• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Pakan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Pakan (1)"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENUNTUN

TEKNOLOGI

PAKAN (1)

PRAKTIKUM

PENGOLAHAN

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FEBRUARI, 2017

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkah rahmad dan

hidayah-Nya penulis telah dapat menyelesaikan buku Penuntun Praktikum Teknologi

Pengolahan Pakan sebagai penuntun dalam pelaksanaan praktikum pada Program

Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Buku ini dibuat sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dalam

pelaksanaan praktikum teknologi pengolahan pakan sehingga mahasiswa dapat

memahami bagaimana aplikasi dari materi-materi yang disajikan di bangku

perkuliahan. Beberapa materi baru disajikan dengan harapan dapat memperkaya

wawasan pengetahuan praktis tentang Teknologi Pengolahan Pakan tepat guna

khususnya dibidang peternakan. Selain membaca buku ini, mahasiswa diharapkan

mencari buku-buku penunjang lain yang berkaitan dengan materi yang di

praktikumkan sebagai sumber literatur.

Edisi buku praktikum tahun ini dibuat dengan berbagai pengayaan dan

penyempurnaan materi sesuai tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga

ilmu yang diperoleh mahasiswa lebih dinamis. Namun demikian dalam penyajian

buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif

demi penyempurnaan buku ini sangat diharapkan.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga buku ini bermanfaat

bagi semua fihak yang membutuhkan khususnya mahasiswa yang akan melakukan

praktikum.

Medan, Februari 2018

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

TATA TERTIB PRAKTIKUM

Latihan 1. Fermentasi Pakan

Latihan 2. Silase Tunggal (Hijauan Awetan Segar)

Latihan 3. Silase Komplit (Hijauan Awetan Segar)

Latihan 4. Hay (Hijauan Awetan Kering)

Latihan 5. Pakan Amoniasi

DAFTAR PUSTAKA

(5)

1 Praktikan wajib mengenakan jas laboratorium.

2 Praktikan wajib hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai.

3 Praktikan harus mengikuti semua rangkaian kegiatan praktikum.

4 Praktikan wajib membawa buku penuntun praktikum dan penunjang

praktikum seperti tisu, kain lap, dan sebagainya.

5 Praktikan dan asisten wajib menguasai materi praktikum yang akan

dilakukan.

6 Kegiatan praktikum diawali dengan kegiatan asistensi yang dipimpin oleh

asisten.

7 Praktikan harus mentaati jadwal praktikum yang telah disusun oleh dosen

pengampu praktikum.

8 Praktikan yang tidak mengikuti praktikum selama 3 (tiga) kali tanpa alasan

yang dibenarkan tidak boleh mengikuti praktikum selanjutnya dan dianggap

mengundurkan diri dari praktikum.

9 Bentuk, susunan dan kekhususan pada setiap aspek penilaian dan penentuan

nilai akhir menjadi wewenang dosen pengampu praktikum.

10 Praktikan wajib menyerahkan laporan resmi praktikum sebelumnya apabila

akan mengikuti praktikum berikutnya.

11 Praktikan yang karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti praktikum sesuai

dengan jadwal yang telah ditetapkan dapat mengajukan praktikum inhall.

12 Penilaian akhir praktikum menggunakan skala angka 0-100 yang meliputi

aspek:

 Pretest (15 %)

 Pelaksanaan praktikum (35 %)  Responsi (15 %)

(6)

LATIHAN 1 FERMENTASI PAKAN

Tujuan:

1. Untuk mengetahui cara pembuatan pakan fermentasi 2. Untuk mengetahui reaksi dalam proses fermentasi pakan

3. Untuk mengetahui mikroba yang berperan dalam pembuatan pakan fermentasi 4. Untuk mengetahui manfaat mikroorganisme dalam fermentasi

Pendahuluan

Fermentasi adalah perubahan secara grandual oleh beberapa enzim yang dihasilkan mikroorganisme (bakteri, jamur/fungi dan khamir/yeast). Sebagai contoh perubahan kimiawi selama proses fermentasi seperti dekomposisi pati dan gula menjadi alkohol dan karbohidrat, oksidasi senyawa nitrogen organik serta pengasaman susu. Dalam pelaksanaannya proses dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: mikroba, bahan dasar dan sifat-sifat proses. Mikroba yang digunakan hendaknya dalam kondisi murni, unggul, stabil dan bukan pathogen. Bahan dasar untuk fermentasi dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan ataupun limbah industri dengan syarat mudah didapat, tersedia secara kontiniu, harga murah dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Sedangkan sifat-sifat proses yang perlu diperhatikan harus sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan mikrobia di dalam melakukan metabolismenya. Kondisi tersebut bias aerob atau anaerob, dengan medium cair atau padat.

Proses fermentasi dalam pengolahan pakan adalah suatu proses penggolahan pakan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol. Fermentasi pakan dilakukan memiliki beberapa tujuan antara lain: untuk meningkatkan keawetan pakan karena diproduksinya asam organik dan/atau alkohol, menghasilkan produk dengan karakteristik flavor dan aroma yang khas sehingga meningkatkan palatabilitas, meningkatkan kualitas pakan karena proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan nutrient pakan, serta meningkatkan kecernaan yang berimplikasi pada peningkatan produktivitas ternak yang mengkonsumsinya.

(7)

Bahan dan Alat

Bahan : substrat dari limbah organik (sampah pasar), dedak halus (bekatul), molases, urea, ragi tape, ragi tempe, EM4 dan MOL.

Alat : alat pemotong hijauan/choper, timbangan, nampan, kantong plastik, gelas ukur, beaker glass dan pH meter.

Prosedur Kerja

1. Pembuatan pakan fermentasi dengan beberapa uji coba untuk mengevaluasi pengaruh fermentasi terhadap bahan pakan yaitu:

F0 = substrat + urea + molases + dedak;

F1 = substrat + urea + molases + dedak + ragi tape; F2 = substrat + urea + molases + dedak + ragi tempe; F3 = substrat + urea + molases + dedak + EM4; F4 = substrat + urea + molases + dedak + MOL.

2. Persiapan kultur starter probiotik MOL. Kultur tunggal masing-masing ditumbuhkan pada media cair Potato Dextrose Broth, Nutrent Broth, dan Yeast Malt Extract Broth (3 g ekstrak yeast, 3 g ekstrak malt, 5 g pepton, dan 10g glukosa dalam 1 liter akuades). Kultur campuran (Cocktail Inoculum) yang dimodifikasi Yunilas (2016) yaitu 1 liter aquadest, mineral brook 1%, urea 0,5%, molases 0,5%, dan dedak 2%. Inokulasi mikroba pada media masing-masing 5-10% dan diinkubasi selama 7 hari.

3. Pilah hijauan dari pasar, cacah hijauan 3-5 cm, layukan hijauan yang telah dicacah tadi selama 12 jam (satu malam) pada ruang terbuka.

4. Campur semua bahan lalu inokulasi dengan mikroba sesuai perlakuan yang akan diuji. Hasil campuran ransum tersebut dimasukkan ke dalam plastik dan

diinkubasi selama 7 hari, 14 hari, dan 21 hari.

(8)

PENGAMATAN

FERMENTASI PAKAN

Nama/NIM :

Fakultas/Program Studi : Hari/Tanggal : Group/Kelompok :

Tahapan Pengamatan:

1. Lakukan pengamatan organoleptic awal (sebelum diinkubasi) terhadap pakan yang disilase/fermentasi (warna, aroma, tekstur dan ph)

2. Amati perubahan yang terjadi selama pemeraman 7, 14, 21 hari 3. Lakukan penilaian terhadap pakan fermentasi yang dimati. 4. Hitung total skor pakan silase/fermentasi yang telah dibuat.

Table 1. Penilaian Skoring Pakan Yang Difermentasi/Silase

Kriteria Karakteristik Skor

Aroma/bau dan rasa - Sangat busuk dan meransang - Sedang

- seperti hijau segar

1-3 4-6 7-9 Warna - tanpa warna hijauan

- hijau kecoklatan

- hijau seperti daun direbus

1-3 Pengumpalan - menyeluruh

- tengah - tepi

1-3 4-6 7-9

(9)

Perlakuan Berat

Tabel 3. Kandungan Nutrient Pakan Fermentasi Perlakuan Berat

sebelum

Tabel 4. Mikrobiologis Pakan Fermentasi Perlakuan Berat

(10)

SILASE (HIJAUAN AWETAN SEGAR)

Tujuan:

1. Untuk mengetahui proses pembuatan silase

2. Mampu dan terampil dalam pembuatan pakan silase 3. Mampu mengevaluasi kualitas silase yang dihasilkan

Pendahuluan

Silase adalah pakan ternak berupa hijauan segar baik dari hijauan lapangan, limbah pertanian dan perkebunan maupun limbah industri yang diproses dengan cara fermentasi asam laktat. Silase diawetkan dengan cara fermentasi dalam kondisi kadar air tinggi (60-80%). Dalam pelaksanaannya, silase tunggal dibuat secara anaerob dan umumnya hasil yang diperoleh dapat memenuhi 30-40% kebutuhan nutrisi ternak.

Pada proses pembuatan pakan silase, bakteri asam laktat berperan dalam proses ensilase dengan memanfaatkan kadar gula terlarut sebagai asupan energi untuk melakukan aktifitas. Kekurangan kadar gula terlarut menyebabkan bakteri asam laktat menggunakan zat-zat lain yang terkandung dalam hijauan sebagai sumber energi. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya nilai nutrisi hijauan tersebut.

Upaya yang dapat dilakukan agar proses ensilase berjalan optimal perlu dilakukan penambahan aditif. Disamping itu, penambahan feed aditif bertujuan agar suasana asam dalam silo cepat tercapai (pH 4.2), sehingga kerusakan bahan silase dapat dihindari, karena asam yang cukup dapat menghidari pertumbuhan bakteri yang tidak dikehendaki.

(11)

hidup sampai bagian lambung utama dari ruminansia yaitu rumen.

Beberapa manfaat dari pakan silase antara lain: pakan awet (tahan lama), tidak memerlukan proses pengeringan, meminimal kerusakan zat gizi akibat pemanasan, meningkatkan kandungan nutrisi serta mengandung asam-asam organik yang berfungsi menjaga keseimbangan mikroorganisme rumen ternak ruminansia.

Bahan dan Alat

Bahan : hijauan limbah pertanian/rumput gajah/kulit ubi kayu dll, bekatul, molases, inokulum BAL

Alat : alat pemotong hijauan, timbangan, silo/plastik ukuran 5 kg, tali rafia, ph meter, gelas ukur, beaker glass.

Prosedur Kerja

1. Siapkan hijauan limbah pertanian/perkebunan yang akan digunakan untuk silase, kemudian potong kecil-kecil 3-5 cm dengan chopper atau parang.

2. Layukan hijauan yang telah dicacah tadi selama 12 jam (satu malam) pada ruang terbuka.

3. Buat berbagai formula yang akan diuji coba yaitu S0 = hijauan tambak starter mikrobia

S1 = hijauan + 5% molasses; S2 = hijauan + 5 % bekatul; S3= hijauan + 5% Starter;

S4 = hijauan + 5% molasses + 5 % bekatul + 5 % starter. 4. Timbang semua bahan sesuai yang akan diuji coba.

5. Campurkan semua bahan sesuai formula uji coba sampai rata sebelum dimasukkan ke dalam Silo/polybag.

(12)

7. Masukkan bahan silase ke dalam silo dan padatkan serapat mungkin agar udara tidak dapat keluar dari dalam silo (anaerob).

8. Setelah 21 hari timbang dan dibuka, lakukan pengamatan. Pengamatan meliputi pemeriksaan fisik (warna, aroma, tekstur dan pH) dan kimia silase setelah selesai proses ensilase.

PENGAMATAN

SILASE (HIJAUAN AWETAN SEGAR)

Nama/NIM :

Fakultas/Program Studi : Hari/Tanggal : Group/Kelompok :

Tabel 5. Organoleptik (Karakteristik Fisik) Pakan Silase

Perlakuan Berat awal

Tabel 6. Kandungan Nutrient Pakan Silase

(13)

Tabel 7. Mikrobiologis Pakan Silase

Perlakuan Berat awal

Berat akhir

Pengamatan

pH Total Asam Total Mikroba

S0

S1

S2

S3

S4

(14)

LATIHAN 3

SILASE KOMPLIT (HIJAUAN AWETAN SEGAR)

Tujuan:

1. Untuk mengetahui cara pembuatan pakan silase komplit

2. Untuk mengetahui mikroba yang berperan dalam pembuatan pakan silase komplit

3. Untuk mengetahui manfaat pakan silase komplit

Pendahuluan

Prinsip silase komplit sama dengan silase tunggal, hanya saja bahan penyusunnya lebih lengkap. Bahan penyusun silase komplit lebih lengkap terdiri dari sumber hijauan, konsentrat dan aditif. Keuntungan silase pakan komplit disamping meningkatkan keawetan pakan karena diproduksinya asam organik dan/atau alkohol, menghasilkan produk dengan karakteristik flavor dan aroma yang khas sehingga meningkatkan palatabilitas, meningkatkan kualitas pakan karena proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan nutrient pakan, serta meningkatkan kecernaan yang berimplikasi, juga dapat memenuhi kebutuhan ternak sampai 100 %. Pembuatan pakan silase komplit dengan beberapa uji coba untuk mengevaluasi pengaruh silase komplit

terhadap bahan pakan.

Bahan dan Alat

Bahan : sumber hijauan, suber konsentrat: dedak halus (bekatul), b. kelapa, jagung halus, molases, urea, premix, starter mikrobia.

Alat : alat pemotong hijauan/choper, timbangan, nampan, kantong plastik, gelas ukur, beaker glass dan pH meter.

Prosedur Kerja

1. Bahan pakan penyusun fermentasi komplit yaitu

(15)

FKA1 = 80% hijauan + 5% dedak + 5% bungkil kedelai + 5% bungkil kelapa + 2.5 % urea + 2.5 % molases + MOL.

FKB0 = 60% hijauan + 5% dedak + 15% bungkil kedelai + 15% bungkil kelapa + 2.5 % urea + 2.5 % molases.

FKB1 = 60% hijauan + 5% dedak + 15% bungkil kedelai + 15% bungkil kelapa + 2.5 % urea + 2.5 % molases + MOL

FKC0 = 40% hijauan + 5% dedak + 25% bungkil kedelai + 25% bungkil kelapa + 2.5 % urea + 2.5 % molases.

FKC1 = 40% hijauan + 5% dedak + 25% bungkil kedelai + 25% bungkil kelapa + 2.5 % urea + 2.5 % molases + MOL

2. Hijauan dikumpul, dicacahcacah hijauan 3-5 cm, layukan hijauan yang telah dicacah tadi pada ruang terbuka.

3. Campur semua bahan lalu sesuai perlakuan yang akan diuji. Hasil campuran ransum tersebut dimasukkan ke dalam plastik dan diinkubasi selama 7 hari,

14 hari, dan 21 hari.

(16)

PENGAMATAN

SILASE KOMPLIT (HIJAUAN AWETAN SEGAR)

Nama/NIM :

Fakultas/Program Studi : Hari/Tanggal : Group/Kelompok :

Tabel 8. Organoleptik (Karakteristik Fisik) Pakan Silase Komplit

Perlakuan Berat awal

Tabel 9. Kandungan Nutrient Pakan Silase Komplit

Perlakuan Berat sebelum

Tabel 7. Mikrobiologis Pakan Silase Komplit

(17)

LATIHAN 4

HAY (HIJAUAN AWETAN KERING)

Tujuan:

1. Mengetahui beberapa metode hijauan awetan kering (hay) 2. Paham dan mampu membuat hijauan awetan kering (hay) 3. Dapat mengevaluasi kualitas hijauan awetan kering (hay)

Pendahuluan

Hay adalah hijauan yang sengaja dipotong sebelum tua untuk dikeringkan sampai kadar air 15 – 20 % dalam waktu singkat. Pengeringan hijauan sampai kadar air ini dilakukan dengan tujuan agar mikroorganisme (jamur) tidak dapat tumbuh, sehingga dapat disimpan dalam waktu lama.

Pembuatan hay bertujuan untuk mengurangi tingkat kandungan air dari

hijauan hingga pada suatu level dimana dapat menghambat aksi dari enzim- enzim

baik yang dihasilkan oleh tanaman maupun microbial. Hay yang masih berwarna

hijau sama dengan warna sebelum pengeringan dapat mengindikasikan bahwa

hijauan tersebut mempunyai kandungan prekursor vitamin A yang lebih besar.

Namun hay yang berwarna gelap dan kekuning-kuningan menunjukkan telah

terjadinya bleaching dan pencucian kandungan nutrisi yang terjadi setelah proses

pemanenan.

Radiasi cahaya matahari yang langsung ke permukaan dengan temperatur

yang melebihi 650C dapat menyebabkan terjadinya proses pemasakan kering olah

radiasi cahaya matahari, selanjutnya menyebabkan terjadinya perubahan warna pada

hijauan. Hay yang tumbuh jamur akan berwarna lebih coklat. Pada hay yang tumbuh

jamur dan mengalami reaksi coklat akan menyebabkan terjadinya perombakan

protein, dan gula-gula yang mudah larut, sehingga pada akhirnya akan menurunkan

kecernaan dari hay yang dihasilkan.

Hay dapat disimpan dengan baik apabila mempunyai kandunga air yang

(18)

mudah rusak karena terjadi proses pencoklatan baik secara enzimatis maupun non

enzimatis.

Bahan dan Alat

Bahan : hijauan atau limbah pertanian, perkebunan.

Alat : timbangan, tali, tikar plastik/terpal.

Prosedur Kerja

1. Hijauan segar ( jerami padi, jerami jagung) ditimbang.

2. Hijauan kemudian dikeringkan dengan beberapa metode: R1 = dikeringkan mengunakan lemari pengering suhu 400C; R2 = hamparan diangin-anginkan

tanpa sinar matahari langsung; R3 = dijemur dibawah sinar matahari beralaskan beton; R4 = dijemur dibawah sinar matahari beralaskan terpal.

3. Catat perubahan iklim selama pembuatan hay. 4. Pembuatan hay dilakukan sampai kering.

5. Lakukan pengamatan pada hijauan yang telah kering (Hay)

6. Hay yang baik memiliki kadar air ±15%-20%

(19)

PENGAMATAN

PERCOBAAN 3

HAY (HIJAUAN AWETAN KERING)

Nama/NIM :

Fakultas/Program Studi : Hari/Tanggal : Group/Kelompok :

Tabel 1. Data Iklim Selama Pembuatan Hay Hijauan Tanggal Suhu

Tabel 2. Karakteristik Fisik Hay Hijauan Pada Berbagai Metode Pengeringan Perlakuan Warna Berjamur/tidak

(20)

LATIHAN 5

PAKAN AMONIASI

Tujuan

1. Mengetahui proses pengolahan pakan hijauan secara amoniasi. 2. Paham dan terampil dalam pembuatan pakan hijauan amoniasi.

Pendahuluan

Penggolahan pakan secara amoniasi adalah pengolahan pakan dengan menggunakan bahan kimia berupa amoniak (NH3). Pengolahan pakan dengan cara ini bertujuan untuk meningkatkan daya cerna bahan pakan berserat disamping itu juga dapat meningkatkan kadar N (proteinnya). Beberapa keuntungan lainnya dari proses pengolahan pakan secara amoniasi antara lain: lebih mudah dalam pelaksanaannya (sederhana), murah (sumber NH3 diambil dari urea), berfungsi sebagai pengawet, anti aflatoksin, efisien dan tidak mencemari lingkungan. Dalam proses pelaksanaannya ada dua cara yaitu amoniasi secara kering (urea tidak dilarutkan) dan secara basah (urea dilarutkan).

Jerami merupakan salah satu bahan pakan yang umum diamoniasi peternak. Hal ini disebabkan karena produksi cukup berlimpah terutama pada saat panen raya. Disamping itu pelaksanan amoniasi lebih mudah. Ada beberapa kriteria jerami padi yang akan diamoniasi antara lain: jerami harus dalam kondisi kering, tidak boleh terendam air sawah ataupun air hujan, dan harus dalam keadaan baik.

Bahan dan Alat

Bahan: jerami padi, urea dan air.

Alat: terpal plastik sebagai alas, wadah kantong plastik atau balok kotak/bulat untuk cetakan, timbangan, oven.

Prosedur Kerja :

1. Urea dilarutkan dengan air lalu diaduk sampai homogen sehingga tidak ada lagi butir-butir urea yang terlihat.

(21)

dan dapat merata, sampai seluruh larutan tersebut habis.

3. Jerami yang telah disiram larutan urea dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah dilapis dua dengan cara memasukan lembar pertama ke dalam lembar kedua, agar lebih kuat dan menghindarkan bocor atau dimasukan kedalam wadah cetakan berupa balok.

4. Jerami dipadatkan dengan cara menekan/mendorong jerami

5. Ikat kantong plastik atau wadah balok dan simpan di tempat terlindung dari air dan panas matahari.

6. Setelah satu bulan kantong plastik dapat dibuka. Jerami hasil amoniasi sebelum diberikan pada ternak perlu diangin-anginkan selama dua hari.

Catatan

1. Pakan amoniasi dapat disimpan dalam jangka waktu lama tetapi harus dijemur dan dikeringkan di panas matahari selama kurang lebih satu minggu hingga kadar air mencapai 20 %.

2. Bila jerami tersebut sudah dijemur dan kering maka dapat disimpan di bawah atap dan tahan 6 bulan sampai satu tahun tanpa adanya penurunan kualitas. 3. Pemberian pada ternak tidak perlu dicacah tapi dapat diberikan dalam kondidi

(22)

PENGAMATAN

LATIHAN 5 PAKAN AMONIASI

Nama/NIM :

Fakultas/Program Studi : Hari/Tanggal : Group/Kelompok :

Tabel 4. Karakteristik Fisik Silase Komplit Perlakuan Berat

awal

Berat akhir

Perlakuan

Aroma pH Tekstur Warna P1

(23)

DAFTAR PUSTAKA

McDonald, P., Henderson, A.R., and Heron, S.J.E. 1991. The Biochemistry of Silage. Second Edition. Marlow: Chalcombe Publication.

MORAN, J. 1996. Forage Conservation: Making Quality Silage and Hay in Australia. AGMEDIA. East Melbourne, Victoria.

PORTER, J.C. 2007. Haymaking. Cooperative Extention. University of New Hamspire. www.ceinfo.unh.edu. (30 April 2007).

Rankin, M. and D. Undersander. 2000. Rain damage to forage during hay and silage making. Focus on Forage. 2(4) Januari 2000.

http://www.uwex.edu/ces/crops/uwforage/Rai n_Damage.htm.

Russel, M.A. and K.D. Johnson. 2000. Selecting quality hay for horses. Purdue Forage Information. Purdue University. 12 pp.

Syofyan,A dan A. Febrisiantosa. 2007. Tingkat Kualitas Pakan Ternak Dengan silase Komplit. INOVASI. Edisi 05/Desember. 2007.

(24)
(25)

LEMBAR KERJA MAHASISWA (DIISI PADA SAAT PRAKTIKUM)

Nama Mahasiswa : ……….. Asisten : ……….

Stambuk : ………..

Judul Praktikum :………... Paraf : ……….

Hari/Tanggal

Praktikum

Tujuan

Alat dan

Bahan

Alat :

(26)

HASIL PENGAMATAN

(27)

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN

TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh:

NAMA :

STAMBUK :

KELOMPOK :

HARI/TGL :

DOSEN :

PROGRAM STUDI PETERNAKAN, FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(28)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Praktikum

Laporan Lengkap : Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Lulus

Praktikum Teknologi Penggolahan Pakan Pada

Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Nama :

Stambuk :

Kelompok/Hari :

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Yunilas, M.P NIP. 196806111993032001

(29)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ……… 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………..

2.1. Hay (Hijauan Awetan Kering) ……… 2. 2. Fermentasi Bahan Pakan ……….. 2.3. Silase Tunggal (Hijauan Awetan Segar)………. 2. 4. Silase Komplit (Hijauan Awetan Segar) ……… 2. 5. Amoniasi Pakan ……….

3

BAB III. MATERI DAN METODA

2.1. Hay (Hijauan Awetan Kering) ……… 2. 2. Fermentasi Bahan Pakan ………..

2.3. Silase Tunggal (Hijauan Awetan Segar)……….

2. 4. Silase Komplit (Hijauan Awetan Segar) ……… 2. 5. Amoniasi Pakan ……….

8.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Hay (Hijauan Awetan Kering) ……… 2. 2. Fermentasi Bahan Pakan ………..

2.3. Silase Tunggal (Hijauan Awetan Segar)……….

2. 4. Silase Komplit (Hijauan Awetan Segar) ……… 2. 5. Amoniasi Pakan ……….

10

BAB V. KESIMPULAN ……… 20

DAFTAR PUSTAKA ………. 21

(30)
(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. HAY (Hijauan Awetan Kering)

……… ……….……… ……….……… ……… ……….……… ………...………

……… ……… ……… ……… ……… ………

2.1. Fermentasi Bahan Pakan

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

(32)

2.3. Silase Tunggal (Hijauan Awetan Segar)

2.4. Silase Komplit (Hijauan Awetan Segar)

………

2.5. Amoniasi Pakan

(33)

BAB III

MATERI DAN METODA

3.1. HAY (Hijauan Awetan Kering)

Bahan

……… ………..

Alat

……… ………..

Prosedur Kerja

1. ………

2. ………

3. ………

4. ………

5. Dst

3.3. Fermentasi Bahan Pakan

Bahan

……… ………..

Alat

……… ………..

Prosedur Kerja

1. ………

2. ………

3. ………

(34)

3.3. Silase Tunggal (Hijauan Awetan Segar)

Bahan

……… ………..

Alat

……… ………..

Prosedur Kerja

1. ………

2. ………

3. ………

4. ………

5. Dst

3.4. Silase Komplit (Hijauan Awetan Segar)

Bahan

……… ………..

Alat

……… ………..

Prosedur Kerja

1. ………

2. ………

3. ………

4. ………

(35)

3.5. Amoniasi Pakan

Bahan

……… ………..

Alat

……… ………..

Prosedur Kerja

1. ………

2. ………

3. ………

4. ………

(36)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. HAY (Hijauan Awetan Kering)

……… ……….……… ……….……… ……… ……….……… ………...………

……… ……… ……… ……… ……… ………

4.2. Fermentasi Bahan Pakan

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

(37)

4.3. Silase Tunggal (Hijauan Awetan Segar)

4.4. Silase Komplit (Hijauan Awetan Segar)

………

4.5. Amoniasi Pakan

(38)

BAB V

KESIMPULAN

……… ……… ……… ………

(39)

DAFTAR PUSTAKA

……… ……….

……… ……….

……… ……….

……… ……….

……… ……….

Gambar

Table 1. Penilaian Skoring Pakan Yang Difermentasi/Silase
Tabel 3. Kandungan Nutrient Pakan Fermentasi
Tabel 8. Organoleptik (Karakteristik Fisik) Pakan  Silase Komplit
Tabel 1.  Data Iklim Selama Pembuatan Hay Hijauan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pertanian ini sengaja dilakukan untuk mengelola lahan hutan agar tanah di kawasan hutan tetap subur karena tanaman musiman yang berada disekitar pohon dapat

Berdasarkan hasil uji t (parsial) dapat dilihat bahwa nilai signifikansi komite audit (X2) adalah 0,116 > 0,05 dan nilai thitung sebesar -1,596 yang

Hasil kandungan logam Pb dan Hg pada jamu Pegal Linu yang beredar di Kota Pekanbaru nilainya melampaui ambang batas yang diperbolehkan BPOM RI, sedangkan logam Cd

Sijil dan Transkrip (Hardcopy) secara fizikal dibenarkan mengambil selepas tempoh PKPB tamat atau tarikh yang akan dimaklumkan kemudian) Peminjaman Pakaian Akademik

Melihat kondisi tersebut dan kaitan dalam mencapai target pembangunan 1.000 menara rusuna, maka diperlukan suatu optimasi atau eksplorasi tata cara pembangunan rumah susun yang

Dalam pelaksanaannya data dari perguruan tinggi bina sriwijaya masih dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam sistem PDPT yang disediakan oleh Kopertis satu- persatu dari

Hasil interview atau wawancara, Subjek berinisial ORC dari kondsi fisik atau fisiologis sebelum bertanding dalam kedaan baik akan tetapi pada saat sesudah

Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut(1) Peneliti bermaksud ingin mengembangkan konsep pemikiran