Dosen Pengampu:
A. Memberikan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa
tentang dasar-dasar penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di bidang industri konstruksi.
B. Memberikan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa
tentang aktivitas sebelum, selama, dan setelah pekerjaan konstruksi berlangsung.
C. Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi dan melakukan
analisis potensi bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja di bidang industri konstruksi.
D. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan tindak pencegahan dan meminimalkan risiko terhadap potensi bahaya dalam
Komposisi penilaian:
◦ Nilai Tugas/Quiz/Presentasi: 40%
◦ Nilai Ujian Tengah Semester (UTS): 25%
◦ Nilai Ujian Akhir Semester (UAS): 25%
◦ Perilaku dan Kehadiran: 10%
Kehadiran semester minimum 80%.
Persyaratan ini wajib terpenuhi sebelum mahasiswa
1. Definisi dan pengertian umum industri konsruksi.
2. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Peraturan Pemerintah bidang industri konstruksi.
3. Prinspip-prinsip dasar penerapan K3 di bidang industri konstruksi.
4. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
5. Aktivitas-aktivitas dalam industri konstruksi.
6. Identifikasi potensi bahaya dan analisis keselamatan kerja konstruksi. 7. Ahli K3 Konstruksi.
8. Penyusunan Rencana K3 Kontrak Konstruksi (RK3K).
9. Tindakan pencegahan dan meminimalkan risiko bahaya pada industri konsruksi.
1. Ananta, Erwin. 2016. Jurnal Ilmiah Peran Contractor Safety Management System (CSMC) Dalam Meminimalkan Risiko Kecelakaan Kerja. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press ISBN: 978-602-386-073-9
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/Per/ M/2008 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. 3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No Per.01/MEN/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
4. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor Kep.
174/MEN/1986. No 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
5. AGC Education and Research Foundation. 1990. Construction Supervisor Participant’s Manual. Wil McKnight Associates, Inc. 3rd Edition.
6. OSHA regulations 29 CFR 1926.500-503. Specific Precautions To Protect Employees Who Work At Heights. Occupational Safety & Health Administration.
7. OSHA regulations 29 CFR 1910.28. Safety requirements for scaffolding. Occupational Safety & Health Administration.
Dosen Pengampu:
Merupakan rangkaian aktifitas dari berbagai elemen
kegiatan pekerjaan konstruksi untuk mewujudkan suatu wujud fisik (bangunan, jalan, jembatan, dermaga, bandara, dll)
dengan durasi waktu tertentu dan dengan sumberdaya tertentu.
Merupakan kegiatan yang unik karena tidak ada yang sama
satu dengan yang lainnya.
Selalu dimulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu
tertentu dengan durasi waktu yang selalu dibatasi.
Bersifat dinamis, sehingga kegiatan-kegiatan pelaksanaan
Proyek Pemerintah melalui APBN / APBD Provinsi / APBD
Kabupaten/Kota
Proyek bantuan Luar Negeri (Hibah, Pinjaman jangka
pendek, Pinjaman jangka panjang)
Proyek investasi asing dari luar negeri.
Proyek swasta murni secara perorangan atau korporasi.
Proyek konsorsium.
Proyek dari sumber dana sindikasi (Syndicate Agent)
Pemilik Proyek (Owner) atau Investor.
Konsultan Manajemen Proyek.
Konsultan Perencana.
Konsultan Pengawas.
Kontraktor.
Sub-Kontraktor.
Diatur dalam ketentuan tentang
pengadaan barang/jasa pemerintah:
Perpres No. 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Perpres No. 54 Tahun 2010
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA)
Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek.
Unit Layanan Pengadaan / Pejabat Pengadaan (ULP/PP)
Unit organisasi / pejabat pemerintah yang berfungsi melaksanaan
pengadaan proyek pemerintah yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.
Panitia / Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)
PA/KPA
ULP/PP PPK PPHP
Konsultan Kontraktor
Diatur dan disesuaikan oleh perusahaan masing-masing
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
09/Per/M/2008 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bi-dang Pekerjaan Umum.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No
Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan Menteri
Pekerjaan Umum No. Kep. 174/MEN/1986. No
PBI 1971 N.I.-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia
PKKI 1961 N.I.-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
SNI 03-1726-2002 Tentang Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung
SNI 03 -1729-2002 Tentang Tata Cara Perencanaan
Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
SNI 03-2847-2002 Tentang Peraturan desain dan
persyaratan pelaksanaan konstruksi beton bertulang Indonesia
SNI T-02-2003 Tentang Tata cara perencanaan konstruksi
K3 Konstruksi adalah Keselamatan dan kesehatan kerja
dengan pengertian pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku,
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian,
SMK3 Bidang Konstruksi adalah SMK3 pada sektor jasa
konstruksi yang berhubungan dengan kepentingan umum (masyarakat) antara lain pekerjaan konstruksi: jalan, jembatan, bangunan gedung fasilitas umum,
sistem penyediaan air minum dan perpipaannya, sistem pengolahan air limbah dan perpipaannya, drainase, pengolahan sampah, pengaman pantai, irigasi,
Ahli K3 Konstruksi adalah Ahli K3 yang mempunyai
kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dalam:
◦ merencanakan,
◦ melaksanakan, dan
◦ mengevaluasi sistem manajemen K3 konstruksi sesuai pedoman di tempat penugasannya
Ahli K3 Konstruksi terdiri atas 3 kategori :
◦ Ahli Muda K3 Konstruksi.
◦ Ahli Madya K3 Konstruksi.
◦ Ahli Utama K3 Konstruksi.
Kompetensi Ahli K3 Konstruksi dapat dilihat pada:
Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam
organisasi Pengguna Jasa dan/atau Organisasi
P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di
perusahaan dan tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk
mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.
Bahaya K3 Konstruksi adalah suatu keadaan yang
belum dikendalikan sampai pada suatu batas yang memadai dalam pekerjaan konstruksi.
Risiko K3 Konstruksi adalah perpaduan antara peluang