• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikologi Kepribadian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Psikologi Kepribadian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

Psikologi

Kepribadian I

Psikologi Kepribadian I

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Psikologi Psikologi

09

61101 Agustini, M.Psi., Psikolog

Abstract

Kompetensi

Dalam perkuliahan ini akan

didiskusikan mengenai pembahasan teori Karen Horney mengenai ciri-ciri khusus, struktur & dinamika

kepribadian berdasarkan pandangan

psychoanalytic social theory.

Mampu memahami tentang

Psychoanalytic Social Theory dari

(2)

Latar Belakang

Pendahuluan

Karen Horney adalah salah satu murid wanita Freud yang paling terkenal. Teori-teorinya sangat dipengaruhi oleh pemikiran Freud, meskipun juga memiliki beberapa konsep yang merupakan bentuk penentangan terhadap teori gurunya. Sebagai seorang wanita, Horney menunjukkan keberpihakan kepada kaumnya. Keberpihakan ini terefleksi dalam teori-teori yang dikembangkan, misalnya konsep womb envy sebagai konsep tandingan atas konsep penis envy dari Freud. Konsep penis envy merupakan konsep yang merendahkan wanita, karena menunjukkan adanya kekurangan pada wanita yang didasarkan pada perbedaan bagian organ seks. Horney berusaha tidak memberikan penjelasan mengenai penis envy dari sudut pandang organis, tetapi dari sudut pandang budaya. Konsep womb envy yang dikembangkannya menjelaskan perasaan kekurangan dari kaum lelaki yang juga disebabkan oleh ketiadaan rahim yang menjadi tempat tumbuhnya janin yang kemudian menjadi cara untuk melestarikan spesies manusia. Harus diakui bahwa konsep ini juga didasarkan pada perbedaan organ seks.

Karen Horney memberikan sumbangan yang besar terhadap psikologi gender karena pembelaannya terhadap wanita. Horney ingin menunjukkan adanya kesamaan antara lelaki dan wanita. Karen Horney mengembangkan teori neurotik tetapi teori yang dikembangkannya berbeda denga teori yang ada sebelumnya. Menurut Horney, neurotik merupakan sesuatu yang biasa dilakukan dalam kehidupan normal. Horney mengidentifikasi sepuluh bentuk neurotik termasuk kebutuhan kekuasaan, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan prestise sosial, dan kebutuhan akan kemerdekaan.

Meskipun banyak mengikuti teori Sigmund Freud, tetapi Horney tidak setuju dengan pandangan Freud mengenai psikologi wanita. Horney menolak konsep iri penis (penis envy). Menurutnya, konsp itu tidak akurat dan merendahkan wanita. Horney menyatakan, ''Pria tidak memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mengembangkan karya kreatif dalam setiap bidang, mereka hanya memainkan bagian yang relatif kecil dalam penciptaan mahkluk hidup. Hal ini yang mendorong mereka untuk terus-menerus melakukan over kompensensi supaya mencapai prestasi''.

Manusia dalam Pandangan Karen D. Horney

Gambaran Horney mengenai manusia lebih optimis dibandingkan dengan Freud. Salah satu bentuk optimismenya adalah kepercayaannya mengenai kekuatan biologis yang tidak

(3)

akan menghukum kita dalam bentuk konflik cemas. Neurotik merupakan sesuatu yang universal dalam kepribadian. Menurut Horney, setiap orang itu unik apabila terjadi perilaku neurotik, maka penyebabnya adalah dorongan sosial pada masa kanak-kanak. Hubungan orangtua anak tidak selamanya memuaskan, kadang juga membuat frustasi anak. Jika hubungannya tidak memuaskan, maka anak akan membentuk perilaku neurotik. Kondisi neurotik atau konflik dapat dihindari jika anak dibesarkan dengan, penerimaan, dan kepercayaan.

Tujuan utama dalam kehidupan manusia adalah merealisasikan diri dan setiap orang memiliki potensi untuk mencapainya. Kemampuan dan potensi intrinsik ini akan tumbuh sebagai sesuatu yang alamiah. Hanya satu hal yang dapat merintangi perkembangan ini, yaitu hambatan dalam memenuhi kebutuhan rasa aman dan perlindungan ketika pada masa kanak-kanak. Horney percaya bahwa manusia memiliki kapasitas untuk membentuk dan mengubah kepribadian secara sadar, karena pada hakikatnya manusia itu fleksibel. Proses pembentukan kepribadian ini tidak terhenti pada masa kanak-kanak tetapi berlanjut sampai masa dewasa. Karena itu pengalaman masa dewasa sama pentingnya dengan pengalaman masa kanak-kanak. Horney juga meyakini kapasitas manusia dalam pertumbuhan diri. Dalam teknik terapi yang dikembangkannya, Horney menekankan analisis diri seperti yang dilakukanya terhadap diri sendiri. Dalam bukunya yang berjudul self analysis, ia menjelaskan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk membantu menyelesaikan semua masalahnya sendiri. Penjelasan ini didasarkan pada adanya kebebasan berkehendak (free will) yang dimiliki manusia sebagai lawan dari ditetapkan (determinism). Horney berpendapat melalui kemampuan ini, manusia dapat membentuk kehidupan sendiri untuk mencapai realisasi diri (self realization).

Konsep Utama Psikoanalisis Interpersonal

1. Masa Kanak-Kanak Memerlukan Rasa Aman

Horney setuju dengan prinsip Freud mengenai pentingnya kehidupan pada tahun-tahun awal perkembangan anak bagi kepribadian individu dimasa dewasa. Tetapi berbeda dengan Freud, Horney lebih percaya kepada kekuatan sosial pada masa kanak-kanak dalam pembentukan kepribadian dibandingkan dengan kekuatan biologis. Hubungan sosial antara orangtua anak menjadi kunci penting yang dapat menghindarkan konflik pada masa perkembangan yang terjadi pada tahap selanjutnya.

Dalam pemikiran Horney, masa kanak-kanak didominasi oleh kebutuhan rasa aman (safety need), artinya anak sangat membutuhkan perlindunag dan kebebasan dari rasa takut

(4)

(Horney, 1937). Perasaan aman atau perasaan takut akan kehilangan dialami oleh semua bayi dan hal ini akan menentukan kenormalan perkembangan kepribadian dikemudian hari. Perasaan aman yang dimiliki anak sepenuhnya bergantung pada cara orangtua memperlakukannya. Penyebab tidak munculnya rasa aman adalah orangtua kurang hangat dan kurang menunjukkan kasih sayang terhadap anak-anaknya. Kondisi inilah yang dirasakan oleh Horney pada masa kanak-kanaknya (orangtuanya hanya sedikit memberikan kasih sayang dan kehangatan). Horney percaya bahwa orang yang mengalami trauma pada masa kanak-kanak, misalnya karena penyapihan yang tiba-tiba, perlakuan kasar dari orangtua, bahkan mungkin pengalaman seksual yang prematur tidak akan memberikan dampak terhadap perasaan aman yang dimiliki anak bahkan mereka dapat bertahan tanpa mengalami kesakitan, sepanjang merasa tetap diinginkan dan dicintai.

Secara sadar atau tidak sadar, orangtua dapat saja meruntuhkan perasaan aman dan mengubahnya menjadi perasaan bermusuhan. Adanya pilih kasih antara saudara kandung, menghukum dengan tidak adil, perilaku yang tidak konsisten, tidak menepati janji, mengejek, menghina, dan mengisolasi anak dari teman sebayanya akan memunculkan permusuhan pada anak. Anak mengetahui apakah orangtuanya mencintai dengan tulus atau tidak. Kegagalan dalam menunjukkan kasih sayang dan ketidakjujuran dapat dirasakan oleh anak sehingga tidaklah mudah untuk mengelabui mereka. Anak mungkin akan menekan permusuhan terhadap orangtuanya karena takut merasa bersalah atau masih berharap mendapat cinta yang tulus dari keduanya.

Horney sangat menekankan ketidakberdayaan masa bayi dalam perkembangan kepribadian. Namun berbeda dengan Adler, Horney tidak percaya bahwa setiap bayi pada dasarnya merasa tidak berdaya. Tetapi apabila perasaan tidak berdaya tersebut muncul maka akan menyebabkan neurotik. Perasaan tidak berdaya pada anak bergantung pada perilaku orangtuanya. Jika anak bergantung secara berlebihan dan kebergantungan tersebut terus dibiarkan, maka mereka akan mengalami ketidakberdayaan selamanya. Kebanyakan ketidakberdayaan yang dirasakan anak terjadi karena mereka kurang berani utuk melawan dan memberontak terhadap terhadap oangtuanya dan ini akan membuat anak menekan rasa permusuhannya. Anak dengan mudah dibuat ketakutan oleh orangtua melalui hukuman, kekerasan fisik atau intimidasi. Anak yang penakut akan menekan rasa permusuhannya.

Secara paradoks, cinta dapat menjadi dasar untuk menekan permusuhan terhadap orangtua. Orangtua yang mengatakan bahwa mereka sangat mencintai anak-anaknya dan betapa besar pengorbanan untuk anak-anaknya, tetapi tidak disertai dengan kasih sayang dan kehangatan yang tulus akan dirasakan anak. Anak mengakui bahwa kata-kata dan

(5)

perilaku yang ditunjukkan orangtua yang berpura-pura tidak dapat mengganti cinta yang tulus dan memberinya rasa aman. Anak akan menekan rasa permusuhan karena takut kehilangan meskipun hal tersebut merupakan ekspresi cinta yang tidak memuaskan.

Rasa takut menjadi alasan bagi anak-anak untuk menekan rasa permusuhan. Mereka seringkali dibuat merasa bersalah atas permusuhan atau pemberontakan yang dilakukannya. Mereka dibuat merasa tidak berguna, jahat, dan berdoa untuk menunjukkan kebencian terhadap orangtuanya. Makin besar perasaan bersalah, makin dalam mereka merasakan perasaan permusuhan. Penekanan terhadap sikap permusuhan merupakan hasil dari berbagai perilaku pengasuhan yang selanjutnya akan merusak kebutuhan rasa aman yang dimanisfestasikan menjadi kecemasan dasar (basic anxiety).

2. Kecemasan Dasar: Pondasi dari Neurosis

Menurut Horney, kecemasan dasar adalah peningkatan seluruh perasaan kesepian dan tidak berdaya dalam dunia permusuhan yang disembunyikan (Horney, 1937). Kecemasan menjadi dasar dari perkembangan neurotik. Kondisi ini berlaku sama pada setiap orang yang merasa kecil, tidak bermakna, tidak berdaya, ditinggalkan, terancam dalam dunia yang penuh kekerasan, penipuan, serangan, penghinaan, dan pengkhianatan. Menurut Horney, terdapat 4 cara untuk melindungi diri dari kecemasan dasar yaitu:

a. Meminta cinta dan kasih b. Menjadi penurut

c. Meraih kesuksesan d. Menarik diri

Beberapa cara yang dilakukan untuk mendapatkan kasih sayang antara lain dengan mencoba mengerjakan apa saja yang disukai orang lain, mencoba untuk menyuap, bahkan mengancam supaya mendapat kasih sayang yang diinginkan. Menjadi penurut berarti melindungi diri dengan cara mematuhi keinginan seseorang atau setiap orang dalam lingkungan sosial. Orang yang penurut menghindari apapun yang menyebabkan orang membencinya. Mereka takut dikritik atau mendapatkan serangan. Mereka harus menekan hasrat pribadi dan tidak melawan ketika orang lain memakinya karena takut membuat si pemaki semakin membencinya. Kebanyakan orang yang penurut percaya bahwa mereka tidak egois dan suka berkorban.

Orang yang menarik diri akan mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhan internal (psikologisnya) dengan cara menjauhkan diri dari orang lain dan tidak memerlukan

(6)

orang lain untuk memenuhi kepuasan emosionalnya. Orang yang menarik diri akan melindungi diri dari sakit hati yang disebabkan oleh orang lain. Dalam hal ini terjadi penumpulan minimalisasi kebutuhan emosional terhadap orang lain. Empat mekanisme perlindungan diri diatas memiliki satu tujuan yaitu bertahan melawan kecemasan dasar. Mereka memotivasi dirinya untuk mencari keamanan dan ketentraman hati, bukan mencapai kebahagiaan dan kesenangan. Mereka bertahan dari rasa sakit, bukan mengejar kesejahteraan. Mekanisme yang terjadi mungkin bertujuan untuk mengurangi kecemasan, tetapi justru menyebabkan pemiskinan kepribadian. Menurut Horney, kebutuhan orang neurotik terhadap orang lain lebih banyak bersifat fisik, seperti lebih memilih pemenuhan kebutuhan seksual dibandingkan dengan kebutuhan yang lain. Penderita neurotik seringkali mencari keamanan dan perlindungan dengan menggunakan lebih dari satu mekanisme pertahanan meskipun tidak kompatibel. Dari empat mekanisme perlindungan diri tersebut pada dasarnya hanya akan menambahkan masalah.

3. Kebutuhan dan Kecenderungan-Kecenderungan Neurotik

Horney percaya bahwa beberapa mekanisme perlindungan diri yang ada akan permanen dan menjadi bagian dari kepribadian. Anggapan ini di dasarkan pada karakteristik dari dorongan atau kebutuhan yang menentukan perilaku individual. Horney telah menyusun sepuluh kebutuhan dan menamakannya sebagai kebutuhan neurotik, karena merupakan solusi yang tidak rasional dalam penyelesaian masalah. Sepuluh kebutuhan neurotik adalah sebagai berikut:

a. Kasih sayang dan dukungan. b. Pasangan yang dominan. c. Kekuasaan.

d. Eksploitasi. e. Prestise. f. Kekaguman.

g. Prestasi dan ambisi.

h. Memenuhi kebutuhan sendiri. i. Kesempurnaan.

(7)

Kasih sayang yang muncul pada orang neurotik adalah untuk mendapatkan kasih sayang dan dukungan. Bagi orang neurotik, menjadi penurut termasuk dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut dan mereka memperolehnya dari pasangan yang dominan. Keinginan mencapai kekuasaan berkaitan dengan kebutuhan untuk berkuasa, eksploitasi, prestasi, dan kekaguman. Kecenderungan neurotik berkembang melalui mekanisme perlindungan diri. Kita dapat melihat kesamaan pada deskripsi awal. kecenderungan neurotik melibatkan sikap dan perilaku impulsif yaitu orang neurotik akan dipaksa untuk berperilaku sesuai dengan kecenderungan neurotiknya dalam situasi apapun. Kecenderungan neurotik tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 arah pergerakan.

1). Pergerakan menuju orang lain (kepribadian mengalah). 2). Pergerakan melawan orang lain (kepribadian agresif). 3). Pergerakan menjauhi orang lain (kepribadian terlepas). a). Kepribadian mengalah

Orang dengan kepribadian mengalah menampilkan sikap dan perilaku yang merefleksikan hasrat untuk bergerak menuju orang lain. Kebutuhan yang kuat dan terus-menerus untuk mendapatkan kasih sayang dan dukungan, ingin sekali dicintai, diharapkan dan dilindungi. Orang dengan kepribadian yang mengalah menampilkan keinginan terhadap setiap orang, meskipun mereka biasanya memilki keinginan untuk mendapatkan orang yang dominan, seperti teman atau pasangan yang akan mengurusi hidup mereka dan menawarkan perlindungan dan bimbingan.

Orang dengan kepribadian yang mengalah selalu memanipulasi orang lain, terutama pasangannya untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka seringkali bertingkah laku tertentu untuk menarik orang lain supaya disayangi. Dalam hubungannya dengan orang lain, orang dengan kepribadian mengalah akan menunjukkan sikap mendamaikan dan menempatkan hasrat personalnya lebih rendah dibandingkan dengan keinginan orang lain. Mereka akan menanggung kesalahan dan tunduk kepada orang lain, tidak pernah arsetif, kritis, atau menuntut. Mereka mengerjakan apa saja kalau situasinya membutuhkan dengan tujuan untuk mendapatkan kasih sayang, persetujuan, dan cinta. Cara pandang mereka terhadap diri sendiri secara konsisten tidak berdaya dan lemah.

Konsekuensinya, mereka akan melihat dirinya lebih inferior memandang orang lain dan orang lain superior meskipun sebenarnya kompeten. Demi keamanan, orang dengan kepribadian mengalah akan tunduk kepada sikap dan perilaku orang lain terhadap dirinya. Mereka menjadi orang yang sangat bergantung, membutuhkan dukungan yang konstan dan

(8)

ketentraman hati. Adanya penolakan, baik nyata maupun khayalan akan menakutkan mereka dan membuatnya meningkatkan usaha untuk mendapatkan kembali kasih sayang dari orang yang menolaknya.

b) Kepribadian Agresif

Kepribadian agresif bergerak melawan orang lain. Bagi mereka, setiap orang adalah musuh. Karenanya hanya orang yang sangat memahami dan sangat licik yang dapat bertahan. Bagi mereka, hidup seperti rimba, penuh supremasi, kekuatan, dan kebuasan yang menjadi gunung kebaikan. mMeskipun motivasi mereka adalah sama dengan tipe penurut yaitu untuk meredakan kecemasan dasar, tetapi cara yang dilakukannya tidak dengan menujukkan ketakutan terhadap penolakan. Sebaliknya, mereka keras dan beusaha menguasai serta tidak menghargai orang lain. Bagi mereka, kemampuan untuk mengontrol dan menjadi superior sangat vital dalam hidupnya karenanya harus konsisten untuk tampil pada level tinggi supaya mendapatkan pengakuan dan superior. Mereka mendapatkan kepuasan dengan memperkokoh superioritasnya terhadap orang lain.

Orang dengan kepribadian agresif diarahkan untuk melampui orang lain, mereka akan menilai orang lain dalam kerangka kepentingan dirinya sendiri. Mereka tidak berupaya untuk mententramkan orang lain tetapi akan beragumentasi, mengkritik, meminta, dan melakukan apapun untuk mencapai dan mempertahankan superioritas dan kekuasaan. Orang dengan kepribadian agresif mungkin akan tampil percaya diri dengan kemampuannya, tegas, dan berusaha untuk mempertahankan diri sendiri. Namun, semua perilaku yang muncul pada dasarnya memiliki latar belakang yang sama dengan orang yang berkribadian penurut, yaitu diarahkan oleh perasaan tidak aman, kecemasan, dan permusuhan.

c). Kepribadian Terpisah

Orang yang memiliki kepribadian terpisah perilakunya diarahkan untuk bergerak menjahui orang lain supaya dapat menjaga jarak emosional. Mereka tidak harus mencintai, membenci, bekerjasama, atau terlibat dalam bentuk cara apapun dengan orang lain. Untuk mencapai keterpisahan secara total, mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Mereka menyandarkan diri kepada sumber daya sendiri yang harus mereka bangun dengan baik. Orang dengan kepribadian terpisah berusaha untuk menjaga privasi, mereka memerlukan sebanyak mungkin waktu untuk sendirian, karena kebersamaan akan membuatnya terganggu. Kebutuhan mereka akan kemandirian yang membuatnya peka terhadap berbagai upaya untuk mempengaruhi, memaksa, atau mewajibkan. Kepribadian terpisah harus meghindar dari semua rintangan, termasuk jadwal waktu, dan kegiatan.

(9)

Mereka memerlukan perasaan superior tetapi tidak sama dengan yang dilakukan oleh orang yang berkepribadian agresif, mereka tidak secara aktif bersaing dengan orang lain untuk mencapai superioritasnya karena ini berarti memerlukan keterlibatan bersama orang lain. Mereka percaya bahwa kebesarannya akan diakui secara otomatis tanpa harus bertanding. Orang tersebut akan memanisfestasikan superioritasnya dengan merasa bahwa dirinya unik dan berbeda dengan kebanyakan orang. Orang yang berkepribadian terpisah menekan atau menyangkal semua perasaannya terhadap orang lain, terutama cinta dan kebencian. Baginya, keintiman hanya akan membawa kepada konflik, karenanya harus dihindari. Hal ini terjadi karena penyempitan emosi. Mereka berusaha untuk menekan perasaan-perasaannya dengan mengandalkan logika dan kecerdasan.

4. Citra Diri Ideal

Kenormalan dan neurotik menurut Horney bergantug pada penilaian terhadap realtas. Pada orang normal, citra dirinya dibangun atas penilaian realitas terhadap kemampuan, potensi, tujuan, dan hubungannya dengan orang lain. Citra ini menyumbangkan perasaan kesatuan dan integrasi. Jika dapat merealisasikan seluruh potensi, maka harus dapat merefleksikan diri yang sebenarnya.

Orang neurotik memiliki konflik dalam bentuk perilaku yang tidak sesuai (incompatible modes), mereka memiliki kepribadian yang terpecah dan tidak harmonis. Mereka sebenarnya membangun citra diri ideal, sama dengan orang yang normal yaitu menyatukan kepribadian. Tetapi perbedaanya, perjuangan mereka dihukum oleh kegagalan karena citra dirinya tidak didasarkan pada penilaian realitas terhadap kekuatan dan kelemahan diri, tetapi didasarkan pada khayalan, pencapaian ideal, dan kesempurnaan mutlak. Orang tersebut berjuang untuk mewujudkan kondisi ideal yang tidak mungkin tercapai. Orang neurotik akan mengikatkan diri kepada tirani keharusan.

Ciri diri ideal pada orang neurotik tidak memiliki kesesuaian dengan kenyataan, tetapi bagi mereka adalah sesuatu yang nyata. Orang lain dengan mudah dapat melihat gambaran yang salah tersebut tetapi tidak bagi yang bersangkutan. Mereka percaya bahwa citra dirinya sudah benar, ketidaklengkapan dan kesalahan bagi mereka tidak ada. Citra diri ideal merupakan representasi dari apa yang dipikirkan, diinginkan, dan diharuskan. Sementara citra diri yang realitas bersifat fleksibel dan dinamis, adaptif dengan perkembangan dan perubahan individu, merefleksikan kekuatan, pertumbuhan, dan kesadaran diri. Citra diri realitis merupakan tujuan dan sesuatu yang harus diperjuangkan, karena merefleksikan dan mengarahkan orang. Sebaliknya citra diri neurotik bersifat statis, tidak fleksibel, dan tidak

(10)

bisa dicapai. Ini bukan tujuan, tetapi pikiran yang terfiksasi, tidak mendorong kepada pertumbuhan tetapi menjadi perintang yang membutuhkan ketaatan yang kaku.

5. Psikologi Feminin: Jalur Ibu atau Jalur Karier

Horney, secara khusus mengkritik Freud mengenai iri penis (penis envy). Horney percaya bahwa hal tersebut bersumber dari data yang tidak adekuat (Freud menemukannya sebagai hasil dari wawancara terhadap wanita yang neurotik). Freud menawarkan deskripsi dan interpretasi dari fenomena yang tidak terlalu kuat ini didasarkan pada pandangan laki-laki terhadap wanita sebagai warga kelas dua. Ia menyatakan bahwa wanita sebagai korban dari anatominya, selalu iri dan benci kepada laki-laki karena mempunyai penis. Freud juga menyimpulkan bahwa perempuan memiliki perkembangan superego yang miskin (sebagai hasil dari penyelesaian kompleks oedipus yang tidak adekuat), serta citra diri yang inferior karena dipercayai bahwa wanita benar-benar dikebiri oleh laki-laki.

a. Iri Rahim (Womb Envy)

Horney membalas pemikiran tersebut dengan menyatakan bahwa laki-laki iri terhadap wanita, karena wanita memiliki kapasitas untuk menjadi ibu. Posisi wanita dalam isu ini di dasarkan pada pengalaman yang menyenangkan ketika mereka melahirkan. Horney menyebut jenis iri ini dengan iri rahim (womb envy). Horney tidak menyangkal bahwa banyak wanita yang percaya bahwa dirinya lebih inferior daripada laki-laki. Meskipun wanita memiliki pandangan yang tidak adekuat terhadap dirinya dibandingkan dengan laki-laki, namun mereka memiliki pandangan iri karena didasarkan pada alasan sosial, bukan karena mereka terlahir sebagai wanita. Wanita merasa tidak percaya diri karena mereka diperlakukan demikian oleh budaya yang di dominasi laki-laki. Setelah mengalami diskriminasi sosial, ekonomi, dan budaya dapat dipahami bahwa wanita memiliki pandangan tersebut.

b. Oedipus Kompleks

Horney tidak setuju dengan Freud mengenai oedipus complex. Horney tidak menyangal keberadaan konflik antara anak dan orangtua. Tetapi ia percaya bahwa hal tersebut bersumber dari seksual. Dengan memindahkan seks dari oedipus kompleks, ia mengintepretasikan ulang situasi yang membuat konflik antara orangtua dan permusuhan terhadap mereka. Impuls permusuhan menjadi dasar pembentukan kecemasan dasar. Bagi Horney gambaran tersebut memperlihatkan kesamaan dengan penjelasan Freud mengenai oedipus kompleks, mencintai salah satu orangtua dan cemburu kepada yang lain (Horney, 1939). Perasaan oedipal berasal dari konflik neurotik yang bersumber dari interaksi

(11)

orangtua-anak. Perasaan ini tidak didasarkan pada dorongan seks atau dorongan biologis dan juga tidak bersifat universal. Hal ini sepenuhnya terjadi pada orangtua yang tindakannya merusak rasa aman anak-anak.

6. Menjadi Ibu atau Meniti Karier?

Sebagai seorang feminis awal, Horney banyak terlibat dalam beberapa kegiatan kontemporer. Tahun 1934, ia menulis essay yang menggambarkan konflik psikologis dalam mendefinisikan peran wanita yang berlawanan dengan gambaran ideal tradisional mengenai wanita karena pandangannya lebih modern. Dalam skema tradisional, wanita dipromosikan dan didukung oleh kebanyakan laki-laki. Peran wanita adalah untuk mencintai, mengagumi, dan melayani pasangannya. Identitas yang dimilikinya merupakan refleksi dari suaminya. Horney menyatakan bahwa wanita akan mencari identitasnya seperti yang dilakukannya dengan mengembangkan kemampuannya sendiri serta berusaha mengejar karier.

(12)

Daftar Pustaka

Feist, J., & Feist G (2012). Theories of Personality (7th ed.) USA: MC Graw Hill.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembentukan kepribadian siswa dapat dilakukan melalui pembiasaan membaca asmaul husna dan surat yasin secara terus- menerus. Dengan

Kepribadian tipe A merupakan keterlibatan yang agresif dalam satu perjuangan yang terus menerus tanpa henti untuk mendapatkan semakin lama semakin banyak dalam waktu yang

Kompetensi kepribadian guru memang harus selalu dan senantiasa ditingkatkan (improve) secara terus menerus melalui bimbingan atau pembinaan secara berkala dari dinas

Lapisan terbawah dari lapisan epidermis yang bergerak secara terus menerus menuju keatas memisahkan antara lapisan epidermis dengan lapisan dermis, gambaran dari lapisan ini

yang besar karena sikap keluarga dan masyarakat tersebut mempengaruhi perkembangan kepribadian anak tersebut. Orang tua atau masyarakat yang menunjukkan sikap

Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat, bila dilatih terus-menerus. Sejak zaman yunani sampai sekarang, masi ada anggapan

1) Orang tua sangat berperan dalam pengembangan kepribadian anak pada era globalisasi. Orang tua tidak dapat terus berusaha melindungi anaknya dari pengaruh globalisasi

Keberhasilan tersebut biasanya menghasilkan efek jangka pendek pada kepribadian orang tetapi, secara psikologis orang yang terus-menerus menjadi pusat perhatian untuk sebuah