• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Masyarakat Terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (Suatu Penelitian Deskriptif Kuantitatif di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Masyarakat Terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (Suatu Penelitian Deskriptif Kuantitatif di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh)"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

(Suatu Penelitian Deskriptif Kuantitatif Di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh)

SKRIPSI

DIAJUKAN GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

VELLAYATI HAJAD

NIM : 080906024

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

VELLAYATI HAJAD (080906024)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SUSILO BAMBANG

YUDHOYONO

(Suatu Penelelitian Deskriptif Kuantitatif di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh).

Rincian isi skripsi xii, 71 halaman, 39 tabel, 1 peta, 21 buku, dan 3 situs internet. (Kisaran buku dari tahun 1989-2010)

ABSTRAK

Masyarakat Desa Sukaraja pada pemilihan presiden tahun 2009 lalu ikut berpartisipasi dalam pemilihan presiden untuk 2009-2014, dan Susilo Bambang Yudhoyono memperoleh 446 suara dari 487 total suara sah di Desa Sukaraja. Dengan perolehan suara ini terlihat dukungan dari masyarakat Desa Sukaraja sangat besar. Namun, setelah 3 tahun memangku jabatan sebagai presiden kini berbagai isu mulai berkembang seputar ketidakmampuan Susilo Bambang Yudhoyono dalam menjalankan pemerintahan. Dihadapkan pada situasi memburuknya citra Susilo Bambang Yudhoyono di level nasional, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa Sukaraja terhadap Susilo Bambang Yudhoyono saat ini di tengah isu-isu yang berkembang.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang membuat gambaran secara keseluruhan tentang bagaimana persepsi masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Desa Sukaraja dengan responden yang berjumlah 86 orang. Teknik penarikan sampelnya adalah dengan simple random sampling dan teknik analisa data menggunakan skala likert untuk mengukur persepsi masyarakat. Responden diberikan kuisioner kemudian jawaban responden disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian dilakukan analisis kuantitatif dengan skala likert.

Hasil analisa data menunjukkan bahwa reponden memiliki persepsi positif terhadap Susilo Bambang Yudhoyono sebanyak 75 responden (87%), persepsi netral 11 responden (11%), dan tidak seorang pun yang mempersepsikan Susilo Bambang Yudhoyono secara negatif (0%). Berdasarkan hasil analisa diatas, dapat dikemukakan bahwa persepsi masyarakat Desa Sukaraja terhadap Susilo Bambang Yudhoyono adalah positif dan masyarakat berharap Susilo Bambang Yudhoyono dapat melanjutkan kepemimpinannya dan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.

(3)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

VELLAYATI HAJAD (080906024)

PUBLIC PERCEPTION OF SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

(A Descriptive Quantitative Research at Desa Sukaraja Darul Makmur District Nagan Raya district in Aceh province).

This thesis consists of xii, 71 pages, 39 tables, 1 map, 21 books, and 3 Internet sites. (The range of books from the years 1989 to 2010).

ABSTRACT

Sukaraja village society participated in elections for the 2009-2014 presidentin the last presidential election in 2009, Susilo Bambang Yudhoyono got 446 votes from a total of 487 valid votes in the village of Sukaraja. With the votes from the Sukaraja village society, it showed of the huge supported. However, after 3 years of roled as president now began to developed a range of issues surrounding the inability of Susilo Bambang Yudhoyono to led the government. Faced with the worsening situation of the image of Susilo Bambang Yudhoyono at the national level, so this study tries to determine people's perception of

Sukaraja village on Susilo Bambang Yudhoyono’s goverment by pressed the

developed issues.

This study was a descriptive study that captured the overall mind of how people's perceptions. The research was carried out in Sukaraja village with respondents numbered as 86 peoples. Sample withdrawal technique is in a simple random sampling and data analysis techniques using a Likert scale to measure people's perceptions. Respondents were given the questionnaires and then respondents's answers are presented in tabular form and performed a quantitative analysis of the Likert scale.

The result of analysis data showed that the respondents have positive perceptions of Susilo Bambang Yudhoyono as many as 75 respondents (87%), the perception of neutral 11 respondents (11%), and no one who perceives Susilo Bambang Yudhoyono in a negative (0%). Based on the above analysis, it can be argued that the public perception of the Sukaraja village society on Susilo Bambang Yudhoyono is positive and the community hopethat Su silo Bambang Yudhoyonocan continue his leadership can be improved to be even better.

(4)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Susilo Bambang

Yudhoyono (Suatu Penelitian Deskriptif Kuantitatif di Desa Sukaraja Kecamatan

Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh)”. Skripsi ini

menggambarkan tentang bagaimana masyarakat Desa Sukaraja mempersepsikan

Susilo Bambang Yudhoyono saat ini mengingat pada pemilihan presiden 2009

yang lalu mayoritas masyarakat Desa Sukaraja memberikan suaranya untuk Susilo

Bambang Yudhoyono. Dalam melakukan sebuah persepsi, persepsi masyarakat

disini bisa jadi positif, netral ataupun negatif karena persepsi adalah tentang

bagaimana seorang individu melihat dan menilai sesuatu, penggambaran ini lah

yang kita sebut sebagai persepsi.

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan

hidayahNya penulis diberikan kesempatan dan kesehatan untuk menyelesaikan

studi ini berupa penulisan skripsi dari hasil penelitian yang dikerjakan. Shalawat

dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para

sahabatnya, serta para ulama dan semoga kita sebagai umat Nabi Muhammad

diberikan keselamatan dan kesejahteraan hingga akhir zaman.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Subhilhar, MA, Ph.D selaku pembimbing yang telah

memberikan bantuan berupa masukan dan kritikan yang membangun. Terima

ksaih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Tonny P. Situmorang, M.Si

selaku Dosen Pembaca yang telah memberikan masukan yang konstruktif kepada

penulis. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada sebagai Ketua

Penguji Bapak Drs. Anthonius Sitepu, Msi yang telah memberikan masukan yang

(5)

Kepada seluruh keluarga tercinta, ayahanda Agus Hajad selaku mentor dan

pembimbing sesungguhnya dalam setiap sendi kehidupanku selama ini dan ibunda

Sartinem yang tiada henti memberikan motivasi dan dukungan serta adikku Deni

Setiawan, sosok yang membuatku selalu berjuang untuk menjadi seseorang yang

bisa dia banggakan. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 08 (stambuk

2008) yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis, persahabatan indah

yang kalian berikan akan selalu penulis kenang dan dijadikan penyemangat hidup

untuk masa yang akan datang.

Medan, 10 April 2012

(6)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu

Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dilaksanakan pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 10 April 2012

Pukul : 11.00 s/d 13.00 WIB

Tempat : Ruang Sidang FISIP USU

Tim Penguji :

Ketua :

Drs. P. Anthonius Sitepu, M.Si ( )

NIP. 195207011985111001

Anggota I :

Prof. Subhilhar, MA, Ph.D ( )

NIP. 196207181987101001

Anggota II :

Drs. Tonny P. Situmorang, M.Si ( )

(7)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh

Nama : Vellayati Hajad

NIM : 080906024

Departemen : Ilmu Politik

Judul : PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SUSILO BAMBANG

YUDHOYONO (Suatu Penelelitian Deskriptif Kuantitatif di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh).

Menyetujui : Ketua

Departemen Ilmu Politik

Dra. T. Irmayani, M.Si NIP. 196806301994032001

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

(Prof. Subhilhar, MA, Ph.D) (Drs. Tonny P. Situmorang,M.Si)

NIP. 196207181987101001 NIP.196210131987030104)

Mengetahui : Dekan FISIP USU

(Prof. Dr. Badaruddin, M.Si)

(8)

Skripsi Ini Ku Persembahkan

Untuk Ayahnda dan Ibunda Serta Adikku Tercinta

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Halaman Pengesahan ... v

Halaman Persetujuan ... vi

Lembar Persembahan ... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... ix

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Kerangka Teori ... 5

E.1. Teori Persepsi ... 6

E.2. Konsep Tentang Masyrakat ... 7

(10)

F. Metodologi Penelitian ... 9

F.1. Metode Penelitian ... 9

F.2. Lokasi Penelitian ... 10

F.3. Populasi dan Sampel ... 10

F.4. Teknik Penarikan Sampling ... 11

F.5. Teknik Pengumpulan Data ... 11

F.6. Teknik Analisa Data ... 12

F.7. Definisi Konsep ... 12

F.8. Definisi Operasional ... 13

F.9. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II DESKRIPSI LOKASI, TOKOH, DAN ISU-ISU PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 15

A.1. Lokasi Geografis ... 15

A.2. Demografi ... 15

A.3. Skema Pemerintahan Desa Sukaraja ... 20

A.4. Perolehan Suara Pemilihan Presiden 2009 di Desa Sukaraja ... 20

B. Profil Susilo Bambang Yudhoyono ... 21

B.1. Masa Kecil Susilo Bambang Yudhoyono ... 21

B.2. Masa Sekolah Susilo Bambang Yudhoyono ... 22

B.3. Perjalanan Karir Susilo Bambang Yudhoyono ... 24

(11)

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Penyajian Data ... 32

B. Analisis Data ... 59

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

DAFTAR LAMPIRAN :

Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 3 : Surat Kesediaan Dosen Pembimbing

Lampiran 4 : Surat Kesediaan Dosen Pembaca

Lampiran 5 : Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran 6 : Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Kantor Camat Darul

Makmur

Lampiran 7 : Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Kantor Keuchik Desa

Sukaraja

Lampiran 8 : Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Pemilihan Presiden Pemilihan

Umum Presiden dan Wakil Presiden di Tingkat Kecamatan oleh

Panitia Pemilihan Kecamatan Darul Makmur 2004 Putaran Kedua.

Lampiran 9 : Lampiran Rincian Perolehan Suara Sah Pasangan Calon Presiden

dan Wakil Presiden dan Suara Tidak Sah di panitia Pemilihan

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

BAB II Tabel 2.1 Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 16

Tabel 2.2 Penduduk Menurut Umur ... 16

Tabel 2.3 Agama yang Dianut Penduduk Desa Sukaraja ... 17

Tabel 2.4 Tingkat Pendidikan Penduduk …... 17

Tabel 2.5 Mata Pencaharian Penduduk ... 18

Tabel 2.6 Lembaga Pendidikan ... 19

Tabel 2.7 Hasil Perolehan Suara Pemilihan Presiden 2009 di Desa Sukaraja ... 20

BAB III Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 32

Tabel 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 33

Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku ... 33

Tabel 3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ... 34

Tabel 3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 35

Tabel 3.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 35

Tabel 3.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 36

Tabel 3.8 Pendapat Responden Tentang Penampilan Fisik Susilo Bambang Yudhoyono ... 37

(13)

Tabel 3.10 Pendapat Responden Tentang Cara Berbicara Susilo

Bambang Yudhoyono ... 38

Tabel 3.11 Responden Memilih Susilo Bambang Yudhoyono

Karena Penampilan Fisik ... 39

Tabel 3.12 Responden Memilih Susilo Bambang Yudhoyono

Karena Cara Berpakaian ... 40

Tabel 3.13 Responden Memilih Susilo Bambang Yudhoyono

Karena Cara Berbicara ... 41

Tabel 3.14 Responden Memilih Susilo Bambang Yudhoyono

Karena Program BLT ... 42

Tabel 3.15 Responden Memilih Susilo Bambang Yudhoyono

Karena Program Pemberantasan Korupsi ... 43

Tabel 3.16 Responden Memilih Susilo Bambang Yudhoyono

Karena Kesepakatan Damai Antara GAM dan RI ... 44

Tabel 3.17 Pihak Yang Mempengaruhi Responden Untuk

Memilih Susilo Bambang Yudhoyono ... 43

Tabel 3.18 Tanggapan Responden Mengenai sosok

Susilo Bambang Yudhoyono ... 45

Tabel 3.19 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan

Susilo Bambang Yudhoyono Menciptakan Perdamaian

Dari Ancaman Terorisme ... 46

Tabel 3.20 Tanggapan Responden Mengenai Keberhasilan

(14)

Persoalan Ekonomi ... 48

Tabel 3.21 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Susilo Bambang Yudhoyono Mengurangi Angka Kemiskinan dan Pengangguran ... 49

Tabel 3.22 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Susilo Bambang Yudhoyono dalam Menyelesaikan Kasus-Kasus Korupsi di Indonesia ... 50

Tabel 3.23 Kondisi Ekonomi Responden Saat Ini ... 51

Tabel 3.24 Situasi Partai Politik Saat Ini ... 52

Tabel 3.25 Kondisi Penanganan Kasus Hukum Saat Ini ... 53

Tabel 3.26 Kondisi Ekonomi Apakah Sudah Sesuai Harapan ... 54

Tabel 3.27 Penanganan Kasus Korupsi Apakah Sudah Sesuai Harapan ... 55

Tabel 3.28 Penegakan Hukum Sudah Sesuai ... 56

Tabel 3.29 Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Susilo Bambang Yudhoyono ... 57

Tabel 3.30 Klasifikasi Skor Jawaban Menurut Responden ... 61

Tabel 3.31 Pengelompokan Skor Berdasarkan Jumlah Skor ... 62

(15)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

VELLAYATI HAJAD (080906024)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SUSILO BAMBANG

YUDHOYONO

(Suatu Penelelitian Deskriptif Kuantitatif di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh).

Rincian isi skripsi xii, 71 halaman, 39 tabel, 1 peta, 21 buku, dan 3 situs internet. (Kisaran buku dari tahun 1989-2010)

ABSTRAK

Masyarakat Desa Sukaraja pada pemilihan presiden tahun 2009 lalu ikut berpartisipasi dalam pemilihan presiden untuk 2009-2014, dan Susilo Bambang Yudhoyono memperoleh 446 suara dari 487 total suara sah di Desa Sukaraja. Dengan perolehan suara ini terlihat dukungan dari masyarakat Desa Sukaraja sangat besar. Namun, setelah 3 tahun memangku jabatan sebagai presiden kini berbagai isu mulai berkembang seputar ketidakmampuan Susilo Bambang Yudhoyono dalam menjalankan pemerintahan. Dihadapkan pada situasi memburuknya citra Susilo Bambang Yudhoyono di level nasional, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa Sukaraja terhadap Susilo Bambang Yudhoyono saat ini di tengah isu-isu yang berkembang.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang membuat gambaran secara keseluruhan tentang bagaimana persepsi masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Desa Sukaraja dengan responden yang berjumlah 86 orang. Teknik penarikan sampelnya adalah dengan simple random sampling dan teknik analisa data menggunakan skala likert untuk mengukur persepsi masyarakat. Responden diberikan kuisioner kemudian jawaban responden disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian dilakukan analisis kuantitatif dengan skala likert.

Hasil analisa data menunjukkan bahwa reponden memiliki persepsi positif terhadap Susilo Bambang Yudhoyono sebanyak 75 responden (87%), persepsi netral 11 responden (11%), dan tidak seorang pun yang mempersepsikan Susilo Bambang Yudhoyono secara negatif (0%). Berdasarkan hasil analisa diatas, dapat dikemukakan bahwa persepsi masyarakat Desa Sukaraja terhadap Susilo Bambang Yudhoyono adalah positif dan masyarakat berharap Susilo Bambang Yudhoyono dapat melanjutkan kepemimpinannya dan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.

(16)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

VELLAYATI HAJAD (080906024)

PUBLIC PERCEPTION OF SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

(A Descriptive Quantitative Research at Desa Sukaraja Darul Makmur District Nagan Raya district in Aceh province).

This thesis consists of xii, 71 pages, 39 tables, 1 map, 21 books, and 3 Internet sites. (The range of books from the years 1989 to 2010).

ABSTRACT

Sukaraja village society participated in elections for the 2009-2014 presidentin the last presidential election in 2009, Susilo Bambang Yudhoyono got 446 votes from a total of 487 valid votes in the village of Sukaraja. With the votes from the Sukaraja village society, it showed of the huge supported. However, after 3 years of roled as president now began to developed a range of issues surrounding the inability of Susilo Bambang Yudhoyono to led the government. Faced with the worsening situation of the image of Susilo Bambang Yudhoyono at the national level, so this study tries to determine people's perception of

Sukaraja village on Susilo Bambang Yudhoyono’s goverment by pressed the

developed issues.

This study was a descriptive study that captured the overall mind of how people's perceptions. The research was carried out in Sukaraja village with respondents numbered as 86 peoples. Sample withdrawal technique is in a simple random sampling and data analysis techniques using a Likert scale to measure people's perceptions. Respondents were given the questionnaires and then respondents's answers are presented in tabular form and performed a quantitative analysis of the Likert scale.

The result of analysis data showed that the respondents have positive perceptions of Susilo Bambang Yudhoyono as many as 75 respondents (87%), the perception of neutral 11 respondents (11%), and no one who perceives Susilo Bambang Yudhoyono in a negative (0%). Based on the above analysis, it can be argued that the public perception of the Sukaraja village society on Susilo Bambang Yudhoyono is positive and the community hopethat Su silo Bambang Yudhoyonocan continue his leadership can be improved to be even better.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prinsip dasar demokrasi adalah setiap orang dapat ikut serta dalam proses

pembuatan keputusan politik. Dalam suatu sistem politik yang demokratis para

pemimpin dipilih langsung oleh rakyat. Para politisi atau pejabat publik sebagai

wakil rakyat akan berbuat maksimal sesuai dengan aspirasi masyarakat. Era

reformasi adalah era keterbukaan untuk menyampaikan aspirasi dan pendapat

terhadap perkembangan politik maupun kritik terhadap kinerja terhadap aparatur

negara. Hal ini disebabkan karena tidak ada lagi sistem yang mengekang

kebebasan berpendapat dan berbicara, baik secara represif maupun preventif

seperti halnya pada masa pemerintahan orde baru dan kedaulatan rakyat dapat

dicapai.

Salah satu sarana kedaulatan rakyat itu adalah melalui pemilihan presiden

secara langsung sebagaimana dituangkan dalam UU no. 23 Tahun 2003 tentang

Pemilihan presiden secara langsung karena lebih demokratis dan mencerminkan

kedaulatan rakyat dan presiden terpilih mempunyai legitimasi kekuasaan lebih

besar dari rakyat.1Masyarakat memiliki porsi yang besar dalam mempengaruhi berjalannya pemerintahan yaitu dengan ikut berpartisipasi dalam pemilihan

umum. Pemilihan umum di Indonesia pada awalnya hanya ditujukan untuk

memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten/Kota saja. Namun, setelah amandemen keempat UUD 1945 pada

2002, pemilihan presiden dan wakil presiden yang semula dilakukan oleh MPR,

disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pemilihan presiden pun

1

(18)

dimasukkan ke dalam rezim pemilu. Pemilihan presiden sebagai bagian dari

pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu 2004.

Pemilihan presiden pada 2004 menghadirkan beberapa pasang nama untuk

bertarung dalam kancah pemilihan presiden secara langsung. Diantaranya

Wiranto-Salahuddin Wahid, Megawati-Hasyim Muzadi, Amien Rais-Siswono

Sudiro Husodo, Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, dan Hamzah

Haz-Agum Gumelar. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla berhasil

memenangkan pemilihan presiden secara langsung pada pemilihan presiden

putaran kedua dan berhasil menjabat pada periode 2004-2009.2 Pada pemilihan presiden 2009 ia kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada namun kali ini

berpasangan dengan Boediono, seorang pakar ekonomi. Hingga akhirnya Susilo

Bambang Yudhoyono kembali terpilih sebagai presiden3 dengan menggunakan Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya sama dengan pemilihan presiden

2004.4

Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan purnawirawan militer yang

terjun ke dalam pemerintahan5 pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid dan pemerintahan Megawati Soekarnoputri yang dilantik sebagai menteri.6 Karir panjangnya di dunia militer menjadikan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai

salah satu jenderal reformis yang populer di kalangan publik. Dalam membahas

mengenai Susilo Bambang Yudhoyono maka sangat erat kaitannya dengan

pencitraan dan hasil survei serta polling yang selama pemerintahan Susilo

Bambang Yudhoyono kerap mewarnai perjalanan karir politiknya. Survei survei

dan polling yang diadakan oleh lembaga independen di Indonesia ini mencoba

menggambarkan besarnya dukungan dan antusiasme masyarakat terhadap

2

Femi Adi Soempeno, Indonesia Memilih, Yogyakarta: Galangpress, 2009 hal.10 3

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_Umum_Presiden_dan_Wakil_Presiden_Indonesia_2009 diakses pada 27 Oktober 2011 pukul 23.14

4

Suhendro Boroma, Ba htera Menuju Istana, Jakarta : Pelangi Indah, 2005. hal. 157 5

Hendri Supriyatmono, SBY Profil Pra jurit Demokrat, Jogyakarta : Bigraf Publising, 2005, hal. 7 6

(19)

pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono termasuk juga tingginya angka

ketidakpuasan masyarakat setelah Susilo Bambang Yudhoyono berkuasa. 7

Misalnya survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia. Dalam

masa pemerintahan SBY periode 2004-2009, menurut LSI, tingkat kepuasan

publik terhadap kinerja SBY mengalami fluktuasi, dari 80 persen pada akhir 2004

lalu terus merosot hingga mencapai 45 persen pada Juni 2008 ketika SBY untuk

ketiga kalinya menaikkan harga BBM. Beruntung kepuasan publik terhadap SBY

kembali menguat pada akhir 2008. Kecenderungan positif terhadap kinerja SBY

ini berlanjut hingga musim pemilu di tahun 2009.8

Hal inilah yang menjelaskan mengapa Partai Demokrat yang didirikan

SBY mengalami lonjakan elektoral hampir tiga kali lipat ketimbang Pemilu 2004.

Ini pula yang menjelaskan mengapa SBY dengan mudah menang dalam satu

putaran dalam pemilihan presiden Bulan Juli 2009. Tren positif ini berlanjut

pasca-pemilihan presiden dan mencapai 84 persen pada September 2009.9

Memasuki tahun ketiga kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono tren

tingkat kepercayaan publik terus menurun seiring anggapan bahwa Susilo

Bambang Yudhoyono telah gagal dalam menangani masalah-masalah ekonomi

seperti pengurangan tingkat kemiskinan dan pengangguran serta lemahnya posisi

pemerintah dalam mentsabilkan harga-harga bahan pokok di pasaran. Disisi lain,

masih menurut survei, rakyat masih menaruh harapan yang besar kepada

pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam penegakan hukum dan

penanganan kasus-kasus korupsi. Sumber kepuasan dan ketidakpuasan ini adalah

penilaian rakyat terhadap kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang

meningkat dan menurun hampir di semua sektor yang dirasakan oleh rakyat.

7

Samsul Muarif dan Ian Suherlan, Duel SBY-Mega, Merebut RI-1 2009-2014, Jakarta: Indonesia Press, hal. 22

8

www.lsi.or.id diakses pada Senin, 2 Januari 2012 pukul 12.20 9

(20)

Menjadi sangat menarik untuk melihat karakter yang dimiliki oleh sang

figur pemimpin. Mengingat perjalanan kepemimpinan nasional di Indonesia yang

telah berganti-ganti sejak diproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17

Agustus 1945 menggambarkan sebuah pemahaman dan interpretasi bahwa

pergantian pemimpin seringkali menimbulkan perubahan dalam tatanan

kehidupan rakyat Indonesia dimana akhirnya akan menimbulkan persepsi dan

partisipasi yang berbeda pula pada setiap masa pemerintahan sang pemimpin

tersebut.

Susilo Bambang Yudhoyono telah dua kali terpilih sebagai Presiden

Indonesia dan menjadi sangat menarik melihat dan mengetahui bagaimana Susilo

Bambang Yudhoyono dipersepsikan oleh masyarakat Desa Sukaraja yang pada

penelitian ini akan dijadikan sebagai responden penelitian. Dalam hal ini sangat

menarik untuk mengamati dan melihat Susilo Bambang Yudhoyono dari persepsi

masyarakat Desa Sukaraja karena desa ini merupakan lumbung suara Susilo

Bambang Yudhoyono pada pemilihan presiden 2004 dan pemilihan presiden

2009. Pada pemilihan presiden 2004 putaran I Susilo Bambang Yudhoyono 203

suara, putaran II memperoleh 300 suara dari 411 suara sah.10

Sedangkan pada pemilihan presiden 2009 Susilo Bambang Yudhoyono

memperoleh 446 suara dari 487 suara sah.11 Dengan perolehan suara ini terlihat bagaimana dukungan dari masyarakat Desa Sukaraja ketika itu terhadap Susilo

Bambang Yudhoyono. Dalam hal ini tentu masyarakat telah mengetahui,

menginterpretasi, dan mengevaluasi Susilo Bambang Yudhoyono selama masa

pemerintahannya.12 sehingga menjadikan tingkat keyakinan masyarakat terhadap sang Susilo Bambang Yudhoyono menjadi bertambah, berkurang dan bahkan

dapat berubah menjadi krisis kepercayaan.

10

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Pemilihan Presiden Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden di Tingkat Kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan Darul Makmur 2004 Putaran Kedua.

11

Rincian Perolehan Suara Sah Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dan Suara Tidak Sah di panitia Pemilihan Kecamatan 2009

12

(21)

Bagi masyarakat Desa Sukaraja fenomena-fenomena yang terjadi ini

dilihat dan ditafsirkan serta akhirnya dipersepsikan melalui tanggapan dan sikap

yang mereka berikan terhadap kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono yang

telah mereka pilih sebagai presiden pada pemilihan presiden 2004 dan pemilihan

presiden 2009. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui persepsi

masyarakat Desa Sukaraja terhadap Susilo Bambang Yudhoyono saat ini sebagai

sosok seorang pemimpin nasional yang telah mereka pilih untuk menjadi presiden

di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Skripsi ini pada dasarnya membahas mengenai persepsi masyarakat

terhadap Susilo Bambang Yudhoyono dalam melaksanakan pemerintahannya.

Dalam skripsi ini penulis akan menggunakan metode penelitian deskriptif

kuantitatif dalam menganalisa data dimana penelitian ini mencoba memberikan

sebuah gambaran mengenai Susilo Bambang Yudhoyono dalam persepsi

masyarakat dengan menggunakan metode kuantitatif.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

“Bagaimana Persepsi masyarakat Desa Sukaraja terhadap Susilo Bambang Yudhoyono?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat

Desa Sukaraja terhadap Susilo Bambang Yudhoyono di Desa Sukaraja.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis berfungsi sebagai referensi tambahan bagi mahasiswa

Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

(22)

2. Bagi penulis dapat digunakan sebagai wadah pengembangan kemampuan

dalam menulis karya ilmiah khususnya di bidang politik.

E. Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang penulis perlu

menyusun kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari

segi mana peneliti menyoroti masalah yang telah dipilih. Sedangkan menurut

Masri Singarimbun teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, dan

proporsi untuk menerapkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan

merumuskan hubungan antar konsep.13

Sedangkan menurut FN Karliger, teori adalah sebuah konsep atau

konstruksi yang berhubungan satu sama lain, suatu set dari proporsi yang

mengandung suatu pandangan yang sistematis dan fenomena.14

E.1 Teori Persepsi

Persepsi adalah suatu proses internal yang memungkinkan seseorang

memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan.

Menurut Sondang Siagian persepsi terkadang adalah apa yang ingin dilihat oleh

seseorang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya karena merupakan

proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi

tentang lingkungan baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan,

dan penerimaan. Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi,

bukan suatu pencatatan yang benar.

Berikut teori persepsi menurut para ahli:

1. Robbins

Seorang pakar organisasi bernama Robbins mengungkapkan bahwa

persepsi didefinisikan sebagai proses dengan mana individu-individu

13

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitia n Survei, Jakarta : LP3ES, 1989, hal. 37 14

(23)

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar member makna

kepada lingkungan mereka.15

2. Thoha

Thoha mengungkapkan bahwa persepsi pada hakekatnya adalah proses

kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang

lingkungannya baik melalui penglihatan maupun pendengaran.16 3. Mc. Mahon

Persepsi adalah proses menginterpretasikan rangsangan (input) dengan

menggunakan alat penerima informasi atau sensori information.

4. Morgan dan Kin

Menunjuk pada saat kita melihat, mendengar, merasakan, dan mencium

dunia di sekitar sehingga dengan kata lain persepsi dapat diartikan sebagai segala

sesuatu yang dialami manusia.

Maka dari beberapa definisi diatas secara umum, peneliti membuat

kesimpulan tentang persepsi. Persepsi adalah penafsiran berdasarkan data-data

yang diperoleh dari lingkungan yang diserap oleh indera manusia sebagai

pengambilan inisiatif dari proses komunikasi.

E.2 Konsep Tentang Masyarakat

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu

dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan

pikiran, naluri, perasaan, dan keinginan manusia memberi reaksi dan melakukan

interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan

yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.

15

Stephen Robbins, Perila ku Orga nisa si, Jakarta: Prehalindo, 2001, hal. 88 16

(24)

Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari

beberapa ahli sosiologi.

1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup

bersama dan menghasilkan kebudayaan.

2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita

suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya

pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.

3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif

pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.

4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan

manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang

cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan

sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok/

kumpulan manusia tersebut.

Unsur-Unsur dalam masyarakat menurut Soerjono Soekanto sebagai berikut ini :

1. Berangotakan minimal dua orang.

2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.

3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia

baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan

antar anggota masyarakat.

4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta

keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar

sekumpulan manusia bisa dikatakan sebagai masyarakat.

1. Ada sistem tindakan utama.

(25)

3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.

4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi

manusia.

E.3 Persepsi Masyarakat

Persepsi masyarakat adalah sebuah proses yang terjadi dalam diri individu

-individu dalam masyarakat yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi,

dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya,

ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga

terbentuk gambaran mengenai orang yang dipersepsikan.

Sedangkan yang dimaksud dengan masyarakat disini adalah sekelompok

manusia yang hidup dalam satu kesatuan dalam tatanan sosial. Dari definisi

tersebut, penulis menyimpulkan bahwa masyarakan merupakan sekelompok orang

yang hidup bersama-sama dan saling berhubungan. Artinya, bahwa setiap

individu manusia yang satu sadar akan adanya individu yang lain dan

memperhatikan kehadiran individu tersebut.

Bila dikombinasikan antara persepsi dan masyarakat maka penulis

memberikan definisi bahwa persepsi masyarakat adalah sebuah proses dimana

sekelompok individu yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu

memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang dianggap menarik dari lingkungan

tempat tinggal mereka.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat:

Robbins mengemukakan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi persepsi

masyarakat, yaitu:

1. Pelaku persepsi. Bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba

menafsirkan apa yang dilihatnya dan penafsiran itu sangat dipengaruhi

oleh karakteristik pribadi dan pelaku persepsi individu.

2. Target atau objek. Karakteristik-karakteristik dan target yang diamati

(26)

dalam keadaan terisolasi, hubungan suatu target dengan latar belakang nya

mempengaruhi persepsi seperti kecenderungan kita mengelompokkan

benda-benda berdekatan atau yang mirip.

3. Situasi. Dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau peristiwa

sebab unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi sekitar kita.

F. Metodologi Penelitian F.1 Metode penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif

kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskriptif mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang,

sikap-sikap, pandangan-pandangan, dan proses-proses yang sedang berlangsung dan

pengaruh dari fenomena. Tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi,

dambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat, dan hubungan antar fenomena yang sedang diteliti.

Data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu hasil observasi atas

sesuatu hal yang bisa dinyatakan dengan angka (numeric). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa deskriptif kuantitatif adalah sebuah penelitian yang bertujuan

hanya untuk menggambarkan fenomena-fenomena politik yang ada di masyarakat

dengan menggunakan data statistik.

F.2 Lokasi Penelitian

Untuk mendapatkan informasi yang mencakup masalah maka penulis

melakukan studi lapangan pada lokasi penelitian di Desa Sukaraja yang terletak di

Jalan Nasional Meulaboh-Tapak Tuan Kecamatan Darul Makmur Kabupaten

Nagan Raya Propinsi Aceh. Desa ini terdiri dari tiga dusun, yaitu Dusun Trieng

Kuning, Dusun Mangga, dan Dusun Pace.

(27)

F.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang

ciri-cirinya dapat diduga dan paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Populasi

penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang terdaftar sebagai pemilih tetap

(DPT) di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya

Propinsi Aceh yang berjumlah sebanyak 608 orang.

F.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang nantinya akan digunakan sebagai

responden penelitian. Dalam menentukan jumlah sampel dapat digunakan rumus

Taro Yamane17dengan presisi 10%, yakni :

� =� � + 1

Di mana :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

d : Presisi 10% dengan derajat kepercayaan 90%

Berdasarkan rumusan di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel

dari penelitian ini adalah :

n =

% +

n =

, +

n = 86

Berdasarkan pendapat diatas, maka besar sampel yang diambil dalam

penelitian ini adalah 86 responden.

F.4 Teknik Penarikan Sampling

17

(28)

Penelitian ini dalam melakukan penarikan sampel menggunakan teknik

acak sederhana (Simple Random Sampling). Teknik ini dapat dilakukan karena

penelitian yang dilakukan cenderung deskriptif dan bersifat umum. Karena itu

perbedaan karakter yang ada pada elemen atau unsur populasi seperti perbedaan

umur, jenis kelamin, suku, agama, tingkat pendidikan, dan jumlah pendapatan

serta perbedaan lain tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penelitian

ini sehingga dapat diabaikan.

F.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian dan

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari penelitian ke lapangan untuk mengumpulkan

data melalui:

a. Penyebaran kuisioner langsung, yaitu alat mengumpulkan data dengan

menyebarkan kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus

dijawab oleh responden. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner

tertutup sehingga responden hanya memberi jawaban sesuai pilihan

jawaban yang disediakan.

b. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan

pertanyaan langsung kepada responden guna memperoleh keterangan

dalam menyimpulkan data yang terkumpul.

c. Observasi yaitu mengumpulkan data tentang gejala tertentu yang

dilakukan dengan mengamati, mendengar, mencatat kejadian yang

berkaitan dengan penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan metode penelitian keperpustakaan (Library

(29)

buku-buku, majalah, surat kabar, dan literatur yang berhubungan dengan

judul skripsi.

F.6 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan pendekatan

deskriptif kuantitatif sehingga nantinya peneliti dapat mendeskripsikan informasi

dan data yang diperoleh dari penelitian. Dimana pengolahan dilakukan dengan

cara manual dan sistem komputerisasi dengan SPSS 16. Data dikumpulkan dari

hasil kuisioner dan wawancara yang kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan dianalisa dengan menggunakan skala likert dimana setiap

jawaban dijumlahkan sehingga mendapatka total dan dapat diketahui persepsi

masyarakat terhadap Susilo Bambang Yudhoyono.

F.7 Definisi Konsep

Dalam penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk

mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep merupakan istilah dan

definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian,

keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial.18

Persepsi dapat dikatakan sebagai makna yang berada di alam pikiran atau

di dunia kepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambing

perkataan atau kata-kata dan konsep dapat dikatakan secara sederhana sebagai

sebuah definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala.

Berdasarkan judul penelitian yang dipilih oleh peneliti, maka yang

menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Persepsi adalah pandangan seseorang terhadap suatu objek atau

rangsangan tertentu yang menjadi pusat perhatiannya yang selanjutnya

diaplikasikan secara nyata maupun tidak nyata dalam bentuk penafsiran

atau tindakan tertentu.

18

(30)

2. Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah lama hidup dan

bekerjasama sehingga mereka dapa mengorganisasikan dirinya dan

berpikir tentang dirinya sebagai keesatuan sosial dengan batas-batas

tertentu.

F.7 Definisi Operasional

Definisi operasional pada dasarnya adalah petunjuk bagaimana caranya

mengukur suatu variabel, sehingga dengan pengukuran ini dapat diketahui

indikator apa saja yang melekat dalam variabel sebagai pendukung untuk

dianalisis ke dalam variabel tersebut.19 Singarimbun juga mengatakan definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti yang

menggunakan variable yang sama.

Persepsi adalah pandangan seseorang terhadap suatu objek atau

rangsangan tertentu yang menjadi pusat perhatiannya yang selanjutnya

diaplikasikan secara nyata maupun tidak nyata dalam bentuk penafsiran atau

tindakan tertentu.

Berikut ini dapat diuraikan indikator-indikator dari persepsi yang nantinya

akan digunakan sebagai alat pengukur dalam penelitian.

1. Pelaku Persepsi

Bagaimana cara masyarakat memandang Susilo Bambang Yudhoyono dan

menafsirkan apa yang dilihat. Penafsiran ini dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

dari pelaku persepsi seperti sikap, motif, kepentingan, minat, harapan, dan

pengalaman masa lalu.

2. Objek atau target

Penampilan dari objek yang dipersepsikan seperti cara berbicara, cara

berpakaian, sikap, keputusan-keputusan serta kebijakan yang dilahirkan.

19

(31)

3. Situasi

Unsur lingkungan bisa mempengaruhi persepsi. Lingkungan disini bisa

berarti lokasi, waktu, dan suasana yang terjadi ketika sesuatu dipersepsikan..

Artinya persepsi bersifat kontekstual tergantung dalam situasi apa persepsi itu

timbul atau muncul.

F.8 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas dan terperinci, maka

penulis membagi skripsi dalam empat bab. Berikut sistematika penulisannya :

Bab I : Pendahuluan

Dalam bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang latar belakang

masalah perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka

teori, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Deskripsi Lokasi, Tokoh, dan Isu Penelitian

Bab III : Penyajian Dan Analisis Data

Penyajian dan analisa data yang disajikan dan dianalisis berdasarkan

data dan angka yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan di

lapangan.

Bab IV : Penutup

(32)

BAB II

DESKRIPSI LOKASI, TOKOH, DAN ISU-ISU PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian A.1 Lokasi Geografis

Kecamatan Darul Makmur merupakan salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh yang terdiri dari 40 desa. Dari 40 desa

tersebut peneliti akan melakukan penelitian di Desa Sukaraja.

Desa Sukaraja adalah sebuah desa yang memiliki luas area tanah berkisar

825,12 ha yang berupa pemukiman penduduk, areal perkebunan sawit, coklat, dan

karet, areal persawahan, dan hutan. Desa Sukaraja memiliki batas-batas wilayah

sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Krueng Tripa

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Alue Bilie dan Desa Sukajadi

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gunong Cut

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tuwi Buya dan Alue Bilie.20 Desa Sukaraja berbatasan langsung dengan ibukota Kecamatan Darul

Makmur yaitu Desa Alue Bilie. Desa Sukaraja dapat dikatakan cenderung lebih

maju dibanding desa-desa lainnya yang berada jauh dari ibukota kecamatan.

A.2 Demografi

A.2.1 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Desa Sukaraja adalah 925 jiwa yang terdiri dari

laki-laki 463 dan perempuan 462 dengan jumlah kepala keluarga 246 KK. Masyarakat

Desa Sukaraja merupakan sebuah komunitas campuran, terdiri dari suku Aceh,

20

(33)

Jawa, Mandailing, Minang, dan lain-lain dengan bahasa yang digunakan juga

beragam. Secara keseluruhan masyarakat Desa Sukaraja menganut agama Islam.

Klasifikasi penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat

dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.1: Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sukaraja

No. Jenis Kelamin Frekuensi

1. Laki-laki 463

2. Perempuan 462

Jumlah Penduduk 925

Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh.

Berdasarkan tabel diatas, jumlah penduduk Desa Sukaraja berdasarkan

jenis kelamin adalah berimbang antara laki-laki dan perempuan, yaitu laki-laki

463 dan perempuan 462 orang.

Tabel 2.2: Penduduk Menurut Umur di Desa Sukaraja

No. Kelompok Umur Frekuensi

1. 0-12 180

2. 13-23 210

3. 24-34 222

4. 35-45 165

5. 46-56 115

6. 57-67 20

7. 68-78 6

(34)

Jumlah 925

Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

terbanyak terdapat pada responden yang berusia 24-23 tahun yaitu 222, diikuti

dengan responden yang berusia 13-23 tahun yaitu 210, sedangkan jumlah terkecil

yaitu pada usia 68-78 tahun.

A2.2 Agama Yang Dianut Penduduk Di Desa Sukaraja

Tabel 2.3: Agama Yang Dianut Penduduk Desa Sukaraja

No. Agama Yang Dianut Frekuensi

1. Islam 925

2. Protestan -

3. Katolik -

4. Hindu -

5. Budha -

Jumlah 925

Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat Desa Sukaraja

memeluk agama Islam yaitu sebanyak 925 orang.

A.2.3 Tingkat Pendidikan Penduduk

(35)

Tabel 2.4: Tingkat Pendidikan Penduduk

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi

1. Tidak/Belum Sekolah 45

2. TK 67

3. Tidak Tamat SD 19

4. SD 81

5. SLTP 256

6. SLTA 339

7. DI/D2/D3 59

8. S1 57

9. S2 1

Jumlah 925

Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan terbesar

responden adalah SMA yaitu 339 orang, dilanjutkan dengan tingkat pendidikan

SLTP sebanyak 256 orang. Dan tingkat pendidikan dengan jumlah terkecil adalah

S2 sebanyak 1 orang.

A.2.4 Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukaraja

Tabel 2.5: Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukaraja

No. Mata Pencaharian Frekuensi

1. Pegawai Negeri Sipil 93

2. Karyawan Swasta 56

(36)

4. Petani 435

5. Buruh 65

6. Dan lain-lain 27

Jumlah 925

Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul

Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 435 jiwa bekerja

sebagai petani, 249 jiwa bekerja sebagai wiraswasta, dan 93 jiwa bekerja sebagai

pegawai negeri sipil. Selebihnya bekerja sebagai di perkebunan swasta sebagai

karyawan 56 jiwa dan buruh 65 jiwa. Sedangkan 27 jiwa lainnya adalah pelajar,

ibu rumah tang, dan anak-anak yang belum bekerja.

A.2.5 Lembaga Pendidikan

Adapun lembaga pendidikan penduduk di Desa Sukaraja. Untuk

memperjelas pendidikan yang ada di Desa Sukaraja dapat dilihat di tabel di

bawah.

Tabel 2.6: Lembaga Pendidikan

No. Tingkat Jumlah

Sekolah

Kondisi

Baik/Buruk

1. TK 1 Baik

2. SD 1 Baik

3. SLTP - -

4. SLTA - -

(37)

Desa Sukaraja memiliki 1 TK dan 1 Sekolah Dasar, meskipun demikian

pendidikan masyarakat Desa Sukaraja tidak tertinggal karena mereka dapat

melanjutkan pendidikan SMP dan SMA di ibukota kecamatan yang berbatasan

langsung dengan Desa Sukaraja.

A.2.6 Fasilitas Kesehatan Masyarakat

Walaupun Desa Sukaraja belum memiliki Rumah Sakit tetapi Desa

Sukaraja sudah memiliki fasilitas atau sarana-sarana kesehatan yang lain, yaitu

(38)

A.3 Skema Pemerintahan Desa Sukaraja

Sumber: Data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh.

(39)

Tabel 2.7: Hasil Perolehan Suara Pemilihan Presiden 2009 di Desa Sukaraja

No. Nama Calon Jumlah Suara

1. Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto 14

2. Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono 446

3. Jusuf Kalla dan Wiranto 27

Jumlah total suara 487

Sumber: Diolah dari data Kantor Keuchik Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh

Pada pemilihan presiden tahun 2009 lalu, pasangan Susilo Bambang

Yudhoyono dan Boediono berhasil memenangkan 446 suara dari total 487 suara

sah di Desa Sukaraja. Masyarakat Desa Sukaraja sangat mengagumi sosok Susilo

Bambang Yudhoyono karena dinilai masyarakat sebagai seorang yang santun dan

berwibawa, terlihat dari cara Susilo Bambang Yudhoyono berbicara.

Pasangan Jusuf Kalla-Wiranto hanya memperoleh 27 suara sah pada

pemilihan presiden 2009 di Desa Sukaraja disusul oleh Pasangan

Megawati-Prabowo Subianto sebanyak 14 suara sah. Sebenarnya dapat diakatakan mesin

partai Golkar, Geindra, dan Hanura tidak berjalan dengan baik dalam usaha

memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung di Desa

Sukaraja.

B. Profil Susilo Bambang Yudhoyono B.1 Masa kecil Susilo Bambang Yudhoyono

Di Desa Tremas Jawa Timur lahir seorang putra dari pasangan Soekotjo

dan Siti Habibah pada 9 September 1949 yang diberi nama Susilo Bambang

Yudhoyono. Soesilo berarti orang yang santun dan penuh kesusilaan, Bambang

(40)

kemenangan. Susilo Bambang Yudhoyono seorang yang santun, penuh

kesusilaan, ksatria, dan berhasil memenangkan setiap peperangan.21

Selanjutnya Susilo atau Sus, begitu keduanya orang tuanya memanggil

adalah anak desa yang cerdas dan pandai bergaul. Posturnya kurus tinggi, dan

kulitnya yang kuning bersih membedakannya dari teman-teman sebayanya yang

umunya berkulit legam dan terbakar terik matahari.

Susilo Bambang Yudhoyono adalah putra satu-satunya dari pernikahan

Soekotjo dan Siti Habibah sehingga kasih sayang tercurah penuh pada anak

semata wayangnya. Sang ayah Soekotjo, lebih menitikberatkan pada kerja keras

dan disiplin sedangkan sang ibu, Siti Habibah lebih menitikberatkan pada masalah

iman dan ketakwaan.

B.2 Masa Sekolah Susilo Bambang Yudhoyono

Susilo Bambang Yudhoyono menamatkan pendidikan dasarnya di Sekolah

Rakyat Gajahmada (sekarang SDN Baleharjo I), dan tinggal bersama dengan

pamannya yaitu Sastro Suyitno yang pada saat itu menjabat sebagai seorang

Lurah Desa Ploso, Pacitan. Pada masa kecilnya, ia mengasah dan menyalurkan

bakat dengan menulis puisi, cerpen, bermain teater dan bermain band juga

senang melukis, dan wayang orang. Karya-karya cerpen dan puisinya sempat

dikirim ke majalah anak-anak saat itu seperti Majalah Kuncung. Dunia olah raga

juga digelutinya seperti bola volley, beladiri dan ia suka travelling baik dengan

berjalan kaki maupun bersepeda.

Pada saat Susilo duduk di kelas lima Sekolah Rakyat di Desa Purwosari,

Kecamatan Kebonagung sang ayah megajaknya pesiar dari Pacitan ke Jawa

Tengah. Mereka mengunjungi Akedemi Militer Nasional (AMN) di Magelang.

Ketertarikan Susilo pada militer dimulai dan terbersit dalam hatinya untuk

menjadi tentara. Apalagi, sang ayah juga merupakan prajurit Angkatan Darat yang

bertugas di Koramil. Cita-citanya ingin menjadi seorang tentara diwujudkannya

21

(41)

ketika ia lulus SMA dan mendaftarkan diri akhir tahun 1968 ke AKABRI namun

karena terlambat mendaftar akhirnya ia malah memilih Pendidikan Guru

Sekolah Lanjutan Pertama ( PGSLP ) Malang sambil mempersiapkan untuk

masuk AKABRI.22

Menjelang akhir 1969, ketika pendaftaran akabri kembali dibuka, Susilo mendaftarkan diri dari Malang. Dalam tes pertama di Malang, ia dinyatakan lulus dan berhak mengikuti tes lanjutan di Bandung dan kembali dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan yang akan dimulai pada awal 1970 di Magelang selama seminggu Susilo bersama 1.121 calon taruna menjalani perpelocoan yang bertujuan untuk mengubah pola piker dan pola tindak dari seorang sipil menjadi militer, yang serba ketat dan disiplin.

Selesai masa pelonco, Susilo resmi menjadi warga Lembah Tidardan berhak mengikuti pendidikan dasar kemiliteran bersama teman-temannya. Dalam pendidikan basis militer ini Susilo bersama teman-temannya diperkenalkan tata cara kehidupan militer. Selain itu, mereka mempelajari peraturan baris berbaris, peraturan dinas Garnisu, hingga ke tata upacara militer. Mereka juga mempelajari keterampilan dasar militer, seperti menembak, teknik dasar bertempur, dan berbagai keterampilan militer lainnya. Fisik juga dibentuk dalam kegiatan kegiatan fisik. Seperti senam balok, ataupun senam senjata.

Prestasi Susilo mulai terlihat ketika memasuki tahun kedua, dimana ia terpilih menjadi Komandan Divisi Korps Taruna (Dandivkortat) yang membawahi sekitar 3000 taruna akademi militer. Sekitar satu tahun ia menduduki jabatan ini, untuk kemudian menyerahkan jabatan kepada adik kelasnya, Sjafrie Samsoeddin. Selain itu berbagai penghargaan di bidang kepribadian, intelektual, hingga penghargaan bidang fisik. Dan dalam kurun

22

(42)

waktu empat tahun ia telah mendapatkan tujuh bintang penghargaan, sebuah prestasi yang belum pernah dimiliki taruna lainnya.

Daftar penghargaan yang diterima Susilo Bambang Yudhoyono selama masa pendidikannya di Akabri :

1. Bintang Kepribadian Kartika Tanggon Kosala (1970)

2. Bintang Intelek Kartika Ati Tanggap (1971)

3. Bintang Kepribadian Kartika Tanggon Kosala (1971)

4. Bintang Intelek Kartika Ati Tanggap (1972)

5. Bintang Kepribadian Kartika Tanggon Kosala (1972)

6. Bintang Adhi Makayasa (1973)

Setamatnya dari Akabri, Susilo terpilih mengikuti pendidikan di pusat pendidikan militer ternama Angkatan Darat Amerika Serikat bernama Rangers School dan Airbone School di Fort Benning karena pengakuan terhadapnya sebagai seorang perwira yang punya masa depan. Katika pun ia telah bertugas di Mabes TNI-AD, ia kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat dari tahun 1982-1983 untuk mengikuti kursus Infantry Officer advance cource sekaligus praktek kerja di Divisi 82 Lintas Udara Angkatan Darat AS.

B.3 Perjalanan Karir Susilo Bambang Yudhoyono B.3.1 Karir Militer

(43)

jabatan sebagai Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak. Di tanah air, tugas selanjutnya sudah menanti, yaitu bertempur di Timor Timur bersama anak buahnya yang telah terlebih dahulu berangkat ke medan tempur. Operasi Seroja, sandi operasi di Timor Timur dijalani Susilo selama 13 Bulan menghadapi pasukan Falintil. Sepulangnya bertugas dari Operasi Seroja, Susilo kembali ke Batalyon 330 dan menjadi Komandan Peleton Mortir 81 yang nantinya akan kembali

Periode 1982-1984, ia belajar di Infantry Officer Advanced Course (Fort Benning)

Amerika Serikat.

Tahun 1983, ia belajar pada On the job training in 82-nd Airbone Division

(Fort Bragg) Amerika Serikat, Jungle Warfare School (Panama, Kursus Senjata

Antitank di Belgia dan Jerman pada tahun 1984, Kursus Komando Batalyon

(1985) dan meniti karier di Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985), Dan

Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988), dan Paban Madyalat Sops Dam

IX/Udayana (1988).

Periode 1988-1989, ia Sekolah Komando Angkatan Darat dan belajar di

US Command and General Staff College pada tahun 1991. Periode (1989-1993),

ia bekerja sebagai Dosen Seskoad Korspri Pangab, Dan Brigif Linud 17 Kujang 1

Kostrad (1993-1994, Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem

072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995) serta Chief Military Observer

United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (1995-1996). Pada

23

(44)

tahun 1997, ia diangkat sebagai Kepala Angkatan Bersenjata dan Staf Urusan

Sosial dan Politik. Ia pensiun dari kemiliteran pada 1 April 2001 oleh karena

pengangkatannya sebagai menteri.

Lulusan Command and General Staff College (Fort Leavenwort) Kansas

Amerika Serikat dan Master of Art (MA) dari Management Webster University

Missouri ini juga meniti karier di Kasdam Jaya (1996), dan Pangdam II/Sriwijaya

sekaligus Ketua Bakorstanasda. Karier militernya terhenti sebagai Kepala Staf

Teritorial (Kaster ABRI) dengan pangkat Jenderal.

B.3.2 Karier politik

Tampil sebagai juru bicara Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR

1998 yang dilaksanakan pada 9 Maret 1998 dan Ketua Fraksi ABRI MPR dalam

Sidang Istimewa MPR 1998. Pada 29 Oktober 1999, ia diangkat sebagai Menteri

Pertambangan dan Energi di pemerintahan pimpinan Presiden Abdurrahman

Wahid.24 Setahun kemudian, tepatnya 26 Oktober 1999, ia dilantik sebagai Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) sebagai

konsekuensi penyusunan kembali kabinet Abdurrahman Wahid.

Dengan keluarnya Maklumat Presiden pada 28 Mei 2001 Menko

Polsoskam ditugaskan untuk mengambil langkah-langkah khusus mengatasi

krisis, menegakkan ketertiban, keamanan, dan hukum secepat-cepatnya lantaran

situasi politik darurat yang dihadapi pimpinan pemerintahan. Saat itu, Menko

Polsoskam sebagai pemegang mandat menerjemahkan situasi politik darurat tidak

sama dengan keadaan darurat sebagaimana yang ada dalam Undang-undang

Nomor 23 tahun 1959.

Belum genap satu tahun menjabat Menko Polsoskam atau lima hari setelah

memegang mandat, ia didesak mundur pada 1 Juni 2001 oleh pemberi mandat

karena ketegangan politik antara Presiden Abdurrahman Wahid dan DPR. Jabatan

24

(45)

pengganti sebagai Menteri Dalam Negeri atau Menteri Perhubungan yang

ditawarkan presiden tidak pernah diterimanya.25

Kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri

melantiknya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko

Polkam) pada 10 Agustus 2001. Merasa tidak dipercaya lagi oleh presiden,26 jabatan Menko Polkam ditinggalkannya pada 11 Maret 2004. Berdirinya Partai

Demokrat pada 9 September 2002 menguatkan namanya untuk mencapai kerier

politik puncak. Ketika Partai Demokrat dideklarasikan pada 17 Oktober 2002,

namanya dicalonkan menjadi presiden dalam pemilu presiden 2004.27

Setelah mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam dan sejalan dengan

masa kampanye pemilu legislatif 2004, ia secara resmi berada dalam koridor

Partai Demokrat. Keberadaannya dalam Partai Demokrat menuai sukses dalam

pemilu legislatif dengan meraih 7,45 persen suara. Pada 10 Mei 2004, tiga partai

politik yaitu Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai

Bulan Bintang secara resmi mencalonkannya sebagai presiden dan berpasangan

dengan kandidat wakil presiden Jusuf Kalla.

Sebagai seorang pemimpin Negara, Susilo Bambang Yudhoyono

mengedepankan kepentingan nasional diatas segalanya. Bahkan Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono mengingatkan ke beragam pihak untuk mau terlibat aktif

dalam pembangunan nasional dan menekankan pentingnya persatuan dan

kesatuan untuk membangun Indonesia yang bermartabat.

Hal ini terlihat jelas pada awal kepemimpinannya. dalam pidato

kenegaraan saat pelantikan presiden tahun 2004, Susilo Bambang Yudhoyono

menyatakan:

Kini saatnya bagi kita untuk melangkah bersama, menjemput masa depan. Masa bersaing telah kita lalui, kini masanya untuk bersatu. Masa berucap

25

Munawar Fuad Noeh, SBY dan Islam, Depok: eLSAKU, 2004, h. 16 26

Op. Cit, h. 81 27

(46)

dan berjanji pun telah kita lalui, kini masanya untuk bertindak dan bekerja. Kini saatnya bagi kita untuk bersatu dan berkreasi, dan dalam karya bersama. Kini sudah saatnya kita memusatkan tekad, semangat, pikiran, dan perhatian untuk mengatasi berbagai tantangan dan persoalan yang kita hadapi, tantangan dan persoalan yang dihadapi rakyat, bangsa, dan negara kita. Kita harus mengatasinya secara bersamap-sama. Karena memang pemerintah yang saya pimpin tidak mungkin bisa mengatasi tantangan dan persoalan bangsa ini, tanpa dukungan dan partisipasi rakyat, serta seluruh komponen bangsa.

Setelah masa jabatannya selesai pada 2009, Susilo Bambang Yudhoyono

kembali mencalonkan diri sebagai presiden Republik Indonesia untuk masa

jabatan 2009-2014. Susilo Bambang Yudhoyono berpasangan dengan Boediono

seorang ekonom terkenal di Indonesia yang pernah juga menajabat sebagai

Gubernur Bank Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri

Keuangan, Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala

Bappenas, dan Direktur Bank Indonesia (sekarang setara Deputi Gubernur). Saat

ini ia juga mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada sebagai Guru

Besar. Dan akhirnya pasangan ini berhasil memenangkan pemilihan presiden dan

wakil presiden untuk 2009-2014.

B.3.3 Kehidupan Pribadi

Susilo Bambang Yudhoyono menikah dengan Kristiani Herrawati yang

merupakan anak perempuan ketiga Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo (alm),

komandan RPKAD (kini Kopassus yang turut membantu menumpas Partai

Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965. Dari pernikahannya dengan Kristiani

Herawati, Susilo Bambang Yudhoyono memiliki dua putra. Putra pertama

bernama Agus Harimurti Yudhoyono yang mengikuti Jejak Susilo Bambang

Yudhoyono sebagai anggota TNI AD, dan Edhie Baskoro Yudhoyono yang saat

ini terjun ke dunia politik dengan menjabat sebagai Sekjen Partai Demokrat dan

(47)

Berikut Ringkasan karir Susilo Bambang Yudhoyono:28  Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)  Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)  Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)

 Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)  Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)

 Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)

 Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)  Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)  Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)  Dosen Seskoad (1989-1992)

 Korspri Pangab (1993)

 Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)  Asops Kodam Jaya (1994-1995)

 Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)

 Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia -Herzegovina (sejak awal November 1995)

 Kasdam Jaya (1996-hanya lima Bulan)

 Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda  Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)  Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)  Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)

 Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid)  Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri)

mengundurkan diri 11 Maret 2004

 Presiden Republik Indonesia (2004-2009)  Presiden Republik Indonesia (2009-Sekarang)

28

(48)

Daftar penghargaan yang diperoleh oleh Susilo Bambang Yudhoyono:29

 Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, lan Intelek), 1973

 Adhi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)

 Satya Lencana Seroja, 1976

 Honor Graduate IOAC, USA, 1983

 Satya Lencana Dwija Sista, 1985

 Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989

 Dosen Terbaik Seskoad, 1989

 Satya Lencana Santi Dharma, 1996

 Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996

 Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996

 Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998

 Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998

 Wing Penerbang TNI-AU, 1998

 Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998

 Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999

 Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999

 Bintang Dharma, 1999

 Bintang Maha Putera Utama, 1999

 Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003

 Bintang Asia (Star of Asia ), 2005, oleh BusinessWeek

 Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama, 2006, oleh Sultan Brunei

 Doktor Honoris Causa, 2006, oleh Universitas Keio

 Darjah Utama Seri Mahkota, 2008, oleh Yang DiPertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin

29

Gambar

Tabel 2.1: Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sukaraja
Tabel 2.5: Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukaraja
Tabel 2.6: Lembaga Pendidikan
Tabel 2.7: Hasil Perolehan Suara Pemilihan Presiden 2009 di Desa Sukaraja
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Pada komponen struktur tekan dengan lilitan spiral, maka panjang lewatan yang berada dalam lingkupan tulangan spiral diijinkan untuk dikalikan dengan 0,75, namun tidak boleh

Meskipun demikian, suatu tender untuk proyek berdasarkan inisiasi swasta (Unsolicited), pemrakarsa proyek dapat menerima poin tambahan pada saat evaluasi tender, hak untuk

Khusus: Mahasiswa mampu menyimpulkan data terhadap rata-rata suatu populasi dengan dua variabel acak setelah diberikan penjelasan tentang pemilihan ukuran sampel untuk

Ditujukan kepada upaya perluasan daya tampung satuan Pendidikan Islam dengan mengacu kepada skala prioritas nasional dengan memberikan kesempatan yang sama bagi

STATISTICS The science of collecting, organizing, presenting, analyzing , and interpreting data to assist in making more effective

JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA.. Nama

FREQUENCY TABLE A grouping of qualitative data into mutually exclusive classes showing the number of.. observations in

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kepatuhan perpajakan antara responden yang sudah menikah dengan yang belum menikah.. Variabel independen