• Tidak ada hasil yang ditemukan

22122016101915 Pendidikan Nyata di Finlandia Sejalan Dengan Hakikat Pengajaran Tamansiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "22122016101915 Pendidikan Nyata di Finlandia Sejalan Dengan Hakikat Pengajaran Tamansiswa"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan di Finlandia Sejalan Dengan Hakikat Pengajaran

Tamansiswa. Bagaimana dengan Pendidikan di Indonesia?

Oleh Dinni Putri Munggaran

(2016083022)

A. Pembukaan

Salah satu pencapaian bangsa ini adalah mencerdasakan kehidupan

masyarakat Indonesia. Hal ini sesuai dengan preambule UUD 1945.

Perwujudan daripada hal tersebut adalah memberikan kesempatan untuk para

generasi muda bangsa agar mengikuti pendidikan yang layak.

Kita ketahui bahwa saat ini pendidikan terbaik di seluruh dunia adalah

Finlandia. Negara ini mengalahkan negara adikuasa, Amerika Serikat, yang

banyak menghasilkan orang-orang hebat. Lantas hal apa yang membuat

Finlandia mampu menjadi nomor satu. Mereka memiliki guru-guru yang

sangat kompeten. Sama sekali tidak beda jauh dengan negara-negara maju

yang lain.

Di lain sisi, pengajaran Tamansiswa yang dipelopori oleh Ki Hajar

Dewantara, sama dengan pendidikan di Finlandia. Kedua ideologi ini

memandang para terdidik sebagai subjek nyata atau dengan kata lain manusia.

(2)

Terdidik merupakan subjek yang memiliki perasaan serta pikiran dan

bersama-sama mereka menggerakkannya menjadi suatu perbuatan.

Pendidikan di Indonesia saat ini memiliki banyak masalah baik

perubahan kurikulum, ganti pemerintahan berganti pula peraturan. Tertindas

oleh peraturan. Sekali lagi kita bukan objek yang harus dicocok hidungnya

setiap waktu. Begitu pula dengan anak-anak kita yang sedang mengenyam

pendidikan di sini.

Dengan demikian melalui tulisan ini sekiranya dapat memberikan

pencerahan serta perubahan yang berarti untuk pendidikan di Indonesia. Kita

melihat dan mencontoh dari negara Finlandia yang mampu ‘melanggar

peraturan’ namun sukses menjadi nomor satu dan hal itu pula yang diharapkan

oleh Bapak Pendidikan Indonesia.

B. Isi

Berbicara mengenai pendidikan memang tidak pernah lepas dari sosok

Ki Hajar Dewantara (KHD). Beliau berjuang demi cerahnya masa depan

anak-anak bangsa Indonesia. Pada dasarnya KHD menginginkan anak-anak

bangsa tidak tertindas dan atau terjajah oleh segala hal yang berbau teori.

Dengan kata lain, anak-anak tidak perlu ‘manut’ apa yang ada di buku tetapi

mencoba untuk berpikir lebih jauh apa yang ada di buku. Seperti yang pernah

Einstein katakan ‘look deep into nature and you will understand everything

better’ kutipan ini memberitahukan bahwa sejatinya hal-hal yang sebenarnya

(3)

ikut-ikutan teori saja. Itulah kiranya yang diinginkan KHD untuk pendidikan

kita. Namun telah 71 tahun kita merdeka tampaknya hal ini belum juga

disadari oleh para petinggi negara kita, terutama para petinggi dalam

wewenang kependidikan.

Di lain sisi, Finlandia memiliki sistem pendidikan yang tidak sama

dengan negara lain. Negara ini seperti menerapkan ‘break the rules’ system,

melanggar segala aturan. Dalam hal ini melanggar dengan membawa

kemajuan. Ketika negara lain menetapkan kurikulum ini dan itu. Finlandia

membebaskan para gurunya untuk mengajar di kelas mereka. Di kelas, guru

adalah raja. Jadi guru dapat mengatur bagaimana sendiri kelasnya. Mereka

lebih bisa mengekspresikan diri. Finlandia memiliki guru-guru yang sangat

berkompeten. Para guru disubsidi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

lebih tinggi agar memiliki kompetensi yang baik. Maka tidak mudah menjadi

guru di negara ini. Derajatnya sama dengan menjadi seorang dokter.

Pendidikan di Finlandia percaya bahwa yang harus ditingkatkan dalam

dunia pengajaran adalah guru. Tidak mudah menjadi seorang guru di negara

ini. Mereka menganggap bahwa menjadi seorang guru bukanlah melalui

suatu pengajaran melainkan hadiah dari yang diberika oleh Tuhan. Dengan

kata lain menjadi seorang guru adalah panggilan jiwa. Mereka benar-benar

menghayati bagaimana menjadi seorang guru dan tahu cara memperlakukan

siswa-siswanya. Guru juga merupakan orang yang paling tahu tentang

(4)

yang namanya Ujian Nasional di setiap jenjang pendidikan mereka hanya

melakukannya sekali yaitu ketika siswa sudah mencapai usia 16 tahun.

Lebih jauh lagi, di Finlandia, mereka menerapkan jam masuk pukul

09.00 atau 09.45 dan pulang pada pukul 02.00 atau 02.45 siang. Siswa

setidak-tidaknya belajar hanya lima jam sehari. Dengan beberapa jeda

istirahat diantara jam tersebut. Mereka lebih mementingkan kondisi psikolog

anak-anak dalam menerima pelajaran. Secara psikologis, jika kita memaksa

anak untuk bangun pagi dan istirahat pada sore hari hal ini dapat memicu

tingkat stress pada anak menjadi naik. Jika stress meningkat anak tidak akan

dapat menerima pelajaran dengan baik. Guru-guru yang tidak memiliki jam

mengajar diperbolehkan untuk tidak hadir ke sekolah. Dengan begini guru

dapat mempersiapkan materi belajar secara maksimal. Sangat berbeda dengan

yang terjadi dengan sekolah-sekolah umum di negara kita. Pun dengan

siswa-siswi jenjang SMP dan SMA boleh tidak hadir ke sekolah jika mereka tidak

memiliki jadwal seperti sistem perkuliahan (Noviantari, 2014).

Di Finlandia, anak-anak mulai bersekolah pada umur 7 tahun. mereka

mempertimbangakan kesiapan mental anak untuk menerima materi

pembelajaran dan secara psikologi pada umur ini anak dapat menyerap ilmu

dengan baik. Beda dengan negara lain yang ketika umur anaknya baru tiga

tahun sudah sibuk mencari pre-school sana sini sehingga anak kekurangan

masa bermainnya, termasuk juga di Indonesia. Para orang tua

berbondong-bondong mendaftarkan anaknya sekolah sementara mereka masih

(5)

muda usia anak bersekolah semakin pintar mereka kelak. Namun bukan

demikian yang sebenarnya terjadi. Untuk itu mind set para orang tuapun harus

diubah.

Di Indonesia sekarang sedang hangat-hangatnya menambah jam

sekolah menjadi full day school, ada beberapa sekolah menjalankannya. Lalu apakah tindakan ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan kita. Apakah

dengan ditambahnya jam guru-guru menjadi lebih produktif dalam arti

kekreatifan mereka. Jawabannya bisa disaksikan sendiri dengan

sekolah-sekolah yang menerapkan full day school. Nyatanya siswa-siswi sudah ‘keburu’ lelah dengan segala macam kegiatan mereka di sekolah dari pagi

hingga sore. Mereka kekurangan waktu untuk istirahat untuk sekedar

melepaskan penat.

Pada kenyataannya lagi, di Indonesia anak-anak ‘dicekoki’ buku-buku

teori dan harus’membeli’ setiap tahun. Tidak bisa pakai yang lama padahal isi

yang dipelajari sama. Jika dicermati dengan baik, sekolah atau pendidikan

menjadikan ladang bisnis yang memuaskan para kaum kapitalis tetapi bisa

menjatuhkan anak-anak bangsa sewaktu-waktu. Sungguh sangat disayangkan

jika pendidikan kita dinodai oleh hal tersebut.

Disisi lain pengajaran Taman Siswa oleh KHD sejalan dengan

pengajaran di Finlandia. KHD beranggapan bahwa anak-anak atau

siswa-siswa haruslah diajarkan untuk mengeluarkan pendapat atau ide-ide yang

mereka miliki bukan hanya menurut pada teori-teori yang membatasi

(6)

siswa-siswa. Memandang bahwa setiap manusia itu adalah subjek bukan

objek. Dengan kata lain kita harus memperlakukan siswa kita sebagai manusia

bukan objek atau robot yang digerakkan sesuai dengan perintah. Mereka

memiliki subjektifitas yang tidak bisa kita larang atau kita beri limitasi.

Seperti yang Einstein katakan dalam kutipan terkenalnya, “Pendidikan yang

nyata itu adanya di alam”. Hal ini menunjukkan bahwa, pemikiran alam

anak-anaklah yang dapat memajukan pendidikan mereka.

Namun apa yang terjadi dengan di Indonesia kita tercinta,

sebentar-sebentar guru berkata, “Ah sudah kurikulum seperti ini’ atau ‘ah disilabus

tidak ada yang seperti ini’ itulah yang terjadi setidaknya. Sehingga guru

terkekang oleh segala peraturan yang tidak memandang subjektifitas anak

didiknya. Mereka dipaksa untuk menjadi ‘pintar’ dalam segala hal yang tidak

mungkin bisa terjadi karena setiap individu siswa memiliki tingkat kecerdasan

yang berbeda-beda. Guru tidak boleh menganggap anak yang tidak pandai di

bidang kimia lantas menganggap anak itu kurang pintar di semua pelajaran.

Itu namanya diskriminasi. Kemudian menganggap anak yang tidak bisa

mengucapkan kata dalam bahasa Inggris dengan benar lantas menilainya

buruk dalam segala hal. Siswa-siswi kita memiliki masing-masing

keistimewaan mereka. maka pendidikan di Finlandia pun percaya siswa

mereka semua harus menjadi nomor satu. Sehingga mereka tidak menerapkan

sistem ranking dalam pendidikan mereka. Semua anak saling bekerjasama

(7)

C. Penutup

Ada banyak sekali ketidaksejalanan antara pendidikan di Finlandia dan

ajaran KHD dengan pendidikan yang ada di Indonesia. KHD menginginkan

pendidikan Indonesia berdasarkan kealaman. Apa yang terjadi di alam. Itulah

yang harus dipahami. Dimulai dengan kurikulum yang terus saja berganti

setiap tahun. Guru-guru yang terkekang dengan perubahan tersebut sehingga

tidak bebas berekspresi.

Segala bentuk penjajahan teori yang melanda sekolah-sekolah di

Indonesia. Mereka tidak memahami kesubjektifitasan siswa-siswa yang

mereka ajar. Kini sudah sepatutnya kita belajar dan kembali memahami

konsep ajar KHD yang telah lama kita lupakan. Anak-anak seharusnya

memiliki sikap kooperatif daripada sikap kompetisi yang saling menjatuhkan

(8)

Referensi

http://www.smithsonianmag.com/innovation/why-are-finlands-schools-successful-49859555/

https://fillingmymap.com/2015/04/15/11-ways-finlands-education-system-shows-us-that-less-is-more/

http://www.studyinfinland.fi/destination_finland/education_system

http://hechingerreport.org/how-finland-broke-every-rule-and-created-a-top-school-system/

https://www.weforum.org/agenda/2015/05/3-reasons-why-finland-is-first-for-education/

http://tanahairnews.com/2015/08/konsep-pendidikan-indonesia-menurut-ki-hajar-dewantara/

PENULIS KHD ADITYO NUGROHO

http://www.bruderfic.or.id/h-59/pemikiran-ki-hajar-dewantara-tentang-pendidikan.html

PENULIS KHD 2

Referensi

Dokumen terkait

Gereja Katolik mengajarkan bahwa manusia diciptakan menurut gambaran Allah, yang artinya adalah: 1) manusia dapat mengenal dan mengasihi Penciptanya; 2) manusia

Sedangkan pada orang yang mengalami hipertensi, selama olahraga sekitar 30 menit terjadi penurunan tekana darah dari 136/91 mmHg menjadi 130/82 mmHg penurunan ini terjadi pula

aquatica, merupakan salah satu dari banyak spesies tanaman yang digunakan untuk menguji kemampuan fitoremediasi karena tanaman ini mampu mengakumulasi logam berat

dalam Braimah (2008) berpendapat bahwa concurrent delay adalah kondisi dalam dua atau lebih keterlambatan proyek yang terjadi pada waktu bersamaan progress

Namun ketika ia melihat realitas sosial dengan banyaknya penyimpangan ‘ ibādah yang dilakukan oleh umat Islam, maka konsep yang telah diperolehnya secara normatif dari

adanya media flash card dan tahapan model induktif kata bergambar yang dapat.. menambah kosakata yang kaya, sehingga siswa dapat

Berdasarkan pada analisa pasar dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk dijalankan, mengingat belum adanya pesaing langsung dalam bisnis ini walaupun pesaing

– Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi