• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAMIL TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS BENU- BENUA KOTA KENDARI TAHUN 2017 Fitriani¹ Ruslan Majid² Rasma³ Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo 123 Fitriani180911gmail.com¹ rus.majidyahoo.com² rasmanu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAMIL TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS BENU- BENUA KOTA KENDARI TAHUN 2017 Fitriani¹ Ruslan Majid² Rasma³ Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo 123 Fitriani180911gmail.com¹ rus.majidyahoo.com² rasmanu"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HAMIL TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS BENU-BENUA KOTA KENDARI TAHUN 2017

Fitriani¹ Ruslan Majid² Rasma³

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo123

Fitriani180911@gmail.com¹ rus.majid@yahoo.com² rasmanurdin81@gmail.com³ ABSTRAK

Antenatal care (ANC) adalah merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis, kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang diterapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku ibu hamil terhadap pemanfaatan antenatal care di puskesmas Benu-Benua Kota Kendari tahun 2017 ditinjau dari aspek pengetahuan, ekonomi, dukungan keluarga. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode pendekatan eksploratif. Dalam penelitian ini, sebanyak 1 informan kunci yaitu bidan dipuskesmas dan informan biasa sebanyak 6 orang yaitu ibu yang sedang mengandung. Hasil penelitian yang di peroleh menunjukkan, dalam pemanfaatan pemeriksaan kehamilan yang di lakukan oleh ibu hamil di puskesmas Benu-Benua kota Kendari, pengetahuan ibu hamil masih di pengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimiliki oleh ibu hamil dan kurangnya sosialisasi oleh pihak puskesmas dalam memberikan penyuluhan baik secara langsung maupun tidak langsung seperti penyebarab leaflet, dan papan reklame tentang penting pemeriksaan kehamilan. Ekonomi juga mempengaruhi pemanfaatan antenatal dan dukungan keluarga oleh ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan di pelayanan kesehatan.

Kata kunci: pemeriksaan kehamilan, pemanfaatan, ibu hamil

THE OVERVIEW OF PREGNANT WOMEN’S BEHAVIOR TOWARDS THE UTILIZATION OF ANTENATAL CARE (ANC) AT LOCAL GOVERNMENT CLINIC OF BENU-BENUA KENDARI MUNICIPALITY IN 2017

ABSTRACT

Antenatal care (ANC) is a health service provided by health professionals (obstetrician, general practitioners, midwives, and nurses) to pregnant women during pregnancy in accordance with antenatal care service standards applied in Standards for Midwifery Services. This study aimed to determine the overview of pregnant women's behavior towards the utilization of antenatal care at Local government clinic of Benu-Benua, Kendari Municipality in 2017 in terms of the knowledge, economy, and family support. The type of this study was qualitative by explorative approach method. In this study, the key informant as many as 1 person that is a midwife at Local government clinic and the ordinary informants as many as 6 people that is pregnant women. The results showed that in the utilization of pregnancy examination by pregnant women at Local government clinic of Benu-Benua, Kendari Municipality, the knowledge of pregnant women was still influenced by education level owned by pregnant women and lack of socialization by local government clinic in giving counseling either directly and indirectly such as the spread of leaflets and billboards about the importance of pregnancy examination. The economy also affects the utilization of antenatal care and family support by pregnant women to conduct examinations at health services.

Keywords: utilization, antenatal care (ANC), pregnant women

PENDAHULUAN Antenatal care (ANC) adalah merupakan

(2)

kesehatan profesional (dokter spesialis, kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang diterapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).Kunjungan pelayanan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 (empat)kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu yakni: 1 kali pada trimester1, 1 kali pada trimester 2 dan 2 kali pada trimester3.¹

Menurut World Health Organisation (WHO) 99%kematian ibu terjadi di negara-negara berkembang karena masalah persaliananIndonesia adalah salah satu Negara dengan AKI dan AKB tertinggi di Asia, nomor tiga dan empat di Asean. Angka kematian ibu tahun 2007 yaitu sebesar 228/100. 000 kelahiran tahun 2012 sebesar 359/100. 000 dan tahun 2015 sebesar 305/100. 000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di tahun 200 sebesar 734/1. 000 kelahiran hidup, tahun 2012 sebesar 32/1. 000 kelahiran hidup dan pada tahun 2015 sebesar 22,23/1. 000 kelahiran hidup. AKI dan AKB di Indonesia belum mencapai target MDGs yang seharusnya dicapai pada tahun 2015 yaitu 102/100. 000 kelahiran hidup untuk angka kematian ibu dan 23/1. 000 kelahiran hidup untuk angka kematian bayi.² Tujuanpembangunan Milinium Development Goal (MDGs) di Indonesia salah satunya yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan penurunan angka kematian bayi dan balita. Upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak indonesia telah lama dilakukanpemerintah sejak berdirinya balai keseatan ibu dan Anak (BKIA) pada tahun 1950 yan g memberi pelayanan berupa perawatan kehamilan, persalinan, perawatan bayi dan anak, pendidikan kesehatan dan pelayanan keluarga berencana, namun sampai saat ini masih keluarga berencana, namun sampai saat ini masih ada berbagai masalah yang sering terjadi pada ibu dan bayi antara lain, masih banyak ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) dan kematian ib dan bayi masih tinggi.³

kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trisemester dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan

tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.⁴

Profil puskesmas pada tahun 2015 AKB pada tahun 2015 adalah 3 per 1000 Kelahiran Hidup yang berarti dalam setiap 1000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara terdapat rata-rata 3 kematian bayi Sulawesi Tenggara cenderung naik turun. Peningkatan yang signifikan pada tahun 2011 dengan cakupan 63,8%, atau naik sebesar 49,7% dari tahun sebelumnya, namun angka tersebut terus menurun pada tiga tahun berikutnya hingga mencapai 32,9% pada tahun 2014, dan di tahun 2015 kembali naik menjadi 54,15%.⁵

Berdasarkan laporan Puskesmas Benu-benua kota Kendari persentase cakupan pelayanan K1 di Puskesmas Benu-Benua tahun 2012dan 2013 tercatat 100 %sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan yaitu 93 % dan cakupan pelayanan K4 mengalami penurunan dari 100% di tahun 2012 menjadi 93% di tahun 2013 begitupun ditahun 2014 mengalami penurunan menjadi mulai mengalami peningatan 95%.⁶

METODE

Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan metode pendekatan eksploratif yaitu penelitian yang dilaksanakan untuk menggali data dan informasi tentang topik atau isu-isu baru yang ditujukan untuk kepentingan pendalaman atau penelitian lanjutan. Yang bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku ibu hamil terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care di Puskesmas Benu-Benua Kota Kendari Tahun 2017. Penelitian ini di lakukan pada bulan agustus 2017. Pengumpulan data/ informasi yaitu melalui wawancara mendalam, pengamatan atau oberservasi terlibat, pemeriksaan dokumen dan arsip yang terdapat pada tempat penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif, melalui tiga alur yaituy redukdsi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.⁷

HASIL Pengetahuan

(3)

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa, (1) pengethuan berdasarkan antenatal care di peroleh dari mendengar dan melihat orang lain, mereka megatakan bahwa barupertama kali mendengar antenatal care,hal ini di akrenakan kurangnya informasi tenatng penitngnya melakukan pemeriksaan ehamilan (Antenatal Care). Tetapi berbeda dengan satu informan yang mengatakan bahwa tahu antenatal care yaitu pemeriksaan kehamilan, informasi ini di dapat dari tetangganya. (2) kunjungan pemeriksaan kehamilan dilakukan pada saat ada pemeriksaan kehamilan di posyandudan pada saat ada masalah dikandungannya. (3) pemeriksaan kehamilan seharusnya dilakukan di psukesmas. (4) pemeriksaan kehamilan sangat penting untuk dilakukan oleh ibu hamil untuk mengetahui apakah ada masalah-masalah yang terjadi dalam kandungan.

Dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah perhatian atau dukungan yang di berikan suami, orang tua, mertua, saudara untuk ibu hamil terhadap pemanfaatan Antenatal Care. ⁴

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa, (1) Ajuran unutk memeriksakan kehamilan berasaldari dukungan suami, keluarga dan kemauan sendiri, (2) pemeriksaan kehamilan bisa ditemani dengan suami dan keluarga tetapi ada juga informan yang melakukan pemeriksaan kehamilan tanpa ditemani oleh keluarganya. (3) pemeriksaan kehamilan selalu diingatkan oleh keluarganya.⁹

Ekonomi

Ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil pekerjaan ibu hamil dan keluarganya yang dapat mempengaruhi pemanfaatan Antenatal Care. (1) Pada saat pemeriksaankehamilan dipetugas kesehatan dikenakan biaya,informan memiliki pendapat yang sama bahwa padasaat melakukan pemeriksaan kehamilan dikenakanbiaya pada saat pendaftaran sebesar Rp. 10.000. (2) Ada dua informan yang mengatakan bahwa jika ada biaya yang dikeluarkan masih memberatkan karena biaya yang harus dikeluarkan pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan setiap kali melakukan pemeriksaan, tapi ketiga informan lainnya menganggap bahwa dengan adanya biaya yang dikeluarkan pada saat melakukan pemeriksaan tidak memberatkan karena untuk kepentingan pribadi ibuhamil. (3) Ada dua informan yang mengatakan bahwa pemeriksaan kehamilan seharusnya tidak ada biaya yang harus dikeluarkan, sedangkan ketiga informan lainnya menganggap bahwa wajar saja jika ada biaya yang harus dikeluarkan pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan.

DISKUSI Pengetahuan

Pengetahuan yang dimaksud yaitu semua yang ada dalam diri seseorang dalam hal ini ibu hamil yang didapat dari penginderaan, seperti penglihatan, pendengaran, seperti penggambaran mengenai arti dari antenatal care, berapa kali melakukan pemeriksaan kehamilan, pengetahuan ibu hamil tentang harus memeriksakan kehamilan, dan apakah penting memeriksakan kehamilan. Pengetahuan sangat berpengaruh dengan antenatal care, dengan adanya pengetahuan masyarakat yang baik maka pemanfaatan antenatal care juga dapat di manfaatakan dengan baik.¹⁰

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, informasi yang diberikan oleh ibu hamil tentang pengetahuan berdasarkan antenatal care diperoleh dari mendengar dan melihat orang lain, mereka mengatakan bahwa baaru antenatal care). Tetapi bebrbeda dengan dua informan yang mengatakan pertama kali mendengar antenatal care, hal ini dikarenakan kurangnya informasi tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan (bahwa tahu antenatal care yaitu pemeriksaan kehamilan, informasi ini di dapat dari tetangganya dan waktu kuliah.

Pemahaman ibu hamil di puskesmas Benu-Benua Kota kendari dianggap sudah cukup bagus tentang arti dariantenatal care. Hal ini tidak sejalan sejalan dengan penelitian Ulul Lailatul Mardiyah (2014), oleh ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Tempurejo Kiabupaten Jember. Mereka masih memiliki pengetahuan sedang tentang artiantenatal care, hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan masyarakat Tempurejo mayoritas tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD).

Menurut Saifuddin (2001) dalam Harniati (2014), pemeriksaan kehamilan atau antenatal care adalah kegiatan yang diberikan untuk ibu sebelum melahirkan atau dalam masa kehamilan. Pemeliharaan kehamilan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan kandungannya. Pemeriksan kehamilan sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan yaitu: satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga. Pemeriksaan kehamilan ini diperlukan karena walaupun pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah.

(4)

harus melakukan pemeriksaan kehamilan. Hasilwawancara dengan informan memberikan informasi bahwa selama hamil pemeriksaan kehmilan pada saat ada masalah dikandungannya,Hampir sama mengatakan jika buka jadwal posyandu tidak ada masalah tidak dirasakan mereka tidak memeriksakan kandungannya karena berpatokan dengan pelayanan posyandu yang biasa dilakukan di puskesmas benu-benua tersebut. Hal ini kurangnya pengetahuan masyarakat tentang jumlah kunjungan pemeriksaan antenatal care dengan standar pelayananantenatal care atau pelayanan kebidanan yang ditetapkan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Vika Sakinah dan Arulita Ika Fibriana (2015), dengan penelitian upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan kunjungan antenatal care (Anc) ibu hamil melalui pemberdayaan kader Anc, jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan dipengaruhi dengan tingkat pengetahuan masyarakat, penelitian dilakukan dengan cara nelakukan pemberdayaan kader antantenal care, dengan hasil yang di peroleh yaitu sebelum melakukan pemberdayaan kader jumlah yang melakukan pemeriksaan kehamilan dengan sesuai standar sangat rendah, setalah melakukan intervensi menunjukan bahwa ibu hamil melakukan kunjungan ANC berdasarkan standar.

Kunjungan pelayanan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 (empat) kali pada trimester 2 dan 2 kali pada trismester 3. Prinsip pelaksaanaan Antenatal Care adalah pembelajaran orang dewasa sehingga akan meningkatkan pengetahuan dan juga pemecahan masalah perubahan adaptasi. Pengetahuan ibu hamil tentang dimana harus memeriksakan kehamilan memiliki pendapat yang sama yaitu pemeriksaan kehamilan seharusnya dilakukan di puskesmas. Pemeriksaan kehamilan yang baik adalah pemeriksaan yang dilakukan sacara rutin di petugas kesehatan dengan aturan-aturan yang telah ada unutk menurunkan AKB dan AKI.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Harniati (2014) tentang mereka mengatakan bahwa memeriksakan kehamilan sudah cukup dilakukan kalau dirumah saja dikarenakan mereka masih mempercayai yang namanya kebiasaan-kebiasaan tentangga mereka dulu yang memeriksakan kehamilannya pada dukun saja tetapi anak mereka dapat lahir dengan selamat, pemeriksaan kehamilan oleh dukun masih dianggap baik, karena sudah faktor kebiasaan masyarakat bajo. Pendapat keenam informan tersebut yaitu pemeriksaan kehamilan sangat penting bagi ibu hamil untuk mengetahui apakah ada masalah yang terjadi didalam kandungannya. Pemeriksaan kehamilan sangat penting bagi ibu hamil karena dalam pemeriksaan kehamilan tersebut dilakukan

monitoring secara menyeluruh baik mengenai kondisi ibu maupun kondisi janin yang sedang dikandungannya. Denganpemeriksaan kehamilan dapat diketahui perkambangan kehamilan, konsidi janin, dan bahkan penyakit atau kealinan pada kandungan yang diharap dapat dilakukan penanganan secara dini.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Ketut Aryastami dan Ingan Ukur Tariqan dengan penelitian tentang perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilabn trismester pertama di puskesmas pasanggarahan jakarta selatan, sekitar 72,3 persen ibu hamil memeriksakan kehamilannya pada trimester pertama dan dengan kunjungan tepat waktu dan teratur yaitu selama empat kali selama kehamilan sekitar 61,4 persen. Meskipun dengan hal tersebut masih ada juga ibu hamil yang tidak terlalu mementingkan pemeriksaan kehamilan secara dini, ibu baru berkunjung ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilan apabila sudah tua dan mendekati masa persalinan.

Gambaran pengetahuan terhadap perilaku ibu hamil dalam pemanfaatan antenatal care, pengetahuan tentang kesehatan kehamilan yang di peroleh dari responden antara lain pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan. Lebih dari seperuh ibu hamil memiliki pendidikan setingkat SAM, kecuali satu orang berpendidikan D-3. Jawaban dari informan sangat bervariasi, meskipun tingkat informan yang cukup homogen. Berikut penuturan informan dengan pendidikan SMA yang kadang terlambat melakukan kunjungan K1 :

“... pertama kali ke puskesmas ketika usia hamil sudah 4 bulan. Waktu itu saya datang pas telat 2 minggu dinyatakan positif, tapi saya tidak pernah periksa lagi, sampai usia hamil saya 4 bulan baru datang ke puskesmas.

Informan yang melakukan kunjungan tepat waktu dan sejak awal (trimester 1) di puskesmas melakukan kunjungan lebih teratur dan setiap bulan. Hanya ada satu dari lima informan yang melakukan antenatal tepat waktu di awal kehamilan, tetapi melakukan kunjungan keduanya setelah melampaui trimester 2.

Dukungan Keluarga

(5)

ini terutama terjadi pada perempuan yang realtif muad usianya sehingga kemampuan mengambil keputusan secara mandiri masih rendah. Mereka berpendapat bahawa pilihan orang yang lebih tua adalah yang terbaik karena orang tua lebih berpengalamn daripada mereka.¹¹

Pendapat ibu hamil tentang siapa yang mengajarkan untuk periksa kehamilan dapat dilihat dari hasil wawancara memberikan informasi dari keenam infoman memilih pendapat yang sama hampir sama bahwa ajuran unutk memeriksakan kehamilan berasal dari dukungan suami dan keluarga. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Mestri Agustini dkk, dengan penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dan dukungan keluarga dengan cakupan pelayanan antenatal di wilayah kerja puskesmas buleleng, hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa ditemukan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan cakupan pelayanan antenatal, dimana p < 0,05 (p = 0,030). Dimana ibu dengan tingkat dukungan keluarga tinggi memiliki kemungkinan cakupan pelayanan antenatal lengkap tinggi memiliki kemungkinan cakupan pelayanan antenatal lengkap 6,363 kali lebih besar dari pada ibu dengan tingkat dukungan keluarga rendah (OR = 6,363; CI 95% 1,195 hingga 33,884).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri atau suami dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anakn ya yang bersepakat untuk saling mengatur diri sehingga memungkinkan berbagai tugas yang terdapat dalam keluarga diselenggarakan secara efektif dan efesien. Secara teoritis terdapat berbagai fungsi keluarga, antara lain fungsi keagamaan, budaya, cinta kasih, melindungi, reprosuksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan. Dengan terlaksananya fungsu-fungsu tersebut, maka terwujudlah keluarga yang sejahtera dengan anggota yang saling memberikan dukungan.¹²

Pendapat ibu hamil mengenai siapa yang menemani pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan, hampir memiliki jawaban yang hampir sama, pemeriksaan kehamilan biasa ditemani dengan suami dan keluarga tetapi ada juga informan yang melakukan pemeriksaan kehamilan tanpa ditemani oleh keluarga.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehg Ulul Lailatul Mardiyah (2014), Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal oleh ibu hamiol di wilayah kerja Puskesmas tempurejo Kabupaten Jember Tahun 2013. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa dukungan keluarga yang dimaksud adsalah saran, motivasi, dan tindakan/partisipasi anggota keluarga terhadap ibu

hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Hasil penelitian menujukkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan antenatal (p value=0,021 < α=0,05), dimana mayoritas respponden memiliki dukungan keluarga baik (49,4%) dan terdstribusi pada pemanfaatan pelayana antenatal lengkap (25,3%).

Dukungan keluarga disebabakan bayi yang dikandung responden merupakan kehamilan pertama yang sangant dinantikan oleh keluarga, selain itu juga disebabkan keluarag telah mendapatakan informasi tentang pelyanan antenatal, dan mengetahui bahwa jika ibu hamil memanfaatkan pelayanan antenatal dapat menjaga kesehatan dan keselamatan kehamilan sehingga nanti dapat melahirkann dengan selamat. Pendapat ibu hamil tentang apakah diingatkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yaitu keenam informan berpendapat bahwa pemeriksaan kehamilan selalu diingatkan oleh keluarganya. Penlitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulul Lailatul Mardiyah (2014).

Gambaran dukungan keluarga terhadap perilaku ibu hamil dalam pemanfaatanantenatal care, dukungan keluarga, khusunya suami memiliki peran yang sangat penting secara psikologis maupun mental. Semua informan mengatakan dukungan terkuat diberikan oleh suami. suami menjadi lebih perhatian sekarang, karena istirinya hamil. Bentuk dukungan yang diberikan misalnya: membelikan susu, mengantar periksa hamil,mengingatkan agar tidak terlambat makan. Meskipun demikian, kebanyakan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan atas inisiatif sendiri, baru kemudian mendapat dukungan (misalnya; diantar) oleh suami.

Ekonomi

Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu unutk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilannya, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah, yaitu ibu hamil akan kekerungan energi dan kalori (KEK).¹³

(6)

Ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil pekerjaan ibu hamil dan keluarganya yang dapat mempengaruhi pemanfaatan Antenatal Care. Seperti penggambaran mengenai apakah pada saat pemeriksaan kehamilan di petugas dikenakan biaya, jika dikenakan biaya apakah memberatkan bagi ibu hamil dan keularga, apakah pada saat pemeriksaan kehamilan harus ada biaya, jika ada biaya apakah memberatkan.¹⁴

Informan HA bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suami sebagai Kuli bangunan dengan pendapat selama satu bulan Rp. 1. 000. 000, dengan tanggungan satu istri dan tiga anak. Sedangkan informan RD bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suami sebagai penjual ayam potong dengan pendapatan selama satu bulan Rp. 1. 500. 000 dengan tanggungan satu istri dan dua anak. Sedangkan informan IS bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suamidengan pendapatan selama satu bulan Rp. 350. 000, dengan satu istri dansatu anak. Sedangkan informan AS bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suami sebagai Wiraswasta dengan pendapatan selama satu bulan Rp. 1. 000. 000, dengan tanggungan satu istri dan satu anak. Sedangkan informan RH bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suami sebagai honorer dengan pendapatan selama satu bulan Rp. 1. 000. 000, dengan tanggungan satu istri dantiga anak. Sedangkan informan SA bekerja sebagai rumah tangga dan suami sebagai wiraswasta dengan pendapatan selama satu bulan Rp. 1. 000. 000.

Berdasarkan hasil wawancara dari keenam ibu hamil mereka memiliki pendapat yang sama bahwa pada saat pemeriksaan kehamilan dikenakan biaya yaitu sebesar Rp. 60. 000Pendapat keenam informan berbeda-beda, pendapat informan HA dan RD hampir sama bahwa pada saat memeriksa kehamilan dikenakan biaya yang dirasa memberatkan. Sedangkan pendapat informan IS, AS, RH, dan SA juga hampir memiliki pendapat yang sama dengan makna yang berbeda bahwa biaya pada saat melakukan pemeriksaan sama sekali tidak memberatkan karena demi kepentingan dan kebaikan tersendiri bagi ibu hamil.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan dengan Nadiyah (2014), dengan penelitian faktor risiko stunting pada anak usia 0-23 bulan di provinsi Bali, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Faktor ekonomi menjadi faktor terjadinya stunting pada anak usia 0-23 bulan, hal ini disebabkan karean pendapatanyang diperoleh oleh masyarakat Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur memiliki pendapat dibawah rata-rata sehingga untuk melakukan pemeriksaan sangat sulit karena tidak adanya biaya untuk digunakan pada saat pemriksaan tersebut.

Pendapat ibu hamil pada saat pemeriksaan kehamilan harus ada biaya, memiliki dua pendapat yang berbeda, pendapat informan RD dan IS yaitu seharusnya pada saat pemeriksaan kehamilan tidak ada pembayaran, sedangkan pendapat infroman IS, AS, RH, dan SA mengatakan bahwa dengan adanya pembayaran tersebut wajar-wajar saja karena demi kepentingan dan kebaikan ibu hamil sendiri.¹⁵

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tris Eryando (2009), tentang alsan pemriksaan kehamilan dan penolong persalinan, dalam penelitian faktor biaya mrupakan alasan utama yang dikemukakan subjek yang memilh tenaga non medis kesehatan (dukun) dalam pemeriksaan kehamilan dan penolong persalinan. Mereka menganggap biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan kehamilan di bidan cukup besar, berkisar RP. 20. 000-Rp. 30. 000.

Gambaran ekonomi ibu hamil terhadap perilaku ibu hamil terhadap pemanfaatan antenatal care, faktor biaya merupakan salah satu alasan yang banyak dikemukakan oleh informan. Bahwa puskesmas membayar untuk periksa kehamilan maupun persalinan. dua informan mengatakan merasa berata dengan biaya yang di lakukan di puskesmas benu-benua, ada juga berapa yang mengatakan wajar-wajar saja kalau ada biaya biaya ,karena untuk kebaikan kita juga. Beberapa informan yang mengatakan akan bersalin di puskesmas benu-benua kota kendari. Alasan utama mereka puskesmas sudah bidangnya.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran perilaku ibu terhadap pemanfaatan pelayananantenatal careoleh ibu hamil di puskesmas benu-benua kota kendari tahun 2017. Maka dapat disimpulkan sebagai beirkut:

1. Pengetahuan ibu hamil tidak mempengaruhi pemanfaatan antenatal caredi mana ibu hamil selalu melakukan pemeriksaanantenatal caredi puskesmas benu-benua kota kendari

2. Dukungan keluarga tidak mempengaruhi ibu

hamil dalam pemanfaatan antenatal care dimana keluarga selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada ibu hamil untuk selalu melakukan pemeriksaanantenatal care. 3. Ekonomi mempengaruhi pemanfaatanantenatal

care pada ibu hamil di puskesmas benu-benua kota kendari tahun 2017.

SARAN

(7)

1. Bagi puskesmas dapat meningkatkan pelayanan

antenatal care pada ibu hamil dan menambah progrma-program yang dapat membuat ibu hamil lebih patuh dalam melakukan kunjungan antenatal care.

2. Bagi tenaga kesehatan diharapakn agar lebih meningkatkan kulaitas dalam melakukan pelayanan antenatal care dan memotivasi ibu untuk patuh dalam melakukan kunjungan antenatal care rutin sesuai jadwal sehingga antenatal care dapat berjalan dengan baik. 3. Bagi ibu hamil di harapakan lebih patuh dalam

melakukan kunjungan antenatal sehingga lebih dini dalam mendeteteksi adanya permasalahan saat kehamilan.

4. Perlu adanya pembebasan biaya atau tarif terhadap pelayanan kebidanan yang lebih murah sehingga dapat menjangkau pelayanan pemeriksaan pada tenaga kesehatan tanpa memikirkan kendala biaya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Achmadi U. F. 2013. Kesehatam Masyarakat Teori Dan Aplikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

2. World Health Organization (WHO). 2014. WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank. Trends in maternal mortality: 1990 to 2013. Geneva: World Health Organization

3. 2015.Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta. 4. Ismaniar, Nur Inayah. Analisis Perilaku

Konsumen terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Antenatal Care di Puskesmas Antara Kota Makassar. Jurnal Vol 1. No 2 Januari 2013. Universitas Hasanuddin Makassa, diakses 5 Mei 2015

5. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014.Jakarta. Kemenkes, RI

6. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 Tentang Persyaratan Puskesmas. Jakarta 7. Dinkes Sultra. 2015.Profil Kesehatan Sulawesi

Tenggara Tahun 2015. Kendari.

8. Puskesmas Benu-Benua 2016. Profil puskesmas benu-benua tahun 2015. Kendari.

9. Notoatmodjo, Soekijo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan.Jakarta: PT. Rineka Cipta. 10. Tamaka, C dan Madianung A. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Hanil Dengan Ketentuan Pemeriksaan Antenatal Care Di puskesmas Bahu Kecamatan Malayang Kota Manado. E-Jurnal Keperawatan (e-KP) Volume 1, Nomor 1 Agustus 2013. Diakses 16 Novermber 2015. 11. Awalla, S dan Kundre R. 2015. Hubungan

Dukungan Suami Saat Antenatal Dan Intranatal

Denagn Bounding Attachment Pada Ibu Post Partum DI RSU Pancaran Kasih Gmnim Manado. E-journal Keperawatan (e-Kp)Volume 3 nomor 2 Mei 2015. Diakses 11 November 2015. 12. Agustini, Ni N dan Suryani N. 2013.Hubungan

Antara Tingkat Ibu dan Dukungan Kleuarga Dengan Cakupan Pelayanan Antenatal Di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng I. Buleleng. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, 2013: 67-79. Dinkes 11 Maret 2016.

13. Dewi, M S. 2014. Hubungan ekonomi terhadap pemanfaatan Anteatal Care Komunitas Ibu Slum Area Kelurahan Selapang Jaya Kota Tangerang. Jurnal Vol. 1 No. 3 Maret 2013. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diakses 19 November 2015.

14. Astuti A. P. , Kartasurya M. I. , Sriatmi A. 2014. Gambaran perilaku ibu hamil terhadap sosial ekonomi Di Kabupaten Semarang.Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia. Vol. 02 No. 03,Desember 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis berjudul “ Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan supervisi etos kerja guru SD dalam mengikuti KKG melalui supervisi

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Dan Umur Perusahaan Terhadap Kinerja Intellectual Capital (Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Waktu edar merupakan waktu yang ditempuh oleh alat untuk 1 (satu) kali pekerjaan, waktu edar alat muat dimulai dari saat menggali sampai pada posisi mulai menggali

Judul Modul: Mengoperasikan Programmable Logic Controller (PLC). Selain itu pemrograman juga dapat dilakukan dengan komputer yang menggunakan software ”Zelio Soft 2”. Smart relay

Makalah yang ketiga dengan judul Identifikasi Fasilitas 24 Pelabuhan di Indonesia Menggunakan Analisis Cluster dan Analysis Hierarchy Processoleh Fitri Indriastiwi, penelitian

Peran serta bawahan dalam menyusun anggaran, masukan, dan diskusi antara bawahan dan atasan di lingkup pemerintahan daerah Kabupaten Situbondo dapat meningkatkan kinerja

Timbal (Pb) digunakan dalam bentuk alloy, seperti pipa-pipa yang digunakan untuk mengalirkan bahan kimia yang korosif karena Timbal merupakan logam yang tahan