• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mengurangi Kecemasan Menghadapi Ulangan Semester Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Kaliwungu Melalui Desensitisasi Sistematik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mengurangi Kecemasan Menghadapi Ulangan Semester Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Kaliwungu Melalui Desensitisasi Sistematik"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Tempat Penelitian

(2)

26

Tabel 3.1 Desain Penelitian

One Group Pre-test dan Post-test

Pre-Test Treatment Post-test

O1 X O2

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal. Pelaksanaan pengambilan data di lapangan pada bulan Desember 2014 sampai Maret 2015.

3.2

Subyek Penelitian

(3)

27

3.3

Tahap Penelitian

3.3.1 Pre-test

Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi siswa yang mengalamikecemasan dengan cara menyebarkan Instrumen Kecemasan Burns.

Tabel 3.2 Subyek Pretes N

O KATEGORI RANGE FREK.

PROS EN % 1 Sangat Tinggi 79.3 - 99.0 0

2 Tinggi 59.5 - 79.2 9 100% 3 Sedang 39.7 - 59.4 0

4 Rendah 19.9 - 39.6 0

5 Sangat Rendah 0 - 19.8 0

Kemudian subyek yang mempunyai kecemasan kategori tinggi ada 9 siswa (100%) yang akan diteliti dalam penelitian ini. (tabel 5.2 halaman 64)

3.3.2 Treatment/Perlakuan

(4)

28

a) Sesi I (tahapan latihan)

Di sesi ini adalah tahap sebelum pelatihan yaitu hari 1 dan 2. Dalam hari pertama yaitu bersantai sambil relaksasi (bisa berbaring di tikar) yang terpenting dilatih untuk memikirkan hal-hal yang rileks hingga otot-otot yang tegang dapat mereda. Dan hari kedua melakukan yang sama (data treatment terlampir halaman ix).

b) Sesi II (tahapan rileksasi)

Dalam sesi II ini dilakukan pada hari ke-3 sampai ke-4, untuk melakukan treatment pada klien masih sama untuk melanjutkan tahap pertama, tanpa tegang. Jika klien merasa belum bisa santai, maka konselor mengulang seperti tahapan pertama. Bila klien sudah merasa nyaman dan rileks, maka konselor memberikan tahapan lanjutan secara individu dan jika perlu tahapan pertama dipakai kembali berulang-ulang agar otot-otot tidak tegang serta sedikit memberikan variasi kecil (data treatment terlampir halaman ix).

c) Sesi III (tahap desensitisasi)

(5)

29 konselor memberikan diskripsi dari klien yang menakutkan dan perlahan dengan tempo yang teratur menggiring klien menuju bayangan yang rileks dari sedikit demi sedikit. Konselor memberikan kata-kata yang berbeda pada klien agar kata-kata yang diucapkan konselor tidak jenuh atau merasa bosan didengarkan klien. Dan jika ada klien bila diberikan tahapan desensitisasi masih merasa tegang, maka konselor mengulang kembali seperti tahapan sesi pertama dan kedua hingga klien benar-benar merasa rileks, santai dan nyaman (data treatment terlampir halaman ix).

d) Sesi IV (tahapan desensitisasi lanjutan)

Dalam sesi ini konselor melakukan desensitisasi lanjutan selama hari ke-8 dan hari ke-9. Konselor memberikan arahan pada klien untuk memejamkan mata dan membayangkan seperti tahapan sesi tiga dan berulang-ulang sampai klien merasa rileksasi. Ini dilakukan kurang lebih 30 menit dan bila klien benar-benar merasa rileks, maka klien dapat menunjukkan jarinya sehingga tahapan ini sudah dilalui dan klien dapat duduk dengan nyaman, rileks dan santai (data treatment terlampir halaman ix). e) Sesi V (tahapan desentisasi lanjutan)

(6)

berulang-30

ulang dari sesi pertama hingga tahapan desensitisasi lanjutan secara kelompok dengan konsentrasi individu. Bila tahapan ini sudah selesai, maka klien mengajungkan jarinya membuktikan bahwa secara diskripsi klien benar-benar dalam keadaan rileks, santai dan nyaman. Sesi ini dilakukan hanya satu hari, namun temponya kurang lebih 30 – 40 menit (data treatment terlampir halaman ix).

f) Sesi VI (tahapan evaluasi desensitisasi)

Dalam tahapan ini konselor memastikan bahwa sudah tidak ada klien yang mengalami kecemasan. Dan kondisinya benar-benar rileks dan santai dengan duduk. Dan konselor memberikan arahan pada klien bila mengalami kecemasan lagi pada hari-hari mendatang, maka pengalaman yang diberikan dari konselor dapat dicoba kembali. Pada sesi ini membutuhkan waktu kurang lebih 30 - 45 menit (data treatment terlampir halaman ix).

3.3.3 Post-test

(7)

31

3.4

Instrumen Penelitian Data

3.4.1 Pengujian Instrumen

3.4.1.1 Uji Validitas Item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Kriteria penentuan validitas instrumen yang dipakai dalam penelitian ini mengacu pendapat Sugiyono (2013)

(8)

32

Tabel 3.3

Kriteria Validitas Butir Instrumen

Koefisien Validitas Kriteria

0,800 ≤ Rxy < 1,00 Sangat Tinggi 0,600 ≤ Rxy < 0,800 Tinggi 0,400 ≤ Rxy < 0,600 Sedang 0,300 ≤ Rxy < 0,400 Rendah

Rxy < 0,300 Sangat Rendah (Tidak Valid)

Pengujian validitas instrumen menggunakan uji validitas Pearson dengan uji validitas Corrected Item-Total Correlation dengan menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 19.0 for Windows. Dasar perhitungan validitas menggunakan ketentuan Azwar (2013)

“yaitu untuk setiap item dikatakan valid apabila 𝑟≥ 0,3 dengan taraf signifikan 5% untuk 30 responden 0,361”. Apabila Corrected Item-Total Correlation bernilai positif dan lebih besar dari 0,3, maka item tersebut dikatakan valid. Sedangkan jika Corrected Item-Total Correlation bernilai negatif dan lebih kecil dari 0,300, maka item tersebut dikatakan tidak valid.

(9)

33 dalam sebuah item dalam sebuah instrument, namun bila diterapkan dalam penelitian kevalidan data instrumen di uji cobakan selama 3 kali (bukti terlampir pada halaman tabel ix), karena mencari kevalidan data. Hasil uji coba yang pertama pada instrumen Burns ada beberapa item yang memiliki korelasi rendah dan sangat rendah, yaitu dapat ditunjukkan bahwa item soal nomor 3, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 16, 18, 19, 20, 22, 25, 31, dan 33 (15 item soal) yang tidak valid dari 33 item yang ada dikategorikan tidak valid. Sedangkan item yang valid hanya berjumlah 18 item. Demikian pula dengan hasil Corrected Item-Total Correlation masih dibawah 0,300 dapat dinyatakan tidak valid.

Kemudian hasil uji coba yang kedua pada instrumen Burns ada beberapa item yang memiliki korelasi rendah dan sangat rendah, yaitu dapat ditunjukkan bahwa item soal nomor 22, 25, 31, dan 33 (4 item soal) yang tidak valid dari 33 item yang ada dikategorikan tidak valid. Sedangkan item yang valid hanya berjumlah 28 item. Demikian pula dengan hasil Corrected Item-Total Correlation masih dibawah 0,300 dapat dinyatakan tidak valid.

(10)

34

Sedangkan item yang valid hanya berjumlah 33 item. Demikian pula dengan hasil Corrected Item-Total Correlation di atas 0,300dapat dinyatakan valid. Hasil uji validitas yang ketiga dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Kecemasan

(11)

35

3.4.1.2 Uji Reliabilitas

“Instrumen reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama” Sugiyono (2013). Hasil penelitian yang diberikan oleh instrumen harus sama dan konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya. Cara untuk mendapatkan reliabilitas dengan bantuan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 19.0 for Windows menggunakan teknik uji reliabilitas Alpha Cronbanch. Berikut ini adalah Tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Instrumen Kecemasan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,942 33

Hasil Reliabilitas yang diperoleh

dengan program SPSS Alpha Cronbach’s

(12)

36

bahwa instrumen kecemasan Burns Reliabel (terpercaya).

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dengan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Instrumen dalam penelitian ini adalah instrumen kecemasan siswa dalam menghadapi ulangan umum semester. Skala yang digunakan untuk mengukur instrumen kecemasan siswa dalam menghadapiulangan umum semester dengan menggunakan skala Likert. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub indikator, lalu sub indikator tersebut terdiri dari beberapa indikator empiris yang kemudian menjadi titik tolak untuk menyusun item pernyataan.

(13)

37 (2013). Berikut ini adalah Tabel 3.6 mengenai pola penskoran alat pengumpul data:

Tabel 3.6

Pola Peskoran Instrumen Kecemasan Pengumpul Data

Pilihan Favorable

Sangat Tidak Setuju 3

Tidak Setuju 2

Setuju 1

Sangat Setuju 0

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengurangi kecemasan siswa dalam menghadapi ulangan umum semester, yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi ulangan umum semester. Tingkat kecemasan dalam penelitian ini dapat diketahui dari skor yang diperoleh sehingga bila skor yang diperoleh tinggi, maka tingkat kecemasan dalam menghadapi ulangan umum semester pada siswa mengalami tingkatan panik, sebaliknya jika skor yang diperoleh rendah maka tingkat kecemasan dalam menghadapi ulangan umum semester pada siswa mengalami tingkatan kecemasan ringan.

Instrumen kecemasan siswa dalam menghadapi ulangan umum semester disusun berdasarkan gejala-gejala kecemasan menurut

(14)

38

tiga bentuk yaitu (1) cemas karena permasalahan, (2) cemas pikiran, (3) gejala fisik. Tabel 5.1

mengenai kisi-kisi kecemasan Burns kecemasan siswa dalam menghadapi ulangan umum semester dapat dilihat dalam halaman tabel 67.

3.5

Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini terdiri dari teknik analisis deskriptif dan analisis uji beda dua mean.

3.5.1 Deskritif Analisis Data

(15)

39 didapat total skor masing-masing responden dan komponen, nilai rerata (M), modus (Mo), median (Me), dan standart deviasi (SD).

Statistik deskriptif digunakan untuk mengartikan skor yang dijadikan acuan pada posisi relatif skor dalam suatu kelompok yang telah dibatasi terlebih dahulu. Dalam hal ini dilakukan dengan bantuan software komputer dan melalui interpretasi dan distribusi data kelompok yang umumnya mencakup banyaknya subyek (n) dalam kelompok, rerata skor skala atau mean (Mi) atau (μ), simpangan baku skor skala atau standart deviasi (SD) atau ( ), skor minimum (Xmin), skor maksimum (Xmax), serta distribusi dan normalitas data. Berikut tabel teknik penilaian dan kriteria yang digunakan:

Tabel 3.7

Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi Menurut Saifuddin Azwar (2012)

No. Norma Penilaian Rentang

Skor Interpretasi 1 Mi+1,5SDi s/d Mi+3Sdi 3,26 – 4,00 Baik 2 Mi s/d Mi+1,5SDi 2,51 – 3,25 Cukup Baik 3 Mi-1,5SDi s/d Mi 1,76 – 2,50 Kurang Baik

4 Mi-3SDi s/d Mi-1,5Sdi 1,00 – 1,75 Tidak Baik

(16)

40

rentang ideal dan menambahkan dengan nilai minimum ideal.

3.5.2 Analisis Uji Beda Dua Mean

Sebelum diuji korelasi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov dan uji linearitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui datanya berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan uji t. Sedangkan uji linieritas digunakan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis data yang akandilakukan dalam penelitian ini adalah denganmenggunakan teknik Correlate Pearson Product Moment yang terdapat dalam program Package for the Social Sciences (SPSS) versi 19.0 for Windows.

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.3 Kriteria Validitas  Butir Instrumen
tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.5 Uji Reliabilitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan studi kasus ini adalah menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif pada pasien Ny.S yang meliputi pengkajian,

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru serta analisis hasil belajar siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga

Tahun 2011 akan dilakukan persiapan intensif untuk uji kompetensi, yaitu dengan fokus untuk penyusunan soal-soal uji yang berstandar nasional. Hal ini akan

Yang dimaksud lengkap adalah menyediakan dokumen peraturan, keputusan dan/atau kebijakan yang telah ditetapkan/disahkan oleh Badan Publik Sdr dalam rentang waktu 5 tahun yakni

pada tanaman disebabkan karenapupuk kandang ayam dan kompos tandan kososng kelapa sawit (TKKS) kaya bahan organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mampu

In conclusion, mixtures of rapeseed press cake with legume seeds, used in the irst fattening period at about 30% of protein level and at 100% in inisher period, can replace

biaya, titik impas, periode kembali modal secara benar berupa analisis biaya, titik impas, periode kembali modal berupa analisis biaya, titik impas berupa analisis

Di bagian tengah, perkembangan satuan dicirikan oleh perlapisan sedang batugamping bioklastik dengan ketebalan 30-40 cm, batas tegas, serta fragmen yang terdiri dari