• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR: studi kuasi eksperimen terhadap siswa kelas X lintas minat JP-7.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR: studi kuasi eksperimen terhadap siswa kelas X lintas minat JP-7."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X Lintas Minat JP-7)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

oleh

Wulan Nurhayati NIM 1104430

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X Lintas Minat JP-7)

Oleh:

Wulan Nurhayati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

© Wulan Nurhayati 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1104430

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

(Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X Lintas Minat JP-7)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Linna Meilia Rasiban, SPd., M.Pd.

NIP. 198005072008012010

Pembimbing II

Dra. Hj. Melia Dewi J, M.Hum., M.Pd. NIP. 196105061987032001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

(4)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

(Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X Lintas Minat JP-7)

Wulan Nurhayati

1104430

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi hasil studi pendahuluan yang menyatakan kesulitan siswa dalam mempelajari bahasa Jepang. Kesulitan itu diantaranya adalah pembelajaran huruf hiragana dan katakana, tata bahasa, dan berbicara. Fokus pada penelitian ini adalah penerapan teknik reading aloud terhadap kemampuan berbicara. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kemampuan berbicara siswa sebelum diterapkan teknik reading

aloud, (2) mengetahui kemampuan berbicara siswa setelah diterapkan teknik reading aloud, dan (3) respon siswa terhadap penerapan teknik reading aloud. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain one group

pretest-posttest. Sampel penelitian ini adalah kelas X Lintas Minat JP-7 SMA Negeri 16

Bandung sebanyak 28 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes berupa tes lisan dan non-tes berupa angket. Hasil analisis data, menunjukkan nilai mean pretest siswa adalah 44 dan nilai mean posttest adalah 56. Kemudian diperoleh nilai thitung dari hasil pretest dan posttest sebesar 11,3 dan nilai ttabel untuk signifikansi 5% adalah 2,05 dengan db 27. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai yang sangat signifikan antara pretest dan posttest. Artinya, penerapan teknik reading aloud ini cukup membantu dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Sementara itu hasil analisis angket menunjukkan sebanyak 85,72% responden mendukung diterapkannya teknik Reading

Aloud ini dalam pembelajaran bahasa Jepang.

(5)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE USE OF READING ALOUD TECHNIQUE TO IMPROVE SPEAKING ABILITY OF BASIC LEVEL STUDENTS

(Quasi-Experimental Study to X Grader Students of Lintas Minat JP-7)

Wulan Nurhayati

1104430

ABSTRACT

This research is based on a preliminary study that finds out student difficulties in learning Japanese. The difficulties include learning hiragana and katakana, grammar, and speaking. The focus of this research is the use of reading aloud techniques in improving student speaking ability. This research aims (1) to know the students' speaking ability before implementing reading aloud techniques, (2) to know the students' speaking ability after using reading aloud techniques, and (3) to know students' response about the implementation of reading aloud technique. The method used in this study is a quasi-experimental with one group pretest-posttest design. Meanwhile, the sample is 28 students of X Grader Lintas Minat JP-7 SMA Negeri 16 Bandung. The research instrument is a speaking test and questionnaires. The results of data analysis show that the students’ pre-test mean is 44 and the post-test mean is 56. In addition, from the result of pre-test and post-test, t-count 11.3 is obtained and t-tabel value for the 5% significance is 2.05 with 27 db. It can be concluded that there is a very significant value between pre-test and post-test. It means that the use of reading aloud techniques have helped enough in improving their speaking ability. And the results of questionnaire analysis show that 85.72% of respondents support the use of the reading aloud technique in learning Japanese.

(6)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

(7)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Teknik Reading Aloud ... 7

2.2 Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa ... 11

2.3 Penilaian Kemampuan Berbicara ... 16

2.4 Teknik Reading Aloud dalam Pembelajaran Bahasa Jepang ... 19

2.5 Penelitian Terdahulu ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Metode dan Desain Penelitian ... 23

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

3.3 Instrumen Penelitian ... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

(8)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Laporan Kegiatan Penelitian ... 35

4.2 Analisis Data ... 43

4.3 Pembahasan ... 52

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ... 59

5.1 Simpulan ... 59

5.2 Implikasi ... 59

5.3 Saran ... 60

(9)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu yang penting dalam mempelajari bahasa asing adalah penguasaan kosakata. Karena kualitas berbahasa seseorang jelas bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang kita miliki maka semakin besar pula kemungkinan kita terampil berbahasa. (Tarigan, 1985, hlm. 2). Menurut pendapat penulis, di samping penguasaan kosakata, tata bahasa atau gramatika adalah salah satu yang penting dalam mempelajari bahasa asing. Karena sekaya apapun kosakata yang dimiliki seseorang, akan percuma bila tidak

tahu cara menggunakannya. Begitupun cara menggunakannya dibutuhkan suatu keterampilan.

Keterampilan berbahasa itu sendiri memiliki empat komponen, yaitu: (1) keterampilan menyimak (listening skills), (2) keterampilan berbicara (speaking skills), (3) keterampilan membaca (reading skills), dan (4) keterampilan menulis

(writing skills). (Nida, 1957, hlm. 19, Harris, 1977, hlm. 9 dalam Tarigan, 2013, hlm. 1)

Untuk menguasai keempat keterampilan berbahasa tersebut dalam bahasa Jepang sebagai bahasa asing atau bahasa kedua tentunya tidak semudah mempelajari bahasa ibu sendiri atau bahasa Indonesia yang digunakan sehari-hari. Gaya belajar dan penggunaan media atau metode yang kurang tepat juga bisa menjadi penyebab timbulnya kesulitan belajar bahasa Jepang.

(10)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru masih kurang, termasuk masih kurangnya informasi mengenai budaya Jepang.

Sejalan dengan permasalahan tersebut, dalam studi pendahuluan yang penulis laksanakan pada tanggal 10 Maret 2015 di kelas X Lintas Minat JP-7 SMA Negeri 16 Bandung, ada berbagai macam kesulitan yang dialami para pembelajar. Diantaranya, kesulitan menulis dan menghapal hiragana dan katakana, menghapal kosakata, memahami pola kalimat, dan permasalahan lainnya. Berdasarkan hasil angket dan pengamatan, kesulitan tersebut timbul karena metode maupun media yang digunakan tidak mendukung pembelajaran serta kurangnya latihan dalam mempraktekkan bahasa Jepang. Padahal dilihat dari minat siswa, 85 persen pembelajar di kelas tersebut menyatakan ketertarikannya

terhadap bahasa Jepang.

Linguis berkata bahwa “speaking is language”. Penguasaan kosa kata

maupun tata bahasa tidak cukup untuk dapat terampil berbahasa. Tetapi prakteklah yang akan membuatnya sempurna. Berdasarkan hal tersebut, penulis berpendapat bahwa praktek merupakan aspek penting yang dapat mendukung keterampilan berbahasa seseorang. Dalam hal ini, kemampuan berbicaralah yang akan menjadi fokus penelitian penulis.

Greene dan Petty (dalam Tarigan, 2013, hlm. 3-4) mengemukakan bahwa berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berbicara sudah barang tentu berhubungan erat dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh sang anak melalui kegiatan menyimak dan membaca. Perlu kita sadari juga bahwa keterampilan-keterampilan yang diperlukan bagi kegiatan berbicara yang efektif banyak persamaannya dengan yang dibutuhkan bagi komunikasi efektif, dalam keterampilan-keterampilan berbahasa yang lainnya itu.

(11)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebelumnya dalam dua penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hutama Rachmat Ramdhani (2014) dan Himmatul Mahmudiyyah (2009), reading aloud dinyatakan berhasil dalam membantu proses pembelajaran siswa. Dalam

penelitian pertama yang berjudul “Efektivitas Metode Reading Aloud dalam

Meningkatkan Kemampuan Membaca Hiragana (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas X SMAN 22 Bandung)” berdasarkan perhitungan statistik dengan membandingkan nilai t tabel, diperoleh nilai yang signifikan. Dengan kata

lain metode reading aloud ini berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.

Selanjutnya, pada penelitian kedua yang ditulis oleh Himmatul Mahmudiyah (2009) dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Belajar dengan Reading Aloud (Bersuara Keras) Terhadap Pemerolehan Kemampuan Berbicara

Bahasa Arab Santriwati di Pondok Pesantren Darussalam Gontor Putri 1

Sambirejo Mantingan Ngawi” berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh

ternyata belajar dengan reading aloud sangat berpengaruh sekali terhadap pemerolehan kemampuan berbicara bahasa Arab santriwati di Pondok Pesantren Darussalam Gontor Putri 1.

Oleh karena itu, penulis akan mencoba menerapkan teknik reading aloud dalam pembelajaran berbicara bahasa Jepang. Teknik reading aloud yang dalam penelitian terdahulu juga digunakan dalam pembelajaran bahasa asing merupakan teknik yang dapat membantu meningkatkan kemampuan berbicara siswa tingkat dasar karena di dalamnya terdapat langkah-langkah pembelajaran yang mendukung. Siswa diajak untuk menyimak, membaca, dan berbicara. Dengan demikian teknik reading aloud ini memenuhi tiga dari keempat komponen keterampilan berbahasa.

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, penulis akan mencoba melakukan penelitian kuasi eksperimen dengan judul sebagai berikut: PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR (Studi Kuasi

(12)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1) Bagaimanakah kemampuan berbicara bahasa Jepang siswa kelas X Lintas Minat JP-7 sebelum dilakukan eksperimen?

2) Adakah peningkatan kemampuan berbicara bahasa Jepang siswa kelas X Lintas Minat JP-7 setelah dilakukan eksperimen?

3) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan teknik reading aloud?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1) Mengetahui sejauh mana kemampuan berbicara bahasa Jepang siswa kelas X Lintas Minat JP-7 sebelum dilakukan eksperimen.

2) Mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan berbicara bahasa Jepang pada siswa kelas X Lintas Minat JP-7 setelah dilakukan eksperimen.

3) Mengetahui respon siswa terhadap penerapan teknik reading aloud.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

(13)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penggunaan Teknik Reading Aloud untuk selanjutnya dapat digunakan dalam pembelajaran

bahasa Jepang.

2) Bagi Pengajar

Memberikan informasi tambahan mengenai teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang agar suasana pembelajaran tidak monoton dan membosankan.

3) Bagi Pembelajar

Meningkatkan motivasi belajar dengan memberikan pengetahuan tentang cara belajar yang menyenangkan.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini terdapat 5 bab. Bab I adalah pendahuluan yang di dalamnya akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Selanjutnya pada bab II berisi kajian pustaka. Pada bab ini akan diuraikan tinjauan tentang peningkatan kemampuan siswa melalui penerapan teknik reading aloud, berupa pengertian secara umum serta tinjauan terdahulu dan teori-teori yang melandasi penelitian ini.

(14)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(15)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan. (Sutedi, 2011, hlm. 53)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain One Group Pretest-Postest Design (Desain Satu Kelompok Prates-Postes).

Adapun penelitian desain One Group Pretest-Postest ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

O1 : Pre-test

X : Perlakuan (treatmen)

O2 : Post-test

(Darmawan, 2013, hlm. 241)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan juga benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek

(16)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Lintas Minat Bahasa Jepang SMA Negeri 16 Bandung tahun ajaran 2014-2015. Berikut adalah tabel jumlah populasi dalam penelitian ini.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah

1. X Lintas Minat JP-1 32 2. X Lintas Minat JP-2 38

3. X Lintas Minat JP-3 35

4. X Lintas Minat JP-4 27

5. X Lintas Minat JP-5 30

6. X Lintas Minat JP-6 26 7. X Lintas Minat JP-7 28

∑ 216

(Sumber: TU SMAN 16 Bandung)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. (Sugiyono, 2010, hlm. 117). Karena anggota populasi merupakan populasi homogen maka pada penelitian ini penulis menggunakan teknik simple random sampling. Teknik ini dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Sugiyono, 2010, hlm. 82).

(17)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.

Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa dari kelas X Lintas Minat JP-7 yang berjumlah 28 siswa.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau

menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Data penelitian adalah sejumlah informasi penting yang diperlukan untuk menjawab

masalah penelitian melalui prosedur pengolahannya. (Sutedi, 2011, hlm. 155). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang berupa tes lisan, dan non-tes berupa angket.

3.3.1 Tes

Dalam penelitian ini, baik pretest maupun posttest menggunakan instrumen yang sama, yaitu dilakukan dengan jenis tes lisan.

3.3.1.1 Penilaian Kemampuan Berbicara

Menurut Brooks (dalam Tarigan, 2013, hlm. 28), dalam mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang, pada prinsipnya kita harus memperhatikan lima faktor, yaitu sebagai berikut:

1) Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan tepat?

2) Apakah pola-pola intonasi, naik dan turunnya suara, serta tekanan suku kata, memuaskan?

(18)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang tepat?

5) Sejauh manakah “kewajaran” atau “kelancaran” ataupun “ke

-native-speaker-an” yang tercermin bila seseorang berbicara?

Sementara itu John W Oller (1979, hlm. 320-321) dalam skripsi yang ditulis oleh Olo Tahe Sinaga (2014), mengategorikan penilaian kompetensi bahasa lisan merujuk pada skala FSI (The Foreign Service Institute). Berikut adalah deskripsi beserta kriteria penilaian kompetensi berbahasa lisan berdasarkan FSI:

1) Mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari serta keperluan sopan-santun sekadarnya: bertanya dan menjawab pertanyaan tentang hal-hal sederhana yang diketahui dengan kemampuan berbahasanya yang

terbatas.

2) Mampu memenuhi kebutuhan sosial dan pekerjaan sehari-hari:

berkomunikasi secara mantap meskipun dengan kesulitan, dalam kegiatan sosial sehari-hari, seperti memperkenalkan diri, berbicara tentang kejadian aktual, pekerjaan, keluarga, dan sebagainya.

3) Mampu menggunakan bahasa dengan tatabahasa dan kosakata yang lumayan untuk mengambil bagian secara efektif dalam pembicaraan formal maupun informal tentang hal-hal yang praktis, dan berhubungan dengan masalah sosial atau profesional: mendiskusikan hal-hal khusus dengan mudah atas dasar pemahaman mengenai hal yang dibicarakan, dengan perbendaharaan kata dan tatabahasa yang cukup, kesalahan-kesalahan kecil yang tidak sampai mengganggu pemahaman, meskipun dengan logat yang terdengar asing.

4) Mampu menggunakan bahasa sesuai dengan kebutuhan dalam bidang pekerjaannya, secara tepat dan lancar: memahami dan berpartisipasi dalam berbagai pembicaraan dalam bidangnya dengan lancar dan pilihan kata yang tepat; meskipun tidak sampai seperti penutur asli, namun mampu memberi tanggapan bahkan dalam hal dan keadaan yang asing, dan dengan kesalahan lafal dan tatabahasa tidak banyak.

(19)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aspeknya, baik pemilihan kata, ungkapan, maupun nuansa kulturalnya, sehingga sepenuhnya dapat diterima oleh penutur asli.

Keterampilan berbicara yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kegiatan yang bertujuan untuk berkomunikasi dengan kawan bicara secara logis dan wajar dengan menggunakan pelafalan yang tepat, bertata bahasa yang benar, penggunaan kosakata yang tepat, kelancaran pengucapan yang baik, dan terdapat pemahaman antarkawan bicara.

Data yang diambil dari hasil pretest dan posttest diolah berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut:

Pemberian skor untuk masing-masing komponen dilakukan dengan cara memberi nilai pada lembar penilaian sesuai aspek kemampuan yang dinilai, yaitu

sebagai berikut:

1) Tata bahasa,

2) Intonasi,

3) Kelancaran, dan 4) Sikap

Jenis penilaian pada penelitian ini menggunakan penilaian berskala. Dengan jenis skala likert. Setyadi (2006) mengungkapkan bahwa skala jenis ini memberikan pilihan dengan rentangan yang berlawanan arah, misalnya dari sangat setuju hingga tidak setuju atau sangat sering hingga tidak pernah.

Adapun pada penelitian ini rentangan yang digunakan adalah dari sangat baik hingga sangat kurang dengan arti skala secara umum, adalah sebagai berikut:

Skala Penilaian:

5 : Baik Sekali

4: Baik

3 : Cukup

2 : Kurang

(20)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mempermudah proses evaluasi, dapat dilihat dalam deskripsi dan penjabaran lebih lengkap mengenai skala penilaian aspek keterampilan berbicara berikut ini:

1) Tata Bahasa

5 : Penggunaan struktur kalimat sudah tepat, tidak ditemui penyimpangan dari kaidah bahasa.

4 : Pada umumnya struktur bahasa sudah tepat, tidak ditemui penyimpangan yang berarti dan dapat merusak bahasa

3 : Terdapat beberapa kesalahan atau penyimpangan tetapi tidak merusak bahasa.

2 : Terdapat cukup banyak kesalahan bahasa

1 : Banyak sekali penyimpangan dalam menggunakan tata bahasa

2) Intonasi

5 : Pelafalan bunyi bahasa jelas, tidak ada pengaruh bahasa ibu si penutur serta intonasi tepat dan sempurna.

4 : Tidak ada kesalahan atau penyimpangan yang berarti dalam pelafalan dan intonasi penutur mendekati sempurna.

3 : Terdapat sedikit kesalahan pelafalan dan intonasi, namun secara kebahasaan masih dapat dipahami.

2 : Kesalahan pelafalan dan intonasi cukup sering dan terasa mengganggu.

1 : Terdapat banyak kesalahan dalam pelafalan dan intonasi bahasa lisan.

3) Kelancaran

5 : Pembicaraannya sangat lancar, baik dari segi penguasaan isi maupun bahasa

(21)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 : Pembicaran tidak terlalu lancar, sering berhenti

2 : Pembicaraan kurang lancar

1 : Pembicaraan sangat tidak benar, banyak diam dan gugup.

3.3.2 Non-Tes

Data penelitian kependidikan selain dapat diperoleh dengan menggunakan teknik tes, bisa juga dengan menggunakan teknik non-tes. Teknik non-tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data penelitian yang diberikan kepada responden. Dilihat dari informasi yang diperoleh dari responden, angket dapat digolongkan menjadi angket langsung dan angket tidak langsung. (Sutedi, 2011, hlm. 164). Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

angket langsung. Angket langsung yaitu angket yang berisi beberapa item pertanyaan yang menggali informasi yang berhubungan dengan diri responden.

Adapun kisi-kisi angket yang menjadi pedoman pembuatan angket adalah sebagai berikut:

Tabel. 3.2

Kisi-kisi Angket

Indikator No. Soal Jumlah

Soal

Senang terhadap pelajaran bahasa Jepang 1 1 Kesulitan yang dialami dalam mempelajari bahasa

Jepang 2, 3 2

Teknik yang digunakan dalam pembelajaran bahasa

Jepang sehari-hari 4, 5 2

Respon mengenai teknik reading aloud (rasa

senang, pengaruh, kecocokan) 6–10 5

(22)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan hanya data yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Untuk itu prosedur pengumpulan data harus dilakukan dengan benar karena hanya dengan prosedur yang benar dapat dikumpulkan data yang dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat untuk menjawab masalah penelitian.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2006, hlm. 13). Data ini diambil dari hasil tes evaluasi (pretest dan posttest) yang dianalisis melalui perhitungan statistik.

Tabel 3.3

Teknik Pengumpulan Data

Jenis Data Sumber Data Instrumen

Kemampuan berbicara siswa sebelum melaksanakan pembelajaran dengan teknik

reading aloud

Kelas eksperimen Tes Lisan (pretest)

Kemampuan siswa setelah

melaksanakan pembelajaran dengan teknik reading aloud

Kelas eksperimen Tes Lisan (posttest)

Respon siswa mengenai kegiatan belajar mengajar menggunakan teknik reading

aloud

Kelas eksperimen Angket

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Analisis Hasil Pre-test dan Post-test

(23)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pretest, dan observasi sesudah

eksperimen (O2) disebut posttest.

Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2 – O1 diasumsikan merupakan efek dari

treatmen atau eksperimen.

Langkah-langkah untuk menganalisis hasil test adalah sebagai berikut: 1) Membuat tabel persiapan untuk menilai thitung:

Tabel 3.4

Tabel Persiapan thitung

N X Y

1 2 3 4 5 ∑ M

Keterangan:

N : No urut sampel

X : Nilai pretest

Y : Nilai posttest

: Nilai Gain (Y- X)

: Nilai kuadrat deviasi

∑ : Jumlah

M : Nilai rata-rata

2) Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus sebagai berikut:

dan

(24)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

M : Mean hasil pretest

M : Mean hasil posttest

: Jumlah nilai pretest : Jumlah nilai posttest

N : Jumlah Sampel

3) Mencari gain (d) antara pretest dan posttest:

4) Mencari mean gain (d) antara pretest dan posttest.

Keterangan:

Md : Mean gain (d) atau selisih antara pretest dan posttest ∑d : Jumlah gain

N : Jumlah sampel

5) Menghitung nilai kuadrat deviasi:

Keterangan: ∑x2

d : Jumlah kuadrat deviasi ∑d2

: Jumlah gain setelah dikuadratkan ∑d : Jumlah gain

N : Jumlah sampel 6) Mencari nilai t hitung:

t = Md xN N − 1d

d = Posttest Pretest

Md = �

x d = d d2

(25)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

Md : Mean dari deviasi (d) atara post-test dan pre-test

xd : Perbedaan deviasi dengan mean deviasi

N : Banyaknya subjek

Df : atau db adalah N – 1

7) Mencari nilai derajat kebebasan:

Keterangan:

db : Derajat kebebasan

N : Jumlah sampel

8) Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel:

Jika t tabel > dari t hitung maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan

dari dua data yang bersangkutan.

Jika t tabel < dari t hitung maka terdapat perbedaan yang signifikan dari dua

data yang bersangkutan.

(Arikunto, 2006: 85)

3.6 Analisis Respon Siswa

Teknik untuk mengolah respon siswa adalah sebagai berikut:

1) Menjumlahkan setiap jawaban angket 2) Menyusun frekuensi jawaban

3) Membuat tabel frekuensi

(26)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu P =

Keterangan:

P : Prosentase frekuensi dari setiap jawaban responden F : Frekuensi dari setiap jawaban responden

N : Jumlah responden

5) Menafsirkan hasil angket dengan berpedoman pada data sebagai berikut:

Tabel 3.5

Klasifikasi Angket

Presentase Keterangan

0 % Tidak ada yang menjawab

1-25 % Sebagian kecil menjawab

26-49 % Hampir setengahnya menjawab

50 % Setengahnya menjawab

51 – 75 % Lebih dari setengahnya menjawab 76 – 99% Hampir semuanya menjawab

100 % Semuanya menjawab

(27)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap peningkatan kemampuan berbicara siswa tingkat dasar dengan penerapan teknik reading aloud ini, melalui perhitungan statistik dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel,

memperoleh hasil yang signifikan. Nilai yang diperoleh dalam pretest menunjukkan kemampuan siswa yang rendah dalam berbicara bahasa Jepang karena masih jauh dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal. Sementara itu hasil posttest menunjukkan adanya peningkatan meskipun tidak terlalu tinggi.

Selanjutnya melalui hasil angket secara keseluruhan menunjukkan bahwa teknik reading aloud ini disukai siswa dan telah cukup membantu dalam

pembelajaran bahasa Jepang khususnya kemampuan berbicara siswa tingkat dasar kelas X Lintas Minat SMAN 16 Bandung.

5.2 Implikasi

Sebagai suatu penelitian yang telah dilakukan di lingkungan pendidikan, maka kesimpulan yang ditarik tentunya mempunyai implikasi dalam bidang pendidikan dan juga untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka implikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan teknik reading aloud ini menunjukkan bahwa implikasi dari hasil penelitian ini memberikan informasi bagi guru untuk menerapkan serta memanfaatkan teknik reading aloud ini dalam pembelajaran bahasa Jepang. Selain itu, kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran sangat diperlukan. Tidak hanya guru saja yang berperan, siswa juga harus banyak dilibatkan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran. Pembelajaran bahasa Jepang selama ini terlalu monoton sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik.

(28)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

sudah tidak dilakukan penelitian lagi, siswa pasti berharap adanya follow up atau tindak lanjut terhadap penelitian ini. Dalam hal ini guru lah yang berperan untuk memberikan tindak lanjut.

5.2 Rekomendasi

Dalam sebuah penelitian, tentunya terdapat kelebihan dan kekurangan dari berbagai aspek. Penelitian berjudul “Penerapan Teknik Reading Aloud dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Tingkat Dasar (Studi Kuasi

Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X Lintas Minat JP-7)” ini pun memiliki kekurangan dan kelebihan.

Kelebihan dalam penelitian ini adalah penggunaan teknik reading aloud

dalam meningkatkan kemampuan berbicara. Teknik reading aloud yang berarti membaca nyaring, sesuai artinya tentu lebih banyak digunakan dalam

pembelajaran membaca. Tetapi, dalam penelitian ini diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Meskipun bukan sebuah penelitian baru, tetapi sama seperti hasil yang diperoleh dalam penelitian terdahulu, teknik reading aloud yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang ini dapat dinyatakan

telah cukup membantu dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa tingkat dasar.

Terlepas dari keberhasilan yang diperoleh, penelitian ini juga memiliki kekurangan. Pertama, waktu penelitian yang kurang. Meskipun tidak berpengaruh terlalu banyak dalam penelitian, tetapi penelitian ini juga terkesan terlalu buru-buru karena dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan dalam waktu satu minggu.

(29)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Ataupun bila akan digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang yang lain. Misalnya dalam pembelajaran hiragana katakana, maupun tata bahasa. Teknik reading aloud ini juga tidak hanya dapat digunakan di jenjang SMA, tetapi dapat diterapkan juga pada jenjang yang lebih rendah maupun lebih tinggi. Tentunya dengan penyesuaian agar tujuan pembelajaran dan penelitian dapat tercapai dengan baik.

(30)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angesti, Arum. (2011). Nihongo no Kaiwa, Belajar Percakapan Bahasa Jepang Untuk Pemula. Yogyakarta: Penerbit Cahaya Atma.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: PT. Rineka Cipta

Cahyani, Isah dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia Di SD. Bandung: UPI PRESS

Danasasmita, Wawan. (_______). “Guru Bahasa Jepang di Indonesia: Peluang dan Tantangan”. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Guntur Tarigan, Henry. (2013). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Guntur Tarigan, Henry. (2013). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Kurniawan, Dedi. (2013). Pengertian dan Definisi Metode, Penelitian, dan Metode Penelitian. [Online]. Diakses dari https://dedikurniawanstmikpring

sewu.wordpress.com/2013/07/24/pengertian-dan-definisi-metode-penelitian-dan-metode-penelitian/.

Latifah, Euis. (2014). Pendekatan Whole Language. [Online] Diakses dari

http://euislatifah.blogspot.com/2014/06/pendekatan-whole-language-dalam.html

Mahmudiyah, Himmatul. (2009). “Pengaruh Belajar dengan Reading Aloud (Bersuara Keras) terhadap Pemerolehan Kemampuan Berbicara Bahasa Arab

Santri di Pondok Pesantren Darussalam Gontor Putri 1 Samberijo Mantingan Ngawi”. (Skripsi). Universitas Islam Negeri, Malang.

(31)

Wulan Nurhayati, 2015

PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terhadap siswa Kelas X SMAN 22 Bandung)”. (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sudjana, Nana & Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjianto & Dahidi, Ahmad. (2012). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc Publishing.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Supardi. (2010). Membaca Nyaring. [Online]. Diakses dari

http://supardi-uncen.blogspot.com/2010/01/bab-5-membaca-nyaring.html

Sutedi, Dedi. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung:

Humaniora Utama Press.

Trelease, Jim. (2008). Read Aloud Handbook Mencerdaskan Anak Dengan Membacakan Cerita Sejak Dini. Jakarta: Hikmah PT Mizan Publika.

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel. 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Latar Belakang: Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan selama 3 siklus terlihat adanya peningkatan hasil

Turn over parkir mobil pada hari Senin, Rabu dan Sabtu masing-masing sebesar 1,98, 3 dan 3,1 kendaraan dengan rata-rata turn over parkir sebesar 3,1 kendaraan.

informasi tentang jenis dan berbagai motif batik store nusantara, dapat melakukan pemesanan batik secara online dengan mendaftarkan data diri pelanggan dan mengisi form

Aksi diselenggarakan kelompok afi nitas akan menjadi tujuan akhirnya, namun tindakan kolektif infoshop hanya salah satu dari berbagai tugas yang dibutuhkan untuk mempertahankan

 Pada siklus I, menghasilkan rata-rata skor 2,64 dari skor maksimal 4,00 dengan presentase siswa 46% yang skornya sudah melampaui. skor

Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin yang khusus disediakan dan atau diberikan