• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIPE KEPRIBADIAN REMAJA DI SMPN 1 MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO DIMAS DANDY NIRANA 1212020009 SUBJECT: Tipe Kepribadian, Remaja DESCRIPTION: Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan hal yang mengejutkan, oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TIPE KEPRIBADIAN REMAJA DI SMPN 1 MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO DIMAS DANDY NIRANA 1212020009 SUBJECT: Tipe Kepribadian, Remaja DESCRIPTION: Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan hal yang mengejutkan, oleh"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TIPE KEPRIBADIAN REMAJA DI SMPN 1 MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

DIMAS DANDY NIRANA 1212020009

SUBJECT:

Tipe Kepribadian, Remaja

DESCRIPTION:

Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan hal yang mengejutkan, oleh karena itu masalah yang terjadi pada remaja merupakan masalah yang sulit diatasi terutama oleh remaja itu sendiri. Remaja sering terlibat dalam hal negatif, seperti tawuran, narkoba, seks bebas, pencurian dan lain-lain salah satunya disebabkan karena kepribadian yang lemah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tipe kepribadian remaja.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Variabel penelitian adalah kepribadian remaja. Populasi adalah 224 siswa kelas VIII di SMPN 1 Mojoanyar Kabupaten Mojokerto dengan sampel sebanyak 143 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Pengambilan data dilakukan di SMPN 1 Mojoanyar Kabupaten Mojokerto pada tanggal 25 Agustus 2015. Pengumpulan data dengan menggunakan Eysenck Personality Questioner (EPQ). Analisa data menggunakan distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tipe kepribadian yaitu introvert sebanyak 89 responden (63,12%), sedangkan yang memiliki tipe kepribadianextrovertsebanyak 52 responden (36,88%).

Tipe kepribadian remaja dibentuk berdasarkan pola asuh orang tua yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi, perilaku, sosial-kognitif, dan kesehatan fungsi psikologisnya. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang memberikan banyak pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan sosial anak

Tipe kepribadian remaja di SMPN 1 Mojoanyar Mojokerto menunjukkan sebagian besar memiliki kepribadian introvert. Instansi kesehatan diharapkan dapat mendukung remaja sesuai tipe kepribadian.

ABSTRACT

Adolescence is a time filled with surprising, things therefore, any problem that occurs in teenagers is a difficult problem to overcome especially by teens themselves. Teens frequently engage in negative terms, such as fight, drugs, promiscuity, theft and one of the causes is weak personality. The purpose of this study was to describe the type of adolescent personality.

(2)

The results showed that most respondents had an introverted personality type, as many as 89 respondent (63.12%), while those with extrovert personality type were as many as 52 respondents (36.88%).

The type of adolescent personality is formed by the pattern of parenting that can affect the development of emotional, behavioral, social-cognitive, health and psychological functions. The family is the first and main environment that gives a lot of influence on various aspects of social development of children.

Adolescent that personality types in SMPN 1 Mojoanyar Kabupaten Mojokerto shows that most have an introverted personality. Healthcare institutions are expected to support adolescent health corresponding to their personality types.

Keywords: Personality Type, Youth

Contributor :1. Ns. Budi Prasetyo, M.Kep 2. Dr. Nurwidji, M.Si

Date :28 Agustus 2015 Type Material :Laporan Penelitian Identifier :

-Right :Open Document SUMMARY :

Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa (Wong dkk, 2001). Masa remaja merupakan masa yang bermasalah dan masa yang penuh hal yang mengejutkan oleh karena itu masalah yang terjadi pada remaja merupakan masalah yang sulit diatasi terutama oleh remaja itu sendiri. (Amigo, 2012). Menurut Erik Erikson (Feist & Feist, 2006), remaja berada pada tahap identity versus identity confusion. Menurutnya, pencarian identitas ego mencapai klimaks selama masa remaja. Remaja akan berusaha untuk mencari tahu siapa dirinya. Pencarian identitas diri ini mendorong remaja untuk melakukan eksplorasi, remaja yang tidak mampu mengeksplorasi pengalaman hidup dan citra dirinya ke dalam suatu identitas yang konsisten akan mengalami difusi peran, serta akan timbul kebingungan (Feist & Feist, 2006).

Akibat dari kebingungan yang dialami, banyak remaja yang sering terlibat hal negatif, yaitu kenakalan remaja (Sunaryo, 2002). Menurut Nunally dan Hawari (dalam Marini & Andriani, 2005) penyebab para remaja terjerumus ke hal-hal negatif seperti tawuran, narkoba, seks bebas, pencurian dan lain-lain salah satunya disebabkan karena kepribadian yang lemah. Ciri-ciri kepribadian yang lemah, diantaranya rendahnya daya tahan terhadap tekanan, harga diri yang rendah, kurang bisa mengekspresikan diri, sulit menerima umpan balik, kurang bisa menyampaikan kritik, sukar menghargai hak dan kewajiban, kurang bisa mengendalikan emosi dan agresivitas serta tidak dapat mengatasi masalah dan konflik dengan baik (Marini & Andriani, 2005).

Remaja sebagai salah satu komponen generasi muda, mempunyai peran besar dan menentukan masa depan bangsa. Hasil laporan badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) tahun 2013 memberikan gambaran bahwa sebanyak 29% penduduk dunia terdiri dari remaja dan 80% diantaranya tinggal di Negara berkembang. Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menunjukkan bahwa jumlah remaja berusia 10 hingga 24 tahun di Indonesia tahun 2013 mencapai sekitar 64 juta atau 27,6 persen dari total penduduk Indonesia (BKKBN, 2013).

(3)

2009) yang mengatakan bahwa salah satu karakteristik orang extrovertdiantaranya risk taking, yaitu senang hidup di dalam bahaya dan mencari pekerjaan yang memberikan imbalan yang baik dengan hanya sedikit menghiraukan konsekuensi yang merugikan keselamatan dan keamanannya, individu cenderung nampak lebih hebat, menjadi pihak yang benar, dihormati, disetujui oleh orang-orang yang terpilih.

Hasil penelitian Marina (2000) menunjukkan bahwa 71% dari remaja, extrovert menunjukkan sikap suka bersosialisasi dan berekspresif. Sebaliknya, 56% dari remaja, introvert menunjukkan sikap kurang suka bersosialisasi dan kurang ekspresif. Penelitian yang dilakukan Abidin dan Suyana (2003) berkaitan dengan perbedaan kemampuan penguasaaan tugas perkembangan antara remaja extrovert dan introvert menunjukkan bahwa remaja yang memiliki kepribadian extrovert cenderung menguasai atau lebih bisa melaksanakan tugas perkembangan dengan baik dibandingkan remaja yang memiliki kepribadianintrovert.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMPN 1 Mojoanyar Kabupaten Mojokerto pada bulan Mei 2015 dari 10 responden didapatkan 6 siswa (40%) memiliki tipe kepribadian introvert dan hanya 4 orang siswa yang memiliki tipe kepribadian extrovert. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja memiliki tipe kepribadianintrovert.

Eysenck mengemukakan bahwa tipe kepribadian menggambarkan keunikan individu dalam bertingkah laku terhadap stimulus sebagai suatu perwujudan karakter, temperamen, fisik, dan intelektual individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut Siagian (dalam Itriyah, 2004) kepribadian seseorang menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk sikap, cara berfikir dan cara bertindak. Sikap, cara berfikir, dan cara bertindak itu dapat dipastikan tidak terlalu sama antar individu yang satu dengan yang lain. Kedua kepribadian itu turut menentukan tingkah laku remaja dalam hidup bermasyarakat yang mempunyai berbagai macam fenomena yang harus dihadapi oleh setiap remaja sebagai makhluk sosial. Dengan berbagai macam fenomena tersebut akan menimbulkan berbagai macam persepsi dan akhirnya melahirkan sikap-sikap berbeda pada remaja-remaja tersebut dalam merespons setiap rangsangan permusuhan dalam dirinya (Suryabrata, 2003).

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tipe Kepribadian Remaja di SMPN 1 Mojoanyar Kabupaten Mojokerto”.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah kepribadian remaja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMPN 1 Mojoanyar Kabupaten Mojokerto sebanyak 224 responden dengan sampel sebanyak 143 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Pengambilan data dilakukan di SMPN 1 Mojoanyar Kabupaten Mojokerto pada tanggal 25 Agustus 2015. Pengumpulan data dengan menggunakan angket / kuesioner. Instrumen yang digunakan adalah EPI (Eysenck Personality Inventory). Analisa data menggunakan deskriptif statistik tipe distribusi frekuensi.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tipe kepribadian yaitu introvert sebanyak 89 responden (63,12%), sedangkan yang memiliki tipe kepribadianextrovertsebanyak 52 responden (36,88%).

(4)

diantara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian menurutnya memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri artinya ada dua orang yang berkepribadian sama (Koswara, 1991).

Jung (2003) membedakan kepribadian ke dalam dua tipe introvert dan extrovert, untuk menyatakan adanya perbedaan dalam reaksi-reaksi terhadap lingkungan sosial dan dalam tingkah laku sosial. Seseorang yang introvert adalah seseorang yang lebih mementingkan dunia internal pikiran, perasaan, fantasi, dan mimpi mereka, sedangkan seseorang yang extrovert lebih mementingkan dunia eksternal yang terdiri atas segala benda, orang lain, dan aktivitas-aktivitas luar (Sobur, 2003).

Orang introvert dipengaruhi oleh dunia subjektif, orientasinya tertuju ke dalam dirinya. Ia kurang bisa bergaul dengan lingkungannya, namun penyesuaian terhadap dirinya sendiri baik. Sedangkan Orang yang dengan ciri kepribadian extrovertdipengaruhi oleh dunia objektif, tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya. Apabila keterikatan terhadap dunia luar terlampau kuat ia menjadi asing terhadap dunianya sendiri (Yusuf & Nurihsan, 2007).

Ciri kepribadian extrovert menurut Eysenck (dalam Feist & Feist 2006) antara lain mudah bersosialisasi, lincah, aktif, periang, terbuka, dominan, berani, humoris, optimis, dan impulsif. Sedangkan kepribadian introvert mempunyai ciri antara lain tenang, pasif, tidak suka bersosialisasi, hati-hati, pendiam, bijaksana, pesimis, damai, tenang, dan terkendali.

Dari segi jenis kelamin, sebagian responden berjenis kelamin perempuan (53,2%). Hawadi menyatakan bahwa terdapat tiga macam lingkungan sosial pada anak yaitu antara lain lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang memberikan banyak pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan sosial anak. Hasil penelitian Rohner menunjukkan bahwa pengalaman masa kecil mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.

Penelitian tersebut yang menggunakan teori PAR (Parental Acceptance- Rejection Theory) menunjukkan bahwa pola asuh orang tua, baik yang menerima (acceptance) atau yang menolak (rejection) anaknya, akan mempengaruhi perkembangan emosi, perilaku, sosial-kognitif, dan kesehatan fungsi psikologisnya ketika dewasa kelak. Hal ini ditunjang oleh pendapat Kartini Kartono yang menyebutkan bahwa keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menatakan diri sebagai makhluk sosial. Hurlock (1980) menambahkan bahwa setiap orang tua berbeda di dalam menerapkan pola sikap dan perilaku mereka terhadap anak. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa sikap yang mereka pelajari di dalam mengasuh dan mendidik anak antara lain adanya pengalaman awal dengan anak, adanya nilai budaya mengenai cara terbaik dalam memperlakukan anak baik secara otoriter, demokratis maupun permisif.

Simpulan

Tipe kepribadian remaja di SMPN 1 Mojoanyar Mojokerto menunjukkan sebagian besar memiliki kepribadianintrovert

Rekomendasi

Instansi kesehatan mengadakan deteksi dini penyimpangan yang terjadi pada remaja, kemudian mengadakan penyuluhan terkait masalah yang terjadi.

(5)

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian tentang tipe kepribadian remaja dengan menambahkan variabel atau pengembangan penelitian menjadi penelitian eksperimental.

Alamat Correspondensi :

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi luas dan distribusi penggunaan lahan dan RTH eksisting di Kota Yogyakarta, menganalisis kecukupan RTH berdasarkan luas

Jenis film bercerita pendek sering dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau kelompok yang me- nyukai dunia film dan berlatih untuk membuat sebuah film dengan baik...

Endro Suratmin No.. Endro Suratmin No. Banyak sekolah-sekolah yang mewajibkan siswinya berkerudung. Dan tidak sedikit pula pelatihan soft skill khusus di dunia kampus

Translasi dibutuhkan untuk mengkonversi laporan keuangan dari operasi perusahaan di luar negeri yang menggunakan mata uang lokal ke dalam mata uang negara asal untuk tujuan

11 Melakukan hobi seperti melukis bisa mengalihkan dorongan seksual V 12 Pengetahuan kesehatan reproduksi tidak ada hubungannya dengan. perilaku

(5) Connection for external pressure sensor (6) Resistance thermometer and resistance input (1) Isolated measuring channel. (2) Primary input/output display and controls (3)

1) Dari hasil pengujian, sistem simulator dapat beroperasi sesuai rancangan yaitu sistem akan mengaktifkan sistem pemanas apabila suhu di bawah 24°C dan

Dari penjabaran definisi tersebut  dapat ditarik kesimpulan bahwa Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang