PENGARUH TOPOGRAFI TANAH
TERHADAP PEMBANGUNAN JALAN DI
HUTAN WEMER-TIMOR-NTT
OLEH:
REX CHRISTIAN ETWIN KOA (120214546)
NELSON MAYADI CARDOSO DACOSTA AMARAL(120214547)
BAB II
ISI PEMBAHASAN 1.1 Tanah
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
1.2 Pembangunan jalan raya
Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowong, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini.
Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.
Pengaliran air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan raya. Air yang berkumpul di permukaan jalan raya setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan raya, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan raya. Karena itu permukaan jalan raya sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan.
Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan raya. Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan.
1.3 Tahapan Pembangunan Jalan Raya
Metoda Modern Dengan Teknik Fotogrametri
ANALISIS LALU LINTAS Volume dan Jumlah Lalu Lintas Sifat dan Komposisi Lalu Lintas Kapasitas
PENENTUAN KECEPATAN RENCANA
PERENCANAAN GEOMETRIK (HORISONTAL & VERTIKAL)
PERHITUNGAN KUANTITAS PEKERJAAN TANAH
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
PERHITUNGAN ANGGARAN BIAYA
KEAMANAN LALU LINTAS
ANALISIS EKONOMI DAN KEUANGAN
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
STANDARD PERENCANAAN
Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13/1970 Direktorat Jenderal Bina Marga
Spesifikasi Standard untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota, SubDit Perencanaan Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga, 1990
Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/BM/1997, Direktorat Jenderal Bina Marga
Standard Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, Direktorat Jenderal Bina Marga, 1992
1.4
Karakteristik umum tanah yang ada pada kawasan hutan wemer, umumnya sbb: Berhumus
Gembur
1.6 Upaya perbaikan jalan
1.6.1 Perbaikan jalan raya yang ideal
Perbaikan Jalan Raya, Idealnya Seperti Apa?
Seperti diketahui kelas jalan terbagi atas beberapa kriteria yakni jalan nasional, jalan propinsi, jalan kabupaten, hingga jalan kelurahan. Secara jaringan, jalan berfungsi sebagai arteri jarak jauh atau lalu lintas antar kota.
2.6.2 Mekanisme Perbaikan Jalan
MEKANISME PERBAIKAN
Dalam proses perbaikan jalan terdapat mekanisme yang telah disesuaikan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Bina Marga. “Untuk menentukan jadwal pengerjaan, pelaksanaan teknik hingga pemilihan rekayasa teknologi perbaikan jalan,” pegawai senior Direktorat Bina Marga yang menangani teknik dan spesifikasi jalan.
Pada kenyataannya, mekanisme perbaikan jalan yang dilakukan oleh sejumlah kontraktor selama ini masih salah kaprah. “Misalnya soal penambalan, yang semestinya diawali dengan mencoak area yang berlubang hingga berbentuk persegi. Kemudian menggali lubang tersebut hingga tampak tidak ada lagi material yang mudah terkikis. Dilanjut dengan mengisi pelapis atau agregat dan kemudian diisikan hot mix.
Nah perihal kualitas tambalan, temperatur hot mix saat dituangkan tidak boleh di bawah 80 derajat celcius. “Selain itu, toleransi ketinggian tambalan tidak boleh melebihi 2 mm.” pernyataan ini terkait teknologi cool mix yakni aspal dingin yang dapat dijadikan alternatif untuk memaksimalkan tambalan.
2.6.3 Instrument Safety
INSTRUMEN SAFETY
“Terdapat beberapa instrumen safety yang harus dipenuhi. Pertama adanya rambu peringatan dini perbaikan jalan, rambu batas kecepatan, pembatas jalan berupa kun dan terakhir boks di lokasi pekerjaan jalan. Rambu peringatan dini disesuiakan dengan rasio kecepatan di jalan. Bisa juga diimprovisasi dengan menyertakan petugas yang menggunakan sinyal berupa lampu maupun bendera.
Instrument safety ini menjadi tanggung jawab kontraktor selaku pelaksana di lapangan. Karenanya berhak mengajukan klausul instrumen keselamatan itu dalam pengajuan anggaran proyek. “Saat ini instrumen keselamatan mutlak disertakan dalam setiap proyek perbaikan jalan.”. (mobil.otomotifnet.com)
KEADAAN FISIK DAN TOPOGRAFI MEDAN • Sangat mempengaruhi perencanaan bagian-bagian jalan
• Keadaan tanah dasar mempengaruhi lokasi dan bentuk geometrik jalan
• Tanah dasar jelek atau air tanah yang tinggi maka mungkin trase harus pindah atau perlu timbunan tinggi
• Di daerah dengan curah hujan tinggi perlu lereng melintang lebih besar atau alinyemen jauh lebih tinggi dari tanah asli.
• Untuk daerah datar perlu perencanaan drainase yang baik
• Daerah pegunungan mempengaruhi pemilihan lokasi dan bagian-bagian jalan lainnya, bahkan type jalan.
• Daerah pertanian dan industri banyak kendaraan truk yang berbeda dengan daerah pemukiman atau wisata dimana banyak mobil penumpang
perencanaan lebih berat dibanding jalan untuk urban area yang didominasi kendaraan kecepatan rendah