• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK MANUSIA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

MANUSIA

Dosen Pengajar :

Ir. Marhaenus J. Rumondor, M.Si.

Disusun oleh:

Kelompok 1

Angelia Ekaningtyas

17101105080

Brigita M. Luntungan

17101105041

Gabriella M. Runtu

17101103016

Triska Lamba

17101102014

Vitrail Gloria N. Mairi

17101106020

Yosep Rudol Parinding

17101101015

F

AKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Manusia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Ir.

Marhaenus J. Rumondor, M.Si.selaku Dosen mata kuliah agama katolik FMIPAUNSRAT

yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai manusia.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Manado, 20 Agustus 2017

(3)

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...1

KATAPENGANTAR ...2

DAFTARISI ...3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 4

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujan ... 5

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Siapakah manusia ? ... 6

2.2 Dari mana manusia berasal ? ... 7

2.3 Untuk apa manusia berada di dunia? ... 10

2.4Arah tujuan manusia (kematian) ... 12

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 14

(4)

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Diantara sekian banyak penemuan manusia dlam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah.Masalah itu ialah maslah asal-usul manusia.Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolidu yang mengatakan bahwa manusia berasal dari bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusa seperti sekarang ini.Hal ini biperjuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah berupa fosil-fosil seperti jenis Phiteccanthropus dan Meghanthropus.

Di lain pihak, bnyak ahli agama yang menetang adanya proses evolusi manusia tersebut. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi yang terdapat pada Kitab Suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa manusia pertama adalah Adam.Sehingga sangat penting untuk memahami bagaimana asal-usul manusia yang sebenarnya.

Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan dirinya.Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan nalurinya serta mampu memguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimikinya.Hal ini berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam sekitarnya.

Manusia diciptakan oleh Tuhan, berasal dari debu tanah, dan diberi nafas kehidupan, sehingga manusia menjadi makhluk yang paling sempurna dari makhluk lainnya yang diciptakan oleh Tuhan.Oleh karena itu, manusia patut bersyukur atas karunia yang telah diberikan oleh Tuhan.

Gereja Katolik percaya bahwa seluruh umat manusia diturunkan dari Adam dan

Hawa, “Magisterium Gereja Katolik mengajarkan tentang dosa asal, yang berasal dari dosa

yang dilakukan oleh seorang Adam [manusia pertama], dan yang diturunkan kepada semua

(5)

5

monogenism dan menolak polygenism; sebab kita percaya bahwa semua manusia diturunkan dari sepasang manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Siapakah manusia?

2. Darimana manusia berasal?

3. Untuk apa manusia berada di dunia?

4. Pandangan tentang manusia dalam kebudayaan Ibrani.

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pegertian manusia

2. Untuk mengetahui asal-usul manusia menurut pandangan agama dan para ahli 3. Untuk mengetahui tujuan manusia berada di dunia menurut pandangan agama

Katolik

(6)

6

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANUSIA

Gereja Katolik mengajarkan bahwa manusia diciptakan menurut gambaran Allah, yang artinya adalah: 1) manusia dapat mengenal dan mengasihi Penciptanya; 2) manusia adalah seorang pribadi, bukan hanya „sesuatu‟, 3) manusia diciptakan untuk menguasai alam dan melayani Tuhan yang telah menciptakan segala sesuatu untuknya, 4) misteri tentang manusia hanya dapat dipahami dengan mengacu kepada misteri Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia, 5) umat manusia merupakan satu kesatuan, karena mempunyai asal yang sama yaitu Allah, 6) maka semua manusia adalah saudara dan saudari di dalam Tuhan; 7) manusia merupakan mahluk rohani, walaupun ia mempunyai tubuh jasmani.

Beberapa pengertian manusia menurut para ahli :

a. Paula J. C. & Janet W. K.

Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebad memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, serta turut menysusn pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.

b. Omar Mohmmad Al-Toumi Al-Syaibany

Manusia adalah makhluk yang mulia.Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan manusia merupakan 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemapuan berpikir/akal). Manusia dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.

c. Abineno J. I

Manusia adalah “tubuh yang dilengkapi dengan jiwa/berjiwa” dan bukan “jiwa abadi

yang berada ataupun yang terbungkus di dalam sebuah tubuh/ badan yang fana/tidak

nyata”.

d. I Wayan Watra

(7)

7 B. ASAL – USUL MANUSIA

a. Asal-usul Manusia Menurut Agama Katolik

Gereja - berdasarkan amanat Kitab Suci - membeberkan beberapa ajaran iman yang berhubungan dengan Adam dan Hawa. Adam dan Hawa adalah manusia pertama yang diciptakan Allah dan ditempatkan di taman Firdaus. Keduanya diakui sebagai pasangan suami-isteri pertama yang menurunkan segenap umat manusia.Mereka adalah leluhur umat manusia.Kecuali itu, Gereja mengajarkan bahwa dosa yang mencekam seluruh umat manusia hingga kini diwariskan oleh Adam dan Hawa.Yesus Kristus, Putera Allah, menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa yang diwariskan Adam dan Hawa. Oleh Adam, dosa masuk ke dalam dunia, tetapi oleh Yesus Kristus, Adam Kedua, manusia diselamatkan dari belenggu dosa.

Dalam perjanjian Lama kata Adam (yang berhubungan dengan kata adama: 'yang dari tanah') kadang-kadang berarti 'manusia yang diciptakan Allah' (Kej 4:25; 5:1,3-5; 1 Taw 1:1; Tob 8:6; Sir 49:16). Tetapi pada dasarnya Adam berarti 'manusia', 'manusia pada umumnya' (bdk. Kej 1:26-27; Ayb 14:1; Mzm 8:5; 104:14 dst.). Melalui penyusunan cerita Firdaus, Adam dipandang sebagai 'seorang laki-laki' (Kej 2-4), dan dipakai sebagai 'nama pribadi manusia yang pertama' (Kej 4:25-5: 5).Dalam Perjanjian Baru, disamping beberapa ayat yang menggambarkan pribadi Adam sebagai moyang semua manusia (Luk 3:38; Yud 14; Kis 17:26), atau pun makna perkawinan Kristen (Kej 2:24; Mat 19:46; Ef 5:31), pribadi Adam disoroti dalam hubungannya dengan Yesus Kristus. Sedangkan Hawa, adalah perempuan pertama. Ia diciptakan Tuhan dari tulang rusuk Adam. Nama Hawa dikaitkan dengan kata kerja Ibrani 'haya' yang berarti 'hidup': "(perempuan) yang hidup, ibu orang-orang hidup."

(8)

8

Lalu Tuhan membentuk rusuk itu menjadi seorang wanita." (bdk Kej 2:21-23) Tulang rusuk terletak di bagian tengah tubuh. Hal itu berarti Hawa sederajat dengan Adam dalam hal martabat sebagai rnanusia, meskipun secara hakiki keduanya berbeda satu sama lain. Pasangan manusia pertama ini sangat berbahagia karenanya sehati sejiwa dan erat dengan Tuhan. Mereka kudus dan karenanya tiada rasa malu di antara mereka, sekalipun mereka telanjang. Tetapi Alkitab selanjutnya menggambarkan bahwa keduanya kemudian melanggar perintah Allah, yaitu memakan buah 'pohon pengetahuan baik dan jahat', karena godaan setan. Mereka berdosa: 'dosa ingin menjadi serupa dan sederajat dengan Allah, Penciptanya'. Mereka ingin menjadi mahatahu seperti Allah.

Ketidak taatan mereka itulah akhirnya membawa dosa dan maut bagi semua manusia di kemudian hari.Meskipun demikian cintakasih Allah kepada mereka tidak pernah sirna oleh kedosaan mereka.Cintakasih Allah ternyata jauh melebihi kejahatan dosa manusia. Hal ini tampak di dalam janji Allah untuk mengutus seorang penyelamat yang akan lahir dari seorang wanita. Dalam pribadi Yesus Kristus, yang lahir dari perawan Maria, janji Allah itu terpenuhi.Dengan demikian, kecongkakan dan kekurang percayaan Hawa yang melahirkan malapetaka kematian dihapus oleh kepercayaan, ketaatan dan kerendahan hati Perawan Maria.Melalui Maria dan Puteranya Yesus Kristus, jalan kepada Allah yang terputus oleh dosa Adam dan Hawa ditemukan kembali.

Di sinilah terlihat nilai positif dari 'dosa manusia pertama', yaitu bahwa dosa Adam dan Hawa ternyata mendatangkan anugerah terbesar Allah kepada umat manusia, yakni 'pengutusan Yesus Kristus' sebagai Penebus dosa manusia. 'Dosa Adam' menjadi 'felix culpa' (dosa yang membahagiakan) karena, mendatangkan Yesus Kristus - Adam Kedua.Oleh perbuatan Adam (pertama) dosa masuk ke dalam dunia, tetapi oleh perbuatan Yesus Kristus, Adam Kedua, keselamatan datang ke dalam dunia.Adam diciptakan untuk mempersiapkan kedatangan 'Adam Sejati', yaitu Yesus Kristus, Penebus dunia.

(9)

9

konon menyerupai manusia (tapi bukan manusia) dan berevolusi menjadi semakin mirip dengan manusia, yang ada sebelum manusia Adam dan Hawa, hal itu tetap tidak menyalahi interpretasi dari Kitab Kejadian (dalam hal ini jika perikop tersebut diartikan secara allegoris. Namun untuk mengatakan demikian, tentu harus ada buktinya terlebih dahulu secara ilmiah bahwa memang terjadi proses evolusi tersebut. Kitab Kejadian mencatat tubuh manusia diciptakan dari materi yang sudah ada -dalam hal ini debu tanah, namun pada saat penciptaan Adam dan Hawa, Allah mengubah materi/ tubuh yang sudah ada tersebut menjadi tubuh yang layak untuk menerima jiwa manusia.Sedangkan jiwa manusia diciptakan langsung oleh Tuhan dari ketiadaan.

b. Asal – Usul Manusia menurut Toeri Sains

Teori yang pertama dapat dikenal dari Aristotle (322-384M) yang disebut sebagai teori Abiogenesis atau Generasio Spontanea.Menurut teori ini semua yang hidup muncul secar terus menerus dari yang mati atau materi. Namun teori ini diragui oleh Lazardo Spanlazani, Frencesco Redi (dari Itali) dan Louise Pasteur (dari Perancis), berhasil membuktikan bahwa makhluk hidup tidak dari materi yang mati. Semenjak itu pada tahun 1860, telah muncul teori baru yang menyatakan bahwa semua makhluk yang hidup berasal dari yang hidup sebelumnya (omne vivum ex vivo).

Setelah itu muncul teori evolusi baru yang dipelopori oleh seorang ahli zoologi bernama Charles Robert Darwin (1809-1882).Pada hakikatnya merupakan kelanjutan

sahaja dari teori “omne vivum ex vivo”. Dalam teorinya ia mengatakan : “Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan”. Kemudian ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia.

Manurut Darwin manusia sekarang ini adalah hasil yang paling sempurna dari perkembangan tersebut secara teratur oleh hukum-hukum mekanik seperti halnya tumbuhan dan hewan. Kemudian lahirlah suatu pengertian bahwa manusia yang ada sekarang ini merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar (manusia kera berjalan tegak) selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna.

(10)

10

Hal ini merupakan kelemahan teori yang dikemukakan oleh Darwin. Karena tidak ada titik temua antara teori yang ada dengan kenyataan. Sebagai contoh, para ahli zoologi sangat akrab dengan suatu species yang bernama panchronic,contohnya seperti ganggang biru, opossum (sejenis tupai), dan coelancanth (ikan dari Coelancanthiforneae yi Latimeria chalumuae dari Afrika) yang telah muncul sejak 300jt tahun yang lalu yang tetap sama sepanjang masa.

Di dalam teorinya, Darwin berpendapat bahwa manusia bearasal dari perkembangan makhluk sejenis kera yang sederhana kemudian berkembang menjadi hewan kera tingkat tinggi sampai akhirnya menjadi manusia. Namun banyak juga ahli yang mengatakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.

Teori Darwin ini lambat laun digugurkan oleh para ilmuan-ilmuan modern yang disebabkan karena kegagalan Darwin dalam menjelaskan mekanisme trandormasi gen dari DNA kera menjadi manusia. Hal ini dapat dilihat melalui diagram yang dibuat oleh Washburn (1960). Persoalan jika benar manusia berasal dari kera mengapa manusia tidak berubah menjadi kera dan begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, manusia dan kera berbeda dan teori ini tidak relevan.

C. TUJUAN MANUSIA BERADA DI DUNIA

Pertanyaan, “Jadi untuk apa saya hidup di dunia ini?” sesungguhnya merupakan

suatu refleksi seseorang kepada dirinya sendiri untuk menemukan makna dan tujuan hidup. Cepat atau lambat setiap manusia umumnya akan bertanya seperti ini di dalam hatinya. Ini adalah sesuatu yang umum, karena sebenarnya Tuhan sendiri yang menanamkan dalam diri setiap orang untuk mempertanyakan tujuan akhir hidup yang akan dicapainya. Tuhan yang menciptakan kita, menanamkan di dalam hati kita kerinduan hati untuk kembali kepada-Nya, darimana kita berasal, dan tujuan akhir tempat kita berpulang.

Tuhan menginginkan semua manusia hidup berbahagia.Maka semua manusia umumnya mencari kebahagiaan, dan ini adalah sesuatu yang normal.Namun sayangnya, sering kali definisi kita tentang kebahagiaan, berbeda dengan definisi kebahagiaan menurut Tuhan.Pengertian kebahagiaan menurut Tuhan, diajarkan oleh Kristus di dalam Delapan Sabda Bahagia (lih.Mat 5).

(11)

11

a. KGK 1718 Sabda bahagia sesuai dengan kerinduan kodrati akan kebahagiaan. Kerinduan ini berasal dari Allah. Ia telah meletakkannya di dalam hati manusia, supaya menarik mereka kepada diri-Nya, karena hanya Allah dapat memenuhinya:

“Pastilah kita semua hendak hidup bahagia, dan dalam umat manusia tidak ada seorang pun yang tidak setuju dengan rumus ini, malahan sebelum ia selesai diucapkan”

(Agustinus, Mor. eccl. 1,3,4). “Dengan cara mana aku mencari Engkau, ya Tuhan? Karena kalau aku mencari Engkau, Allahku, aku mencari kehidupan bahagia. Aku hendak mencari Engkau, supaya jiwaku hidup. Karena tubuhku hidup dalam jiwaku,

dan jiwaku hidup dalam Engkau” (Agustinus, Confession. 10,29). “Allah sendiri memuaskan” (Tomas Aquinas, Symb. 1).

b. Dalam pelajaran Katekismus untuk anak- anak, diajarkan demikian (diterjemahkan dari

Baltimore Catechism, dijelaskan oleh Father Bennet C.P, New York: Catholic Book Publishing Corp, 1964) p. 12-13):Mengapa Allah menciptakan kita? Allah menciptakan kita untuk menujukkan kebaikan-Nya dan untuk membagikan kepada kita kebahagiaan kekal-Nya di surga.

Apa yang harus kita lakukan agar memperoleh kebahagiaan kekal di surga? Untuk memperoleh kebahagiaan kekal di surga kita harus mengenal, mengasihi dan melayani Allah di dunia.Dari siapa kita dapat mengenal, mengasihi dan melayani Allah? Kita dapat belajar untuk mengenal, mengasihi dan melayani Allah, dari Tuhan Yesus Kristus, Allah Putera, yang mengajar kita melalui Gereja Katolik.

Walaupun ini adalah pelajaran tentang iman Katolik untuk anak- anak, namun ada banyak orang dewasa yang tidak mengetahuinya.Bahwa sebenarnya, Tuhan menghendaki agar kita hidup bahagia, dan jalan untuk hidup bahagia itu sebenarnya diajarkan-Nya melalui Sabda-Nya, yang dijelaskan dengan setia oleh Gereja yang didirikan-Nya, yaitu Gereja Katolik. Maka sekarang terserah kepada kita, bagaimana menyikapi tawaran Allah itu: Maukah kita mengikuti ajaran Kristus tentang kebahagiaan itu, ataukah kita mau mengikuti pengertian kita sendiri tentang kebahagiaan.

(12)

12

mencukupkan kebutuhan kita, “maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat

6:33). Dengan kata lain, kebahagiaan di duniapun akan Tuhan berikan.

Sekarang pertanyaannya memang terpulang kepada kita, sudahkah kita mencari Kerajaan Allah dan kebenaran- Nya?Sudahkah kita melaksanakan hukum Tuhan yang terutama, yaitu mengasihi Tuhan dan sesama kita? Sudahkah kita meresapkan Sabda Bahagia ini: miskin dan rendah hati di hadapan Allah, berbesar hati dalam kesusahan, lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hati, hidup kudus, membawa damai, rela dianiaya demi kebenaran? (Mat 5: 3-10). Sudahkah kita sadari bahwa kita semua, baik awam maupun religius, dipanggil untuk hidup kudus? Seruan untuk hidup kudus ini merupakan pesan utama dari Konsili Vatikan II, 1962-1965, yang sangat relevan pada jaman ini. Dengan berdoa , kita dapat meresapkan makna kebahagiaan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, dan dengan demikian kita dapat menemukan makna kehidupan kita yang sesungguhnya di dunia ini; sambil menantikan penggenapannya yang sempurna di surga kelak. Teladan ini secara jelas kita lihat dalam kehidupan para orang kudus, seperti Bunda Teresa dari Kalkuta, Yohanes Don Bosco, Fransiskus dari Asisi, Theresia (Therese) dari Liseux, dst. Dengan cara yang kecil dan sederhana kita melayani Tuhan, yaitu dengan setia menjalani panggilan Tuhan dalam hidup kita, demi kasih kita kepada Tuhan yang menciptakan kita maka kita memperoleh kebahagiaan yang sesungguhnya.

D. ARAH TUJUAN MANUSIA ( KEMATIAN )

Di dalam buku The Catechism Explained -An Exhaustive Explanation of the Catholic Religion, karangan Spirago- Clarke, hal. 256 disebutkan bahwa segera setelah kematian, maka jiwa kita akan diadili, yang dikenal dengan sebutan Particular Judgment (Pengadilan

Khusus). Pengajaran ini sesuai dengan ajaran St. Agustinus, yang mengatakan “Begitu jiwa

meninggalkan tubuh, maka jiwa tersebut diadili”.Hal ini sesuai juga dengan pengajaran di

Alkitab, seperti yang kita lihat pada kisah yang dialami oleh Lazarus dan orang kaya itu setelah kematian mereka (lih. Luk 16:16-31).

Rasul Paulus mengajarkan, “…manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja,

dan sesudah itu dihakimi.” (Ibr 9: 27). Maka di saat kematian kita kita akan diminta

(13)

13

bahwa gaji pekerja tidak boleh ditunda (lih Im 19:13), maka Ia sendiri pasti memenuhi peraturan tersebut, dan Ia akan memberi penghargaan kepada mereka yang telah melakukan tugasnya di dunia dengan setia seturut perintah-perintah-Nya. Maka seperti kata St.

Ambrosius, “Kematian adalah penghargaan perbuatan baik, mahkota dari panen.” Tuhan

Yesus akan duduk sebagai Hakim (lih. Yoh 5:22). Pada Perjamuan Terakhir, Yesus berjanji kepada para rasul-Nya untuk datang kembali setelah kenaikan-Nya ke surga dan untuk

membawa mereka kepada diri-Nya (lih. Yoh 14:3).

(14)

14

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Manusia adalah hasil ciptaan Allah (Kejadian 1:26-27; 2:7) Manusia bukanlah

“pletikan” Allah, jelmaan dari sebagian diri Allah, bukan pula anak dalam arti

biologis yang keluar dari diri Allah. Manusia adalah mahluk yang riil ada, hasil karya dari tangan agung Sang Khalik. Untuk ini harus dicamkan bahwa manusia bagaimanapun berbeda dengan Allah. Allah adalah khalik dan manusia adalah hasil karyaNya. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang sempurna yang memiliki akal dan mampu berpikir, dan miliki tubuh jasmani yang fana atau tidak kekal. 2. Gereja - berdasarkan amanat Kitab Suci - membeberkan beberapa ajaran iman yang

berhubungan dengan Adam dan Hawa. Adam dan Hawa adalah manusia pertama yang diciptakan Allah dan ditempatkan di taman Firdaus. Keduanya diakui sebagai pasangan suami-isteri pertama yang menurunkan segenap umat manusia. Mereka adalah leluhur umat manusia. Menurut iman-kepercayaan kita, Adam dan Hawa diciptakan Allah menurut citra-Nya. Adam diciptakan dari debu tanah, sedangkan Hawa diciptakan dari sebuah tulang rusuk Adam.

(15)

15

DAFTAR PUSTAKA

http://faustinaabi82.blogspot.com/2016/10/makalah-hakekat-manusia-menurut.html http://pengertiandefinisi.com/pengertian-manusia-menurut-para-ahli/

http://googleweblight.com/?lite_url=http://bebibandel.blogspot.com/2010/02/makalah-asal-usul-manusia.html

Referensi

Dokumen terkait

ajaran Gereja tentang makna Yesus Kristus sebagai Allah yang. menjelma

Gereja di dalam tangan Tuhan adalah alat penyelamatan semua orang (LG 9) sakramen keselamatan bagi semua orang (LG 48), Yang oleh Kristus menyatakan cinta Allah kepada

Sebagai makhluk yang paling sempurna yang telah diciptakan oleh Allah didunia, peranan manusia dalam kehidupan di bumi tentulah sangat vital.. oleh karena itu dalam hidup manusia

"Mereka yang menerima sakramen tobat memperoleh pengampunan dari belas kasihan Allah atas penghinaan mereka terhadap-Nya, sekaligus mereka didamaikan dengan Gereja,

Komunitas jin yang dimaksud pada ayat di atas tidak selalu mengandung pengertian setan yang menjadi musuh manusia, tetapi jin yang merupakan mahluk Allah yang diciptakan dalam

Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan umat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk manusia. Sebagai wakil

Allah adalah Maha Esa, baik dalam Dzat, sifat maupun perbuatan.Esa dalam dzat artinya Allah itu tidak tersusun dari beberapa bagian yang terpotong- potong dan Dia

Hal yang penting yang selanjutnya harus direfleksikan di sini adalah kenyataan bahwa mereka sebagai bagian dari umat Katolik, meskipun menyadari ajaran moral seksual dalam