PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
TERHADAP KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN IBU HAMIL
(The Ef f ect of Food Supl ement on Ener gy and Pr ot ein Consumpt ion of Pr egnant Mot her s)
V. Prihanant o1, Ahmad Sulaeman2,Hadi Riyadi2 dan Nur Heni Sri Palupi3
ABST RACT
The obj ect i ve of t his st udy was t o anal yze t he ef f ect of suppl ement ar y f oods on pr egnant mot her s’ ener gy and pr ot ei n consumt ion. Thi s st udy was conduct ed i n t hr ee sub-di st r i ct s i . e. : Leuwi l i ang, Leuwisadeng and Ci ampea. The 140 pr egnant mot her s f r om t hese sub-di st r i ct s wer e sel ect ed f or t hi s st udy. Out of 140 pr egnant mot her s, 70 pr egnant mot her s wer e sel ect ed t o r ecei ve suppl ement ar y f oods f or 6 mont h and 70 pr egnant mot her s di d not r ecei ve any exper iment al f ood (cont r ol ). Pr oduct sel ect ed as i nt er vent i on consi st s of ver mi cel l i , mil k, and bi scui t . The r esul t s of t he st udy showed i nt er vent ion coul d i mpr ove ener gy pr ot ei n consumpt i on of pr egnant mot her s
Keywords: pr egnant mot her s, ener gy pr ot ei n
PENDAHULUAN123
Latar Belakang
Penanggulangan masalah gizi dan kese- hat an unt uk meningkat kan kualit as sumber- daya manusia, paling t epat dilakukan pada masa menj elang dan saat prenat al. Alasan yang mendukung hal t ersebut adalah : (1) per- kembangan ot ak dimulai pada masa kehamil- an, (2) ibu hamil yang menderit a def isiensi zat gizi mempunyai risiko lebih besar unt uk memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), (3) bayi BBLR mempunyai risiko lebih besar unt uk meninggal pada usia sat u t ahun, dan j ika mampu bert ahan hidup akan mem- punyai risiko lebih besar unt uk menderit a penyakit degenerat if pada usia yang lebih muda dibandingkan bayi yang lahir dengan berat normal (Barker, Osmond, & Wield, 1993). Berat badan bayi lahir rendah j uga dapat menyebabkan kekerdilan bila kondisi ke- sehat an dan makanan t idak cukup selama per- kembangan set elah kelahiran. Kondisi t ersebut merupakan penyebab lebih dari 50% anak-anak di Asia Selat an memiliki berat badan rendah (Allen & Gillespie, 2001). Dampak BBLR yang lebih luas pada anak yait u menurunkan kecer- dasan, mengganggu pert umbuhan, imunit as rendah dan morbidit as meningkat , mort alit as
1
St af Pengaj ar Jurusan Teknologi Hasil Pert anian, Fakult as Pert anian, UNSOED.
2
St af Pengaj ar Depart emen Gizi Masyarakat , Fakult as Ekol ogi Manusia (FEMA), IPB
3
St af Pengaj ar Depart emen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakult as Teknologi Pert anian (FATETA), IPB
meningkat , sert a munculnya berbagai penyakit degenerat if saat dewasa (Depkes, 2003).
Selain BBLR, dampak dari kurang gizi sa- at hamil adalah risiko t erj adinya angka kema- t ian ibu (AKI) hamil yang lebih besar. Asi an Devel opment Bank (2004), melaporkan AKI di Indonesia masih cukup t inggi, yait u 307 per 100 000 kelahiran.
Masalah gizi pada ibu hamil yang paling umum yait u kurang ener gi prot ein, vit amin A dan anemi gizi. Di negara berkembang preva- lensi anemi ant ara 35 - 75% dan di negara ma- j u sekit ar 18% (WHO, 1992). Di Indonesia, t a- hun 2001 prevalensi anemi ibu hamil 40% dan kurang energi kronis 41% (Depkes, 2003). Di negara berkembang rat a-rat a konsumsi energi hanya dua per t iga dari rekomendasi yang dianj urkan (Mora & Nest el, 2000). Penelit ian Ef f endi et al. (1998) di Kecamat an Leuwiliang, Kabupat en Bogor menunj ukkan sekit ar 60% ibu hamil menderit a def isiensi vit amin A (kadar vit amin A plasma 3. 1 µg ret inol/ dl).
Masalah anemi di Indonesia yang paling umum adalah anemi gizi besi. Hal ini disebab- kan oleh berbagai f akt or yait u makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat besi t eru- t ama dalam bent uk besi-heme, t idak cukup konsumsi vit amin C, dan adanya gangguan ab- sorpsi (Verst , 1996; Weigel et al ., 1992), def i- siensi vit amin A, vit amin B12, f olat , dan seng (Broek & Let sky, 2000).
Tuj uan
Tuj uan penelit ian ini adalah mengana- lisis pengaruh pemberian makanan t ambahan t erhadap peningkat an konsumsi energi dan prot ein ibu hamil.
METODE PENELITIAN
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Rancangan yang digunakan pada peneli- t ian ini berbent uk exper i ment al. Penelit ian dilakukan di wilayah Kabupat en Bogor. Penen- t uan lokasi kecamat an didasarkan pada per- t imbangan kemudahan t eknis di lapangan dan adanya kerj asama yang baik dari pihak puskesmas dan kecamat an set empat , sert a didasarkan pada t uj uan penelit ian. Kecamat an t erpilih adalah Leuwiliang, Leuwisadeng dan Ciampea. Penelit ian (int ervensi PMT) dilaku- kan selama enam bulan.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis dat a yang dikumpulkan meliput i keadaan sosial ekonomi keluarga, usia keha- milan pada awal penelit ian, konsumsi pangan, dan t ingkat kepat uhan konsumsi.
Cont oh penelit ian dan perlakuan dipilih secara acak. Pada penelit ian ini ada dua kelompok: (a) perlakuan dan (c) kont rol. Jum- lah cont oh ibu hamil sebanyak 140 orang yang dibagi menj adi 2 kelompok. Kelompok pert ama 70 orang diberikan int ervensi makanan t am- bahan dan kelompok kedua 70 orang sebagai kont rol. Pada perkembangannya t erj adi dr op out masing-masing sebanyak 7 ibu hamil se- hingga j umlah cont oh diakhir penelit ian ma- sing-masing kelompok t inggal 63 ibu hamil.
Syarat cont oh yang dipilih adalah ibu hamil usia 18 - 35 t ahun, usia kehamilan 2 - 5 bulan, t idak merokok dan minum alkohol, sert a t idak sakit kronik. Selain pemberian makanan t am- bahan, kepada kedua kelompok diberikan pe- nyuluhan/ pendidikan gizi, t ermasuk di dalam- nya yait u penyuluhan t ent ang keamanan ma- kanan khususnya penyiapan makanan unt uk ibu hamil.
Paket produk PMT diberikan t iap minggu unt uk dikonsumsi set iap hari. Jenis produk PMT meliput i susu, biskuit dengan t iga rasa dan bihun sat u rasa. Tiap ibu hamil diberi sat u paket produk PMT per minggu unt uk dikonsum- si set iap hari. Tiap minggu, paket produk yang diberikan selalu bervariasi (Tabel 2).
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dat a st at ist ik dasar yang dila- kukan adalah rat a-rat a, simpangan baku, nilai minimum dan maksimum. St at ist ik dan propor- si yang dihit ung disaj ikan dalam bent uk t abel, gambar, diagram, dan lain-lain. Unt uk melihat pengaruh int ervensi pemberian makanan t am- bahan t erhadap peningkat an konsumsi energi dan prot ein ibu hamil dilakukan pembandingan ant ara kelompok int ervensi dan kont rol. Peng- olahan dan analis dat a menggunakan komput er program SPSS 13. 0 f or windows.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Karakt erist ik keluarga yang t erdiri dari pendapat an keluarga, besar keluarga, lama pendidikan suami, lama pendidikan ibu hamil, usia kehamilan, umur ibu hamil dan umur
Tabel 1. Kont ribusi Zat Gizi Int ervensi Makanan Tambahan per Hari per Ibu Hamil
Kelompok Energi
Tabel 2. Variasi Pemberian Produk Makanan Tambahan unt uk Ibu Hamil
Minggu
Produk
Susu Rasa Biskuit Rasa
94,0
92,5
93,5
90.0
91.0
92.0
93.0
94.0
95.0
Biskuit Bihun Susu
%
K
e
pa
tuh
a
n ko
ns
um
si
suami t idak berbeda nyat a ant ara kelompok perlakuan dengan kelompok kont rol kecuali pendidikan ibu hamil pada (p < 0. 05). Pendi- dikan ibu hamil kelompok kont rol nyat a lebih t inggi dibanding kelompok perlakuan (Tabel 3).
Jenis Produk
Beberapa f akt or yang dipert imbangkan dalam pemilihan j enis produk adalah produk sudah dikenal dan memiliki cit arasa yang baik sehingga disukai sert a dit erima masyarakat secara luas, prakt is, punya daya simpan relat if lama dan mudah dalam penyaj iannya. Aspek lain yang dipert imbangkan adalah komposisi gizi produk. Jenis produk t erpilih berupa bis- kuit , bihun, dan susu. Ket iganya hanya berbe- da dalam hal rasa, t et api komposisi gizinya relat if sama. Secara lengkap komposisi gizi produk disaj ikan pada Tabel 4.
Berdasarkan Tabel 4 nampak bahwa kan-dungan gizi makro (energi dan prot ein) biskuit dan bihun relat if lebih rendah dibandingkan susu. Oleh karena it u diperlukan adanya upaya pengembangan produk unt uk meningkat kan kandungan prot ein t anpa banyak mengubah biaya produksi sehingga harga j ual diharapkan t idak banyak berubah.
Tingkat Kepatuhan Konsumsi Produk
Pada int ervensi pemberian makanan t ambahan, selain kandungan gizi, f akt or lain yang berpengaruh t erhadap t ingkat kepat uhan
konsumsi harus diperhat ikan. Sif at sensoris, pref erensi, daya t erima dan variasi produk yang diberikan adalah komponen yang mem- pengaruhi t ingkat kepat uhan konsumsi. Variasi produk diharapkan dapat meminimalkan unsur kebosanan/ kej enuhan sehingga akan mening- kat kan t ingkat kepat uhan konsumsi t erhadap produk yang diberikan.
Rata-rata Tingkat Kepatuhan
Hasil penelit ian menunj ukkan rat a-rat a t ingkat kepat uhan konsumsi produk yang dibe- rikan cukup t inggi yait u 93%. Tingkat kepat uh- an konsumsi t erhadap biskuit paling t inggi (94. 0%), kemudian diikut i susu (93. 5%) dan t er- akhir bihun (92. 5%)(Gambar 1 ).
Gambar 1. Persent ase Tingkat Kepat uhan t er- hadap Produk Int ervensi
Tabel 3. Karakt erist ik Responden pada Berbagai Kelompok
Variabel Perlakuan (n=63) Kontrol (n=63) Sig.
Pendapat an kel uarga (Rp) 536 274 ± 317 835 573 547 ± 254 035 0. 879
Besar Kel uarga (org) 4. 6 ± 1. 6 4. 9 ± 2. 5 0. 159
Lama Pendidikan Ist eri (t h) 6. 5 ± 2. 2 7. 5 ± 2. 2 0. 021
Lama Pendidikan suami (t h) 7. 6 ± 2. 6 7. 4 ± 2. 9 0. 337
Usia Kehamil an (bl n) 3. 40 ± 1. 0 3. 48 ± 1. 1 0. 545
Umur Ist eri (t h) 26. 9 ± 3. 9 26. 8 ± 4. 5 0. 210
Umur Suami (t h) 32. 4 ± 5. 1 32. 9 ± 7. 1 0. 033
Tabel 4. Komposisi Zat Gizi dalam 100 gram
Zat Gizi Biskuit Bihun Susu
Energi (Kkal ) 486 378 410
Prot ein (%) 7. 0 5. 5 15. 3
Fe (mg) 3. 2 2. 6 1. 5
Iodium(mcg) 20. 9 2. 0 24. 6
Vit A (RE) 125 35 170
Vit C (mg) 1. 0 3. 4 71. 8
Asam Folat (mcg) 23. 4 25. 3 29. 6
Seng (mg) 1. 6 0. 7 2. 0
Kadar Air (%) 2. 7 10. 2 1. 9
Kadar Abu (%) 1. 2 3. 2 4. 3
Tingginya t ingkat kepat uhan konsumsi produk f eeding dipengaruhi ant ara lain oleh variasi produk yang diberikan, sif at sensoris, dan j uga keberhasilan dalam sosialisasi pada ibu hamil. Variasi produk yang diberikan meli- put i susu coklat + biskuit susu, susu vanila + bihun, susu kat uk + biskuit coklat , susu coklat + bihun dan susu vanila + biskuit kej u. Banyak- nya variasi produk yang diberikan dapat menu- runkan unsur kebosanan/ kej enuhan t erhadap produk int ervensi.
Berdasarkan Gambar 1, nampak bahwa bihun, biskuit dan susu memiliki sif at sensoris yang dit erima masyarakat . Hal ini dapat dilihat dari t ingkat kepat uhan konsumsi yang lebih be- sar dari 90% unt uk ket iga produk. Selain f ak- t or-f akt or yang t elah disebut kan di at as, t ing- ginya t ingkat kepat uhan konsumsi dikarenakan ket iga produk sudah sangat dikenal masyara- kat . Bahan baku bihun adalah beras yang me- rupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Biskuit t erbuat dari t eri gu dan pat i garut yang t elah dikonsumsi secara luas oleh masyarakat , demikian pula dengan susu merupakan minum- an yang j uga dit erima masyarakat .
Rataan Intik Zat Gizi
Pada Awal Penelit ian (Sebelum Int ervensi) Secara umum rat a-rat a int ik zat gizi pa- da semua kelompok masih di bawah kebut uhan gizi yang dianj urkan menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi t ahun 2004. Rat a-rat a konsumsi energi pada kelompok kont rol 1 412 kkal (76. 4% AKG) dan kelompok perla- kuan 1 265 kkal ( 67. 1% AKG) (Tabel 5). Seca-
ra st at ist ik, rat a-rat a konsumsi zat gizi ant ara perlakuan dan kont rol t idak berbeda nyat a pa- da
= 0. 05.Uraian di at as menunj ukkan bahwa ibu hamil pada kelompok kont rol dan perlakuan, mengalami def isit energi berat yait u konsumsi energi < 70% dari rekomendasi yang dianj urkan (Tabel 6).
Berdasarkan Tabel 6, t erlihat sebanyak 50. 6% ibu hamil yang mengalami def isit t ing- kat kecukupan energi berat . Tingkat def isit ke- cukupan energi ant ara kelompok perlakuan dan kont rol relat if homogen. Pada kelompok perlakuan 53. 5% dan kont rol 43. 1%. Kenyat aan t ersebut memberikan j ast if ikasi pada wilayah t ersebut pent ingnya dilakukan int ervensi gizi pada ibu hamil t erut ama dalam rangka pening- kat an dan perbaikan konsumsi zat gizi makro (energi dan prot ein).
Fakt or dominan rendahnya t ingkat kon- sumsi zat gizi diduga ada dua hal yait u (a) st a- t us sosial ekonomi yang rendah yang berimpli- kasi pada daya beli rendah dan (b) adanya pe- nurunan naf su makan pada periode awal keha- milan. Hal ini dapat t erj adi karena pada t ri- mest er pert ama kehamilan akan t erj adi pe- ningkat an met abolisme, perubahan hormonal dan j uga sist em organ mulai dibent uk dan mu- lai berf ungsi. Bagi ibu hamil periode ini meru- pakan masa penyesuaian baik secara f isik, ma- upun emosi. Ibu hamil umumnya akan menga- lami perasaan ingin munt ah, mual, merasa le- lah yang dikenal dengan mor ni ng si ckness, wa-laupun kej adian ini dapat t erj adi t idak hanya di pagi hari.
Tabel 5. Sebaran Ibu Hamil berdasarkan Rat a-rat a Konsumsi Zat Gizi
Konsumsi gizi Perlakuan Kontrol AKG Energi AKG Protein
Energi (kkal) 1266 1412
Perl akuan =1886 kkal Kont rol = 1849 kkal
Perl akuan= 62. 0 g Kont rol = 60. 5 g
Prot ein (gr) 27. 6 30. 0
Vit amin A (RE) 499 618
Vit amin C (mg) 26. 7 23. 8 Karbohidrat (gr) 221. 6 280. 5
Lemak (gr) 31. 0 33. 1
Fe (mg) 10. 3 10. 5
Tabel 6. Sebaran Ibu Hamil berdasarkan Tingkat Kecukupan Energi
Kriteria Kategori TKE* Kontrol (%) Perlakuan (%)
Def isit Tingkat Berat < 70 % 43. 1 53. 5
Def isit Tingkat Sedang 70 - 79 % 15. 5 17. 2
Def isit Tingkat Ringan 80 - 89 % 13. 8 8. 6
Normal 90 - 120 % 17. 2 17. 2
Berl ebih > 120 % 10. 3 3. 5
Jumlah 100 100
Besaran def isit t ingkat kecukupan energi di wilayah penelit ian t ernyat a melebihi kondisi di t ahun 1998, dimana konsumsi energi kurang dari 70% sebesar 48% (Depkes, 2003). Keadaan ini t erj adi di kebanyakan negara berkembang. Mora dan Nest el (2000) melaporkan rat aan t ingkat konsumsi energi di negara berkembang hanya sebesar dua per t iga dari rekomendasi yang dianj urkan.
Akhir Int ervensi
Tingkat konsumsi energi dan prot ein pa- da akhir int ervensi berbeda nyat a ant ara ke- lompok perlakuan dan kont rol (p < 0. 05). Hal ini berart i int ervensi pangan dapat mening- kat kan konsumsi energi dan prot ein. Pada Tabel 7 dit unj ukkan bahwa konsumsi energi kelompok perlakuan 1993 kkal, lebih besar di- bandingkan kelompok kont rol (1809 kkal). Hal yang sama t erj adi pada konsumsi prot ein. Konsumsi prot ein kelompok perlakuan 46. 6 g, lebih besar dibanding kont rol (40. 2 g).
Tabel 7. Konsumsi Zat Gizi pada Awal dan Ket erangan: Nilai yang diikut i huruf yang berbeda pada baris yang sama menunj ukkan beda.
Berdasarkan Tabel 7 nampak bahwa kon- sumsi energi kelompok perlakuan t elah melam- pui t ingkat kecukupan gizi yang dianj urkan. Tingkat kecukupan energi sebesar 102% AKG. Berbeda halnya dengan konsumsi prot ein, in- t ervensi pangan t ernyat a belum mampu me- menuhi t ingkat kecukupan prot ein. Tingkat konsumsi prot ein kelompok perlakuan sebesar 46. 6 g (76. 6% AKG). Bila dibandingkan dengan kont rol konsumsi energi maupun prot ein pada kelompok perlakuan lebih t inggi.
Berdasarkan f akt a t ersebut dapat dit a- rik suat u kesimpulan: (a). Persen AKG prot ein perlu dit ingkat kan dalam melakukan int ervensi pemberian makanan t ambahan pada ibu hamil dan (b). Kandungan prot ein pada biskuit dan bihun masih perlu dikaj i unt uk dapat dit ingkat - kan t anpa banyak mengubah biaya produksi dan j uga sif at sensoris dari produk t et ap dapat dit erima dan disukai oleh ibu hamil.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Tingkat kepat uhan konsumsi produk cukup t inggi bert urut -t urut : bihun 92. 5%, biskuit 94. 0% dan susu 93. 5%.
2. Int ervensi makanan t ambahan dengan- energi 27. 9% AKG dan prot ein 23. 3% AKG dapat memenuhi t ingkat kecukupan energi ibu hamil sebesar 102% AKG, sedangkan prot ein baru t erpenuhi 76. 6% AKG.
Saran
1. Perlu adanya upaya pengembangan produk biskuit dan bihun unt uk meningkat kan kan- dungan prot einnya.
2. Perlu adanya kaj ian int ervensi makanan t ambahan pada ibu hamil dengan % AKG prot ein lebih t inggi dari 23. 3% AKG.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan t erima kasih kepada:
a. SEAFAST CENTER Inst it ut Pert anian Bogor (IPB) yang t elah memberikan dana penelit ian.
b. Tim Feedi ng Pr ogr am dari Depart emen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Gizi Masya- rakat IPB yang t elah memberikan kesem- pat an bergabung unt uk melaksanakan penelit ian hingga penelit ian selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Allen & Gillespie. 2001. What works? A review of t he ef f icacy and ef f ect iveness of nut rit ion int ervent ions. ACC/ SCN Nut - rit ion Policy Paper no. 19 – ADB Nut ri- t ion and Development Series No. 5.
Barker DJ, Osmonds PC & Wield GA. 1993. The relat ion of small head circumst ance and t hinness at birt h t o deat h f rom cardio- vascular disease in adult lif e. Brit Med J, 306.
Depart emen Kesehat an RI. 2003. Gizi dalam Angka. Depkes RI, Jakart a.
Penelit ian Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakult as Pert ani- an, IPB, Bogor.
Mora OJ & Nest el P. 2000. Improving prenat al nut rit ion in developing count ries: St rat e- gies, prospect s, and challenge. American Journal of Clinical Nut rit ion, 71(5), 1353S-1363S
Broek V & Let sky. 2000. Et iology of anemia in pregnancy in Sout h Malawi. Am J Clin Nut r, 72, 247S-256S.
Verst A. 1996. Fort if icat ion of Flour wit h Iron in Count ries of t he East ern Medit erran-
ean Middle East And Nort h Af rica. Regional Adviser, Nut rit ion, Food securit y and Saf et y, WHO, Regional Of f ice f or The east ern Medit erranean.
World Healt h Organizat ion (WHO). 1992. The Prevalence of Anemia in Women: A t abulat ion of available inf ormat ion 2nd ed. Geneva.
Weigel MM et al. 1992. Nut rit ional and healt h st at us of rural women colonist s in t he subt ropical lowlands of nort hwest Ecuador. Ecology of Food and Nut rit ion 29(1), 24-43 (Abs, CD Rom).