Fakultas Ilmu Komputer
2689
Perbandingan Kinerja RouterOS Mikrotik dan Zeroshell pada Mekanisme
Load Balancing
Serta
Failover
Ardy Frayogi1, Widhi Yahya2, Raden Arief Setiawan3
1,2Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 3Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
Abstrak
Internet menjadi kebutuhan yang penting di dalam masyarakat. Masalah yang sering dihadapi masyarakat untuk mengakses internet adalah koneksi dari penyedia layanan internet yang lambat dan tidak stabil. Multikoneksi merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk membuat akses ke jaringan internet menjadi lebih baik. Penerapan multikoneksi memerlukan teknik yang disebut load balancing serta failover. Hal ini digunakan untuk memaksimalkan throughput sehingga akses ke internet menjadi lebih stabil dan cepat. Penerapan load balancing dan failover memerlukan routerOS untuk dapat mengontrol paket yang keluar masuk. RouterOS yang memiliki fitur load balancing dan failover
adalah Mikrotik dan Zeroshell. Pada penelitian ini akan menerapkan dan membandingkan kinerja load balancing serta failover yang diterapkan pada routerOS Mikrotik dan Zeroshell. Metode load balancing
yang digunakan pada Mikrotik adalah nth dan pada Zeroshell menggunakan metode round-robin.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan kedua routerOS dapat berjalan sangat baik dengan penerapkan
load balancing serta failover. Hasil kinerja load balancing yang diterapkan pada Mikrotik menggunakan metode nth memiliki nilai throughput yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai throughput yang diterapkan pada load balancingZeroshell. Hasil kinerja pada pengujian failover yang diterapkan pada Mikrotik memiliki nilai delay yang lebih kecil dibandingkan dengan pengujian failover yang diterapkan pada Zeroshell.
Kata kunci: load balancing, failover, mikrotik, zeroshell, nth, round-robin
Abstract
The Internet becomes an important need in society. The problem that is often faced by the public to access the internet is a slow connection and unstable internet service provider. Multiconnection is one solution that can be used to make access to the Internet network for better. Multiconnnection requires a technique called load balancing and failover. It is used to maximize throughput so that access to the internet becomes more stable and faster. Implementing load balancing and failover requires routerOS to be able to control incoming packets. RouterOS that features load balancing and failover are Mikrotik and Zeroshell. In this study will apply and compare the performance of load balancing and failover that is applied to router Mikrotik and Zeroshell. The load balancing method used in Mikrotik is nth and in Zeroshell uses round-robin method. Based on the results of the study concluded both routerOS can run very well with load balancing and failover. The result of load balancing performance applied to MikroTik using nth method has higher throughput value compared to the throughput value applied to Zeroshell load balancing. Performance results on failover tests applied to Mikrotik have a smaller delay value compared to the failover test applied to Zeroshell.
Keywords: load balancing, failover, mikrotik, zeroshell, nth, round-robin
1. PENDAHULUAN
Perkembangan jaman yang semakin pesat membuat manusia sangat terikat terhadap kebutuhan jaringan internet. Penggunaan
adalah konektifitas yang tidak stabil, penyedia layanan internet yang sering down dan koneksi internet yang cenderung lambat. Terdapat beberapa cara untuk mengantisipasi hal tersebut yaitu dengan mengganti provider ISP dengan yang lebih handal, akan tetapi biasanya cost yang dikeluarkan akan menjadi lebih besar dan hal ini belum menjamin masalah akan terseleseikan dikarenakan kondisi ISP di indonesia yang sering mengalami masalah teknis. Solusi lain adalah pemanfaatan multikoneksi menggunakan 2 jalur lSP berbeda dengan fitur load balancing dan failover. Multikoneksi adalah sistem untuk menggunakan beberapa koneksi dari ISP berbeda yang kemudian diseimbangkan dengan penerapan
load balancing. (Nurul, 2013)
Di dalam penggunaan multikoneksi diperlukan sistem yang dapat mengatur lalu lintas dari trafik yang digunakan. Sistem yang dimaksud adalah load balancing dan failover.
Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan 2 jalur koneksi menjadi seimbang. Dengan penerapan load balancing
trafik akan berjalan menjadi lebih optimal, memaksimalkan throughput dan menghindari
overload pada jalur koneksi. Sedangkan failover
dapat dikatakan sebagai backup otomatis. Jika terdapat dua buah modem yang digunakan, modem1 gateway_a dan modem2 gateway_b, diasumsikan kedua modem telah aktif dan telah dikonfigurasi menggunakan failover. Pada saat
gateway_a down maka koneksi akan otomatis berpindah pada modem2 gateway_b hingga modem1 gateway_a aktif kembali. Penerapan
failover akan membuat seolah-olah jaringan tidak mendapatkan masalah. (Nurul, 2013)
Penerapan load balancing dan failover
memerlukan routerOS yang memiliki fitur load balancer untuk dapat mengontrol trafik dari multikoneksi. Ada beberapa routerOS yang dapat digunakan salah satunya adalah mikrotik
routerOS. Mikrotik memiliki berbagai macam fitur untuk membangun jaringan komputer agar menjadi lebih baik, salah satunya adalah load balancing dan failover. Kelebihan dari mikrotik dalam load balancing adalah mikrotik memiliki beberapa metode load balancing yang dapat diaplikasikan sesuai keperluan. Salah satunya adalah metode Nth. Metode Nth menggunakan algoritma dari round robin yang dapat menentukan pembagian dari pemecahan
connection yang akan diatur pada mangle ke route yang dibuat untuk load balancing. Secara umum koneksi yang masuk ke proses di router
akan menjadi satu arus yang sama, walaupun mereka datang dari interface yang berbeda. Maka pada saat menerapkan metode Nth, tentunya akan memberikan batasan ke router
untuk hanya memproses dari sumber tertentu saja. Ketika router telah membuat semacam antrian baru untuk batasan yang telah dibuat barulah proses Nth dimulai. Metode Nth dapat melakukan pembagian beban trafik pada dua jalur gateway secara beraturan namun tidak handal dalam failover. Penggunaan routerOS
mikrotik harus disertai dengan pembelian lisensi untuk dapat menggunakan sistemnya. (Agus, S., 2013)
Selain mikrotik, routerOS yang dapat digunakan dalam penerapan load balancing dan
failover adalah zeroshell. Zeroshell adalah salah satu distribusi linux untuk server dan perangkat
embedded yang ditujukan untuk memberikan layanan jaringan komputer agar menjadi lebih baik. Fitur yang dimiliki zeroshell terbatas, akan tetapi zeroshell merupakan free routerOS yang berarti siapa saja dapat menggunakannya tanpa perlu dikenakan biaya. Metode load balancing
yang dimiliki zeroshell terbatas hanya menggunakan weight round robin. Round robin
merupakan salah satu metode load balancing
yang sederhana yaitu dengan membagi gateway
secara bersamaan dengan membagi beban secara berurutan dan bergiliran. (Fulvio, 2009)
Dari penjelasan diatas maka penelitian ini akan mengimplementasikan load balancing dan
failover dengan 2 ISP berbeda untuk membuat koneksi yang lebih stabil dan dapat melakukan
backup gateway jika salah satu ISP mati. Load balancing dan failover akan diterapkan pada kedua routerOS yaitu mikrotik dan zeroshell
kemudian dianalisis untuk mendapatkan perbandingan kinerja load balancing dan
failover dari kedua sistem tersebut..
2. DASAR TEORI
2.1 Load Balancing
Load balancing merupakan teknik pendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi, agar trafik dapat berjalan lebih baik, dapat memaksimalkan throughput, memperkecil waktu delay dan menghindari
dua atau lebih komputer, link jaringan, CPU,
hard drive, atau sumber daya lainnya, untuk mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang optimal. (Steve, 2012)
Disaat Load balancer menerima permintaan layanan dari klien, maka permintaan tersebut akan diteruskan ke gateway utama.
Load balancer dengan aturan routing dapat menentukan gateway mana yang memiliki load
yang lebih rendah dan respons yang lebih cepat sehingga bisa menghentikan akses ke gateway yang sedang mengalami masalah dan hanya meneruskan ke gateway yang dapat memberikan layanan. Ini merupakan kelebihan yang dimiliki
load balancer, sehingga layanan seolah-olah tidak ada gangguan di mata klien. (Rahmat R, 2010).
2.2 Failover
Failover merupakan kemampuan sistem untuk dapat berpindah gateway secara manual maupun otomatis jika salah satu gateway sistem mengalami masalah sehingga dapat menjadi
backup untuk sistem yang mengalami masalah untuk mengakses internet.. Penggunaan failover dapat dilakukan jika memiliki minimal 2
gateway backup. (Fulvio, 2009)
2.3 Mikrotik
Mikrotik perangkat perangkat keras untuk membantu pengambangan akases ke jaringan internet atau yang biasa disebut routerboard.
Mikrotik terkenal dengan kualitas kontrol dan fleksibilitas untuk membagi berbagai jenis paket data dan penanganan jalur trafik atau yang lebih dikenal dengan nama routing. Beberapa aplikasi yang dapat diterapkan dengan mikrotik selain
routing adalah aplikasi kapasitas akses
(bandwidth) manajemen, firewall, wireless access point (WiFi), backhaul link, sistem hotspot, Virtual Private Netword (VPN) server, load balancing, failover dan beberapa lainnya. (Habib, B., 2015)
2.4 Nth
Nthadalah salah satu metode load balancing
yang terdapat pada routerOS mikrotik. Metode Nth berjalan dengan memanfaatkan algoritma
round-robin yang dapat menentukan pembagian pemecahan koneksi yang akan dimangle ke rute yang dibuat untuk load balancing. Teknik dari nth membuat koneksi yang masuk ke router
menjadi satu arus yang sama meskipun koneksi tersebut berasal dari gateway yang berbeda. Saat
menerapkan metode nth akan data batasan ke
router untuk hanya dapat memproses koneksi dari sumber tertentu saja. Ketika router memiliki antrian baru maka proses nth akan bekerja. Metode Nth pada load balance mikrotik disebut juga metode round robin karena beban terbagi secara berurutan dan bergiliran dari gateway
yang satuke gateway yang lain oleh karena itu
gateway yang digunakan selalu bergantian dan tidak tetap (random), hal ini ditentukan dalam pengaturan mangle Nth yaitu nilai pertama menandakan every dan nilai kedua menandakan
packet. Angka every adalah jumlah kelompok yang ingin dihasilkan, sedangkan angka packet
adalah jumlah koneksi yang akan ditandai atau
marking
2.5 Zeroshell
Zeroshell merupakan routerOS dengan system yang berbasiskan linux. Zeroshell ditujukan untuk server dan perangkat embedded
agar dapat membuat layanan jaringan menjadi lebih baik. (Nuryadin, 2010). Zeroshell memiliki fitur fitur seperti Captive Portal, Load Balancing, Failover, Qos dan beberapa lainnya untuk dapat membantu meningkatkan kinerja jaringan komputer menjadi lebih baik. Spesifikasi hardware untuk dapat menjalankan routerOS Zeroshell sangatlah kecil, minimum requirements hardware yang dibutuhkan oleh zeroshell adalah pentium 233 Mhz, 96 MB RAM,
dan support semua vga card.. (Fulvio, R., 2009)
2.6 Weight Round-RobinMikrotik
Zeroshell memiliki fitur untuk menyeimbangkan trafik yang dilalui. Didalam
zeroshell fitur tersebut bernama NetBalancer. NetBalancer adalah fitur dari zeroshell yang dapat memanfaatkan beberapa gateway internet menjadi seimbang, fitur ini disebut juga dengan
load balancing. Load balancing pada zeroshell
menggunakan metode weight round robin.
Metode weight round robin didasari oleh round-robin scheduling. Weight round robin
merupakan teknik penjadwalan yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang, untuk pemakaian sumber daya bersama-sama pada sebuah komputer atau jaringan. Metode ini dieksekusi pada permulaan setiap frame. Metode
weight round robin menentukan alokasi
bandwidth antara klien berdasarkan paket data yang di request. Bagian terpenting dari skema
pembagian bandwidth yang digunakan pada metode round robin (Nuryadin, 2010).
Gambar 1. Load Balancing Weight Round-Robin
Load balancing yang digunakan pada zeroshell menggunakan skema weight round robin yaitu pemberian beban pada setiap
gateway. Pada gambar 3. menjelaskan bahwa setiap gateway diberikan beban (weight) yang berbeda-beda, semakin besar weight yang diberikan maka prioritas penggunaan gateway
tersebut menjadi semakin besar, kemudian jika
gateway tersebut sudah tidak mampu melayani klien maka penggunaan gateway akan dipindahkan ke gateway yang diberikan bobot lebih kecil dari sebelumnya hingga gateway ke-n.
3 PERANCANGAN
3.1. Gambaran arsitektur Load Balancing
Pada umumnya arsitektur load balancing
terdiri dari klien, load balancer dan penyedia layanan internet.
Gambar 2. Diagram Blok Load Balancing
Pada gambar 2 memberikan gambaran secara umum bagaimana load balancing yang diterapkan di sistem ini. Load balancing
berperan untuk memberikan koneksi yang lebih stabil. Saat kedua ISP aktif maka load balancer
akan membagi beban sesuai dengan metode load balancing yang digunakan. Untuk mikrotik dengan menggunakan load balancing metode
Nth sedangkan untuk zeroshell menggunakan metode weight-round robin yaitu pembagian bandwidth berdasarkan weight ISP yang telah di tentukan oleh admin jaringan dengan begitu klien dapat terhubung ke jaringan internet.
4 IMPLEMENTASI
4.1 Implementasi Load Balancing dan
Failover pada Mikrotik RB951Ui-2ND
Implementasi load balancing & failover
pada mikrotik di bagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Implementasi hardware untuk load balancing & failover mikrotik
2. Pemberian IP interface
3. Pengaktifan dhcp server
4. Pembuatan mangle di mikrotik 5. Pengaturan route
6. Pengaturan NAT
4.1.1 Implementasi hardware untuk load balancing & failover pada mikrotik
Gambar 3. Perangkat yang terhubung dengan Mikrotik
1. Mikrotik RB951Ui-2ND bertindak sebagai
load balancer
2. USB-Hub untuk menambah port usb pada router mikrotik (router mikrotik hanya memiliki 1 port usb)
3. Modem GSM Huawei E220 yang diberikan kartu indosat ooredo, berfungsi sebagai modem 1
4. Modem GSM Huawei E172 yang diberikan kartu tri, berfungsi sebagai modem 2 5. Kabel lan, berfungsi untuk menghubungkan
mikrotik ke pc klien (Ethernet 2)
4.1.2 Pemberian IP interface
Gambar 4. Address List pada Mikrotik
maka akan membentuk 3 IP address.IP address
yang ditandai dengan huruf “D” merupakan IP
address yang bersifat dynamic, pada gambar 5.2 ip yang mendapatkan IP dynamic adalah IP yang berasal dari interface modem.
4.1.3 Pengaktifan DHCP Server
Gambar 5. Pengaturan DHCP Server pada Mikrotik
Pada gambar 5. dhcp server diarahkan ke ether2. Dengan begitu jika klien ether2 menggunakan switch untuk memperbanyak klien maka IP akan langsung secara otomatis diberi oleh mikrotik kepada klien klien dengan jaringan yang sama oleh ether2.
4.1.4 Mangle Nth Mikrotik
Mangle mikrotik merupakan cara untuk menandai paket ataupun koneksi tertentu. Untuk membuat load balancing mikrotik metode Nth
diperlukan suatu mangle, karena mangle ini yang akan menandai kemudian membagi beban
bandwidth.
Tabel 1. Mangle Nth pada mikrotik
1
Route bertindak untuk mengarahkan mangle
yang sudah di atur ke interface yang tepat pada mikrotik.
Tabel 2.Route Nth pada Mikrotik
1
Fungsi NAT adalah menghubungkan klien ke internet. Penggunaan dilakukan agar mangle
dan route dapat digunakan oleh klien untuk dapat terhubung ke internet.
Tabel 3.NAT Nth pada Mikrotik
1
4.2 Implementasi Load Balancing dan Failover pada Zeroshell
Implementasi load balancing & failover
pada zeroshell akan di bagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1. Implementasi hardware untuk load balancing & failover di zeroshell 2. Pemberian IP interface
3. Pengaktifan dhcp server
4. Pengaktifan Net Balancer
5. Pengaktifan NAT
4.2.1 Implementasi Hardware untuk Load Balancing & Failover pada Zeroshell
1 PC zeroshell, PC zeroshell merupakan laptop yang telah diinstal dengan zeroshell
routerOS. Laptop yang digunakan adalah laptop acer aspire 2920Z dengan ram 1GB, terinstal routerOS zeroshell 3.4.0
3 Modem gsm huawei E220 yang diisi dengan kartu Indosat Ooredo dihubungkan pada port usb2, modem2
4 PC klien, pc klien terhubung secara langsung menggunakan kabel lan ke fisik
ethernet pc zeroshell.
Gambar 6. Perangkat yang terhubung dengan
zeroshell
4.1.1 Pemberian IP interface
Gambar 7. Tampilan Interface Zeroshell
Gambar 7. merupakan tampilan seluruh
interface yang terdapat pada zeroshell. Pada gambar 7 zeroshell memiliki 3 interface yaitu: 1. ETH00 merupakan pc klien yang terhubung
langsung secara fisik oleh routerOS zeroshell,
2. PPP0 merupakan modem Indosat Ooredo yang berada di usb2 dengan IP address dynamic.
3. PPP1 merupakan modem TRI yang berada di usb1 dengan IP address dynamic.
4.1.2 Pengaktifan dhcp server
Fungsi dari dhcp server adalah jika terdapat satu pc klien atau lebih yang melakukan koneksi menggunakan switch maka pc klien tersebut tidak perlu lagi melakukan pengaturan IP secara manual karena IP akan didapatkan secara otomatis.
Gambar 8. Pengaktifan DHCP Server pada
Zeroshell
4.2.4 Pengaktifan NetBalancer
NetBalancer merupakan aplikasi load balancing yang ada pada zeroshell. NetBalancer
menggunakan algoritma round-robin yaitu dengan menimbang dari beban gateway.
Gambar 9. NetBalancer pada Zeroshell
4.2.5 Pengaktifan NAT
Mengaktifkan nat agar pc klien dapat terkoneksi ke jaringan internet.
Gambar 10. Pengaktifan NAT
5 PENGUJIAN
5.1 Pengujian Failover pada Mikrotik
Pengujian failover pada mikrotik dilakukan dengan melakukan ping ke situs
Gambar 11. Pengujian Failover pada Mikrotik
Penghitungan delay adalah dengan mengurangi
time since reference or first time yang ada. Berikut adalah hasil dari perhitungan delay,
Delay = (36.777368 – 35.330425) = 1.4
second
5.2 Pengujian Failover pada Zeroshell
Pengujian failover pada zeroshell dilakukan dengan melakukan ping ke situs www.google.com kemudian memutus koneksi untuk mendapatkan fungsi dari failover.
Gambar 12. Pengujian Failover pada zeroshell
Penghitungan delay adalah dengan mengurangi
time since reference or first time yang ada. Berikut adalah hasil dari perhitungan delay,
Delay = (24.500144 – 18.805204) = 5.69494
second
5.3 Pengujian Load Balancing menggunakan situs www.speedtest.net
Pengujian klien melakukan test speed melalui situs speedtest.net sebanyak 5 kali menggunakan 3 sistem. Pengujian akan mencatat nilai throughput menggunakan software wireshark.
Gambar 13. Hasil Pengujian menggunakan Situs
Speedtest.net
Dari hasil tersebut sistem yang menerapkan metode load balancing memiliki throughput
yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem yang tidak menerapkan load balancing. Throughput pada mikrotik memiliki nilai lebih tinggi dengan nilai 3.508 MBps dibandingkan dengan nilai throughput zeroshell yang memiliki nilai 2.876 MBps. Hal ini terjadi dikarenakan koneksi yang menggunakan load balancing
menggunakan bandwidth kedua ISP untuk dapat menghasilkan throughput yang lebih tinggi.
5.4 Pengujian Load Balancing dengan streaming 4 film secara bersamaan melalui situs www.filmapik.com
Pengujian dengan melakukan streaming 4 film dilakukan selama 5 menit kepada seluruh sistem kemudian dicatat nilai throughput
menggunakan software wireshark.
Pengujian kedua membuktikan klien yang mengakses dengan menggunakan load balancing mikrotik memiliki nilai throughput
yang lebih tinggi. Selisih nilai throughput
dengan load balancer zeroshell tidak berbeda jauh, akan tetapi nilai throughput berbeda sangat jauh dengan klien yang melakukan streaming
film tanpa menggunakan load balancer.
Pengujian ini membuktikan nilai throughput
yang diterapkan pada load balancing mikrotik memiliki nilai lebih tinggi yaitu 2.078 MBps dibandingkan dengan nilai throughput yang diterapkan pada load balancing zeroshell yang bernilai 1.75 MBps. Sistem yang tidak menggunakan load balancer hanya menggunakan 1 ISP aktif sehingga throughput
yang dihasilkan tidak maksimal berbeda hal dengan sistem yang menerapkan load balancer
ketika salah satu ISP telah mencapai batas untuk melayani klien maka ISP yang lain akan membantu agar koneksi menjadi lebih stabil dan seimbang.
5.5 Pengujian Load Balancing dengan melakukan download video menggunakan web browser google chrome
Pengujian ketiga adalah pengujian dengan melakukan download sebuah file video youtube
melalui situs www.en.savefrom.net. Video yang didownload berukuran 82MB. Tools downloader yang digunakan menggunakan web browser google chrome. Selama proses download berjalan nilai throughput dicatat dengan wireshark. Berikut ini adalah hasil dari pengujian tersebut:
Gambar 15. Hasil Pengujian Download Video
Youtube
Dari hasil pengujian diatas sistem tanpa load
balancer dan load balancer memiliki nilai yang mendekati sama meskipun cenderung sedikit lebih tinggi throughput yang diterapkan pada load balancer. Hal ini disebabkan karena ISP yang digunakan hanyalah 1 ISP yaitu ISP 3. Dapat disimpulkan dari pengujian ini ketika klien melakukan download video dengan menggunakan browser google chrome maka
load balancer hanya menggunakan 1 jalur ISP.
5.6 Pengujian Load Balancing dengan melakukan download video menggunakan Internet Download Manager
Pengujian keempat adalah klien melakukan
download video youtube melalui situs
en.savefrom.net dengan software internet download manager. Video yang di download berukuran 470MB. Berikut adalah nilai throughput hasil dari pengujian download video dengan menggunakan internet download manager:
Gambar 16. Hasil Pengujian Download Video menggunakan Internet Download Manager
Hasil gambar 16. menunjukkan klien yang melakukan download file tanpa menggunakan
load balancer memiliki nilai throughput yang paling kecil berbeda jauh dengan sistem yang menerapkan load balancer, Hal ini dikarenakan
internet download manager melakukan unduhan melebihi satu koneksi, sehingga nilai throughput
yang didapat ketika menggunakan load balancer
6. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Dari hasil pengujian yang dilakukan, kinerja
load balancing yang diterapkan pada mikrotik menggunakan metode Nth
memiliki nilai throughput yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai throughput yang diterapkan pada load balancing zeroshell.
2. Kinerja dari pengujian failover yang
diterapkan pada mikrotik memiliki nilai
delay yang lebih kecil dibandingkan dengan pengujian failover yang diterapkan pada
zeroshell.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, S., 2013. Implementasi Load Balancing Pada Multihoaming ISP menggunakan metode NTH, UGM, Yogyakarta.
Eris, A., 2014. Implementasi Load Balancing
Dua Line ISP menggunakan Mikrotik RouterOS. AKPRIND, Yogyakarta.
Giga P. H., 2016. Analisis Perbandingan Metode
Load Balancing ECMP, Nth, dan PCC
Menggunakan Mikrotik Cloud Hoasted Router pada GNS3, UGM, Yogyakarta.
Leandro, F., 2011. Internet redundandy and Balancing with Zeroshell.
Fulvio, R., 2009. Multiple Internet Connections by Balancing traffic and Managing Failover.
Mohd, S., Yopi, H., & Zulfian A., 2015. Load Balance Dan Pembagian Bandwidth Pada Jaringan LAN Mengunakan Mikrotik Router Board RB750. Triguna Dharma, Medan.
Steve, D., 2012. Load Balancing Using PCC & Router OS.