• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Perilaku Harian Tapir Asia Tapirus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Studi Perilaku Harian Tapir Asia Tapirus"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Perilaku Harian Tapir Asia

(Tapirus indicus)

pada Konservasi

Eks-Situ di Kebun Binatang Taman Rimbo Kota Jambi

Study Daily Behavior of Asian Tapir (

Tapirus indicus

) in Eks-S

itu’s

Conservation at Taman Rimbo Zoo Jambi City

Rodhiatul Alawiyah1, Della Oktivia Armitha2, Dana Widya Asmara3, Novita Sari4

1,2,3,4Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Jambi

ABSTRACT

The Asian Tapir (Tapirus indicus) is one of four species of Tapir. Asian Tapir is only spread in Southeast Asia region. Tapirs are protected because they are a bit in nature. Eks-situ’s conservation is one of the effort of animal preservation. This study aims to determine the daily activities of Tapir Asia in the park Zoo Rimbo Jambi. Two methods are used, the first is the sampling scan method performed for 1 hour in the morning, from 10:15-11:15 am, the observed behavior is moving (1.9%), resting (50.7%), feeding (0, 7%), playing (0%), other (2.2%) and out of view (44.3%). The observation of the afternoon at 15.00-16.00 pm made a move (0%), resting (28.4%), feeding (0%), playing (12.8%), other (30.2%) and out of view (28, 4%). The second method used is focal sampling, for observation the observed morning behavior is moving (3.3%), resting (48.3%), feeding (1.7%), playing (3.3%), and other 43.3%). While for the afternoon observation, resting (11.7%), playing (1.7%), grooming (5%), and other (81.7%). Tapir is one of the animals that perform activities at night, so in observation of the dominant behavior is resting, although tapir is not completely nocturnal animals. Tapir will sleep for a while during the day, so the pattern of behavior causes these animals including crepuscular animals.

Keywords: Asian Tapir, Daily Behavior, Eks-situ’s Conservation, Taman Rimbo Zoo.

ABSTRAK

Tapir Asia (Tapirus indicus) merupakan satu dari empat spesies Tapir yang ada. Tapir Asia hanya tersebar di wilayah Asia Tenggara. Tapir termasuk hewan yang dilindungi karena keberadaannya yang semakin sedikit di alam. Salah satu upaya pelestariannya adalah dengan dikonservasi secara eks-situ di kebun binatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas harian Tapir Asia di kawasan kebun binatang Taman Rimbo Jambi. Digunakan dua jenis metode, yang ertama adalah metode scan sampling yang dilakukan selama satu jam pada pagi hari mulai pukul 10.15-11.15 WIB, perilaku yang teramati adalah moving (1,9%), resting (50,7%), feeding (0,7%), playing (0%), other (2,2%) dan out of view (44,3%). Pengamatan sore pukul 15.00-16.00 WIB melakukan moving (0%), resting (28,4%), feeding (0%), playing (12,8%), other (30,2%)dan out of view (28,4%). Metode kedua yang dipakai adalah focal sampling, untuk pengamatan pagi perilaku yang teramati adalah moving (3,3%), resting (48,3%), feeding (1,7%), playing (3,3%), dan other (43,3%). Sementara untuk pengataman sore, resting (11,7%), playing (1,7%), grooming (5%), dan other (81,7%). Tapir merupakan hewan yang melakukan aktivitas pada malam hari, sehingga dalam pengamatan perilaku dominan yang dilakukan adalah istirahat (resting), meskipun tapir tidak sepenuhnya hewan nokturnal. Tapir akan tidur sebentar di siang hari, sehingga dengan pola perilaku tersebut menyebabkan hewan ini termasuk hewan crepuscular.

Kata kunci: Tapir Asia, Perilaku Harian, Konservasi Eks-situ, Taman Rimbo. I. PENDAHULUAN

Suku Tapiridae terdiri dari empat spesies yang tiga diantaranya dapat ditemukan di Amerika Selatan yaitu Tapirus bairdii, Tapirus pinchaque serta Tapirus terrestris. Sementara Tapirus indicus adalah

(2)

satu hewan yang dilindungi oleh undang-undang, termasuk dalam hewan mamalia yang tergolong sebagai ordo Perissodactyla (hewan berkuku ganjil). Hewan ini unik karena kaki depannya memiliki kuku berjumlah 3 sedangkan kaki belakangnya memiliki kuku berjumlah 4 (Peraturan Menteri Kehutanan, 2013:1).

Menurut Goltenboth, et.,al (2012:341-342), tapir termasuk hewan herbivora. Tapir merupakan pemakan yang selektif terutama memakan tanaman atau pohon muda dan sedangkan bagian belakang berwarna putih, warna tubuh yang dimiliki tapir membantunya untuk dapat menyamarkan diri pada malam hari, karena hewan ini termasuk hewan nokturnal dan penyendiri.

Tapir asia menurut IUCN Red List berstatus Endangered (terancam), dan tren populasi dari tapir ini mengalami penurunan (IUCN, 2018). Meskipun sudah ditetapkan status konservasinya data mengenai populasi tapir di pulau Sumatera masih sangat minim. Di alam tapir merupakan mamalia yang lebih aktif pada malam hari, walaupun mereka tidak benar-benar nokturnal, tapir cenderung makan begitu matahari terbenam dan sering tidur saat siang hari, oleh karena perilaku tersebut tapir dikatakan sebagai satwa krepuskular.

Studi mengenai perilaku tapir perlu untuk di lakukan, karena diperlukan dalam strategi konservasi dan manajemen populasi tapir. Perilaku tapir di alam jika dibandingkan dengan perilakunya pada kawasan konservasi terutama konservasi eks-situ tentu terdapat perbedaan. Menurut Gani, (Peraturan Menteri Kehutanan, 2013:8) di tahun 2010, tercatat sebanyak 274 individu tapir tersebar di 78 kebun binatang di seluruh dunia. Dibandingkan dengan jenis tapir lain tapir asia merupakan jenis tapir yang banyak dipelihara di kebun binatang.

Kota Jambi menjadi salah satu tempat kawasan konservasi eks-situ bagi tapir asia yaitu di kebun binatang Taman Rimbo. Di kawasan konservasi ini terdapat 5 ekor tapir yang terdiri dari 3 ekor tapir dewasa dan 2 ekor tapir muda. Perilaku harian tapir asia dikawasan konservasi eks-situ penting untuk diketahui untuk mengetahui apakah kawasan tersebut sudah memenuhi standar kebutuhan tapir asia baik dari segi ukuran dan kondisi kandang, makanan, dan wilayah jelajah layaknya yang ada di alam agar tapir asia dapat berkembang dan dilepasliarkan agar populasinya tetap lestari.

II. BAHAN DAN METODE

Metode yang digunakan dalam pengamatan ini adalah metode scan sampling dan metode focal sampling. Pengamatan sampling. Sedangkan, pengamatan sore hari dilakukan pada pukul 15.00-16.00 WIB. Alat yang digunakan dalam pengamatan berupa alat tulis, lembar pengamatan, stopwatch serta alat perekam. Pengamatan dilakukan dengan mengamati beberapa perilaku umum yakni moving, resting, feeding, playing, other dan out of view. Pengamatan dilakukan selama 1 jam dengan selang pengamatan per 15 detik.

(3)

view (28,4%). Hasil penelitian terhadap

Tabel 1. Persentase Aktivitas Tapir

Grafik 1. Perbandingan Aktivitas Tapir

Hasil pengamatan terhadap perilaku tapir dengan menggunakan metode scan sampling, menunjukkan kecenderungan perilaku tapir pada pagi hari melakukan resting (50,7%) dan out of view (44,3%). Sedangkan, di sore hari perilaku tapir menunjukkan perilaku yang lain (other) lebih dominan dilakukan dibandingkan dengan perilaku lainnya, yakni 30,2 %.

Kecenderungan perilaku tapir di pagi hari adalah beristirahat (resting) dari 5 ekor tapir yang berada di kandang hanya terdapat 2 ekor tapir yang teramati, sedangkan 3 ekor lainnya tidak teramati. Sehingga perilaku yang tidak teramati (out of view) sebesar 44,3%. Total aktivitas tapir pada pagi hari yakni 402 aktivitas, sedangkan total aktivitas tapir di sore hari yakni 724 aktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa tapir lebih aktif pada sore hari pada pukul 15.00-16.00 WIB. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Novarino (2005:20) di kawasan hutan Tararak Sumatera, menunjukkan bahwa tapir aktif pada malam hingga menjelang matahari terbit yakni pada pukul 19.57-04.25 WIB.

Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Holden et. al (2003) dan Andri dalam Novarino (2005:20), masing-masing menunjukkan aktivitas tapir berlangsung pada 18.00-09.00 WIB dan 17.00-08.00 WIB. Perilaku yang ditunjukkan pada kawasan konservasi ex-situ menunjukkan adanya perubahan perilaku dari tapir.

Perubahan perilaku tapir di kawasan konservasi ex-situ terlihat dari besarnya persentase aktivitas resting (50,7%) pada pagi hari maupun pada sore hari (28,4%). Sedangkan, perilaku lainnya seperti moving, feeding, dan playing, lebih kecil. Hal ini disebabkan karena pada lingkungan alaminya tapir akan aktif mencari makan dengan menjelajahi area teritorinya. Sedangkan di kawasan konservasi aktivitas makan tapir akan sesuai dengan jadwal yang telah diberikan oleh keeper.

Pengamatan terhadap perilaku tapir juga menggunakan metode focal sampling. Dengan menggunakan metode tersebut, akan tergambar durasi aktivitas individual tapir selama 1 jam di pagi dan sore hari. Hasil pengamatan terdapat pada tabel 2 berikut:

Perilaku Pagi

Tabel 2. Persentase Durasi Aktivitas Tapir

Grafik 2. Persentase perilaku individu tapir

(4)

Hasil terhadap perilaku individual tapir menunjukkan bahwa tapir lebih aktif pada sore hari. Hal ini terlihat berdasarkan persentase perilaku tapir. Pada pagi hari aktivitas resting (48,3%) lebih besar dibanding aktivitas resting (11,7%). Pada sore hari aktivitas yang lebih cenderung dilakukan tapir yakni aktivitas lain seperti menggerakkan telinga, buang air kecil, bersuara, membuka mulut, menggerakkan kepala serta berendam. Aktivitas lain tersebut (other) memiliki jumlah durasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas lain yakni selama 49 menit dengan persentase 81,7%. Dibandingkan dengan aktivitas tapir di pagi hari, tapir lebih banyak melakuakan resting (48,3%) dengan jumlah durasi perilaku sebesar 29 menit. Hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa tapir merupakan salah satu hewan yang lebih banyak menghabiskan aktivitasnya pada sore hari, dan menghabiskan waktu pagi hingga siangnya untuk tidur. Menurut Rahma (2011:11), tapir merupakan salah satu hewan yang melakukan aktivitas pada malam hari, meskipun tapir tidak sepenuhnya hewan nokturnal. Tapir dapat memanjat pada tempat curam dan aktif di malam hari, tapir akan mencari makanan setelah matahari terbenam dan berendam sebelum matahari terbit. Tapir akan tidur sebentar di siang hari, sehingga dengan pola perilaku tersebut menyebabkan hewan ini termasuk hewan crepuscular.

IV. SIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat kita simpulkan perilaku tapir dimana terdapat 5 ekor tapir yang terdiri dari 3 ekor tapir dewasa dan 2 ekor tapir muda. perilaku tapir dengan menggunakan metode scan sampling, menunjukkan kecenderungan perilaku tapir pada pagi hari melakukan resting (50,7%) dan out of view (44,3%). Sedangkan, di sore hari perilaku tapir menunjukkan perilaku yang lain (other) lebih dominan dilakukan dibandingkan dengan perilaku lainnya, yakni 30,2 %.perilaku individual tapir menunjukkan bahwa tapir lebih aktif pada sore hari. Hal ini terlihat berdasarkan persentase perilaku tapir. Pada

pagi hari aktivitas resting (48,3%) lebih besar dibanding aktivitas resting (11,7%). Pada sore hari aktivitas yang lebih cenderung dilakukan tapir yakni aktivitas lain seperti menggerakkan telinga, buang air kecil, bersuara, membuka mulut, menggerakkan kepala serta berendam. Aktivitas lain tersebut (other) memiliki jumlah durasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas lain yakni selama 49 menit dengan persentase 81,7%. hal ini disebabkan tapir lebih aktif pada malam harinya sehingga dengan pola perilaku tersebut menyebabkan hewan ini termasuk hewan crepuscular.

DAFTAR RUJUKAN

Goltenboth, F., Timotious, K.H., Milan, P. P., dan Margraf, J. 2012. Ekologi

Asia Tenggara: Kepulauan

Indonesia. Jakarta: Salemba Teknika

Novarino, W. 2005. Population Monitoring And Study of Daily Activities of Malayan Tapir (Tapirus indicus). Padang: Biology Department Andalas University

Peraturan Menteri Kehutanan. 2013. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Tapir. Jakarta: Menteri Kehutanan Republik Indonesia

Rahma, N. 2011. Keberhasilan Reproduksi Tapir Asia (Tapirus indicus) di 2016. Tapirus indicus, Malay Tapir. The IUCN red list of Threatened Spesies.

(5)

LAMPIRAN

Informasi tentang Tapir

Kandang Tapir

Tapir berendam

Perilaku Playing

Perilaku Resting

Perilaku Playing

Perilaku Moving

Perilaku Moving

Gambar

Tabel 1. Persentase Aktivitas Tapir

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga, jumlah buah panen per tanaman, dan bobot buah per tanaman Tabel 5 dan Tabel 6 KESIMPULAN Perlakuan cekaman tidak

Walaupun kajian untuk melihat perbezaan kepintaran emosi dalam kalangan individu berlainan jantina sangat sedikit, namun kajian yang telah dijalankan oleh Mayer dan Geher

Apabila suatu kata memiliki makna yang hampir sama (mirip) dengan satu atau lebih kata yang lain, maka dapat dikatakan bahwa kata-kata tersebut memiliki hubungan atau relasi

Layanan Konseling Kecakapan Wdup (Life Skiffs) bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Pengertian Konseling Kecakapsn Hidup

3bstacle limitation dilakukan untuk men"amin keamanan dengan mengurangi resiko kecelakaan dengan cara menempatkan suatu ruang maya di sekitar  aerodrome yang

1. Lokasi objek wisata bahari yang prioritas dikembangkan di Kabupaten Natuna dari delapan objek wisata bahari daerah adalah Pantai Teluk Selahang dengan nilai rata-rata

[r]

Pengguna aplikasi Go-Jek rata-rata bernada positif dan rating aplikasi Go-Jek terus meningkat setiap bulannya pada Google Play dan Apple Store. Ojek online salah satu