• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS METROLOGI PADA ASPEK PENGUKURAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS METROLOGI PADA ASPEK PENGUKURAN"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding SNTT SV UGM 2016

ISBN 978-602-1159-18-7

ANALISIS METROLOGI PADA ASPEK PENGUKURAN

LEVEL ZAT CAIR BERFLUKTUASI DENGAN

MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK DAN

PELAMPUNG BENSIN

1)

Galih Setyawan,

2)

Nur Fitri Apasari,

3)

Risca nur Syah Bani dan

4)

Trias Prima Satya

1,2,3,4)Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah vokasi Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, Indonesia

Sekip 1 PO BOX BLS. 21 Yogyakarta 55281, Indonesia Email : galih.setyawan@ugm.ac.id

Abstrak

Telah dilakukan penelitian mengenai analisis metrologi pada aspek pengukuran level zat cair berfluktuasi dengan menggunakan sensor ultrasonik dan pelampung bensin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perbandingan dan karakteristik dari sensor bensin dan ultrasonik yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat antarmuka hasil penelitian menggunakan software Labview. Penelitian dilakukan di laboratorium fisika D3 Metrologi dan instrumentasi Sekolah Vokasi UGM. Sensor yang digunakan dalam penelitian adalah sensor ultrasonik dan sensor pelampung bensin. Dua sensor tersebut dipasang pada media akuarium yang telah diisi oleh air. Alat ukur standar acuan yang digunakan berupa penggaris yang telah dikalibrasi di Balai Metrologi. Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa pengukuran menggunakan sensor pelampung pada air yang berfluktuasi lebih mendekati standar acuan bila dibandingkan dengan sensor ultrasonic. Tetapi ketika air dalam kondisi tenang, sensor ultrasonik lebih unggul bila dibandingkan dengan sensor pelampung. Rata-rata tingkat kesalahan pengukuran sensor ultrasonik dalam kondisi tenang di semua tiitk adalah 1,82% dan 2,98% untuk sensor pelampung. Dalam kondisi berfluktuasi, nilai tingkat kesalahan pengukuran yang dimiliki sensor ultrasonik untuk rata-rata semua titik adalah 14,70% dan 3,08% untuk sensor pelampung.

(2)

I

Zat cair merupakan bagian dari fluida yang mempunyai sifat-sifat tertentu. Salah satu sifat dari zat cair adalah mempunyai

molekul yang terikat secara longgar namun tetap berdekatan. Contoh dari zat cair adalah air, darah, air laut dan sebagainya. Pada penelitian ini zat cair yang digunakan

adalah air.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keingintauan penulis pada pengukuran level

air yang

berfluktuasi dengan menggunakan

sensor yang

berbeda.Hal ini dikarenakan kebanyakan penelitian sebelumnya dilakukan pada kondisi air yang diam saja dan hanya

menggunakan satu jenis sensor.

Penulis

membandingkan level keadaan zat cair dalam keadaan diam dan dalam

keadaan bergerak menggunakan dua

sensor yang

berbeda. Sehingga, karakteristik kedua

sensor dapat

diketahui.

Keadaaan air

berfluktuasi dibuat dengan

memberikan aliran melalui pompa akuarium. Aliran pompa akuarium ini akan memicu pergerakan air. Keadaan zat cair

diam dan

berfluktuatif akan ditampilkan melalui

antar muka

menggunakan

Software LabView.

Terdapat tiga titik yang akan diteliti menggunakan dua

sensor yang

berbeda.

Penelitian yang dilakukan adalah

dalam skala

Laboratorium, sehingga penulis menggunakan akuarium sebagai media untuk tempat air tersebut. Sensor yang digunakan

adalah sensor

pelampung bensin

dan sensor

ultrasonik. Sensor

ultrasonik dan

sensor pelampung

bensin dipilih

karena sensor ini mudah didapat dan sesuai kegunaannya yang telah banyak digunakan untuk mengukur level zat cair. Instrumen yang digunakan adalah arduino UNO R3 dengan antarmuka

LabView.

Sensor ultrasonik HC-SR04 bekerja dengan

menggunakan sonar untuk menentukan jarak. Sensor ini mempunyai kemampuan

pembacaan dari 2 cm hingga 400 cm

serta memiliki

keakuratan 3 mm. Sensor pelampung digunakan sebagai sensor tangki untuk mendeteksi

ketinggian bahan bakar. Pelampung terhubung dengan

suatu variabel

resistor atau

potensiometer. Sensor pelampung ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Sensor Pelampung bahan

bakar

Software yang

digunakan dalam

penelitian ini

adalah Labview dan

arduino UNO.

Labview merupakan

software buatan National Intrument

yang bekerja

dengan menggunakan pemograman berbasis grafik atau

blok diagram.

Sedangkan arduino

UNO adalah

pemograman berbasis text. Gambar 2 dan 3 menunjukkan

desain dari

penelitian yang dilakukan. Gambar 2 menunjukkan posisi dari sensor

ultrasonik dan

gambar 3

menunjukkan posisi dari sensor bensin. Penelitian dilakukan secara

terpisah karena untuk

mempermudah teknis

pelaksanaannya.

Gambar 2. Desain peletakan

sensor ultrasonik

Gambar 3. Desain juga titik-titik yang akan diteliti, yaitu titik A, B dan C.

Persamaan yang digunakan untuk mencari tingkat kesalahan

(3)

II.PEMBAHA

SAN

Penelitian ini dilakukan dengan cara

membandingkan standar acuan dengan hasil pengukuran menggunakan sensor pelampung

bensin dan

ultrasonik. Kemudian

hasilnya akan tercatat otomatis di exell dan tertampil

antarmukanya pada Labview.

Standar acuan yang digunakan adalah penggaris

yang telah

dikalibrasi. Kalibrasi itu sendiri adalah kegiatan

membandingkan suatu alat dengan alat yang lebih tinggi standarnya. Kalibrasi

penggaris ini dilakukan di Balai Metrologi.

Dari hasil

penelitian

didapatkan pola-pola yang berbeda di setiap titik (A, B dan C) yang ditinjau. Hasil antarmuka

menggunakan

Labview telah menunjukkan hasil yang diharapkan. Pada percobaan dengan

menggunakan sensor ultrasonik maupun sensor pelampung, Antarmuka

Labview dapat

menunjukkan kondisi air ketika diam dan ketika bergerak naik turun. Ketika air dalam kondisi tenang, maka grafik akan berbentuk garis lurus. Tetapi ketika air bergerak naik turun, grafik juga menunjukkan pola naik turun.

Gambar 4

menunjukkan fenomena ketika air berfluktuasi naik turun.

Gambar 4. Grafik pada Labview ketika air berfluktuasi

Gambar 5, 6 dan 7 menunjukan kondisi air tenang berturut-turut dititik A, B dan C. Sedangkan gambar 8,9 dan 10 menunjukkan kondisi air berfluktuasi berturut-turut dititik A, B dan C.

Gambar 5. Grafik Pengujian Sensor ultrasonik dan pelampung ketika

kondisi tenang di titik A

Gambar 6. Grafik Pengujian Sensor ultrasonik dan pelampung ketika

kondisi tenang di titik B

Gambar 7. Grafik Pengujian Sensor ultrasonik dan pelampung ketika

kondisi tenang di titik C

Gambar 8. Grafik Pengujian Sensor ultrasonik dan pelampung ketika

kondisi berfluktuasi di

titik A

Gambar 9. Grafik Pengujian Sensor ultrasonik dan pelampung ketika

kondisi berfluktuasi di

titik B

Gambar 10. Grafik Pengujian Sensor

ultrasonik dan pelampung ketika

kondisi berfluktuasi di

titik C

Dari hasil

(4)

ketika dalam kondisi air diam, selisih antara sensor bensin dan ultrasonik tidak terlalu besar (bila dibandingkan dalam kondisi air bergerak). Sebagai contoh rata-rata tingkat kesalahan pengukuran sensor bensin dititik 1 adalah 3,7% dan 1,93% untuk sensor ultrasonik. Tetapi ketika dilakukan

pengujian saat kondisi air berfluktuasi, selisih tingkat kesalahan

pengukuran antara kedua sensor cukup besar. Pada titik pertama, nilai tingkat kesalahan pengukuran kedua sensor ketika air berfluktuasi adalah 2,26% untuk bensin dan 15,37% untuk ultrasonik. Pada titik B ketika berfluktuasi, sensor ultrasonik menghasilkan nilai tingkat kesalahan pengukuran yang lebih besar bila dibandingkan dengan yang lain. tingkat kesalahan pengukuran yang didapatkan adalah 16,89 %. Hal ini terjadi karena titik B merupakan daerah pusaran air. Nilai tingkat kesalahan

pengukuran terbesar sensor ultrasonik di titik A, B dan C ditemui pada pengujian 2 cm. Saat kondisi air

tenang nilai R (Korelasi)

ultrasonik di titik A, B dan C dapat diketahui lebih besar

dibandingkan dengan nilai R sensor pelampung bensin. Hal ini sebanding dengan tingkat kesalahan pengukuran yang lebih sedikit. Pada kondisi air bergerak, nilai R ditemukan lebih besar juga untuk ultrasonik

(terkecuali di titik A). Ultrasonik memiliki nilai R yang besar, namun memiliki tingkat kesalahan

pengukuran yang lebih jauh pada kondisi air bergerak. Labview telah berhasil

memperlihatkan pola air ketika dalam kondisi

diam dan

berfluktuasi. Karakteristik sensor bensin dan ultrasonik adalah sebagai berikut. Sensor ultrasonik memiliki tingkat kesalahan

pengukuran yang lebih sedikit pada kondisi tenang bila dibandingkan dengan sensor pelampung. Rata-rata tingkat kesalahan

pengukuran dengan sensor ultrasonik dalam kondisi tenang di semua titik adalah 1,82% dan 2,98% untuk sensor pelampung. Dalam kondisi berfluktuasi, nilai error yang dimiliki sensor pelampung untuk rata-rata semua titik adalah 3,08%. Sedangkan nilai error ultrasonik dalam pengujian kondisi berfluktuasi untuk semua titik adalah 14.70%. Maritim Rja Ali Haji, [3] Winasis,G.,

2014, Air Berbasis

Referensi

Dokumen terkait

Pemeriksaan preoperatif mungkin perlu untuk menentukan nilai dasar (tetapi memiliki manfaat yang terbatas pada tujuan ini), evaluasi kondisi kesehatan saat ini,

“Pengaruh Kompensasi, Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi Pada Perusahaan Umum di Surabaya dan Sidoarjo”. Skripsi Sarjana tak

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak, karena populasi dianggap homogen pada pelanggan surat

10  Terwujudnya  Tata  Kelola  Organisasi  yang  Baik  (Good  Corporate  Governance)  yang  dapat  diukur  dengan  terlaksananya  perencanaan,  pelaksanaan 

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai persepsi tidak setuju terhadap waktu antrian lebih banyak terdapat pada responden

Mahasiswa memajang pekerjaan di tempat yang telah ditentukan, (8) 2 dari anggota kelompok menjelaskan dari hasil pekerjaan yang telah dibuat, anggota yang lain

a. Penilaian afektif yaitu dengan menilai sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung yang meliputi penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan

Pasal 103 ayat (1) : “ Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri ”.. Pasal 170 : “ Pemegang