• Tidak ada hasil yang ditemukan

TASAWUF DALAM HIERARKI ILMU ILMU ISLAM (15)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TASAWUF DALAM HIERARKI ILMU ILMU ISLAM (15)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

TASAWUF DALAM HIERARKI

ILMU-ILMU ISLAM

OLEH :

Nama:

Nadilla Putri

NIM:

0705163032

Dosen Pengampu :

Dr. Ja’far, M.A

FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUMATERA UTARA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

Tasawuf merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan penyucian jiwa manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt. Pembahasan tasawuf akan sangat berkaitan dengan upaya menumbuhkan akhlak mulia, sikap konsisten untuk mengendalikan diri dari jeratan nafsu dan kehidupan duniawi, dan jalan terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Tasawuf memiliki kedudukan penting dalam ilmu – ilmu islam khususnya ilmu-ilmu agama (the religious sciences). Kedudukan tasawuf tersebut di antaranya sebagai bagian dari ilmu syariah karena bersumber dari Al-qu’an dan hadist . Tasawuf sebagai bagian dari ilmu- ilmu syariat telah dipraktikkan pada zaman Nabi Muhammad SAW, sahabat dan thabi’in dan juga para pelajar sufi untuk tujuan ibadah semata-mata karena Allah Swt.

b. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kedudukan Tasawuf dalam Klasifikasi Ilmu- Ilmu Islam?

2. Bagaimana tasawuf dilihat dari berbagai aspek sumber,tujuan dan pembahasan?

c. Tujuan

1. Untuk mengetahui Kedudukan Tasawuf dalam Ilmu- Ilmu Islam.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

1. Klasifikasi Ilmu dan Kedudukan Tasawuf

Klasifikasi ilmu berdasarkan sudut pandang Islam oleh Ibn Khaldun dibagi menjadi dua jenis:

1. Ilmu- Ilmu hikmah dan filsafat(‘ulum al-hikmiyah al-falsafiyyah), yang diperoleh dengan akal manusia.

2. Ilmu yang diajarkan dan ditransformasikan (‘ulum al-naqliyyah al-wadhi’iyah), yang bersumber kepada syariat Islam (Al- qur’an dan hadis). Ibn Khaldun mengkategorikan tasawuf sebagai salah satu dari beragam ilmu-ilmu syariah

(‘ulum al-naqliyyah al-wadhi’iyah).1

Dalam pembagian ilmu menurut al-Ghazali berdasarkan cara perolehan ilmu, disebutkan bahwa ilmu terbagi atas dua:

1. Ilmu yang dihadirkan (‘ilm al-hudhuri)

2. Ilmu yang dicapai (‘ilm al-hushuli). Sedangkan tasawuf dikategorikan sebagai

‘ilm al-hudhuri.2

Ibn al-Qayyim al- Jauziyah membagi ilmu menjadi tiga derajat : 1. ‘ilm jaliyun (didasari observasi, eksperimen, dan silogisme) 2. ‘ilm khafiyun ( ilmu ma’rifat)

3. ‘ilm laduniyun (didasari ilham dari Allah), dan tasawuf dikelompokkan kepada ‘ilm

khafiyun dan laduniyun.3

Syed Muhammad Naquib al-Attas membagi ilmu menjadi dua jenis:

1. Ilmu pemberian Allah (the God given Knowledge) yang disebut ilmu- ilmu agama (The religious sciences)

2. Ilmu capaian (the acquired knowledge) yang disebut ilmu- ilmu rasional , intelektual dan filosofis (the rational, intellectual and philosophical sciences). Sedangkan tasawuf dikategorikan sebagai metafisika Islam yang merupakan bagian dari ilmu- ilmu agama (the religious sciences).4

1 Abd al-Rahman Ibn Khaldun,Muqaddimah Ibn Khaldun (Damsyiq:Dar al- Balkhi, 2004),h. 181

2 Osman Bakar, Classification of Knowledge in Islam : A study in Islamic Philosophies of Science (Cambridge: The

Islamic Texts Society,1998),h. 203-207.

3 Ibn Qayyim al- Jauziyah, Madarij al- Salikin, Juz IV (Riyadh:Dar al-Shami i, ),h. -2666

4 Syed Muhammad Naquib al-Attas,the Concept of Education in Islam : a Framework for an Islamic Philosophy

(4)

2. Tasawuf dilihat dari berbagai aspek sumber, tujuan dan pembahasan

Dari aspek sumber, tasawuf sebagai salah satu dari ilmu syariah, menurut Ibn Khaldun bersumber dari syariat- syariat Islam yakni Al-Qur’an dan hadist, dan akal tidak memiliki peran dalam ilmu- ilmu syariah kecuali menarik kesimpulan dari kaidah- kaidah utama untuk cabang permasalahannya. Meskipun muncul belakangan ini sebagai sebuah disiplin ilmu, tasawuf sebagai bagian dari ilmu-ilmu syariat yang telah dipraktikkan pada zaman Nabi Muhammad SAW, sahabat dan thabi’in, dan pada masa itu tasawuf masih berupa bentuk ibadah semata.

Dari aspek tujuan, pelajar sufi (al-murid) harus terus meningkatkan kualitas ibadahnya dan beranjak dari tingkatan terendah sampai tingkatan tertinggi (al- maqamat) sampai mencapai kemantapan tauhid (al-tauhid) dan makrifat (al-ma’rifah).

Dari aspek pembahasan, tasawuf membicarakan empat pokok persoalan:

- Pembahasan tentang mujahadah (al-mujahaddah), zauq (al-dzawq), introspeksi diri

(muhasabah al- nafs) dan tingkatan- tingkatan spritual (al-maqamat).

- Penyingkapan spritual (al-kasyf) dan hakikat- hakikat (al-haqiqah),alam gaib (‘alam

al-gayb).

- Keramat wali (al-karamat)

- Istilah –istilah kaum sufi yang diungkap pasca ‘mabuk’ spiritual (al-syathahat). Menurut Ibn Khaldun, kebanyakan Fukaha (Sunni) menolak ajaran kaum sufi tentang tasawuf.5

Penolakan Fukaha (Sunni) tidak serta merta ditujukan kepada semua jenis tasawuf. Menurut al-Taftazani, dari abad ketiga sampai abad keempat hijriah, aliran tasawuf terbagi menjadi dua:

- Tasawuf Sunni, yaitu aliran yang memagari pengikutnya dengan Al-Qur’an dan Hadis, serta mengaitkan ajaran mereka, terutama keadaan dan tingkatan rohani mereka, dengan kedua sumber ajaran Islam tersebut. Di antara sufi yang termasuk dalam kelompok ini adalah Abu Hamid al- Ghazali.

- Tasawuf falsafi, yaitu aliran yang cenderung kepada ungkapan- ungkapan ganjil

(syathahat), memadukan antara visi mistis dan visi rasional dan banyak menggunakan

terminologi filosofis, bahkan dipengaruhi banyak ajaran filsafat.6 Di antara sufi yang termasuk dalam kelompok ini adalah Suhrawardi al- Maqtul, Ibn ‘Arabi dan Mulla Shadra.

5 Ibn Khaldun, Muqaddimah Ibn Khaldun, h. 181,242

6Lihat Abu Wafa al-Ganimi al-Taftazani, Madkhlal ila Tashawwuf al- Islami (Kairo: Dar al-Tsaqafah,t.t). Lihat

edisi bahasa Indonesianya, Sufi dari Zaman ke Zaman: Suatu Pengantar tentang Tasawuf, terj.Ahmad ‘afi i

(5)

BAB III PENUTUP a. Kesimpulan

Kedudukan Ilmu tasawuf dalam Ilmu- Ilmu Islam adalah menurut Ibn Khadun tasawuf sebagai Ilmu syariah karena bersumber dari ajaran Al-Qur’an dan Hadist, menurut Al- Ghazali tasawuf dikategorikan sebagai ilmu yang dihadirkan, sedangkan menurut Ibn al-Qayyim tasawuf dikategorikan sebagai ilmu makrifat dan ilmu yang didasari ilham dari Allah, sedangkan menurut Syed Muhammad Naquib tasawuf dikategorikan sebagai metafisika Islam yang merupakan bagian dari ilmu- ilmu agama (the religious sciences).

Tasawuf sebagai salah satu dari ilmu syariah yaitu berdasarkan Al-qur’an dan hadist. Oleh karena itu para pelajar sufi harus meningkatkan kualitas ibadah untuk mencapai

kemantapan tauhid . Di samping itu, tasawuf juga membahas tentang mujahadah, introspeksi diri, tingkatan spiritual, keramat wali serta hakikat alam gaib.

b. Saran

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ja’far, Dr. 2016. Gerbang Tasawuf. Medan: Perdana Publishing.

Ni’am,Syamsun.2014. Tasawuf Studies: Pengantar Belajar Tasawuf .Yogyakarta: Ar-Ruzz

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan untuk membuat perencanaan fortofolio aplikasi mendatang berdasarkan strategi sistem dan teknologi informasi yang dapat mendukung kegiatan

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) mengeteahui apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model Contextual Teaching Learning berbantu Video

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Boga.

Pada tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran siswa. Peneliti bekerjasama dengan wali kelas dalammelaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan

Kegiatan Perusahaan dalam memperkenalkan produk-produk baru dari perusahaan kepada pelanggannya atau pada masyarakat. Perusahaan harus mensosialisasikan kelebihan dan keunggulan

Program SIAKAD dengan pemilihan dosen yang dilakukan masing-masing individu oleh mahasiswa serta dengan adanya kelas yang berubah-ubah tersebut setelah berjalan 1 semester

Hasil observasi siswa menggunakan lembar observasi siswa yang telah dipersiapkan sebelumnya. Aspek pengamatan pada lembar observasi siswa disesuaikan dengan

In this paper, the hybrid control architecture uses hierarchical structure of IT2 fuzzy sets (IT2FS) to avoid the huge rule base due to the embedded platform and modular