• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Menggambar Sebagai Terapi Berma (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Menggambar Sebagai Terapi Berma (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Menggambar Sebagai Terapi Bermain Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan pada Anak yang Akan Menjalani Prosedur Khitan

ABSTRAK

Utari. Dyah. 2007. Pengaruh Menggambar Sebagai Terapi Bermain Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan pada Anak yang Akan Menjalani Prosedur Khitan. Tugas Akhir. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing (1) dr Siswanto, MSc (2) ns Ahsan, SKp,Mkes

Khitan merupakan suatu prosedur yang lazim dilaksanakan terutama bagi pemeluk agama Islam laki-laki. Khitan merupakan pengalaman baru bagi anak sehingga menimbulkan rasa cemas, beberapa metode digunakan untuk membantu menurunkan kecemasan, salah satunya adalah terapi bermain dengan menggambar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan anak yang akan menjalani khitan, serta menganalisa pengaruh pemberian terapi bermain menggambar tersebut terhadap penurunan tingkat kecemasan anak, Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan kelompok kontrol. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anak yang mengikuti khitanan massal di PR Cempaka Tulungagung dengan jumlah sample 10 orang yang diambil dengan cara random sampling. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan anak sebelum menjalani khitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengukuran tingkat kecemasan pertama (pre test) kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sama-sama menunjukkan adanya kecemasan, sedang pada post test kelompok perlakuan100% menunjukkan penurunan tingkat kecemasan, dan pada kelompok control 80% mengalami kenaikan dan 20% tetap. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaru yang signifikan dari pemberian terapi bermain dengan menggambar terhadap penurunan tingkat kecemasan anak yang akan menjalani prosedur khitan (uji independent t test p<0,05). Disarankan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar serta melakukan uji validitas alat ukur kecemasan khusus pada anak.

Kata kunci: khitan, tingkat kecemasan, terapi bermain menggambar

ABSTRACT

Utari, Dyah. 2007. The Influence of Drawing as the Playing Therapy in Reducing the Dread of the Children Who Will Experiencing the Circumcision Procedure. Final Task. The Department of Nursery Science Medical Faculty Brawijaya University. Counsellor (1) dr. Siswanto MSc (2) ns Ahsan. SKp, MKes

(2)

dread level of the children who will experiencing circumcision before and after giving the playing therapy with drawing compared with the group who does not giving the treatment, and also analyze the influence of giving those drawing therapy to the degradation level of the dread of the children. This research is the experimental research with controlled group. The population of this research is the entire children who following the mass circumcision in PR Cempaka Tulungagung who taken according to the exclusion and inclusion with the sample of 10 people that taken by the simple random sampling way. The tested variable in this research is the dread level of the children before experiencing the circumcision before and after giving the playing therapy with drawing. The result of this research show that in the first measured dread level (pretest) the treatment group and the controlled group equally show the existence of the dread, while in posttest group the 100% treatment show the degradation of the dread level, and at the 80% controlled group have arise and the 20% remain to. It can be conclude that there are significant influence of giving the playing therapy with drawing to the degradation of the dread level of the children who will experiencing the circumcision procedure (independent test t test p<0,05). It suggested for the continuation research with the higher number of the sample and also doing the validity test of the dread measure tools special for the children.

Key words: circumcision, dread level, drawing therapy

Latar Belakang

Di Indonesia khitan sudah merupakan sesuatu yang lazim dilakukan. Hal ini mengingat sebagian besar penduduk Indonesia memeluk agama Islam yang mewajibkan penganutnya yang laki-laki untuk berkhitan. di samping itu kesadaran akan pentingnya berkhitan telah mendorong semakin banyaknya orang untuk berkhitan. (Hermana, 2000).

Khitan sendiri pada umumnya merupakan suatu prosedur yang cenderung menakutkan bagi klien terutama bagi anak-anak, hal ini dikarenakan rasa nyeri yang ditimbulkan, adanya perdarahan, terbatasnya aktifitas selama masa penyembuhan, serta cerita cerita yang salah mengenai prosedur ini, maka dari itu diperlukan suatu tindakan yang dapat meminimalisasi rasa takut serta cemas yang menyertai prosedur ini, dengan kata lain memberikan rasa nyaman, baik

pada anak maupun keluarga, sehingga diperlukan proses penyesuaian lingkungan untuk mengurangi atau meminimalkan kecemasan supaya tidak berkembang menjadi krisis (Whaley dan Wong, 1998).

Studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti memberikan hasil bahwa semua anak yang akan menjalani prosedur khitan menunjukkan tanda-tanda kecemasan, walaupun tingkatan stress yang dialami berbeda beda.

Anak usia sekolah sudah mampu mengungkapkan rasa cemasnya baik secara verbal maupun non verbal. Mereka mampu mengungkapkan kecemasan

(3)

melakukan intervensi keperawatan dalam menurunkan tingkat kecemasan (Kozier, 1998).

Untuk mengatasi hal tersebut diusahakan untuk memodifikasi lingkungan sehingga memberikan kenyamanan bagi anak, memberikan kesempatan anak sakit mendapatkan kontrol yang dapat diterima, membantu untuk rencana dan prosedur pelayanan dan perawatan (Whaley dan Wong, 1998).

Terapi alternatif atau komplementer yang dapat dilakukan oleh perawat untuk mengatasi kecemasan pasien khususnya pasien anak salah satunya yaitu dengan menggambar. Menggambar adalah media yang paling ekspresif, yang langsung dapat mengekpresikan gagasan dari dalam diri seorang anak. Menggambar merupakan kegiatan yang paling sederhana. Kapanpun pensil dan kertas tersedia, secara otomatis anak-anak akan menggambar (Beal dan Gloria, 2003).

Menggambar bisa dikatakan sebagai terapeutik play karena dalam

menggambar anak dapat mengekspresikan perasaannya. Apa yang

anak pikirkan dapat dilihat dari hasil menggambarnya, dengan menggambar

ini diharapkan anak dapat mengekspresikan perasaannya saat akan menjalani khitan.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas peneliti berkeinginan untuk meneliti "Pengaruh menggambar sebagai terapi bermain terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak yang akan menjalani prosedur khitan”.

Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh menggambar sebagai terapi bermain terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak yang akan menjalani prosedur khitan.

Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Dapat memberikan intervensi keperawatan dalam mengatasi kecemasan pada anak yang akan menjalani prosedur khitan.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Memberikan manfaat pada pihak rumah sakit mengenai manfaat menggambar sebagai terapi bermain untuk pasien anak yang mengalami kecemasan

3. Bagi Ilmu Pengetahuan Keperawatan Hasil penelitian dapat dijadikan untuk pertimbangan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain yang digunakan adalah One Group Pretest – Posttest With Control Group Design. Ciri dari penelitian ini adalah menggunakan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek dan satu kelompok control. Kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan perlakuan (pretest), kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan perlakuan (posttest), sedangkan untuk

kelompok kontrol dilakukan dua kali observasi dengan rentang waktu yang sama akan tetapi tidak dilakukan perlakuan.

Pola dari desain penelitian secara eksperimental dengan One Group Pretest – Posttest With Control Group Desain adalah :

(4)

kecemasan pada anak yang akan menjalani prosedur khitan.

Untuk variabel independen adalah terapi bermain menggambar, sedangkan variabel dependen adalah tingkat kecemasan.

Populasi pada penelitian ini adalah anak yang akan menjalani prosedur khitan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yaitu memilih sampel secara acak (Nursalam,2003).

Penelitain ini dilakukan di khitanan masal PR Cempaka Tulungagung pada tanggal 31 Maret 2007.

Kegiatan ini meliputi observasi, pengumpulan dan pengolahan serta analisis data. Alur pelaksanaan dapat dijabarkan sebagai berikut : Anak yang akan menjalani prosedur khitan yang menunjukkan reaksi cemas diukur tingkat kecemasannya dengan menggunakan alat ukur HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale), setelah itu diberikan terapi bermain menggambar, terapi dengan menggambar ini akan diberikan satu kali waktu yang diberikan kurang lebih selama 15 menit (UCLA, 2000) setelah

itu anak diukur kembali tingkat kecemasannya.

Untuk kelompok kontrol pengukuran tingkat kecemasan juga dilakukan dua kali dengan jarak pengukuran pertama dan kedua sama dengan kelompok perlakuan, akan tetapi tidak diberikan perlakuan terapi bermain menggambar.

Pengolahan data untuk tingkat kecemasan diproses dari data yang terkumpul melalui lembar wawancara dan observasi, untuk mengumpulkan data tentang tingkat kecemasan dengan HRS-A (Hamilton Rating Scale for Axiety)yang terdiri dari 10 kelompok gejala yang diberi penilaian antara 0-4 dengan penilaian sebagai berikut : 0 = bila tidak ada satupun gejala yang muncul, 1 = jika ada 1 gejala yang muncul, 2 = jika ada 2 gejala yang muncul, 3 = jika ada 3 gejala yang muncul, 4 = jika ada 4 gejala yang muncul.

Dari penilaian diatas dilakukan penjumlahan dari tiap tiap responden antara pretest dan posttest sehingga didapatkan data berpasangan dari tiap responden

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2007 di khitanan masal PR Cempaka Kabupaten Tulungagung. Gambaran lokasi penelitian adalah sebagai berikut : Khitanan massal dilaksanakan oleh PR Cempaka pada tanggal 31 maret 2007, khitanan masal ini diikuti oleh kurang lebih 70 peserta yang dijadikan populasi penelitian.

Sampel yang diambil sebanyak 10 orang dengan kategori 5 orang masuk kedalam kelompok control dan 5 orang masuk kedalam kelompok perlakuan. Karakteristik usia anak yang dipakai untuk penelitian ini bersifat homogen yaitu usia 12-14 tahun

Hasil yang didapat adalah sebagai berikut :

Table Tingkat Kecemasan Anak Sebelum Menjalani Khitan Pretest dan Posttest Terapi Bermain

No Sampel Pretest Posttest Penurunan

(5)

2 13 10 3

3 18 15 3

4 15 11 4

5 11 9 2

0 5 10 15 20 25

1 2 3 4 5

sampel

ti

n

g

kat

ke

ce

m

a

s

a

n

tk kecemasan pretest klmpk perlakuan tk kecemasan posttest kelompok perlakuan

tk kecemasan I kelompok kontrol

tk kecemasan II kelompok kontrol

Diagram 7 perbandingan tingkat kecemasan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum dan sesudah/pertama dan kedua

Dari perbandingan dapat disimpulkan perbedan tingkat kecemasan yang didapat adalah sebagai berikut :

-40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40

1 2 3 4 5

sampel

p

er

b

ed

an

t

k kecem

asa

n

perbedaan tk kecemasan klmpk perlakuan

perbedaan tk kecemasan klmpk kontrol

(6)

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan penurunan tingkat kecemasan anak yang akan menjalani prosedur khitan antara kelompok control dan perlakuan sangat signifikan, pada kelompok perlakuan rata-rata tingkat kecemasan anak mengalami penurunan setelah mendapat terapi bermain dengan menggambar, sedangkan pada kelompok control setelah selang waktu 15 menit mayoritas anak mengalami kenaikan tingkat kecemasan.

Untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pada anak yang akan menjalani prosedur khitan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dilakukan uji t (t-test) dengan menggunakan mini tab.

Setelah dilakukan analisa data pada two sample independent t test didapatkan p=0.001, sedangkan ketentuan yang dipakai adalah ada pengaruh yang signifikan jika p<0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi bermain dengan menggambar pada penurunan tingkat kecemasan pada anak yang akan menjalani khitan yang signifikan.

PEMBAHASAN

Tingkat kecemasan responden pada kelompok perlakuan sebelum diberi terapi bermain dengan menggambar diperoleh hasil kesemuanya mengalami kecemasan dengan tingkatan yang berbeda beda 4 responden mengalami cemas ringan, sedang kan satu orang responden mengalami cemas sedang.

Sesuai dengan pernyataan David (2003) bahwa kecemasan erat hubungannya dengan rasa takut, dalam hal ini dimungkinkan ketakutan yang dirasakan anak adalah adanya gambaran bahwa prosedur khitan cenderung menyakitkan, khitan juga merupakan pengalaman baru bagi anak.

Kesemuanya ini menimbulkan kecemasan bagi anak

Rasa cemas ini bukan gejala yang abnormal pada anak, sebab anak secara instinktif merasa cemas pada hal-hal yang belum dikenalinya atau yang masih samar-samar.

Tingkat kecemasan responden setelah diberi terapi bermain dengan menggambar diperoleh hasil bahwa semua responden mengalami penurunan tingkat kecemasan walaupun tidak berarti cemas yang dirasakan hilang sama sekali, rata-rata penurunan kecemasan yang dialami adalah sebesar 3,6 poin, sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Suryo Broto (1990) bahwa menggambar merupakan salah satu distraksi intelektual , bisa dikatakan sebagai terapi bermain karena dengan

menggambar anak dapat mengekspresikan perasaannya.

Distraksi merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang dengan sadar mengalihkan fokus perhatian pasien dari obyek, orang atau aktivitas yang satu kepada aktivitas yang lainnya. Terapi ini dapat dilakukan untuk menghindari kebosanan, kecemasan dan rasa nyeri, terapi ini terutama bagi anak-anak. (Hinclif,1977)

Anak yang akan dikhitan perhatian anak terfokus pada ketakutan akan rasa sakit prosedur tersebut sehingga anak merasa cemas, dengan menggambar perhatian anak teralihkandari ketakutan akan rasa sakit kepada gambar yang ia buat, dengan teralihnya perhatian anak ini maka tingkat kecemasan yang ia rasakan menurun.

(7)

sehingga rasa nyeri yang dirasakan berkurang. (philiteri,1999). Sebagaimana rasa nyeri rasa cemas yang dirasakan juga sulit untuk diterima apabila otak memfokuskan pada hal lain dalam hal ini memfokuskan pada menggambar.

Sesuai teori yang diungkapkan De Lanne dan Landner (1998) bahwa suatu bentuk situasi yang dapat membuat senang masuk kedalam pikiran dapat mengurangi stress, persepsi nyeri, cemas dan perasaan terisolasi. Adanya kondisi yang lebih senang menyebabkan pengeluaran ephineprin dan norephineprin akan terhambat, Hambatan pada pengeluaran kedua hormon tersebut akan berakibat pada turunnya kerja system saraf simpatis yang akhirnya berdampak terjadinya vasodilatasi pembuluh darah, penurunan tekanan darah, dan penurunan kontraksi jantung, kondisi ini mengakibatkan turunnya tingkat kecemasan karena tanda fisiologis kecemasan seperti diatas berkurang.

Teori lain menyatakan bahwa menggambar dapat digunakan untuk menggungkapkan ekspresi,perasaan, jengkel ataupun rasa marah (Hidayat,2004)

Hasil uji paired t test didapatkan hasil p=0,012 sedangkan ketentuan yang berlaku hasil yang didapatkan signifikan bila p<0,05 ini berarti penurunan tingkat kecemasan yang dipengaruhi oleh terapi bermain dengan menggambar signifikan.

Uji independent t-test juga menghasilkan hasil signifikan. Kondisi tersebut didukung teori bahwa untuk mengatasi cemas salah satunya dengan metode pengalihan melalui bermain, untuk anak pengalihan yang digunakan adalah mainan, buku, atau gambar.

Kesimpulan

Setelah serangkaian proses dilalui, dalam bab ini peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain :

1. Sampel pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sama-sama mengalami kecemaan pada saat pretest (pengukuran tingkat kecemasan pertama)

2. Sampel pada kelompok perlakuan 100% mengalami penurunan kecemasan setelah diberi perlakuan, dengan hasil uji paired t test yang signifikan yaitu 0,012

3. Sampel pada kelompok kontrol 80%mengalami kenaikan tingkat kecemasan pada saat pengukuran tingkat kecemasan kedua.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, Aziz. 2004. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Tahun anggaran 2004.

Amarshaffi.2000.Kumpulan Mahzab Mengenai Khitan. Jakarta. Nazar Press

Beal, Nancy dan Gloria. 2003. Rahasia Mengajarkan Seni Pada Anak : Di Rumah Dan Di Sekolah. Yogyakarta : Priponbooks,

Beal, Nancy dan Gloria. 2003. Rahasia Mengajarkan Seni Pada Anak: Di Rumah dan Di Sekolah http://www.sabda.org/pepak/pustaka/030458, diakseskan 10 Mei 2005. De Laune dan Ladner. 1997. Fundamentals of Nursing Standards and Practice. Jilid II.

USA: Delmar Publishers.

Hermana, Asep. 1995. Khitan di Indonesia. Jakarta. Ainun Pers

Kaplan dan Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Edisi 7. Jilid 2. Jakarta : Binarupa Aksara*

Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak. Bandung : mandar Maju.

Kozier, Erb. 1998. Fundamental of Nursing. Philadelphia : J.B. Lippincott Companys. Nurkancana, Wayan. 2001. Perkembangan Jasmani Dan Kejiwaan. Surabaya : Usaha

Nasional,

Simon, Howard. 2005. TeknikMenggambar. Semarang : Dahara Prize,

Smeltzer Dan Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner Dan

Suddarth. Alih Bahasa : Agung Waluyo et al. Aditor Monica Ester. Jakarta :EGC, Sevilla, G. Consuello. Dkk.1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia

Stuart dan Sundeen. 1998. Principles dan Practice in Psyhiatric A Nursing.

Tim Metodologi Fk Unibraw.2001. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kesehatan. Malang: FK Unibraw,

UCLA, Residen Bagian Psikiatri. Buku Saku Psikiatri. Jakarta. EGC

Whaley dan Wong. 1998. Nursing Care of Infant And Children. St louis : Mosby Year Book,

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perang besar Baratayuda, dewata ternyata berpihak kepada Pandawa. Keberpikahan para Dewa ini ditunjukan dengan bergabungnya Prabu Kresna kepada Pandawa. Perlu

daerah HAZ dan weld nugget bila dibandingkan dengan daerah base metal. Hasil pengujian pada variasi kecepatan 2220 rpm memiliki nilai kekerasan 46,3 HV, variasi kecepatan

Siapkan tekanan negatif di dalam tabung AVM dengan: Menutup klep atau pengatur katup ke depan bawah,tarik tangkai plunger hingga ganjal kiri dan kanan keluar dari

(fitrah) untuk tunduk dan patuh pada Allah swt.., potensi inilah yang dikembangkan melalui pendidikan Islam. Pendidikan Islam yang dilaksanakan dalam suatu sistem,

Dari dimensi pasar, dengan beralihnya kepemilikan dari wewenang pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi ke pemerintah daerah (kabupaten), terjadi perubahan

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dan mendeskripsikan sebagai berikut, (1) Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan metode

Fiqih lingkungan ( Fiqh al-Bi‘ah ) dapat dipahami sebagai produk hukum Islam berkaitan dengan hukum taklifi yang dihasilkan dalam proses istinbat hukum melalui

3. Hambatan Komunikasi Interpersonal Dosen Penasehat Akademik dengan Mahasiswa...92.. masukan dan arahan agar mahasiswa memeperoleh prestasi belajar yang memuaskan.