• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Status Gizi dan Perkembangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengukuran Status Gizi dan Perkembangan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MOH. IMAM BAHRUL ULUM BIOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pengukuran status gizi dan perkembangan motorik anak menjadi salah satu

hal yang harus diperhatikan oleh orang tua .Di masyarakat, cara pengukuran

status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Dewasa ini

dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita

menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi.

Disamping itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu

menggunakan metode tersebut. (Supariasa, 2002)

Peningkatan derajat kesehatan anak sangat diperlukan dalam mengisi

pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Salah satu upaya

peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi pada anak, gizi yang

seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan

dan menjadikan pertumbuhan yang normal (Depkes RI, 2004). Namun

sebaliknya gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit

sekali ditanggulangi oleh Indonesia. Jadi masalah sebenarnya adalah masyarakat

atau keluarga balita belum mengatahui cara menilai status berat badan anak

(status gizi anak) atau juga belum mengetahui pola pertumbuhan berat badan

anak, sepertinya masyarakat atau keluarga hanya tahu bahwa anak harus

diberikan makan seperti halnya orang dewasa harus makan tiap harinya. Oleh

karena itu, pengukuran status gizi dan perkembangan motorik pada anak penting

dilakukan.

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengetahui status gizi pada anak 1-2 tahun?

2. Bagaimana cara mengetahui perkembangan pada anak usia 1-2 tahun?

1.3Tujuan

1. Untuk mengetahui status gizi pada anak 1-2 tahun.

(2)

MOH. IMAM BAHRUL ULUM BIOLOGI

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1Pengukuran status gizi pada anak usia 1-2 tahun

Penilaian status gizi merupakan landasan untuk memberikan asuhan gizi yang

optimal kepada anak. Dengan pemberian zat gizi yang sesuaidengan kebutuhan

anak secara optimal atau dengan upaya pemenuhankebutuhan anak secara optimal

atau dengan upaya pemenuhan yang sebaik-baiknya.

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok

masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal

dengan Antropometri. Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros.

Anthoropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah

ukurantubuh. Pengertian ini bersifat sangat umum sekali. Penggunaan

antropometri, khususnya pengukuran berat badan pernah menjadi prinsip dasar

pengkajian gizi dalam asuhan medik. Untuk mengkajistatus gizi secara akurat,

beberapa pengukuran secara spesifik diperlukan danpengukuran ini mencakup

pengukuran berat badan, indeks massa tubuh (IMT). (Supariasa, dkk, 2002)

Parameter yang digunakan untuk penilaian status gizi yang digunakan dalam

aplikasi pemantauan status gizi dan tumbuh kembang anak ada tiga: umur, berat

badan dan tinggi badan.

a. Umur

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan

penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil

penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak

berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang

sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang

mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur

anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12

bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan

penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).

b. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran

massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap

(3)

MOH. IMAM BAHRUL ULUM BIOLOGI makanan yang menurun. Berat badan paling banyak digunakan karena

hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan

umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi

gizi dari waktu ke waktu.

c. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat

dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik

untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan

keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita.

Ukuran antropometri dalam rangka penilaian status gizi digunakan dalam

bentuk indikator yang dapat merupakan kombinasi antara masingmasingukuran

indikator antropometri yang umum digunakan untukmenilai status gizi adalah

BB/U, TB/U, dan BB/TB:

a. Indeks BB/U

Ιndeks BB/U adalah pengukuran total berat badan, termasuk air, lemak, tulang, dan otot, dan diantara beberapa macam indeksantropometri, indeks BB/U

merupakan indikator yang paling umumdigunakan. Indikator BB/U menunjukkan

secara sensitif status gizisaat ini (saat diukur) karena mudah berubahUntuk anak

pada umumnya, indeks ini merupakan cara bakuyang digunakan untuk mengukur

pertumbuhan. Pengukuran berat badan menurut umur secara teratur dan dapat

dipergunakan sebagai indikator kurang gizi. Hasilpengukuran ini dapat

menunjukkan keadaan kurang gizi akut ataugangguan-gangguan yang

mengakibatkan laju pertumbuhanterhambat.

b. Indek TB/U

Tinggi badan kurang peka dipengaruhi oleh pangan dibandingkan dengan

berat badan . Oleh karena itu tinggi badanmenurut umur yang rendah biasanya

akibat dari keadaan kurang giziyang kronis, tetapi belum pasti memberikan

petunjuk bahwakonsumsi zat gizi pada waktu ini tidak cukupIndeks TB/U

disamping dapat memberikan gambaran tentangstatus gizi masa lampau juga lebih

erat kaitannya dengan masalahsosial ekonomi (Beaton dan Bengoa, 1973). Oleh

karena itu indeksTB/U selain digunakan sebagai indikator status gizi dapat

puladigunakan sebagai indikator perkembangan keadaan sosial ekonomi

(4)

MOH. IMAM BAHRUL ULUM BIOLOGI c. Indeks BB/TB

Ukuran antropometri yang terbaik adalah menggunakan BB/TB atau BB/PB

karena dapat menggambarkan status gizi saat inidengan lebih sensitif dan spesifik.

Berat badan memiliki hubunganlinier dengan berat badan. dalam keadaan normal

akan searah denganpertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu.indeks

BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menanyakan status gizi saat ini,

terlebih bila data umur akuratsulit diperoleh, oleh karena itu indeks BB/TB disebut

pula indikatorstatus gizi yang independen terhadap umur. Karena indeks

BB/TBdapat memberikan gambaran tentang proporsi berat badan relatifterhadap

indikator kekurangan, seperti halnya dengan indeks BB/U.

2.2Pengukuran perkembangan motorik anak usia 1-2 tahun

perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

komplek dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara danbahasa serta

sosialisasi dan kemandirian. Pengukuran perkembangan pada anak usia 1-2 tahun

dapat menggunakan DDST. DDST yaitu suatu tes untuk melakukan

skrining/pemeriksaan terhadap perkembangan anak usia satu bulan sampai dengan

enam tahun. Fungsi DDST yaitu untuk mengkaji dan mengetahui tingkat

perkembangan anak, menstimulasi perkembangan anak, pedoman dalam

perawatan perkembangan anak dan mendeteksi diniketerlambatan perkembangan

anak. Waktu yang dibutuhkan 15-20menit. Aspek Perkembangan yang dinilai

terdiri dari 125 tugasperkembangan. Tugas yang diperiksa setiap kali skrining

hanya berkisar 25-30 tugas dan ada empat sektor perkembangan yang dinilai,

yaitu:

a. Gerakan motorik kasar

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

b. Gerakan motorik halus

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,

melakukan gerakan yang melibatkan bagianbagiantubuh tertentu dan

dilakukan otot-otot kecil, tetapimemerlukan koordinasi yang cermat.

c. Perilaku sosial

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

(5)

MOH. IMAM BAHRUL ULUM BIOLOGI d. Bahasa

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah

(6)

MOH. IMAM BAHRUL ULUM BIOLOGI

BAB III

METODE

3.1Alat dan Bahan

a. Alat tulis

b. Kertas

c. Kubus

d. Bola kecil

e. Kerincingan

f. Botol yang berisi manik-manik

3.2Cara Kerja

a. Mengetahui data berat badan, tinggi badan, umur, dan jenis kelamin

probandus.

b. Melihat nilai median BB, dan SD berdasarkan jenis kelamin dan

umur.

c. Menentukan nilai Z-score.

d. Memasukkan nilai Z-Score pada kurva atau tabel Z-score..

e. Mengetahui tanggal lahir probandus.

f. Menarik garis vertikal pada lembar DDST sesuai denngan umur anak

(7)

MOH. IMAM BAHRUL ULUM BIOLOGI

BAB IV

DATA PENGAMATAN

4.1 Pengukuran Status Gizi Anak Usia 1-2 Tahun

Probandus 1

Nama : Dalu Padang Danis Suara Pradana

(8)
(9)

MOH. IMAM BAHRUL ULUM BIOLOGI

4.2 Pengukuran Perkembangan Motorik Anak Usia 1-2 Tahun

Probandus 1

Nama : Dalu Padang Danis Suara Pradana.

Motorik Kasar Pencapaian Motorik Halus Pencapaian

Naik Tangga Lulus Menyusun Menara 4

Kubus

Lulus

Menendang Bola Lulus Mengeluarkan Manik dari

Botol

Lulus

Melempar Bola Lulus

Probandus 2

Nama : Zakia Safiratul U.

Motorik Kasar Pencapaian Motorik Halus Pencapaian

Naik Tangga Lulus Menyusun Menara 4

Kubus

Lulus

Menendang Bola Lulus Mengeluarkan Manik dari

Botol

Gagal

(10)

MOH. IMAM BAHRUL ULUM BIOLOGI

BAB V

PEMBAHASAN

5.1Pengukuran status gizi pada anak usia 1-2 tahun

Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh

derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan

dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo,

1996). Pengukuran status gizi usia 1-2 tahun menggunakan probandus pertama bernama “Dalu Padang Danis Suara Pradana” dengan umur 17 bulan, tinggi badan 80 cm, dan berat badan 11 kg. Pada indeks BB/U diketahui BB real > BB

median sehingga perhitungan menggunakan SD upper, dengan demikian status

gizi berdasarkan berat badan menurut umur adalah gizi baik karena hasil BB/U

yaitu 0,2 (-2 s/d 2 = baik). Pada pengukuran status gizi indeks TB/U diketahui

TB real > TB median sehingga perhitungan menggunakan SD upper, dengan

demikian status gizi berdasarkan tinggi badan menurut umur adalah gizi lebih

karena hasil TB/U yaitu 2,3 > 2. Pada indeks BB/TB diketahui BB real > BB

median sehingga perhitungan menggunakan SD upper, dengan demikian status

gizi berdasarkan berat badan menurut tinggi badan adalah gizi baik karena hasil

BB/TB yaitu 0,3 (-2 s/d +2).

Sedangkan probandus kedua bernama Zakiya Safirotul dengan umur 17

bulan, berat badan 11 kg, dan tinggi badan 75 cm. Pada indeks BB/U diketahui

BB real > BB median sehingga perhitungan menggunakan SD upper, dengan

demikian status gizi berdasarkan berat badan menurut umur adalah gizi baik

karena hasil BB/U yaitu 0,5 (-2 s/d 2 = baik). Pada pengukuran status gizi

indeks TB/U diketahui TB real > TB median sehingga perhitungan

menggunakan SD upper, dengan demikian status gizi berdasarkan tinggi badan

menurut umur adalah gizi lebih karena hasil TB/U yaitu 2,88> 2. Pada indeks

BB/TB diketahui BB real > BB median sehingga perhitungan menggunakan SD

upper, dengan demikian status gizi berdasarkan berat badan menurut tinggi

badan adalah gizi baik karena hasil BB/TB yaitu 0,6 (-2 s/d +2).

5.2Pengukuran perkembangan motorik pada anak usia 1-2 tahun

Ciri-ciri perkembangan pada masa balita terutama pada tiga tahun pertama

(11)

MOH. IMAM BAHRUL ULUM BIOLOGI masih berlangsung dan terjadi pertumbuhanserabut-serabut saraf dan

cabang-cabangnya.

Pada probandus pertama yang bernama “ Dalu Padang Danis Suara Pradana”

menghasilkan pencapaian lulus 100 % pada motorik kasar dan halus karena anak

tersebut melakukan tugas-tugas yang diperintahkan penguji dengan baik.

Sedangkan pada probandus kedua menghasilkan pencapaian lulus 100% pada

motorik kasar karena anak tersebut melakukan tugas dengan baik, namun pada

perkembangan motorik halus anak tersebut hanya melakukan tugas menyusun

menara 4 kubus dengan baik, dan tidak dapat menegeluarkan manik dari botol

dengan ujung jempol dan jari telunjuknya.

Kemampuan perkembangan motorik itu bukan hanya melibatkan otot,

melainkan melibatkan jugafungsi-fungsi atau modalitas otak lainnya,

sepertiemosi, auditori visual, kognitif, keterampilan, dankemampuan mengingat

(12)

MOH. IMAM BAHRUL ULUM BIOLOGI

BAB VI

PENUTUP

6.1Kesimpulan

1. Pada pengamatan pengukuran status gizi pada anak usia 1-2 tahun dengan

menggunakan 2 probandus berdasarkan indeks BB/U dan BB/TB masuk

kedalam kategori gizi baik, sedangkan berdasarkan TB/U masuk kedalam

kategori gizi lebih.

2. Pada pengamatan pengukuran perkembangan motorik anak usia 1-2 tahun

dapat disimpulkan bahwa probandus pertama memiliki pencapaian yang

sangat baik, sedangkan pada probandus kedua pencapaiannya kurang baik

karena ada beberapa tugas yang tidak dapat dilakukan.

6.2Saran

Orang tua diharapkan memperhatikan status gizi dan perkembangan anak

karena dapat meminimalkan gangguan untuk perkembangan balita di

(13)

MOH. IMAM BAHRUL ULUM BIOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Supariasa, I.D.N. (2002). Penilaian Status Gizi: EGC. Jakarta

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan: Rineka Cipta.

Jakarta

Depkes, RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat: Jakarta

Abunain Djumadias .1990. Aplikasi Antropometri sebgai Alat Ukur Status

Referensi

Dokumen terkait

menyelesaikan tugas tepat waktu dengan kwalitas baik Nilai 90 Jika 4 soal dijawab siswa dengan benar Nilai 90 Jika siswa menemukan 4 informasi dari bacaan Nilai

Dengan ini menyerahkan karya ilmiah berupa Skripsi dengan judul : “ DISTORSI SEJARAH ILMU ISLAM PADA ABAD XXI(Studi Kasus Literatur – Literatur Siswa SMA di Indonesia) ”

Sesuai dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu “Persepsi Santri Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Jihad Surabaya Terhadap Program Dakwah di TV9 dan

Menurut Kyai Husein hukum perceraian di Indonesia masih bersifat diskriminatif terhadap perempuan dan perempuan belum mendapatkan haknya sebagaimana mestinya.Metode

pemerintah ke masyarakat, pertukaran informasi dan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah, pembuatan dokumen kependudukan, keimigrasian, dan lainnya. Banyak manfaat yang

Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara skor APRI dengan derajat keparahan sirosis hati yang diukur berdasarkan skor Child Turcotte di RSUD

Rumah pak Shohib, pak Tamzis dan juga mbah Munawaroh menggunakan bahan kayu untuk bagian bangunan yang ditampilkan atau yang diutamakan, seperti bagian depan dan

Raiso de’etre yang menjadi argumentasi pembagian jurusan ini adalah asumsi yang pertama mengemukakan bahwa manusia mempunyai bakat yang berbeda dalam pendidikan matematika