• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN ULANG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA M (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DESAIN ULANG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA M (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN ULANG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

WANGAN AJI GARUNG WONOSOBO

Ashal Abdussalam 1, 1

2 Staf Pengajar FASTIKOM Studi Teknik Sipil, Universitas Sains Alquran, Wonosobo

Email : ashalabdussalam@gmail.com, gb_ashal@yahoo.com

Abstrak

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) memiliki kelebihan bisa dibangun di daerah terpencil dan belum mempunyai aliran listrik dari PLN. PLTMH Wangan Aji Garung Wonosobo dirancang untuk menghasilkan daya sebesar 140 Kwh. Alasan mendasar dari desain ulang PLTMH ini adalah mengetahui penyebab dari kehilangan daya, yang tidak mencapai daya yang diinginkan.

Desain ulang Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Wangan Aji, akan dimulai dari evaluasi mulai dari Intake, saluran pembawa, bak penenang, pipa pesat, daya yang di hasilkan dari turbin, dan rendemen (efisiensi). Setelah dilakukan evaluasi didapatkan bahwa intake, saluran pembawa, pintu air, dan pipa pesat tidak perlu didesain ulang. Hasil lain dari evaluasi didapatkan bahwa bak penenang perlu didesain ulang menjadi sandtrap, karena bak penenang kurang baik dalam mengendapkan pasir. Pasir akan ikut masuk ke dalam turbin, sehingga turbin harus dimatikan. Hal tersebut yang menyebabkan berkurangnya daya yang dihasilkan dari PLTMH Wangan Aji. Pengambilan air sebagai penggerak turbin pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Wangan Aji diambil dari saluran pembawa yang digunakan untuk persawahan dengan luas kebutuhan lahan mencapai 602 ha, dengan debit sebesar 9,8 m3/dt di dapatkan bahwasannya kebutuhan air untuk persawahan adalah 1204 lt/dt, untuk itu debit tersisa adalah 8,596 m3/dt. Dengan debit sisa sebesar 8,596 m3/dt, maka akan dilakukan desain ulang Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Wangan Aji yang baru dengan debit pembangkitan sebesar 2,8 m3/dt.

Hasil desain ulang sandtrap adalah sepanjang P = 287 m, lebar = 3,5 m, dan kedalaman minimum = 2,42 m. Randemen (efisiensi) yang didapatkan sebesar 78,01 % dengan debit yang dihasilkan sebesar 112 Kwh. Sedangkan untuk desain ulang PLTMH menggunakan debit 2,8 m3/dt, sandtrap yang di dapat adalah P = 384 m, lebar 4m, kedalaman = 3,68 m. Diameter pipa = 1,2 m. Turbin = propeller dengan Ns 750 rpm. Pembangunan sandtrap baru denga debit 1,4 m3/dt memerlukan biaya sebesar Rp 700.129.920,00 , sedangkan untuk PLTMH baru memerlukan biaya sebesar Rp 2.323.350.635,00, dengan daya yang dihasilkan sebesar 1.661.808,96 kw pertahun.

(2)

Latar Belakang

Kehidupan masyarakat dewasa ini sangat bergantung kepada energi listrik. Listrik merupakan sarana penunjang hidup manusia, penunjang dari segala aspek, mulai dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Listrik dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan untuk menunjang berlangsungnya hidup manusia yang lebih berkualitas

Energi listrik dihasilkan dari beberapa sumber, diantaranya adalah Pembangkit Listrik. Berbagai jenis pembangkit listrik adalah Pembagkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).

Indonesia merupakan negara dengan curah hujan yang tinggi dan juga beriklim tropis, sehingga banyak sekali sungai besar maupun kecil yang potensi debitnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan litrik. Salah satunya adalah dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Akan tetapi pemanfaatan sungai untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia masih terbatas, karena kurangnya debit sungai yang besar, ketersediaan lahan dan dana. Di lain sisi banyak sungai dengan debit kecil yang mengalir sepanjang tahun sehingga potensi ini dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH).

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik tenaga air skala kecil dengan batasan kapasitas antara 5 KW- 1 MW per Unit. Syarat dasar dari pembangkit listrik tenaga air skala kecil adalah adanya air mengalir dan beda ketinggian. Salah satu PLTMH yang ada di Kabupaten Wonosobo adalah PLTMH Wangan Aji Garung Wonosobo, dengan beda ketinggian sebesar 11,21 m.

(3)

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) biasanya dibangun di desa-desa yang terpencil yang belum mendapatkan pasokan listrik dari PLN. Air yang digunakan dapat berasal dari saluran irigasi, sungai yang dibendung maupun air terjun. Daerah yang sudah mendapatkan aliran listrik dari PLN bisa juga membuat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebagai aset untuk meningkatkan pendapatan asli dari daerah setempat.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Wangan Aji dibangun tahun 2006 dalam rangka mempromosikan pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan saluran irigasi sungai Wangan Aji dan dikoneksikan ke sistem jaringan tegangan menengah PLN di Wangan Aji.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah disebutkan, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :

1. Mengetahui debit saluran irigasi dan debit untuk turbin.

2. Mendesain Ulang PLTMH, supaya bisa memaksimalkan debit yang sudah ada.

Manfaat Desain Ulang

Manfaat yang diperoleh dari desain ulang Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) ini adalah memberikan masukan kepada pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Wangan Aji, Garung, Wonosobo yaitu Koppontren PP Roudlotuth Tholibien.

Perhitungan Ketersediaan Debit

(4)

Peluap Ambang Lebar

Menurut Anggrahini (2005), suatu peluap dinamakan ambang lebar apabila paling tidak terdapat satu penampang diatas ambang yang mempunyai garis-garis arus lurus sehingga pembagian tekanan di penampang tersebut adalah hydrostatik. Kemudian peluap dinamakan sempurna apabila besarnya debit aliran Q tidak ditentukan atau tidak dipengaruhi oleh kedalaman aliran di hilir peluap.

Menurut Triatmodjo (1992), peluap dinamakan ambang lebar apabila 𝑡> 0,66𝐻, dengan 𝑡 adalah tebal peluap (arah memanjang saluran) dan 𝐻 adalah tinggi peluapan.

Menurut buku standar perancangan irigasi Kriteria Perencanaan 04 (KP 04), alat ukur ambang lebar banyak digunakan bahkan dianjurkan penggunaannya di dalam jaringan irigasi. Bangunan ukur ambang lebar dianjurkan karena bangunan itu kokoh dan mudah dibuat. Karena bisa mempunyai berbagai bentuk mercu, bangunan ini mudah disesuaikan dengan tipe saluran apa saja. Hubungan tunggal antara muka air hulu dan debit mempermudah pembacaan debit secara langsung dari papan duga, tanpa memerlukan tabel debit.

Kemudian, untuk penjelasan tentang karakreristik peluap ambang lebar yang diambil dari standar perancangan irigasi 04 (KP Irigasi 04) yaitu:

1. Kehilangan tinggi energi pada alat ukur cukup untuk menciptakan aliran kritis, tabel debit dapat dihitung dengan kesalahan kurang dari 2%.

2. Kehilangan tinggi energi untuk memperoleh aliran moduler (yaitu hubungan khusus antara tinggi energi hulu dengan mercu sebagai acuan dan debit) lebih rendah jika dibandingkan dengan kehilangan tinggi energi untuk semua jenis bangunan yang lain.

3. Sudah ada teori hidrolika untuk menghitung kehilangan tinggi energi yang diperlukan ini, untuk kombinasi alat ukur dan saluran apa saja.

4. Karena peralihan penyempitannya yang bertahap (gradual), alat ukur ini mempunyai masalah sedikit saja dengan benda-benda hanyut.

5. Pembacaan debit di lapangan mudah, khususnya jika papan duga diberi satuan debit (misal m3/dt).

(5)

7. Mercu datar searah dengan aliran, maka tabel debit pada dimensi purnalaksana dapat dibuat, bahkan jika terdapat kesalahan pada dimensi rencana selama pelaksanaan sekali pun. Kalibrasi purnalaksana demikian juga memungkinkan alat ukur untuk diperbaiki kembali, bila perlu.

8. Bangunan kuat, tidak mudah rusak.

9. Di bawah kondisi hidrolis dan batas yang serupa, ini adalah yang paling. ekonomis dari semua jenis bangunan lain untuk pengukuran debit secara tepat.

Fungsi saluran pembawa adalah untuk mengalirkan air dari intake ke bak penenang. Saluran irigasi yang membawa air mulai dari saluran pemasukan (intake) hingga ke bak penenang. Bagian dasar saluran dibuat landai agar tidak ada air yang terjebak di dalam saluran air. Kemiringan dibuat sedemikian rupa agar hilangya ketinggian dapat diminimalkan.

Perhitungan saluran pembawa menggunakan rumus Manning, yang biasa digunakan untuk menghitung debit disaluran terbuka.

Rumus Manning :

V = 1/n x R^(2/3) x S ^(1/2)

n = Koefisien kekasaran dinding Manning R = Jari –jari hidrolis

S = Kemiringan dasar saluran

Bak penenang terletak dekat bangunan bendung. Struktur bak penenang berupa pasangan batu kali dengan plesteran semen, terdiri dari bak pengendap, saluran pelimpah (spillway), trashrack, dan bak penenang sendiri. Bangunan ini sering kali dikenal dengan istilah head tank, sebagai reservoar air yang terletak pada sisi atas untuk dialirkan ke unit turbin yang terletak di bagian bawah. Beda tinggi jatuhan air ini yang dikenal sebagai head.

Bak penenang berfungsi untuk mengontrol perbedaan debit dalam pipa pesat (penstock) dan saluran pembawa karena fluktuasi beban, disamping itu juga sebagai pemindah sampah terakhir (tanah, pasir, kayu yang mengapung) dalam air yang mengalir.

(6)

pipa pesat, dengan Q = debit desain (m3/detik). Bak penenang direncanakan dengan menetapkan kecepatan partikel sedimen sebesar 0.03 m/detik.

Pipa pesat ditempatkan 15 cm di atas dasar bak penenang untuk menghindari masuknya batu atau benda–benda yang tidak diinginkan ke dalam turbin, karena berpotensi merusak turbin.

Bangunan pintu air adalah sebuah bangunan berupa pintu air yang berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk kesaluran dan mencegah masuknya benda padat dan endapan sedimen ke saluran. Pintu air merupakan pintu menuju saluran pembawa. Lubang intake berada disamping bendungan atau di bibir sungai ke arah hulu sungai. Pintu intake mengatur aliran air masuk dari sungai ke sistem pembawa air. Pintu intake juga memungkinkan untuk menutup sama sekali aliran masuk selama periode perawatan dan selama banjir.

Sandtrap adalah bangunan yang berfungsi mengendapkan fraksi- fraksi sedimen yang lebih besar dari fraksi pasir halus (>0,06-0,07) mm agar tidak masuk kedalam saluran biasanya ditempatkan di sebelah hilir bangunan pengambilan. Dalam menentukan lokasi kantong lumpur kondisi alam sekitar sangat mempengaruhinya. Kemiringan diperlukan untuk menghilangkan energi selama proses pengendapan.

Beberapa data yang harus dipersiapkan untuk mendesain kantong lumpur antara lain adalah:

1. Data topografi untuk menentukan letak kantong lumpur. 2. Data kemiringan yang memadai.

3. Data sedimen

a) Diameter sedimen

b) Volume sedimen (diasumsi sebesar 0,5 permil )dari volume air yang mengalir. c) Kebutuhan air untuk masuk ke bak penenang

d) Ukuran butiran (diandaikan kurang dari 70 mm) Kehilangan Energi

(7)

Pipa pesat adalah pipa yang mengalirkan air dari bak penenang ke turbin. Pipa pesat mempunyai peran yang sangat fital dalam menentukan jumlah debit yang masuk ke dalam turbin.

Pemilihan Turbin

Turbin merupakan peralatan mekanik yang mengubah energi potensial air menjadi energi mekanik putaran air. Air yang memiliki tekanan dan kecepatan tertentu menumbuk sudu-sudu turbin dan memutar runner turbin sehingga berputar dengan gaya yang sebanding dengan daya dari potensi air.

Berdasarkan prinsip kerjanya, turbin air dibagi menjadi dua kelompok . 1. Turbin implus (cross-flow, pelton & turgo)

2. Turbin reaksi (francis, kaplan, propeller)

Ada beberapa jenis turbin air yang digunakan dalam pemanfaatan PLTMH yang disesuaikan dengan besarnya debit air dan tinggi jatuh. Turbin yang paling banyak digunakan untuk PLTMH di Indonesia adalah :

1. Turbin Crossflow : cocok untuk applikasi tinggi jatuh medium 10-100 meter, daya 1 kW- 250 kW

2. Tubin propeler ( open flume ) : cocok untuk tinggi jatuh rendah 1-10 meter dengan debit air yang besar dan kecepatan putaran mencapai 310 – 1000 rpm

3. Turbin Pelton : cocok untuk tinggi jatuh yang lebih tinggi dari 80 meter dengan kecepatan Turbin Pelton (impuls) : 12 – 70 rpm

4. Turbin Francis : cocok untuk applikasi jatuh tinggi jatuh lebih 8 – 300 dengan kapasitas debit air 0,3 hingga 20 (m³/detik) meter untuk menghasilkan daya sebesar 500kW – 5000 kW dengan kecepatan Turbin Francis : 80 – 420 rpm

Daya Input

Teknik dari pembangkit listrik ini sangat sederhana, yaitu menggerakkan turbin dengan memanfaatkan tenaga air. Untuk bisa menggerakkan turbin ini, harus ada air yang mengalir deras karena perbedaan ketinggian. Jika di suatu daerah tidak ada air yang mengalir deras, maka dibuat jalur air buatan misalnya bendungan kecil yang berfungsi sebagai pembelok aliran air. Kemudian air yang mengalir deras akan sanggup menggerakkan turbin yang disambungkan ke generator, sehingga dihasilkanlah energi listrik dengan persamaan:

(8)

Di = Daya input pompa (hp) Q = Debit, (m3/dt)

Ɣ = Berat jenis air (kg/m³) Head = Tinggi jatuh (m)

Perhitungan Randemen (Efisiensi)

Efisiensi adalah tenaga yang keluar dari suatu alat dibagi dengan tenaga yang masuk mesin dan dikalikan dengan 100 %. Ada beberapa macam efisiensi diantaranya adalah: a. Over All Plant Efficiency

Over All Plant Efficiency adalah tenaga yang keluar dari generator dibagi tenaga yang masuk turbin dikalikan dengan 100 %

b. Off Station Efficiency

Off Station Efficiency adalah tenaga yang keluar dari step – up trasnformator dibagi dengan tenaga yang masuk turbin dikalikan dengan 100 %, atau efisiensi yang keluar dari step – up trasnformator.

c. Over All System Efficiency

Over All System Efficiency adalah tenaga yang keluar dari step – down trasnformator dibagi dengan tenaga yang masuk turbin dikalikan dengan 100 %, atau efisiensi yang keluar dari step – down trasnformator.

Sedangkan dalam hal ini akan menggunakan Over All Plant Efficiency untuk perhitungannya, menggunakan rumus :

η = (daya Output)/(daya input) x 100% η = Randemen/ efisiensi

kwh = 0,736 hp

(9)

METODE PENELITIAN Subjek Desain Ulang

Desain ulang dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Wangan Aji yang dikelola oleh Koperasi Pondok Pesantren Roudlotuth Tholibin Jawar, Mojotengah, Wonosobo Jawa Tengah.

Objek Desain Ulang

Objek desain ulang adalah mendesain ulang Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Wangan Aji (PLTMH). Termasuk desain ulanng adalah, sandtrap, pintu air, pipa pesat, dan turbin.

Data

Dalam medesain ulang mikrohidro, diperlukan beberapa data untuk menunjang desain ulang dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Wangan Aji, diantaranya adalah :

a. Data primer (Existing Condition)

Data diambil dari pengukuran langsung dilapangan yaitu berupa besarnya pintu intake (peluap ambang lebar), data panjang saluran, data lebar saluran dan kedalaman muka air dari dasar saluran dan lainnya.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari PLTMH Wangan Aji, berupa data yang sudah ada. Seperti hasil dari PLTMH dan data teknis dari perencanaan.

Diantaranya adalah : Multi meter untuk menghitung tegangan dan arus generator yang dikoneksikan ke PLN. Dan juga data pendukung dari pengelola PLTMH Wangan Aji.

Tahapan Desain Ulang

Dalam medesain ulang ada beberapa tahapan yang dilakukan diantaranya adalah : 1. Survey lokasi dan dokumentasi

2. Mengumpulkan referensi dari beberapa literatur yang ada 3. Perumusan masalah

4. Membuat batasan masalah

(10)
(11)

Pembahasan Data-Data

Data yang diambil dari pengukuran langsung di lapangan yaitu berupa besarnya pintu intake, data panjang saluran, data lebar saluran dan kedalaman muka air dari dasar saluran, data head pada pipa pesat. Semua data yang diambil di lapangan dapat dilihat di Tabel 1 Data Existing Condition PLTMH Wangan Aji.

Tabel 1 Data Existing Condition PLTMH Wangan Aji.

1) Mekanik.

Tipe : RUN OFF River

Gross Head : 11,21 M

Debit Desain : 1,4 m3/dt (total)

Type Turbin : Propeler

(12)

Speed : 750 rpm

Generator : Synchronous

Daya Nominal : 2 x 65 kW (electric).

2) Pekerjaan Sipil

- Pembersihan Trashrack /saringan dilakukan dengan sistem manual, dan

dibersihkan seminggu sekali

- Panjang Penstock : 200 meter - Actuator dan Posisi Unit

Ketersediaan Debit

. Perhitungan Sandtrap Dengan Masa Pembilasan 14 hari Volume Rancangan = 120 % x 2,8 m3/dt = 3,36 m3/dt Jenis Tanah Kepasiran, digunakan :

Diameter partikel (d) = 0,07 mm

Faktor tekuk = 0,7 (untuk pasir alamiah) Dipakai suhu air = 200

Periode Pembilasan = 2 minggu b. Volume Tampungan

Volume bahan layang yang harus diendapkan, dimisalkan 0,5 permil dari volume air yang mengalir melalui kantong lumpur Debit pengambilan rencana Qn = 3,36 m3/dt. Jarak Waktu pembersihan/pembilasan kantong lumpur untuk tujuan dan perencanaan biasanya diambil satu minggu

V = 0,0005 x Qn x T

= 0,0005 x 3,36 x (14 x 24 x 3600) = 2032,128 m3

Luas rata-rata perkiraan kantong lumpur

𝐿𝐵= 𝑄𝑛 𝑊 dimana :

L = Panjang kantong lumpur (m)

(13)

Q = Kebutuhan pengambilan rencana (m3/dt) W = Kecepatan endap partikel rencana

Untuk kecepatan endap (W) dapat dibaca dari Gambar.5.12 a. Diameter partikel (d) = 0,30 mm

b. Faktor tekuk = 0,7 (untuk pasir alamiah) c. Dipakai suhu air = 200

Berdasarkan data tersebut dari Gambar 5.12 diperoleh kecepatan endap w = 4 mm/dt. LB = Qn/w

= 3,36/0,004 = 840 m2 L/B > 8, maka 𝐿

840 /𝐿 > 8 L^2 > 6720

L > 81,9756 m

81,9756 / B > 8  B < 4 m

Maka direncanakan, L = 81,9756 m dan B = 4 m L/B = 20,493 > 8

Pipa

Dengan debit yang tersedia 2,8 𝑚3/𝑠, pipa yang lama akan didesain ulang menjadi pipa baru dengan mengasumsikan diameter pipa sebesar 1,2 m, sehingga kecepatan (V) dan hf

(kehilangan energi) dapat diketahui.

Q = A x V 2,8 = 1

4 𝑥𝜋𝑥𝐷2 x V V = 1 2,8

4𝑥𝜋𝑥1,22

V = 2,475 m/dt

ℎ𝑓=𝑓𝐿 𝐷𝑥

𝑉2

2𝑔

hf = Kehilangan energy (m)

f = Koefisien gesekan dinding pipa L = Panjang pipa (m)

(14)

g = Percepatan gravitasi (9,81 m/dt 2) nilai f di asumsikan 0,015

ℎ𝑓= 0,015 200 1,2 𝑥

2,4752 2𝑥9,81

ℎ𝑓= 0,78 𝑚

Dengan mengetahui kehilangan energi (hf) dari asumsi pipa pesat, maka untuk mengetahui

nilai f yang sebenarnya maka harus diketahui nilai Re dan k/D, lalu di masukkan ke Gambar

5.18 Diagram Moody

V = 2,475 m/dt Angka Reynolds : Re = 𝑉.𝐷

𝑣 𝑣 diasumsi = 1,007 x 10−6 = 2,475𝑥1,2

1,007x10−6 =2,95 x 10 6

Kekasaran relative k/D = 0,25𝑋10−3

1,2 = 2,08 x 10 −4

masuk ke Gambar 5.18 Diagram Moody, didapat  f =0,015 nilai f sudah benar sesuai dengan asumsi, f = 0,015.

Daya Input dan Output

Air yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi menuju tempat yang lebih rendah, hal ini air memiliki energi potensial. Dalam proses aliran didalam pipa, energi potensial tersebut berangsur-berangsur berubah menjadi energi mekanis, dimana air memutar roda turbin. Roda turbin dihubungkan dengan generator yang mengubah energi mekanis (gerak) menjadi energi listrik.

(15)

Gambar 2 Grafik Pemilihan Turbin

Pemilihan turbin juga berdasarkan pada Gambar 2 Klasifikasi Turbin. Untuk jenis turbin yang didapat adalah turbin Kaplan atau Propeller dengan syarat: 2 <H< 20. Dipakai turbin Propeller dengan H = 10 m.

Kecepatan spesifik setiap turbin memiliki kisaran, antara lain sebagai berikut: - Turbin pelton 12 < Ns < 25

- Turbin francis 60 < Ns < 300 - Turbin crossflow 40 < Ns < 200 - Turbin propeller 250 < Ns < 1000 Dipilih propeller dengan Ns 750 rpm

Daya input adalah daya listrik yang dihasilkan oleh turbin yang digerakkan oleh air yang

melaui pipa pesat. Untuk daya listrik dalam bab ini akan di jelaskan bagaimana memperoleh

daya input dari turbin, dan juga nantinya akan menjadi pembanding dari daya output yang

keluar, dan nanti akan diketahui berapa angka randemen yang ada. Daya yang ada adalah

jumlah daya yang dihasilkan dari dua turbin yang ada di PLTMH Wangan Aji sesuai existing

condition adalah :

Di = 𝑄𝑥Ɣ𝑥ℎ𝑒𝑎𝑑 75

Di = 1,4𝑥1000𝑥10,45 75 Di = 195,067hp

Sedangkan daya listrik yang dihasilkan dari debit yang didesain ulang sebesar 2,8 m3/dt adalah sebesar :

(16)

Di = 2,8𝑥1000𝑥10 75 Di = 373,3 hp

Di = 373,3 hp =274,77 Kw Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya desain ulang PLTMH dengan debit 2,8 m3/dt dapat dilihat didalam tabel 2

Tabel 2 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Desain ulang

Biaya pembangunan PLTMH yang baru senilai Rp 2.323.350.635,00 (Dua Milyar Tiga Ratus Dua Puluh Tiga Juta Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Enam Ratus TigaPuluh Lima Rupiah) bisa tertutupi dana tersebut dalam 3 tahun dengan produksi rencana.

NO. Jenis Pekerjaan SATUAN VOLUME

HARGA SATUAN Rp.

JUMLAH HARGA Rp.

I Pekerjaan Persiapan

1Mobilisasi dan Demobilisasi Ls 1,00 4.290.000,00 4.290.000,00 II Pekerjaan Tanah

1Galian Tanah Biasa m3 3.800,00 23.287,00 88.490.600,00 2Bongkaran Pasangan Lama m3 10,59 22.384,00 237.046,56 3Timbunan Pilihan m3 1.064,00 61.996,00 65.963.744,00 III Pekerjaan Pasangan

1Pasangan Batu m3 1.330,00 504.911,00 671.531.630,00

2Plesteran 1PC : 3Ps m2 2.979,20 38.657,00 115.166.934,40 IV Pekerjaan Pintu Air dan Trashrack

1Pintu Air bh 2,00 21.500.000,00 43.000.000,00

2Trashrack bh 1,00 16.700.000,00 16.700.000,00

3Plat Layanan m3 0,51 3.600.000,00 1.840.320,00

V Pemeliaharaan Bangunan

1Pemeliharaan Sandtrap Ls 1,00 13.250.000,00 13.250.000,00 VI Pipa dan Turbin

1Pipa Pesat 200 m (tebal 6 mm) m' 200,00 2.708.333,33 541.666.666,67

2Turbin bh 2,00 250.000.000,00 500.000.000,00

3Panel Listrik dan instalasi bh 1,00 50.000.000,00 50.000.000,00

(17)

Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa diambil dari evaluasi dan redesain pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) Wangan Aji, Garung, Wonosobo adalah sebagai berikut :

1. Desain saluran irigasi beserta pintu intake, pipa pesat, dan turbin tidak perlu di desain ulang, karena sudah memenuhi ketersediaan debit yang diperlukan.

2. Bangunan pengendap pasir perlu di desain ulang, dengan hasil : P = 287 m, lebar = 3,5 m, dan kedalaman minimum = 2,42 m, dan Secara keseluruhan didesain ulang menggunakan debit 2,8 didapat P = 384 m, lebar 4m, kedalaman = 3,68 m. Diameter pipa = 1,2 m. Jenis turbin propeller dengan Ns 750 rpm.

Daftar Pustaka

Anggraini. (2005).Hidrolika Saluran Terbuka. Srikandi. Surabaya

Eko Putra,Galih,(2012), Pemanfaatan Beda Tinggi Energi Pada Bangunan Terjun Untuk pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (Studi Kasus Bangunan terjun (BPT2-BPT4) Pada Saluran Irigasi Padi Pomahan, D.I Padi Pomahan, Desa Padi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Tidak Diterbitkan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

http:// media - pembelajaran. Web.id/pengertian-rencana-anggaran-biaya rab , 22 Desember 2013)

Jurusan Teknik Sipil.(2013). Pedoman Tugas Akhir. Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Kadir,Ramli, (2010), Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Di Sungai Marimpa Kecamatan Pinembani, Tidak Diterbitkan, Universitas Tadulako Palu.

Linsley,Dkk. (1985). Teknik sumber daya air jilid 1. Erlangga. Jakarta O. F. Patty, (1995), Tenaga Air, Erlangga Jakarta.

Standar Perancangan Irigasi. (1986). Kriteria Perancanaan Bangunan Iriagasi (KP02). Galang Persada. Bandung.

Standar Perancangan Irigasi. (1986). Kriteria Perancanaan Bangunan Iriagasi (KP04). Galang Persada. Bandung.

(18)

Tim Penerbitan FTSP UII, (1984).Bangunan Tenaga Air Soal dan penyelesaian.

Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

Gambar

Tabel 1 Data Existing Condition PLTMH Wangan Aji.
Gambar 2 Grafik Pemilihan Turbin
Tabel 2 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Desain ulang

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja

dari peta sosial masyarakatnya (social mapping), Kelurahan Sekeloa dimana lokasi kerja BMT berada memiliki banyak potensi yang dapat menunjang seperti: adanya fasilitas

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang turut ambil bagian dalam pembangunan bangsa sehingga, setiap lapisan masyarakat berhak menerima pendidikan yang

Dengan demikian, metode Knowledge Graph (KG) dan Concept Mapping (CM) akan digunakan sebagai teknik menangkap pengetahuan dari teks yang hasilnya berupa representasi

(Fhitung = 0,11 &lt; Ftabel = 4,13). Dengan demikian pembuktian sub-hipotesis ketiga tidak dilanjutkan. Dari penemuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa

Mereka bisa bercerita tentang sejarah, suatu negara yang bahasanya sedang dipelajari seperti budaya-budaya yang berkembang di negara tersebut, mereka bisa bertukar informasi

Ball et al (2000) menyatakan bahwa pilihan terhadap suatu metoda akuntansi yang terkait dengan prinsip konservatisme dipengaruhi juga oleh struktur kepemilikan, biaya

Dalam Pasal 9 UUPA, secara jelas menyebutkan bahwa hanya Warga Negara Indonesia saja yang boleh mempunyai hubungan yang sepenuhnya.. dengan bumi, air dan ruang