• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTEMUAN 16 TRANSAKSI DENGAN MATA UANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERTEMUAN 16 TRANSAKSI DENGAN MATA UANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN 16:

TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Akuntansi komersial dan perpajakan, mahasiswa harus mampu dan memahami :

16.1. Transaksi dengan mata uang asing menurut Akuntansi

16.2. Transaksi dengan mata uang asing menurut Perpajakan

B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 16.1:

Transaksi dengan mata uang asing menurut Akuntansi

Saat ini banyak perusahaan baik besar maupun kecil bergantung pada pasar internasional dalam kegiatan jual beli produk dan jasa. Dengan harapan dengan masuknya sebuah perusahaan tersebut pada pasar internasional, para pengusaha akan dapat meningkatkan dan mengembangkan usaha dan tentu saja going concern perusahaan. Hampir setiap hari di media memuat berita tentang mengenai dampak kegiatan ekspor dan impor pad perekonomian Indonesia serta pengaruh aliran modal antarnegara di dunia.

Perusahaan yang beroperasi di pasar internasional dipengaruhi oleh bisnis normal yaitu seperti kurangnya permintaan atas produk mereka di pasar luar negeri, unjuk rasa buruh, dan transportasi yang tertunda dalam pengiriman produk mereka kepada pelanggan mereka yang diluar negeri. Disamping itu perusahaan juga dapat mengalami resiko mata uang asing ketika melakukan transaksi dalam mata uang lain. Sebagai contoh, jika perusahaan Indonesia memperoleh mesin secara kredit dari perusahaan Jepang, perusahaan Jepang tersebut mungkin mengharuskan pembayaran dalam Yen Jepang. Ini berarti perusahaan Indonesia tersebut terkadang harus menggunakan pedagang mata uang asing atau bank untuk menukarkan rupiah ke Yen Jepang untuk membeli mesin yang akan dibeli. Selama proses tersebut perusahaan Indonesia dapat mengalami keuntungan atau kerugian kurs dari fluktuasi

dalam nilai relatif terhadap Yen Jepang. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan mata uang mencakup tingkat familier mata uang asing, potensi keuntungan dan

(2)

1.1 Transaksi dengan mata uang asing menurut Akuntansi 1.1.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 10

A. Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

Tujuan dari Pernyataan ini menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi dalam valuta asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.

Pernyataan ini diterapkan pada:

(a) akuntansi transaksi dan saldo dalam valuta asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif

yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran;

(b) penjabaran hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk dalam laporan keuangan entitas dengan cara konsolidasi atau metode ekuitas; dan (c) penjabaran hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata uang penyajian. Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi, sedangkan mata uang penyajian adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

Pada pengakuan awal, transaksi valuta asing dicatat dalam mata uang fungsional. Jumlah valuta asing dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang fungsional dan valuta asing pada tanggal transaksi.

Pada akhir setiap periode pelaporan:

(a) pos moneter valuta asing dijabarkan menggunakan kurs penutup;

(b) pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis dalam valuta asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan

(c) pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar diukur.

Entitas mengungkapkan:

(a) jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba rugi, kecuali untuk selisih kurs yang timbul pada instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai

dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan

(b) selisih kurs neto yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan diakumulasikan dalam komponen ekuitas yang terpisah, serta rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode.

(3)

ini untuk periode tahun buku yang dimulai sebelum tanggal 1 Januari 2012, maka fakta tersebut diungkapkan.

Transaksi dalam mata uang asing adalah transaksi yang didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul ketika suatu perusahaan:

a) Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu mata uang asing;

b) Meminjam (utang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam suatu

mata uang asing;

c) Menjadi pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana; atau d) Memperoleh atau melepaskan asset, dan menimbulkan atau melunasi kewajiban yang

didenominasi dalam suatu mata uang asing.

Aktivitas perusahaan yang menyangkut valuta asing (foreign activities) ada 2, yaitu:

1. Melakukan transaksi dalam mata uang asing

Suatu perusahaan dalam kegiatan operasionalnya seringkali melakukan kegiatan yang menggunakan valuta asing, hal ini diatur dalam PSAK No. 10. Misalnya melakukan ekspor, impor, melakukan pinjaman luar negeri, dan menutup kontrak berjangka dalam valuta asing.

2. Memiliki Kegiatan usaha luar negeri (foreign operations)

Pada perusahaan multinasional yang memiliki anak perusahaan atau cabang di luar negeri, laporan keuangannya harus dijabarkan dalam mata uang pelaporan perusahaan (rupiah), hal ini diatur dalam PSAK No. 11.

Aktivitas-aktivitas diatas mengakibatkan timbulnya Laba atau Rugi Selisih Kurs.

B. Pelaporan Pada Tanggal Neraca Pada setiap tanggal neraca:

1. Pos moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca, pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva

dan kewajiban yang akan diterima atau dibayar yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.

(4)

3. Pos non moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan mengghunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.

C. Pengakuan Laba Rugi Selisih Kurs

Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesain pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing.

1. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut.

2. Jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkjan perubahan kurs untuk masing masing periode.

Tujuan Pembelajaran 16.2:

Transaksi dengan mata uangasing menurut perpajakan

Menurut Pasal 4 (1) huruf l UU No. 36 tahun 2008

“Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis

yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk: keuntungan selisih

kurs mata uang asing;”

Penjelasan Pasal: Keuntungan yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang asing diakui berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. 7

Menurut Pasal 6 (1) huruf e UU No. 36 tahun 2008

“Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap,

ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk:

e. kerugian selisih kurs mata uang asing;

(5)

Dari ketentuan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Laba selisih kurs merupakan obyek pajak penghasilan dan kerugian selisih kurs merupakan biaya yang dapat dikurangkan sebagai pengurang penghasilan bruto. 2. Sejak berlakunya UU No. 36 tahun 2008, perlakuan selisih kurs menurut akuntansi

fiskal mengikuti ketentuan yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan.

C.

DAFTAR PUSTAKA

UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang – Undang Nomor 7 tahun 1993 tentang Pajak Penghasilan

Ilyas B.Wiryawan, Diaz.2014. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media

Yusuf Al Haryono. 2014.Dasar dasar Akuntansi Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit STIE YKPN.

Samryn.2011. Pengantar Akuntansi. EdisiIFRS. Buku 1. Jakarta: Penerbit PT.Raja Grafindo Perkasa

Hery.2014. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Penerbit PT. GramediaWidiasarana Indonesia

Purwono Hery.2010. Dasar dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta: Penerbit Erlangga

Bina Fiscal Indonesia.2016. Brevet A dan B. Jakarta: Penerbit Tax Center Unpam

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2007 tentang Perubahan ketiga atas undang- undang nomor 6 tahun 1983 tentangKetentuan Umum dan tata cara Perpajakan

GLOSARIUM

Investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri : jumlah kepentingan entitas pelapor dalam aset neto dari kegiatan usaha luar negeri tersebut

Kegiatan usaha luar negeri: entitas anak, asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas pelapor yang aktivitasnya dilaksanakan di negara yang mata uangnya menggunakan mata

uang selain mata uang pelapor menggunakan mata uang selain mata uang pelapor. Kelompok usaha : suatu entitas induk dan seluruh anaknya

Kurs: rasio pertukaran dua mata uang

Kurs penutup : kurs spot pada akhir periode pelaporan Kurs spot : kurs untuk realisasi segera

Mata uang asing : mata uang selain mata uang fungsional suatu entitas.

(6)

Mata uang penyajian : mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan. Pos-pos moneter : unit mata uang yang dimiliki serta aset atau liabilitas yang akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat dalam jumlah Unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel berikut menyajikan komponen dari beban imbalan neto yang diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya konsolidasian dan jumlah yang diakui dalam

Akan tetapi, selisih mata uang asing dari penjabaran investasi ekuitas yang tersedia untuk dijual diakui dalam penghasilan komprehensif lain, kecuali pada penurunan

Perubahan nilai wajar dari aset keuangan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain (Kecuali untuk kerugian penurunan nilai, laba (rugi) selisih kurs dan bunga

Perubahan nilai wajar dari aset keuangan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain (Kecuali untuk kerugian penurunan nilai, laba (rugi) selisih kurs dan bunga yang dihitung

28 Kecuali untuk hal-hal yang diatur dalam paragraf 31 dan 32, selisih penjabaran pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal neraca dan labs rugi kurs

• FASB 133 menetapkan bahwa untuk instrumen keuangan derivatif yang ditetapkan sebagai lindung nilai atas selisih kurs dari investasi bersih dalam suatu operasi luar

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya dan diakumulasikan sebagai revaluasi investasi AFS di

Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya dan diakumulasikan dalam ekuitas sebagai revaluasi investasi AFS,