• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTEGRITAS KPU KABUPATEN HALMAHERA SELAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INTEGRITAS KPU KABUPATEN HALMAHERA SELAT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

INTEGRITAS KPU

KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

TERHADAP PELAKSANAAN PILKADA TAHUN 2015

M. Zen A. Karim

1

Marno Wance

2

Jusan Thaib

3

Abstract

This research was conducted in South Halmahera Regency at the General Election Commission office. The results of research revealed that: First, the process of electing the Regent and vice Regent 2015 held by the General Election Commission of South Halmahera Regency had not been in accordance with the expectations. It was found thatthe organizers of the General Election Commision of South Halmahera Regency were not fully capable yet in performing their duties, authorities and obligations correctly based on the applicable procedures. Second, the organizers of the General Election Commision of South Halmahera Regency were also lack of specific regulatory role on integrity as well as transparency and credibility as benchmarks in improving the quality of official apparatus. Third, the lack of open access to information of elections to the public was also an issue to find out in this research. When open access to information is needed to ensure that all activities and decisions in the institution are conducted in a transparent and accountable manner, they still did not apply it. Therefore, this research suggests that: Firstly, in selecting and recruiting the official apparatus of General Election Commission of South Halmahera, General Election Commission of North Maluku should be more detail in tracking the candidates’ record and background. Secondly, it is necessary to socialize and increase the understanding to the apparatus of General Election Commission of South Halmahera Regency about their duty, authority and obligation.

Keywords: Integrity, General Election Commission of South Halmahera ...Regency, Regional General Election.

1Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UMMU, Ternate 2Ibid

(2)

PENDAHULUAN

S

ejalan dengan

pelaksanaan pemilihan Bupati/Wakil

Bupati Kabupaten Halmahera

Selatan tahun 2015 pada tanggal 16

desember 2015 KPU (KPU)

melaksanakan rekapitulasi

penghitungan perolehan suara dan berahir pada tanggal 18 desember tahun 2015. KPU menetapkan Surat Keputusan (SK) KPU Kabupaten Halamahera Selatan Nomor: 34/

KPTS/KPU-HS/029. 436327/2015.

tentang penetapan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara hasil pemilihan Bupati/Wakil Bupati

Kabupaten Halmahera Selatan

dengan ini menetapkan, pasangan calon nomor urut 1 (Satu) Hi. Amin AhmadS.Ip. M.M/Jaya Lamusu SP. Memperoleh suara sebanyak : 43.017 suara, dengan hasil tersebut diatas menempatak pasangan calon dengan perolehan suara terbanyak dalam Pemilihan Bupati/Wakil

Bupati Kabupaten Halmahera

Selatan tahun 2015. (Opini Malut Post. 22 Desember. 2015). Namun, Surat Keputusan (SK) dinilai cacat

hukum. Hal ini memunculkan

banyak dugaan, seperti pada proses dan tahapan yang ditempuh oleh KPU Kabupaten Halmahera Selatan

menuai banyak pelenggaran

seperti, manipulasi angka perolehan

suara dan praktek intimidasi

terhadap sebagian peserta

pemilihan Bupati/Wakil Bupati

Kabupaten Halamhera Selatan

tahun 2015 (Pasangan Calon),

berdasarkan proses tersebut diatas.

Atas dasar prosesnya yang

bermuatan pelanggaran itulah

menjadi dasar bagi Bawaslu

Provinsi Maluku Utara untuk

mengeluarkan surat rekomendasi

Nomor 263/Bawaslu-MU/2015.

Adapun isi rekomendasi tersebut terdapat tiga poin penting antara lain :Pertama, memerintahkan kepada KPU Provinsi Maluku Utara untuk membatalkan Surat Keputusan KPU

Halmahera Selatan tentang

rekapitulasi hasil penghitungan

perolehan suara khususnya di

Kecamatan Bacan. Kedua,

melaksanakan rekapitulasi

penghtungan perolehan suara ulang

secara berjenjang. Ketiga,

melaksanakan rekapitulasi

penghitungan perolehan suara

sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. (Laporan Bawaslu Provinsi Maluku Utara tahun 2015).

Sebenarnya, secara prosedur sudah sangat jelas mekanisme/tata cara penghitungan perolehan suara

hasil pemilihan Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah

sebagaimana diatur dalam

peraturan KPU. Namun, Pada

proesnya tidak sepenuhnya

dilakukan aparatur KPU Kabupaten Halmahera Selatan pada saat pleno rekapitulasi perolehan suara hasil pemilihan ditingkat KPU Kabupaten.

Mestinya, KPU Kabupaten

Halmahera Selatan dalam

melaksanakan rekapitulasi suara harus sesuai dengan salinan Berita Acara sebagaimana tertuang dalam “Model DA1 dan Model C1-KWK serta C2 Plano”, yang diterima dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan. Adapun hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara hasil

pemilihan Bupati/Wakil Bupati

(3)

tahun 2015 dengan presentase

suara masing-masing pasangan

calon sebagai berikut : Pasangan Calon Nomor urut 1 (Satu) Hi. Amin /Jaya Lamusu memperoleh 40.891 (Empat Puluh Ribu Delapan Ratus

Sembilan Puluh Satu) Suara.

Pasangan Calon Nomor urut 2 (Dua) Ponsen Sarfa ST/Saggaf Hi. Taha memperoleh 23.295 (Dua

Puluh Tiga Ribu Dua Ratus

Sembilan Puluh Lima) Suara.

Pasangan Calon Nomor urut 3 (Tiga) Rusihan Djafar SPd/Drs.

Paulus Benny Parengkuan

memperoleh 10.378 (Sepuluh Ribu Tiga Ratus Tujuh Puluh Delapan) Suara. Pasangan Calon Nomor urut 4 (Empat) Bahrain Kasuba/Iswan Hasjim ST. memperoleh 43.144 (Empat Puluh Tiga Ribu Seratus Empat Puluh Empat) Suara. (Data Form C1dan C2 Plano Panwaslu Halmahera Selatan tahun 2015).

Namun, data panwaslu

Kabupaten Halmahera Selatan

tersebut berbeda dengan data hasil pleno rekapitulasi suara oleh KPU

Kabupaten Halmahera Selatan

sehingga menimbulkan problem

yang mendasar pada saat pleno

rekapitulasi ditingkat KPU

Kabupaten Halmahera Selatan.

Karenanya, menarik untuk digali

lebih lanjut mengenai apakah

aparatur KPU Kabupaten

Halmahera Selatan menjalankan tugas, wewenang dan, kewajiban

sebagai penyelengga teknis

pemilihan umum sudah memenuhi

prinsip integritas sebagaimana

mestinya dalam sistem demokrasi lokal. Secara sederhana Integritas diartikan sebagai sebuah mutu,sifat atau keadaan yang memnunjukan

kesatuan yang utuh sehingga

memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Maka integritas fokus

pada tingkat pencapaian

organisasi/kelembagaan KPU harus menempatkan nilai-nilai integritas

sebagai dasar kelembagaan

disamping nilai mandiri dan

profesional.

Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini

menggunakan pendekatan

penelitian Deskriptif kualitatif yaitu ada beberapa definisi mengenai pendekatan ini, Bogdan dan Taylor (

dalam Moeleong: 2011: 4 )

menjelaskan bahwa metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati. di mana metode yang di gunakan menekankan pada proses penelusuran data/informasi hingga di rasakan telah cukup di gunakan untuk membuat suatu interpretasi

Jenis Data

1. Data Primer

Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber

data yang di peroleh secara

langsung dengan metode

wawancara dari responden yaitu KPU, Panwaslu dan Panwascam Kabupaten Halmahera selatan dan KPU dan Bawaslu Provinsi Maluku Utara

Teknik Analisis Data

(4)

Mukhtar (2013: 135) bahwa analisis data deskripti kualitatif mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sehingga

analisis data adalah

mengelompokan, membuat sesuai

urutan, memanipulasi serta

menyingkat data sehinggah mudah untuk di baca. Hal ini berkaitan dengan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian dan hubungan antar bagian .

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Itegritas KPU Kabupaten Halmahera Selatan Terhadap Pelaksanaan Pilkada Tahun 2015.

Apabila tata cara pada proses rekapitulasi penghitungan perolehan suara sudah ditempuh oleh aparatur KPU, Panitia Pengawas Pemilihan

Umum Kabupaten Halmahera

Selatan serta saksi masing-masing

peserta pemilihan umum (Pasangan

Calon) sesuai dengan tata cara yang disepakati bersama. Maka, proses dan rangkaian rapat pleno rekapitulasi penghitungan perolehan

suara akan dilanjutkan pada

penandatanganan “Berita Acara

rekapitulasi penghitungan perolehan suara’’, oleh KPU, Panitia

Pengawas Pemilihan Umum

Kabupaten Halmahera Selatan serta saksi peserta pemilihan umum (Pasangan Calon), maka rangkaian pada proses ini dianggap sah dan memiliki kekuatan hukum tetap.

Pada tahapan rekapitulasi

penghitungan perolehan suara

ditingkat KPU Kabupaten

Halmahera Selatan rangkaian serta proses pada tahapan ini berjalan tidak sesuai dengan mekanisme dan

tata cara yang diatur bersama yang

mengacu pada peraturan

perundang-undangan. Seperti, tata cara yang disepakati bersama tidak sepenuhnya ditempuh oleh aparatur

KPU Kabupaten Halmahera

Selatan.

Untuk mengetahui hal tersebut

maka, peneliti mengajukan

beberapa pertanyaan kepada

Komisioner KPU Kabupaten

Halmahera Selatan sekarang

nonaktif. (Bapak Faris Hi. Madan S.Pd. M.Pd) berkaitan dengan tata

cara dan mekanisme dalam

rekapitulasi penghitungan perolehan suara sudah efektif dilasanakan. Beliau mengatakan :

(5)

calon dan panitia pengawas pemilihan umum harus diproses seketika apabila terjadi probelm tersebut, baru kemudian secara administrasi selanjutnya diserahkan kepada pihak yang merasa keberatan agar mengisi formulir keberatan dan akan diproses sebagai bukti secara administrasi. (Wawancara tanggal 21 Desember 2016).

Namun, terdapat alur yang tidak ditempuh oleh aparatur KPU seperti, keberatan saksi peserta pemilu (Pasangan Calon) pada saat

rekapitulasi dilaksanakan, telah

terjadi perbedaan angka perolehan

suara namun tidak dilakukan

penyandingan data terlebih dahulu

oleh sebagian aparatur KPU

Kabupaten Halmahera Selatan.

Secara jelasapabila, terjadi prosedur yang kurang jelas kaitan dengan selisih hasil penghitungan perolehan suara oleh peserta rapat pleno rekapitulasi penghitungan perolehan

suara. Maka, wajib hukumnya

pimpinan rapat pleno yakni aparatur KPU Kabupaten Halmahera Selatan

harus mengakomodir keberatan

saksi peserta pemilihan umum yang

mengajukan keberatan terkait

dengan selisih hasil perolehan suara sebelum melakukuan pengesahan

hasil repaitulasi penghitungan

perolehan suara .. a. Kejelasan

Untuk mengetahui pada

prosesnya apakah benar tidak terjadi perbedan angka perolehan suara ditingkat Panitia Pemilihan Kecamatan Bacan dan

masing-masing saksi pasangan calon

maka, peneliti melakukan

wawancara dan mengajukan

beberapa pertanyaan kepada ketua

Panitia Pengawas Pemilihan Umum

Kecamatan Bacan ( Bapak

Sudirman Adam S.Sos) yang

mengatakan :

(6)

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan Bacan sebagimana diatas telah diketahui ternyata, rekapitulasi penghitungan

perolehan suara pada Panitia

Pemilihan Kecamatan Bacan sudah

sesuai dengan perosdur dan

peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Tetapi problem

tersebut terjadi pada rekapitulasi

penghitungan perolehan suara

ditingkat KPU Kabupaten

Halmahera Selatan dimana terdapat perubahan angka perolehan suara khususnya pada Panitia Pemilihan

Kecamatan Bacan. Adapun

presentase perolehan suara hasil

pemilihan Bupati/Wakil Bupati

Kabupaten Halamahera Selatan

tahun 2015 pada Panitia Pemilihan Kecamatan Bacan berdasarkan data Form C1 dan DA1 KWK PPK Kecamatan Bacan.

Tabel 1 Perolehan Suara di

Kecamatan Bacan

Sumber: KPU Provinsi Malut, 2016

Dengan demikian berdasarkan data hasil penghitungan perolehan suara

PPK Kecamatan Bacan pada

pemilihan Bupati/Wakil Bupati

Kabupaten Halamhera Selatan

tahun 2015 yang ditetapkan melelui rapat pleno terbuka rekapitulasi

penghitungan perolehan suara

sebagaimana dimenangkan oleh pasangan calon Nomor urut 4

(Empat) Bahrain Kasuba/Iswan

Hasjim ST. Dengan perolehan suara sebanyak 3401 (Tiga Ribu Empat Ratus Satu). Namun, pada tahapan selanjutnya yakni KPU Kabupaten

telah terjadi perubahan angka

perolehan suara yang signifikan sehingga suara tebanyak diperoleh dari pasangan calon Nomor urut 1 (Satu) Hi Amin Ahmad SIP/Jaya Lamusu SP. Dengan presentase suara menjadi 5518 (Lima Ribu Lima Ratus Delapan Belas).

b. Prinsip Rahasia

Sebagai lembaga teknis

penyelenggaraan pemilihan umum, sebagai suatu keharusan yang penting untuk diperhatikan dalam setiap keputusan demi menjaga sifat kerahasian secara kelembagaan. Namun, hal ini tidak diabaikan oleh

aparatur KPU Kabupaten

Halamahera Selatan dalam

menjalankan tugas, wewenang dan, kewajiban sebagai penyelenggara

teknis pemilihan umum. Artinya,

kebutuhan akan asas rahasia ini

tidak diimplementasikan pada

koridornya oleh aparatur

penyelenggaran pemilihan umum

khususnya KPU Kabupaten

Halmahera Selatan. Padahal secara prosedur bahwa sebagian besar tugas, wewenang dan, kewajiban

berada pada lembaga

penyelenggaran teknis yakni Komisi

No.

3.392 Suara Sah

2

Suara Suara Sah

3

Suara Suara Sah

4

Suara Suara Sah

Jumlah 9.840

(7)

Pemiliha Umum secara kualitas dan kuantitas.

Untuk mengetahui secara

pasti asas rahasia sebagai prinsip

dasar kekembagaan

penyelenggaraan pemilihan umum yang harus diimplementasikan pada tataran prakteknya. Maka, peneliti

melakukan wawancara dengan

Komisioner Bawaslu Provinsi

Maluku Utara (Bapak Asis Marsaoly S.Ip) yang mengatakan:

Secara jelas, aparatur penyelenggara pemilihan umum harus tetap berpegang teguh dan patuh terhadap asas-asas pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahsia serta jujur dan adil, sebagai satu kesatuan dan prinsip bagi setiap aparatur penyelenggara pemilihan umum demi agar terciptanya pemilihan umum yang benar-benar demokratis. Bukan, pemilihan umum yang secara prosedural pada prosesnya berbagai asas penyelenggaraan pemilihan umum yang dilanggar oleh aparatur KPU Kabupaten Halmahera Selatan seperti, asas rahasia yang menjadi salah satu prinsip penting demi menjaga keutuhan suara masyarakat. Hal ini menurut Bawaslu bahwa asas rahasia menjadi terlanggar seperti terjadi perubahan angka-angka perolehan suara yang sudah tidak menunjukan prinsip kerahasiaan pemilihan umum. (Wawancara tanggal 04 Januari 2017).

Berdasarkan hasil wawncara

diatas ditemukan berbagai

pelenggaran pemilihan umum.

seperti, pelanggaran adminisntrasi,

Pidana, dan kode etik

penyelenggara pemilihan umum

yang dilanggar oleh aparatur KPU Kabupaten Halmahera Selatan,

Tabel 2 Hasil Perolehan Suara

Pemilihan Bupati/Wakil Bupati

Kabupaten Halmahera Selatan

Tahun 2015.

Sumber: Bawaslu Provinsi Maluku Utara, 2015

c. Prinsip Independen

Untuk mengetahui prinsip

independen sudah sepenuhnya

dijalankan oleh aparatur KPU dalam

melaksanakan proses pemilihan

Bupati/Wakil Bupati Kabupaten

Halmahera Selatan tahun 2015.

Maka peneliti melakukuan

wawancara dengan Ketua Komisi Pemilihan Provinsi Maluku Utara

(Bapak Sahrani Somadayo)

No.

Suara Suara Sah

2

Suara Suara Sah

3

Suara Suara Sah

4

Suara Suara Sah

Jumlah 117.708 Suara

(8)

sebagai informan tambahan yang mengatakan :

“ Tugas, wewenang, dan kewajiban penyelenggara pemilihan umum yang sudah diatur sedemikian jelas dalam peraturan perundang-undangan pemilihan umum, yang harus dijunjung tinggi dan dipatuhi bagi setiap aparatur penyelenggara pemilihan umum. berkaitan dengan independensi aparatur KPU pada pemilihan Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Selatan tahun 2015, pada proses serta tahapan-tahapan dan keputusan-keputusan yang dikeluarakan tidak sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berujung pada Surat Keputusan yang sarat dengan kecurangan dan manipulasi perolehan suara oleh aparatur KPU Kabupaten Halmahera Selatan. (Wawancara tanggal 14 Januari 2017).

Pada prosesnya berjalan

sedemikian rumit melalui berbagai

proses hingga berakhir di

Mahkamah Konstitusi sebagai

lembaga yang berhak mengadili perkara perselisihan hasil pemilihan

umum. (PHPU). Lebih jelas

berkaitan dengan perolehan suara sah hasil pemilihan Bupati/Wakil

Bupati Kabupaten Halmahera

Selatan tahun 2015 melalui Amar

Putusan Mahkamah Konstitusi

Nomor 1/PHP.BUP/XIV/2016.

Dengan presentase suara masing-masing pasangan calon sebagai berikut :

Tabel 3 Hasil keputusan Mahkamah

Konstitusi Perolehan Suara

Pemilihan Bupati/Wakil Bupati

Kabupaten Halmahera Selatan

Tahun 2015

Sumber: Bawaslu Provinsi Maluku Utara,2016

KESIMPULAN

1. Proses pemilihan dari sekian

tahapan sudah bisa disebut

berjalan efektif. Tetapi perlu

dibenahi khusunya pada

tahapan rekapitulasi suara hasil

pemilihan yang masih

menimbulkan rasa ketidak adilan dari sebagaian pasangan calon pasangan calon.

2. Aparatur KPU Kabupaten

Halmahera Selatan belum

mampu menghadirkan

pemilihan Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Selatan tahun 2015 yang demokratis dan berkeadilan berdasarkan pada pilihan rakyat.

3. Sarana dan prasarana di

lembaga KPU Kabupaten

Halmahera Selatan belum cukup

No.

Suara Suara Sah

2

H. Ponsen Sarfa, S.T/ Saggaf Taha

23.000

Suara Suara Sah

3

Rusihan Djafar S.P/ Paulus Benny

10.291

Suara Suara Sah

4

ara Suara Sah

Jumlah 118.465 Suara

(9)

dan memadai seperti, kurangnya

staf yang mendistibusikan

logistik dan mengendalikan arus balik logistik pemilihan umum

serta besaran jumlah/luas

wilayah yang menjadi kendala

utama dalam memastikan

keabsahan dokumen pemilihan umum.

SARAN

1. Kedepannya dalam merekrut

aparatur yang memiliki nilai-nilai

integritas yang mumpuni

khusunya KPU Kabupaten

Halmahera Selatan. Melihat

secara serius rekam jejak dan lebih menekankan pentingnya nilai-nilai kejujuran bagi para calon aparatur KPU terlebih di Kabupaten Halmahera Selatan kedepanya. Penting sosialisasi dan bimbingan teknis (Bimtek)

berkaitan dengan tugas,

wewenang, dan kewajiban

aparatur KPU khusunya di

Kabupaten Halmahera Selatan.

4. KPU Kabupaten Halmahera

Selatan sebaiknya menambah pegawai dibidang pengawalan logistik dan arus balik logistik,

demi mempermudah proses

tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Janedjri M. Gaffar. Cetakan

Pertama, Demokrasi

Konstitusional, Praktek Ketatanegaraan Indonesia

Setelah Perubahan UUD

1945. Jakarta: 2012.

Konstitusi Press.

Jimly Asshiddiqie, Penguatan

Sistem Pemerintahan dan

Peradilan. Jakarta Sinar

Grafika, 2015.

Sugiyono, Metodologi Penelitian

Kualitatif, Kuantitatif. R&D. Bandung.2008.

A. Undang-Undang

Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun

1945.

PKPU Nomor 11 Tahun 2015

Tentang tata cara Pleno

rekapitulasi suara.

Undang-Undang No 15 Tahun 2011

Tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum.

Undang-Undang No 08 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota.

B. Jurnal, Internet dan Lain-Lain

Sophian Yahya Selajar, SH.M.HUM. Jurnal Konstitusi PKK Fakultas Hukum Universitas Khariun. Money Politics dan Perilaku Politik Lokal Dalam Pemilihan Kepala Daerah. 1 November 2010.

Pemilukada Dalam UUD 1945”

Seputar Indonesia, 11.

Februari.

Peran MK Menjaga Demokrasi Lokal”, Seputar Indonesia, 18 Maret 2010.

Sanusi, S,pt. MM. Integritas

Penyelenggara Pemilu, Devisi

Teknis/Komisioner KPU

Lombok Tengah Periode

2014-2015. (

Gambar

Tabel 2Hasil Perolehan Suara
Tabel 3 Hasil keputusan Mahkamah

Referensi

Dokumen terkait

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN KABUPATEN SAMOSIRPROVINSI SUMATERA UTARA.. DENGAN

Kegiatan ini bertujuan untuk mencari kelayakan potensi pengairan yang nantinya akan mengaliri sawah-sawah yang sudah dalam kondisi clean and clear dari segi

Pencernaan pada usus halus  Saat masuk duodenum :.  KH dan protein

Golongan SNRI seperti duloxetin dan venlapaxin ditoleransi lebih baik dengan efek samping serius yang lebih kecil dan lebih sedikit dibandingkan golongan

Pengontrolan Kualitas Kaca Automotive Tipe Laminated Menggunakan Diagram Kontrol Fuzzy U Diagram kontrol fuzzy u digunakan ketika dalam proses pengontrolan kualitas

Tiga puluh pasien osteoartritis di Klinik Amanah Medika diwawancarai menggunakan kuesioner Arthritic-Self Efficacy Scale untuk mengukur skor efikasi diri dan short-form

Menurut saya soal nomor 3 belum memenuhi syarat sebagai kalimat yang efektif, kata naik sebaiknya dihilangkan, selain itu kata ekonomi setelah pertumbuhan juga sebaiknya diubah

Setiap komponen yang terlibat dalam proses  pelayanan kesehatan haruslah mampu untuk senantiasa meng-update  ilmu,  pengetahuan, dan ketrampilannya untuk menjamin