• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Menyimak Tiga Tahap dalam Pembe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Strategi Menyimak Tiga Tahap dalam Pembe"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Nur Fitri Diyastitin

Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Sastra languages. That caused the learners find many kinds of difficulties in listening class. To face those difficulties, the learners need to use any listening strategy. One of the strategies which could be used is “Three Phases” listening strategies introduced by Robbins. Those phases are before, while, and after listening strategies.

Keywords: listening, listening strategy, Robbins.

Abstrak: Menyimak merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam proses belajar bahasa. Menyimak juga merupakan keterampilan berbahasa yang sulit, terutama dalam mempelajari bahasa asing. Hal ini menyebabkan pembelajar menemui berbagai macam kesulitan ketika pembelajaran keterampilan menyimak. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, pembelajar memerlukan srategi menyimak tertentu. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi menyimak “Tiga Tahap” yang diperkenalkan oleh Robbins. Tiga tahap tersebut yaitu, strategi sebelum, selama, dan setelah menyimak.

Kata kunci: menyimak, strategi menyimak, Robbins.

Dalam mempelajari suatu bahasa, seorang individu harus mampu menguasai empat aspek keterampilan berbahasa. Empat aspek keterampilan berbahasa yang dimaksud adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain, sehingga pembelajar harus mempelajari semuanya secara berkesinambungan.

Keempat keterampilan berbahasa tersebut juga memiliki peran penting dalam proses belajar bahasa, terutama keterampilan menyimak. Menurut Nida

(2)

(dalam Tarigan, 2008: 16), menyimak merupakan keterampilan yang sangat penting karena menyimak merupakan dasar bagi proses belajar bahasa. Sebagai contoh, pelafalan kata dan ujaran-ujaran tertentu dipelajari pertama kali oleh pembelajar melalui menyimak, baru kemudian mereka belajar untuk

mengucapkan dan menulisnya.

Menyimak memang memiliki peranan penting dalam proses belajar bahasa. Namun, menyimak juga merupakan keterampilan yang sulit, terlebih dalam mempelajari bahasa asing. Menurut Subana dan Sunarti (2011: 214), kesulitan dalam menyimak terjadi karena pembelajar bahasa asing dituntut untuk menyimak bunyi-bunyi bahasa yang asing bagi pendengarannya. Adapun Rampilon (1989) berpendapat bahwa Hörverstehen heißt nicht nur Erfassen der Laute, der grammatischen Segmente und der semantischen Elemente einer Äußerung, aber

Hörverstehen heißt auch die Absichten des Sprechers zu interpretieren.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menyimak dianggap sulit karena selain memahami bunyi serta unsur gramatik dan semantis suatu ujaran, dalam menyimak pendengar juga dituntut untuk menafsirkan tujuan yang dimaksud oleh pembicara.

(3)

secara keseluruhan informasi yang disampaikan oleh pembicara, dan (5) kesulitan untuk menentukan jawaban yang benar.

Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut, pembelajar memerlukan strategi tertentu dalam pembelajaran keterampilan menyimak. Salah satu strategi yang dapat digunakan oleh pembelajar bahasa asing dalam menyimak adalah strategi menyimak Tiga Tahap yang diperkenalkan oleh Robbins. Tiga tahap tersebut yaitu, strategi sebelum, selama, dan sesudah menyimak.

1. Strategi Menyimak Tiga Tahap

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia pasti memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai, begitu pula dalam pembelajaran keterampilan menyimak bahasa asing. Mandelsohn (dalam Matsuoka, 2009: 32), berpendapat bahwa dalam pembelajaran keterampilan menyimak bahasa asing, pembelajar dituntut untuk memahami bahasa yang diucapkan oleh penutur asli (native speaker) bahasa asing yang dipelajarinya. Tujuannya agar mereka dapat menangkap pesan yang

disampaikan, sehingga mereka mampu menjawab soal-soal menyimak yang diberikan. Namun, tujuan tersebut terkadang tidak dapat tercapai dengan maksimal karena pembelajar bahasa asing menemui kesulitan-kesulitan selama menyimak, seperti tidak mampu mengartikan maksud yang disampaikan oleh pembicara.

(4)

strategi sebelum, selama, dan setelah menyimak.Uraian mengenai tiga tahap strategi menyimak tersebut adalah sebagai berikut.

1.1 Strategi Sebelum Menyimak

Pembelajar perlu melakukan persiapan-persiapan tertentu sebelum mengikuti kegiatan menyimak yang disebut dengan strategi sebelum menyimak (before listening strategies). Strategi sebelum menyimak sangat diperlukan karena

pembelajar harus memiliki persiapan untuk menghadapi kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi selama proses menyimak berlangsung. Menurut Robbins,

aktivitas yang termasuk ke dalam strategi sebelum menyimak adalah sebagai berikut.

(1) Menentukan tujuan menyimak (set the listening goal)

Tujuan dari pembelajaran keterampilan menyimak adalah memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara dan menjawab soal menyimak yang diberikan dengan tepat sesuai dengan informasi yang disampaikan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, terdapat tiga bentuk menyimak yang dapat dipilih oleh pembelajar, yaitu menyimak secara global, menyimak selektiv, dan menyimak secara mendetail.

Sebelum memulai kegiatan menyimak, pembelajar harus menentukan bentuk menyimak mana saja yang akan mereka pilih. Pemilihan bentuk menyimak tersebut ditentukan dengan cara melihat bentuk soal atau wacana yang terdapat dalam transkrip soal menyimak. Bentuk menyimak yang dipilih sangat penting karena dapat membantu pembelajar untuk mencapai tujuan menyimak seperti yang telah disebutkan.

(5)

Sebelum kegiatan menyimak berlangsung, pembelajar diharapkan mampu mengingat materi dan pengalaman apa saja yang pernah mereka dapatkan. Hal ini disebabkan materi dan pengalaman tersebut dapat membantu mereka untuk menentukan jawaban yang tepat, terlebih jika materi dan pengalaman tersebut berkaitan dengan wacana menyimak yang disampaikan.

(3) Memprediksi (predicting)

Sebelum wacana menyimak diputar, ada baiknya pembelajar memprediksi jawaban-jawaban yang kemungkinan benar dalam soal menyimak yang diberikan. Memprediksi tersebut dapat dilakukan dengan cara membaca transkrip soal menyimak, menandai bagian-bagian yang penting, dan menandai jawaban yang diperkirakan benar.

1.2 Strategi Selama Menyimak

Selama proses menyimak berlangsung, pembelajar harus tahu bagaimana cara untuk memahami informasi yang disampaikan oleh pembicara dan cara untuk menentukan jawaban yang tepat. Cara tersebut disebut dengan strategi selama menyimak (while listening strategies). Menurut Robbins, aktivitas yang termasuk ke dalam strategi selama menyimak adalah sebagai berikut.

(1) Menyimak secara selektif (selective listening)

Dalam pembelajaran keterampilan menyimak, soal yang biasa diberikan adalah soal dalam bentuk Benar/Salah dan pilihan ganda. Untuk memudahkan pembelajar dalam menjawab soal-soal tersebut, pembelajar harus mampu mendengarkan secara selektif untuk memperolah informasi-informasi khusus yang disampaikan oleh pembicara.

(2) Menggunakan perumpamaan (using imagery)

(6)

perumpamaan ini, pembelajar bisa lebih mudah untuk memahami situasi, kondisi, serta informasi yang ingin disampaikan oleh pembicara.

(3) Menyimpulkan (inferring)

Menyimpulkan digunakan untuk mencari tahu informasi secara

keseluruhan dari wacana menyimak yang disampaikan. Menyimpulkan juga dapat digunakan untuk mencari informasi implisit dari suatu pernyataan yang

disampaikan oleh pembicara. Selain itu, menyimpulkan juga dapat membantu mahasiswa untuk menebak jawaban yang kemungkinan benar.

1.3 Strategi Setelah Menyimak

Strategi setelah menyimak (after listening strategies) merupakan strategi yang membantu pembelajar untuk melakukan evaluasi setelah kegiatan menyimak berlalu. Menurut Robbins, aktivitas yang termasuk ke dalam strategi setelah menyimak adalah sebagai berikut.

(1) Menjelaskan (clarifying)

Menjelaskan bisa dilakukan ketika soal menyimak dibahas secara bersama-sama di dalam kelas. Kegiatan ini digunakan untuk menguraikan alasan

pembelajar memilih suatu jawaban dalam soal menyimak yang diberikan. (2) Meringkas (summarizing)

Meringkas digunakan dalam pembelajaran keterampilan menyimak yang menuntut pembelajar untuk menggunakan ringkasan secara tertulis terkait wacana menyimak yang didengarnya. Kegiatan ini dapat melatih pembelajar untuk

meningkatkan daya ingatnya dan sekaligus membantunya untuk meningkatkan kemampuannya dalam menulis.

(7)

Menguraikan pengalaman yang diperoleh selama menyimak dapat dilakukan dengan menulis catatan harian pembelajaran keterampilan menyimak. Catatan tersebut berisi mengenai materi yang diperoleh, jenis wacana menyimak yang disampaikan, bentuk soal menyimak, dan kesulitan yang dialami. Catatan tersebut dapat digunakan oleh pembelajar untuk mengevaluasi kemampuan menyimak yang dimilikinya.

(4) Personalisasi (personalizing)

Strategi ini digunakan untuk mengukur secara mandiri kemampuan

pembelajar dalam memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara dalam teks menyimak. Hal ini perlu dilakukan karena hanya pembelajar sendirilah yang tahu seberapa besar presentasi isi teks menyimak yang dapat mereka tangkap, apakah keseluruhan isi teks, sebagian, atau hanya sebagian kecil dari isi teks.

(5) Mengecek tujuan menyimak (checking listening goal).

Setelah kegiatan menyimak selesai, pembelajar diharapkan mengecek ketercapaian tujuan menyimak yang dilakukannya. Tujuan menyimak dapat dikatakan berhasil jika pembelajar mampu memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara dan dapat mengerjakan sebagian besar soal menyimak yang diberikan. Namun, jika sebaliknya, dapat disimpulkan bahwa tujuan menyimak belum tercapai atau belum optimal, sehingga pembelajar harus giat berlatih untuk meningkatkan kemampuan menyimaknya.

2. Kelebihan dan Kekurangan

Strategi menyimak Tiga Tahap tersebut dapat digunakan oleh pembelajar dalam kegiatan pembelajaran keterampilan menyimak. Strategi menyimak Tiga Tahap membantu pembelajar untuk mengetahui apa yang harus mereka lakukan

(8)

juga membantu pembelajar untuk memahami informasi dari wacana menyimak yang disampaikan dan mengevalusai secara mendiri kegiatan menyimak yang telah dilaluinya.

Namun, aktivitas dalam strategi menyimak Tiga Tahap tersebut masih bersifat umum. Informasi mengenai aktivitas spesifik yang dapat dilakukan oleh pembelajar dalam proses menyimak juga relatif sedikit. Hal ini mendorong pembelajar untuk berpikir kreatif mengenai aktivitas yang lebih spesifik yang dapat mereka gunakan ketika menyimak.

3. Penutup

Pembelajar memerlukan strategi dalam pembelajaran keterampilan menyimak. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi menyimak Tiga Tahap yang diperkenalkan oleh Robbins. Tiga tahap tersebut yaitu, strategi

sebelum, selama, dan setelah menyimak. Strategi menyimak Tiga Tahap dapat membantu pembelajar untuk mempersiapkan diri sebelum kegiatan menyimak berlangsung, memahami dan menjawab soal selama menyimak, serta

mengevalusai secara mandiri kemampuan menyimak yang dimilikinya.

Daftar Rujukan:

Liubinienė, Vilmantė. 2009. Developing Listening Skills in CLIL. Kalbu Studijos Zurnalai, (Online), 15: 89-93, (http://www.kalbos.lt/zurnalai/15_numeris/ 14.pdf), diakses 19 September 2014.

Matsuoka, Yaoko. 2009. Possible Strategies for Listening Comprehension:

(9)

Pham, Trong Binh. 2014. Zur Verbesserung der Hörverstehens- und Sprechfertigkeiten der Deutschstudierenden in Vietnam, (Online),

(http://opus4.kobv.de/opus4tuberlin/frontdoor/deliver/index/docId/4771/fil e/ pham_trong_binh.pdf), diakses 11 Januari 2014.

Rampilon, Ute. 1989. Lerntechniken im Fremdsprachenunterricht Handbuch. München: Max Hueber Verlag.

Subana, M. & Sunart. 2011. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandug: Pustaka Setia.

Referensi

Dokumen terkait

Latar BelakangTriage adalah tindakan dimana pasien digolongkan berdasarkan prioritas kegawatannya.Ketepatan perawat dalam melaksanaka triage dipengaruhi oleh berbagai

Pada faktor kepadatan penduduk ini, penggunaan lahan hutan, lainnya, perkebunan dan pertanian lahan kering serta sawah memiliki nilai Exp ( β ) lebih kecil dari

Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Desa wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan Pembangunan Desa. 3) Musyawarah perencanaa Pembangunan

Adapun menurut Djamarah (dalam Susanto, 2013: 197) pemecahan masalah merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam pemecahan masalah dapat digunakan metode –

AICS - Inventarisasi Bahan Kimia Australia; ASTM - Masyarakat Amerika untuk Pengujian Bahan; bw - Berat badan; CERCLA - Undang-Undang Tanggapan, Kompensasi, dan Tanggung Jawab

Dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8, terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan,

Untuk operasional kegiatan peran dan fungsi TKPK provinsi, maka tim teknis TKPK Provinsi telah melakukan fasilitasi, koordinasi dan pengendalian terhadap TKPK Provinsi dan

Rencana program prioritas dan kebutuhan pendanaan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) ProvinSi Sulawesi Tenggara tahun 2013- 2018,diuraikan