arikunto menjelaskan bahwa agar penelitian dapat dilaksanakan

dengan lancar, maka peneliti harus memfokuskan atau merumuskan

masalahnya sehingga jelas dari mana ia memulai, ke mana harus pergi dan

dengan apa.6

Maka dari itu, untuk mengarahkan sekaligus memberikan batasan

yang jelas dalam pembahasan ini, fokus masalah yang dapat penulis

rumuskan adalah sebagai berikut:

1. Fokus Masalah

Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan

di Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010

dalam mengadakan pembinaan kepribadian?

2. Sub Fokus Masalah

a. Bagaimana langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di

Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan

5

Tim Penyusun,Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa, (Jember: STAIN Jember, 2009), 44.

6

(22)

STAIN Jember masa bhakti 2009-2010 dalam mengadakan pembinaan

kepribadian di bidang/aspek kognitif?

b. Bagaimana langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di

Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan

STAIN Jember masa bhakti 2009-2010 dalam mengadakan pembinaan

kepribadian di bidang/aspek afektif?

c. Bagaimana langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di

Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan

STAIN Jember masa bhakti 2009-2010 dalam mengadakan pembinaan

kepribadian di bidang/aspek psikomotor?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan karena memiliki tujuan, tujuan pokok suatu

penelitian adalah memecahkan permasalahan yang tergambar dalam latar

belakang dan rumusan masalah. Oleh karena itu, tujuan penelitian

dirumuskan berdasarkan rumusan masalah.7

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju

dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian mengacu kepada

masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.8

Moleong mengemukakan bahwa tujuan suatu penelitian ialah

memecahkan masalah, hal itu dilakukan dengan menyimpulkan sejumlah

pengetahuan yang memadai dan yang mengarahkan pada upaya untuk

7

Subana dan Sudrajat,Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 71.

8

(23)

memahami atau menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan dengan penelitian

tersebut.9

Dari beberapa pengertian dan mengacu pada perumusan masalah,

maka peneliti megklasifikasikan tujuan penelitian menjadi tujuan umum dan

tujuan khusus.

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui secara mendalam sistem dan langkah-langkah yang

ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus

Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti

2009-2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah yang ditempuh oleh

pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember

01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010

dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek kognitif.

b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah yang ditempuh oleh

pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember

01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010

dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek afektif.

c. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah yang ditempuh oleh

pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember

01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010

9

(24)

dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek

psikomotor.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

peneliti, obyek penelitian dan masyarakat (pembaca). Adapun manfaat yang

diharapkan adalah:

1. Bagi peneliti; diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan

tentang bagaimana menulis sebuah karya ilmiah yang baik guna sebagai

bekal mengadakan penelitian dan penulisan karya ilmiah selanjutnya, serta

memberikan wawasan yang integral terhadap disiplin ilmu yang

berhubungan dengan masalah pendidikan.

2. Bagi obyek penelitian, dalam hal ini Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN

Jember; a) hasil penelitian nantinya dapat dijadikan sebagai bahan

pemikiran dan pertimbangan di dalam pelaksanaan pendidikan

kepramukaan, khususnya yang berorientasi pada pembinaan kepribadian

anggota atau peserta didik, b) diharapkan dapat dijadikan sebagai

pertimbangan dalam pengambilan policy untuk pembinaan kepribadian

anggota atau peserta didik berdasarkan nilai-nilai yang telah ditetapkan

dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta Dasa Dharma dan

Tri Satya Pramuka.

3. Bagi masyarakat/pembaca; mengenalkan dan memberi wawasan atau

(25)

kegiatan bermain dan hiburan bagi anak-anak dan remaja, melainkan juga

sebagai wadah pembinaan dan pengembangan kepribadian generasi muda,

yang nantinya menjadikan mereka dan anak-anak mereka menjadi

masyarakat yang bertanggungjawab terhadap nusa dan bangsa,

mencerdaskan kehidupan bangsa menuju masyarakat yang ber-Pancasila,

berkepribadian luhur, cerdas, terampil, kuat dan sehat serta mampu

menyelenggarakan pembangunan.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas

terhadap penelitian, menghindari adanya salah pengertian dalam memahami

masalah, serta untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran yang jauh

terhadap konsep yang ada dan mengarahkan jalannya penelitian dengan baik.

Maka dari itu, penulis memberikan definisi istilah yang nantinya dapat

dijadikan sebagai pedoman dalam memahami penelitian ini. Judul yang

dimaksud adalah “Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan

Kepribadian”.

a. Orientasi Pendidikan Kepramukaan

Sebelum dijelaskan tentang pengertian orientasi pendidikan

kepramukaan itu sendiri, maka terlebih dahulu perlu diketahui apa yang

dimaksud dengan orientasi, dan apa yang dimaksud dengan pendidikan

(26)

1) Orientasi

Istilah orientasi menurut Pius A Partanto dan M. Dahlan Al

Barry diartikan dengan peninjauan; hal mencari pedoman.10

Orientasi juga diartikan sebagai peninjauan untuk menentukan sikap

(arah, tempat, dan sebagainya).11

2) Pendidikan Kepramukaan

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.12

Ki Hajar Dewantara, sebagaimana dikutip oleh Suyudi,

mendefinisikan pendidikan sebagai "tuntunan segala kekuatan kodrat yang

ada pada anak agar mereka kelak menjadi manusia dan anggota masyarakat

yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

setinggi-tingginya".13

10

Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Penerbit ARKOLA, t.t), 548.

11

Depdiknas,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1023.

12

Tim Penyusun,Undang-Undang SISDIKNAS (No. 20 Th. 2003), (Bandung: Fokusmedia, 2003), 3.

13

(27)

Sedangkan pengertian kepramukaan adalah “proses pendidikan di

luar lingkungan sekolah dan di luar lingkugan keluarga dalam bentuk

kegitan menarik, menyenangkan, sehat, terarah, praktis yang dilakukan di

alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode

Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi

pekerti luhur”.14

Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik mental, moral, spiritual, emosional, social, intelektual dan fisik, sebagai individu dan sebagai anggota

masyarakat.15

Jadi, yang dimaksud dengan Pendidikan Kepramukaan adalah

usaha sadar dan terencana dalam membina dan mengarahkan Sumber

Daya Manusia Pramuka, baik sebagai individu maupun sebagai

anggota masyarakat, menjadi manusia yang mandiri, peduli, tanggung

jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat yang

disesuaikan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode

Kepramukaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pengertian dari “Orientasi

Pendidikan Kepramukaan” adalah tinjauan terhadap sikap, arah secara

tepat dan benar dalam rangka mengembangkan potensi Sumber Daya

Manusia pada kehidupan yang lebih baik dan yang mengangkat derajat

kemanusiaannya melalui proses pendidikan kepramukaan.

14

Kwarnas, Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta: Kwarnas, 2005), 28.

15Lock Cit

(28)

b. Pembinaan Kepribadian

Dalam upaya memperoleh pengertian terhadap pembinaan

kepribadian peserta didik/anggota yang diinginkan dalam penulisan

proposal ini, maka perlu adanya penjelasan dari kalimat tersebut.

Penjelasan yang dimaksud adalah sebaga berikut:

1) Pembinaan

Pembinaan merupakan proses membina, penyempurnaan atau

perbaikan, serta upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa pembinaan adalah upaya

untuk mengadakan perbaikan dalam rangka mencapai tujuan.

2) Kepribadian

Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan dikarenakan

banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian

adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena

adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan

pengukurannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kepribadian adalah sifat

hakiki yang tercantum pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang

membedakannya dari orang atau bangsa lain.16

Menurut Sultuan dalam Fudiyartanta, yang dimaksud dengan

kepribadian adalah pola kehidupan yang relatif menetap dari

situasi-16

(29)

situasi antara pribadi yang berubah yang menjadi ciri manusia.

Kepribadian merupakan entitas hipótesis yang tidak dapat dipisahkan

dari situasi-situasi antara pribadi dan tingkah laku, antar pribadi

merupakan satu-satunya segi yang dapat diamati sebagai

kepribadian.17

Sedangkan menurut Zakiah Djarajat yang dikutip oleh

Djamarah, kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak

(ma’nawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat

diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan

aspek kehidupan.18

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap

seseorang yang bersifat abstrak, yang sukar dilihat dalam segala segi

dan aspek kehidupan.

Jadi, yang dimaksud dengan Pembinaan Kepribadian adalah proses

membina, penyempurnaan atau perbaikan terhadap sifat hakiki yang

tercermin pada sikap seseorang yang bersifat abstrak, yang sukar dilihat

dalam segala segi dan aspek kehidupan.

17

Fudiyartanta, Psikologi Kepribadian Neo-Feudjanisme, (Yogyakarta: Zenith Publisher, 2005), 178.

18

(30)

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mengetahui skripsi ini secara keseluruhan dan berurutan sesuai

dengan pembahasannya maka dibuat sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini dibahas tentang latar belakang

masalah, fokus penelitian, alasan pemilihan judul yang terdiri dari

alasan objektif dan alasan subjektif, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, definisi konsep, sistematika pembahasan dan diakhiri

dengan tahap penelitian.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bab ini berisi tentang kajian

terdahulu dan kerangka teori terkait.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dibahas tentang

pendekatan dan jenis penelitan, lokasi penelitian, sumber data,

teknik pengumpulan data, analisa data, dan keabsahan data.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. Dalam bab ini disajikan

gambaran obyek penelitian, penyajian dan analisis data, serta

pembahasan temuan yang terdiri dari sejarah berdirinya Gerakan

Pramuka Pangkalan STAIN Jember, letak geografis, struktur

organisasi, tenaga pengajar, kedaan anggota Gerakan Pramuka

Pangkalan STAIN Jember serta fasilitas belajar mengajar.

BAB V PENUTUP. Bab ini merupakan akhir isi skripsi yang terdiri dari

kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh atau

proposisi-proposisi yang diangkat dari hasil penelitian yang kemudian

(31)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan perolehan data yang telah dianalisa pada skripsi terdahulu

mengenai pola kaderisasi kepemimpinan Gerakan Pramuka bahwa yang

diharapkan dari pola kaderisasi kepemimpinan adalah mampu mencetak

kader yang baik dan bijaksana. Pola kaderisasi kepemimpinan pada Gerakan

Pramuka di Gugus Depan STAIN Jember terdiri dari formal dan non formal.

Adapun di bawah ini adalah pola kaderisasi kepemimpinan yang

bersifat formal:

a. Diklat Ruang

Dalam pola kaderisasi kepemimpinan pada Gerakan Pramuka di

Gugus Depan STAIN Jember melalui diklat ruang sudah tergolong baik,

karena dalam mempersiapkan seorang kader pemimpin dalam Gerakan

Pramuka sudah ditanamkan materi-materi yang nantinya dapat

mendukung dari sifat kepemimpinan.

Adapun materi-materi yang disampaikan pada diklat ruang di sini

adalah sejarah pramuka dan racana, konsep diri, keorganisasian,

kepemimpinan, dan pengambilan keputusan.

Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa Dewan Racana

dalam melakukan pola kaderisasi kepemimpinan sangatlah efektif dengan

(32)

berbagai materi yang didapat oleh anggota dapat dijadikan bekal mereka

dalam berproses di suatu organisasi.

b. Diklat Lapang

Dalam pola kaderisasi kepemimpinan pada Gerakan Pramuka di

Gugus Depan STAIN Jember yang dilakukan pada diklat ruang sudah

tergolong baik, karena di dalam diklat lapang yang diadakan oleh Dewa

Racana melalui kegiatan Perjalanan Suci dan Kemah Bhakti. Di dalam

kegiatan ini ditanamkan bagaimana hidup bermasyarakat dan bagaimana

mereka berorganisasi, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil

mereka dididik untuk hidup mandiri dan bias mengatur waktu dengan

baik.

Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa Dewan Racana

dalam melaksanakan pengkaderan melalui diklat lapang sudah cukup

baik, terbukti hubungan anggota Pramuka dengan masyarakat bisa

diterima dengan baik dan bisa menjalin kekompakan dalam suatu

kelompok walaupun awalnya terdapat perbedaan antar anggota.

Adapun pola kaderisasi kepemimpinan non formal di sini adalah

pendekatan Dewan Racana kepada anggota untuk menjalin komunikasi

dengan anggota dan menumbuhkan rasa komitmen pada Gerakan

Pramuka.

Akan tetapi, bukan itu saja pola kaderisasi yang dilakukan oleh

(33)

pemimpin yang bisa mengayomi anggotanya yaitu dengan pemberian

tanggung jawab pada anggota dengan menunjuk mereka menjadi ketua

panitia pada sertiap kegiatan yang diadakan oleh Dewan Racana.

Setelah melihat Pramuka dari sudut pola kaderisasi kepemimpinan,

maka berikutnya adalah melihat Pramuka dari segi pembinaan kepribadian.

Skripsi terdahulu telah banyak membahas tentang masalah pola

kaderisasi kepemimpinan seperti skripsi karya Siti Nur Afnia, mahasiswa

STAIN Jember, dengan judul "Pola Kaderisasi Kepemimpinan pada Gerakan

Pramuka Gugus Depan 01.151 – 01.152 Pangkalan Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri Jember Masa Bhakti 2004/2005".

Skripsi ini membahas tentang bagaimana Gerakan Pramuka STAIN

Jember mengkader para anggotanya melalui kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan, khususnya dalam bidang kepemimpinan. Namun, dalam skripsi

tersebut belum membahas tentang bagaimana orientasi pendidikan

kepramukaan dalam membina kepribadian anggotanya secara keseluruhan.

B. Kerangka Teori

a. Hakikat Kepramukaan 1) Pengertian

Dalam buku “B-P’s Out Look” karangan Boden Powell

(pencipta pendidikan kepramukaan) disebutkan:

“SCOUTING is not science to be solemnely studied, NOT is it a

(34)

younger brother picking up health and happiness, handicraft and

helfullness”.19

(“Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan

kesediaan memberi pertolongan)”.

Amin Abbas menyatakan bahwa:

“GerakanPramuka adalah badan non pemerintah yang berusaha membantu pemerintah dan masyarakat dalam membangun masyarakat dan bangsanya khususnya di bidang pendidikan melalui kegiatan kepramukaan dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan (PDK dan

MK)”.20

Kwarnas Gerakan Pramuka mendefinisikan kepramukaan

sebagai proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar

lingkugan keluarga dalam bentuk kegitan menarik, menyenangkan,

sehat, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip

Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran

akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.21

Dijelaskan pula dalam AD & ART Gerakan Pramuka, bahwa:

“Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik mental, moral, spiritual, emosional, social, intelektual dan fisik, sebagai individu dan sebagai anggota

masyarakat”.22

19

http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Pramuka_Indonesia (April, 2010), 1.

20

Abbas,Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka, (Jakarta: Bringin Jaya, 1994), 4.

21

Kwarnas. Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta: Kwarnas, 2005), 28.

22Lock Cit

(35)

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat kita pahami bersama

bahwa hakekat kepramukaan itu adalah:

a) Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang

menyenangkan bagi anak-anak dan pemuda di bawah tanggung

jawab orang dewasa. Artinya, proses pendidikan dalam

kepramukaan dikemas semenarik mungkin sehingga berbeda

dengan pendidikan yang kita kenal di dalam kelas. Di dalam kelas

ada guru dan siswa yang diartikan sebagai orang tua dan anak. Ada

aturan-aturan yang membatasi siswa dalam berperilaku kepada

guruya. Apa yang dipelajari dalam kelas juga cenderung formal.

Sedangkan pendidikan kepramukaan tidak ada status orang tua dan

anak, yang ada hanyalah kakak dan adik. Sehingga cenderung

santai dan fleksibel. Kegiatannya tidak terfokus pada materi-materi

akademik, melainkan materi-materi khusus kepramukaan yang

diselingi dengan permainan (game) sehingga dapat mengurangi

rasa jenuh.

b) Pramuka dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan

di luar lingkungan pendidikan keluarga yang menggunakan prinsip

dasar dan metode pendidikan kepramukaan. Artinya, pramuka

dilakukan di luar jam sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam

bentuk ekstrakurikuler yang dapat dipilih oleh siswa sebagai

(36)

Kegiatannya harus selalu berprinsip pada metode dan prinsip dasar

kepramukaan.

2) Sifat dan Fungsi Kepramukaan

Resolusi konferensi kepramukaan sedunia tahun 1924, di

Kopenhagen Denmark menyatakan bahwa kepramukaan mempunyai

tiga sifat antara lain:

a) Nasional, artinya organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan

di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikan itu dengan

keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan

negara itu.

b) Internasional, artinya organisasi kepramukaan di suatu negara

manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa

persaudaraan dan persahabatan antara sesama pramuka dan sesama

manusia, tanpa membedakan kepercayaan, agama, golongan,

tingkat, suku dan bangsa.

c) Universal, artinya kepramukaan dapat digunakan di mana saja

untuk mendidik anak-anak dari apa saja yang dalam pelaksanaan

pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode

Pendidikan Kepramukaan (PDMPK).23

23

(37)

Kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Kegiatan menarik bagi anak dan pemuda(game)

Kegiatan menarik ini maksudnya adalah kegiatan yang

menyenangkan tetapi mengandung pendidikan. Sedapat mungkin

kegiatan pramuka dirancang dengan menarik. Karena pesertanya

adalah usia anak-anak yang masih dalam taraf bermain maka akan

lebih cocok jika kegiatannya diisi dengan permainan yang

mendidik. Kegiatan permainan ini cocok untuk diterapkan pada

pramuka usia siaga (7-10 tahun) dan pramuka usia penggalang

(11-15 tahun). Kegiatan yang dilakukan antara lain: senam tongkat,

senam semaphore, belajar mengirim berita melalui kata-kata sandi,

belajar mengenal alam dengan mengajaknya jalan-jalan santai dan

belajar menyanyi.

b) Pengabdian(job)bagi orang dewasa

Bagi orang dewasa pramuka bukan lagi bermain, melainkan

suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan

pengabdian. Kewajibannya adalah dengan suka rela membaktikan

dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi. Biasanya

kegiatan ini dilakukan oleh pramuka usia penegak (16-20 tahun)

dan pramuka usia pandega (21-25 tahun) akan lebih cocok jika

kegiatannya langsung diabdikan kepada masyarakat seperti:

pengumpulan dan untuk membantu korban bencana, menjadi

(38)

c) Alat(means)bagi masyarakat dan organisasi

Kepramukaan merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat setempat. Dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai

tujuan organisasinya. Masyarakat pada dasarnya menginginkan

kehidupan yang aman, damai dan sejahtera. Untuk menciptakan

kehidupan yang demikian diperlukan insan-insan yang tangguh

secara lahir dan batin. Namun untuk menciptakan insan yang

diharapkan tidak hanya cukup dengan pendidikan formal saja.

Masyarakat masih membutuhkan peran lain di luar pendidikan

formal. Salah satunya adalah dengan kegiatan kepramukaan.

Karena dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 4

dijelaskan tujuan gerakan pramuka yang salah satunya adalah

membina dan mendidik kaum muda Indonesia agar dapat

membangun dirinya secara mandiri serta bersama-sama

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara. Jadi

kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalan

satuan pramuka itu sekedar alat saja dan bukan tujuan

pendidikannya.24

3) Sasaran Pendidikan Kepramukaan

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka memberikan penjelasan

bahwa usaha gerakan pramuka dalam mencapai tujuan harus

24Ibid

(39)

mengarah pada pengembangan dan pembinaan watak, mental,

jasmani, rohani, bakat, pengetahuan, dan kecakapan kepramukaan

melalui kegiatan yang dilakukan secara praktik yang mengenalkan

sistem among dan prinsip dasar dan metode pendidikan kepramukaan

agar peserta didik memiliki:

a) keyakinan beragama yang kuat;

b) mental dan moral yang tinggi serta berjiwa pancasila;

c) sehat, segar jasmani dan rohani yang kuat;

d) cerdas, tangkas, terampil;

e) berjiwa kepemimpinan dan patriotik;

f) kesadaran nasional dan peka terhadap perubahan lingkungan; dan

g) banyak pengalaman.

Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 1225

menyebutkan, bahwa metode kepramukaan merupakan cara belajar

progresif melalui hal-hal berikut ini:

a) Pengalaman terhadap Kode Kehormatan Pramuka

Kode kehormatan adalah suatu norma atau ukuran kesadaran

mengenai akhlak (budi dan perbuatan baik) yang tersimpan di

dalam hati seseorang sebagai akibat karena orang tersebut tahu

akan harga dirinya. Kode kehormatan Pramuka adalah norma

dalam kehidupan dan penghidupan para anggota gerakan pramuka

yang merupakan ukuran, norma atau standar tingkah laku

25

(40)

kepramukaan seorang pramuka Indonesia. Kode kehormatan terdiri

atas:

(1) Janji atau Satya; dan

(2) Ketentuan-ketentuan Moral (Dharma).

b) Belajar Sambil Melakukan

Belajar sambil melakukan berarti belajar dengan langsung

praktek. Contohnya adalah kegiatan PPPK. Pramuka tidak hanya

mempelajari bagaimana membalut luka, tapi juga langsung

mempraktekan pada manusia secara langsung dengan prosedur

yang tepat.

c) Sistem Berkelompok

Sistem berkelompok dilaksanakan supaya peserta didik

memperoleh kesempatan untuk belajar memimpin dan dipimpin,

belajar mengurus dan mengorganisir anggota kelompok, belajar

memikul tanggung jawab, belajar mengatur diri, menyesuaikan diri

dan bekerja sama dengan sesamanya.

d) Kegiatan yang Menantang dan Mendidik

Kegiatan menarik merupakan unsur yang diperlukan dalam

perkembangan kegiatan kepramukaan, karena menurut para ahli

dalam kegiatan kepramukaan aktivitas yang dilakukan sengaja

dirancang sedemikian rupa agar menyenangkan, menghibur,

(41)

dikelompokkan menurut usia sehingga tepat sasaran sesuai

perkembangan jasmani dan rohani.

e) Kegiatan di Alam Terbuka

Kegiatan kepramukaan bukan bagian dari pendidikan formal

(pendidikan sekolah) melainkan pendidikan informal. Dengan

dilakukan di alam terbuka peserta didik akan lebih mengenal dan

mencintai lingkungan, lebih bebas dalam berkreasi dan

menghindari kebosanan.

f) Sistem Tanda Kecakapan

Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara atau tata cara

untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan yang dimiliki

si pemakai tanda. Tapi sebelum memakai tanda kecakapan peserta

didik harus menjalani serangkaian ujian yang menjadi syarat

kecakapan. Sistem tanda kecakapan dibagi atas Tanda Kecakapan

Umum (TKU) dan Tanda Kecakapan Khusus (TKK).

g) Sistem Among

Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan

dengan cara memberi kebebasan kepada peserta didik untuk dapat

bergerak dan bertindak dengan leluasa tanpa paksaan dengan

maksud untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

h) Sistem Satuan Terpisah

Sistem satuan terpisah dimaksudkan agar proses pendidikan

(42)

efektif, karena kegiatan untuk putra tidak sama dengan kegiatan

untuk putri.

4) Tujuan Gerakan Pramuka

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (ADGP) pasal 4

mengemukakan bahwa tujuan gerakan pramuka adalah mendidik dan

membina kaum muda Indonesia agar menjadi:

a) Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur yang:

(1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, kuat

mental dan tinggi moral;

(2) tinggi kecerdasan dan mutu ketrampilannya; dan

(3) kuat dan sehat jasmaninya.

b) Warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia

dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta

menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, dapat

membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki

kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik

lokal, nasional, maupun internasional.26

26Ibid

(43)

5) Tugas Pokok Gerakan Pramuka

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (ADGP) pasal 5

menguraikan bahwa tugas pokok gerakan pramuka adalah

menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna

menumbuhkan tunas-tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih

baik, tangguh, tanggung jawab, dan mampu membina serta mengisi

kemerdekaan. Tugas Pokok Gerakan Pramuka juga bertugas

menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda

Indonesia menuju ke tujuan Gerakan pramuka sehingga dapat

membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan

sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat,

bangsa dan negara.27

6) Prinsip Dasar Gerakan Pramuka

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dari pendidikan lain. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai

dengan kepentingan, kebutuhan, situasi, dan kondisi

masyarakat.28

Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang

anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan

ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh

pembinanya, sehingga pelaksanaan danpengamalannyadilakukan

dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian,

27Lock Cit. 28

(44)

tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi

maupun anggota masyarakat.29

Dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka (ARTGP)

dijelaskan bahwa Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup

seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan

ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri

pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembinanya, sehingga

pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran,

kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik

sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.30

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (ADGP) pasal 11 ayat 1

menyebutkan Prinsip Dasar Kepramukaan antara lain:

a) Iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup, alam dan

seisinya.

c) Peduli terhadap diri pribadinya.

d) Taat kepada kode kehormatan pramuka.31

29

Lock Cit.

30

Kwarnas, Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (Jakarta: Kwarnas, 2005), 37.

31Ibid

(45)

7) Ciri Khas Gerakan Pramuka

Kegiatan kepramukaan merupakan sebuah bentuk kegiatan yang

lain dari pada kegiatan yang lain. Kegiatan kepramukaan memiliki ciri

khas antara lain

a) Bersifat sukarela,

b) Terbuka,

c) Non politik,

d) Bermetode,

e) Memiliki suatu sistem nilai.

8) Sistem Nilai

Sistem nilai Gerakan Pramuka dituangkan ke dalam kode etik

atau kode kehormatan gerakan pramuka yang disesuaikan dengan

golongan usia dan tingkat perkembangan jasmani dan rohani peserta

didik.

9) Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka adalah suatu norma dalam

kehidupan dan penghidupan para anggota gerakan pramuka yang

merupakan ukuran, norma, atau standar tingkah laku kepramukaan

(46)

Kwarnas Gerakan Pramuka dalam Anggaran Rumah Tangga

Gerakan Pramuka pasal 21 mengenai Kode Kehormatan32,

menjelaskan bahwa:

(1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut

Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu

unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip

Dasar Kepramukaan.

(2) Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk janji disebut satya

adalah:

a. Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon

anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan

keanggotaan;

b. Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela

menerapkan dan mengamalkan janji;

c. Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna

mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual,

emosional, social, intelektual, dan fisiknya, baik sebagai

pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.

(3) Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang

disebut Darma adalah:

a. Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk

mengembangkan budi pekerti luhur;

32Ibid

(47)

b. Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota

Gerakan Pramuka menemukan, menghayati, mematuhi sistem

nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi

anggota;

c. Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan

pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong

Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis,

saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong

royong;

d. Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan

Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang

mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian

tanggungjawab dan penentuan putusan.

(4) Kode Kehormatan Pramuka adalah Budaya Organisasi Gerakan

Pramuka yang melandasi sikap, tingkah laku anggota Gerakan

Pramuka dalam hidup dan kehidupan berorganisasi.

(5) Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka

disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan jasmaninya,

yaitu:

a. Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga terdiri atas:

1) Janji yang disebut Dwisayta selengkapnya berbunyi sebagai

berikut:

(48)

Demi kehormatanku aku berjanji akan

bersungguh-sungguh:

- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama

keluarga.

- setiap hari berbuat kebajikan.

2) Ketentuan moral yang disebut Dwidarma selengkapnya

berbunyi sebagai berikut:

DWIDARMA PRAMUKA SIAGA

1. Siaga berbakti kepada ayah bundanya.

2. Siaga berani dan tidak putus asa.

b. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang terdiri atas:

1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai

berikut:

TRI SATYA PRAMUKA PENGGALANG

Demi kehormatanku aku berjanji akan

bersungguh-sungguh:

- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan

Pancasila.

- menolong sesame hidup dan mempersiakan diri

(49)

- menepati Dasadarma.

2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya

berbunyi sebagai berikut:

DASADARMA

Pramuka itu:

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan kesatria.

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. Rajin, terampil, dan gembira.

7. Hemat, cermat, dan bersahaja.

8. Disiplin, berani, dan setia.

9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

c. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penegak terdiri atas:

1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai

berikut:

TRI SATYA PRAMUKA PENEGAK

Demi kehormatanku aku berjanji akan

(50)

- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan

Pancasila.

- menolong sesama hidup dan ikut serta membangun

masyarakat.

- menepati Dasadarma.

2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya

berbunyi sebagai berikut:

DASADARMA

Pramuka itu:

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan kesatria.

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. Rajin, terampil, dan gembira.

7. Hemat, cermat, dan bersahaja.

8. Disiplin, berani, dan setia.

9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

(51)

d. Kode Kehormatan bagi Pramuka Pandega terdiri atas:

1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai

berikut:

TRI SATYA PRAMUKA PANDEGA

Demi kehormatanku aku berjanji akan

bersungguh-sungguh:

- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan

Pancasila.

- menolong sesama hidup dan mempersiakan diri

membangun masyarakat.

- menepati Dasadarma.

2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya

berbunyi sebagai berikut:

DASADARMA

Pramuka itu:

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan kesatria.

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. Rajin, terampil, dan gembira.

(52)

8. Disiplin, berani, dan setia.

9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

e. Kode Kehormatan bagi anggota Dewasa terdiri atas:

1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai

berikut:

TRI SATYA PRAMUKA PENGGALANG

Demi kehormatanku aku berjanji akan

bersungguh-sungguh:

- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan

Pancasila.

- menolong sesama hidup dan mempersiakan diri

membangun masyarakat.

- menepati Dasadarma.

2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya

berbunyi sebagai berikut:

DASADARMA

Pramuka itu:

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia.

(53)

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. Rajin, terampil, dan gembira.

7. Hemat, cermat, dan bersahaja.

8. Disiplin, berani, dan setia.

9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Setiap anggota Gerakan Pramuka wajib memahami isi

dan makna Dasa Darma Pramuka yang merupakan ketentuan moral.

Dalam kegiatan Pramuka di tingkat gugus depan, Dasa Darma

menjadi materi wajib di setiap tingkatan, baik penggalang, penegak,

pandega, maupun anggota dewasa.

Kalau dilihat dari isi materi tersebut, ternyata

Dasa Dharma memiliki nilai kandungan dalam diri manusia sebagai

pribadi manusia seutuhnya. Penyusunannya pun tidak dibuat

semata-mata, melainkan bersumber dari hukum-hukum yang ada.

1. Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Sebagai pribadi yang lemah, kita harus menyembah Tuhan YME. Dia adalah pencipta

yang ada di bumi dan di langit dan segala makhluk yang terlihat

maupun tidak terlihat. Sebagai pribadi lemah dan ciptaan-Nya, kita

(54)

mengerjakan salat lima kali sehari semalam, membaca Alquran,

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa

yang kamu kerjakan” (QS. Al-Hasyr: 18).33

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Selain sebagai

makhluk pribadi, kita juga sebagai makhluk sosial.

Artinya, makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri. Kita perlu teman,

bergaul, bertetangga. Kita tidak bisa hidup tanpa orang lain, kita

memerlukan bantuan orang lain. Allah SWT dalam Al-Qur’an

surah Al-Fath ayat 29 menjelaskan:

(55)

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang-orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan

pahala yang besar” (QS. Al-Fath: 29).34

3. Patriot yang sopan dan ksatria. Sebagai Pramuka, kita harus berperilaku yang sopan. Tindak-tanduk dalam bersikap dan bertutur

kata mesti diperhatikan. Kesopanan melambangkan pribadi

seseorang di tengah-tengah pergaulan dalam masyarakat.

34Ibid

(56)

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,

akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit” (QS.

Ibrahim: 24).35

4. Patuh dan suka bermusyawarah. Dalam situasi dan kegiatan apa pun, anggota Pramuka wajib taat dan patuh terhadap aturan yang

berlaku, dan dalam kegiatan Pramuka selayaknya bermusyawarah

dalam mengambil keputusan terbaik dan memuaskan. Dalam

Al-Qur’an Allah SWT telah menjelaskan:

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah

Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika

kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka

kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)

dan lebih baik akibatnya” (QS. An-Nisaa’: 59).36

35Ibid

, 258

36Ibid

(57)

“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada

mereka” (QS. Asy-Syuuraa: 38).37

5. Rela menolong dan tabah. Pramuka senantiasa rela dalam menolong tanpa membedakan agama, warna kulit, suku, dan

sebagainya, dan harus didasari oleh hati yang ikhlas, tulus, tanpa

diembel-embelioleh sikap ingin dipuji. Dalam setiap perjuangan itu seorang anggota Pramuka harus tabah menghadapi gangguan,

(58)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang

kafir” (Q.S. Al-Baqarah: 264).38

“… dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada

Allah..” (Q.S. Al-Maidah: 2).39

(59)

“Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. dan Allah

beserta orang-orang yang sabar” (Q.S. Al-Anfal: 66).40



“Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang

yang sabar” (Q.S. Ali Imran: 146).41

6. Rajin, terampil, dan gembira. Anggota Pramuka itu harus rajin melakukan sesuatu yang positif. Kegiatan ketika ia berada dalam

pembinaan Pramuka harus diimplementasikan dalam kegiatan

sehari-hari. Jangan rajin karena waktu penggodokan dalam

kegiatan, tetapi harus dibuktikan ketika ia di rumah, di sekolah.

40Ibid

, 185.

41Ibid

(60)

Dalam melaksanakan kegiatan itu pun harus dilaksanakan dengan mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran

(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal” (QS. Ali

‘Imran: 7).42

42Ibid

Gambar

TABEL 4.1PROGRAM KERJA DEWAN RACANA
TABEL 4.2PROGRAM KERJA DEWAN RACANA
TABEL 4.3PROGRAM KERJA DEWAN RACANA
TABEL 4.4PROGRAM KERJA DEWAN RACANA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji Duncan 5%, pengaruh sederhana faktor teknik budidaya (V) pada taraf dosis pupuk organik 20 ton/ha (P3) yang sama (Gambar 5), menunjukkan bahwa pada perlakuan

Hasil pengujian tersebut menunjukkan adanya kecendrungan bahwa semakin tinggi konsentrasi asap cair tandan kosong kelapa sawit yang diberikan pada kayu pulai

MENCARI ILMU DARI PELBAGAI SUMBER MAKLUMAT MEDIA ELEKTRONIK MEDIA BERCETAK SUMBER MANUSIA BERAUTORITI SUMBER MEDIA 3 DIMENSI TELEVISYEN, VIDEO INTERNET JURNAL , BAHAN GRAFIK,

kelompok yang paling tepat argumen atau jawabannya, tetapi tujuan utamanya adalah mengeksplorasi setiap argumen dari perspektif yang

Pembangunan sistem hukum nasional ini dilakukan dengan didasarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia sebagai titik dimulainya pembangunan sistem hukum

Terapi reposisi kanalit (canalith repositioning treatment/CRT) adalah terapi standar untuk vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ).Modifikasi Manuver Epley (MME)

Hal ini bisa dikatan menarik dikarenakan belum pernah ada yang meneliti Kaum Muhammadiyah dan Kaum Nahdatul Ulama di Kelurahan Seririt, dan juga hal ini merupakan